Anda di halaman 1dari 8

Vet Bio Clin J. Vol. 4, No.

1, January 2022, Hal :30-37

Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing


Domestik di Klinik Hewan Ontosenovet Malang

Identification and Morphometric Analysis of Toxocara cati in Domestic Cat


at Ontosenovet Animal Clinic Malang

Ellen Soegiarto1, Reza Yesica1*, Dona Dwi Antika2

1
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya, Malang
2
Klinik Hewan Ontosenovet Malang

*Email: rezayesica@ub.ac.id

ABSTRAK

Toxocariasis adalah penyakit cacingan yang disebabkan oleh infeksi cacing Toxocara cati. Studi ini
bertujuan untuk mengidentifikasi etiologi, gejala klinis, diagnosa, morfometri telur dan cacing pada
kucing domestik di Klinik Hewan Ontosenovet Malang. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan perbesaran
pada abdomen dan rambut kusam serta rontok. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan penurunan
platelet, RDW-VC, dan RDW-SD, peningkatan nilai limfosit, dan MCHC. Pemeriksaan feses dan
identifikasi cacing dan telur dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Brawijaya. Pemeriksaan feses dilakukan menggunakan metode natif dan apung yang
menunjukkan adanya telur cacing pada kedua metode. Pengamatan telur menunjukkan bentuk sedikit
memanjang atau oval, berdinding tebal, dan permukaan yang berbintik. Telur cacing memiliki rata-rata
ukuran panjang 71,61 µm dan lebar 59,87 µm. Cacing didapatkan dari muntahan kucing yang kemudian
dibuat preparat dengan pewarnaan Acetocarmine. Hasil pengamatan ditemukan tiga bibir pada anterior,
ujung posterior digitiform dan melengkung ke arah ventral. Hasil pengukuran morfometri T. cati dewasa
didapatkan diameter cacing, panjang ujung posterior cacing, dan lebar bibir didapatkan rata-rata 754,14
µm, 545,19 µm, dan 314,87µm. Panjang tubuh cacing sampel 1, 2, dan 3 secara keseluruhan adalah 7,50
cm, 8,70 cm, dan 7,80 cm dengan rata-rata 8,00 cm. Berdasarkan pemeriksaan tersebut kucing mengalami
toxocariasis akibat Toxocara cati. Terapi yang diberikan adalah ¾ tablet obat cacing Drontal yang
mengandung 20 mg praziquantel dan 80 mg pyrantel.

Kata Kunci: kucing, telur, Toxocara cati, Toxocariasis

ABSTRACT

Toxocariasis is a worm disease caused by infection of Toxocara cati. This study aims to identify the
etiology, clinical symptoms, diagnosis, morphometry of eggs and worms in domestic cats at the
Ontosenovet Animal Clinic Malang. The results of physical examination reveal enlargement of the
abdomen, dull hair and hair loss. Hematological examination results showed a decrease in platelets,
RDW-VC, and RDW-SD, an increase in lymphocytes, and MCHC. Examination of feces and worms and
eggs is carried out at the Parasitology Laboratory of the Faculty of Veterinary Medicine, Universitas
Brawijaya. Stool examination is carried out using native and floating methods which showed the presence
of worm eggs in the second method. The eggs show a slightly elongated or oval shape, thick walls, and a
mottled surface. Worm eggs have an average length of 71,61 µm and a width of 59,87 µm. Worms
obtained from cat vomit were then made preparations with Acetocarmine staining. The results of worm
observations show three lips on the anterior, posterior end of digitiform and curved to the ventral. The
results of morphometric measurements of adult T. cati show that the diameter of the worm, the length of

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 30
Soegiarto dkk : Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik
Hewan Ontosenovet Malang

the posterior end of the worm, and the width of the lips obtained an average of 754,14 µm, 545,19 µm,
and 314,87 µm respectively. Overall body lengths of worm samples 1, 2, and 3 are 7,50 cm, 8,70 cm, and
7,80 cm with an average of 8,00 cm. Based on the examination the cat had toxocariasis due to Toxocara
cati. The therapy given is an anthelmintic Drontal (¾ tablet) which contained 20 mg praziquantel and
80 mg pyrantel.

Keywords: cat, egg, Toxocara cati, Toxocariasis

PENDAHULUAN konsumsi buah-buahan atau sayuran yang


tidak dicuci, atau dengan menelan larva
Kucing merupakan salah satu hewan infektif melalui konsumsi daging mentah.
peliharaan populer yang banyak T. cati dapat ditularkan melalui tanah
dipelihara oleh masyarakat. Kesehatan terutama pada anak-anak. Meningkatnya
kucing merupakan salah satu aspek yang jumlah kucing yang berkeliaran bebas dan
perlu diperhatikan. Kucing yang perilaku buang air besar mereka di dekat
dipelihara tidak terlepas dari penyakit taman bermain, tempat pasir, dan area
infeksius dan dapat berperan dalam publik dapat meningkatkan risiko
penyebaran berbagai jenis penyakit. penularan (Ursache et al., 2021).
Beberapa penyakit yang sering dijumpai Infeksi Toxocara pada kucing dapat
pada kucing disebabkan oleh parasit didiagnosa secara tentatif berdasarkan
cacing, seperti toxocariasis. Infeksi dari berbagai gejala klinis yang muncul.
parasit ini dapat menyerang anak kucing Peneguhan diagnosa dapat dipertegas
dan kucing dewasa (Estuningsih, 2005). dengan ditemukannya cacing T. cati
Toxocariasis disebabkan oleh infeksi dalam feses dan dari riwayat penyakit
cacing Toxocara. Spesies cacing yang yang pernah diderita oleh kucing tersebut.
sering menginfeksi kucing adalah Telur Toxocara memiliki ciri-ciri yaitu
Toxocara cati. T. cati bersifat zoonosis berbentuk bulat berwarna kecokelatan,
dan kucing merupakan hospes definitif permukaan berbintik, dan memiliki
dari spesies ini (Sianturi dkk., 2016). T. dinding luar yang tebal. Pemeriksaan
cati merupakan cacing nematoda yang feses dapat dilakukan dengan beberapa
sering ditemukan di dalam usus kucing metode, seperti metode natif dan apung
domestik di seluruh dunia. Kucing dapat (Estuningsih, 2005). Identifikasi cacing
terinfeksi parasit ini melalui rute oral Toxocara dilakukan dengan melakukan
dengan tertelannya telur infektif T. cati pewarnaan permanen menggunakan
dari lingkungan, infeksi laktogenik larva Acetocarmine yang kemudian diamati
dari induk ke anak kucing, atau melalui bentuk morfologi dengan pengamatan di
konsumsi hospes paratenik seperti burung bawah mikroskop.
atau tikus (Ursache et al., 2021). Sifat zoonosis dari toxocariasis dan
Infeksi T. cati bersifat zoonosis yang patogenisitas T. cati yang termasuk tinggi
dapat menimbulkan masalah bagi pada kucing dan dapat
kesehatan manusia. Manusia dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu,
terinfeksi T. cati dengan menelan telur infeksi cacing ini perlu diwaspadai untuk
berembrio dari lingkungan dan melalui mencegah terjadinya penularan terhadap

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 31
Soegiarto dkk : Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik
Hewan Ontosenovet Malang

