Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN

DALAM MEMBELI DAGING AYAM RAS


DI PASAR TRASISIONAL KABUPATEN KARANGANYAR
Serafina Setia Ningrum1
Prof.Dr.Ir. Suprapri Supardi, MP 2
Erlyna Wida Riptanti, SP, MP 3

ABSTRAK

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan


preferensi konsumen terhadap atribut daging ayam ras, mengetahui atribut yang menjadi
preferensi konsumen, dan sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam ras di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar. Metode dasar penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analitis, dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Lokasi penelitian
dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Kabupaten Karanganyar dengan mengambil 5 pasar
tradisional sebagai sampel. Penentuan sampel dilakukan dengan metode judgement
sampling dengan jumlah responden 96 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan
pencatatan. Analisis yang digunakan adalah analisi Chi Square dan analisis sikap
Multiatribut Fishbein. Hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa semua atribut yang
diteliti berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95% yang berarti terdapat perbedaan
preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada daging ayam ras. Daging ayam
ras yang menjadi preferensi konsumen di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah
daging ayam ras memiliki warna daging merah kekuningan mengkilat, warna kulit putih
kekuningan, kekenyalan kulit elastis, kebersihan kulit bersih, bau daging segar, dan bobot
daging sedang (1-1,2 kg). Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein diketahui sikap
konsumen terhadap atribut daging ayam ras yang paling dipertimbangkan dalam keputusan
pembelian daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah warna
daging ayam ras. Urutan atribut dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang
kurang dipertimbangkan adalah warna daging, warna kulit, bau daging, kekenyalan kulit,
kebersihan kulit dan bobot daging ayam ras..

Kata kunci : Daging Ayam Ras, Preferensi Konsumen, Analisis Chi Square, Analisis
Multiatribut Fishbein.

Keterangan :
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta dengan NIM H 0307081
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembimbing Pendamping
ANALYSIS OF CONSUMER BUYING PREFERENCES
IN BROILER MEAT
AT TRADITIONAL MARKET KARANGANYAR REGENCY
Serafina Setia Ningrum1
Prof.Dr.Ir. Suprapti Supardi, MP 2
Erlyna Wida Riptanti, SP, MP 3

ABSTRACT

The results of this study aims to determine whether there is difference in


consumer preferences for attributes of broiler meat, understand the attributes of consumer
preferences, and consumer attitudes toward various attributes of chicken meat in traditional
markets Karanganyar Regency. The basic method of this research uses descriptive
analytical method implemented with survey technique. Location of the study were
purposively selected (purposive) in Karanganyar Regency by taking five traditional
markets for the sample. The sample is determined with judgment method of sampling with
the number of respondents 96 people. Types of data used are primary and secondary data
with data collection method by observation, interviews, and recording. The analysis used
was Chi square and Fishbein Multiattribute attitude. Chi square analysis results showed
that all the attributes under study was significantly different in level of 95% which means
that there are differences in consumer preferences for attributes that exist in chicken.
Broiler meat preferences by consumers in traditional markets Karanganyar Regency are
shiny yellowish red colored chicken meat, yellowish white colored chicken skin, elastic
skin, clean skin, and freshly smell meat with meat weight between 1 to 1,2 kg. Based on the
analysis of Fishbein Multiatribut, the most profound chicken meat attributes is the color of
chicken meat while the less profound ones are skin color, the smell of flesh, skin elasticity,
skin hygiene and weight of chicken meat.

Keywords : Chicken Meat, Consumer Preferences, Chi Square Analysis, Analysis


Multiatribut Fishbein.

Informations :
1. Student of Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta NIM
H 0307081
2. Main lecture
3. Assistant lecture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional
adalah penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia. Penyediaan bahan
pangan menyangkut dimensi luas seperti jumlah, jenis dan kualitas, ruang
(distribusi), dan waktu. Dengan penyediaan bahan pangan yang cukup dan
stabil yang diperankan oleh sektor pertanian telah memberikan sumbangan
yang besar bagi stabilitas ekonomi, sosial, politik, sehingga secara
keseluruhan menyumbang pada terciptanya iklim kondusif bagi pembangunan
di segala bidang (Arda, 2010).
Pembangunan sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting
untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, selain tanaman pangan,
holtikultura (sayuran dan buah-buahan), perkebunan, dan lain-lain,
pembangunan pertanian juga mencakup sub sektor lainnya yaitu peternakan
dan perikanan. Pembangunan yang semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan pendapatan masyarakat menimbulkan fenomena yang berkenaan
dengan konsumsi bahan makanan yaitu telah terjadinya kecenderungan
penurunan konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat. Disisi lain terjadi
kecenderungan peningkatan konsumsi bahan makanan sumber protein
khususnya dari protein hewani seperti produk perikanan dan peternakan.
Kecenderungan peningkatan konsumsi bahan pangan sumber protein hewani
asal ternak telah mendorong subsektor peternakan menjadi salah satu sumber
pertumbuhan baru bagi sektor pertanian.
Pembangunan sub sektor peternakan memegang peranan sebagai sumber
penghasil protein hewani (daging dan telur) untuk mencukupi/ melengkapi
kebutuhan gizi masyarakat. Salah satu jenis ternak penghasil daging dan telur
adalah ternak ayam. Namun, tidak semua keluarga ayam adalah penghasil
daging dan telur yang produktif. Di Indonesia, keluarga ayam digolongkan
menjadi dua golongan. Penggolongan keluarga ayam tersebut diawali dengan
commitPenggolongan
masuknya ayam ras ke Indonesia. to user ayam ini yaitu kelompok

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

ayam domestik yang disebut ayam buras (bukan ras) dan kelompok ayam
negeri yang disebut ayam ras (Samadi, 2010:9).
Menurut Samadi (2010:9-10), ayam ras bertubuh besar, memiliki
pertumbuhan cepat, produksi daging yang tinggi dan tebal, serta memiliki
daya alih (konversi) pakan menjadi daging yang tinggi. Oleh karena itu ayam
ras merupakan salah satu jenis unggas penghasil daging dan telur yang
produktif. Ayam ras pedaging pada umur 42 hari bobot badannya mencapai
1,80 kg dan sudah bisa dikonsumsi dagingnya (dipotong).
Daging ayam ras sebagai hasil produksi peternakan ayam ras
kehadirannya dapat mensubstitusi protein hewani produk hasil ternak lainnya,
seperti daging sapi, daging kerbau, daging kambing dan domba, daging itik,
kelinci dan lain sebagainya. Dalam hal ini daging ayam ras pedaging
dikonsumsi jauh lebih banyak dibandingkan ayam lokal. Protein daging juga
lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari bahan pangan
nabati. Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam
amino esensialnya yang lengkap dan seimbang.
Daging ayam ras dikonsumsi masyarakat secara luas karena harganya
yang terjangkau untuk sebagian besar masyarakat. Sebagian besar masyarakat
juga sudah terbiasa untuk mengkonsumsi daging ayam ras untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani sehari-hari. Ketersediaan daging ayam ras di pasar-
pasar tradisional juga cukup banyak dan mudah ditemukan.
Salah satu kabupaten yang masyarakatnya mengkonsumsi daging ayam
adalah Kabupaten Karanganyar. Di Kabupaten Karanganyar daging ayam ras
banyak dipasarkan di pasar-pasar tradisional karena letak pasar tradisional
mudah dijangkau oleh masyarakat dan jarak pasar tradisional dekat dengan
perumahan-perumahan masyarakat. Kabupaten Karanganyar memiliki
kepadatan penduduk yang cukup tinggi, berdasarkan data BPS (2010b:57)
diketahui bahwa luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 773,78 km2
dengan jumlah penduduk 872.821 jiwa sehingga diperoleh kepadatan
penduduknya adalah sebesar 1.128 jiwa per km2, ini berarti setiap satu km2
commit to ditempati
luas wilayah Kabupaten Karanganyar user oleh 1.128 jiwa penduduk.
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

Dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi maka diperlukan produksi


daging ayam ras yang tinggi pula agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap produk daging ayam ras.
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Jawa Tengah dalam BPS
(2010a:288) produksi daging ayam ras di Jawa Tengah mengalami
peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar 94.520.496 kg dari tahun 2008
yaitu sebesar 16.652.496 kg. Produksi daging ayam ras di Kabupaten
Karanganyar tahun 2009 juga mengalami peningkatan menjadi sebesar
2.276.795 kg, nilai ini tidak berbeda jauh dengan rata-rata produksi daging
ayam ras per kabupaten di Jawa Tengah yaitu sebesar 2.700.586 kg. Dengan
tingkat produksi daging ayam ras yang tinggi di Kabupaten Karanganyar dapat
diketahui bahwa permintaan masyarakat terhadap daging ayam ras juga tinggi
sehingga Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu pasar yang cukup
potensial bagi pemasaran daging ayam ras. Permintaan masyarakat yang tinggi
akan produk daging ayam ras dapat dilihat dari besarnya rata-rata pengeluaran
untuk konsumsi daging oleh masyarakat seperti terlihat pada Tabel 1 dibawah
ini :
Tabel 1. Rata-Rata Pengeluaran Penduduk (per tahun per kapita) untuk
Konsumsi Produk Daging dan Ikan di Kabupaten Karanganyar
Tahun Rata-Rata Pengeluaran (Rupiah)
2005 17.001,91
2006 17.111,91
2007 19.130,89
Sumber : BPS, 2007
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran
penduduk yang digunakan untuk konsumsi produk daging dan ikan mengalami
peningkatan dari tahun 2005 sampai 2007 yaitu sebesar Rp 17.001,91 menjadi
Rp 19.130,89. Produk daging dan ikan, dalam hal ini daging ayam ras dapat
dijumpai dengan mudah oleh konsumennya hampir di setiap pasar tradisional
bahkan di warung-warung makan.
Daging ayam ras yang diinginkan konsumen adalah daging ayam yang
sesuai dengan selera dan keinginan konsumen sehingga atribut yang melekat
commit to user
pada daging ayam ras yang ditawarkan harus diperhatikan oleh produsen
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

maupun konsumen mulai dari penyediaan sampai proses pemasarannya.


Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan daging ayam ras di Kabupaten
Karanganyar adalah mutu atau kualitas daging ayam yang kurang baik.
Daging ayam ras yang dipasarkan di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar
merupakan daging ayam ras yang kurang segar. Warna daging ayam ras yang
dipasarkan terlihat putih kebiruan dan pucat. Masih ditemukan juga daging
ayam ras yang dipasarkan di pasar tradisional memiliki kandungan air yang
sedikit sehingga kekenyalan dagingnya sudah berkurang. Sering kali daging
ayam ras yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar masih
terdapat sisa bulu jarum di permukaan kulit dagingnya, hal ini menandakan
bahwa kebersihan daging ayam ras yang dijual kurang terjamin. Selain itu,
banyak juga pedagang daging ayam ras yang dengan sengaja memberikan
pewarna makanan pada daging ayam ras yang akan dipasarkan untuk
memberikan kesan bahwa daging ayam ras yang dijual adalah daging dengan
kualitas yang baik.
Berdasarkan data dari Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Karanganyar
(2010), ada sekitar 3-30 pedagang daging ayam ras di tiap pasar tradisional,
hal tersebut mengakibatkan persaingan pemasaran antar pedagang semakin
ketat karena semakin banyak pedagang ayam ras maka peluang untuk setiap
pedagang mendapatkan lebih banyak konsumen akan semakin sedikit.
Persaingan dalam pemasaran yang semakin ketat mendorong para produsen
dan pemasar untuk memilih strategi pemasaran yang tepat dan efisien dalam
memasarkan produk yang dihasilkan. Strategi yang banyak dilakukan
pedagang daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah
dengan menjual daging ayam ras di pagi hari karena daging akan terlihat lebih
segar. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan
pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen.
Produsen dan pemasar perlu mengetahui selera konsumen dalam
menentukan pilihan suka atau tidak suka seorang konsumen terhadap suatu
produk. Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka
commit to userserta mempertimbangkan ciri-ciri
terima tentang produk dan memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

fisik (atribut) produk sebelum membeli. Jika kenyataan yang mereka dapat
ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka tidak puas. Namun,
apabila produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas. Dalam
hal ini atribut produk menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan
oleh konsumen sebelum membeli sebuah produk. Begitu juga dalam
pembelian daging ayam ras, beberapa atribut menjadi pertimbangan konsumen
antara lain adalah bobot, warna daging, warna kulit pada daging, kekenyalan
kulit karkas, bau daging dan kebersihan daging ayam ras. Hal inilah yang
mendorong peneliti mengadakan penelitian mengenai preferensi konsumen
terhadap daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar.

B. Perumusan Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini produsen dalam
memproduksi suatu barang atau produk harus berorientasi pada pasar. Jika
sebelumnya produsen hanya menjual apa yang dihasilkan maka sekarang ini
produsen menjual produk yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
Oleh karena itu, produsen harus mampu mengetahui apa yang menjadi
kesukaan konsumen.
Daging ayam merupakan bahan pangan hewani yang digemari oleh
hampir seluruh lapisan masyarakat, termasuk juga masyarakat di Kabupaten
Karanganyar karena rasanya lezat dan bergizi tinggi, selain itu harga daging
ayam ras juga terjangkau untuk sebagian besar masyarakat. Daging ayam ras
sebagian besar dipasarkan di pasar-pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
Daging yang dipasarkan di pasar tradisional memiliki berbagai karakteristik
atau ciri yang berbeda satu sama lain. Konsumen akan selalu
mempertimbangkan karakteristik daging ayam ras sebelum membeli dan
menyesuaikannya dengan kesukaan konsumen terhadap daging ayam ras.
Konsumen memiliki kesukaan yang berbeda pada tiap produk, hal ini sesuai
dengan informasi yang mereka terima tentang kriteria ideal suatu produk.
Oleh karena itu, agar bisa menetapkan strategi pemasaran yang tepat dan
memberikan kepuasan kepadacommit to user
konsumen penting bagi produsen daging ayam
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

ras untuk memahami perbedaan atau persamaan tingkat kesukaan (preferensi)


konsumen dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian daging
ayam ras.
Pengambilan keputusan berdasarkan atribut memerlukan pengetahuan
tentang apa saja atribut suatu produk dan bagaiman kualitas atribut tersebut.
Asumsinya, keputusan yang diambil secara rasional dengan mengevaluasi
atribut-atribut yang dipertimbangkan. Dari penjelasan tersebut maka atribut-
atribut daging ayam ras yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli
daging ayam ras yang akan diteliti adalah warna daging, warna kulit daging,
kekenyalan daging, kebersihan kulit, bau daging dan bobot daging ayam ras.
Selain tingkat kesukaan/ preferensi konsumen, sikap konsumen juga
perlu dipahami oleh produsen dalam proses pemasaran produknya. Sikap
terkait dengan adanya kepercayaan dan evaluasi konsumen terhadap produk
yang dibeli. Sikap konsumen daging ayam ras yang dijual di pasar tradisional
Kabupaten Karanganyar terkait juga dengan atribut yang melekat pada daging
ayam ras. Misalnya seorang konsumen akan mencari produsen yang menjual
daging ayam ras dengan kriteria kulit yang bersih seperti yang diinginkan dan
jika sudah mendapatkannya di pasar tertentu maka konsumen enggan untuk
berpindah tempat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui atribut apa saja
yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli daging ayam ras.
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat diangkat
adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap daging ayam ras
di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar?
2. Atribut daging ayam ras yang bagaimanakah yang menjadi preferensi
konsumen di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar?
3. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam ras
di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut
daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
3. Mengetahui sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam ras di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan
wawasan peneliti serta sebagai salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bagi peternak serta pemasar daging ayam ras, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan tentang preferensi konsumen
terhadap daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar, yang nantinya dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mempermudah pemasaran daging ayam ras
sesuai dengan selera konsumen.
3. Bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar,
hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran atau
pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan di Kabupaten
Karanganyar.
4. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu
sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk
penelitian yang sejenis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Mutiara (2007:xiii) yang berjudul Analisis Preferensi
Konsumen Terhadap Daging Ayam Ras di Kota Surakarta, dengan
menggunakan analisis chi-square menunjukkan bahwa semua atribut yang
diamati dalam penelitian ini berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95%. Hal
tersebut berarti terdapat perbedaan signifikan preferensi konsumen terhadap
atribut-atribut daging ayam ras, atribut yang dimaksud adalah warna, ukuran,
kekenyalan kulit karkas dan kebersihan daging ayam ras, sehingga dapat
diketahui bahwa preferensi konsumen terhadap daging ayam ras tersebut tidak
sama/ terdapat perbedaan preferensi konsumen dalam keputusan pembelian.
Dari analisis ini diketahui bahwa daging ayam ras yang disukai oleh
konsumen adalah daging ayam ras dengan atribut ukuran sedang dengan kulit
yang bersih, warna daging putih kekuningan, dan tingkat kekenyalan kulit
yang elastis. Dari analisis multiatribut Fishbein diketahui bahwa atribut daging
ayam ras yang paling dipertimbangkan sampai yang kurang dipertimbangkan
oleh konsumen secara berturut-turut adalah warna daging, kekenyalan kulit
karkas, kebersihan kulit dan ukuran daging ayam.
Penelitian Hayati (2009:449-450) yang berjudul Analisis Preferensi
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk di Malang, dengan
menggunakan analisis chi-square bertujuan untuk mengetahui buah jeruk apa
yang menjadi preferensi konsumen berdasarkan atribut yang melekat pada
buah jeruk tersebut (rasa, kesegaran dan harga), urutan/ tingkat karakteristik
buah jeruk yang menjadi preferensi konsumen dan hubungan antara atribut
yang menjadi preferensi dengan karakter konsumen. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah buah jeruk yang menjadi preferensi konsumen adalah buah
dengan rasa manis, kondisi buah segar dan harga murah. Dan dari nilai
kepentingan ketiga atribut responden memilih kondisi kesegaran buah sebagai
pilihan nomor satu dengan nilai 0,405; pilihan kedua rasa dengan nilai 0,384
commit
dan harga dengan nilai 0,211. Daritoanalisis
user chi square didapatkan bahwa

