Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT SCABIES PADA KAMBING

Presented By :
IHWAL NUR KASMAR
(1502101020124)
TEUKU ARIEF MAULANA
(1502101020128)

KELOMPOK II SUB B ON GOING


PPDH UNSYIAH
PENDAHULUAN

Scabies merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai pada


ternak di Indonesia dan cenderung sulit disembuhkan. Penyakit
ini disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang ditandai
dengan gejala klinis gatal pada kulit. Parasit Sarcoptes scabiei
adalah ektoparasit yang menyerang hewan terutama pada
Penyakit Scabies bagian kulit, yang dapat menurunkan produksi daging, kualitas
pada Kambing kulit, dan mengganggu kesehatan masyarakat karena penyakit
ini di golongkan penyakit hewan yang menular pada manusia
(zoonosis)

Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kambing dibandingkan


pada domba. Dilaporkan prevalensi scabies pada kambing di
Kabupaten Ponorogo sebesar 12% sedangkan pada domba
2%. Periode Juni-Juli di Pulau Lombok tercatat 2.000 dari
Tingkat kejadian 50.000 ekor kambing (4%), 1.000 ekor (50%) diantaranya
mati. Kudis pernah menyerang 36,4% kambing di Sumatra
penyakit Barat.
TINJAUAN PUSTAKA

Kambing
Kambing merupakan binatang memamah biak yang
berukuran sedang. Kambing sudah dibudidayakan
manusia kira-kira 8.000 hingga 9.000 tahun yang
lalu. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah
timur sampai India, dan dari India ke utara sampai
Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukai adalah
daerah pegunungan yang berbatu-batu. Di alam
aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20
ekor.
Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk
diternakan karena ukuran tubuhnya tidak terlalu
besar, perawatannya mudah, cepat berkembang
biak, jumlah anak per kelahiran sering lebih dari
satu ekor, jarak antar kelahrian pendek dan
pertumbuhan anaknya cepat.
Scabies

Penyakit scabies adalah gangguan pada


permukaan kulit akibat infestasi parasit
eksternal (kutu/ Sarcoptes scabiei). Penyakit ini
sering juga disebut kudisan karena
menyebabkan kerusakan pada permukaan
kulit. Hewan yang rentan terkena penyakit
scabies yakni pada sapi (Sarcoptes scabiei
bovis), kelinci (Sarcoptes scabiei), kuda
(Sarcoptes scabiei equine) dan hewan lainnya.
Scabies atau Penyakit
kudis disebabkan oleh
tungau (kutu/Mite) Pengobatan dengan
Ivermectin
yang bernama
Pencegahan (Manajemen
Sarcoptes scabiei dari kandang yang baik)
Phylum Arthropoda Pengobatan
Etiologi &
Sarcoptes scabiei Pencegahan
menginfeksi ternak
-Dengan pemeriksaan
dengan menmbus kulit,
klinis atau gambaran
menghisap cairan limfe
klinis
dan juga memakan sel-
-Dengan pemeriksaan
sel epidermis pada Diagnosis
Mikroskopik
hewan. Scabies akan
Patongesis scabies
menimbulkan rasa gatal
yang luar biasa. Eksudat Ditandai adanya radang
yang dihasilkan oleh pada kulit dengan disertai
penyakit scabies akan keropeng dan juga
merembes keluar kulit Morfologi & Gejala rontoknya bulu pada
kemudian mengering siklus
daerah yang terserang
hidup
dan membentuk sisik. penyakit
Berukuran kecil 330 450
mikron betina dan jantan
200 240 mikron, berbentuk
oval, punggungnya cembung
dan bagian perutnya rata,
Transparan, berwarna putih
kotor, dan tidak bermata.
Ruang Lingkup
Metode uji ini adalah salah satu cara dalam identifikasi penyakit ektoparasit
(Sarcoptes sp, Demodex sp) dengan pemeriksaan mikroskopoik
Prinsip
Metode uji ini sangat sederhana sehingga metode ini sering digunakan
untuk melihat bentuk, ukuran dan penataan parasit
Bahan
NaOH 10% atau KOH 10%
Peralatan
a. Skalpe untuk kerokan kulit
b. Slide glass dan cover glass
c. Mikroskop medan terang
Cara Kerja
a. Kerokan kulit diletakkan di atas kaca preparat (Slide glass)
b. Encerkan dengan NaOH 10% atau KOH 10% sebanyak satu-dua tetes di atas
kerokan kulit
c. Tutup dengan cover glass
d. Siap diperiksa di bawah mikrsoskop.
Pembacaan Hasil
Langsung diamati dibawah mikrsoskop dengan pembesaran 10X
Alur Pemeriksaan Lab

Pengambilan sampel kerokan kulit


Persiapan sampel kerokan kulit dan peralatan pemeriksaan sampel
Sampel diteteskan di atas objek glas dan ditutup dengan cover glas
Pengamatan sampel dibawah mikrsopkop
Gambar hasil pemeriksaan sampel kerokan kulit
Sampel Positif Scsbies

Data Sampel

Nomer Epid : E 479 Kb 35


E 479 Kb 63

Jenis Sampel : Kerokan kulit kambing


Pengcegahan dan Pengobatan
Pencegahan
Sanitasikandang yang baik
Vaksinasi

Manajemen Pakan

Isolasi

Pengobatan
Injeksi
Ivermectin rute subcutan
Salepmectin obat oles pada permukaan kulit

Mectin untuk obat dalam


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penyakit Pada Ternak (scabies)
Anonim. 2012. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dapertemen
Pertanian, jakarta.Halaman : 431-438.
Aziz. 2007. Teknik penulisan Skripsi. PT. Rineka Cipta.
Batubara, A. 2007. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Edisi 25 April- 1 Mei 2007.
Budiharta, S. 2002. Kapita Selekta Epidemiologi Veteriner. Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta.
BPS SULSEL Badan Pusat Statistik Sulsel. 2010. Sulawesi Selatan dalam Angka 2006. Makassar: Badan Pusat Statistik
Provinsi Sulawesi Selatan.
Chen, S. Y.Y.H. 2005. Mitochondrial diversity and Phylogeografhic structure of cinese domestic goats. Molecular
phylogenetic anf evolution 37 : 804-814.
David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Bina Rupa Aksara: Jakarta
Harahap M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit.Ed.1. Jakarta: Hipokrates.
Rahayu, ika. 2014. Prospek Usaha Ternak Kambing. Nusantara. Bogor, Jabar.
Iskandar, T. 2000. Invasi ulang scabies (Sarcoptes scabiei) pada kerbau lumpur (Bos bubalus) dengan pengobatan salep
asuntol 50 WP konsentrasi 2% dan perubahan patologik kulit. Penyakit Hewan. 23: 21- 23.
Iskandar, T. 2000. Masalah skabies pada hewan dan manusia serta penanggulangannya. Wartazoa Vol. 10 No. 1.
Khan MK, Sajid MS, Khan MN, Iqbal Z and Iqbal MU. 2008. Prevalence, effects of treatment on productivity and cost
benefit analysis infive districts of Punjab, Pakistan. Res Vet Sci. 87: 7075.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai