ABSTRAK
Kata kunci : Daging Ayam Ras, Preferensi Konsumen, Analisis Chi Square, Analisis
Multiatribut Fishbein.
Keterangan :
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta dengan NIM H 0307081
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembimbing Pendamping
ANALYSIS OF CONSUMER BUYING PREFERENCES
IN BROILER MEAT
AT TRADITIONAL MARKET KARANGANYAR REGENCY
Serafina Setia Ningrum1
Prof.Dr.Ir. Suprapti Supardi, MP 2
Erlyna Wida Riptanti, SP, MP 3
ABSTRACT
Informations :
1. Student of Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta NIM
H 0307081
2. Main lecture
3. Assistant lecture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional
adalah penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia. Penyediaan bahan
pangan menyangkut dimensi luas seperti jumlah, jenis dan kualitas, ruang
(distribusi), dan waktu. Dengan penyediaan bahan pangan yang cukup dan
stabil yang diperankan oleh sektor pertanian telah memberikan sumbangan
yang besar bagi stabilitas ekonomi, sosial, politik, sehingga secara
keseluruhan menyumbang pada terciptanya iklim kondusif bagi pembangunan
di segala bidang (Arda, 2010).
Pembangunan sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting
untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, selain tanaman pangan,
holtikultura (sayuran dan buah-buahan), perkebunan, dan lain-lain,
pembangunan pertanian juga mencakup sub sektor lainnya yaitu peternakan
dan perikanan. Pembangunan yang semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan pendapatan masyarakat menimbulkan fenomena yang berkenaan
dengan konsumsi bahan makanan yaitu telah terjadinya kecenderungan
penurunan konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat. Disisi lain terjadi
kecenderungan peningkatan konsumsi bahan makanan sumber protein
khususnya dari protein hewani seperti produk perikanan dan peternakan.
Kecenderungan peningkatan konsumsi bahan pangan sumber protein hewani
asal ternak telah mendorong subsektor peternakan menjadi salah satu sumber
pertumbuhan baru bagi sektor pertanian.
Pembangunan sub sektor peternakan memegang peranan sebagai sumber
penghasil protein hewani (daging dan telur) untuk mencukupi/ melengkapi
kebutuhan gizi masyarakat. Salah satu jenis ternak penghasil daging dan telur
adalah ternak ayam. Namun, tidak semua keluarga ayam adalah penghasil
daging dan telur yang produktif. Di Indonesia, keluarga ayam digolongkan
menjadi dua golongan. Penggolongan keluarga ayam tersebut diawali dengan
commitPenggolongan
masuknya ayam ras ke Indonesia. to user ayam ini yaitu kelompok
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
ayam domestik yang disebut ayam buras (bukan ras) dan kelompok ayam
negeri yang disebut ayam ras (Samadi, 2010:9).
Menurut Samadi (2010:9-10), ayam ras bertubuh besar, memiliki
pertumbuhan cepat, produksi daging yang tinggi dan tebal, serta memiliki
daya alih (konversi) pakan menjadi daging yang tinggi. Oleh karena itu ayam
ras merupakan salah satu jenis unggas penghasil daging dan telur yang
produktif. Ayam ras pedaging pada umur 42 hari bobot badannya mencapai
1,80 kg dan sudah bisa dikonsumsi dagingnya (dipotong).
Daging ayam ras sebagai hasil produksi peternakan ayam ras
kehadirannya dapat mensubstitusi protein hewani produk hasil ternak lainnya,
seperti daging sapi, daging kerbau, daging kambing dan domba, daging itik,
kelinci dan lain sebagainya. Dalam hal ini daging ayam ras pedaging
dikonsumsi jauh lebih banyak dibandingkan ayam lokal. Protein daging juga
lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari bahan pangan
nabati. Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam
amino esensialnya yang lengkap dan seimbang.
Daging ayam ras dikonsumsi masyarakat secara luas karena harganya
yang terjangkau untuk sebagian besar masyarakat. Sebagian besar masyarakat
juga sudah terbiasa untuk mengkonsumsi daging ayam ras untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani sehari-hari. Ketersediaan daging ayam ras di pasar-
pasar tradisional juga cukup banyak dan mudah ditemukan.
Salah satu kabupaten yang masyarakatnya mengkonsumsi daging ayam
adalah Kabupaten Karanganyar. Di Kabupaten Karanganyar daging ayam ras
banyak dipasarkan di pasar-pasar tradisional karena letak pasar tradisional
mudah dijangkau oleh masyarakat dan jarak pasar tradisional dekat dengan
perumahan-perumahan masyarakat. Kabupaten Karanganyar memiliki
kepadatan penduduk yang cukup tinggi, berdasarkan data BPS (2010b:57)
diketahui bahwa luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 773,78 km2
dengan jumlah penduduk 872.821 jiwa sehingga diperoleh kepadatan
penduduknya adalah sebesar 1.128 jiwa per km2, ini berarti setiap satu km2
commit to ditempati
luas wilayah Kabupaten Karanganyar user oleh 1.128 jiwa penduduk.
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
fisik (atribut) produk sebelum membeli. Jika kenyataan yang mereka dapat
ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka tidak puas. Namun,
apabila produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas. Dalam
hal ini atribut produk menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan
oleh konsumen sebelum membeli sebuah produk. Begitu juga dalam
pembelian daging ayam ras, beberapa atribut menjadi pertimbangan konsumen
antara lain adalah bobot, warna daging, warna kulit pada daging, kekenyalan
kulit karkas, bau daging dan kebersihan daging ayam ras. Hal inilah yang
mendorong peneliti mengadakan penelitian mengenai preferensi konsumen
terhadap daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar.
B. Perumusan Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini produsen dalam
memproduksi suatu barang atau produk harus berorientasi pada pasar. Jika
sebelumnya produsen hanya menjual apa yang dihasilkan maka sekarang ini
produsen menjual produk yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
Oleh karena itu, produsen harus mampu mengetahui apa yang menjadi
kesukaan konsumen.
Daging ayam merupakan bahan pangan hewani yang digemari oleh
hampir seluruh lapisan masyarakat, termasuk juga masyarakat di Kabupaten
Karanganyar karena rasanya lezat dan bergizi tinggi, selain itu harga daging
ayam ras juga terjangkau untuk sebagian besar masyarakat. Daging ayam ras
sebagian besar dipasarkan di pasar-pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
Daging yang dipasarkan di pasar tradisional memiliki berbagai karakteristik
atau ciri yang berbeda satu sama lain. Konsumen akan selalu
mempertimbangkan karakteristik daging ayam ras sebelum membeli dan
menyesuaikannya dengan kesukaan konsumen terhadap daging ayam ras.
Konsumen memiliki kesukaan yang berbeda pada tiap produk, hal ini sesuai
dengan informasi yang mereka terima tentang kriteria ideal suatu produk.
