Anda di halaman 1dari 11

BioLink Vol.

2 (1) Juli 2015 p-ISSN: 2356- 458X e-ISSN: 2550-1305

BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink

PEMERIKSAAN CEMARAN Salmonella sp. PADA DAGING


AYAM POTONG YANG DIPERDAGANGKAN DI PASAR
SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA KOTA MEDAN

Examination of Spain Salmonella sp. on Meat Chicken Cuts Traded In


The Market Sukaramai Sub District Medan Area Medan

Irene Banjarnahor1, Kiki Nurtjahja2, Ida Fauziah3


1&3)Fakultas Biologi Universitas Medan Area
2)Departemen Biologi Universitas Sumatera Utara
Jalan Kolam No. 1 Medan Estate 2022

*Corresponding author: E-mail: ida79fauziah@gmail.com


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Salmonella sp. Pada daging ayam yang dijual di
kedua pasar tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel daging ayam pada masing-
masing pasar sebanyak 50 gram. Pada pasar Sukaramai sampel diambil dari tiga lokasi yaitu lokasi I, II,
III dan satu lokasi dari pasar swalayan Carrefour. Uji cemaran bakteri dilakukan dengan menghitung
jumlah bakteri setiap sampel dengan metode Plat Count Agar (PCA), setiap sampel diencerkan dan
dikultur pada pengenceran 10-1. Ulangan dilakukan sebanyak empat kali. Kemudian dilanjutkan dengan
uji biokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat sampel pemeriksaan Salmonella sp. Dari
pasar tradisional Sukaramai tercemar bakteri patogen dengan jumlah rata-rata Salmonella sebanyak
1,7 X 102 dari keseluruhan lokasi I, II, dan III serta dijumpai juga bakteri yang kontaminan yang dapat
merupakan patogen sedangkan dari swalayan Carrefour tidak dijumpai Salmonella.

Kata Kunci : Salmonella sp., daging ayam, PCA

Abstract
This reseach aims to determine the presence of Salmonella sp. In chicken meat sold in both markets. The
study was conducted by taking samples of chicken meat in each market as much as 50 grams. In the
Sukaramai market, samples were taken from three locations, namely location I, II, III and one location
from Carrefour supermarket. The bacteria contamination test was performed by counting the number of
bacteria each sample with Plat Count Agar (PCA) method, each sample was diluted and cultured on 10-1
dilution. Deuteronomy is done four times. Then proceed with biochemical test. The results showed that all
four samples of Salmonella sp. From Sukaramai traditional market contaminated with pathogen bacteria
with the average amount of Salmonella as much as 1.7 X 102 from the overall location I, II, and III and also
found contaminant bacteria that can be a pathogen while from Carrefour supermarkets not found
Salmonella.

Keywords: Salmonella sp., Chicken meat, PCA

How to Cite: Banjarnahor, I., Nurtjahja, K., Fauziah, I., (2015), Pemeriksaan Cemaran Salmonella sp. Pada Daging
Ayam Potong yang Diperdagangkan di Pasar Sukaramai Kecamatan Medan Area Kota Medan, BioLink, Vol. 2 (1),
Hal: 63-73

