12 Mei LAPORAN BAGIAN INTERNA Happy Theresia A.J
12 Mei LAPORAN BAGIAN INTERNA Happy Theresia A.J
PEMBIMBING
Mengetahui,
Ketua Program Profesi Dokter Hewan
Tanggal Pengesahan :
Tanggal Ujian :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa
atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri
Koasistensi Bidang Penyakit Dalam dan Patologi Klinik dengan judul
Konjungtivtis Pada Kucing di Klinik Hewan Pendidikan Universitas Hasanuddin.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Drh. Yuliani Suparmin, M.Si
selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan.
Maka dari itu, penulis memohon kritik dan sarannya agar penulis dapat lebih baik
lagi kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kucing (Felis catus) merupakan hewan kesayangan yang sangat digemari oleh
manusia karena memiliki kemampuan beradaptasi yang baik, daya reproduksi
yang tinggi dan perawatan yang mudah. Dalam kehidupan sehari-hari kucing
dikenal sebagai hewan peliharaan yang jinak dan selalu dekat dengan manusia.
Kucing memiliki hubungan yang dekat dengan kehidupan manusia sejak ribuan
tahun yang lalu melalui proses domestikasi (Suwed dan Budiana, 2006).
Penyakit mata seringkali mengenai anak kucing yang baru lahir atau kucing
yang belum pernah divaksin. Mata merupakan organ penting dan sangat sensitif
dari tubuh makhluk hidup termasuk kucing. Abnormalitas atau penyakit mata
pada kucing yang sering terjadi antara lain seperti katarak, entropion, ektropion,
glaukoma, atau luka akibat trauma. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya posisi mata yang terletak di bagian kcranial sehingga lebih besar
kemungkinan mengalami terjadinya trauma maupun gangguan yang terjadi pada
struktur mata (Sajuthi C .Kdan Sajuthi T, 20163).
Tingkat keparahan pada penyakit mata beraneka ragam, mulai dari yang
ringan sampai dengan sangat parah dan bahkan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan hanya dengan pemberian obat-obatan, biasanya disertai dengan rasa
sakit yang sangat pada mata dan kebutaan permanen (Sajuthi C.K, 2016). (Sajuthi
C dan Sajuthi T, 2013).
Salah satu penyakit yang sering menyerang mata yaitu konjungtivitis.
Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput yang menutupi bagian belakang
kelopak mata dan permukaan bola mata hingga ke kornea. Konjungtivitis adalah
inflamasi pada konjungtiva, membran mukosa tervaskularisasi yang menutup
bagian anterior sclera (konjungtiva bulbus) dan melapisi kelopak mata
(konjungtuva palpebra) serta membrane nictitans (Tilley dan SmithFrancis, 2019).
Etiologi konjungtivitis pada kucing seringkali terjadi karena infeksi virus
herpes dan calicivirus, bakteri seperti Chlamydia felis dan Mycoplasma spp
(Trbolova, 2011). Prevalensi infeksi Chlamydophila felis dan feline herpesvirus 1
(FHV-1) pada kucing dengan konjungtivitis di Italia utara diselidiki dengan
pengujian polymerase chain reaction (PCR) konvensional. Pada kucing dengan
konjungtivitis, C felis dan FHV-1 terdeteksi di 14 dari 70 (20%) dan 23 dari 70
(33%) hewan, masing-masing. Tak satu pun dari 35 kucing kontrol positif C. felis,
sedangkan 7 (20%) dari kucing ini positif FHV-1. Infeksi campuran ditemukan
pada 5 dari 70 kucing (7%). Infeksi conjungtivitis biasanya terjadi pada anak
kucing dan dewasa muda, dan diperkirakan 80% kucing akan terinfeksi secara
laten (Rampazzo, 2003).
PeKonjungtivitis nyakit mata ini merupakan masalah kesehatan yang sering
kali terjadi pada organ mata mata hewan kucingecil. Oleh karena itu, laporan ini
dibuat untuk mengetahui penyakit konjungtivitis hingga ke pengobatannya
sehingga dapat menjadi referensi dan menambah wawasan.