Oleh karena itu, agar bisa menetapkan strategi pemasaran yang tepat dan
memberikan kepuasan kepadacommit to user
konsumen penting bagi produsen daging ayam
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut
daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
3. Mengetahui sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam ras di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan
wawasan peneliti serta sebagai salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bagi peternak serta pemasar daging ayam ras, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan tentang preferensi konsumen
terhadap daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar, yang nantinya dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mempermudah pemasaran daging ayam ras
sesuai dengan selera konsumen.
3. Bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar,
hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran atau
pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan di Kabupaten
Karanganyar.
4. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu
sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk
penelitian yang sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Mutiara (2007:xiii) yang berjudul Analisis Preferensi
Konsumen Terhadap Daging Ayam Ras di Kota Surakarta, dengan
menggunakan analisis chi-square menunjukkan bahwa semua atribut yang
diamati dalam penelitian ini berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95%. Hal
tersebut berarti terdapat perbedaan signifikan preferensi konsumen terhadap
atribut-atribut daging ayam ras, atribut yang dimaksud adalah warna, ukuran,
kekenyalan kulit karkas dan kebersihan daging ayam ras, sehingga dapat
diketahui bahwa preferensi konsumen terhadap daging ayam ras tersebut tidak
sama/ terdapat perbedaan preferensi konsumen dalam keputusan pembelian.
Dari analisis ini diketahui bahwa daging ayam ras yang disukai oleh
konsumen adalah daging ayam ras dengan atribut ukuran sedang dengan kulit
yang bersih, warna daging putih kekuningan, dan tingkat kekenyalan kulit
yang elastis. Dari analisis multiatribut Fishbein diketahui bahwa atribut daging
ayam ras yang paling dipertimbangkan sampai yang kurang dipertimbangkan
oleh konsumen secara berturut-turut adalah warna daging, kekenyalan kulit
karkas, kebersihan kulit dan ukuran daging ayam.
Penelitian Hayati (2009:449-450) yang berjudul Analisis Preferensi
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk di Malang, dengan
menggunakan analisis chi-square bertujuan untuk mengetahui buah jeruk apa
yang menjadi preferensi konsumen berdasarkan atribut yang melekat pada
buah jeruk tersebut (rasa, kesegaran dan harga), urutan/ tingkat karakteristik
buah jeruk yang menjadi preferensi konsumen dan hubungan antara atribut
yang menjadi preferensi dengan karakter konsumen. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah buah jeruk yang menjadi preferensi konsumen adalah buah
dengan rasa manis, kondisi buah segar dan harga murah. Dan dari nilai
kepentingan ketiga atribut responden memilih kondisi kesegaran buah sebagai
pilihan nomor satu dengan nilai 0,405; pilihan kedua rasa dengan nilai 0,384
commit
dan harga dengan nilai 0,211. Daritoanalisis
user chi square didapatkan bahwa
8
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
pasar tradisional Kota Surakarta. Karena komoditas, atribut yang diteliti, dan
metode yang digunakan sama dengan penelitian yang akan dilakukan, maka
dapat dijadikan acuan dalam penulisan penelitian ini.
B. Tinjauan Pustaka
1. Komoditi Daging Ayam Ras
a. Ayam Ras
Ayam ras pedaging muda atau ayam “broiler” ini kemampuannya
dan keistimewaannya dibatasi oleh umur, sifat daging, cara memelihara,
pemberian makanan, bibit, pengolahan dan cara memasaknya.
Di Indonesia, ayam broiler dijual dengan umur sekitar 6-7 minggu
dengan berat kurang dari 1,7 kg. Sehingga ayam broiler itu adalah ayam
jantan atau betina muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual
dengan berat tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat,
mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik/
banyak (Rasyaf, 1993:3).
Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal oleh masyarakat
dengan nama ayam “broiler” adalah merupakan jenis ras unggul hasil
dari persilangan (perkawinan) antara ayam jantan ras White Cornish
dari Inggris dengan ayam betina dari ras Plymouth rock dari Amerika.
Hasil dari persilangan ras tersebut menghasilkan anak-anak ayam yang
memiliki pertumbuhan badan cepat dan memiliki daya alih (konversi)
pakan menjadi produk daging yang tinggi. Artinya, dengan jumlah
pakan yang dikonsumsi sedikit mampu bertumbuh dengan sangat cepat.
Ayam broiler lebih menguntungkan bila diternakkan sebagai penghasil
daging sebab dengan pakan yang hemat mampu menngubahnya
menjadi produk daging dengan sangat cepat (Samadi, 2010:16-17).
b. Arti Ekonomi Daging Ayam Ras
Daging ayam merupakan komoditi ekonomi yang strategis.
Ketersediaan daging ayam yang cukup dalam jumlah dan
commit menjangkau
penyebarannya yang hampir to user seluruh wilayah Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Tabel 2. Kandungan Gizi pada Daging Ayam Ras per 100 gram
No. Jenis Zat Gizi Jumlah Kandungan
1. Kalori (Kal) 302,00
2. Protein (g) 18,20
3. Lemak (g) 25,00
4. Kalsium (mg) 14,00
5. Fosfor (mg) 200,00
6. Besi (mg) 1,50
Sumber : Samadi, 2010:13
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dalam 100 gram
daging ayam mengandung kalori sebesar 302 Kal, lemak sebesar 25
gram, dan protein sebesar 18,20 gram. Selain itu juga mengandung
kalsium, fosfor dan besi masing-masing sebesar 14 mg, 200 mg dan
1,5 mg. Untuk menjaga kualitas daging ayam tetap baik dan kandungan
gizinya terjaga maka perlu dilakukan pemilihan daging dengan cermat.
Pemilihan daging yang tepat untuk dikonsumsi memerlukan
pengetahuan tentang ciri-ciri daging ayam yang baik. Ciri-ciri daging
ayam yang baik, antara lain:
a. Warna merah-kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak
kebiruan, tidak terlalu merah).
b. Warna kulit ayam putih-kekuningan, cerah, mengkilat dan bersih.
c. Bila disentuh, daging terasa lembab dan tidak lengket (tidak kering).
d. Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis,
tidak berbau busuk).
e. Konsistensi otot dada dan paha kenyal, elastis (tidak lembek).
(Anonim, 2010a).
Daging ayam ras merupakan produk pangan penting yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan protein hewani selain dari golongan
ruminansia. Daging ayam ras juga dapat diolah menjadi berbagai
macam makanan olahan, sehingga perlu adanya pemasaran agar daging
ayam ras dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
2. Pemasaran
Menurut Kotler (1996:5-6,19), pengertian pemasaran adalah suatu
proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan
produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Definisi
pemasaran tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut:
kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai (value) dan kepuasan,
pertukaran atau transaksi, pasar, serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran
berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial
dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Konsep pemasaran menurut Soekartawi (2002:23-24) beranggapan
bahwa produk yang dihasilkan harus berorientasi pada kebutuhan
konsumen. Karena selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka
macam dan kualitas produk perlu ada pembaharuan-pembaharuan
sehingga muncul pengertian baru dalam konsep pemasaran, yaitu konsep
pemasaran strategis dan konsep pemasaran kemasyarakatan. Pada konsep
pemasaran strategis, konsumen individu bukan satu-satunya sasaran.