63
Banjarnahor, I. Dkk., Pemeriksaan Cemaran Salmonella sp. Pada Daging Ayam Potong yang

PENDAHULUAN berasal dari peternakan, dimana anak


Daging ayam merupakan salah satu ayam yang dipelihara dalam kondisi
bahan makanan cukup popular di apapun sangat rentan terhadap infeksi
kalangan masyarakat. Selain sebagai Salmonella karena mikroflora usus
sumber protein hewani yang baik daging lambat berkembang sehingga kalah
ayam juga mempunyai kelebihan lain bersaing jika serangan bakteri pathogen
seperti kandungan asam amino yang enterik (Nurmi dan Rantala, 1973 dalam
lebih lengkap dari pada daging sapi. Ferreira er at, 2003). Anak ayam ini jika
Daging ayam termasuk daging putih dan tidak sakit akan bertindak sebgai carrier,
sukai oleh banyak konsumen, harganya dan menjadi sumber kontaminan pada
relative lebih murah di banding daging rantai produksi makanan ( transportasi,
sapi sehingga lebih terjangkau oleh rumah potong unggas, industry
masyarakat, sehingga lebih sedikit pengelolahan makanan) dan pasar. Anak
mengandung kolesterol (Palopi, 1986). ayam yang baru menetas dapat tertular
Beberapa hal yang dikhawatirkan induknya dan terjadi dalam minggu ke 2-
dalam produk asal hewan adalah adanya 3 dengan angka kematian yang tinggi
kontaminasi atau pencemaran mikroba, yaitu sampai 85% (Dharmojodo, 2001).
salah satu hal penting dalam persyaratan Bahan pangan asal hewan (daging,
kualitas produk asal hewan adalah bebas telur, susu) serta olahannya merupakan
potogen termasuk Salmunella sp. media yang sangat baik bagi
Salmonelosis adalah penyakit yang pertumbuhan mikroba dan
disebabkan bakteri Salmonella sp. menjadikannya bahan pangan yang
Penyakit ini dapat menyerang unggas, mudah rusak. Cemaran mikroba dalam
hewan mamalia, dan manusia sehingga bahan pangan asal hewan serta
memiliki arti penting bagi manusia olahannya merupakan masalah yang
karena penyakit ini dapat terjadi akibat menjadi perhatian utama dari
mengkonsumsi makanan/air yang konsumen, baik di negara maju maupun
tercemar Salmonella sp (Doyle dan Cliver, di negara berkembang (Syukur, 2006).
1990). Selama ini proses penjualan dengan
Daging ayam mudah tercemar oleh cara tradisional merupakan hal yang
berbagai mikroorganisme dari dekat dengan air yang mungkin kurang
lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis higenis. Daging ayam cocok untuk
mikroba yang terdapaat pada bahan perkembangan mikroba, karena unggas
pangan adalah Exeherlekia coli dan dalam kehidupannya selalu bersentuhan
Salmonella sp serta mikroba pathogen dengan lingkungan yang kotor. Kondisi
lainnya. Pencemaran mikroba pada tempat penelitian dipasar tradisional
bahan pangan merupakan hasil sukaramai kurang higenis, dimana
kontaminsi langsung atau tidak langsung tempat tersebut kurang menjaga
dengan sumber pencemaran mikroba, kebersihan tempat tempat maupun
seperti tanah, udara, air, debu, saluran rumah potongan ayam. Raharjo (1999)
pencernaan, dan pernafasan manusia karkas ayam mentah paling sering
maupun hewan (Irianto, 2006). dikaitan dengan cemaran Salmonella dan
Ayam adalah salah satu sumber Campylobacter yang dapat menginfeksi
penularan penting Salmonella. Bakteri ini manusia.
64
BioLink Vol. 2 (1) Juli 2015: 63-73

Tingginya kontaminasi Salmonella motility (SIM) dan Simmon citrate agar,


sp pada daging ayam disebabkan karena aquades, alkohol, kapas.
kontaminasi dari air yang digunakan Metode deskriptif yaitu metode
sudah kotor dan ayam yang telah di cuci yang menggambarkan atau memaparkan
tidak disimpan ditempat yang bersih dan hasil pemeriksaan cemaran Salmonella
tertutup melainkan diletakkan diatas sp. pada daging ayam potong.
laintai dan diproses menjadi bagian-
bagian karkas sehingga kemungkinan Prosedur Kerja
limbah-limbah karkas seperti darah, Persiapan Sampel
bulu, kotoran, dan jeroan Proses pengambilan sampel daging
mengkontaminasi daging ayam tersebut. ayam potong yang digunakan dalam
Salmonella yang mengkontaminasi penelitian diperoleh dari swalayan
pangan terdapat di udara, air, tanah, sisa Carrefour dan pasar tradisional
kotoran manusia maupun hewan atau Sukaramai kota Medan. Kemudian
makanan hewan (Arifah, 2010). dilakukan dengan membeli 50 gram
Berdasarkan uraian tersebut di atas potongan daging ayam setiap penjual
makan penulis merasa perlu untuk masing-masing satu sampel dari pasar
melakukan penelitian tentang tradisional Sukaramai, satu paket
pemeriksaan bakteri Salmonella sp. Pada potongan daging ayam yang telah
daging ayam potong yang dikemas lalu ditimbang 50 gram daging
diperdagangkan di pasar tradisional ayam potong untuk sampel dari pasar
Sukaramai Kecamatan Medan Area. swalayan Carrfour (control). Sampel ini
kemudian dimasukkan ke dalam plastic
METODE PENELITIAN klip steril yang telah sidiapkan untuk
Penelitian ini dilaksanakan pada mencegah terjadinya kontaminasi
bulan Januari sampai Februari 2013. mikroba oleh lingkungan. Sampel
Pengambilan sampel daging ayam potong kemudian dibawa menggunakan cool box
dilakukan di pasar tradisional dan berisi es batu menuju laboratorium untuk
swalayan Carrefour Kecamatan Medan dianalisis. Penggunaan platik steril dan
Area dan pemeriksaan dilaksanakan di cool box berisi es batu bertujuan untuk
Balai Laboratorium Kesehatan Sumatera mempertahankan jumlah mmikroba
Utara. awal, termasuk Salmoonella yang
Alat yang digunakan antara lain mungkin ada di dalam sampel daging aya
blender, cawan petri, mikroskop, tersebut. Cool box berisi es batu juga
timbangan, incubator, autoclave, bunsen, bertujuan untuk memperlambat laju
object glass, ose, tabung reaksi kecil dan proses pembusukan daging ayam akibat
rak, pisau, erlenmeyer, beaker glass, adanya mikroba pembusuk. Kemudian
pipet berskala dan plastik klip. sampel diblender dengan campuran
Bahan yang digunakan untuk garam buffer phosphate sebanyak 250 ml
penelitian ini adalah daging ayam potong secara mekanik hingga menjadi suspense
bagian dada sebanyak 50 gram, garam dengan pengenceram 10-1 – 10-4.
buffer phospate, selenite cystine broth,
salmonella shigella agar (SSA) triple
sugar iron agar (TSIA), sulfite indole
65
Banjarnahor, I. Dkk., Pemeriksaan Cemaran Salmonella sp. Pada Daging Ayam Potong yang

Pengenceran Sampel penghitung mekanis di tangan, dihitung


Dari pengenceran sampel 10-1 jumlah koloni pada baris teratas setelah
dilakukan pengenceran berturut-turut itu dari kiri ke kanan baris dibawahnya
10-2, 10-3, 10-4 dalam larutan 9 ml media dan seterusnya. Dimana jumlah bakteri
Selenite Cystin Borth dan 1 ml sampel di dihitung dengan mengalihkan jumlah
masukkan pasa tabung reaksi. koloni yang tumbuh pada media
pengencerannya (Penn, 1991).
Cara Penanaman
Penanaman sampel pada media Identifikasi Salmonella sp
salmonella shigella agar (SSA) 1 ml sampel diambil dari
menggunakn metode Plate Ccount Agar pengenceran 10-1 dengan menggunakan
(PCA) yakni dengan cara tuang, dari pipet secara aseptis, kemudian
setiap pengenceran yaitu 10-1, 10-2, 10-3, dimasukkan pada media Selenite Cystine
dan 10-4 di ambil masing-masing 1 ml lalu Broth, di kocok hingga homogeny lalu
dimasukkan ke dalam cawan Petri steril dieramkan pada incubator temperature
secara aseptis. Kemudian cawan petri 370C selama 24 jam. Setelah 24 jam
yang berisi sampel di tambahkan 15-20 diambil 1 ose biakan Seleninth broth,
ml salmonella shigella agar (SSA) yang kemudian di tanam pada media
suhunya 45 C, goyang berlahan-lahan salmonella shigella agar secara goresan.
Petridish secara angka delapan pada Selama 24 jam di inkubasi pada incubator
tempat yang datar hingga homogeny dan 370C. Setelah di inkubasi selama 24 jam
biarkan membeku. Setelah membeku, di diamati koloni pada media tersebut, lalu
inkubasika dalam incubator dengan suhu di amati pertumbuhan koloni yang
370 C selama 24 jam. Setelah 24 jam tersangka dari salmonella sp, jika ada
koloni mikroorganisme yang tumbuh lakukan identifikasi.
pada media salmonella shigella agar
dihitung, pembacaan koloni tersebut Indentifikasi Reaksi Biokimia
adalah pernyataan jumlah Identifikasi reaksi biokimia
mikroorganisme dalam garam sampel. digunakan untuk menentukan ketentuan
reaksi biokimia dan karakteristik bakteri
Cara Penghitungan Jumlah Koloni tersebut melalui media yang digunakan.
Diletakkan cawan-cawan Petri Koloni dari media salmonella shigella
berderet di atas meja menurut tingkat agar diambil 1 ose, ditanam secara
pengencerannya. Dipilih cawan yang aseptis ke media RBK (deretan gula)
jumlah koloninya antara 30-300. Cawan- dengan media yang digunakan yaitu uji
cawan dengan jumlah koloni kurang dari Triple Sugar Iron agar (TSIA), Sulfur Indol
30 dan lebih dari 300 tidak dapat Motylity (SIM) dan Simmon Citrate.
digunakan karena secara statistic Reaksi tersebut (tersangka salmonella sp)
hitungan tersebut tidak dapat dipercaya. dan dapat dilihat dari ketentuan masing-
Diletakkan cawan yang dipilih pada msing media.
alat penghitung koloni quobec. Diangkat
tutup cawan dengan memanfaatkan garis Uji Triple Sugar Iron agar (TSIA)
tebal pada dasar berpola kotak-kotak itu Uji Triple Sugar Iron agar (TSIA)
sebagai pedoman. Dengan alat merupakan metode yang digunakan
66
BioLink Vol. 2 (1) Juli 2015: 63-73

untuk melihat kemampuan Sulfur Indol Motility (SIM)