1.2. Tujuan Penulisan
Laporan ini disusun untuk mengetahui mengkaji kasus konjungtivitis pada
kucing serta tindakan dan pengobatannya
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penulisan tersebut dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :ditarik sebuah rumusan masalah yaitu
bagaimana mengetahui kasus konjungtivitis pada kucing serta tindakan dan
pengobatannya?
b. Pewarnaan Fluorescein
Fluorescein adalah pewarna yang larut dalam air, karena ketidakmampuan
lipidnya sehingga tidak menembus epitel kornea utuh. Erosi atau ulkus epitel,
yang mengekspos stroma hidrofilik memungkinkan penetrasi dan retensi pewarna.
Penghalang penetrasi pada mata yang sehat berada di sel terluar epitel kornea.
Karena membran Descemet tidak menahan fluorescein, descemetoceles tidak akan
ternoda. Fluorescein tersedia sebagai strip kertas yang diresapi atau sebagai
larutan. Larutan dapat terkontaminasi dengan beberapa penggunaan dan strip yang
dibungkus secara individual lebih disukai. Pewarnaan fluorescein diindikasikan
pada semua pasien dengan nyeri mata atau lesi kornea yang dapat diamati. Ujung
strip yang mengandung fluorescein dibasahi dengan setetes saline steril dan
dengan lembut dioleskan ke konjungtiva bulbar superior. Jika pasien
menunjukkan blefarospasme yang parah, anestesi lokal dapat diberikan tetapi
dapat menyebabkan kepositifan difus ringan yang biasanya mudah terlihat dari
retensi yang signifikan. Berkedip akan menyebarkan pewarna permukaan kornea.
Pewarna yang berlebih segera dibilas dengan larutan garam steril dan mata
kemudian diperiksa dengan lampu fokus dan pembesaran. Filter biru kobalt akan
memfasilitasi deteksi lesi halus. Untuk mengevaluasi patensi nasolacrimal
gunakan fluorescein seperti yang dijelaskan di atas, tetapi jangan bilas mata
(Rosolen et al., 2009).
Pengamatan biomikroskopis dari film air mata yang terkena noda fluorescein
sambil memegangnya tutup terbuka memungkinkan evaluasi waktu putus air mata
(break up time) sebagai metode tidak langsung untuk mengevaluasi komponen
non-air dari film air mata. Kekurangan lendir akan menyebabkan pemendekan
dari 20-30 detik yang biasanya ditemui (Rosolen et al., 2009).
Spesies Kucing
Ras Domestik
Umur 4 bulan
Tanda Fital
Suhu 36,6 oC
Nafas 52 x / menit
Pulsus 76 x/ menit
Sebelah Kanana
Diagnosa Konjungtivitis
Prognosa Fausta
Hemotadine
3.2 Pembahasan
3.3 Signalement dan Anamnesis
Nama : Archie
Hewan : Kucing
Ras : Domestik
Jenis Kelamin : Jantan
Warna : Belang
Umur : 4 bulan
Berat Badan : 800 gram
3.4 Kamis, 7 April 2021 owner kucing Archie datang ke Klinik Hewan
Pendidikan Universitas Hasanuddin dengan keluhan trauma di bagian kaki
kiri depan hingga leher. Tidak ada riwayat pemberian obat cacing dan vaksin
sebelumnya.
3.2.1 Pemeriksaan Fisik dan Temuan Klinis
Hasil pemeriksaan fisik pada kucing, frekuensi nafas 52x/menit, suhu rektal
36,6 °C, frekuensi nadi 76x/menit. Turgor kulit >2 detik (dDehidrasi). Temuan
kKlinis yaitu saat dilakukan inspeksi pada bagian mata terlihat mata kiri
mengalami pembengkakan dan kemerahan. konjungtiva mengalami kemerahan,
palpebrae mengalami pembesaran dan membrane nictitans terlihat. Adapun pada
mata kanan palpebrae terjadi peradangan/inflamasi dan membran nictitans
terlihat.
3.2.2 Diangnosis
Diagnosis diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, gejala klinis,
schrimer tear test strips (STT) dan fluorescein sodium ophthalmic stripspenlight.
a. Schrimer Tear Test Strips (STT)
Hasil pemeriksaan schrimer tear test strips (STT) menunjukkan angka 14
yang berarti produksi air mata pada kucing ArchieMoly berada pada kisaran
normal . Temuan ini juga sesuai dengan literatur yang menyajikan nilai-nilai
normalitas berkisar dari 14,3 ± 4,7 mm/menit hingga 16,92 ± 5,73 mm/menit pada
kucing dan anjing (Featherstone dan Heinrich, 2013).
Gambar 65. Hasil Uji Schrimer Tear Test Strip Pada Kucing (Rosolen et.al, 2009)
b. Penlight
Penlight adalah suatu alat diagnostik yang digunakan untuk memeriksa respon
pupil. Dimana pupil akan mengecil karena jumlah cahaya diterima terlalu
besar. Dapat dilakukan juga pemeriksaan dengan menilai posisi mata dan
gerakan, penglihatan dan sensitifitas bola mata, kelopak mata dan konjungtiva
serta posisi dan kejernihan kornea (Defarges, 2015). Dan pada kucing Archie
didapatkan saat diperiksa menggunakan penlight kornea tidak terdapat ulcer
dan jernih, bola mata tidak keluar dan masih sensitifitas. Tapi kelopak mata
dan konjungtiva Archie sebelah kiri terlihat bengkak dan memerah serta
mengeluarkan ocular discharge. Keadaan yang sama juga terjadi pada mata
sebelah kanan kucing Archie.
Berdasarkan uji Schrimer Tear Test Strips (STT) yang menunjukkan angka 14
berarti normal dan pemeriksaan menggunakan penlight dimana dapat dilihat
kedua bola mata Archie masih bagus dan sensitifitas pupil Archie terhadap cahaya
masih bagus. Hanya saja kelopak mata dan konjungtiva archie sebelah kiri dan
kanan terlihat bengkak dan memerah serta mengeluarkan ocular discharge dapat
disimpulkan diagnose dari kucing Archie adalah suspek Konjungtivitis.
Gambar 6. Pewarnaan Flourescein Oleh Stroma Kornea dan Ulcer (Rosolen et al.,
2009).
3.2.3 Pengobatan
Pemberian obat tetes mata Gentamycin Eye Drop sebanyak 1 tetes pada
mata sebelah kiri kucing Molydan mata kanan kucing Archie. Masing-masing
diberikan sebanyak 1 tetes. Pemberian oHematodinbat pulang Amoxyclav dan
Meloxicam dalam bentuk kapsul dan injeksi Tolfedine sebagai anttipiretik sebagai
vitamin untuk meningkatkan nafsu makan Archie serta untuk mengatasi gangguan
hematopoietik karena saat pertama kali masuk kucing Archie mengalami
anoreksia, kurus dan tidak bisa bergerak. Kucing Archie dilakuan rawat inap di
klinik selama 6 hari dalam keadaan diinfus NaCL secara SC dikarenakan
pembuluh darah Archie mengalami collapse di bagian kedua kaki dan tangan
akibat dehidrasi parah . Pada hari ke-6 ketika mata kucing Archie sudah terlihat
membaik. Kucing archie sudah diperbolehkan pulang dan dijemput oleh
pemiliknya. Tidak ada obat rawat jalan diberikan atas saran dan petunjuk dari
dokter yang memeriksa kondisi kucing Archie.suhu kucing 40ºC
b. HemotadineHematodin
Jenis Obat AntiinflamasiSuplemen
Obat Pemacu pertumbuhan dan hematopoetika
Kandungan Hematodin injeksi steril yang setiap 100 ml mengandung:
Taurine ..................................... 0.200 g
Ammonium ............................. 2.000 g
Methionine .............................. 1.000 g
Histidine .................................. 0.500 g
Trypotopan .............................. 0.250 g
Cobalt acetate ........................ 0.250 g
Cyanocobalamin ..................... 0.001 g
Excipient qs ............................. 100 ml
Indikasi - Untuk meningkatkan nafsu makan
- Semua gangguan hematopoietik. S
- Anemia akibat kekurangan makan atau akibat infeksi,
anemia pada anak babi yang mendapat susu induk,
anemia akibat pendarahan, sebagai komplemen pada
pengobatan anti piroplasma, asthenia dan purpura
- Pada proses penyembuhan setelah penyakit menular
pada intoksikasi
- Pertumbuhan pada ayam, anak babi dan anak kuda
diberikan secara sistematis
- Diare pada hewan muda
- Meningkatkan kondisi dan stamina pada saat
kebuntingan
- Untuk pertumbuhan bulu pada anjing.
Kontraindikasi Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam
ataupun OAINS lainnya, pasien dengan gangguan ginjal
berat hingga gagal ginjalTidak ada
Rute IM
Frekuensi qQ12 48 h
3.3. Edukasi Klien
Dokter hewan memberikan edukasi kepada owner Archie dMoly dalam
manajemen pemeliharaan dan pemberian obat pulang, menjaga hewan dari
kondisi stress dan , menjaga kebutuhan nutrisi, serta memperhatikan
kebersihan lingkungan dan kelembapan kandang kucing.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput yang menutupi bagian
belakang kelopak mata dan permukaan bola mata hingga ke kornea. Penyebab
tersering adalah virus herpes (FHV-1) dan Clamidophyla. Gejala klinisnya yaitu
hiperemia aktif pada pembuluh konjungtiva dan inflamasi konjungtiva, kemosis,
kotoran ocular mata discharge(serosa, mukoid, purulen, hemoragik, dan
kombinasinya), variabel derajat iritasi, blefarospasme, lakrimasi berlebihan, dan
nyeri, perubahan kronis termasuk pembentukan folikel, penebalan konjungtiva,
ulserasi, dan sekret yang terus-menerus.
Adapun Temuan klinis pada pasien Archie yaitu saat dilakukan inspeksi pada
bagian mata terlihat mata kiri mengalami pembengkakan dan kemerahan pada
konjungtiva dan ada ocular disharge. Adapun pada mata kanan terdapat hal
normal. Berdasarkan uji Schrimer Tear Test Strips (STT) yang menunjukkan
angka 14 berarti normal dan pemeriksaan menggunakan penlight dimana dapat
dilihat kedua bola mata Archie masih bagus dan sensitifitas pupil Archie
terhadap cahaya masih bagus. Hanya saja kelopak mata dan konjungtiva archie
sebelah kiri dan kanan terlihat bengkak dan memerah serta mengeluarkan ocular
discharge dapat disimpulkan diagnose dari kucing Archie adalah suspek
Konjungtivitis. Pemberian obat tetes mata Gentamycin Eye Drop sebanyak 1
tetes pada mata sebelah kiri dan mata kanan kucing Archie. Pemberian
Hematodin karena saat pertama kali masuk kucing Archie diduga mengalami
patah tulang sepanjang leher dan kaki depan.
Pengobatan dapat dilakukan secara simptomatik yaitu pengobatan berdasarkan
gejala klinis.
4.2. Saran
Pada kasus konjungtivitis sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan
menggunakan opthalmoscope untuk melihat struktur mata yang mengalami
kelainan. Sehingga jelas perbedaan antara struktur normal dan saat mengalami
kelainan dan juga untuk membantu dokter hewan dalam penegakan diagnose
untuk pengobatan yang efektif. Selain itu perlu juga dilakukan edukasi ke klien
bagaimana menjaga kesehatan mata kucing terutama pada kucing neonatal.
DAFTAR PUSTAKA