Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH DAUN BAWANG

MERAH SEBAGAI SUPLEMEN UNTUK MEMENUHI


KEBUTUHAN NUTRIEN PADA KAMBING DI DESA
KALIREJO

Disusun oleh :

1. Aprilia (09)
2. Angelina Intan Tiara (06)
3. Anton Setiawan (08)
4. Dava Noverendy Dwi Saputra (11)
5. Febiola Greisca Firdalia Hidayati (15)
6. Halimatus Sa`diyah (18)
7. Husnul Hotimah (20)
8. M. Zendi Maullana (22)
9. Novdiansyah Surya Lukmanta (28)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH
PROBOLINGGO
SMA NEGRI 1 DRINGU
KABUPATEN PROBOLINGGO
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Penggunaan Limbah Daun Bawang Merah


Suplemen Untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrien Pada Kambing
Ini telah dibuat dan disahkan
Pada tanggal 23 Februari 2023 di Dringu Kabupaten Probolinggo

Waka Kurikulum Guru Pembimbing P5 KTI

SMAN I Dringu

MAYA SISWINDARI, SPd. FARIZAL ROHMAN K, S.Pd., Gr.

NIP 1980208 200312 2 009 NIP 19900721 202012 012

Mengetahui,

Kepala SMAN 1 Dringu

ADIN BUDI SATRIYO, SPd, MM

NIP 196511101989011005

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Kasih dan
AnugrahNya, sehingga karya ilmiah penyusun yang berjudul “Pengaruh
penggunaan limbah daun bawang merah sebagai suplemen untuk memenuhi
kebutuhan nutrien di Desa Kalirejo” dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak akan tersusun tanpa adanya
bantuan, dorongan semangat, serta bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang setulus - tulusnya
kepada:

1. Bapak Adin Budi Satriyo, S.Pd, MM selaku Kepala SMAN 1 Dringu


2. Ibu Maya Siswandai, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum
3. Bapak Farizal Rohman Kurniawan, S.Pd., Gr selaku Koordinator P5
sekaligus Guru Pembimbing P5 Bidang KTI
4. Ibu Wiwik Natalismiati, S.Pd selaku PJ P5 Kelas X3
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir

Karena kebaikan semua pihak yang telah penyusun sebutkan tadi maka
penyusun bisa menyelesaikan karya ilmiah ini dengan sebaik-baiknya. Karya
ilmiah ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tapi penyusun sudah berusaha
sebaik mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Probolinggo, 23 Februari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................ii
KATA PENGANTAR ..................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................3

A. Limbah Daun Bawang Merah ...............................................3


B. Suplemen ...............................................................................4
C. Kebutuhan Nutrien ................................................................5
D. Kambing ................................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN .................................................8

A. Jenis Penelitian ....................................................................9


B. Populasi dan Sampel .............................................................9
C. Instrumen Penelitian ..........................................................10
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................11
E. Analisis Data ......................................................................11

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................12

A. Pembuatan Suplemen untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrien pada


Kambing dan juga dapat Mengurangi Limbah Daun Bawang
Merah ................................................................................. 12
B. Langkah- langkah Pembuatan Suplemen dari Limbah Daun
Bawang Merah ................................................................... 12

BAB V PENUTUP ......................................................................... 14

iv
A. Kesimpulan ....................................................................... 14
B. Saran .................................................................................. 14

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................15

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daging kambing seperti halnya daging ayam, dapat diterima oleh berbagai
lapisan masyarakat, berbeda halnya dengan daging babi dan sapi ( Sudarmono dan
Sugeng, 2003 ). Hal ini diketahui bahwa laju permintaan daging kambing
meningkat rata-rata 2,7% per tahun, tetapi tidak diikuti dengan ketersediaan
ternak kambing dalam negeri ( Mulyono dan Sarwono, 2004 ).

Kemampuan produksi ternak kambing di Indonesia dapat ditingkatkan bila


tata cara pemeliharaan secara ekstensif diubah ke semi-intensif atau intensif
( Mulyono dan Sarwono, 2004 ). Bila ditinjau dari aspek produksi, kambing lokal
mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang beriklim
tropis termasuk pakan yang sangat jelek ( Sodiq dan Abidin, 2003 ). Usaha
penggemukan kambing akan berhasil jika manajemen pemeliharaan dan
pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan sehingga akan diperoleh pertambahan
berat badan harian yang optimal.