Sedangkan pada konsep pemasaran kemasyarakatan, bukan saja kebutuhan
pasar yang dipenuhi tetapi juga upaya bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan kemakmuran konsumen dan masyarakat. Dalam mendesain
konsep pemasaran, peranan konsumen, masyarakat dan lingkungan perlu
mendapatkan perhatian khusus. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam mendesain konsep pemasaran yaitu identifikasi keinginan
konsumen, identifikasi terhadap produk yang dipasarkan dan identifikasi
konsumen dan sekaligus menciptakan dan membina konsumen.
Dalam suatu proses pemasaran akan terdapat jalur pemasaran. Jalur
pemasaran ini pada prinsipnya berfungsi sebagai lembaga distribusi atau
yang menyampaikan hasil produksi kita kepada konsumen akhir. Terdapat
beberapa jalur pemasaran daging ayam di Indonesia. Menurut Rasyaf
(1994:180) jalur pemasaran inilah yang akan menghantarkan ayam
commit
produksi peternakan hingga to user akhir. Jalur ini dapat panjang
ke konsumen
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
dapat pula pendek, tergantung kita dan juga macam unggas yang dijual.
Jalur pemasaran daging ayam di Indonesia dapat dilihat dalam Gambar 1.
Ayam Jual
Hidup
Pedagang
Pengumpul
Daging
Ayam
Dimasak
Pengecer
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya.
c. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Jika
indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi,
pemasar dapat mencari jalan menetapkan posisi produknya.
d. Gaya hidup
Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,
akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang
terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi
perilaku konsumen.
e. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku
konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses pembelajaran,
serta kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu
telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang
cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.
b. Persepsi
Orang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan
yang sama karena tiga proses persepsi, yaitu perhatian yang selektif,
gangguan yang selektif, dan mengingat kembali yang selektif.
c. Kepercayaan dan sikap
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku
pembeli. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
4. Preferensi
Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi
konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk
yang ada. Menurut Nicholson (2002:60), hubungan preferensi diasumsikan
memiliki tiga sifat dasar, tiga sifat dasar tersebut adalah:
1. Kelengkapan (completeness)
Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orang
selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:
1) A lebih disukai daripada B
2) B lebih disukai daripada A, atau
3) A dan B sama-sama disukai.
Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam
menentukan pilihan, sebab mereka tahu mana yang lebih baik dan mana
yang lebih buruk, dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihan
di antara dua alternatif.
2. Transitivitas (transitivity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan
lebih menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada
C. Dengan demikian orang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya
yang saling bertentangan.
3. Kontinuitas (Continuity)
Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini
berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di
bawah pilihan B.
Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar diatas. Dengan
demikian tiap orang selalu dapat membuat atau menyusun rangking semua
situasi dan kondisi mulai dari yang paling disenangi hingga yang paling
tidak disukai dari bermacam barang/jasa yang tersedia. Seseorang yang
rasional akan memilih barang yang paling disenanginya. Dengan kata lain
commit
dari sejumlah alternatif yang ada to user lebih cenderung memilih sesuatu
orang
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
é ( fo - fe )2 ù
k
x =åê
2
ú
i =1 ë fe û
Keterangan :
χ2 = Chi Square
fo = frekuensi yang diamati pada penelitian
fe = frekuensi yang diharapkan pada penelitian
i…k = kategori atribut dalam variabel
Dimana :
Ri. x Ci
fe =
å Ri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Ri = jumlah baris ke-1
Ci = Jumlah kolom ke-1
å Ri = å pengama tan
Konsumen dapat memutuskan produk mana yang mereka suka dan
tidak suka, karena terbentuknya sikap konsumen terhadap suatu produk.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam
melakukan tindakan pembelian, sehingga sikap konsumen merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian.
5. Sikap
Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan
emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada semua aspek. Lebih lanjut,
sikap adalah cara berfikir, merasa, dan bertindak melalui aspek
dilingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap
menuntut orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang
sama (Simamora, 2003:11-12).
Ada banyak definisi mengenai sikap dalam berbagai versi menurut
Azwar (1995) dalam Anonim (2010c). Selanjutnya dikatakan oleh Azwar
bahwa sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran yaitu:
a. Pertama, yang berorientasi kepada respon. Orientasi ini diwakili oleh
para ahli seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood.
Dalam pandangan mereka, sikap adalah suatu bentuk atau reaksi
perasaan. Secara lebih operasional sikap terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak terhadap objek.
b. Kedua, yang berorientasi kepada respon. Menurut pandangan orientasi
ini, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek
dengan cara-cara tertentu. Kesiapan ini berarti kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara teretntu apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.
c. Ketiga, yang berorientasi pada skema triadik. Menurut pandangan
commit to user
orientasi ini, sikap merupakan konstelasi komponen-komponen
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Dimana :
A0 : Sikap konsumen terhadap objek
bi : tingkat keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut tertentu
(atribut ke-i)
ei : dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki objek
Sikap konsumen menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap
berbagai atribut dan manfaat dari suatu produk. Setiap produk memiliki
berbagai macam atribut yang melekat. Konsumen dalam melakukan
pembelian selalu memperhatikan dan mempertimbangkan atribut-atribut
yang ada pada produk atau objek tertentu yang sesuai dengan kesukaan
mereka untuk memperoleh kepuasaan.
6. Atribut Produk
Atribut didefinisikan sebagai karakteristik yang membedakan merek
atau produk dari yang lain. Definisi lainnya menyebutkan bahwa atribut
merrupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori
produk, yang melekat pada produk atau menajdi bagian produk itu sendiri.
Kedua pengertian ini akan menghasilkan perbedaan atribut produk
(Simamora, 2008:79).
Atribut merupakan gambaran karakteristik spesifik dari produk
yang diharapkan dapat menimbulkan manfaat bagi konsumen, artinya
pembeli biasanya dapat menyimpulkan manfaat yang akan mereka terima
dari produk dengan meneliti atribut-atribut produk tersebut. Seringkali
beberapa produk sama dalam sejumlah besar atributnya. Dalam hal seperti
ini, adalah penting untuk membedakan satu atau lebih atribut penentu,
yaitu atribut yang paling menentukan pilihan pembelli. Suatu atribut akan
dianggap penting jika memberikan manfaat yang sangat diinginkan, tetapi
jika semua alternatif yangcommit to user
bersaing mempunyai karekteristik yang sama,
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
maka atribut yang lain akan menentukan pilihan merek (Guiltian dan
Gordon, 1992:78).
Atribut-atribut produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat
utama produk sehingga mampu lebih memuaskan konsumen. atribut
produk meliputi merk (brand), pembungkusan (packaging), label, garansi
atau jaminan (warranty) dan produk tambahan (service). Atribut produk
dapt dipandang secara obyektif (fisik produk) maupun secara subyektif
(pandangan konsumen). Atribut fisik belum tentu searah dengan atribut
menurut pandangan konsumen (Budiarto, 2010:68).
