Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“SIKLUS ESTRUS”

Pelaksanaan Praktikum : Rabu, 28 September 2022


Dosen Asistensi : Dr. Listyani Suhargo, M.Si.

Kelas / Kelompok:
Kelas D2 / Kelompok 2

1. Yesyi Lestari (082011433019)


2. Defi Fitriani (082011433022)
3. Fika Yuliana (082011433025)
4. Hana Akson Fadila (082011433034)

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Estrus adalah fase yang terpenting dalam siklus bIrahi, karena dalam fase ini
hewan betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam
fase ini pula hewan betina mau menerima pejantan untuk kopulasi. Ciri khas dari estrus
adalah terjadinya kopulasi (Partodiharjo, 1982). Dalam praktikum ini, digunakan hewan
coba mencit yang akan dilihat fase siklus estrusnya. Mencit termasuk hewan poliestrus
(dalam setahun terjadi lebih dari dua kali siklus estrus) dengan panjang siklus estrus
selama 4-5 hari dan perkawinan dilakukan pada waktu estrus. Fase estrus pada mencit
berulang dan kembali lagi membentuk siklus yang kontinyu atau dikenal dengan siklus
estrus.
Siklus estrus terdiri dari empat tahap yang berurutan, yaitu proestrus, estrus,
metestrus, dan diestrus. Siklus estrus mencit juga ditemukan pada hewan-hewan mamalia
non primata. Siklus estrus mencit setara dengan siklus menstruasi pada hewan primata
dan manusia. Fase dalam siklus estrus dapat digolongkan berdasarkan tipe dan proporsi
sel yang terdapat pada hasil apusan. Setiap fase estrus memiliki karakteristik spesifik,
saat fase estrus terjadi ovulasi. Kajian estrus penting dalam aplikasi reproduksi, yaitu
untuk pemilihan mencit yang akan dikawinkan dengan pejantan. Dalam bidang
penelitian, fase estrus digunakan untuk mengetahui perkembangan embrional. Oleh
karena itu, harus mengetahui secara pasti kapan oosit diovulasikan dan kapan oosit
difertilisasi sel spermatozoa, dengan mengetahui saat terjadinya fertilisasi, maka umur
embrio dapat diketahui secara tepat.

1.2 Tujuan
Praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Siklus Estrus” ini memiliki tujuan
diantaranya :
1. Mempelajari dan menggambar sel yang terdapat pada setiap fase dari siklus birahi
mencit.
2. Menghitung jumlah sel sel yang terdapat dalam apusan vagina dalam suatu lapang
pandang.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. Alat dan Bahan

No. Alat No. Bahan

1. Cotton bath 1. Mencit betina

2. Mikroskop cahaya (binokuler) 2. Methanol 40%

3. Bak penampung larutan fiksasi 3. Larutan Giemsa dalam methanol 40%


dan pewarna (1 : 2)

4. Stopwatch 4. Larutan garam fisiologis

5. Pipet tetes 5. Tissue

6. Object glass 6. Kertas label

2.2. Cara Kerja


1. Menentukan fase-fase birahi mencit dengan :
a. Menempatkan mencit jantan untuk dipamerkan pada mencit betina pada malam
hari sebelum pengamatan hapusan vagina.
b. Memisahkan mencit betina dengan mencit jantan.
2. Memeriksa hapusan vagina dengan mencelupkan cotton bath terlebih dahulu ke dalam
larutan garam fisiologis.
3. Memasukkan cotton bath ke dalam vagina mencit secara perlahan-lahan dan menarik
keluar sambil sedikit menekan cotton bath ke dinding vagina, sehingga sekret vagina
terbawa keluar.
4. Mengoleskan sekret yang menempel tersebut pada gelas obyek dan membiarkannya
hingga kering. Kemudian, object glass diberi label agar posisi tidak tertukar dan untuk
pemberian nama sediaan.
5. Memfiksasi sediaan dengan methanol 40% selama 5 menit, kemudian mewarnai
dengan larutan Giemsa-methanol selama 20 menit. Lalu, membersihkan bagian bawah
object glass yang terkena larutan fiksasi maupun larutan pewarna dengan tissue.
Setelah itu, mengering-anginkan selama 10 menit atau hingga sediaan sedikit kering.
6. Mengamati sediaan di bawah mikroskop cahaya (binokuler) pada perbesaran 100x.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL
3.1.1 Hasil Pengamatan Mikroskop Apusan Vagina Mencit Kelas D1 Kelompok 1