mikroorganisme dalam Sulfur Indol Motility (SIM) adalah
memfermentasikan gula juga. Merupakan media yang bersifat semi solid juga
media padat untuk membedakan sifat- merupakan media yang berfungsi untuk
sifat kuman secara biokimia serta untuk mengetahui terbentuknya sulfide, indol
melihat apakah bakteri gram negative dan mengetahui pergerakan kuman.
mengurai glukosa dan laktosa atau Sulfur (S): ada endapan hitam pada bekas
memfermentasi sukrosa dan membentuk tusukan (+). Indol (I): ditambah 5 tetes
hydrogen sulfit (H2S). Pada media ini indicator Covas. Terdapat cincin
Salmonella akan menunjukkan hasil dipermukaan (+). Motility (M): tampak
alkali-asam (K/A) yang berarti hanya awan-awan pada bekas tusukan dan ada
memfermentasi glukosa. Bakteri ini juga kekeruhan (menyebar) dinyatakan (+).
menghasilkan bagian hitam di dasar yang
menunjukkan adanya penghasilan H2S. Simmon Citrat Agar (SCA)
Medium TSIA mengandung 3 macam gula Simmon Citrat Agar (SCA) adalah
yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa, media agar miring juga merupakan media
terdapat juga indicator fenol merah, serta yang berfungsi untuk mengetahui
FeSO4 untuk memperlihatkan kemampuan kuman dalam
pembentukan H2S yang ditunjukkan memanfaatkan natrium citrate sebagai
dengan adanya endapan hitam. sumber carbon untuk keperluan
Konsentrasi glukos adalah konsentrasi hidupnya. Hasilnya tidak ada perubahan
laktosa atau sukrosa agar fermentasi warna atau media tetap berwarna hijau (-
glukosa saja yang terlihat. Medium TSIA ) dan ada perubahan hijau menjadi biru
diinokulasikan dengan menusukkan ose (+).
sedalam 3/
4 medium lalu
menggoreskannya pada bagian slent Uji mikroskopik
media. Bila mikroorganisme hanya dapat Pengujian secara mikroskopikk
memfertasikan glukosa, maka bagian butt ditujuka untuk mengetahui struktur dan
(bawah) media akan berwarna kuning bentuk-bentuk bakteri. Pengujian
(bersifat asam) dan bagian slat-nya (atas) mikroskopik dilakukan dengan metode
akan berwarna merah (bersifat basa). pewarnaan sederhana dan pewarnaan
Bila mikroorganisme dapat gram. Metode yang digunakan
memfermentasikan laktosa atau sukrosa pewarnaan gram dengan membuat
keduanya, maka bagian butt media preparat dari koloni bakteri yang akan
kadang terpecah akibat pembentukan gas diamati, fiksasi diatas Bunsen,
seperti H2 dan CO2 (law, 1994 dalam tetesanlarutan Kristal violet selama 1
Jontra 2012). Media TSIA pada bagian menit kemudian buang larutan pewarna
bawah yang berubah menjadi warna Kristal violet selama 1 menit kemudian
kuning menandakan bakteri buang larutan pewarna Kristal violet dan
memfermentasikan glukosa, sebaliknya tetesi dengan larutam lugol selama 2
pada bagian atas berubah menjadi warna menit, buang larutan pewarna lugol
kuning menandakan bakteri kemudian cuci dengan alkohol, setelah itu
memfermentasi sukrosa dan laktosa bilas dengan air suling kemudian tetesi
(Santoso,2000). larutan safranin selama 1 menit,
67
Banjarnahor, I. Dkk., Pemeriksaan Cemaran Salmonella sp. Pada Daging Ayam Potong yang

keringkan dengan tissue dan lihat Sukaramai dan pasar swalayan Carrefour
dibawah mikroskop dengan pembesaran ditemukan empat jenis bakteri di tiga
10 x 100 X. lokasi dan dua pasar yaitu Salmonella sp.
(Gambar 1.) Klebsiella, Escherichia coli
HASIL DAN PEMBAHASAN dan Enterobacter aerogeneses (Gambar
Hasil pemeriksaan Salmonella sp. 2.). Koloni Salmonella dapat dilihat pada
terhadap empat sampel daging ayam gambar 1. Berikut ini.
yang dijual di pasar tradisional

Gambar 1. Koloni Salmonella sp. (a) dan sel bakteri Salmonella sp. (b) pada media
Salmonella shigella agar (SSA) umur 24 jam perbesaran 100 x secara mikroskopik.

Koloni Salmonella sp. pada media s warna putih bersih serta ditemukannya
almonella shigella agar (SSA) berwarna koloni mucoid (berlendir) yang berasal
putih bening atau putih bersih, bentuk dari koloni smooth (kecil).
koloni, berlendir, kecil dan bulat. Sel Adapun bakteri lain yang
bakteri berbentuk batang dan termasuk ditemukan dari sampel daging ayam pada
bakteri diagram negatif. Menurut setiap lokasi I, II, III dan Carrefour
Wisliman (2000) pada pemeriksaan (kontrol) adalah Klebsiella sp.
daging sapi yang diperdagangkan di Escherichia coli dan Enterobacter
kotamadya Medan adanya Salmonella sp. aerogenesis, seperti pada gambar 2
dengan media SSA ditemukan bentuk berikut ini.
koloni smooth (licin), kecil, dan bulat,

Gambar 2. Koloni Klebsiella sp. (a) Escherichia coli (b) dan Enterobacter aerogenes (c)
pada media Salmonella shigella agar (SSA) umur 24 jam perbesaran 100X.

68
BioLink Vol. 2 (1) Juli 2015: 63-73

Koloni Klebsiella sp.dan kulit hewan, alat jeroan, air pencelupan,


Enterobacter sp. pada media salmonella alat yang dipakai selama proses
shigella agar (SSA) berwarna merah persiapan karkas, kotoran hewan, dan
jambu, bentuk kecil dan bulat licin. E. Coli udara. Pemotongan yang dilakukan
berwarna merah kelap, bentuk kecil sendiri, sudah bisa dicurigai awal
bulat. Juwita (1996) pada pemeriksaan terjadinya kontaminasi mikroba.
udang galah yang diambil dari tempat Mikroba Juwita (1996) yang
pemjualan udang di Medan adanya memeriksa cemaran bakteri Salmonella
cemaran bakteri Salmonella sp. dengan sp. pada udang menyatakan bahwa
media SSA bahwa Klebsiella sp. dan adanya Salmonella sp. pada sampel udang
Enterobacter aerogenesis bentuk bulat disebabkan oleh Ph, suhu dan salinitas
kecil, berlendir, warna merah jambu sel yang tidak sesuai. Selain itu menurut
berbentuk batang, sedangkan E. Coli Ginting (2009) pada pemeriksaan telur
bentuk bulat kecil, warna merah. ayam ras adanya Salmonella sp.
Menurut Christ (2010) Pemeriksaan disebabkan oleh pH, suhu, dan salinitas
cemaran bakteri Salmonella sp. pada yang tidak sesuai. Sedangkan pada daging
nugget ayam yang di pasarkan di Kota ayam kemungkinan dikarenakan melalui
Medan dengan media SSA bahwa E. Coli kontaminasi silang baik dari peralatan,
berwarna merah, berbentuk bulat dan sisa kotoran hewan, air, tanah, dan
kecil. pekerja itu sendiri maupun proses
Sesuai dengan syarat yang telah pengolahan daging secara tradisional.
ditetapkan SNI 7388:2009 dengan Entjang (2003) menyatakan
menyatakan bahwa batas maksimum sebagian besar Salmonella sp. bersifat
cemaran mikroba dengan jumlah patogen pada binatang dan merupakan
Salmonella sp. yaitu negatif pada setiap sumber infeksi bagi manusia. Di alam
sampel dengan arti tidak ada Salmonella bebas bakteri ini dapat tahan hidup lama
sp. dalam air, tanah atau pada bahan
Pemeriksaan daging ayam pada makanan. Dalam feces diluar tubuh
sampel yang diambil dari pasar manusia tahan hidup 1-2 bulan. Dalam
tradisional Sukaramai menunjukkan air susu dapat berkembang biak dan
bahwa daging tersebut terkontaminasi hidup lebih lama sehingga sering
Salmonella. Sebagaimana dijelaskan oleh merupakan batu loncatan untuk
Arifah (2010) bakteri tersebut penularan penyakitnya.
mengkontaminasi makanan melalui air, Pada swalayan Carrefour daging
tanah, udara, sisa kotoran manusia ayam tidak tercemar Salmonella. Jenis
maupun hewan atau makanan hewan. bakteri yang ada pada daging ayam
Adanya bakteri tersebut pada daging swalayan tersebut adalah Enterobacter
ayam diduga tercemar melalui atau sp. dengan jumlah koloni 21 dan jumlah
kontaminasi saat penyembelihan. bakteri 2,1 X 102. Bonang (1982)
Menurut Lawrie (2003) kontaminasi menyatakan bakteri ini berbentuk
mikroba pada daging dapat terjadi pada batang, bersifat fakultatif anaerob, gram
saat hewan tersebut masih hidup sampai negatif dan bergerak dengan flagel
sewaktu dikonsumsi. Sumber peritrik. Identifikasi reaksi biokimia
kontaminasi dapat berasal dari tanah, menggunakan TSIA tidak menunjukkan
69
Banjarnahor, I. Dkk., Pemeriksaan Cemaran Salmonella sp. Pada Daging Ayam Potong yang