Atribut produk menjadi faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam pengambilan keputusan pembelian. Pengetahuan konsumen tentang
atribut suatu produk akan memudahkan konsumen mengenali dan memilih
produk yang dibelinya. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui
oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut
mana yang dianggap paling penting oleh konsumen.
commit
terjangkau oleh sebagian besar to usersehingga permintaan daging ayam
masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
ras cenderung meningkat. Selain itu, kandungan gizi dari daging ayam ras juga
mengandung nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan
asam amino esensialnya yang lengkap dan seimbang sehingga mampu
memberikan keseimbangan gizi pangan masayarakat.
Konsumen sekarang ini mandiri dalam mengambil keputusan, bukan
karena pengaruh orang lain maupun promosi, maka konsumen akan memilih
produk yang paling sesuai (best fit) bagi mereka. Dengan kata lain, konsumen
akan memilih produk yang memberikan nilai tertinggi bagi mereka. Preferensi
konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk
yang ada. Atribut daging ayam ras merupakan preferensi konsumen yang akan
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk daging ayam.
Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan mempertimbangkan atribut-
atribut yang terdapat pada daging ayam ras. Atribut yang diteliti meliputi
warna daging, warna kulit pada daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, bau
daging ayam ras, kebersihan kulit dan bobot daging ayam ras.
Berdasarkan atribut-atribut daging ayam ras tersebut dapat diketahui
tentang preferensi konsumen terhadap daging ayam ras dan sikap konsumen
terhadap daging ayam ras. Analisis mengenai preferensi daging ayam ras
dengan menggunakan analisis Chi-Square bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan preferensi konsumen daging ayam ras dan juga
mengetahui atribut yang menjadi preferensi konsumen daging ayam ras.
Sedangkan analisis mengenai sikap konsumen dengan menggunakan analisis
Fishbein bertujuan untuk mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan
oleh konsumen daging ayam ras.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat skema kerangka
pemikiran pendekatan masalah seperti pada Gambar 2. berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Peningkatan Konsumsi
Produk Pangan Hewani
dari Daging Ayam Ras
D. Hipotesis
1. Diduga terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut daging
ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
2. Diduga atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di
commit
pasar tradisional Kabupaten to user adalah warna daging ayam ras
Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
merah pucat mengkilat, warna kulit pada daging ayam ras putih
kekuningan, tingkat kekenyalan kulit karkasnya elastis, kulit daging ayam
yang bersih, bau daging ayam ras segar dan bobot daging ayam ras sedang.
3. Diduga sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras berturut-turut
dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang kurang
dipertimbangkan adalah atribut warna daging ayam ras, warna kulit pada
daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan kulit daging ayam
ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam ras.
E. Asumsi
1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian
daging ayam ras di pasar tradisional yang mewakili rumah tangga
2. Keputusan pembelian diambil responden secara rasional berdasarkan
pertimbangannya terhadap berbagai atribut daging ayam ras
3. Harga daging ayam ras dianggap tidak mempengaruhi preferensi
konsumen
F. Pembatasan Masalah
1. Daging ayam ras yang diteliti adalah daging ayam ras yang dipasarkan di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
2. Atribut daging ayam ras yang diteliti meliputi : warna daging ayam ras,
warna kulit pada daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan
kulit daging ayam ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam ras.
3. Penelitian terbatas pada konsumen akhir yang membeli daging ayam ras
untuk dikonsumsi rumah tangga dan tidak bermaksud untuk menjual
kembali.
4. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari Tahun 2011.
2. Daging ayam ras adalah bahan makanan yang dikonsumsi manusia yang
berasal dari ternak unggas yaitu ayam ras.
3. Atribut daging ayam ras adalah karakteristik yang terdapat pada daging
ayam ras yang berfungsi sebagai kriteria penilaian dalam pengambilan
keputusan. Atribut yang akan diteliti adalah atribut fisik yang melekat
pada daging ayam ras yang meliputi: warna daging ayam, warna kulit pada
daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan kulit daging ayam
ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam.
4. Warna daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
terhadap warna daging ayam ras. Atribut warna daging ayam ras
dibedakan dalam kategori warna merah pucat mengkilat dan warna merah
kebiruan tidak mengkilat.
5. Warna kulit pada daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan
konsumen terhadap warna kulit pada daging ayam ras. Atribut warna kulit
pada daging ayam ras dibedakan dalam kategori warna putih, putih
kekuningan, dan kuning.
6. Kekenyalan kulit karkas adalah serangkaian anggapan dan kesan
konsumen terhadap kekenyalan kulit daging ayam ras yang
mengindikasikan baik atau tidak kualitas daging ayam ras. Atribut
kekenyalan kulit karkas ayam ras dibedakan dalam kategori elastis (jika
ditekan terasa kenyal dan mudah kembali ke kondisi semula), kategori
kurang elastis (jika ditekan sedikit terasa kenyal dan dapat kembali ke
kondisi semula), dan kategori tidak elastis (jika ditekan terasa keras).
7. Kebersihan kulit ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan
konsumen terhadap kebersihan kulit ayam ras yang mengindikasikan baik
tidaknya kualitas daging ayam ras. Atribut kebersihan kulit ayam ras
dibedakan dalam kategori kulit bersih (tidak ada memar, tidak sobek, tidak
ada goresan, bebas dari bulu-bulu jarum), kategori kulit agak bersih (ada
sedikit memar, sedikit sobek, ada sedikit goresan, ada sedikit bulu-bulu
jarum), kategori kulit kotor (ada memar, ada sobek, ada goresan, ada bulu-
bulu jarum). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
8. Bau daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
terhadap bau daging ayam ras yang dapat mengindikasikan baik tidaknya
kualitas daging ayam ras. Atribut bau daging ayam ras dibedakan dalam
kategori berbau segar (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak
berbau busuk), kategori agak segar (sedikit bau menyengat, sedikit berbau
amis, sedikit berbau busuk), dan kategori tidak segar (ada bau menyengat,
ada bau amis, ada bau busuk).
9. Bobot daging ayam adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
tentang kepuasan yang didapat dari bobot atau berat daging ayam ras.
Atribut bobot daging ayam ras dibedakan dalam kategori besar (jika
beratnya 1,2-1,5 kg), kategori sedang (jika beratnya 1-1,2 kg), dan kategori
kecil (jika beratnya 0,8-1 kg).
10. Sikap terhadap objek (Ao) adalah sikap yang dinyatakan dalam indeks
sikap yang diukur dengan menjumlahkan perkalian antara kekuatan
kepercayaan bahwa objek mempunyai atribut-atribut dengan evaluasi
mengenai atribut-atribut tersebut.
11. Tingkat kepercayaan konsumen (bi) adalah kepercayaan konsumen bahwa
daging ayam ras memiliki atribut tertentu. Diukur dengan menggunakan
skala likert, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 netral, 4 baik, dan 5
sangat baik.