hewan maupun manusia. Berdasarkan September 2021 didapatkan hasil suhu


latar belakang, penulis melakukan tubuh 37,90 C. Pemeriksaan mulut
penelitian untuk mengidentifikasi T.cati ditemukan gusi sedikit hiperemi.
pada kucing domestik dari kasus yang Capillary refil time (CRT) dan turgor
ditemukan di klinik hewan Ontosenovet kulit kurang dari 2 detik. Rambut kucing
Malang. kusam dan rontok. Palpasi pada abdomen
menunjukkan adanya perbesaran dan
MATERI DAN METODE teraba kencang. Kucing muntah cacing
pada tanggal 30 September 2021.
Metode kegiatan pada kasus
dilaksanakan pada tanggal 20 September
-16 Oktober 2021 di klinik hewan
Ontosenovet Malang dan Laboratorium
Parasitologi Veteriner FKH UB. Peralatan
yang digunakan pada penanganan kasus
ini yaitu sentrifus, magnetic stirrer, object
glass, cover glass, pinset, gunting, beaker
glass, tabung falcon, cawan petri, karet,
kamera mikroskop optilab, mikroskop,
penggaris kalibrasi mikroskop, spuit 1 cc,
kamar hitung McMaster. Bahan yang Gambar 1. Kucing domestik pada kasus
digunakan antara lain larutan gula jenuh,
larutan gliserin, alkohol, acetocarmine, Pemeriksaan hematologi lengkap
larutan paraformaldehyde, dan minyak dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2021
cengkeh. Prosedur pemeriksaan terdiri dengan hasil. penurunan nilai plateletcrit
dari sinyalemen, anamnesa, pemeriksaan (PCT), Red Distribution Width (RDW-
fisik, hematologi, pemeriksaan feses, CV dan RDW-SD), dan peningkatan nilai
perhitungan telur cacing, dan morfometri Mean Corpuscular Hemoglobin
telur dan cacing dewasa. Concentration (MCHC) dan limfosit.
Penurunan nilai plateletcrit dapat terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN karena perdarahan akut atau infeksi
seperti parasit. Penurunan nilai RDW di
Seekor kucing domestik betina bawah rentang nilai normal bukan
bernama Santiago berumur ± 2 tahun merupakan temuan yang relevan secara
dengan berat badan 3,2 kg datang ke klinis. Peningkatan nilai MCHC dapat
klinik hewan Ontosenovet Malang untuk terjadi karena adanya anemia.
dilakukan operasi ovariohisterektomi Peningkatan nilai liomfosit dapat terjadi
(OH) (Gambar 1). Berdasarkan secara fisiologis maupun patologis.
informasi dari pemilik, kucing belum Limfositosis secara fisiologis disebabkan
mendapatkan vaksin dan obat cacing. oleh stress fisik maupun emosi, exercise,
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada 28 excitement, dan kondisi takut (Jain, 1993).

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 32
Soegiarto dkk : Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik
Hewan Ontosenovet Malang

Limfositosis secara patologis dapat terjadi (Machado et al., 2017). Tubuh cacing
karena adanya stimulasi antigenik, seperti jantan memiliki panjang 19-73 mm dan
inflamasi kronis dan vaksinasi (Stockham lebar 0,42-0,83 mm di ujung
and Scott, 2008). kerongkongan. Bibir dorsal memiliki
Identifikasi telur dan cacing yang panjang 119,86–193,62 µm, lebar
dilakukan dengan pemeriksaan feses 110,64–221,28 µm. Bibir subventral
menggunakan metode natif dan apung panjang 8,98–221,28 µm dan lebar
yang kemudian diamati di bawah 101,42–221,28 µm. Kloaka berukuran
mikroskop. Pemeriksaan feses dengan uji 119,86–230,50 µm sampai ujung ekor
apung membuat telur cacing akan (Gallas, 2013).
mengapung dalam larutan gula atau
garam jenuh dan dapat dihitung di dalam
kotak hitung.
Ukuran telur Toxocara sp. dapat
digunakan untuk membedakan antara T.
canis dan T. cati. Kedua telur memiliki
morfologi yang mirip dan biasanya
diidentifikasi secara umum sebagai
Toxocara sp. Rentang nilai ukuran telur
T. canis adalah 76–96 x 65–83 µm,
sedangkan rentang nilai T. cati adalah 61–
80 x 50–70 µm. Rata–rata diameter telur
Gambar 2. Telur T. cati yang ditemukan pada
T. canis adalah 74–86 (81,10) µm dan T. kucing
cati 60 –70 (67,30) µm. Telur berwarna
keemasan, berbentuk bulat atau seperti Telur cacing yang didapatkan melalui
buah pir, berdinding tebal, dan memiliki pemeriksaan feses secara mikroskopis
permukaan berbintik-bintik. Kisaran memiliki bentuk memanjang atau oval,
ukuran untuk spesies yang berbeda berdinding tebal, dan memiliki
permukaan yang berbintik (Gambar 2).
bervariasi. T. cati berukuran 65-75 m.
Hasil pengukuran panjang dan lebar telur
Telur Toxocara sp. sangat kuat dan dapat
didapatkan rata-rata panjang 71,61 µm
bertahan di lingkungan selama bertahun-
dan lebar 59,87 µm. Rentang nilai
tahun (CDC, 2019). Morfologi T. cati
panjang dan lebar T. cati menurut
secara makroskopis cacing jantan
Panova and Khrustalev (2017) adalah 61–
berukuran 3–10 cm dan memiliki daerah
80 x 50–70 µm. Ukuran telur cacing yang
posterior yang melengkung ke arah
ditemukan bila dibandingkan dengan
ventral. Cacing betina dewasa memiliki
literatur diidentifikasi sebagai telur T.
ukuran bervariasi dari 10 hingga 15 cm
cati.
dan daerah posterior yang meruncing.
Cacing yang didapatkan dari
Cacing dewasa berwarna krem, memiliki
muntahan kucing kemudian dilakukan
tiga bibir besar di sekitar mulut dan
pewarnaan menggunakan acetocarmine
adanya dua cervical alae berbentuk sirip