8
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

karakteristik responden yang meliputi pendapatan keluarga, tingkat


pendidikan, usia, pekerjaan respoden tidak mempunyai hubungan yang kuat
dengan atribut buah jeruk yang dipilih oleh konsumen.
Penelitian Sumarwan (2000:79-85) yang berjudul Analisis Sikap
Mulatiatribut Fishbein Terhadap Produk Biskuit Sandwich Coklat, bertujuan
untuk mengetahui sikap konsumen terhadap dua merek produk biskuit coklat
yang berbeda (OREO dan RODEO) di Kota Bogor. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah responden menganggap penting semua atribut biskuit
sandwich coklat. Adapun atribut biskuit sandwich coklat ini adalah
kerenyahan, tekstur, rasa coklat, warna produk, kemasan, dan krim isi.
Berdasarkan skor Fishbein, responden lebih menyukai produk merek OREO
dibandingkan RODEO. Semua atribut OREO memiliki skor sikap yang lebih
tinggi dari RODEO, yang berarti bahwa semua atribut OREO dianggap lebih
unggul atau lebih disukai konsumen dibandingkan RODEO.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2009:449-450) dan
Sumarwan (2000:79-85) dapat diketahui bahwa terdapat persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu pada metode analisis yang digunakan.
Pada penelitian Hayati (2009:449-450) digunakan metode chi-square
sedangkan pada penelitian Sumarwan (2000:79-85) digunakan metode
Fishbein. Dengan metode chi-square dapat diketahui tentang apa yang
menjadi preferensi konsumen berdasarkan atribut suatu produk, sedangkan
untuk mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dapat
diketahui dengan menggunakan analisis Fishbein. Berdasarkan penelitian
Mutiara (2007:xiii) dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan adalah
sama dalam komoditas yang diteliti yaitu daging ayam ras. Perbedaan
penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian Mutiara (2007:16) adalah
pada lokasi penelitian, pada penelitian ini dilakukan di pasar tradisional
Kabupaten Karanganyar sedangkan pada penelitian Mutiara (2007:16)
dilakukan di Kota Surakarta sehingga responden pada penelitian Mutiara
adalah para konsumen yang berasal dari berbagai daerah di Surakarta maupun
pendatang di Kota Surakarta commit to user pembelian daging ayam ras di
yang melakukan
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

pasar tradisional Kota Surakarta. Karena komoditas, atribut yang diteliti, dan
metode yang digunakan sama dengan penelitian yang akan dilakukan, maka
dapat dijadikan acuan dalam penulisan penelitian ini.

B. Tinjauan Pustaka
1. Komoditi Daging Ayam Ras
a. Ayam Ras
Ayam ras pedaging muda atau ayam “broiler” ini kemampuannya
dan keistimewaannya dibatasi oleh umur, sifat daging, cara memelihara,
pemberian makanan, bibit, pengolahan dan cara memasaknya.
Di Indonesia, ayam broiler dijual dengan umur sekitar 6-7 minggu
dengan berat kurang dari 1,7 kg. Sehingga ayam broiler itu adalah ayam
jantan atau betina muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual
dengan berat tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat,
mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik/
banyak (Rasyaf, 1993:3).
Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal oleh masyarakat
dengan nama ayam “broiler” adalah merupakan jenis ras unggul hasil
dari persilangan (perkawinan) antara ayam jantan ras White Cornish
dari Inggris dengan ayam betina dari ras Plymouth rock dari Amerika.
Hasil dari persilangan ras tersebut menghasilkan anak-anak ayam yang
memiliki pertumbuhan badan cepat dan memiliki daya alih (konversi)
pakan menjadi produk daging yang tinggi. Artinya, dengan jumlah
pakan yang dikonsumsi sedikit mampu bertumbuh dengan sangat cepat.
Ayam broiler lebih menguntungkan bila diternakkan sebagai penghasil
daging sebab dengan pakan yang hemat mampu menngubahnya
menjadi produk daging dengan sangat cepat (Samadi, 2010:16-17).
b. Arti Ekonomi Daging Ayam Ras
Daging ayam merupakan komoditi ekonomi yang strategis.
Ketersediaan daging ayam yang cukup dalam jumlah dan

commit menjangkau
penyebarannya yang hampir to user seluruh wilayah Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

menjadikan daging ayam banyak dicari dan dikonsumsi oleh


masyarakat. Dalam hal pemenuhan kebutuhan daging unggas maka
Indonesia telah mencapai swasembada sejak tahun 1995 lalu. Perlu
diingat bahwa permintaan akan daging unggas akan terus meningkat
dari tahun ke tahun dengan peningkatan yang cukup signifikan sebagai
akibat dari pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan
pengetahuan masyarakat mengenai pemenuhan kebutuhan gizi
(Thalib, 2007:3).
Di sisi penawaran daging ayam sangat dipengaruhi oleh harga
inputnya. Harga input pakan formula berpengaruh negatif terhadap
penawaran daging broiler. Dengan demikian upaya peningkatan
penawaran daging ayam dapat dilakukan dengan kebijakan
pengendalian harga input. Harga daging broiler sangat mempengaruhi
permintaan daging broiler. Permintaan daging responsif terhadap
perubahan harga daging. Berdasarkan informasi tersebut dan besarnya
kontribusi daging ayam broiler terhadap konsumsi daging masyarakat
karena harganya yang relatif terjangkau, maka industri daging sangat
strategis dikembangkan dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat
(Ilham, 2002:17-18).
c. Kandungan Gizi Daging Ayam Ras
Daging adalah sumber utama zat-zat makanan yang dibutuhkan
untuk kesehatan manusia bagi yang mengkonsumsinya. Nilai nutrisi
daging yang tinggi disebabkan karena daging mengandung asam amino
essensial lengkap dan seimbang. Produk daging ayam merupakan
komoditas pangan yang unggul sebab daging ayam ras banyak
kegunaan dan manfaatnya untuk menunjang kebutuhan gizi manusia.
Daging ayam ras dapat dikonsumsi dan diterima oleh semua golongan
masyarakat dan agama sebagai makanan yang memiliki nilai gizi yang
tinggi. Kandungan gizi pada daging ayam ras dapat dilihat pada Tabel 2
berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Kandungan Gizi pada Daging Ayam Ras per 100 gram
No. Jenis Zat Gizi Jumlah Kandungan
1. Kalori (Kal) 302,00
2. Protein (g) 18,20
3. Lemak (g) 25,00
4. Kalsium (mg) 14,00
5. Fosfor (mg) 200,00
6. Besi (mg) 1,50
Sumber : Samadi, 2010:13
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dalam 100 gram
daging ayam mengandung kalori sebesar 302 Kal, lemak sebesar 25
gram, dan protein sebesar 18,20 gram. Selain itu juga mengandung
kalsium, fosfor dan besi masing-masing sebesar 14 mg, 200 mg dan
1,5 mg. Untuk menjaga kualitas daging ayam tetap baik dan kandungan
gizinya terjaga maka perlu dilakukan pemilihan daging dengan cermat.
Pemilihan daging yang tepat untuk dikonsumsi memerlukan
pengetahuan tentang ciri-ciri daging ayam yang baik. Ciri-ciri daging
ayam yang baik, antara lain:
a. Warna merah-kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak
kebiruan, tidak terlalu merah).
b. Warna kulit ayam putih-kekuningan, cerah, mengkilat dan bersih.
c. Bila disentuh, daging terasa lembab dan tidak lengket (tidak kering).
d. Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis,
tidak berbau busuk).
e. Konsistensi otot dada dan paha kenyal, elastis (tidak lembek).
(Anonim, 2010a).
Daging ayam ras merupakan produk pangan penting yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan protein hewani selain dari golongan
ruminansia. Daging ayam ras juga dapat diolah menjadi berbagai
macam makanan olahan, sehingga perlu adanya pemasaran agar daging
ayam ras dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

2. Pemasaran
Menurut Kotler (1996:5-6,19), pengertian pemasaran adalah suatu
proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan
produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Definisi
pemasaran tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut:
kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai (value) dan kepuasan,
pertukaran atau transaksi, pasar, serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran
berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial
dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Konsep pemasaran menurut Soekartawi (2002:23-24) beranggapan
bahwa produk yang dihasilkan harus berorientasi pada kebutuhan
konsumen. Karena selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka
macam dan kualitas produk perlu ada pembaharuan-pembaharuan
sehingga muncul pengertian baru dalam konsep pemasaran, yaitu konsep
pemasaran strategis dan konsep pemasaran kemasyarakatan. Pada konsep
pemasaran strategis, konsumen individu bukan satu-satunya sasaran.
Sedangkan pada konsep pemasaran kemasyarakatan, bukan saja kebutuhan
pasar yang dipenuhi tetapi juga upaya bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan kemakmuran konsumen dan masyarakat. Dalam mendesain
konsep pemasaran, peranan konsumen, masyarakat dan lingkungan perlu
mendapatkan perhatian khusus. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam mendesain konsep pemasaran yaitu identifikasi keinginan
konsumen, identifikasi terhadap produk yang dipasarkan dan identifikasi
konsumen dan sekaligus menciptakan dan membina konsumen.
Dalam suatu proses pemasaran akan terdapat jalur pemasaran. Jalur
pemasaran ini pada prinsipnya berfungsi sebagai lembaga distribusi atau
yang menyampaikan hasil produksi kita kepada konsumen akhir. Terdapat
beberapa jalur pemasaran daging ayam di Indonesia. Menurut Rasyaf
(1994:180) jalur pemasaran inilah yang akan menghantarkan ayam
commit
produksi peternakan hingga to user akhir. Jalur ini dapat panjang
ke konsumen
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

dapat pula pendek, tergantung kita dan juga macam unggas yang dijual.
Jalur pemasaran daging ayam di Indonesia dapat dilihat dalam Gambar 1.

Ayam Jual
Hidup

Pedagang
Pengumpul
Daging
Ayam
Dimasak
Pengecer

Peternak sebagai Ayam Jual Konsumen


Produsen Hidup

Rumah Potong Unggas

Gambar 1. Jalur Pemasaran Daging Ayam di Indonesia (Rasyaf, 1993:148)


Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan dari produsen ke
tangan konsumen. Karena merupakan suatu proses kegiatan dimana
kegiatan itu dilakukan, kapan kegiatan tersebut dilakukan dan bagaimana
cara melakukan kegiatan tersebut. Semua tujuan tersebut berhubungan
dengan pasar dimana produsen yang menawarkan barang akan bertemu
dengan konsumen yang membutuhkannya. Disinilah letak kegiatan
pemasaran dilakukan dan kegiatan pemasaran tersebut mencakup strategi-
strategi pemasaran perusahaan yang baik, cara-cara yang dilakukan
perusahaan maupun saat kapan kegiatan tersebut dilakukan. Jadi hubungan
antara pemasaran dan pasar sangat erat, karena pasar merupakan tempat
terjadinya transaksi jual beli, sedangkan pemasaran merupakan kegiatan
bagaimana agar produksi terjual dan dapat memuaskan keinginan pembeli
sehingga pembeli akan membeli produk yang bersangkutan
(Widyatmini, 1996:71-72).
Sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan
atau keinginan tertentu yang mungkin mampu untuk ambil bagian dalam
jual-beli guna memuaskancommit to user
kebutuhan atau keinginan tersebut. Karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

besar kecilnya suatu pasar tergantung pada jumlah orang yang


menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya yang menarik bagi
orang lain, dan mau menyediakan sumber daya tersebut untuk memperoleh
apa yang mereka inginkan (Kotler, 1999:11).
Pasar sebenarnya mengandung dua arti: arti fisik dan arti makna.
Sebenarnya keduanya tetap sama, yaitu pertemuan antara pembeli dengan
penjual atau lebih inti lagi pertemuan permintaan dan penawaran. Pasar
bertumpu pada konsumen dan penjual, sedangkan konsumen dan penjual
itu sendiri ada faktor yang mempengaruhi. Dari pihak konsumen faktor
tersebut meliputi selera, pendapatan, dan kesadaran mereka akan gizi. Dari
pihak penjual juga tergantung pada pasokan di tiap wilayah yang berbeda
(Rasyaf, 1994:177,179).
Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung,
bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka
yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan,
buah, sayur-sayuran, umbi-umbian, telur, daging, kain, pakaian barang
elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan
barang-barang lainnya. Pasar ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan
umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli
untuk mencapai pasar (Anonim, 2010b).
Agar produsen dan pemasar dapat memasarkan produknya dengan
baik, maka produsen dan pemasar harus mampu menyediakan produk
dengan atribut yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
sehingga perlu adanya pemahaman mengenai perilaku konsumen.
3. Perilaku Konsumen
Menurut Sumarwan (2003:26) perilaku konsumen pada dasarnya
merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia yaitu waktu, uang dan upaya untuk ditukar
commit to Secara
dengan barang untuk dikonsumsi. user sederhana perilaku konsumen
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

meliputi keputusan tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa,


dimana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Perilaku konsumen juga
dapat didefinisikan sebagai proses yang dilalui oleh seseorang dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca
konsumsi produk.
Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.
Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum
pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi
dan menghabiskan produk. Mengetahui perilaku konsumen meliputi
perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan,
dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang sudah dibeli
dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak dapat diamati
seperti nilai-nilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi,
bagaimana mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan
tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam
(Simamora, 2008:2).
Menurut Simamora (2003:5-11), perilaku konsumen dipengaruhi
berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
antara lain :
1. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami
peran yang dimainkan oleh kultur, subkultur, dan kelas sosial pembeli.
a. Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
perilaku seseorang sehingga sangat penting bagi pemasar untuk
melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat menyediakan produk-
produk baru yang diinginkan konsumen.
b. Subkultur
Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil. Banyaknya
subkultur merupakancommit
segmentopasar
user yang penting, dan pemasar sering
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

menemukan manfaat dengan merancang produk yang disesuaikan


dengan kebutuhan subkultur tersebut.
c. Kelas sosial
Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan
tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan,
kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan
preferensi produk dan merek yang berbeda.
2. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial
seperti kelompok, keluarga, peran, dan status sosial dari konsumen
a. Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kelompok
kecil, salah satunya adalah kelompok rujukan. Kelompok ini dapat
mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup seperti
mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan dipilih oleh
seseorang.
b. Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli.
c. Peran dan status sosial
Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat ditentukan dari segi
peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan umum oleh masyarakat.
3. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap-tahap daur hidup pembeli, jabatan,
keadaan ekonomi, kepribadian, konsep diri pembeli yang bersangkutan
a. Usia dan tahap daur hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang
hidup mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai
dengan usia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya.
c. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Jika
indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi,
pemasar dapat mencari jalan menetapkan posisi produknya.
d. Gaya hidup
Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,
akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang
terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi
perilaku konsumen.
e. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku
konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses pembelajaran,
serta kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu
telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang
cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.
b. Persepsi
Orang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan
yang sama karena tiga proses persepsi, yaitu perhatian yang selektif,
gangguan yang selektif, dan mengingat kembali yang selektif.
c. Kepercayaan dan sikap
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku
pembeli. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Menurut Sutisna (2001:4-5) ada dua alasan mengapa perilaku


konsumen perlu dipelajari. Pertama, konsumen sebagai titik sentral
perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan
oleh konsumen merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen
akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien.
Kedua, perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa
lebih banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan
penawaran menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak
dikonsumsi oleh konsumen. Kelebihan penawaran tersebut bisa
disebabkan oleh faktor seperti kualitas barang tidak layak, tidak memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen, atau mungkin juga karena konsumen
tidak mengetahui keberadaan produk tersebut. Oleh karena itu, sudah
selayaknya perilaku konsumen menjadi perhatian penting dalam
pemasaran.
Terkait dengan keputusan pembelian suatu produk, konsumen
memiliki perilaku pembelian yang menyangkut tentang bagaimana
konsumen memilih, membeli sampai dengan memakai suatu produk. Suatu
perilaku pembelian dipengaruhi oleh preferensi dan sikap konsumen
terhadap suatu produk. Sebelum melakukan perilaku pembelian, konsumen
terlebih dahulu mengambil keputusan akan produk mana yang mereka
suka dan yang tidak mereka suka. Setiap produk memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, sehingga konsumen dalam melakukan tindakan
pembelian suatu produk selalu mempertimbangkan karakteristik yang ada
pada produk atau objek tertentu yang sesuai dengan selera mereka. Sikap
konsumen terbentuk dari adanya kepercayaan dan evaluasi konsumen pada
suatu produk atau objek, sehingga terbentuknya sikap akan membentuk
niat seseorang untuk melakukan tindakan dengan adanya niat tersebut akan
mempengaruhi terbentuknya perilaku konsumen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