12. Evaluasi konsumen (ei) adalah evaluasi kebaikan/keburukan terhadap
atribut daging ayam ras oleh konsumen. Diukur dengan menggunakan
skala likert, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 netral, 4 baik, dan 5
sangat baik.
13. Responden merupakan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian
daging ayam ras yang mewakili rumah tangga dengan tujuan untuk
dikonsumsi rumah tangga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
tingginya permintaan daging ayam ras maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
konsumsi masyarakat terhadap daging ayam ras di kabupaten ini juga tinggi.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian di
Kabupaten Karanganyar.
p (1 - p)
E = 1,96
N
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Dimana :
E : Error
P : Proporsi populasi
N : Jumlah sampel
Karena besarnya populasi tidak diketahui maka P (1-P) juga tidak
diketahui, tetapi P selalu berada diantara 0 dan 1, maka besar populasi
maksimal adalah :
T (P) = P-P2
Df (P) = 1- 2P
2P =1
P = 0,5
Harga maksimal dari f(P) adalah P(1-P) = 0,25. Jadi besarnya sampel
jika digunakan confident level 95% dan kesalahan yang terjadi adalah 0,1
maka:
2
1,96
N = 0,25
0,1
= 96,04 (Jumlah responden dibulatkan menjadi 96 responden)
Berdasarkan perhitungan dari rumus di atas, sampel yang akan diambil
adalah sebanyak 96 responden yang tersebar di lima lokasi pasar tradisional di
Kabupaten Karanganyar yang telah ditentukan. Penentuan jumlah responden
daging ayam ras pada pasar tradisional Kabupaten Karanganyar dilakukan
menurut jumlah pedagang daging ayam ras di setiap pasar tradisional sampel.
Jumlah pedagang daging ayam ras di setiap pasar tradisional mencerminkan
jumlah konsumennya, karena semakin banyak jumlah pedagang daging ayam
ras di pasar tradisional maka semakin banyak pula konsumennya sehingga
respondennya lebih banyak. Penentuan jumlah responden secara proporsional
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Nk
Ni = x 96
N
Keterangan :
Ni : Jumlah responden tiap pasar
Nk : Jumlah pedagang dagingcommit to tiap
ayam ras userpasar sampel
N : Total jumlah pedagang daging ayam ras pada pasar sampel
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
karena model ini merupakan salah satu model yang terkenal untuk mengukur
sikap terhadap objek. Secara lebih lengkap, metode analisis yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap
atribut daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar,
digunakan analisis Chi Square dengan rumus sebagai berikut :
é ( fo - fe )2 ù
k
x =åê
2
ú
i =1 ë fe û
Keterangan :
χ2 = Chi Square
fo = banyaknya responden yang memilih kategori dalam atribut
daging ayam ras
fe = banyaknya responden yang diharapkan dalam kategori atribut
daging ayam ras
i…k = kategori atribut dalam atribut daging ayam ras
(Simamora, 2008:237-238)
Dimana :
Ri. x Ci
fe =
å Ri
Keterangan :
Ri = Jumlah baris ke-1
Ci = Jumlah kolom ke-1
å Ri = å pengama tan
Hipotesis yang digunakan :
Ho : tidak terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut
yang ada pada daging ayam ras
Ha : terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang
ada pada daging ayam ras
é ( fo - fe )2 ù
k
x =åê
2
ú
i =1 ë fe û
Keterangan :
χ2 = Chi Square
fo = banyaknya responden yang memilih kategori dalam atribut
daging ayam ras
fe = banyaknya responden yang diharapkan dalam kategori atribut
daging ayam ras
i…k = kategori atribut dalam atribut daging ayam ras
(Simamora, 2008:237-238)
3. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam
ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar digunakan analisis
multiatribut Fishbein dengan rumus sebagai berikut :
n
A0 = å bi .ei
i =1
Keterangan :
A0 :
Sikap konsumen terhadap daging ayam ras
bi :
Tingkat keyakinan konsumen bahwa daging ayam ras memiliki
atribut tertentu (atribut ke-i)
ei : dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki
daging ayam ras
n : Jumlah atribut yang dimiliki daging ayam ras
(Prasetijo dan Ihalauw, 2005:110-111).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
bi : Nilai kepercayaan terhadap daging ayam ras
a : Jumlah responden yang memilih sangat baik
b : Jumlah responden yang memilih baik
c : Jumlah responden yang memilih netral
d : jumlah responden yang memilih tidak baik
e : Jumlah responden yang memilih sangat tidak baik
2. Menentukan evaluasi mengenai atribut (ei) dengan menentukan standart
penilaian (scoring) dengan menggunakan skala likert, kemudian skor
masing-masing atribut dikalikan dengan frekuensi jawaban responden
dan dibagi dengan jumlah responden untuk mengetahui nilai evaluasi
konsumen terhadap atribut daging ayam ras.
3. Menentukan sikap terhadap obyek (Ao) dengan rumus :
Ao = bi.ei
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Dimana :
Ao : Sikap konsumen terhadap daging ayam ras
bi : Tingkat kepercayaan konsumen bahwa daging sapi yang dibeli
memiliki variabel tertentu (variabel ke-i)
ei : Dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki
daging ayam ras
Adapun atribut daging ayam ras yang diamati :
a. Warna daging ayam ras
b. Warna kulit daging ayam ras
c. Kekenyalan kulit karkas ayam ras
d. Kebersihan kulit ayam ras
e. Bau daging ayam ras
f. Bobot daging ayam ras
Untuk menentukan atribut mana yang dominan dipertimbangkan oleh
konsumen yaitu dengan mengurutkan indeks sikap konsumen dari
tertinggi hingga terendah. Indeks sikap konsumen (Ao) yang tertinggi
terhadap suatu atribut daging ayam ras menunjukkan bahwa atribut
tersebut merupakan atribut yang dominan dipertimbangkan oleh
konsumen dalam keputusan pembelian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Keadaan Geografis
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah yang terletak pada 110°40’-110°70’ BT dan 7°28’-7°46’ LS.
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Karangannyar berkisar antara 22ºC sampai
dengan 31ºC yang termasuk dalam iklim tropis. Wilayah Kabupaten
Karanganyar mempunyai ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan
laut, serta mempunyai batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri
Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.
Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah sebesar 77.378,64 Ha
yang terbagi menjadi 17 kecamatan yaitu Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo,
Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan,
Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat,
Mojogedang, Kerjo, dan Jenawi. Kecamatan Tawangamangu merupakan
kecamatan yang terluas dengan luas wilayah sebesar 7.003,16 Ha dari luas
wilayah Kabupaten Karanganyar, sedangkan Kecamatan Colomadu
merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu sebesar 1.564,16 Ha
dari luas wilayah Kabupaten Karanganyar.
Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar sebagian besar masih
dipergunakan untuk kegiatan pertanian (lahan sawah) yaitu sebesar 29,03%
dari keseluruhan luas wilayah. Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar
pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 6.