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 33
Soegiarto dkk : Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik
Hewan Ontosenovet Malang

(Gambar 4). Bagian anterior cacing


tampak adanya tiga bibir. Bagian ujung
posterior cacing menunjukkan ujung
digitiform yang menonjol. Cervical alae
tidak ditemukan pada ketiga sampel
cacing yang diamati. Hal ini dapat terjadi
akibat posisi cervical alae pada saat Gambar 4. Hasil pewarnaan cacing dengan
diamati tertindih oleh tubuh cacing. acetocarmin
Morfologi posterior dan anterior
cacing secara mikroskopis sesuai Fecal Egg Count (FEC) adalah
dengan ciri-ciri T. cati menurut CDC prosedur yang dilakukan pada sampel
(2019). Cacing yang didapat merupakan kotoran hewan untuk mendeteksi
cacing T. cati jantan karena memiliki keberadaan telur cacing parasit. FEC
ujung posterior yang melengkung ke arah dibagi menjadi dua jenis, yaitu kualitatif
ventral. Hasil pengukuran diameter dan kuantitatif. FEC kualitatif artinya
cacing, panjang ujung posterior cacing, hasil yang ditemukan dilaporkan sebagai
dan lebar bibir didapatkan rata-rata positif atau negatif. Perhitungan FEC
754,14 µm, 545,19 µm, dan 314,87 µm. yang dilakukan pada kucing kasus adalah
Panjang tubuh cacing sampel 1, 2, dan 3 FEC kuantitatif. Hasil FEC kuantitatif
secara keseluruhan adalah 7,50 cm, 8,70 dilaporkan dalam telur per gram (EPG)
cm, dan 7,80 cm dengan rata-rata 8,00 (Storey, 2015). Standar total EPG pada
cm. Panjang tubuh cacing yang diukur feses dapat digunakan untuk menentukan
sesuai dengan ukuran cacing jantan T. derajat keparahan infeksi. Derajat infeksi
cati menurut Machado, et al (2017), yaitu berdasarkan standar total EPG menurut
3 – 10 cm. Bowman, et al (2002) dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1. Derajat Infeksi Berdasarkan Standar


Total EPG (Bowman et al., 2002)
No Total EPG
Derajat Infeksi
Feses
1 1 – 199 Ringan (Low)
2 200 – 999 Sedang (Intermediate)
3 > 1000 Berat (Heavy)

Hasil perhitungan EPG yang


didapatkan pada kasus ini adalah 3.800.
Derajat infeksi cacing T. cati pada kucing
kasus termasuk berat. Telur cacing tidak
Gambar 3. Morfologi cacing secara makroskopis berembrio keluar bersama feses dari
hospes definitif, T, canis pada anjing dan
T. cati pada kucing. Telur berkembang
menjadi berembrio dalam waktu 1 sampai