4. Preferensi
Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi
konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk
yang ada. Menurut Nicholson (2002:60), hubungan preferensi diasumsikan
memiliki tiga sifat dasar, tiga sifat dasar tersebut adalah:
1. Kelengkapan (completeness)
Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orang
selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:
1) A lebih disukai daripada B
2) B lebih disukai daripada A, atau
3) A dan B sama-sama disukai.
Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam
menentukan pilihan, sebab mereka tahu mana yang lebih baik dan mana
yang lebih buruk, dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihan
di antara dua alternatif.
2. Transitivitas (transitivity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan
lebih menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada
C. Dengan demikian orang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya
yang saling bertentangan.
3. Kontinuitas (Continuity)
Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini
berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di
bawah pilihan B.
Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar diatas. Dengan
demikian tiap orang selalu dapat membuat atau menyusun rangking semua
situasi dan kondisi mulai dari yang paling disenangi hingga yang paling
tidak disukai dari bermacam barang/jasa yang tersedia. Seseorang yang
rasional akan memilih barang yang paling disenanginya. Dengan kata lain
commit
dari sejumlah alternatif yang ada to user lebih cenderung memilih sesuatu
orang
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

yang dapat memaksimalkan kepuasannya. Hal ini sejalan dengan konsep


barang yang lebih diminati menyuguhkan kepuasan yang lebih besar dari
barang yang kurang diminati.
Menurut Lilien et al dan Kotler dalam Simamora (2003:88-89), ada
beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk
preferensi, yaitu :
a. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai
sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang
berbeda tentang atribut apa yang relevan.
b. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki
penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling
penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar
akan memperhitungkan atribut harga sebagai yang utama.
c. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang
letak produk pada setiap atribut.
d. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam
sesuai dengan perbedaan atribut.
e. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang
berbeda melalui prosedur evaluasi.
Menurut Simamora (2003:74,114) ada 2 metode analisis yang dapat
digunakan untuk mengukur preferensi, yaitu metode konjoin dan
compensatory model. Metode konjoin digunakan untuk mengetahui bahwa
kualitas setiap atribut berkorelasi positif dengan tingkat kepentingannya.
Metode compensatory model digunakan untuk mengetahui persepsi
kualitas masing-masing merek dan membantu produsen untuk mengetahui
pada faktor apa saja yang membuat mereknya unggul ataupun lemah
sehingga dapat dilakukan pembenahan. Kedua analisis tersebut sulit
dilakukan karena memerlukan perhitungan dan rumus yang rumit dan
langkah yang panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

Sedangkan dalam Simamora (2008:64,82) terdapat 2 model


pengukuran preferensi yaitu analisis Chi square dan Spearman. Analisis
Spearman digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner yang bertujuan
untuk mengetahui atribut apa saja yang dipertimbangkan responden dalam
memilih sebuah produk. Dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi
square.
Analisis chi-square dengan menggunakan teknik goodness-of-fit
dapat digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan antara banyak
yang diamati (observed) dari objek atau jawab yang masuk dalam masing-
masing kategori dengan banyak yang diharapkan (expected) berdasarkan
hipotesis nol (frekuensi yang diharapkan adalah merata). Dalam Djarwanto
(1994:247) goodness of fit berarti perbandingan antara observed
frequencies dengan expected frequencies. Semua pengujian yang
menggunakan chi-square distribution adalah termasuk dalam persoalan
“goodness of fit”. Yang akan dibicarakan adalah “goodness of fit” suatu
distribusi frekuensi hasil pengamatan dengan distribusi frekuensi teoritis
yang didasarkan pada mean dan deviasi standar dari distribusi frekuensi
pengamatan. Disini dilakukan pengujian apakah distribusi frekuensi hasil
pengamatan sesuai dengan expected normal curve frequencies dengan
menggunakan chi-square distribution. Analisis Chi-square dinyatakan
dalam rumus :

é ( fo - fe )2 ù
k
x =åê
2
ú
i =1 ë fe û
Keterangan :
χ2 = Chi Square
fo = frekuensi yang diamati pada penelitian
fe = frekuensi yang diharapkan pada penelitian
i…k = kategori atribut dalam variabel
Dimana :
Ri. x Ci
fe =
å Ri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Keterangan :
Ri = jumlah baris ke-1
Ci = Jumlah kolom ke-1
å Ri = å pengama tan
Konsumen dapat memutuskan produk mana yang mereka suka dan
tidak suka, karena terbentuknya sikap konsumen terhadap suatu produk.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam
melakukan tindakan pembelian, sehingga sikap konsumen merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian.
5. Sikap
Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan
emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada semua aspek. Lebih lanjut,
sikap adalah cara berfikir, merasa, dan bertindak melalui aspek
dilingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap
menuntut orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang
sama (Simamora, 2003:11-12).
Ada banyak definisi mengenai sikap dalam berbagai versi menurut
Azwar (1995) dalam Anonim (2010c). Selanjutnya dikatakan oleh Azwar
bahwa sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran yaitu:
a. Pertama, yang berorientasi kepada respon. Orientasi ini diwakili oleh
para ahli seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood.
Dalam pandangan mereka, sikap adalah suatu bentuk atau reaksi
perasaan. Secara lebih operasional sikap terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak terhadap objek.
b. Kedua, yang berorientasi kepada respon. Menurut pandangan orientasi
ini, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek
dengan cara-cara tertentu. Kesiapan ini berarti kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara teretntu apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.
c. Ketiga, yang berorientasi pada skema triadik. Menurut pandangan
commit to user
orientasi ini, sikap merupakan konstelasi komponen-komponen
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam


memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.
Menurut Kinnear (1995:304-306) sikap umumnya dianggap
mempunyai tiga komponen utama, yaitu :
a. Komponen kognitif, yaitu keyakinan seseorang mengenai suatu objek
seperti kecepatan atau keawetannya/ketahanannya. Komponen kognitif
mengacu kepada kesadaran responden dan pengetahuannya terhadap
beberapa objek atau fenomena.
b. Komponen afektif, yaitu perasaan seseorang tentang objek, seperti baik
atau buruk. Komponen afektif mengacu kepada preferensi dan
kesenangan responden terhadap objek atau fenomena.
c. Komponen perilaku, yaitu kesiapsiagaan seseorang untuk berperilaku
tanggap terhadap suatu objek. Komponen perilaku mengacu kepada
perilaku pembeli yang berupa niat membeli dan membeli. Niat
membeli merupakan tahap kecenderungan responden untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Menurut Simamora (2008:302-303), ada 3 metode pengukuran
sikap yaitu Model Point ideal, Rosenberg dan Multiatribut Fishbein.
Penelitian ini menggunakan model Multiatribut Fishbein, karena model ini
salah satu model yang terkenal untuk mengukur sikap terhadap objek
(Attitude toward object) dan model ini digunakan untuk memperoleh
konsistensi antara sikap dan perilakunya. Model Fishbein dalam Sutisna
(2001:111) memperlihatkan bahwa sikap terhadap suatu obyek (Ao)
bergantung pada probabilitas bahwa suatu obyek mempunyai atribut-
atribut tertentu (bi), dan pada tingkat diinginkannya atribut-atribut itu (ei).
Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:111), model multiatribut
Fishbein mengidentifikasi tiga faktor utama yang mempengaruhi sikap.
Faktor pertama adalah atribut utama atas sebuah objek oleh konsumen,
faktor kedua adalah tingkat kepercayaan konsumen bahwa objek memiliki
atribut tersebut, dan faktor ketiga adalah tingkat positif dan negatif dimana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

atribut tersebut dievaluasi. Model Multiatribut Fishbein dirumuskan


sebagai berikut :
n
A0 = å bi .ei
i =1

Dimana :
A0 : Sikap konsumen terhadap objek
bi : tingkat keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut tertentu
(atribut ke-i)
ei : dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki objek
Sikap konsumen menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap
berbagai atribut dan manfaat dari suatu produk. Setiap produk memiliki
berbagai macam atribut yang melekat. Konsumen dalam melakukan
pembelian selalu memperhatikan dan mempertimbangkan atribut-atribut
yang ada pada produk atau objek tertentu yang sesuai dengan kesukaan
mereka untuk memperoleh kepuasaan.
6. Atribut Produk
Atribut didefinisikan sebagai karakteristik yang membedakan merek
atau produk dari yang lain. Definisi lainnya menyebutkan bahwa atribut
merrupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori
produk, yang melekat pada produk atau menajdi bagian produk itu sendiri.
Kedua pengertian ini akan menghasilkan perbedaan atribut produk
(Simamora, 2008:79).
Atribut merupakan gambaran karakteristik spesifik dari produk
yang diharapkan dapat menimbulkan manfaat bagi konsumen, artinya
pembeli biasanya dapat menyimpulkan manfaat yang akan mereka terima
dari produk dengan meneliti atribut-atribut produk tersebut. Seringkali
beberapa produk sama dalam sejumlah besar atributnya. Dalam hal seperti
ini, adalah penting untuk membedakan satu atau lebih atribut penentu,
yaitu atribut yang paling menentukan pilihan pembelli. Suatu atribut akan
dianggap penting jika memberikan manfaat yang sangat diinginkan, tetapi
jika semua alternatif yangcommit to user
bersaing mempunyai karekteristik yang sama,
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

maka atribut yang lain akan menentukan pilihan merek (Guiltian dan
Gordon, 1992:78).
Atribut-atribut produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat
utama produk sehingga mampu lebih memuaskan konsumen. atribut
produk meliputi merk (brand), pembungkusan (packaging), label, garansi
atau jaminan (warranty) dan produk tambahan (service). Atribut produk
dapt dipandang secara obyektif (fisik produk) maupun secara subyektif
(pandangan konsumen). Atribut fisik belum tentu searah dengan atribut
menurut pandangan konsumen (Budiarto, 2010:68).
Atribut produk menjadi faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam pengambilan keputusan pembelian. Pengetahuan konsumen tentang
atribut suatu produk akan memudahkan konsumen mengenali dan memilih
produk yang dibelinya. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui
oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut
mana yang dianggap paling penting oleh konsumen.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah


Pembangunan sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting
untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, selain tanaman pangan,
holtikultura (sayuran dan buah-buahan), perkebunan, dan lain-lain,
pembangunan pertanian juga mencakup sub sektor lainnya yaitu peternakan.
Kegiatan pembangunan yang semakin meningkat berpengaruh juga terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat. Sejalan dengan peningkatan pendapatan
masyarakat tersebut muncul fenomena yang berkenaan dengan penurunan
konsumsi bahan pangan sumber karbohidrat. Di sisi yang lain terjadi
peningkatan konsumsi bahan pangan sumber protein, terutama yang berasal
dari hewani.
Ayam ras pedaging (Broiler) merupakan salah satu jenis ternak yang
banyak diusahakan di Indonesia dari golongan unggas. Ternak ayam ras
pedaging banyak diusahakan di Indonesia dikarenakan harganya yang

commit
terjangkau oleh sebagian besar to usersehingga permintaan daging ayam
masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

ras cenderung meningkat. Selain itu, kandungan gizi dari daging ayam ras juga
mengandung nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan
asam amino esensialnya yang lengkap dan seimbang sehingga mampu
memberikan keseimbangan gizi pangan masayarakat.
Konsumen sekarang ini mandiri dalam mengambil keputusan, bukan
karena pengaruh orang lain maupun promosi, maka konsumen akan memilih
produk yang paling sesuai (best fit) bagi mereka. Dengan kata lain, konsumen
akan memilih produk yang memberikan nilai tertinggi bagi mereka. Preferensi
konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk
yang ada. Atribut daging ayam ras merupakan preferensi konsumen yang akan
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk daging ayam.
Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan mempertimbangkan atribut-
atribut yang terdapat pada daging ayam ras. Atribut yang diteliti meliputi
warna daging, warna kulit pada daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, bau
daging ayam ras, kebersihan kulit dan bobot daging ayam ras.
Berdasarkan atribut-atribut daging ayam ras tersebut dapat diketahui
tentang preferensi konsumen terhadap daging ayam ras dan sikap konsumen
terhadap daging ayam ras. Analisis mengenai preferensi daging ayam ras
dengan menggunakan analisis Chi-Square bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan preferensi konsumen daging ayam ras dan juga
mengetahui atribut yang menjadi preferensi konsumen daging ayam ras.
Sedangkan analisis mengenai sikap konsumen dengan menggunakan analisis
Fishbein bertujuan untuk mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan
oleh konsumen daging ayam ras.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat skema kerangka
pemikiran pendekatan masalah seperti pada Gambar 2. berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Pembangunan yang Peningkatan


semakin meningkat Pendapatan

Perubahan Pola Konsumsi


Masyarakat

Peningkatan Konsumsi
Produk Pangan Hewani
dari Daging Ayam Ras

Daging Ayam Ras

Atribut Daging Ayam Ras :


1. Warna daging ayam ras
2. Warna kulit daging ayam ras
3. Kekenyalan kulit karkas ayam ras
4. Kebersihan kulit ayam ras
5. Bau daging ayam ras
6. Bobot daging ayam ras

Preferensi Konsumen Sikap Konsumen


Daging Ayam Ras Daging Ayam Ras

Analisis Chi Square Analisis Multiatribut Fishbein

Perbedaan Atribut yang Sikap konsumen


preferensi menjadi preferensi terhadap atribut
konsumen daging konsumen daging daging ayam ras
ayam ras ayam ras

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

D. Hipotesis
1. Diduga terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut daging
ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
2. Diduga atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di

commit
pasar tradisional Kabupaten to user adalah warna daging ayam ras
Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

merah pucat mengkilat, warna kulit pada daging ayam ras putih
kekuningan, tingkat kekenyalan kulit karkasnya elastis, kulit daging ayam
yang bersih, bau daging ayam ras segar dan bobot daging ayam ras sedang.
3. Diduga sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras berturut-turut
dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang kurang
dipertimbangkan adalah atribut warna daging ayam ras, warna kulit pada
daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan kulit daging ayam
ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam ras.