Menurut Hastoro dan Hatmono ( 1997 ), kebutuhan pakan ternak kambing


terdiri dari dua macam yaitu pakan sumber energi dan pakan sumber protein.
Pakan berserat seperti hijauan merupakan pakan sumber energi dan secara
alamiah ternak kambing lebih menyukai pakan berserat daripada konsentrat.
Hijauan tersebut umumnya merupakan bahan pakan yang kandungan serat
kasarnya relatif tinggi.

Menurut Siregar ( 1994 ) kambing mampu mencerna hijauan yang


mengandung selulosa tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya mikroorganisme di
dalam rumen, makin tinggi populasinya akan semakin tinggi pula kemampuan
mencerna selulosa.

Peningkatan daya cerna diharapkan dapat mengoptimalkan efisiensi pakan


sehingga pakan yang diberikan akan dimanfaatkan secara optimal untuk

vi
kebutuhan pokok hidup, pertumbuhan dan reproduksi ternak. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya cerna adalah dengan pemberian
limbah daun bawang merah sebagai pakan suplemen karena limbah daun bawang
merah mempunyai fungsi untuk memperbaiki dan mempermudah pencernaan,
memperbanyak air ludah serta menghilangkan lendir-lendir dalam kerongkongan.

Seiring dengan meningkatnya produksi bawang merah, ketersediaan jerami


bawang merah sebagai hasil sampingan juga melimpah. Hasil rata-rata bawang
merah di Indonesia mencapai 4 ton per hektar dengan umur tanam yang relatif
singkat yaitu sekitar 60 sampai 80 hari ( Samsudin, 1979 ). Sedangkan luas lahan
budidaya bawang merah pada tahun 2004 di pulau Jawa 67 ribu hektar dan 89 ribu
hektar di seluruh Indonesia, meningkat 1,3% dibanding tahun sebelumnya.

Limbah daun bawang merah dalam setiap 100 gram mengandung bahan
kering sebesar 74,06%, serat kasar 39,78%, protein kasar 8,17%, lemak 3,61%
( Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro ). Limbah daun bawang merah memiliki kandungan
nutrien yang cukup baik dengan komponen minyak atsiri berkhasiat sebagai obat
sehingga baik untuk kesehatan

Bawang merah ( Allium ascalonicum ) memiliki khasiat obat karena tanaman


ini mengandung asam amino tidak berbau, tidak berwarna dan mudah larut dalam
air. Ikatan asam amino ini dikenal sebagai allin. Selain itu, bawang merah juga
mengandung vitamin A, B1 dan C ( Anonimusa , 2000 ). Karena reaksi enzimatis,
allin dapat berikatan dengan belerang membentuk senyawa lain berupa allisin,
sehingga berbau khas belerang. Selanjutnya allisin mampu berikatan dengan
vitamin B1 ( thiamine ) membentuk senyawa allitiamin dan ini lebih mudah
diserap sel tubuh dari pada bentuk asliya ( Santoso, 1999 yang disitasi Endang et
al., 1999 ).

Dari uraian diatas yang melatar belakangi Pengaruh Penggunaan Limbah


Daun Bawang Merah bahwa akan memperbaiki dan mempermudah pencernaan
dalam tubuh kambing sebagai nutrien pakan ternak yang dapat dimanfaatkan lebih
optimal untuk pertumbuhan dan produksi pada kambing.

vii
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan


penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi penggunaan limbah daun bawang merah di desa


Kalirejo?
2. Bagaimana penggunaan limbah daun bawang merah sebagai suplemen?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan limbah daun bawang merah sebagai
suplemen untuk memenuhi kebutuhan nutrien pada kambing di didesa
Kalirejo?
C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi penggunaan limbah daun bawang di desa Kalirejo


2. Mengetahui efek samping penggunaan limbah daun bawang merah sebagai
suplemen
3. Mengetahui pengaruh penggunaan limbah daun bawang merah sebagai
suplemen

viii
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Limbah Daun Bawang Merah

Limbah daun bawang merah atau biasa disebut jerami bawang merah
merupakan salah satu bahan pakan yang dapat digunakan sebagai suplemen sebab
mempunyai fungsi dalam tubuh untuk memperbaiki dan mempermudah
pencernaan, memperbanyak air ludah serta menghilangkan lendir-lendir dalam
kerongkongan.