adanya pembentukan H2S oleh bakteri Keberadaan E. coli pada sampel


ini. daging ayam diduga karena
Jumlah koloni bakteri Klebsiella terkontamianasi. Merchant dan Parker
pada sampel Sukaramai lokasi I dan II (1996) menyatakan bakteri ini telah
masing-masing 2 dengan jumlah bakteri tersebar di seluruh dunia dan ditularkan
tersebut 2 X 101 serta sampel Sukaramai bersama air atau makanan yang
lokasi III jumlah koloni 3, jumlah bakteri terkontaminasi oleh tinja. Bakteri ini juga
3 X 101. Menurut Christ (2010) pada merupakan indikator analisis air,
pemeriksaan adanya Salmonella pada kehadirannya merupakan bukti bahwa
nugget ayam juga terdapat keberadaan air tersebut terpolusi oleh bahan tinja
bakteri Klebsiella yang berpengaruh atau hewan. Soemari (2001) menyatakan
terhadap konsumen nugget ayam karena bahwa bakteri dapat ditularkan melalui
dapat menyebabkan penyakit pneumonia media debu, air dan udarapada bahan
atau penyakit paru-paru. Menurut makanan. Adanya bakteri ini pada daging
Fardiaz (1992) makanan yang ayam diduga tercemar melalui saat air
mengandung Klebsiella pneumonia perlu pencucian, pemotongan, penyajian,
dihindari untuk penderita penyakit tempat penjualan atau bangunan,
diabetes dan penyakit kronik paru-paru. pengemasan daging tersebut.
Entjang (2003) menyatakan bakteri ini Soeparno (2005) menyatakan
terdapat diselaput lendir hidung, mulut, kebersihan air yang yang digunakan
dam usus orang sehat sebagai flora untuk membersihkan tempat, tangan
normal. Sehingga bakteri ini pada daging penjual serta alat sangat berpengaruh
ayam jumlahnya sedikit. Bonang (1982) terhadap tingkat cemaran E. coli pada
menyatakan bakteri ini berbentuk batang daging ayam. Menurut Purnawijayanti
bersimpai, tidak bergerak, ukuran sel 0,3- (2001), air yang digunakan seharusnya
1,5 x 0,6-6,0 mikrometer. Tumbuh pada menggunakan standart air bersih yaitu
perbenihan ekstrak daging. Glukosa bebas dari bakteri berbahaya serta bebas
diragikan dengan menghasilkan asam dari ketidakmurnian kimiawi, bersih dan
dan gas. Ada pula spesies yang tidak jernih, tidak berwarna dan tidak berbau,
membentuk gas. Suhu optimal untuk tidak mengandung bahan tersuspensi
pertumbuhan 35-370C Ph optimum 7,2. (penyebab keruh). Sehingga kebersihan
Hasil pemeriksaan empat sampel air yang digunakan dapat memperkecil
ditemukan tiga sampel terkontaminasi E. kontaminasi E. coli pada daging ayam
Coli yakni terdapat pada pasar tradisional potong. Suardana dkk (2005)
Sukaramai terlihat pada tabel 2 data yang menyatakan kontaminasi yang tinggi dari
diperoleh dari hasil pemeriksaan jumlah E. coli pada daging ayam berhubungan
bakteri daging ayam pada lokasi I, II, dan erat dengan rendahnya kesadaran akan
III secara berturut adalah 5,3 X 102, 5,5 x kebersihan sanitasi dan higenis dalam
102, dan 5,5 x 102. Dilihat dari tiga sampel proses penyajian dan penanganan
tersebut bahwa tidak memenuhi Standart terhadap daging.
Nasional Indonesia. Tingkat pencemaran Soeparno (2005) menyatakan cara
E. coli melebihi batas maksimum yang pengemasan yang benar menggunakan
ditentukan oleh Standart Nasional plastik yang bersih yang tidak
Indonesia yaitu 1x 101 cfu/g. terkontaminasi daging. Faktor penyebab
70
BioLink Vol. 2 (1) Juli 2015: 63-73

