PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Kelompok 11 B
Tanggal Pengesahan :
Menyetujui,
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Tanggal Pengesahan :
Menyetujui,
Mengetahui,
Dosen Pengampu
dikembangkan secara turun temurun dan mempunyai nilai sosial budaya, dan telah
Purbalingga. Kambing Kejobong mempunyai bentuk fisik dan komposisi genetik yang
khas dibandingkan dengan rumpun kambing yang lainnya. Kambing Kejobong jantan
Telinganya menggantung 1350 ke arah luar serta tidak melipat. Rambut pendek pada
bagian tubuh, sebagian ditemukan juga bulu rambut agak panjang di bagian bawah
Faktor utama yang menentukan produktivitas ternak adalah pakan. Pakan adalah
segala sesuatu yang dapat dimakan oleh hewan, dalam bentuk yang dapat dicerna
bersangkutan
(NH3) sehingga mampu meningkatkan daya cerna dari bahan pakan berserat sekaligus
Pakan yang bernutrisi rendah menyebabkan suplai zat-zat gizi pada induk bunting
tidak mencukupi kebutuhan induk dan fetus. Akibatnya induk bunting menjadi kurus,
berat lahir anak rendah, produksi susu sangat sedikit yang selanjutnya menyebabkan
anak yang lahir memiliki bobot badan dan kekebalan tubuh rendah serta tingkat
kematian cempe tinggi. Di lain pihak rendahnya kualitas pakan juga menyebabkan
ternak bunting tidak dapat terpenuhi utamanya pada trimester terakhir kebuntingan
1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pakan hijauan
Amonisai dengan melihat kadar protein yang terkandung dalam blood urea nitrogen
1.3. Manfaat
kambing kejobong dapat mengetahui potensi dari pakan hijauan amoniasi untuk
memberikan pengetahuan baru kepada perternak kambing mengenai cara yang dapat
bagi para peternak mengenai pengolahan hijauan yang dapat meningkatkan nilai
nutrisi pakan.
1.4. Hipotesis
Pemberian pakan hijauan amoniasi akan memenuhi kebutuhan protein yang dapat
diamati melalui kadar blood urea nitrogen (BUN) pada kambing kejobong pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kambing Kejobong
Kacang, kemudian diseleksi terhadap warna hitam oleh petani secara turun-temurun di
warna bulu, yaitu hitam, oleh karena itu disebut sebagai “Kambing Hitam”
(Sumardianto, 2013).
Amoniasi merupakan suatu poses perombakan dari struktur keras menjadi struktur
yang lebih lunak (hanya struktur fisiknya) dan penambahan unsur N saja, prinsip
dalam teknik amoniasi ini adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak yang
amoniasi setelah proses tersebut selesai (paling cepat 2 minggu) dapat diamati secara
fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik, urea amoniasi mempunyai bau amonia yang
kuat pada saat tempat pemeraman (silo) dibuka. Bau amonia yang kuat menunjukkan
bahwa urea telah terhidrolisis secara maksimal menjadi amonia (Lubis, 2011).
atau didekati pejantan, nafsu makan meningkat, bobot badan bertambah, pada
pertengahan kebuntingan perut sebelah kanan tampak semakin membesar, dan ambing
Nitrogen urea darah atau blood urea nitrogen merupakan konsentrasi dari urea
nitrogen, blood urea nitrogen adalah salah satu indikator dari fungsi ginjal (Widhyari
et al., 2015). Kadar BUN dapat meningkat karena meningkatnya aktivitas otot serta
katabolisme protein karena kondisi kekurangan pakan yang lama sehingga kandungan
glukosa darah menurun dan glukagon disekresikan dalam darah, pada hati terjadi
proses glukoneogenesis dan glikogenolisis pada otot dimana urea adalah hasil akhir
BAB III
3.1. Materi
Ternak yang digunakan pada penelitian ini yaitu kambing kejobong bunting
sebanyak 6 ekor yang memiliki umur kebuntingan 90 hari. Alat yang digunakan pada
penelitian ini yaitu spuid, jarum, tabung darah Easy Touch GCU, gunting, ember dan
timbangan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pakan hijauan (daun
singkong) amoniasi, tissue dan pakan hijauan (daun singkong) tanpa diamoniasi.