FASE GAMBAR DAN KETERANGAN

3.1.2 Hasil Pengamatan Mikroskop Apusan Vagina Mencit Kelas D2 Kelompok 1

FASE GAMBAR DAN KETERANGAN


3.1.3 Hasil Pengamatan Mikroskop Apusan Vagina Mencit Kelas D2 Kelompok 4

FASE GAMBAR DAN KETERANGAN

3.1.4 Hasil Pengamatan Mikroskop Apusan Vagina Mencit Kelas D1 Kelompok 5

FASE GAMBAR DAN KETERANGAN


3.2 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai Siklus Estrus yang bertujuan untuk
mempelajari dan menggambar sel yang terdapat pada setiap fase dari siklus birahi
mencit, serta menghitung jumlah sel-sel yang terdapat dalam apusan vagina dalam satu
lapang pandang. Adapun alat dan bahan yang digunakan, yaitu mencit betina, methanol
40%, larutan Giemsa dalam methanol 40% (1:2), larutan garam fisiologis, cotton bath,
mikroskop cahaya (binokuler), object glass, kertas label, stopwatch, pipet tetes, bak
penampung larutan fiksasi dan pewarna, dan tissue. Siklus estrus adalah siklus
reproduksi dari hewan mamalia dan primata betina yang sudah dewasa kelamin. Mencit
termasuk dalam hewan poliestrus, dimana siklus estrus mencit berlangsung selama 4-5
hari. Selama siklus estrus berjalan, terjadi beberapa perubahan organ reproduksi dan
tingkah laku seksual. Siklus estrus terdiri dari empat tahap yang berurutan, yaitu
proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus.
Langkah kerja atau cara yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu pertama-tama
menyiapkan alat dan bahan. Kemudian, menentukan fase-fase birahi mencit dengan
menempatkan mencit jantan untuk dipamerkan pada mencit betina pada malam hari
sebelum pengamatan apusan vagina, lalu memisahkan mencit betina dengan mencit
jantan. Selanjutnya, memeriksa hapusan vagina dengan mencelupkan cotton bath terlebih
dahulu ke dalam larutan garam fisiologis. Setelah itu, memasukkan cotton bath ke dalam
vagina mencit secara perlahan-lahan dan menarik keluar sambil sedikit menekan cotton
bath ke dinding vagina, sehingga sekret vagina terbawa keluar. Lalu, mengoleskan sekret
yang menempel tersebut pada gelas objek dan membiarkannya hingga kering. Kemudian,
object glass diberi label agar posisi tidak tertukar dan untuk pemberian nama sediaan.
Selanjutnya, memfiksasi sediaan dengan methanol 40% selama 5 menit, lalu mewarnai
dengan larutan Giemsa-methanol selama 20 menit. Setelah itu, membersihkan bagian
bawah object glass yang terkena larutan fiksasi maupun larutan pewarna dengan tissue.
Kemudian, mengering-anginkan selama 10 menit atau hingga sediaan sedikit kering dan
mengamati sediaan di bawah mikroskop cahaya (binokuler) pada perbesaran 100x.
Fase awal adalah fase proestrus atau disebut juga fase persiapan, yaitu saat terjadi
regresi corpus luteum dalam ovarium, menurunnya progesteron dalam darah, dan FSH
menstimuli folikel-folikel untuk mulai tumbuh dan berkembang dengan cepat. Siklus
atau fase ini ditandai dengan waktunya pendek, tanda-tanda gelisah, dan menolak
pejantan datang, dimana apusan vagina didominasi oleh sel epitelium bernukleus.
Berdasarkan hasil pengamatan, fase proestrus ditemukan pada hasil pengamatan
mikroskop apusan vagina mencit kelas D1 Kelompok 1.
Fase selanjutnya adalah fase estrus yang merupakan fase terpenting dalam proses
reproduksi betina. Pada fase ini, mencit betina mau menerima pejantan untuk kopulasi.
Siklus ini ditandai dengan keadaan gelisah, nafsu makan berkurang, dan melengkungkan
tulang punggung sebagai respon mendekati pejantan. Di dalam ovarium, folikel tersier
akan terus berkembang menjadi folikel de Graff dan sekresi estrogen meningkat,
sehingga pada apusan vagina akan ditemukan sel epitel bertanduk dalam jumlah yang
dominan. Pada sediaan apus vagina, tahap ini ditandai dengan hilangnya sel darah putih
dan epitel berinti, yang ada hanya sel epitel terkornifikasi dengan bentuk yang tidak
beraturan dan berukuran besar. Hal tersebut disebabkan, karena akibat estrogen
menstimuli terjadinya mitosis sel dalam mukosa vagina, sehingga ketika sel-sel baru
terbentuk menumpuk, maka lapisan superfisial menjadi bersisik dan bertanduk. Pada saat
estrus, biasanya mencit betina terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dimana mencit berada
dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus terjadi selama 25
jam. Berdasarkan hasil pengamatan, fase estrus ditemukan pada hasil pengamatan
mikroskop apusan vagina mencit kelas D2 Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kemudian, menuju ke fase metestrus, yaitu fase setelah terjadi ovulasi. Fase ini
ditandai dengan banyaknya leukosit diantara sel-sel epitel yang mengalami kornifikasi
atau bertanduk. Selama periode ini terdapat penurunan estrogen dan penaikan
progesteron yang dibentuk oleh ovarium. Fase ini terjadi selama 8 jam. Berdasarkan hasil
pengamatan, fase metestrus ditemukan pada hasil pengamatan mikroskop apusan vagina
mencit kelas D2 Kelompok 4.
Fase selanjutnya adalah fase diestrus, yaitu fase dalam siklus berahi yang ditandai
dengan tidak adanya kebuntingan, tidak adanya aktivitas kelamin, dan hewan menjadi
tenang. Dari periode permulaan diestrus, endometrium masih memperlihatkan kegiatan,
yaitu pertumbuhan kelenjar-kelenjar endometrium dari panjang menjadi berkelok-kelok
dan banyak diantaranya yang berkelok hingga membentuk spiral. Tetapi pada
pertengahan fase diestrus kegiatan-kegiatan endometrium ini berdegenerasi yang
akhirnya hanya tinggal kelenjar-kelenjar permukaan. Berdasarkan hasil pengamatan, fase
metestrus ditemukan pada hasil pengamatan mikroskop apusan vagina mencit kelas D1
Kelompok 5.
Berdasarkan hasil pengamatan, kelompok kami mendapatkan fase estrus pada
karakteristik vagina. Pada apusan vagina yang diamati menggunakan mikroskop, ditandai
dengan hilangnya sel darah putih dan epitel berinti, hanya ada sel epitel terkornifikasi
dengan bentuk yang tak beraturan dan berukuran besar. Pada tahap ini vagina pada
mencit betina mengalami bengkak dan berwarna merah.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada praktikum ini kita dapat mengetahui siklus reproduksi betina atau dapat disebut
dengan siklus estrus yang terjadi pada mencit betina, serta dapat menggambar sel yang
terdapat pada setiap fase dari siklus birahi mencit dengan cara dilihat dari sel epitel yang
berada di vagina mencit betina. Pada siklus proestrus ditandai jaringan epitel tebal berbentuk
bulat besar dengan inti ditengah. Lalu, pada fase estrus, sel epitel sangat tebal terdapat
granula yang berlendir, karena adanya servik. Pada metestrus terdapat sel darah putih di
sebelah epitel yang berfungsi memakan sel yang rusak. Pada diestrus, terdapat banyak
leukosit untuk memulai proestrus.
DAFTAR PUSTAKA