E. Asumsi
1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian
daging ayam ras di pasar tradisional yang mewakili rumah tangga
2. Keputusan pembelian diambil responden secara rasional berdasarkan
pertimbangannya terhadap berbagai atribut daging ayam ras
3. Harga daging ayam ras dianggap tidak mempengaruhi preferensi
konsumen

F. Pembatasan Masalah
1. Daging ayam ras yang diteliti adalah daging ayam ras yang dipasarkan di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
2. Atribut daging ayam ras yang diteliti meliputi : warna daging ayam ras,
warna kulit pada daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan
kulit daging ayam ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam ras.
3. Penelitian terbatas pada konsumen akhir yang membeli daging ayam ras
untuk dikonsumsi rumah tangga dan tidak bermaksud untuk menjual
kembali.
4. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari Tahun 2011.

G. Definisi Operasioanl dan Konsep Pengukuran Variabel


1. Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka konsumen
terhadap suatu produk, dalam hal ini adalah daging ayam ras.
Pengukurannya dilakukan commit
dengan to user
menggunakan analisis Chi Square.
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

2. Daging ayam ras adalah bahan makanan yang dikonsumsi manusia yang
berasal dari ternak unggas yaitu ayam ras.
3. Atribut daging ayam ras adalah karakteristik yang terdapat pada daging
ayam ras yang berfungsi sebagai kriteria penilaian dalam pengambilan
keputusan. Atribut yang akan diteliti adalah atribut fisik yang melekat
pada daging ayam ras yang meliputi: warna daging ayam, warna kulit pada
daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan kulit daging ayam
ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam.
4. Warna daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
terhadap warna daging ayam ras. Atribut warna daging ayam ras
dibedakan dalam kategori warna merah pucat mengkilat dan warna merah
kebiruan tidak mengkilat.
5. Warna kulit pada daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan
konsumen terhadap warna kulit pada daging ayam ras. Atribut warna kulit
pada daging ayam ras dibedakan dalam kategori warna putih, putih
kekuningan, dan kuning.
6. Kekenyalan kulit karkas adalah serangkaian anggapan dan kesan
konsumen terhadap kekenyalan kulit daging ayam ras yang
mengindikasikan baik atau tidak kualitas daging ayam ras. Atribut
kekenyalan kulit karkas ayam ras dibedakan dalam kategori elastis (jika
ditekan terasa kenyal dan mudah kembali ke kondisi semula), kategori
kurang elastis (jika ditekan sedikit terasa kenyal dan dapat kembali ke
kondisi semula), dan kategori tidak elastis (jika ditekan terasa keras).
7. Kebersihan kulit ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan
konsumen terhadap kebersihan kulit ayam ras yang mengindikasikan baik
tidaknya kualitas daging ayam ras. Atribut kebersihan kulit ayam ras
dibedakan dalam kategori kulit bersih (tidak ada memar, tidak sobek, tidak
ada goresan, bebas dari bulu-bulu jarum), kategori kulit agak bersih (ada
sedikit memar, sedikit sobek, ada sedikit goresan, ada sedikit bulu-bulu
jarum), kategori kulit kotor (ada memar, ada sobek, ada goresan, ada bulu-
bulu jarum). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

8. Bau daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
terhadap bau daging ayam ras yang dapat mengindikasikan baik tidaknya
kualitas daging ayam ras. Atribut bau daging ayam ras dibedakan dalam
kategori berbau segar (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak
berbau busuk), kategori agak segar (sedikit bau menyengat, sedikit berbau
amis, sedikit berbau busuk), dan kategori tidak segar (ada bau menyengat,
ada bau amis, ada bau busuk).
9. Bobot daging ayam adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
tentang kepuasan yang didapat dari bobot atau berat daging ayam ras.
Atribut bobot daging ayam ras dibedakan dalam kategori besar (jika
beratnya 1,2-1,5 kg), kategori sedang (jika beratnya 1-1,2 kg), dan kategori
kecil (jika beratnya 0,8-1 kg).
10. Sikap terhadap objek (Ao) adalah sikap yang dinyatakan dalam indeks
sikap yang diukur dengan menjumlahkan perkalian antara kekuatan
kepercayaan bahwa objek mempunyai atribut-atribut dengan evaluasi
mengenai atribut-atribut tersebut.
11. Tingkat kepercayaan konsumen (bi) adalah kepercayaan konsumen bahwa
daging ayam ras memiliki atribut tertentu. Diukur dengan menggunakan
skala likert, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 netral, 4 baik, dan 5
sangat baik.
12. Evaluasi konsumen (ei) adalah evaluasi kebaikan/keburukan terhadap
atribut daging ayam ras oleh konsumen. Diukur dengan menggunakan
skala likert, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 netral, 4 baik, dan 5
sangat baik.
13. Responden merupakan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian
daging ayam ras yang mewakili rumah tangga dengan tujuan untuk
dikonsumsi rumah tangga.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian


Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis. Menurut Surakhmad (1998:140), metode deskriptif adalah
metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah aktual
sedangkan analitis adalah data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan dan kemudian dianalisis.
Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei.
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Singarimbun dan
Sofian Efendi, 1995:3).

B. Metode Penentuan Daerah Penelitian


Daerah penelitian ditentukan secara sengaja yaitu pemilihan lokasi
penelitian diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten
Karanganyar. Kabupaten Karanganyar dipilih sebagai daerah penelitian
dengan pertimbangan berdasarkan data dari Dinas Peternakan Jawa Tengah,
Kabupaten Karanganyar memproduksi daging ayam ras sebesar 2.274.500 kg
pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu sebesar
2.276.795 kg, nilai produksi ini tergolong cukup besar di Jawa Tengah. Data
terkait dapat dilihat pada Tabel 3 :

commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Tabel 3. Produksi Daging Ayam Ras Menurut Kabupaten/ Kota di Jawa


Tengah Tahun 2008-2009 (kg)
No. Kabupaten di Jawa Tengah 2008 2009
1. Cilacap 2.838.000 284.300
2. Banyumas 7.783.140 5.631.261
3. Purbalingga 2.994.495 3.916.849
4. Banjarnegara 2.739.820 -
5. Kebumen 5.719.083 4.796.965
6. Purworejo 1.031.996 4.258.290
7. Wonosobo 2.200.435 1.813.883
8. Magelang 6.383.907 8.738.574
9. Boyolali 3.806.880 1.945.488
10. Klaten 408.370 609.448
11. Sukoharjo 2.041.406 2.754.987
12. Wonogiri 1.042.684 2.029.078
13. Karanganyar 2.274.500 2.276.795
14. Sragen 2.935.001 3.414.314
15. Grobogan 318.854 776.736
16. Blora 1.156.313 996.382
17. Rembang 57.293 449.407
18. Pati 613.811 552.927
19. Kudus 3.552.279 4.293.258
20. Jepara 479.328 482.695
21. Demak 2.759.500 2.610.713
22. Semarang 302.657 5.776.437
23. Temanggung 2.892.286 4.804.478
24. Kendal 2.199.751 1.484.429
25. Batang 3.534.027 7.863.010
26. Pekalongan 596.078 840.710
27. Pemalang 2.178.393 224.958
28. Tegal 2.713.241 2.322.330
29. Brebes 3.147.526 4.964.917
30. Kota Magelang 259.041 1.488.118
31. Kota Surakarta 117.408 527.512
32. Kota Salatiga 582.138 3.703.040
33. Kota Semarang 4.661.861 5.974.129
34. Kota Pekalongan 1.292.151 1.400.850
35. Kota Tegal 254.347 513.227
Jumlah 77.868.000 94.520.496
Rata-rata per kabupaten 2.224.800 2.700.586
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010
Secara umum produksi daging ayam ras di Jawa Tengah tahun 2009
mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2008
yaitu dengan peningkatan produksi sebesar 16.652.496 kg. Nilai produksi
daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar juga mengalami peningkatan pada
tahun 2009 menjadi 2.276.795 kg sedangkan pada tahun 2008 sebesar
2.274.500 kg. Produksi daging yang besar dapat menunjukkan bahwa
commit
permintaan daging ayam ras to user
di Kabupaten Karanganyar tinggi, dengan
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

tingginya permintaan daging ayam ras maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
konsumsi masyarakat terhadap daging ayam ras di kabupaten ini juga tinggi.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian di
Kabupaten Karanganyar.

C. Metode Penentuan Lokasi Penelitian


Metode penentuan sampel lokasi penelitian adalah secara sengaja
(purposive sampling), yaitu penentuan daerah penelitian berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian (Singarimbun
dan Sofian Efendi, 1995:169). Penelitian ini dilaksanakan di pasar tradisional
di Kabupaten Karanganyar, dengan pertimbangan bahwa daging ayam ras
pada umumnya banyak dijual di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.
Menurut data Dinas Pengelolaan Pasar tahun 2010, pasar tradisional di
Kabupaten Karanganyar terbagi dalam lima wilayah pasar, yaitu Wilayah I,
Wilayah II, Wilayah III, Wilayah IV, dan Wilayah V. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :
Tabel 4. Nama Pasar dan Jumlah Pedagang Daging Ayam Ras di Pasar
Tradisional di Kabupaten Karanganyar
Wilayah Nama Pasar Jumlah Pedagang Daging
Ayam Ras
I 1. Pasar Mojogedang 6
(Utara) 2. Pasar Jambangan 10
3. Pasar Kwadungan 9
4. Pasar Kebakramat 6
II 1. Pasar Palur 34
(Barat) 2. Pasar Malangjiwan 9
3. Pasar Tuban 31
III 1. Pasar Jungke 22
(Pusat) 2. Pasar Tegalgede 7
3. Pasar Nglano 15
IV 1. Pasar Jumapolo 10
(Selatan) 2. Pasar Jatipuro 15
3. Pasar Belang 3
V 1. Pasar Karangpandan 25
(Timur) 2. Pasar Matesih 8
3. Pasar Punukan 3
4. Pasar Tawangmangu 9
Sumber : Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Karanganyar, 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan Tabel 4, maka lokasi penelitian dipilih berdasarkan jumlah


pedagang daging ayam ras terbanyak dalam setiap wilayah pasar tradisional di
Kabupaten Karanganyar. Lima pasar tersebut adalah Pasar Jambangan dengan
10 pedagang daging ayam ras yang mewakili wilayah Utara Kabupaten
Karanganyar, Pasar Palur dengan 34 pedagang daging ayam ras yang
mewakili wilayah Barat Kabupaten Karanganyar, Pasar Jungke dengan 22
pedagang daging ayam ras yang mewakili wilayah Pusat Kabupaten
Karanganyar, Pasar Jatipuro dengan 15 pedagang daging ayam ras yang
mewakili wilayah Selatan Kabupaten Karanganyar dan Pasar Karangpandan
dengan 25 pedagang ayam ras yang mewakili wilayah Timur Kabupaten
Karanganyar.

D. Metode Penentuan Sampel


Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode judgement
sampling (sampel keputusan), yaitu peneliti berada di tempat penelitian untuk
melakukan penyebaran kuisioner dan wawancara untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan. Metode judgement sampling adalah suatu teknik
pengambilan sampel dari suatu populasi yang diharapkan dapat memenuhi
tujuan riset, sehingga keterwakilannya terhadap populasi dapat
dipertanggungjawabkan (Churchill, 2005:13). Penyebaran kuisioner dan
wawancara dilakukan di Pasar Jambangan, Pasar Palur, Pasar Jungke, Pasar
Jatipuro maupun Pasar Karangpandan kepada konsumen yang merupakan
pengambil keputusan dalam melakukan pembelian daging ayam ras yang
mewakili rumah tangga dengan tujuan untuk dikonsumsi rumah tangga.
Menurut Djarwanto dan Pangestu (1994:158-159), penentuan jumlah
sampel jika besar populasi tidak diketahui, dilakukan dengan penduga
proporsi menggunakan sampel dengan keyakinan (1-α) dan besarnya error
tidak melebihi suatu harga tertentu maka rumus (E) dapat digunakan untuk
menentukan besarnya sampel yang harus diambil.

p (1 - p)
E = 1,96
N
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Dimana :
E : Error
P : Proporsi populasi
N : Jumlah sampel
Karena besarnya populasi tidak diketahui maka P (1-P) juga tidak
diketahui, tetapi P selalu berada diantara 0 dan 1, maka besar populasi
maksimal adalah :
T (P) = P-P2
Df (P) = 1- 2P
2P =1
P = 0,5
Harga maksimal dari f(P) adalah P(1-P) = 0,25. Jadi besarnya sampel
jika digunakan confident level 95% dan kesalahan yang terjadi adalah 0,1
maka:
2
1,96
N = 0,25
0,1
= 96,04 (Jumlah responden dibulatkan menjadi 96 responden)
Berdasarkan perhitungan dari rumus di atas, sampel yang akan diambil
adalah sebanyak 96 responden yang tersebar di lima lokasi pasar tradisional di
Kabupaten Karanganyar yang telah ditentukan. Penentuan jumlah responden
daging ayam ras pada pasar tradisional Kabupaten Karanganyar dilakukan
menurut jumlah pedagang daging ayam ras di setiap pasar tradisional sampel.
Jumlah pedagang daging ayam ras di setiap pasar tradisional mencerminkan
jumlah konsumennya, karena semakin banyak jumlah pedagang daging ayam
ras di pasar tradisional maka semakin banyak pula konsumennya sehingga
respondennya lebih banyak. Penentuan jumlah responden secara proporsional
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Nk
Ni = x 96
N
Keterangan :
Ni : Jumlah responden tiap pasar
Nk : Jumlah pedagang dagingcommit to tiap
ayam ras userpasar sampel
N : Total jumlah pedagang daging ayam ras pada pasar sampel
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

96 : Jumlah keseluruhan responden yang diamati


Perhitungan dari penerapan rumus di atas digunakan untuk menentukan
jumlah responden tiap pasar tradisional berdasarkan jumlah pedagang daging
ayam ras akan diperoleh hasil seperti Tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5. Tempat Pembelian Daging Ayam Ras, Jumlah Pedagang Daging
Ayam Ras, dan Jumlah Responden di Pasar Tradisional Kabupaten
Karanganyar
No. Nama Pasar Jumlah Pedagang Jumlah
Daging Ayam Ras Responden
(orang) (orang)
1. Pasar Jambangan 10 9
2. Pasar Palur 34 30
3. Pasar Jungke 22 20
4. Pasar Jatipuro 15 14
5. Pasar Karangpandan 25 23
Total 106 96
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder dari Dinas Pengelolaan Pasar
Kabupaten Karanganyar, 2010
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah responden daging
ayam ras untuk masing-masing pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar
adalah sebagai berikut untuk Pasar Jambangan diambil 9 responden, Pasar
Palur diambil 30 responden, Pasar Jungke diambil 20 responden, Pasar
Jatipuro diambil 14 responden dan Pasar Karangpandan diambil 23 responden.

E. Jenis Sumber Data


1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden. Pada penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara
dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang sudah
dipersiapkan. Sumber data primer adalah responden sebagai pengambil
keputusan dalam melakukan pembelian daging ayam ras yang mewakili
rumah tangga dengan tujuan untuk dikonsumsi rumah tangga.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mencatat dan
mengutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga
commit to user
yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder berasal dari BPS
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Kabupaten Karanganyar meliputi data sosial dan kependudukan Jawa


Tengah hasil SUSENAS, keadaan geografis, keadaan penduduk, keadaan
perekonomian Kabupaten Karanganyar dan Jawa tengah dalam angka;
Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Karanganyar berupa data mengenai
pembagian wilayah pasar Kabupaten Karanganyar dan jumlah pedagang
daging ayam ras di setiap pasar tradisional Kabupaten Karanganyar; buku,
jurnal penelitian, internet, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan
penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala obyek yang diteliti, sehingga
didapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti dan lokasi
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden. Media yang
digunakan dalam mengambil data primer ini adalah kuesioner.
3. Pencatatan
Pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data
yang ada dari berbagai sumber atau lembaga yang terkait dengan
penelitian ini, baik dari hasil wawancara maupun hasil pengamatan
langsung di lapangan.

G. Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan dua metode analisis data yaitu Analisis Chi
Square, karena analisis chi-square dengan menggunakan teknik goodness-of-
fit dapat digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan antara banyak
yang diamati dari objek atau jawab yang masuk dalam masing-masing
kategori dengan banyak yangcommit to user
diharapkan dan Analisis Multiatribut Fishbein,
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

karena model ini merupakan salah satu model yang terkenal untuk mengukur
sikap terhadap objek. Secara lebih lengkap, metode analisis yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap
atribut daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar,
digunakan analisis Chi Square dengan rumus sebagai berikut :

é ( fo - fe )2 ù
k
x =åê
2
ú
i =1 ë fe û
Keterangan :
χ2 = Chi Square
fo = banyaknya responden yang memilih kategori dalam atribut
daging ayam ras
fe = banyaknya responden yang diharapkan dalam kategori atribut
daging ayam ras
i…k = kategori atribut dalam atribut daging ayam ras
(Simamora, 2008:237-238)
Dimana :
Ri. x Ci
fe =
å Ri
Keterangan :
Ri = Jumlah baris ke-1
Ci = Jumlah kolom ke-1
å Ri = å pengama tan
Hipotesis yang digunakan :
Ho : tidak terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut
yang ada pada daging ayam ras
Ha : terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang
ada pada daging ayam ras

Pengujian pada tingkat kepercayaan 95% dengan kriteria pengujian :


a. Jika χ2 hitung > χ2 tabel, maka H0 ditolak, ini berarti terdapat
perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada
daging ayam ras commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

b. Jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka H0 diterima, ini berarti tidak terdapat


perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada
daging ayam ras
2. Untuk mengetahui atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi
konsumen di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar dapat diketahui
dengan melihat besarnya nilai fo atau banyaknya responden yang memilih
kategori dalam atribut daging ayam ras. Besarnya nilai fo diketahui dari
perhitungan jumlah konsumen yang memilih atribut daging ayam ras
dalam rumus Chi-Square berikut :

é ( fo - fe )2 ù
k
x =åê
2
ú
i =1 ë fe û
Keterangan :
χ2 = Chi Square
fo = banyaknya responden yang memilih kategori dalam atribut
daging ayam ras
fe = banyaknya responden yang diharapkan dalam kategori atribut
daging ayam ras
i…k = kategori atribut dalam atribut daging ayam ras
(Simamora, 2008:237-238)
3. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam
ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar digunakan analisis
multiatribut Fishbein dengan rumus sebagai berikut :
n
A0 = å bi .ei
i =1

Keterangan :
A0 :
Sikap konsumen terhadap daging ayam ras
bi :
Tingkat keyakinan konsumen bahwa daging ayam ras memiliki
atribut tertentu (atribut ke-i)
ei : dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki
daging ayam ras
n : Jumlah atribut yang dimiliki daging ayam ras
(Prasetijo dan Ihalauw, 2005:110-111).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Untuk analisis Multiatributif Fishbein, langkah-langkah yang


dilakukan:
1. Menentukan penilaian kepercayaan terhadap atribut daging ayam ras (bi)
dengan cara menentukan standart penilaian (scoring) dengan skala likert,
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang
terhadap sesuatu, yaitu:
5 : sangat baik
4 : baik
3 : netral
2 : tidak baik
1 : sangat tidak baik
Kemudian untuk mencari nilai kepercayaan terhadap daging ayam ras (bi)
dilakukan dengan membagi banyaknya jawaban responden dengan
jumlah responden, yaitu :
5a + 4b + 3c + 2d + e
bi =
a+b+c+d +e

Keterangan :
bi : Nilai kepercayaan terhadap daging ayam ras
a : Jumlah responden yang memilih sangat baik
b : Jumlah responden yang memilih baik
c : Jumlah responden yang memilih netral
d : jumlah responden yang memilih tidak baik
e : Jumlah responden yang memilih sangat tidak baik
2. Menentukan evaluasi mengenai atribut (ei) dengan menentukan standart
penilaian (scoring) dengan menggunakan skala likert, kemudian skor
masing-masing atribut dikalikan dengan frekuensi jawaban responden
dan dibagi dengan jumlah responden untuk mengetahui nilai evaluasi
konsumen terhadap atribut daging ayam ras.
3. Menentukan sikap terhadap obyek (Ao) dengan rumus :
Ao = bi.ei

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Dimana :
Ao : Sikap konsumen terhadap daging ayam ras
bi : Tingkat kepercayaan konsumen bahwa daging sapi yang dibeli
memiliki variabel tertentu (variabel ke-i)
ei : Dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki
daging ayam ras
Adapun atribut daging ayam ras yang diamati :
a. Warna daging ayam ras
b. Warna kulit daging ayam ras
c. Kekenyalan kulit karkas ayam ras
d. Kebersihan kulit ayam ras
e. Bau daging ayam ras
f. Bobot daging ayam ras
Untuk menentukan atribut mana yang dominan dipertimbangkan oleh
konsumen yaitu dengan mengurutkan indeks sikap konsumen dari
tertinggi hingga terendah. Indeks sikap konsumen (Ao) yang tertinggi
terhadap suatu atribut daging ayam ras menunjukkan bahwa atribut
tersebut merupakan atribut yang dominan dipertimbangkan oleh
konsumen dalam keputusan pembelian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah yang terletak pada 110°40’-110°70’ BT dan 7°28’-7°46’ LS.
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Karangannyar berkisar antara 22ºC sampai
dengan 31ºC yang termasuk dalam iklim tropis. Wilayah Kabupaten
Karanganyar mempunyai ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan
laut, serta mempunyai batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri
Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.
Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah sebesar 77.378,64 Ha
yang terbagi menjadi 17 kecamatan yaitu Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo,
Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan,
Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat,
Mojogedang, Kerjo, dan Jenawi. Kecamatan Tawangamangu merupakan
kecamatan yang terluas dengan luas wilayah sebesar 7.003,16 Ha dari luas
wilayah Kabupaten Karanganyar, sedangkan Kecamatan Colomadu
merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu sebesar 1.564,16 Ha
dari luas wilayah Kabupaten Karanganyar.
Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar sebagian besar masih
dipergunakan untuk kegiatan pertanian (lahan sawah) yaitu sebesar 29,03%
dari keseluruhan luas wilayah. Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar
pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 6.

commit to user

43
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Karanganyar Tahun


2009
No. Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)
1. Sawah 22.465,11 29,03
2. Pekarangan/ Bangunan 21.197,69 27,39
3. Tegalan/ Kebun 17.863,48 23,08
4. Padang 219,67 0,28
5. Tambak/ Kolam 25,53 0,03
6. Hutan Negara 9.729,50 12,57
7. Perkebunan 3.251,51 4,20
8. Lain-lain 2.641,14 3,41
Jumlah 77.378,64 100
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:13-14
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebesar 29,03% dari luas
wilayah Kabupaten Karanganyar merupakan lahan sawah yang masih
dipergunakan untuk kegiatan produksi dan sebesar 27,39% dari luas wilayah
Kabupaten Karanganyar dipergunakan untuk bangunan/ pekarangan dalam hal
ini adalah pemukiman warga. Selain untuk pemukiman dan pertanian, lahan di
Kabupaten Karanganyar juga digunakan untuk kegiatan perekonomian, sosial
dan penggunaan luas lahan untuk keperluan lain-lain yang digunakan untuk
fasilitas umum seperti jalan raya, trotoar, tempat pembuangan sampah, kamar
mandi umum, tempat saluran air, sungai dan lain sebagainya.
Cukup besarnya luas wilayah Kabupaten Karanganyar yang digunakan
untuk lahan sawah membuktikan bahwa kegiatan pertanian di kabupaten ini
dapat berkembang dengan baik. Selain itu, luas lahan yang digunakan untuk
bangunan/ pekarangan juga cukup besar sehingga dapat mendukung sektor
peternakan di Kabupaten Karanganyar bisa lebih berkembang. Dengan
berkembangnya sektor peternakan di Kabupaten Karanganyar maka para
produsen maupun pemasar mampu untuk menyediakan pasokan produk
peternakan yang cukup untuk kebutuhan konsumen dan dapat memasarkan
produknya kepada konsumen dengan baik. Dengan demikian, konsumen
mendapatkan produk peternakan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masing-masing konsumen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

B. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk di Kabupaten Karanganyar meliputi jumlah dan
kepadatan penduduk, penduduk menurut jenis kelamin, penduduk menurut
kelompok umur, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dan keadaan
penduduk menurut mata pencaharian adalah sebagai berikut:
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu daerah
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti migrasi, mortalitas (kematian), dan
natalitas (kelahiran). Berikut ini adalah Tabel 7 mengenai jumlah dan
kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003-2008.
Tabel 7. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun
2004-2009
Tahun Luas Wilayah Jumlah Kepadatan Penduduk
( km2) Penduduk (jiwa) (jiwa/km2)
2004 773,78 830.640 1.073
2005 773,78 838.182 1.086
2006 773,78 844.643 1.091
2007 773,78 851.366 1.100
2008 773,78 865.580 1.119
2009 773,78 872.821 1.128
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:58-59
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa pertambahan penduduk
di Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan dari tahun 2004-2009.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar,
jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 adalah
872.821 jiwa yang terdiri dari 433.840 penduduk laki-laki dan 438.981
penduduk perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 773,78 km2, maka
kepadatan penduduk geografis Kabupaten Karanganyar sebesar 1.128 jiwa
per km2. Artinya, setiap 1 km2 luas wilayah ditempati oleh 1.128 jiwa.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten
Karanganyar maka semakin meningkat pula kebutuhan dan keinginan akan
suatu produk, sehingga perlu adanya pemasaran agar produk tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pemasar dituntut mampu
commit to user
menyediakan produk yang sesuai dengan selera konsumen agar konsumen
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

memperoleh kepuasan dari pengkonsumsian suatu produk dan pemasar


dapat memasarkan produknya dengan baik.
2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Karanganyar Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar
menurut jenis kelamin pada tahun 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 8
berikut :
Tabel 8. Jumlah Penduduk Kabupaten Karanganyar Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2004-2009
No. Tahun Jenis Kelamin Jumlah Seks Ratio
Laki-laki Perempuan
1. 2004 410.985 419.655 830.640 97,93
2. 2005 414.867 423.315 838.182 98,00
3. 2006 418.183 426.451 844.634 97,95
4. 2007 421.717 429.649 851.366 98,15
5. 2008 429.852 435.728 865.580 98,65
6. 2009 433.840 438.981 872.821 98,83
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:56
Berdasarkan Tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
di Kabupaten Karanganyar yang berjenis kelamin laki-laki lebih kecil
daripada penduduk yang berjenis kelamin perempuan yaitu dengan jumlah
penduduk laki-laki sebesar 433.840 dan jumlah penduduk perempuan
438.981. Pada tahun 2009 seks ratio atau rasio jenis kelamin di Kabupaten
Karanganyar adalag sebesar 98,83%, yang berarti bahwa setiap terdapat
100 penduduk perempuan maka terdapat 98 penduduk laki-laki.
Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di Kabupaten
Karanganyar diketahui lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Hal
tersebut dapat menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan rumah tangga
terutama dalam hal pembelanjaan rumah tangga lebih ditentukan oleh
perempuan. Dikarenakan peranan perempuan dalam rumah tangga lebih
besar maka keputusan pembelian kebutuhan rumah tangga sehari-hari
keluarga lebih didominasi oleh perempuan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

3. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Karanganyar Tahun 2010 keadaan penduduk menurut kelompok umur dan
jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Karanganyar Menurut Kelompok
Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009
Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
0-4 35.552 34.456 70.008
5-9 37.535 36.839 74.374
10-14 39.772 39.360 79.132
15-19 41.423 41.091 82.514
20-24 38.895 38.561 77.456
25-29 36.245 36.114 72.359
30-34 33.446 33.474 66.920
35-39 30.515 30.744 61.259
40-44 27.653 27.835 55.538
45-49 24.299 24.555 48.854
50-54 20.532 21.045 41.577
55-59 17.645 18.352 35.997
60-64 15.379 16.269 31.648
65-69 13.418 14.673 28.091
70-74 11.165 12.877 24.042
75+ 10.366 12.686 23.052
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:56
Berdasarkan Tabel 9 mengenai keadaan penduduk menurut
golongan umur dan jenis kelamin di Kabupaten Karanganyar pada tahun
2009 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar adalah dari
kelompok umur 10-19 tahun sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah
dari kelompok umur 75 tahun atau lebih. Komposisi penduduk menurut
umur adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur sehingga dapat
diketahui jumlah penduduk yang produktif dan yang non produktif.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar golongan
umur non produktif adalah golongan umur antara 0–14 tahun dan
golongan umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun, sedangkan golongan
umur produktif adalah golongan umur 15–64 tahun. Dari data dalam
Tabel 9 diatas diketahui commit to user penduduk terbesar sudah masuk
bahwa jumlah
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

pada penduduk golongan umur produktif. Golongan umur penduduk ini


akan berpengaruh pada seleranya.

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 keadaan penduduk menurut tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 10. berikut :
Tabel 10. Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di
Kabupaten Karanganyar Tahun 2009
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi 28.500
2. Tamat SLTA 128.523
3. Tamat SLTP 142.537
4. Tamat SD 298.921
5. Tidak Tamat SD 60.966
6. Belum Tamat SD 82.444
7. Tidak Sekolah 60.923
Jumlah 802.814
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:77-78
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa di Kabupaten
Karanganyar, jumlah penduduk paling banyak adalah tamat SD yaitu
sebesar 298.921 orang atau 37,23% dari jumlah keseluruhan penduduk
Kabupaten Karanganyar. Pada urutan kedua yaitu tamat SLTP sebesar
142.537 orang atau 17.74% dari jumlah penduduk Kabupaten
Karanganyar. Urutan terakhir dan merupakan jumlah penduduk yang
terkecil adalah penduduk yang tidak sekolah yaitu sebesar 60.923 orang
atau 7,5% dari jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk kabupaten
Karanganyar sudah memahami pentingnya pendidikan, terbukti dengan
sudah banyaknya penduduk yang menjalankan wajib belajar 6 tahun
maupun wajib belajar 9 tahun. Sehingga secara umum dapat dikatakan
bahwa penduduk Kabupaten Karanganyar memiliki pendidikan yang
cukup tinggi. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi keputusan
konsumen dalam mengkonsumsi suatu bahan pangan. Semakin tinggi
commit to user
tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin banyak informasi dan
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

pengetahuan tentang produk pangan tertentu yang diterima oleh seseorang,


sehingga akan berpengaruh juga dalam proses pembelian suatu produk.
Konsumen akan lebih mempertimbangkan atribut yang melekat pada
produk tersebut yang sesuai dengan preferensi mereka.
5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Keadaan mata pencaharian di suatu daerah dipengaruhi oleh
sumberdaya yang tersedia dan kondisi sosial ekonomi daerah tersebut,
seperti tingkat pendidikan dan keterampilan, modal, serta lapangan kerja
yang tersedia. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 11. dibawah ini :
Tabel 11. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2009
No. Mata Pencaharian Jumlah
1. Petani Sendiri 134.487
2. Buruh Tani 88.324
3. Pengusaha 9.846
4. Buruh Industri 105.536
5. Buruh Bangunan 49.619
6. Pedagang 45.320
7. Pengangkutan 6.427
8. PNS/ TNI/ POLRI 19.908
9. Pensiunan 9.976
10. Lain-lain 258.995
Jumlah 728.438
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:75-76
Tabel 11 menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Karanganyar
paling banyak masuk dalam jenis mata pencaharian lain-lain yang meliputi
karyawan swasta, jasa, dan sebagainya yaitu sebesar 258.995 orang.
Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani menempati urutan
kedua yaitu 222.811 orang yang terdiri dari petani sendiri dan buruh tani.
Jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima
oleh seseorang. Tingkat pendapatan yang diterima akan mempengaruhi
pola konsumsi seseorang, semakin tinggi pendapatan maka proporsi
pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan semakin meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