Tanaman bawang merah ( Allium ascalonicum L. ) diduga berasal dari Asia


Tengah dan dibudidayakan semenjak 5000 tahun yang lalu. Tanaman ini dapat
ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi yang Tidak lebih dari 1200 mdpl.
Di dataran tinggi umbinya lebih kecil dibanding dataran rendah. Tanaman ini
memerlukan udara hangat untuk memerlukan pertumbuhannya ( 25-32˚C ) dengan
curah hujan 300 Sampai 2500 mm per tahun. Tanah yang cocok untuk tanaman ini
adalah Tanah lempung berpasir.

Bentuk daun bawang bulat kecil dan memanjang seperti pipa, tetapi ada juga
yang membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daun. Bagian
ujung daun meruncing, sedang bagian bawahnya melebar dan membengkak. Daun
berwarna hijau. Kelopak daun bawang merah bagian luar selalu melingkar
menutup kelopak daun padat pada bagian dalam.

Di dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai


berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Liliales / Liliflorae

Famili : Lliliaceae

ix
Genus : Allium

Species : Allium ascalonicum ( Rahayu dan Berlian, 2005 )

Bawang ( Allium ) dikenal memiliki kasiat obat, khususnya bawang merah ( A.


Ascalonicum ). Kasiat ini disebabkan tanaman tersebut mengandung senyawa
asam amino yang tidak berbau, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Ikatan
asam amino ini dikenal sebagai allin. Selain itu, bawang merah juga mengandung
vitamin A, B1 dan C. Karena reaksi enzimatis, allin dapat berikatan dengan
belerang membentuk senyawa lain berupa allisin sehingga berbau khas belerang.
Selanjutnya allisin mampu berikatan dengan vitamin B1 ( thiamine ) Membentuk
allitiamin.

Dalam kondisi normal, bawang merah mengandung alliin dan enzim Allinase
dalam keadaan non aktif, namun bila strukturnya dirusak (ditumbuk/dicincang )
maka enzim allinase akan menjadi aktif dan bereaksi Dengan allin menghasilkan
allisin. Allisin dapat mengikat vitamin B1 dan Membentuk senyawa allitiamin,
yang digunakan sebagai zat perantara untuk Memasukkan vitamin B1 ke dalam
tubuh hewan.

B. Suplemen

Suplemen makanan adalah produk yang digunakan untuk melengkapi


makanan, mengandung satu atau lebih bahan sebagai berikut, yaitu vitamin,
mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan
yang digunakan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau
konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan di
atas.

Menurut Karyadi (1997), suplemen makanan merupakan makanan yang


mengandung zat-zat gizi dan non-gizi, bisa dalam bentuk kapsul, kapsul lunak,
tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat gizi
yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap prima.

Kambing dapat di berikan suplemen makanan yang mengandung asam amino


esensial pembentuk sel dan organ tubuh, mengandung vitamin lengkap yang
berguna untuk daya tahan tubuh dari serangan penyakit, serta mineral – mineral

x
pelengkap (N, P, K, Ca, Mg, Cl dll) sebagai penyusun tulang dan darah, juga
memperlancar proses metabolisme dalam tubuh.

Selain di berikan rumput, daun hijau dan juga makanan konsentrat. Kambing
masih membutuhkan pakan pelengkap dengan kandungan gizi ternak yang belum
terdapat pada 3 jenis makanan sebelumnya. Pemberian pakan pelengkap ini
bertujuan untuk lebih mengoptimalkan lagi pertumbuhan, kesehatan dan produksi
ternak.