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
B. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk di Kabupaten Karanganyar meliputi jumlah dan
kepadatan penduduk, penduduk menurut jenis kelamin, penduduk menurut
kelompok umur, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dan keadaan
penduduk menurut mata pencaharian adalah sebagai berikut:
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu daerah
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti migrasi, mortalitas (kematian), dan
natalitas (kelahiran). Berikut ini adalah Tabel 7 mengenai jumlah dan
kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003-2008.
Tabel 7. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun
2004-2009
Tahun Luas Wilayah Jumlah Kepadatan Penduduk
( km2) Penduduk (jiwa) (jiwa/km2)
2004 773,78 830.640 1.073
2005 773,78 838.182 1.086
2006 773,78 844.643 1.091
2007 773,78 851.366 1.100
2008 773,78 865.580 1.119
2009 773,78 872.821 1.128
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:58-59
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa pertambahan penduduk
di Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan dari tahun 2004-2009.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar,
jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 adalah
872.821 jiwa yang terdiri dari 433.840 penduduk laki-laki dan 438.981
penduduk perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 773,78 km2, maka
kepadatan penduduk geografis Kabupaten Karanganyar sebesar 1.128 jiwa
per km2. Artinya, setiap 1 km2 luas wilayah ditempati oleh 1.128 jiwa.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten
Karanganyar maka semakin meningkat pula kebutuhan dan keinginan akan
suatu produk, sehingga perlu adanya pemasaran agar produk tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pemasar dituntut mampu
commit to user
menyediakan produk yang sesuai dengan selera konsumen agar konsumen
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
produk-produk yang mereka butuhkan, salah satunya adalah daging ayam ras
karena banyak dijual atau tersedia di pasar tradisional. Dengan banyaknya
pedagang daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar
konsumen dapat melakukan pembelian daging ayam ras yang sesuai dengan
selera/ preferensi konsumen.
Seluruh pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar sudah merupakan
bangunan yang permanen (tembok). Kondisi masing-masing pasar tradisional
cukup baik dan terawat. Masing-masing pasar tradisional terdiri para
pedagang yang berjualan di kios permanen dan semi permanen, los dan tenda
semi permanen serta tenda non permanen. Di Pasar Jambangan, pedagang
daging ayam ras ditempatkan pada bagian tengah dan belakang pasar.
Pedagang banyak berjualan di sepanjang jalan tengah pasar dengan
menggunakan meja kayu dan tenda non permanen sedangkan untuk pedagang
daging ayam ras pada bagian belakang ditempatkan pada los-los permanen
bersam-sama dengan pedagang daging yang lain yaitu pedagang daging sapi.
Di Pasar Palur, pedagang daging ayam ras ditempatkan pada bagian belakang
pasar. Pedagang menjual daging ayam ras pada los-los untuk dibagian
belakang dalam pasar dan tersebar pada bagian belakang luar pasar tepatnya
pada sepanjang jalan keluar pasar yang berupa tenda-tenda semi permanen. Di
Pasar Jungke, pedagang daging ayam ras ditempatkan pada los-los permanen
yang khusus menjual produk daging dan ikan sehingga konsumen mudah
untuk menemukan dan menentukan daging ayam ras yang sesuai dengan
selera/preferensi mereka. Di Pasar Jatipuro, pedagang daging ayam ras masih
tersebar ke seluruh bagian pasar, para pedagang berjualan di tenda-tenda non
permanen yang mudah untuk dipindah-pindahkan sehingga bisa mendapatkan
posisi yang strategis agar konsumen mudah menemukan. Biasanya pedagang
daging ayam ras banyak ditemukan dan berjajar pada sepanjang jalan masuk
pasar bagian samping. Di Pasar Karangpandan, pedagang daging ayam ras
sudah ditempatkan tersendiri pada los permanen yang menjual produk daging
dan ikan, letaknya juga strategis yaitu di bagian tengah pasar sehingga mudah
ditemukan oleh konsumen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi enam,
yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah
tangga per bulan, dan jumlah anggota keluarga. Pengetahuan mengenai
karakteristik konsumen perlu dilakukan oleh seorang pemasar agar dapat
memasarkan produknya dengan tepat. Karakteristik responden pada
penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik yang sangat
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu
produk. Pada Tabel 14 disajikan banyaknya responden dalam penelitian
berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebagai berikut :
Tabel 14. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut Jenis
Kelamin
Jumlah Responden
No Jenis Kelamin Persentase (%)
(orang)
1. Perempuan 91 94,79
2. Laki-Laki 5 5,21
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 14 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden yang membeli daging ayam ras adalah perempuan yaitu
sebanyak 91 responden atau sebesar 94,79 persen, sedangkan responden
laki-laki hanya sebanyak 5 responden atau sebesar 5,21 persen. Hal ini
sesuai dengan keadaan penduduk Kabupaten Karanganyar yang sebagian
besar berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan penelitian ini juga dapat
ditunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan dan konsumsi pangan rumah
tangga dalam hal ini mengenai pembelanjaan rumah tangga untuk
konsumsi daging ayam ras peranannya lebih ditentukan atau didominasi
oleh perempuan. Hal ini terjadi karena pada umumnya perempuan
commit to user
memiliki tanggung jawab untuk mengurus rumah tangga, termasuk
53
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
2. Umur
Perbedaan umur akan mengakibatkan perbedaan selera dan
kesukaan terhadap suatu produk, dalam hal ini daging ayam ras.
Memahami umur konsumen adalah suatu hal yang penting karena
konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi produk dan jasa yang
berbeda. Pada Tabel 15 di bawah ini dapat dilihat jumlah responden
daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar menurut kelompok umur :
Tabel 15. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut
Kelompok Umur
Jumlah Responden
No Kelompok Umur Persentase (%)
(orang)
1. 15-21 2 2,08
2. 22-28 16 16,67
3. 29-35 19 19,79
4. 36-42 18 18,75
5. 43-49 18 18,75
6. 50-56 14 14,58
7. 57-63 6 6,25
8. 64-71 3 3,13
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa umur responden
terbanyak yang membeli daging ayam ras berkisar antara 29-35 tahun
yaitu sebesar 19,79 persen. Dimana umur tersebut merupakan usia
produktif (15-64 tahun) dan sudah sesuai juga dengan keadaan penduduk
Kabupaten Karanganyar menurut umur yang sebagian besar masuk
dalam usia produktif. Pada umur tersebut konsumen masih memiliki
kemauan dan kemampuan untuk bekerja, hal ini akan berpengaruh pada
pendapatan rumah tangga yang akan diterima dan usia 29-35 tahun
tergolong usia dewasa, sehingga
commit tocenderung lebih berfikir rasional dalam
user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menentukan seseorang dalam menerima
pengetahuan dan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi informasi dan pengetahuan
yang diterima seseorang, termasuk adanya kesadaran akan kesehatan.