3.2. Metode
Pengambilan sampel darah (10 ml) kemudian diukur protein yang terkandung
dalam BUN, dilakukan sebelum pemberian pakan amoniasi dan pada 20 hari
pemberian pakan amoniasi dari vena jugularis menggunakan jarum dan spuit lalu
darah dimasukan ke dalam tabung vacuntainer dan langsung mengukur kadar BUN
kambing kejobong bunting yang di beri pakan daun singkong tanpa dilakukan
Kejobong bunting yang diberi pakan daun singkong dengan perlakuan amoniasi.
Adapun parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kadar protein yang
terkandung dalam Blood Urea Nitrogen (BUN) pada ternak kambing kejobong periode
alat pengukur glukosa darah (Easy Touch GCU) dengan satuan desiliter (g/dL).
kadar protein yang terkandung dalam Blood Urea Nitrogen (BUN) pada periode
trimester terakhir kebuntingan pada kambing kejobong, digunakan Uji T. Rumus yang
kebuntingan ternak kambing kejobong terhadap blood urea nitrogen peneliti mempunyai
2. Pelaksanaan
Kegiatan :
- Pengambilan
sempel pakan
- Uji anlisis
proksimat
bahan pakan
- Pengambilan
sampel darah
- Pengujian
kadar urea
dalam darah
3. - Analisis data
- Presentasi
hasil
- Publikasi
- Penyusunan
laporan
DAFTAR PUSTAKA
Gopar, R. A., Afnan, R., Rahayu, S., dan Astuti, D. A. 2020. Respon Fisiologis dan
Metabolit Darah Kambing dan Domba yang Ditransportasi dengan Pick-Up
Triple-Deck. J. Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 8(3): 109-116.
Widhyari, S. D., Esfandiari, A., dan Cahyono, A. D. 2015. Profil kreatinin dan nitrogen
urea darah pada anak sapi friesian holstein yang disuplementasi Zn. J. ACTA
Veterinaria Indonesiana. 3(2): 45-50.
LAMPIRAN
Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3
T1 18,61 20,07 21,75
T2 17,84 20,42 22,44
j; (1, 2, 3)
Keterangan :
Yij = Pertambahan Kadar Blood Urea Nitrogen dalam darah kambing Kejobong
bunting trimester akhir ke-j yang memperoleh perlakuan pemberian pakan
amoniasi ke-i.
µ = nilai tengah umum (rata-rata populasi ) pertambahan kadar BUN dalam darah
kambing Kejobong bunting trimester akhir
εij = perlakuan galat percobaan pada adar BUN dalam darah kambing Kejobong
bunting trimester akhir ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i.
c. Hipotesis
H0 = τ1 = τ2 ; Tidak ada pengaruh pemberian pakan amoniasi terhadap
BUN kambing Kejobong bunting trimester akhir
H1 = τ1 ≠ τ2 ; Ada pengaruh pemberian pakan amoniasi terhadap kadar
BUN kambing Kejobong bunting trimester akhir.
d. Perhitungan
PERLAKUA
N ULANGAN TOTAL RATAAN
U1 U2 U3
20,0
(T1) 18,61 7 21,75 60,43 20,14333333
20,4
(T2) 17,89 3 22,44 60,76 20,25333333
TOTAL (G) 121,19
RATAAN 20,19833333
Diketahui;
n=6
t=2
r=3
db total = (r.t) – 1 = (3×2) – 1 = 5
db perlakuan = (t – 1) = (2 -1) = 1
Galat = t (r – 1) = 2(3 – 1 ) = 4
db galat = db total – db perlakuan = 5 – 1 = 4
G²
FK =
n
(121 ,19)²
=
2 ×3
= 2.447,836017
JK (X) = ∑xi – FK
= {(18,61)2 + (20,07)2 +.....+(22,44)2} – 2. 447,836017
=15,35408333
∑ Ti ²
JK (T) = – FK
r
{( 60,43 )2 + ( 60,76 )2 }
= – 2.447,836017
3
= 0,01815
JK (G) = JK(X) – JK(T)
=15,35408333 – 0,01815
= 15,3359333
JK (T )
KT Perlakuan =
t−1
0,01815
=
2−1
= 0,01815
JK (G)
KT Galat =
t( r−1)
15,3359333
=
3 (2−1)
= 3,833983333
KT (Perlakuan)
F-hit =
KT (Galat )
0,01815
=
3,833983333
= 0,00473397989
Dari F tabel dengan f1 = 1 dan f2 = 4, akan bernilai 7,71 (5%) dan 21,20 (1%)
Kesimpulan:
P<0,05, yang artinya (Tidak ada pengaruh pemberian pakan amoniasi terhadap kadar