Suplemen yang diberikan dapat meningkatkan : 1) Pertambahan berat badan


setiap harinya; 2) Memenuhi kebutuhan nutrien 3) Menentukan kualitas daging; 4)
Memberikan mineral esensial maupun non esensial; 5) Memicu enzim pencernaan
untuk ternak; 6) Memberikan vitamin; 7) Memberikan lemak; 8) Terdapat
kandungan protein.; 9) Menambah kandungan asam lemak yang ada di lambung
ternak; 10) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada pakan; 11) Meningkatkan
nafsu makan; 12) Dapat mengurangi kandungan kolesterol yang ada.

Suplemen pakan kambing merupakan hal yang cukup menguras anggaran


didalam usaha di industri peternakan. Untuk itu pemberian pakan dengan cara
lebih efektif dan lebih efisien. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
jumlah pakan yang akan diberikan, dibutuhkan adanya pemberian suplemen agar
ternak tetap akan terjaga kesehatannya dan memenuhi kebutuhan nutrien.

Pemilihan jenis pakan dan suplemen yang tepat sangat mempengaruhi


keberhasilan usaha peternakan. Dengan memilih pakan yang tepat maka dapat
meningkatkan ertambahan bobot ternak secara cepat dan signifikan. Biasa
peternak membuat paduan  dan komposisi pakan tersendiri dengan memadukan
bahan pakan dengan suplemen dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan
nutrien dan adanya peningkatan produktifitas.

C. Kebutuhan Nutrien

Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh mahluk
hidup terutama kambing untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari

xi
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas
penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.

Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan
zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Tubuh
memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan mahluk hidup.

Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal,
faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan
atau meningkatkan kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi kambing karena
nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup.

Kebutuhan ternak kambing terhadap pakan dapat dilihat dari konsumsi


pakannya. Jumlah nutrien yang dikonsumsi setiap harinya sangat bergantung pada
jenis ternak, umur, fase pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui, kondisi tubuh (
normal, sakit ) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban udara)
serta bobot badannya, sehingga setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya
membutuhkan pakan yang berbeda.

Pakan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan hidup ternak yang terdiri
dari kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan untuk produksi. Kebutuhan hidup
pokok adalah kebutuhan nutrien untuk memenuhi proses-proses hidup saja tanpa
adanya suatu kegiatan dan produksi (pertumbuhan, kerja dan produksi susu),
sedangkan kebutuhan produksi adalah kebutuhan nutrien untuk pertumbuhan,
kebuntingan, produksi susu, dan kerja. Kebutuhan hidup pokok tergantung pada
bobot badan, semakin tinggi bobot badan ternak maka semakin banyak pula
nutrien yang dibutuhkan. Kebutuhan nutrien untuk produksi tergantung pada
tingkat dan jenis produksi ( Siregar, 1994 ).

xii
D. Kambing

Kambing adalah hewan yang hidup di negara-negara tropis dan di daerah


tanah penggembalaan yang memadai untuk kambing atau sapi tidak tersedia.
Kambing merupakan hewan ruminansia yang sudah didomestikasi sejak 100.000
tahun yang lalu di Pegunungan Zagros dan Fertile Crescent. Bezoar ( Capra
aegragus ) kemungkinan merupakan salah satu tetua liat ternak kambing domestik,
tetapi ada kemungkinan bahwa spesies lain seperti C. Falconeri, berkontribusi
terhadap pool genetik dan spesies domestik.

Kambing diklasifikasikan sebagai hewan herbivora ( pemakan daun- daunan)


karena pakan utamanya adalah hijauan. Meskipun demikian kambing lebih
menyukai rumput dibandingkan dengan jenis hijauan lainnya ( Sodiq dan Abidin,
2003 ).

Kambing lokal mempunyai tubuh yang kecil. Kambing jantan bertanduk kecil
sedangkan kambing betina tidak bertanduk. Bobot kambing jantan berkisar 20-30
kg, yang betina berkisar 15-20 kg ( Mulyono dan Sarwono, 2004 ). Kambing ekor
tipis mempunyai ciri ekor yang relatif kecil, tidak ada tanda-tanda berlemak. Bulu
hewan biasanya berwarna putih dan banyak belang-belang hitam sekitar mata,
hidung, dan bagian-bagian lainnya. Umumnya telinganya kecil dan menggantung
( Rangkuti et.al., 1989 ). Kambing ekor tipis merupakan kambing asli Indonesia
dan sekitar 80% populasinya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Domba dalam sistematikanya termasuk :

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

SubPhyllum : Vertebrata

Classis : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Familia : Bovidae

Genus : Ovis

xiii
Spesies : Ovis aries ( Wariata, 2000 )

Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk
pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai janggut, dahi
cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berambut lurus dan kasar. Panjang
tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter – 1,4 meter, sedangkan
ekornya 12 sentimeter – 15 sentimeter. Kambing tersebar dari Spanyol ke arah
timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia.
Biasanya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor.