kontaminasi harus seminimal mungkin dalam saluran usus hewan dan manusia
untuk mempertahankan kualitas daging (Fardiaz, 1992).
dalam waktu yang cukup lama. Menurut Berdasarkan pemeriksaan yang
Sodik (2006) cara pengemasan yang dilakukan dengan menggunakan media
digunakan oleh penjual beraneka macam salmonella shigella agar, di temukan
antara lain membungkus dengan daun adanya Salmonella yang berbentuk titik
dan kantung plastik. Kedua cara embun putih bening. Kemudian
pengemasan ini dapat mempengaruhi penelitian dilanjutkan identifikasi media
kontaminasi terhadap daging., bila RBK (Reaksi Biokimia) yaitu TSI, SIM dan
kantung plastik dan daun yang digunakan Simmon Citrate yang gunanya untuk
tidak bersih maka kan mengakibatkan identifikasi. Caranya media dari
kontaminasi lebih lanjut. Salmonella Shigella Agar tersangka
Menurut Direktorat Kesehatan Salmonella tersangka dengan jarum ose
Masyarakat Veteriner (2010) tempat ditusuk pada media TSI, SIM dan Simmon
berjualan yang benar seharusnya penjual Citrate sebanyak satu kali. Kemudian di
daging berada di satu ruangan yang inkubasi 370C selama 24 jam.
bersuhu rendah atau yang sering disebut
Chiller room. Kios untuk berjualan
memiliki meja yang berporselin dan
memilki kemiringan agar meja mudah
dibersihkan dan air mudah mengalir,
agar daging tidak terkontaminasi oleh
bakteri yang lain.
Entjang (2003) menyatakan E. coli
hidup komensial di dalam usus besar
manusia dan di duga membantu
pembuatan vitamin K yang penting untuk
pembekuan darah. Bakteri ini digunakan
untuk menilai tentang baik tidaknya
persediaan air untuk keperluan rumah
tangga. Hal ini penting karena air
keperluan sering kali menyebabkan
terjadinya epidemi penyakit-penyakit
saluran pencernaan, seperti cholera,
typhus, disentri dan penyakit cacing.
Bibit penyakit berasal dari feses manusia
yang menderita penyakit tersebut.
Karena itu, diusahakan agar air dijaga
jangan sampai dikotori feses manusia. E.
coli merupakan bakteri gram negatif yang
berbentuk batang, termasuk dalam famili
Enterobacteriaceae. Bakteri ini disebut
juga koliform fekal karena ditemuakn

71
Banjarnahor, I. Dkk., Pemeriksaan Cemaran Salmonella sp. Pada Daging Ayam Potong yang

Tabel 3. Pengamatan identifikasi Reaksi Biokimia Salmonella sp. pada sampel daging
ayam potong yang diperdagangkan di pasar tradisional Sukaramai Kecamatan Medan
Area dan pasar swalayan Carrefour.
Jenis Bakteri REAKSI BIOKIMIA
TSIA SIM Simmon Citrate
H2S A/A Gas S I M
Salmonella sp. + K/A +/- + - + +
Escherichia coli - A/A + - + +/- -
Klebsiella sp. - A/A - - - - -
Enterobacter aerogenes - K/K + - - + -
Keterangan :
K = bagian lerenganya Alkaline/basa (merah)
A =bagian dasarnya acid/asam (kuning)
A,Asam (kuning pada dasar), K, alkalis (merah pada lereng) K/A = ada peragian glukosa
A, Asam (kuning pada lereng dan dasar) A/A = peragian laktosa dan sakrosa
K, alkalis (merah pada lereng dan dasar) K/K = tidak ada peragian ketiga gula
H2S (+) = terbentuk endapan hitam pada tusukan bagian tengah media
Gas (+) = media naik (media retak)
Indol (+) = terbentuk lapisan cincin warna merah setelah ditetesi kovacs
Motility (+) = permukaan media mengembun
Simmon Citrate (+) = adanya perubahan warna hijau menjadi biru artinya bakteri dapat menggunakan citrat
sebagai sumber karbon

Tabel 3 menunjukkan adanya menggunakan sitrat sebagai sumber


kesamaan jenis bakteri pasdaa satu carbon.
tempat dengan tiga lokasi di pasar Media TSIA untuk Escherichia
Sukaramai yang terdiri dari tiga sampel coli, H2S negatif tidak terbentuk endapan
yaitu Klebsiella sp. , Escherichia coli, dan hitam pada tusukan, A/A bagian
Salmonella sp. sedangkan bakteri lereng/dasar warna kuning diakibatkan
Enterobacter sp. hanya ditemukan di ada peragian laktosa dan sakrosa. Gas
Carrefour,. Jenis bakteri yang ditemukan pada permukaan media naik, SIM untuk
tersebut tergolong patogen. Media TSIA sulfur negatif tidak ada perubahan
untuk Salmonella sp. H2S positif endapan hitam. Indol terbentuk lapisan
terbentuk endapan hitam pada tusukan cincin merah ditenagah. Motility
bagian tengah, K/A ada peragian glukosa ditandai permukaan media ada
dengan ditandai bagian lereng berwarna mengembun dan ada yang tidak
merah dan dasar kuning. Gas pada mengembun. Simmon Citrate pada
permukaan media naik (media retak) bakteri E. coli tidak dapat
kadang tidak naik, SIM untuk sulfur menggunakannya sebagai carbon
positif terbentuk endapan warna hitam. sehingga perubahan warna tetap hijau.
Indol tidak terbentuk cincin merah di Media TSIA bakteri Klebsiella
permukaan media. Motility pada pneumonia. H2S tidak terbentuk
permukaan media Salmonella endapan warna hitam pada tusukan,
mengembun sehingga ditandai positif, A/A bagian lereng/dasar warna kuning
Simmon citrate menunjukkan adanya diakibatkan ada peragian laktosa dan
perubahan warna hijau menjadi biru sakrosa. Gas pada permukaan media
sehingga balteri tersebut dapat tidak naik, SIM untuk sulfur endapan
hitam tidak terbentuk. Indol tidak