Hal ini akan mempengaruhi respon/tanggapan orang tersebut dalam
mempertimbangkan sesuatu hal dalam mengambil keputusan. Pada
penelitian ini, didapatkan responden dengan latar belakang pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut :
Tabel 16. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras menurut Tingkat
Pendidikan
Jumlah Responden Persentase
No Tingkat Pendidikan
(orang) (%)
1. SD 14 14,58
2. SLTP 9 9,38
3. SLTA 36 37,50
4. SMEA/SMK 8 8,33
5. DIPLOMA 8 8,33
6. S1 20 20,83
7. S2 1 1,05
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang membeli daging
ayam ras di Kabupaten Karanganyar memliki tingkat pendidikan yang
beragam. Sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitu sebesar
36 responden dengan presentase 37,50 persen. Adapun pendidikan
terendah dari responden adalah SD sebanyak 14 responden dengan
persentase 14,58 persen. Secara keseluruhan, sebagian besar responden
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
4. Pekerjaan
Jenis pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang
diterima. Pendapatan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses
keputusan dan pola konsumsi seseorang yang selanjutnya akan
mempengaruhi daya beli konsumen terhadap suatu produk. Karakteristik
responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 17 :
Tabel 17. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut Jenis
Pekerjaan
Jumlah Responden Persentase
No Jenis Pekerjaan
(orang) (%)
1. Ibu Rumah Tangga 38 39,58
2. Swasta 32 33,33
3. Wiraswasta 15 15,63
4. PNS 9 9,38
5. Petani 2 2,08
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
2. Frekuensi Pembelian
Konsumen dalam membeli suatu produk biasanya disesuaikan
dengan kebutuhan rumahh tangga masing-masing keluarga. Dalam
melakukan keputusan pembelian daging ayam ras, konsumen biasanya
memiliki jadwal khusus akan tetapi ada pula yang melakukan pembelian
daging ayam ras tidak tentu. Frekuensi pembelian daging ayam ras oleh
konsumen di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 21
berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
3. Tempat Pembelian
Tempat pembelian daging ayam ras berkaitan dengan pilihan
daging ayam ras yang disukai oleh konsumen. Konsumen dalam
membeli daging ayam ras di pasar tradisional biasanya sudah memiliki
tempat/ pedagang yang menjadi langganan mereka. Pada Tabel 22
berikut dapat diketahui tempat pembelian daging ayam ras oleh
konsumen :
Tabel 22. Tempat Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional
Kabupaten Karanganyar
Jumlah Responden Persentase
No Tempat pembelian
(orang) (%)
1. Pedagang yang sama 53 55,21
2. Pedagang yang berbeda 43 44,79
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa sebanyak 53
responden atau sebesar 55,21 persen memilih untuk melakukan
pembelian daging ayam ras pada pedagang yang sama untuk setiap
pembelian. Berdasarkan hasil wawancara, alasan responden memilih
membeli pada pedagang yang sama atau berlangganan adalah karena
daging ayam ras yang dijual oleh tempat/ pedagang tersebut sudah
terjamin kualitas dan kesegarannya serta memiliki harga yang sesuai
dengan keinginan responden sehingga responden sudah terbiasa untuk
membeli pada pedangang yang sama atau sudah menjadi langganannya.
commit to user
Selain itu, biasanya responden yang kembali pada pedagang yang sama
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
4. Jumlah Pembelian
Jumlah pembelian daging ayam ras berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga konsumen. Semakin banyak jumlah anggota keluarga
yang mengkonsumsi daging ayam ras, maka jumlah pembelian daging
ayam ras juga akan semakin banyak karena menyesuaikan kebutuhan
dalam kelaurga tersebut. Jumlah pembelian daging ayam ras
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu < 1 kg, 1-2 kg, dan > 2 kg.
Informasi mengenai banyaknya daging ayam ras yang dibeli oleh
konsumen di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar dapat dilihat
pada Tabel 23 berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
daging ayam ras yaitu untuk menambah jumlah pembelian atau untuk
membeli dalam jumlah yang tetap.
6. Tujuan Pembelian
Sebelum menentukan keputusan pembelian suatu produk,
konsumen mempunyai pertimbangan dan tujuan pembelian. Adapun
tujuan pembelian daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 27 berikut :
Tabel 27. Tujuan Pembelian Daging Ayam Ras
No. Tujuan Pembelian Jumlah Responden Persentase (%)
1. Variasi lauk pauk 67 69,79
2. Pelengkap gizi 29 30,21
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
57,89 persen, yang memilih daging ayam ras dengan bobot kecil 15,79
persen serta yang memilih daging ayam ras dengan bobot besar 26,32
persen. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan preferensi antara
masing-masing responden terhadap suatu atribut daging ayam ras. Terkait
dengan jumlah anggota keluarga, untuk responden dengan anggota keluarga
2-3 orang proporsi responden yang memilih bobot daging ayam ras dengan
bobot kecil sebanyak 12,5 persen, bobot sedang 65 persen dan bobot besar
22,5 persen. Responden dengan anggota keluarga 4-5 orang, proporsi yang
memilih daging ayam ras dengan bobot kecil adalah 19,56 persen, bobot
sedang 60,88 persen dan bobot besar 19,56 responden. Responden dengan
anggota keluarga 6-7 orang, proporsi yang memilih daging ayam ras
dengan bobot kecil yaitu 10 persen dan bobot sedang 90 persen. Adanya
perbedaan pemilihan bobot daging ayam ras pada masing-masing
responden menyebabkan adanya perbedaan preferensi responden.
Preferensi konsumen terhadap atribut daging ayam ras di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar dapat diketahui dengan melihat
kategori atau atribut yang paling banyak dipilih oleh konsumen. Preferensi
konsumen terhadap daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar tersebut dapat dilihat pada Tabel 29 :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
Tabel 31. Evaluasi Konsumen (ei) terhadap Atribut Daging Ayam Ras
Atribut Daging Nilai Nilai Rata-
Ayam Ras 5 4 3 2 1 Total Rata
Warna daging 47 46 3 0 0 96
4,46
235 184 9 0 0 428
Warna kulit 35 57 2 2 0 96
4,30
175 228 6 4 0 413
Kekenyalan kulit 29 54 11 2 0 96
4,16
146 216 33 4 0 399
Kebersihan kulit 41 39 16 0 0 96
4,26
205 156 48 0 0 409
Bau daging 38 48 10 0 0 96
4,29
190 192 30 0 0 412
Bobot daging 14 41 23 18 0 96
3,53
70 164 69 36 0 339
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 31 menunjukkan bahwa warna daging ayam ras merupakan
atribut yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi dalam keputusan
pembelian daging ayam ras. Artinya, konsumen menganggap bahwa atribut
warna daging ayam ras merupakan atribut yang paling utama atau penting
untuk diperhatikan dalam menentukan keputusan pembelian daging ayam
ras.
Indeks sikap konsumen (Ao) didapatkan dengan mengalikan angka
penilaian kepercayaan (bi) dan nilai evaluasi (ei) terhadap atribut daging
ayam ras. Angka ini menunjukkan penilaian konsumen terhadap atribut
yang melekat pada daging ayam ras yang meliputi warna daging, warna
kulit, kekenyalan kulit, kebersihan kulit, bau daging dan bobot daging.