Mulyono ( 1998 ) menyatakan bahwa ternak kambing memiliki sifat toleransi


yang tinggi terhadap berbagai jenis hijauan pakan ternak. Ternak kambing juga
memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai keadaan lingkungan sehingga
dapat diternakkan dimana saja dan dapat berkembang biak sepanjang tahun.
Karena alasan itulah sehingga ternak kambing dipilih sebagian masyarakat untuk
diternakkan.

Pemeliharaan kambing tidak terlalu sulit, selain itu mampu memanfaatkan


daun-daunan dan limbah pertanian sebagai makanannya. Sistem pemeliharaan
secara tradisional cukup diberi pakan seadanya dan belum ada seleksi bibit yang
terarah, maka sering dijumpai ternak kambing pada peternak tradisional
kebanyakan bertubuh kecil.

xiv
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode penelitian yang


menggunakan data deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan
pelaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini dilakukan untuk
menjelaskan dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa,
dinamika sosial, sikap, keyakinan, dan persepsi.

Tujuan penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah untuk menjelaskan


secara rinci fenomena yang terjadi di masyarakat dengan mengumpulkan data
secara rinci dan lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa integritas dan
kedalaman data yang diselidiki sangat penting dalam penelitian ini.

Semakin dalam dan teliti data yang diperoleh, semakin tinggi kualitas
survei yang dilakukan. Dalam prakteknya, jumlah objek yang akan disurvei
biasanya sedikit karena kedalaman data lebih penting daripada jumlah data.

Jenis penelitian dalam karya ilmiah ini adalah penelitian kualitatif. Hal ini
karena penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lingkungan, wawancara
kepada pihak terkait, dan studi pustaka serta memahami materi yang ada di
media sosial.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari satuan, individu,


objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang akan
diteliti, yang dapat berupa orang, benda, institusi, peristiwa, dan lain-lain yang di
dalamnya dapat diperoleh atau dapat memberikan informasi (data) penelitian yang
kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Sedangkan sampel merupakan sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel
digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya,

xv
tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi
haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah kira-kira 45 peternak dari keselurusan Desa
Kalirejo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 1 peternak
yang menggunakan limbah daun bawang sebagai suplemen untuk pakan ternak yang
berdomisili di Desa Kalirejo.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa informasi tata cara pengumpulan data.


Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai dalam sebuah kegiatan
penelitian yang khususnya sebagai pengukuran dan pengumpulan data. Bisa
berupa angket, seperangkat soal tes, lembar observasi dan lain sebagainya.

Instrumen sebuah penelitian juga merupakan sarana harus dibuat guna


menampung dan mengolah berbagai data yang dikumpulkan untuk penelitian.
Selain untuk pengumpulan data, instrumen ini juga melibatkan bagaimana
pengolahan data yang dilakukan sebagai salah satu tahapan penelitian. Hal ini
sesuai dengan arti lain dari istilah ini, yakni sebagai sumber bagi seseorang
yang akan melakukan penelitian. Instrumen penelitian dapat berupa observasi
lingkungan, wawancara dan studi pustaka.