C. Keadaan Sarana Perekonomian


Semakin berkembangnya perekonomian di suatu daerah akan
menunjang proses pembangunan di daerah tersebut. Dimana perkembangan
perekonomian ini membutuhkan sarana, prasarana dan lembaga perekonomian
yang memadai. Dengan adanya sarana perekonomian dalam jumlah yang
cukup dan memadai akan dapat mendukung serta menunjang pemenuhan
kebutuhan konsumsi penduduk maupun untuk kepentingan produksi, maka
diperlukan adanya sarana dan prasarana perekonomian yang memadai. Untuk
mengetahui fasilitas perekonomian dalam hal ini merupakan fasilitas
perdagangan di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 dapat dilihat pada
Tabel 12 berikut :
Tabel 12. Jumlah Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Karanganyar
Tahun 2009
No. Jenis Fasilitas Perdagangan Jumlah
1. Pasar 52
2. Toko / Kios / Warung 607
3. KUD / BUUD 17
4. Koperasi Simpan Pinjam / USP 954
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010b:204
Tabel 12. menunjukkan bahwa lembaga perekonomian di Kabupaten
Karanganyar cukup baik, dilihat dari lengkapnya sarana pendukung
perekonomian. Kabupaten Karanganyar memiliki fasilitas perdagangan berupa
pasar sebanyak 52 buah, took/kios/warung sebanyak 607 buah, KUD
sebanyak 17 buah dan koperasi simpan pinjam sebanyak 954. Fasilitas
perdagangan terbanyak adalah koperasi simpan pinjam, dengan adanya
fasilitas ini dapat menunjang perkembangan perekonomian di Kabupaten
Karanganyar. Fasilitas terbanyak kedua adalah toko/kios/warung, fasilitas ini
sebagian besar berada di dalam pasar-pasar yang ada di Kabupaten
Karanganyar, dengan adanya fasilitas ini para produsen dapat memasarkan
produknya kepada konsumen dengan lebih mudah. Keberadaan pasar juga
menunjang perekonomian Kabupaten Karanganyar karena memudahkan
masyarakat untuk mencari atau membeli apa yang dibutuhkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

Jenis pasar yang berada di Kabupaten Karanganyar adalah pasar


tradisional. Pasar tradisional merupakan jenis pasar dimana konsumen dapat
tawar menawar mengenai harga dengan produsen, selain itu pasar tradisional
juga menyediakan berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari antara lain
barang-barang unruk keperluan rumah tangga, makanan, minuman, bumbu
dapur, buah, sayuran, daging dan ikan, dimana salah satu jenis daging yang
dijual di pasar tradisioanl adalah daging ayam ras. Wilayah pasar tradisional
Kabupaten karanganyar dibagi menjadi lima wilayah berdasarkan letak
goegrafisnya dimana masing-masing wilayah memiliki beberapa pasar
tradisional yang dapat dilihat pada Tabel 13 berikut :
Tabel 13. Nama Pasar dan Jumlah Pedagang Daging Ayam Ras di Pasar
Tradisional di Kabupaten Karanganyar
Wilayah Nama Pasar Jumlah Pedagang Daging
Ayam Ras
I 1. Pasar Mojogedang 6
2. Pasar Jambangan 10
3. Pasar Kwadungan 9
4. Pasar Kebakramat 6
II 1. Pasar Palur 34
2. Pasar Malangjiwan 9
3. Pasar Tuban 31
III 1. Pasar Jungke 22
2. Pasar Tegalgede 7
3. Pasar Nglano 15
IV 1. Pasar Jumapolo 10
2. Pasar Jatipuro 15
3. Pasar Belang 3
V 1. Pasar Karangpandan 25
2. Pasar Matesih 8
3. Pasar Punukan 3
4. Pasar Tawangmangu 9
Sumber : Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Karanganyar, 2010
Tabel 13 menunjukkan bahwa Kabupaten Karanganyar memiliki
banyak pasar tradisional. Hal ini akan mempengaruhi pemasaran daging ayam
ras di Kabupaten Karanganyar. Pedagang daging ayam ras terutama banyak
dijumpai di Pasar Jambangan, Pasar Palur, Pasar Jungke, Pasar Jatipuro dan
Pasar Karangapandan. Konsumen menjadi
commit to userlebih dimudahkan dalam mencari
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

produk-produk yang mereka butuhkan, salah satunya adalah daging ayam ras
karena banyak dijual atau tersedia di pasar tradisional. Dengan banyaknya
pedagang daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar
konsumen dapat melakukan pembelian daging ayam ras yang sesuai dengan
selera/ preferensi konsumen.
Seluruh pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar sudah merupakan
bangunan yang permanen (tembok). Kondisi masing-masing pasar tradisional
cukup baik dan terawat. Masing-masing pasar tradisional terdiri para
pedagang yang berjualan di kios permanen dan semi permanen, los dan tenda
semi permanen serta tenda non permanen. Di Pasar Jambangan, pedagang
daging ayam ras ditempatkan pada bagian tengah dan belakang pasar.
Pedagang banyak berjualan di sepanjang jalan tengah pasar dengan
menggunakan meja kayu dan tenda non permanen sedangkan untuk pedagang
daging ayam ras pada bagian belakang ditempatkan pada los-los permanen
bersam-sama dengan pedagang daging yang lain yaitu pedagang daging sapi.
Di Pasar Palur, pedagang daging ayam ras ditempatkan pada bagian belakang
pasar. Pedagang menjual daging ayam ras pada los-los untuk dibagian
belakang dalam pasar dan tersebar pada bagian belakang luar pasar tepatnya
pada sepanjang jalan keluar pasar yang berupa tenda-tenda semi permanen. Di
Pasar Jungke, pedagang daging ayam ras ditempatkan pada los-los permanen
yang khusus menjual produk daging dan ikan sehingga konsumen mudah
untuk menemukan dan menentukan daging ayam ras yang sesuai dengan
selera/preferensi mereka. Di Pasar Jatipuro, pedagang daging ayam ras masih
tersebar ke seluruh bagian pasar, para pedagang berjualan di tenda-tenda non
permanen yang mudah untuk dipindah-pindahkan sehingga bisa mendapatkan
posisi yang strategis agar konsumen mudah menemukan. Biasanya pedagang
daging ayam ras banyak ditemukan dan berjajar pada sepanjang jalan masuk
pasar bagian samping. Di Pasar Karangpandan, pedagang daging ayam ras
sudah ditempatkan tersendiri pada los permanen yang menjual produk daging
dan ikan, letaknya juga strategis yaitu di bagian tengah pasar sehingga mudah
ditemukan oleh konsumen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi enam,
yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah
tangga per bulan, dan jumlah anggota keluarga. Pengetahuan mengenai
karakteristik konsumen perlu dilakukan oleh seorang pemasar agar dapat
memasarkan produknya dengan tepat. Karakteristik responden pada
penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik yang sangat
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu
produk. Pada Tabel 14 disajikan banyaknya responden dalam penelitian
berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebagai berikut :
Tabel 14. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut Jenis
Kelamin
Jumlah Responden
No Jenis Kelamin Persentase (%)
(orang)
1. Perempuan 91 94,79
2. Laki-Laki 5 5,21
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 14 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden yang membeli daging ayam ras adalah perempuan yaitu
sebanyak 91 responden atau sebesar 94,79 persen, sedangkan responden
laki-laki hanya sebanyak 5 responden atau sebesar 5,21 persen. Hal ini
sesuai dengan keadaan penduduk Kabupaten Karanganyar yang sebagian
besar berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan penelitian ini juga dapat
ditunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan dan konsumsi pangan rumah
tangga dalam hal ini mengenai pembelanjaan rumah tangga untuk
konsumsi daging ayam ras peranannya lebih ditentukan atau didominasi
oleh perempuan. Hal ini terjadi karena pada umumnya perempuan
commit to user
memiliki tanggung jawab untuk mengurus rumah tangga, termasuk

53
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

tanggung jawab untuk mengatur konsumsi rumah tangga dan penyediaan


konsumsi rumah tangganya. Kegiatan berbelanja kebutuhan dan
konsumsi rumah tangga dilakukan oleh kaum perempuan, meskipun
terkadang kegiatan berbelanja ini juga dilakukan oleh kaum laki-laki.

2. Umur
Perbedaan umur akan mengakibatkan perbedaan selera dan
kesukaan terhadap suatu produk, dalam hal ini daging ayam ras.
Memahami umur konsumen adalah suatu hal yang penting karena
konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi produk dan jasa yang
berbeda. Pada Tabel 15 di bawah ini dapat dilihat jumlah responden
daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar menurut kelompok umur :
Tabel 15. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut
Kelompok Umur
Jumlah Responden
No Kelompok Umur Persentase (%)
(orang)
1. 15-21 2 2,08
2. 22-28 16 16,67
3. 29-35 19 19,79
4. 36-42 18 18,75
5. 43-49 18 18,75
6. 50-56 14 14,58
7. 57-63 6 6,25
8. 64-71 3 3,13
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa umur responden
terbanyak yang membeli daging ayam ras berkisar antara 29-35 tahun
yaitu sebesar 19,79 persen. Dimana umur tersebut merupakan usia
produktif (15-64 tahun) dan sudah sesuai juga dengan keadaan penduduk
Kabupaten Karanganyar menurut umur yang sebagian besar masuk
dalam usia produktif. Pada umur tersebut konsumen masih memiliki
kemauan dan kemampuan untuk bekerja, hal ini akan berpengaruh pada
pendapatan rumah tangga yang akan diterima dan usia 29-35 tahun
tergolong usia dewasa, sehingga
commit tocenderung lebih berfikir rasional dalam
user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

mengambil keputusan pembelian daging ayam ras. Maksud dari berfikir


rasional ini adalah konsumen pada kelompok umur tersebut dalam
membeli daging ayam ras sudah memiliki pertimbangan tertentu dan
bisa mempertimbangkan atribut-atribut daging ayam ras yang diinginkan
atau yang menjadi preferensinya.

3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menentukan seseorang dalam menerima
pengetahuan dan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi informasi dan pengetahuan
yang diterima seseorang, termasuk adanya kesadaran akan kesehatan.
Hal ini akan mempengaruhi respon/tanggapan orang tersebut dalam
mempertimbangkan sesuatu hal dalam mengambil keputusan. Pada
penelitian ini, didapatkan responden dengan latar belakang pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut :
Tabel 16. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras menurut Tingkat
Pendidikan
Jumlah Responden Persentase
No Tingkat Pendidikan
(orang) (%)
1. SD 14 14,58
2. SLTP 9 9,38
3. SLTA 36 37,50
4. SMEA/SMK 8 8,33
5. DIPLOMA 8 8,33
6. S1 20 20,83
7. S2 1 1,05
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang membeli daging
ayam ras di Kabupaten Karanganyar memliki tingkat pendidikan yang
beragam. Sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitu sebesar
36 responden dengan presentase 37,50 persen. Adapun pendidikan
terendah dari responden adalah SD sebanyak 14 responden dengan
persentase 14,58 persen. Secara keseluruhan, sebagian besar responden
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

yang membeli daging ayam ras mempunyai tingkat pendidikan yang


cukup tinggi karena sudah melampaui wajib belajar 9 tahun.
Tingkat pendidikan responden yang cukup tinggi akan
mempengaruhi pengetahuan konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian daging ayam ras. Sebab semakin tinggi pendidikan
konsumen, maka akan semakin banyak informasi yang dapat diserap dan
diterima oleh konsumen. Konsumen dengan tingkat pendidikan yang
cukup tinggi juga mempunyai pengetahuan dan informasi tentang
kesehatan dan nilai gizi yang terkandung dalam suatu produk daging
ayam ras, sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam keputusan
pembelian daging ayam ras. Selain itu, dengan tingkat pendidikan yang
tinggi konsumen juga lebih mengetahui karakteristik daging ayam ras
yang baik, sehingga perlu bagi para produsen untuk memperhatikan apa
yang menjadi kesukaan/ preferensi konsumen dalam membeli daging
ayam ras sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki konsumen mengenai
daging ayam ras tersebut.

4. Pekerjaan
Jenis pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang
diterima. Pendapatan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses
keputusan dan pola konsumsi seseorang yang selanjutnya akan
mempengaruhi daya beli konsumen terhadap suatu produk. Karakteristik
responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 17 :
Tabel 17. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut Jenis
Pekerjaan
Jumlah Responden Persentase
No Jenis Pekerjaan
(orang) (%)
1. Ibu Rumah Tangga 38 39,58
2. Swasta 32 33,33
3. Wiraswasta 15 15,63
4. PNS 9 9,38
5. Petani 2 2,08
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Tabel 17 menunjukkan bahwa daging ayam ras dikonsumsi oleh


konsumen yang memiliki latar belakang jenis pekerjaan yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
membeli daging ayam ras adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 38
responden atau sebesar 39,58 persen. Hal ini disebabkan karena kegiatan
ibu rumah tangga sehari-hari adalah mengurus rumah tangga dan
mengatur pengeluaran untuk berbagai kebutuhan rumah tangga,
termasuk juga dalam berbelanja kebutuhan daging ayam ras. Oleh
karena itu, ibu rumah tangga merupakan pengambil keputusan dalam
melakukan pembelian daging ayam ras yang mewakili rumah tangga.

5. Pendapatan Rumah Tangga per Bulan


Pendapatan memiliki peranan penting dalam rumah tangga, sebab
pendapatan akan mempengaruhi keputusan dalam konsumsi rumah
tangga. Besarnya jumlah pendapatan menggambarkan besarnya daya
beli dari konsumen. Karakteristik responden daging ayam ras
berdasarkan besarnya pendapatan yang diterima pada setiap bulan dapat
dilihat pada Tabel 18 :
Tabel 18. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut Tingkat
Pendapatan Rumah Tangga per Bulan
Jumlah
Persentase
No Pendapatan Responden
(%)
(orang)
1. Rp 500.000,00 - Rp 999.000,00 29 30,21
2. Rp 1.000.000,00 - Rp 1.999.000,00 36 37,50
3. Rp 2.000.000,00 - Rp 2.999.000,00 14 14,58
4. Rp 3.000.000,00 - Rp 3.999.000,00 11 11,46
5. Rp 4.000.000,00 - Rp 4.999.000,00 1 1,04
6. ≥ Rp 5.000.000,00 5 5,21
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 18 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan rumah tangga
responden yang membeli daging ayam ras beragam. Berdasarkan hasil
penelitian, responden yang membeli daging ayam ras paling banyak
commit to rumah
memiliki tingkat pendapatan user tangga per bulan sebesar
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Rp 1.000.000,00 - Rp 1.999.000,00 dengan jumlah responden 36 atau


sebesar 37,50 persen. Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah
seluruh pendapatan anggota keluarga yang bekerja. Hasil dari Tabel 18
diatas juga menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden atau sebesar
32,29 persen memiliki tingkat pendapatan rumah tangga per bulan diatas
Rp 2.000.000,00. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
No. 561.4/69/2010 tentang upah minimum pada 35 Kabupaten/ Kota di
Jawa Tengah Tahun 2011, ditetapkan untuk Kabupaten Karanganyar
UMR (Upah Minimum Regional) adalah sebesar Rp 801.500,00.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden
daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar sudah memiliki pendapatan
yang cukup tinggi. Besarnya pendapatan yang diterima responden akan
menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan
pembelian dan pola konsumsi sehingga mempengaruhi daya beli
responden terhadap daging ayam ras. Semakin tinggi pendapatan
konsumen daging ayam ras maka kesempatan konsumen untuk membeli
daging ayam ras dengan kualitas yang sesuai dengan preferensinya akan
semakin besar. Tingginya pendapatan juga mempengaruhi konsumen
untuk bisa memilih pilihan produk yang lebih luas, misalnya tidak hanya
bisa membeli daging ayam ras tetapi jenis daging yang lain.

6. Jumlah Anggota Keluarga


Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian dan konsumsi rumah tangga.
Dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga maka pembelian suatu
produk, dalam hal ini daging ayam ras akan semakin besar. Pada Tabel
19 akan disajikan karateristik reponden daging ayam ras menurut jumlah
anggota keluarga sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Tabel 19. Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Menurut Jumlah


Anggota Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Responden Persentase
No
(orang) (orang) (%)
1. 2-3 40 41,66
2. 4-5 46 47,92
3. 6-7 10 10,42
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 19 menunjukkan bahwa responden yang membeli daging
ayam ras di Kabupaten Karanganyar memiliki jumlah anggota keluarga
yang beragam. Berdasarkan hasil penelitian, responden terbanyak yang
membeli daging ayam ras memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak
4-5 orang dengan jumlah responden 46 atau sebesar 47,92 persen.
Sedangkan responden yang membeli daging ayam ras terbanyak kedua
adalah yang memiliki anggota keluarga 2-3 orang yaitu sebanyak 40
orang atau sebesar 42,66 persen. Responden yang melakukan pembelian
daging ayam ras yang memiliki jumlah anggota keluarga 6-7 orang
adalah sebanyak 10 orang atau sebesar 10,42 persen. Jumlah anggota
keluarga biasanya menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian
daging ayam ras. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka
semakin banyak atau beragam pula selera dalam pembelian daging ayam
ras, sehingga setiap anggota keluarga akan mempengaruhi proses
keputusan dalam pembelian daging ayam ras.