72
BioLink Vol. 2 (1) Juli 2015: 63-73

terbentuk lapisan cincin merah ditenagh Doyle, M.P., and D. O. Cliver,1990.Salmonella,


In : Foodborne Diseases D.O. Cliver (ed),
permukaan media. Motility tidak
Academic Press Inc., 185-204.
mengembun, Simmon sitrate Klebsiella Entjang. 2003. Mikrobiologi dan parasitologi
sp. tidak dapat menggunakannya sebagai untuk akademik keperawatan dan sekolah
tenaga kesehatan yang sederajat. Penerbit
carbon sehingga perubahan warna tetap
PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
hijau. Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi pangan dan gizi.
TSIA untuk Enterobacter sp. H2S Departemen pendidikan dan
kebudayaan. Direktorat jendral
negatif tidak ada glukosa dan tidak
pendidikan tinggi, pusat antar
terbentuk warna pada tusukan, K/K Universitas Pangan Dan Gizi, IPB.Bogor.
basa per basa warna merah, gas negatif Fardiaz, S.1992. Mikrobiologi Pangan 1. P.T.
tidak ada perubahan. Pada SIM untuk Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fardiaz, S.2000. Riset Mikrobiologi Pangan
sulfur negatif tidak terbentuk warna dan Untuk pEningkatan Keamanan Pangan
tidak ada glukosa, Indol tidak ada Di Indonesia. Yayasan Srikandi untuk
perubahan terbentuknya cincin Keamanan Pangan.Bogor.
Ginting, F.J 2009. Pemeriksaan bakteri
ditengah, Motility positif ada perubahan Salmonella pada telur ayam ras yang di
pergerakan tumbuh bakteri dan pada perdagangkan di pasar tradisional kota
Simmon sitrate tidak ada perubahan Medan, Skripsi Universitas Medan Area.
Juwita, H.1996. Pemeriksaan Cemaran Bakteri
warna, tetap warna hijau. Hasil uji Salmonella sp. Pada Udang Galah
mikroskopik menunjukkan bahwa (Makrobranchium rosenbergii) yang
bakteri tersebut bentuk batang diambil dari tempat penjualan
udang.Medan Fakultas Biologi
berwarna merah gram negatif. Universitas Medan Area.
Lawrie, R.A., 2003. Ilmu daging edisi 5.
SIMPULAN Penerjemah Aminuddin parakkasi.
Penerbit Universitas Indonesia Jakarta.
Dari hasil penelitian tersebut dapat Purnawijayanti, A. 2001. Sanitasi, higieni dan
disimpulkan bahwa daging ayam yang keselamatan kerja dalam pengolahan
dijual di pasar tradisional Sukaramai makanan. Kanisius. Yogyakarta.
Sodik, W.2006. TPC untuk mengetahui tingkat
ercemar bakteri Salmonella, sedangkan cemaran bakteri pada karkas ayam yang
pasar swalayan Carrefour hanya dijual di beberapa pasar tradisional
ditemukan bakteri Enterobacter sp. dan Surabaya (skripsi). Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga Surabaya.
ditandai dengan hasil karakteristik Soeparno,1992. Ilmu dan teknologi daging. Edisi
biokimia serta uji mikroskopis. 1. Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press.
DAFTAR PUSTAKA Soeparno, 2005. Ilmu dan teknologi daging,
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Arifah, I.N. 2010. Analisis mikrobiologi pada
Mada. University Press. Yogyakarta.
makanan. Program studi teknologi hasil
pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Bonang, 1982. Mikrobiologi Kedokteran
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Penerbit PT. Gramedia, Jakaarta.
Christ. 2010. Pemeriksaan Cemaran Bakteri
Salmonella sp. pada Nugget Ayam yang
di pasarkan di kota Medan.
Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner.
2010. Pedoman Teknis Program Penataan
Kios Daging Unggas Di Pasar
Tradidional. Direktorat Jenderal
Peternakan Departemen Pertanian.
73

Anda mungkin juga menyukai