1. Observasi lingkungan

Observasi adalah rangkaian agenda yang dilakukan untuk


memperolehan informasi secara aktif dari sumber utama, khususnya
tentang makhluk hidup dengan mempergunakan indera serta melibatkan
perekaman data melalui penggunaan instrumen ilmiah. Observasi
lingkungan sering juga disebut pengamatan. Observasi sering digunakan
untuk menelusuri atau mencari tahu suatu hal dari sebuah fenomena.
Observasi biasanya dilakukan dengan meninjau, mengawasi dan meneliti
suatu obyek, hingga mendapat data yang sifatnya valid. Banyak bidang
ilmu pengetahuan yang membutuhkan atau sering menggunakan observasi.
Jika menggunakan observasi, maka yang dipakai adalah lembar observasi

xvi
yang isinya sesuai dengan kebutuhan dalam pengamatan yang dilakukan
oleh para peneliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara 2 orang atau lebih dan


berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Yang tujuan dari
wawancara ialah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara
melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang
diwawancarai. Apabila teknik yang digunakan adalah wawancara, maka
harus menerapkan pedoman wawancara yakni sekumpulan pertanyaan
yang digunakan dalam wawancara sebagai instrumen yang harus
disiapkan. Berikut daftar pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada
peternak lamgsung:

1) Menurut ibu, kandungan apa saja yang terdapat pada suplemen


limbah daun bawang merah sehingga dapat diberikan kepada
kambing ?
2) Selain itu, apa saja manfaat diberinya suplemen pada kambing ?
3) Kalau boleh tahu apakah ada efek samping pemberian suplemen
terhadap kambing ?

3. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan kegiatan mempelajari berbagai buku


referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna
untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan
diteliti. Secara sederhana, studi kepustakaan adalah kegiatan membaca
sejumlah buku atau referensi. Tujuannya untuk mengetahui pembahasan
lebih mendalam mengenai suatu topik atau tema. Topik ini disesuaikan
dengan topik yang diangkat ke dalam tulisan. Studi pustaka dalam
penelitian ini adalah dengan mempelajari hasil dari karya ilmiah yang
diteliti oleh Danang Mahendra ( 2007 ).

D. Teknik Pengumpulan Data

xvii
Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data, maka perlu
ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Adapun teknik
pengumpulan data yang akan diguinakan dalam penelitian ini adalah
dengan menjawab rumusan masalah sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data yang


merujuk jawaban rumusan masalah yaitu :

1. Untuk menjawab pertanyaan nomor satu yaitu ‘Bagaimana kondisi


penggunaan limbah daun bawang merah di Desa Kalirejo ? “ akan
dideskripsikan mengenai : oleh sebagian kecil peternak di Desa
Kalirejo limbah daun bawang merah dijadikan suplemen untuk
pakan tambahan pada ternak.
2. Untuk menjawab pertanyaan nomor dua yaitu “ Bagaimana
penggunaan limbah daun bawang merah sebagai suplemen ? “ akan
dideskripsikan mengenai : limbah daun bawang merah diolah
menjadi suplemen dan dijadikan semacam ransum dengan
komposisi rumput lapang dan dedak.
3. Untuk menjawab pertanyaan nomor tiga “ Bagaimana pengaruh
penggunaan limbah daun bawang merah sebagai suplemen untuk
memenuhi kebutuhan nutrien pada kambing di Desa Kalirejo ? “
akan dideskripsikan mengenai : pengaruh penggunaan limbah daun
bawang merah sebagai suplemen untuk memenuhi kebutuhan
nutrien pada kambing tidak cukup berpengaruh untuk
perkembangan kambing dan untuk memenuhi kebutuhan nutrien,
sebab kandungan bahan didalamnya terbilang masih kurang.

xviii
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Penggunaan Limbah Daun Bawang Merah Desa Kalirejo


Suplemen yang terbuat dari limbah daun bawang merah ini bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan nutrien pada kambing dan sebagai bahan
penyandang pakan pada kambing. Untuk cara pembuatannya tidak perlu
memerlukan bahan yang begitu banyak dan cuma memerlukan bahan
tambahan saja yaitu dedak dan rumput lapang.
Dengan adanya suplemen yang terbuat dari limbah daun bawang merah
ini dapat berdampak baik dan mengurangi permasalahan l;imbah daun
bawang merah yang ada disekitar Desa Kalirejo, Kecamatan Dringu,
Kabupaten Probolinggo. Disana terdapat banyak limbah daun bawang merah
yang tidak digunakan, kebanyakan orang hanya membakarnya saja dan
dibuang sia sia. Apabila kita cerdas dalam mengolah limbah daun bawang
merah, maka akan menghasilkan banyak sekali manfaat bagi lingkungan
sekitar, salah satunya digunakan sebagai suplemen untuk pakan ternak.
B. Penggunaan Limbah Daun Bawang Merah Sebagai Suplemen
Dari penelitian yang telah dilakukan, berikut langkah-langkah pembuatan
suplemen dari limbah daun bawang merah.
a) Alat
1) Blender
2) Baskom
3) Plastik klip
4) Sendok
b) Bahan
1) Limbah daun bawang merah
2) Rumput lapang
3) Dedak
4) Air
c) Langkah-langkah
1) Siapkan semua alat dan bahan

