PENDAHULUAN
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infestasi tungau dan caplak sering diikuti oleh infestaso virus, bakteri dan
mikroorganisme lain sehingga akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ternak
(Ahmad, 2008).
Pada sore hari sebelum kerbau-kerbau kembali ke kandang, pemilik kandang
membersihkan kandang dan menyalakan api unggun yang berfungsi untuk
menghangatkan kandang dan mengusir nyamuk atau serangga lainny, misalnya pikek,
yaitu sejenis kutu yang menghisap darah kerbau (Asriany, 2014).
Caplak merupakan golongan ektoparasit yang menginfeksi dengan cara
menghisap dara pada permukaan tubuh ternak (Leliana, 2014).
Perbedaan kebutuhan inang tersebut bergantung dari masing-masing stadium
yaitu; stadium larva, nimfa dan dewasa (Leliana, 2014).
Jika kerbau terjangkit kutu, maka kerbau dapat disemprot dengan cairan
pembasmi serangga. Pada daerah yang memiliki kearifan local menggunakan api
unggun untuk mengusir kutu pada kerbau (Siamtiningrum, 2016).
Tubuh membulat, berwarna kemerahan. Pada daerah scutum terdapat mata.
Terdapat capitulum pada anterior tubuh, capitulum tampak dari atas maupun dari
bawah. Memiliki 4 pasang kaki (Utomo dkk, 2017).
Darah yang dihisap caplak mengandung protein yang diperlukan untuk
pembekuan telur (Wahyuwardani, 2000).
2
BAB III
MATERI DAN METODA
3.2. Materi
3.3. Metoda
3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ektoparasit adalah parasite yang hidupnya diluar tubuh induk semang. Dengan
cara hinggap sementara pada induk semang untuk mencari makan atau tinggal
menetap pada induk semang. Pada umumnya ektoparasit terdiri atas bagian kepala,
dada dan bagian belakang.
Ektoparasit yang didapatan dari pengamatan adalah sebagai berikut :
4
didaerah tropis. Saat berkubang, kulit kerbau yang terlapisi lumpur dapat
menghambat ektoparasit kutu dan serangga . Sesuai dengan pendapat Siamtiningrum
(2016) Jika kerbau terjangkit kutu, maka kerbau dapat disemprot dengan cairan
pembasmi serangga. Pada daerah yang memiliki kearifan local menggunakan api
unggun untuk mengusir kutu pada kerbau. Sesuai dengan pendapat Asriany (2014)
Pada sore hari sebelum kerbau-kerbau kembali ke kandang, pemilik kandang
membersihkan kandang dan menyalakan api unggun yang berfungsi untuk
menghangatkan kandang dan mengusir nyamuk atau serangga lainny, misalnya pikek,
yaitu sejenis kutu yang menghisap darah kerbau.
5
yang gemuk dan sehat ditandai dengan padatnya daging pada tubuh ternak kambing
tersebut. Infestasi tungau dan caplak sering diikuti oleh infestaso virus, bakteri dan
mikroorganisme lain sehingga akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ternak
(Ahmad, 2008). Selama caplak melekat dang menghisap darah ditandai dengan
pertumbuhan ukuran, berat dan volume tubuh kenyang. Sesuai dengan pendapat
Wahyuwardani (2000) Darah yang dihisap caplak mengandung protein yang
diperlukan untuk pembekuan telur.
Dari hasil yang didapat maka caplak dan kutu mempunyai phylum dan class
yang sama. Tetapi miliki perbedaan pada ordo. Ordo mallophaga mempunyai ukuran
tubuh yang kecil dan termasuk kutu penggigit sedangkan ordo ixodidae yang
memiliki tubuh yang agak bulat. Sesuai dengan pendapat (Utomo dkk, 2017) Tubuh
membulat, berwarna kemerahan. Pada daerah scutum terdapat mata. Terdapat
capitulum pada anterior tubuh, capitulum tampak dari atas maupun dari bawah.
Memiliki 4 pasang kaki. Kutu memiliki 3 pasang kaki di bagian thorax dan sepasang
antenna di bagian caput atau cephalus. Sedangkan caplak hanya memiliki 4 pasang
kaki dibagian kepala dan bagian thorax dan abdomen yang menyatu.
Caplak dan kutu merupakan parasite yang merugikan, baik itu merugikan
ternak tersebut sebagai tempat hidup kutu dan caplak. Juga dapat merugikan peternak.
Mereka harus mengeluarkan banyak biaya untuk mengatasi masalah ini. Sesuai
dengan pendapat Leliana (2014) Caplak merupakan golongan ektoparasit yang
menginfeksi dengan cara menghisap dara pada permukaan tubuh ternak. Kutu dan
caplak merupakan agen penyakit. Beberapa caplak ixodidae membutuhkan satu, dua
atau tiga inang dalam menyelesaikan satu daur hidup. Perbedaan kebutuhan inang
tersebut bergantung dari masing-masing stadium yaitu; stadium larva, nimfa dan
dewasa (Leliana, 2014). Cara untuk menanggulangi ektoparasit yaitu lakukan
pembersihan kandang menggunakan desinfektan. Kutu dan caplak dapat bersarang
dicelah-celah kandang.
6
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran saya sebaiknya praktikan harus lebih disiplin dan tertib dalam
pelaksanaan tas Dpraktikum sehingga praktikum tersebut dapat berjalan baik dan
lebih cepat selesai.
7
DAFTAR PUSTAKA
Leliana. 2014. Pola Makan dan Indeks Kenyang Pada Caplak Betina
Rhipicephalus Sanguineus. Jurnal Peternakan. 3(5): 22-30.