OLEH:
1
BAB II
METODOLOGI
2.1 Materi
Bahan dan alat yang digunakan yaitu seekor kucing betina berumur 1 tahun,
cotton bud, object glass, cover glass, beaker glass, mikroskop, larutan NaCl 0,9%,
metanol dan pewarna giemsa.
2.2 Metode
Pelaksanaan metode vagina smear diawali dengan melakukan handling atau
restrain pada kucing dengan benar untuk mempermudah dalam membuat ulasan
vagina. Cutton bud steril dibasahi dengan larutan NaCl fisiologis, kemudian
dimasukkan ke dalam vagina kucing dan dilakukan swab dengan gerakan memutar
secara perlahan. Hasil swab vagina tersebut diulaskan pada permukaan object glass
dengan cara di rool lalu diangin-anginkan hingga kering. Selanjutnya, preparat ulasan
tersebut direndam dalam metanol selama kurang lebih 15 menit dan dikeringkan, lalu
dilanjutkan dengan perendaman dalam pewarna Giemsa selama 30 menit. Setelah
diwarnai, preparat tersebut kemudian dicuci dengan air mengalir secara perlahan
hingga bersih lalu dikeringkan. Pengamatan terhadap hasil ulasan vagina dilakukan
menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 10x dan 40x. Hasil pengamatan
berupa jenis dan jumlah sel yang ditemukan diamati dan diidentifikasi.
2
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A B
Gambar 1. Hasil pengamatan vagina smear pada kucing. A: intemediet sel, B: sel superfisial,
C: sel. kornifikasi
3
Sesuai dengan hasil identifikasi persebaran sel epitel vagina dapat disimpulkan bahwa
kucing tersebut sedang berada dalam periode estrus karena didominasi oleh sel epitel
kornifikasi dan sel superfisial. Peningkatan jumlah sel epitel superfisial termasuk sel epitel
yang terkornifikasi ditentukan oleh peningkatan kadar hormon estrogen pada saat fase
folikular (Pertiwi et al., 2018). Peningkatan jumlah sel epitel terkornifikasi pada vagina
berfungsi untuk proteksi mukosa vagina pada saaat kopulasi dalam periode estrus. Metode
sitologi apus vagina pernah diterapkan pada kancil dengan akurasi pendeteksian estrus
mencapai 86% (Najamuddin et al., 2010). Akurasi hasil hingga mencapai 90% juga pernah
diperoleh dari aplikasi metode sitologi apus vagina untuk mendeteksi estrus pada anjing
(Reddy et al., 2011).
4
BAB IV
PENUTUP
Penentuan siklus reproduksi dapat diketahui dengan berbagai cara, salah satunya
melalui pengamatan sitologi vagina pada hewan betina. Pengamatan sitologi vagina
dilakukan untuk mengamati tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada
apusan vagina untuk menentukan fase reproduksi yang sedang dialami oleh hewan betina.
Sesuai dengan hasil identifikasi persebaran sel epitel vagina dapat disimpulkan bahwa kucing
tersebut sedang berada dalam periode estrus karena didominasi oleh sel epitel kornifikasi dan
sel superfisial.
5
DAFTAR PUSTAKA
Lestari T. D., dan Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Surabaya: Airlangga
University Press.
Nalley W. M. M., Handarini R., Rizal M., Arifiaantini R. I., Yusuf T. L., dan Purwantara B.
2011. Penentuan Siklus Estrus Berdasarkan Gambaran Sitologi Vagina dan Profil
Hormon pada Rusa Timor. Jurnal Veteriner 12 (2): 98-106.
Pertiwi A. P., Tumbelaka L. I. T. A., dan Ulum M. F. 2018. Ultrasonographic and Vaginal
Cytological Diagnostics of the Queen. JITV 23 (3): 130-142.
Reddy K. C. S., Raju K. G. S., Rao K. S., dan Rao K. B. R. 2011. Vaginal Cytology,
Vaginoscopy and Progesterone Profil. Iraq Journal of Veterinary Science 25 (2): 51-54.