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 34
Soegiarto dkk : Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik
Hewan Ontosenovet Malang

4 minggu di lingkungan dan menjadi membrane sel dari cacing yang


infektif yang mengandung larva stadium mengakibatkan hilangnya kalsium
tiga (L3). Telur tertelan oleh hospes intraseluler dan paralisis. Parasit
definitif, kemudian telur menetas dan kemudian akan dicerna atau difagositosis.
larva melakukan penetrasi ke dalam Pyrantel merupakan agonis kolinergik
dinding usus. Larva pada anak kucing yang mengganggu transmisi saraf pada
akan bermigrasi melalui paru-paru, pohon parasit yang kemudian dapat membunuh
bronkial, dan esofagus, di mana anak parasit tersebut (Ramsey, 2017). Menurut
kucing akan batuk dan larva tertelan ke Peregrine (2016), obat yang disetujui
dalam saluran pencernaan, cacing dewasa untuk pengobatan infeksi Ascarididae
berkembang dan bertelur di usus halus. pada kucing antara lain emodepside,
Larva T. cati pada kucing dapat ditularkan fenbendazole, milbemycin, moxidectin,
melalui rute transmammari ke anak piperazine, pyrantel, dan selamectin.
kucing. Toxocara spp. juga dapat Program pencegahan cacing jantung yang
ditransmisikan secara tidak langsung menggunakan milbemycin, milbemycin
melalui tertelannya telur oleh hospes atau praziquantel, moxidectin atau
paratenik. Telur yang tertelan oleh inang imidacloprid, atau selamectin juga dapat
paratenik yang sesuai menetas dan larva mengontrol infeksi Ascarididae pada
menembus dinding usus, bermigrasi ke kucing. Pengobatan obat cacing tetes
berbagai jaringan di mana larva akan (spot-on) dapat dilakukan untuk
menjadi kista. Siklus hidup selesai ketika mengobati dan mencegah toxocariasis.
hospes definitif mengkonsumsi larva Pemberian obat tetes dengan kandungan
dalam jaringan hospes paratenik. Larva imidacloprid dan moxidectin dapat
berkembang menjadi cacing dewasa dilakukan pada anak kucing berumur
di usus halus inang definitif. mulai dari 9 minggu. Pengobatan cacing
Manusia dapat terinfeksi dengan pada anak kucing berumur 4 sampai 6
menelan telur infektif atau daging/jeroan minggu dapat dilakukan dengan
yang kurang matang dari inang paratenik memberikan fenbensazole secara oral
yang terinfeksi. Telur menetas dan larva (CP, 2020).
menembus dinding usus dan dibawa oleh Telur Toxocara sangat tahan terhadap
sirkulasi ke berbagai jaringan (hati, desinfektan kimia dan desinfeksi
jantung, paru-paru, otak, otot, mata). lingkungan dianggap kurang efektif.
Larva tidak mengalami perkembangan Desinfektan kresol dan fenol merupakan
lebih lanjut, tetapi dapat menyebabkan contoh desinfektan yang efektif
reaksi lokal dan kerusakan (CDC, 2019). membunuh telur. Pencegahan toxocariasis
Pengobatan yang diberikan untuk dapat dilakukan dengan pengobatan rutin
kucing pada kasus adalah pemberian pada anak anjing, anak kucing, anjing,
Drontal. Obat ini mengandung dan kucing menyusui untuk mengurangi
praziquantel dan pyrantel embonate. shedding telur dan mencegah hewan
Praziquantel merupakan obat cestosida muda sakit. Infeksi paten pada kucing
yang meningkatkan permeabilitas yang lebih tua harus dihilangkan dengan