B. Perilaku Pembelian Responden


Perilaku konsumen pada dasarnya merupakan keputusan yang diambil
oleh konsumen dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia yaitu
waktu, uang dan upaya untuk ditukar dengan barang untuk dikonsumsi.
Secara sederhana perilaku konsumen meliputi keputusan tentang apa yang
dibeli oleh konsumen, mengapa, dimana, kapan dan seberapa sering dia
membeli (Sumarwan, 2003:26). Perilaku beli konsumen penting untuk
dipelajari sebab dengan memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkan
commit to user
konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

dan efisien. Perilaku beli konsumen daging ayam ras di Kabupaten


Karanganyar meliputi alasan pembelian di pasar tradisional, frekuensi
pembelian, jumlah pembelian, jumlah pembelian jika harga daging ayam
ras naik, jumlah pembelian jika harga daging ayam ras turun, bagian daging
ayam ras yang sering dibeli, dan tujuan pembelian daging ayam ras, yaitu
sebagai berikut :

1. Alasan Pembelian di Pasar Tradisional


Pada penelitian ini responden yang diambil adalah konsumen
daging ayam ras yang melakukan pembelian di pasar tradisional
Kabupaten Karanganyar, yaitu di Pasar Jambangan, Pasar Palur, Pasar
Jungke, Pasar Jatipuro dan Pasar Karangpandan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan responden dapat diketahui beberapa alasan
responden melakukan pembelian daging ayam ras di pasar tradisional
seperti dapat dilihat pada Tabel 20 :
Tabel 20. Alasan Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional
Kabupaten Karanganyar
Alasan Pembelian Jumlah responden Persentase
No
di Pasar Tradisional (orang) (%)
1. Lebih dekat 41 42,71
2. Lebih murah 27 28,12
3. Bisa menawar 7 7,29
4. Banyak pilihan 23 21,88
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa sebagian besar
alasan responden melakukan pembelian daging ayam ras di pasar
tradisional adalah karena jarak pasar tradisional lebih dekat dari rumah
penduduk bila dibandingkan dengan pasar swalayan dimana banyak
responden adalah 41 responden atau sebesar 42,71 persen. Dengan jarak
pasar tradisional yang lebih dekat dari rumah penduduk maka akan lebih
mudah dijangkau oleh penduduk, selain itu akan lebih menghemat waktu
dan juga biaya untuk transportasi. Alasan lain responden dalam
melakukan pembelian dicommit
pasar to user
tradisional adalah karena harga daging
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

ayam ras di pasar tradisional lebih murah dibandingkan dengan harga


daging ayam ras yang dijual di pasar swalayan maupun di warung-
warung sayur, responden juga mendapatkan kepuasan tersendiri apabila
berbelanja di pasar tradisional sebab dapat melakukan tawar menawar
dengan penjual daging ayam ras secara langsung sehingga mendapatkan
harga yang sesuai dengan keinginan responden. Selain itu, alasan lain
responden membeli daging ayam ras di pasar tradisional adalah karena
ada banyak pilihan atau variasi kategori atribut daging ayam ras apabila
dibandingkan dengan daging ayam ras yang dijual di warung atau pasar
swalayan.
Responden daging ayam ras diketahui sebagian besar memiliki
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki lebih
banyak waktu dirumah untuk mengurusi kebutuhan rumah tangga,
sehingga memilih untuk melakukan pembelian daging ayam ras di pasar
tradisional dengan alasan terbanyak adalah jarak pasar tradisional lebih
dekat dari rumah. Hal ini berkaitan dengan akses menuju ke pasar yang
lebih dekat dan mudah serta tidak menambah pengeluaran biaya untuk
transportasi. Responden ibu rumah tangga juga lebih memilih belanja di
pasar tradisional karena harga daging ayam ras lebih murah dan juga
tersedia banyak pilihan daging ayam ras yang sesuai dengan selera/
preferensi mereka.

2. Frekuensi Pembelian
Konsumen dalam membeli suatu produk biasanya disesuaikan
dengan kebutuhan rumahh tangga masing-masing keluarga. Dalam
melakukan keputusan pembelian daging ayam ras, konsumen biasanya
memiliki jadwal khusus akan tetapi ada pula yang melakukan pembelian
daging ayam ras tidak tentu. Frekuensi pembelian daging ayam ras oleh
konsumen di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 21
berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

Tabel 21. Frekuensi Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional


Kabupaten Karanganyar
Jumlah Responden Persentase
No Frekuensi pembelian
(orang) (%)
1. Setiap hari 12 12,50
2. Seminggu sekali 36 37,50
3. Dua minggu sekali 4 4,16
4. Sebulan sekali 5 5,21
5. Tidak tentu 39 40,63
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa responden yang
terbanyak melakukan pembelian daging ayam ras di pasar tradisional
dalam frekuensi yang tidak tentu, yaitu sebanyak 39 responden atau
sebesar 40,63 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak
memiliki jadwal khusus untuk melakukan pembelian daging ayam ras,
keputusan pembelian daging ayam ras yang dilakukan oleh konsumen
dipengaruhi oleh kondisi keuangan yang mereka miliki. Selain itu
daging ayam ras bukan merupakan kebutuhan konsumsi pangan yang
pokok namun hanya sebagai bahan makanan pelengkap atau tambahan
gizi dan juga variasi lauk pauk, sehingga pembeliannya tidak rutin
dilakukan.
Untuk responden yang melakukan pembelian daging ayam ras
seminggu sekali adalah sebanyak 36 responden atau sebesar 37,50
persen, dan responden yang melakukan pembelian daging ayam ras
setiap hari adalah sebanyak 12 responden atau sebesar 12,50 persen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa
responden yang melakukan pembelian daging ayam ras seminggu sekali
atau setiap hari karena keluarga mereka menyukai menu lauk pauk dari
daging ayam ras, selain itu daging ayam ras sering dikonsumsi oleh
responden untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga responden terutama
kebutuhan protein bagi anak-anak mereka. Sedangkan responden yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

melakukan pembelian daging ayam ras sebulan sekali karena mereka


menyukai variasi lauk pauk yang lebih beragam dan tidak monoton.
Semakin sering atau jarang responden melakukan pembelian
daging ayam ras tergantung juga pada besarnya jumlah anggota keluarga
dan pendapatan per bulan yang mereka terima serta alokasi pendapatan
mereka untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Pada penelitian ini
diketahui bahwa untuk responden dengan anggota keluarga 2-3 dan 4-5
orang banyak melakukan pembelian daging ayam ras dengan frekuensi
pembelian yang tidak tentu dan hanya seminggu sekali (data dapat
dilihat pada Lampiran 10). Hal ini dikarenakan jumlah anggota keluarga
responden kecil dan kebutuhan konsumsi daging ayam ras juga sedikit
sehingga dengan frekuensi pembelian seminggu sekali sudah cukup
untuk pemenuhan kebutuhan daging ayam ras. Sedangkan untuk
responden dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 6-7 orang
melakukan pembelian daging ayam ras dengan frekuensi pembelian
terbanyak yaitu setiap hari dan seminggu sekali. Hal ini dikarenakan
dengan jumlah anggota keluarga yang lebih besar maka kebutuhan
konsumsi daging ayam ras juga lebih besar sehingga pembelian daging
ayam ras sering dilakukan.
Terkait dengan besarnya pendapatan dan alokasinya untuk
pemenuhan konsumsi daging ayam ras, pada penelitian ini diketahui
sebagian besar responden memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000,00-
Rp 1.999.000,00. Pada golongan pendapatan ini, responden banyak
membeli daging ayam ras dengan frekuensi pembelian seminggu sekali
dan tidak tentu (data dapat dilihat pada Lampiran 10). Responden
memilih membeli dengan frekuensi pembelian seminggu sekali
sehingga dapat dimungkinkan alokasi untuk pemenuhan kebutuhan akan
daging ayam ras juga tidak cukup besar, sehingga frekuensi pembelian
daging ayam ras juga tidak tentu. Sedangkan untuk responden dengan
golongan pendapatan diatas Rp 2.000.000,00 terbanyak membeli dengan
commit tosekali
frekuensi pembelian seminggu user dan tidak tentu. Namun, pada
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

golongan pendapatan ini responden yang memilih untuk membeli


dengan frekuensi pembelian tidak tentu lebih besar dibandingkan dengan
yang membeli seminggu sekali. Ini berarti dengan tingkat pendapatan
yang lebih besar maka alokasi pendapatan yang digunakan untuk
pemenuhan konsumsi juga semakin besar sehingga responden cenderung
untuk membeli daging ayam ras dengan frekuensi yang tidak tentu
karena akan lebih memilih untuk memvariasikan menu lauk pauknya
dengan jenis daging yang lain.

3. Tempat Pembelian
Tempat pembelian daging ayam ras berkaitan dengan pilihan
daging ayam ras yang disukai oleh konsumen. Konsumen dalam
membeli daging ayam ras di pasar tradisional biasanya sudah memiliki
tempat/ pedagang yang menjadi langganan mereka. Pada Tabel 22
berikut dapat diketahui tempat pembelian daging ayam ras oleh
konsumen :
Tabel 22. Tempat Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional
Kabupaten Karanganyar
Jumlah Responden Persentase
No Tempat pembelian
(orang) (%)
1. Pedagang yang sama 53 55,21
2. Pedagang yang berbeda 43 44,79
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa sebanyak 53
responden atau sebesar 55,21 persen memilih untuk melakukan
pembelian daging ayam ras pada pedagang yang sama untuk setiap
pembelian. Berdasarkan hasil wawancara, alasan responden memilih
membeli pada pedagang yang sama atau berlangganan adalah karena
daging ayam ras yang dijual oleh tempat/ pedagang tersebut sudah
terjamin kualitas dan kesegarannya serta memiliki harga yang sesuai
dengan keinginan responden sehingga responden sudah terbiasa untuk
membeli pada pedangang yang sama atau sudah menjadi langganannya.
commit to user
Selain itu, biasanya responden yang kembali pada pedagang yang sama
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

untuk setiap pembelian karena antara pedagang dan responden sudah


saling mengenal. Terkait dengan hal ini, pendidikan responden juga
berpengaruh untuk menentukan tempat pembelian daging ayam ras.
Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang cukup
tinggi yaitu SLTA keatas, semakin tinggi tingkat pendidikan responden
maka semakin banyak informasi yang diterima oleh responden tentang
suatu produk baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Sehingga
responden lebih mengutamakan kualitas yang bagus dan layak serta
sehat jika dikonsumsi. Responden yang sudah menemukan pedagang
daging ayam ras yang menjual daging sesuai dengan preferensi mereka
akan terbiasa membeli pada tempat tersebut dan merasa lebih puas jika
pembelian selanjutnya tetap membeli pada tempat yang sama.
Sebanyak 45 responden atau sebesar 44,79 persen memilih untuk
melakukan pembelian daging ayam ras pada pedagang yang berbeda
untuk setiap pembelian. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
alasan responden membeli pada pedagang yang berbeda karena
responden mencari daging ayam ras yang kualitasnya sesuai dengan
keinginan mereka, karena tidak setiap tempat terdapat pilihan daging
ayam ras yang sama dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing
responden.

4. Jumlah Pembelian
Jumlah pembelian daging ayam ras berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga konsumen. Semakin banyak jumlah anggota keluarga
yang mengkonsumsi daging ayam ras, maka jumlah pembelian daging
ayam ras juga akan semakin banyak karena menyesuaikan kebutuhan
dalam kelaurga tersebut. Jumlah pembelian daging ayam ras
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu < 1 kg, 1-2 kg, dan > 2 kg.
Informasi mengenai banyaknya daging ayam ras yang dibeli oleh
konsumen di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar dapat dilihat
pada Tabel 23 berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

Tabel 23. Jumlah Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional


Kabupaten Karanganyar
Jumlah Responden Persentase
No Jumlah Pembelian (kg)
(orang) (%)
1. <1 41 42,71
2. 1-2 53 55,21
3. >2 2 2,08
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 23 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 53
responden atau sebesar 55,21 persen melakukan pembelian daging ayam
ras sebanyak 1-2 kg. Hal ini dikarenakan jumlah tersebut sudah dapat
mencukupi kebutuhan keluarga reponden yang rata-rata memiliki 4-5
anggota keluarga. Terkait dengan jumlah anggota keluarga, untuk
responden dengan jumlah anggota keluarga 2-3, 4-5 dan 6-7 orang
sebagian besar responden tetap memilih jumlah pembelian daging ayam
ras sebesar 1-2 kg (data dapat dilihat pada Lampiran 10). Hal ini terkait
dengan preferensi responden yang cenderung memilih daging ayam ras
dengan bobot sedang sehingga jumlah pembeliannya juga disesuaikan
dengan preferensi mereka.
Jumlah pembelian daging ayam ras juga dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan responden. Pada penelitian ini, responden yang
banyak memilih daging ayam ras dengan jumlah pembelian < 1 kg
adalah responden dari golongan pendapatan sebesar Rp 500.000,00-
Rp 999.000,00 sedangkan responden membeli daging ayam ras sebanyak
1-2 kg dan > 2 kg terbanyak adalah responden dari golongan pendapatan
sebesar Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.000,00 (data dapat dilihat pada
Lampiran 10). Hal ini dikarenakan semakin besar pendapatan yang
diperoleh, maka alokasi pendapatan untuk pemenuhan konsumsi daging
ayam ras juga menjadi semakin besar.
Jumlah pembelian yang dilakukan responden juga dapat
memberikan informasi kepada pemasar (pedagang daging ayam ras)
commitpersediaan
untuk selalu memperhatikan to user daging ayam ras agar tidak
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

berlebihan atau kekurangan, sehingga menyebabkan pemasar mengalami


kerugian dan kualitas daging ayam ras menjadi tidak baik. Produsen juga
mendapat informasi mengenai permintaan daging ayam ras sehingga
produsen dapat memperkirakan banyaknya daging ayam ras yang harus
dijual ke pasaran.
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui perilaku konsumen
dalam hal ini terkait dengan jumlah pembelian jika harga daging ayam
ras naik atau turun. Pada Tabel 24 berikut dapat dilihat tentang pilihan
konsumen terhadap jumlah pembelian jika harga daging ayam ras naik :
Tabel 24. Jumlah Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional
Kabupaten Karanganyar jika Harga Daging Ayam Ras Naik
Jumlah Responden Persentase
No Jumlah Pembelian (kg)
(orang) (%)
1. Bertambah 0 0
2. Tetap 67 69,79
3. Berkurang 29 30,21
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memilih untuk melakukan pembelian daging ayam ras dengan
jumlah yang tetap jika harga daging ayam ras naik, yaitu sebanyak 67
responden atau sebesar 69,79 persen. Terkait dengan jumlah anggota
keluarga responden yang membeli dengan jumlah tetap adalah
responden dengan jumlah anggota keluarga 2-3 orang dan merupakan
responden dari golongan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00-
Rp 1.999.000,00 (data dapat dilihat pada Lampiran 10). Hal ini
dikarenakan responden melakukan pembelian disesuaikan dengan
kebutuhan. Walaupun harga daging ayam ras naik, namun kebutuhan
konsumsi pangan keluarga terutama untuk pemenuhan gizi keluarga
tetap harus diperhatikan dan dicukupi. Selain itu, dengan jumlah anggota
keluarga yang sedikit maka jumlah konsumsinya juga sedikit sehingga
perubahan harga daging ayam ras tidak berpengaruh signifikan terhadap
jumlah konsumsinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