xix
2) Cuci limbah daun bawang merah dan rumput lapang sampai
bersih dari zat kimia.
3) Keringkan sebentar
4) Haluskan limbah daun bawang merah dengan blender. Beri
sedikit air supaya lebih mudah menghaluskannya
5) Selanjutnya haluskan rumput lapang dengan blender. Beri
juga sedikit air supaya lebih mudah menghaluskannya.
6) Jika kedua bahan tersebut sudah dihaluskan, campurkan
limbah daun bawang merah dan rumput yang sudah
dihaluskan ke dalam baskom
7) Jika sudah tercampur, tambahkan dedak ke dalam
campuran bahan tersebut
8) Aduk hingga tercampur merata
9) Jika sudah tercampur merata, masukkan sekitar 2 sendok
makan ke dalam plastic klip.

Dokumentasi

xx
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat dismpulkan bahwa bawang
merah merupakan potensi kearifan local yang ada di Kota Probolinggo
khususnya di daerah Desa Kalirejo. Dari bawang merah tersebut terdapat
limbah daun bawang merah yang merugikan masyarakat dan lingkungan
sekitar. Oleh karena itu, penyusun mengolah limbah tersebut menjadi
suplemen untuk pakan kambing.
Dari penelitian dan pembahasan ini penggunaan limbah daun bawang
merah ( Allium ascalonicum ) sebagai pakan suplemen untuk memenuhi
kebutuhan nutrient pada kambing khususnya pada daerah Desa Kalirejo
sampai taraf 3% belum mampu memenuhi kebutuhan nutrient pada
kambing dan belum mampu membantu pertumbuhan kambing.
B. Saran
Penggunaan limbah daun bawang merah ( Allium ascalonicum )
sebaiknya tidak perlu digunakan sebagai pakan suplemen karena belum
mampu membantu memenuhi kebutuhan nutrient pada kambing.

xxi
DAFTAR RUJUKAN
Albright, M.L., M. R. Langemeier, J. R. Mintert dan T. C. Schoroeder,
1994. Beef Cattle Handbook. University of Winconsin Extention, Kansas.

Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. P.T. Gramedia.


Jakarta.

Arora, S.P., 1989. Pencernaan Mikrobia Pada Ruminansia.


Diterjemahkan oleh : Retno Muwarni. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2000a. Penggemukan Ternak.


Departemen Pertanian. Ungaran.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2000b . Teknologi Budidaya


Bawang Merah. Departemen Pertanian. Ungaran

Hastoro dan H. Hatmono, 1997.Urea Molases Blok Sebagai Pakan


Suplemen Ternak Ruminansia. Trubus Agriwidya. Ungaran.

Mulyono, S., 1998. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Murtidjo, 1993. Memelihara Domba. Kanisius. Yogyakarta.

Rahayu, E dan N. Berlian., 2005. Bawang Merah. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Rangkuti, M., A. Setiadi, Solich dan A. Rusjat, 1989. Pedoman Praktis


Beternak Kambing-Domba Sebagai Ternak Potong. Puslitbangnak. Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.

xxii
Ranjhan, S. K., 1980. Animal Nutrion in Tropics. VIKAS PUB. House
PVT LTD. Samsudin, S., 1979. Bawang Merah Binacipta. Bandung.

Tillman, A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.


Lebdosoekotjo, 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada 73
University Press, Fakultas Peternakan Universitass Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Yitnosumarto, S., 1993. Perancangan Percobaan, Analisis dan


Interprestasinya. Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta.

xxiii

Anda mungkin juga menyukai