Champbell, N. A., J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi ke 5 Jilid 2.


(diterjemahkan dari : Biology Fifth Edition, penerjemah : W. Manalu). Penerbit
Erlangga. Jakarta. Hal. 404.
Haryanto., dkk. 2019. Siklus Estrus Mencit Betina Virgin (Mus musculus) Strain BALB/c
Setelah Terpapar Berbagai Jenis Sound. Journal of Science, Technology and
Entrepreneurshi, Vol. 1 No. 2
N.K. Huda, R. Sumarmin dan Y. Ahda. 2017. “Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis
paniculata Nees.) terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L. Swiss Webster)”.
Eksakta. vol. 18, no. 2, pp. 69-76.
S. Sulastri, N.I Wiratmini dan N.L.Suriani. 2014. “Panjang Siklus Estrus Mencit (Mus
musculus L.) yang Diberi Pemanis Buatan Aspartam secara Oral”. Jurnal Biologi.
Vol.18, no.2, pp. 69–72.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengambilan apusan vagina mencit

Gambar 2. Fiksasi Larutan Methanol 40% selama 5 menit

Gambar 3. Pewarnaan dengan Larutan Giemsa-Methanol selama 20 menit

Gambar 4. Proses Pengeringan


Gambar 5. Fase Proestrus Perbesaran 100x Gambar 6. Sel Epitel Fase Estrus -
Perbesaran 100x

Gambar 8. Fase Metestrus Perbesaran 100x

Gambar 7. Fase Diestrus Perbesaran 100x

Anda mungkin juga menyukai