Adapun nilai dari indeks sikap konsumen (Ao) terhadap daging ayam ras
dapat dilihat pada Tabel 32 berikut :
Tabel 32. Sikap Konsumen terhadap Daging Ayam Ras di Pasar
Tradisional Kabupaten Karanganyar
Atribut Kepercayaan Evaluasi Sikap
Peringkat
Daging Ayam Ras (bi) (ei) (Ao)
Warna daging 4 4,46 17,8400 I
Warna kulit 3,91 4,30 16,8130 II
Kekenyalan kulit 3,91 4,16 16,2656 IV
Kebersihan kulit 3,75 4,26 15,9750 V
Bau daging 3,88 4,29 16,6452 III
Bobot daging commit to user 3,53
3,82 13,4846 VI
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id
daging ayam juga bisa diketahui kondisi daging tersebut, jika baunya
menyengat atau busuk berarti daging tersebut sudah basi dan tidak layak
dikonsumsi. Apabila bau daging ayam ras segar dapat diketahui bahwa
daging tersebut masih baru, segar, sehat dan tidak merupakan daging ayam
tiren.
Atribut keempat yang dipertimbangkan oleh konsumen daging
ayam ras dalam melakukan pembelian daging ayam ras adalah kekenyalan
kulit karkas ayam ras. Hal ini dikarenakan apabila kulit karkas ayam ras
masih elastis maka itu merupakan salah satu indikasi bahwa ayam tersebut
masih baru. Konsumen dapat mengetahui kekenyalan kulit karkas ayam
ras dengan cara menekankan jari pada kulit karkas ayam ras jika setelah
ditekan segera kembali ke keadaan semula maka kekenyalannya elastis.
Dengan cara menekan dengan jari juga bukan hanya untuk menentukan
tingkat kekenyalan kulit karkas saja, namun juga dapat digunakan untuk
mengetahui daging ayam tersebut suntikan atau tidak. Apabila setelah kulit
karkas ayam ditekan sulit kembali ke keadaan semula serta kandungan
airnya banyak maka kemungkinan daging ayam ras tersebut disuntik untuk
menambah bobotnya.
Atribut kebersihan kulit daging ayam ras merupakan atribut kelima
yang dipertimbangkan konsumen di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar. Konsumen memilih kebersihan kulit daging ayam ras
sebagai atribut kelima dalam keputusan pembelian daging ayam ras
dengan pertimbangan bahwa kulit daging ayam yang bersih
mengindikasikan daging ayam yang berkualitas baik dan sehat serta
mendapatkan perlakuan yang baik dan tepat pada saat pemotongan.
Dengan perlakuan yang tepat maka kebersihan kulitnya terjaga, tidak ada
memar, goresan, sobekan maupuan bulu-bulu jarum. Atribut kebersihan
kulit daging ayam ras dipertimbangkan konsumen pada urutan kelima
karena konsumen masih dapat membersihkannya lagi sebelum diolah
menjadi masakan, terutama untuk kulit yang masih banyak bulu-bulu
jarumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id
daging ayam yang segar, kekenyalan kulit karkas yang elastis, kulit daging
ayam yang bersih, dan bobot daging ayam sedang. Untuk mendapatkan
warna daging, warna kulit, bau daging dan kekenyalan kulit karkas yang
sesuai dengan selera konsumen maka produsen hendaknya memperhatikan
kesehatan dan kesegaran ayam ras pada saat dipotong, kemudian daging
ayam yang dijual juga hendaknya selalu baru dan habis pada satu hari
sehingga tidak perlu proses pengawetan. Untuk mendapatkan kulit daging
ayam ras yang bersih maka produsen hendaknya memperhatikan proses
penyembelihan, cara pemotongan sampai pencucian daging ayam ras
dengan baik. Untuk mendapatkan bobot daging ayam ras yang sesuai
dengan selera konsumen maka hendaknya produsen juga memperhatikan
umur ayam ras pada saat disembelih sehingga daging yang dihasilkan
bobotnya sesuai dengan selera konsumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semua atribut yang diteliti dalam penelitian ini berbeda nyata dalam
taraf kepercayaan 95% yang berarti bahwa terdapat perbedaan
preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada daging
ayam ras.
2. Daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar adalah daging ayam ras yang
memiliki warna daging ayam ras merah kekuningan mengkilat, warna
kulit daging ayam ras putih kekuningan, kekenyalan kulit karkas ayam
ras elastis, kebersihan daging ayam ras yang bersih, bau daging ayam
ras segar dan bobot daging ayam ras sedang (1-1,2 kg).
3. Sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras yang paling
dipertimbangkan dalam keputusan pembelian daging ayam ras di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar adalah warna daging ayam ras.
Urutan atribut daging ayam ras dari yang paling dipertimbangkan
sampai dengan yang kurang dipertimbangkan adalah warna daging,
warna kulit, bau daging, kekenyalan kulit, kebersihan kulit dan bobot
daging ayam ras.
B. SARAN
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat
dituliskan beberapa saran sebagai berikut :
1. Produsen diharapkan dapat menyediakan daging ayam ras yang sesuai
dengan preferensi konsumen, yaitu daging ayam ras dengan atribut
warna daging ayam ras merah kekuningan mengkilat, warna kulit
daging ayam ras putih kekuningan, kekenyalan kulit karkas ayam ras
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
elastis, kebersihan kulit daging ayam ras bersih, bau daging ayam ras
segar dan bobot daging ayam ras sedang.
2. Bagi produsen daging ayam ras, untuk mendapatkan warna daging,
warna kulit, bau daging dan kekenyalan kulit karkas yang sesuai
dengan selera konsumen maka produsen hendaknya memperhatikan
kesehatan dan kesegaran ayam ras pada saat dipotong, kemudian
daging ayam yang dijual juga hendaknya selalu baru dan habis pada
satu hari sehingga tidak perlu proses pengawetan. Untuk mendapatkan
kulit daging ayam ras yang bersih maka produsen hendaknya
memperhatikan proses penyembelihan, cara pemotongan sampai
pencucian daging ayam ras dengan baik. Untuk mendapatkan bobot
daging ayam ras yang sesuai dengan selera konsumen maka hendaknya
produsen juga memperhatikan umur ayam ras pada saat disembelih
sehingga daging yang dihasilkan bobotnya sesuai dengan selera
konsumen.
3. Bagi pedagang daging ayam ras diharapkan dapat mengontrol dan
memperhatikan kualitas daging yang dibeli dari produsen sehingga
kualitas daging tersebut tidak berkurang saat sampai pada tangan
konsumen. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh pedagang adalah
pemilihan produsen/ penyalur daging ayam ras dengan kualitas yang
baik, cara pengangkutan daging ayam ras yang tepat sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada daging ayam ras, dan cara penjualannya
yang baik sehingga kebersihan, kesehatan, dan kesegaran daging ayam
ras terjaga.
commit to user