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 35
Soegiarto dkk : Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik
Hewan Ontosenovet Malang

pengobatan berdasarkan pemeriksaan CP (Cat Protection). 2020. Routine


feses atau dengan pengobatan berkala Parasite Control Procedure for
dengan pencegahan bulanan atau obat Cats in CP Care. London : Cat
lain. Hewan yang berburu atau memakan Protection
makanan mentah (raw food) memiliki CDC (Centers for Disease Control and
resiko yang lebih tinggi terinfeksi Prevention). 2019. Toxocariasis.
toxocariasis. Pembuangan kotoran harus Atlanta : Centers for Disease
diikuti dengan pembersihan menyeluruh. Control and Prevention.
Pembersihan uap bertekanan tinggi, CFSPH (The Center for Food Security &
diikuti dengan disinfektan yang efektif Public Health). 2016.
terhadap telur ascarid (kresol). Larutan Toxocariasis. Ames: Iowa State
natrium hidroksida 1% juga disarankan, University.
sebagai bantuan untuk menghilangkan Estuningsih, S. E. 2005. Toxocariasis
telur Toxocara. Natrium hidroksida pada Hewan dan Bahayanya pada
menghilangkan lapisan luar protein yang Manusia. WARTAZOA, 15(3):
lengket dan membuat telur lebih mudah 136-142.
dibersihkan (CFSPH, 2016). Program Gallas, M. 2013. Toxocara cati (Schrank,
pencegahan untuk anak kucing harus 1788) (Nematoda, Ascarididae) in
dimulai pada usia 3 – 4 minggu, diulang Different Wild Feline Species in
dengan interval 2 minggu hingga usia 3 Brazil: New Host Records.
bulan yang kemudian dilanjutkan setiap Revista Biotemas, 226(3): 117 –
bulan hingga usia 6 bulan (Peregrine, 124.
2020). Jain, N. C. 1993. Essential of Veterinary
Hematology. Philadelphia: Lea &
KESIMPULAN Febiger.
Machado, E., de Araujo, L., and A. M. ,
Hasil pemeriksaan terhadap kucing d. 2017. Human Toxocariasis:
domestik bernama Santiago menunjukkan Secondary Data Analysis. Ann
bahwa Kucing Santiago terdiagnosa Clin Cytol Pathol, 3(6): 1075.
toxocariasis yang disebabkan oleh Panova, O., and Khrustalev, A. 2017.
Toxocara cati dengan derajat infeksi Morphometric Differentiation of
termasuk ke dalam kategori berat. Kucing Toxocara canis and T. cati Eggs.
kasus mendapatkan terapi ¾ tablet 7th Conference of the
Drontal Scandinavian-Baltic Society for
Parasitology. 73.
DAFTAR PUSTAKA Peregrine, A. S. 2020. Gastrointestinal
Parasites of Cats.
Bowman, D., Hendrix, C., Lindsay, D., Ramsey, I. 2017. Small Animal
and Barr, S. 2002. Feline Clinical Formulary. 9th Edition. London:
Parasitology. 1st Edition. Iowa: Gloucester: British Small Animal
Iowa State University Press. Veterinary Association.

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 36
Soegiarto dkk : Identifikasi dan Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik
Hewan Ontosenovet Malang

Sianturi, C., Priyanto, D., dan Astuti, N.


2016. Identifikasi Toxocara cati
dari Feses Kucing di Kecamatan
Banjanegara, Bawang dan
Purwareja Klampok Kabupaten
Banjarnegara. Medsains, 2(1): 25
– 30.
Stockham, S., and Scott, M. (2008).
Fundamental of Veterinary
Clinical Pathology. Ames: Lowa
State Press.
Storey, B. 2015. Fecal Egg Counts: Uses
and Limitations. Athena:
University of Georgia College of
Veterinary Medicine.
Ursache, A., Gyorke, A., Mircean, V.,
Dumitrache, M., Codea, A., and
Cozma, V. 2021. Toxocara cati
and Other Parasitic
Enteropathogerns: More
Commonly Found in Owned Cat
with Gastrointestinal Signs in
Clinically Healthy Ones.
Pathogens, 2021 (10) : 198.

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 37

Anda mungkin juga menyukai