Sedangkan sebanyak 29 responden atau sebesar 30,21 persen dari


responden memilih untuk mengurangi jumlah pembelian daging ayam
ras jika harga daging ayam rasnya naik. Terkait dengan jumlah anggota
keluarga responden yang membeli dengan jumlah berkurang adalah
responden dengan jumlah anggota keluarga 4-5 orang (data dapat dilihat
pada Lampiran 10). Dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak,
maka pengeluaran untuk konsumsi daging ayam juga banyak, sehingga
jika harga daging ayam naik biasanya konsumsi daging ayam dikurangi
agar kondisi keuangan keluarga tetap terjaga. Hal ini dikarenakan jumlah
pembelian daging ayam ras juga dipengaruhi oleh besarnya pendapatan
yang dimiliki oleh responden. Responden yang memilih untuk
mengurangi konsumsi daging ayam ras terbanyak adalah responden dari
golongan pendapatan Rp 500.000,00-Rp 999.000,00 (data dapat dilihat
pada Lampiran 10). Jika pendapatan yang diterima responden tetap
sedangkan harga daging ayam ras meningkat, maka untuk mengurangi
besarnya pengeluaran biasanya responden memilih untuk mengurangi
jumlah pembelian konsumsi daging ayam ras.
Pada Tabel 25 berikut juga dapat dilihat tentang pilihan konsumen
terhadap jumlah pembelian daging ayam ras jika harga daging ayam ras
turun :
Tabel 25. Jumlah Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional
Kabupaten Karanganyar jika Harga Daging Ayam Ras Turun
Jumlah Responden Persentase
No Jumlah Pembelian (kg)
(orang) (%)
1. Bertambah 11 11,46
2. Tetap 84 87,50
3. Berkurang 1 1,04
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden pada saat harga daging ayam ras turun memilih untuk
melakukan pembelian daging ayam ras dengan jumlah yang tetap, yaitu
sebanyak 84 respondencommit
atau to user 87,50 persen. Terkait dengan
sebesar
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

jumlah anggota keluarga, responden yang memilih untuk membeli dalam


jumlah yang tetap adalah responden dengan jumlah anggota keluarga 4-5
orang (data dapat dilihat pada Lampiran 10). Hal ini dikarenakan dalam
melakukan pembelian daging ayam ras sangat dipengaruhi oleh jumlah
anggota keluarga, jadi walaupun harga daging ayam ras turun namun
jumlah anggota keluarga yang mengkonsumsi daging ayam ras tetap
sama sehingga jumlah pembelian daging pun tetap sama.
Berdasarkan hasil penelitian ini juga diketahui bahwa 11
responden atau sebesar 11,46 persen memilih untuk menambah jumlah
pembelian daging ayam ras. Terkait dengan jumlah anggota keluarga
responden yang memilih untuk menambah jumlah pembelian daging
ayam ras adalah responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 4-5
orang. Hal ini dikarenakan responden berusaha untuk memperbaiki
variasi menu makanan mereka sehingga pada saat harga daging ayam ras
turun mereka lebih banyak melakukan pembelian dengan harapan bisa
disimpan untuk konsumsi berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian ini
juga diketahui hanya ada satu responden atau sebesar 1,04 persen yang
memilih untuk mengurangi jumlah pembelian. Hal ini dikarenakan
responden menganggap bahwa apabila harga daging ayam ras turun
maka kualitas daging ayam ras tersebut juga turun dan tidak sesuai
dengan keinginan responden sehingga responden memilih untuk
mengurangi pembelian daging ayam ras.
Jumlah pembelian daging ayam ras meningkat, tetap atau
menurun juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan responden. Terkait
dengan tingkat pendapatan responden dalam penelitian ini jika harga
daging ayam ras turun responden yang banyak membeli daging ayam ras
dengan jumlah pembelian tetap dan bertambah adalah responden dari
golongan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.000,00. Ini
berarti dengan pendapatan yang tetap pada saat harga daging ayam ras
turun, responden memiliki opsi atau pilihan lebih luas dalam pembelian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

daging ayam ras yaitu untuk menambah jumlah pembelian atau untuk
membeli dalam jumlah yang tetap.

5. Bagian yang Sering Dibeli


Salah satu perilaku pembelian yang penting untuk dipelajari
adalah bagian daging ayam ras yang lebih disukai konsumen. Hal ini
penting karena dapat menuntun pemasar dan produsen untuk membuat
kebijakan terkait dengan pemasaran dagingnya sehingga diharapkan
daging ayam ras yang dipasarkan dapat habis terjual dan memberikan
keuntungan bagi pemasar. Pada Tabel 26 di bawah ini dapat dilihat
tentang bagian daging ayam ras yang sering dibeli oleh responden :
Tabel 26. Bagian Daging Ayam Ras yang Sering Dibeli oleh Responden
di Pasar Tradisional Kabupaten Karanganyar
Bagian Daging Jumlah Responden Persentase
No
Ayam Ras (orang) (%)
1. Paha 38 39,58
2. Dada 33 34,38
3. Sayap 13 13,54
4. Kepala 7 7,29
5. Cakar 5 5,21
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 26 dapat diketahui bahwa responden terbanyak
memilih bagian paha ayam ras dengan jumlah 38 responden atau sebesar
39,58 persen adalah responden dengan jumlah anggota keluarga 4-5
orang (data dapat dilihat pada Lampiran 10). Dari hasil wawancara
dengan responden diketahui alasan terbanyak responden memilih bagian
paha adalah karena dagingnya banyak, tekstrur dagingnya lebih lunak,
tidak banyak tulang dan lebih gurih sehingga lebih enak jika dimasak
sebagai lauk. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa responden yang
memilih bagian dada dengan jumlah 33 responden atau sebesar 34,38
persen adalah responden dengan jumlah anggota keluarga 4-5 orang
(data dapat dilihat pada Lampiran 10). Bagian dada banyak dipilih
dengan alasan daging dicommit
bagiantodada
user lebih banyak, lebih padat, tidak
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

banyak tulang dan mengandung sedikit lemak. Bagian dada biasanya


bisa dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga cukup
untuk jumlah keluarga 4-5 orang. Sedangkan bagian sayap, kepala dan
cakar juga dipilih oleh sebagian reponden karena bagian sayap, kepala
dan cakar banyak digunakan untuk membuat kaldu berbagai masakan.
Bagian daging ayam yang sering dibeli juga dipengaruhi oleh
umur responden. Sebagian besar responden berumur 29-35 tahun ini
termasuk umur produktif dan tergolong muda. Sehingga lebih banyak
memilih daging ayam bagian paha karena rasanya yang gurih.
Sedangkan untuk responden yang memilih bagian dada biasanya pada
umur ini juga sudah mulai melakukan diet lemak dan kolesterol sehingga
dipilih bagian dada yang banyak daging dan sedikit mengandung lemak.
Selain itu, tingkat pendidikan responden juga dapat mempengaruhi
keputusan pembelian daging ayam ras berdasarkan bagian dagingnya.
Responden dalam penelitian ini sudah memiliki tingkat pendidikan yang
cukup tinggi yaitu SLTA keatas sehingga akan memperhatikan kualitas
daging dan manfaat daging ayam bagi kesehatan. Oleh karena itu, maka
responden lebih memilih untuk membeli bagian paha dan dada yang
mengandung banyak protein dan tidak merupakan bagian ayam yang
sering diberi suntikan obat-obatan sehingga aman untuk dikonsumsi.

6. Tujuan Pembelian
Sebelum menentukan keputusan pembelian suatu produk,
konsumen mempunyai pertimbangan dan tujuan pembelian. Adapun
tujuan pembelian daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 27 berikut :
Tabel 27. Tujuan Pembelian Daging Ayam Ras
No. Tujuan Pembelian Jumlah Responden Persentase (%)
1. Variasi lauk pauk 67 69,79
2. Pelengkap gizi 29 30,21
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan Tabel 27 menunjukkan bahwa sebanyak 67


responden atau sebesar 69,79 persen melakukan pembelian daging ayam
ras untuk variasi lauk pauk sehari-hari. Sisanya sebanyak 29 responden
atau sebesar 30,21 persen melakukan pembelian daging ayam ras untuk
pelengkap gizi bagi keluarga mereka. Tujuan pembelian daging ayam ras
juga dipengaruhi oleh umur reponden. Sebagian besar responden dalam
penelitian ini berumur 29-35 tahun dan masih merupakan keluarga muda
dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4-5 orang. Responden sangat
memperhatikan gizi keluarga terutama untuk anak-anak mereka yang
sedang dalam masa pertumbuhan sehingga tujuan pembelian daging
ayam ras adalah untuk pelengkap gizi.
Selain itu, jumlah anggota juga mempengaruhi tujuan pembelian
sebab semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin beragam pula
selera masing-masing anggota keluarga. Oleh karena itu, sebagian besar
responden dalam penelitian ini dalam melakukan pembelian daging
ayam ras bertujuan untuk variasi menu lauk pauk. Berdasarkan hasil dari
wawancara dengan responden, daging ayam ras biasanya diolah dengan
cara digoreng karena lebih praktis, enak dan lebih awet. Selain itu, cara
pengolahan yang lain adalah disemur, diopor atau dijadikan sebagai
tambahan isi sup.

C. Preferensi Konsumen/ Responden terhadap Atribut-Atribut Daging


Ayam Ras
Preferensi konsumen terhadap daging ayam ras merupakan pilihan
suka atau tidak suka seseorang terhadap produk daging ayam ras yang
dikonsumsi. Pilihan tersebut berbeda-beda antara konsumen satu dengan
konsumen yang lain. Preferensi konsumen terhadap daging ayam ras di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar dapat diketahui dari frekuensi
konsumen yang memilih kategori atribut dari daging ayam ras yang diteliti.
Adapun atribut daging ayam ras yang diteliti adalah warna daging, warna
kulit, kekenyalan kulit, kebersihan kulit, bau, dan bobot daging ayam ras.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

Hasil analisis Chi Square dapat diketahui bahwa preferensi konsumen


terhadap daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar
seperti Tabel 28 berikut :
Tabel 28. Hasil Analisis Chi Square
Atribut
χ2 hitung df χ2 tabel Keterangan
Daging Ayam Ras
Warna daging 45,750 2 5,991 Berbeda nyata
Warna kulit 71,583 3 7,815 Berbeda nyata
Kekenyalan kulit 49,000 2 5,991 Berbeda nyata
Kebersihan kulit 35,042 1 3,841 Berbeda nyata
Bau daging 40,042 1 3,841 Berbeda nyata
Bobot daging 45,188 2 5,991 Berbeda nyata
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 28 menunjukkan bahwa semua atribut yang diamati dalam
penelitian ini berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95% yang berarti
bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima,
karena dari keenam atribut yang diteliti χ2 hitung lebih besar daripada
χ2 tabel. Ini berarti terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap
atribut-atribut yang ada pada daging ayam ras.
Semua atribut daging ayam ras dalam penelitian memberikan hasil uji
berbeda nyata. Tingkat pendidikan ternyata memberikan kontribusi yang
cukup signifikan terhadap konsumsi daging ayam. Hal ini terlihat pada
Lampiran 8 dimana konsumen yang sebagian besar berpendidikan SLTA
memilih warna daging dengan proporsi pilihan yang hampir sama antara
warna daging merah kekuningan mengkilat sebesar 52,78 persen dengan
merah pucat mengkilat sebesar 44,44 persen, dan yang memilih warna
merah cerah sebesar 2,78 responden. Hal ini menunjukkan bahwa
responden dengan tingkat pendidikan SLTA sulit untuk membedakan
daging ayam ras kualitas baik dan kurang baik. Sebaliknya untuk responden
daging ayam ras dengan tingkat pendidikan sarjana proporsi yang memilih
daging dengan warna merah kekuningan mengkilat lebih banyak yaitu
sebesar 73,68 persen dibandingkan dengan responden yang memilih daging
ayam ras dengan warna merah pucat mengkilat sebesar 21,05, sedangkan
yang memilih daging ayamcommit to user
berwarna merah cerah sebesar 5,27 persen. Hal
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

ini menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan sarjana lebih


memiliki preferensi yang jelas dibandingkan dengan responden yang
berpendidikan SLTA.
Warna kulit daging ayam ras yang banyak dipilih oleh responden
dengan tingkat pendidikan SLTA adalah warna putih kekuningan dengan
proporsi sebesar 54,29 persen, warna putih sebesar 42,86 persen dan warna
kuning sebesar 2,85 persen. Hal ini berbeda pada responden dengan tingkat
pendidikan SD dimana proporsi yang memilih warna kulit putih lebih besar
yaitu 57,14 persen dibandingkan dengan proporsi responden yang memilih
warna kulit daging putih kekuningan sebesar 28,57 persen dan proporsi
yang memilih warna kuning sebesar 14,29 persen. Hal ini menunjukkan
perbedaan preferensi antar responden.
Dalam penelitian ini dapat terlihat bahwa konsumen dengan tingkat
pendidikan yang berbeda sudah memiliki pengetahuan yang baik terhadap
atribut daging ayam ras. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang
memilih atribut daging ayam ras yaitu kekenyalan kulit karkas ayam ras,
kebersihan kulit daging dan bau daging ayam ras, sebagian besar responden
tersebut memilih atribut daging ayam ras dengan kualitas yang baik.
Namun, masih terdapat sebagian kecil konsumen yang memilih atribut
yang mengindikasikan daging ayam ras dengan kualitas yang kurang baik,
misalnya daging ayam ras berwarna pucat atau kebiruan, kulit dagingnya
berwarna putih pucat, daging ayam ras kotor dan berbau tidak segar, serta
masih terdapat sisa-sisa darah. Karena tidak semua responden dalam
penelitian ini memilih atribut yang sama maka akan menimbulkan adanya
perbedaan preferensi konsumen.
Bobot daging ayam ras dalam penelitian ini juga berbeda nyata, untuk
mengetahui perbedaannya dapat dilihat pada proporsi responden dengan
tingkat pendidikan SLTA yang memilih bobot daging ayam ras sedang
yaitu 58,33 persen, bobot daging kecil yaitu 22,22 persen dan bobot besar
yaitu 19,45 persen. Sedangkan untuk responden yang memiliki tingkat
commit
pendidikan sarjana, proporsi to user bobot daging ayam sedang yaitu
yang memilih
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

57,89 persen, yang memilih daging ayam ras dengan bobot kecil 15,79
persen serta yang memilih daging ayam ras dengan bobot besar 26,32
persen. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan preferensi antara
masing-masing responden terhadap suatu atribut daging ayam ras. Terkait
dengan jumlah anggota keluarga, untuk responden dengan anggota keluarga
2-3 orang proporsi responden yang memilih bobot daging ayam ras dengan
bobot kecil sebanyak 12,5 persen, bobot sedang 65 persen dan bobot besar
22,5 persen. Responden dengan anggota keluarga 4-5 orang, proporsi yang
memilih daging ayam ras dengan bobot kecil adalah 19,56 persen, bobot
sedang 60,88 persen dan bobot besar 19,56 responden. Responden dengan
anggota keluarga 6-7 orang, proporsi yang memilih daging ayam ras
dengan bobot kecil yaitu 10 persen dan bobot sedang 90 persen. Adanya
perbedaan pemilihan bobot daging ayam ras pada masing-masing
responden menyebabkan adanya perbedaan preferensi responden.
Preferensi konsumen terhadap atribut daging ayam ras di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar dapat diketahui dengan melihat
kategori atau atribut yang paling banyak dipilih oleh konsumen. Preferensi
konsumen terhadap daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar tersebut dapat dilihat pada Tabel 29 :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Tabel 29. Preferensi Konsumen terhadap Daging Ayam Ras di Pasar


Tradisional Kabupaten Karanganyar
Atribut
Kategori Atribut Jml Persentase Preferensi
Daging Ayam
Daging Ayam Ras responden (%) Konsumen
Ras
Warna daging · Merah pucat 34 35,42
mengkilat Merah
·Merah kekuningan 58 60,42 Kekuningan
mengkilat Mengkilat
·Merah kebiruan 0 0
·Merah cerah 4 4,16
Warna kulit · Putih 41 42,71
·Putih kekuningan 48 50 Putih
·Kuning 6 6,25 Kekuningan
·Putih kemerahan 1 1,04
Kekenyalan · Elastis 64 66,67
kulit ·Kurang elastis 19 19,79 Elastis
·Tidak elastis 13 13,54
Kebersihan · Bersih 77 80,21
kulit ·Agak bersih 19 19,79 Bersih
·Kotor 0 0
Bau daging · Segar 79 82,29
·Agak segar 17 17,71 Segar
·Tidak segar 0 0
Bobot daging · Besar 15 15,62
·Sedang 63 65,63 Sedang
·Kecil 18 18,75
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 29 diatas dapat diketahui bahwa daging ayam ras
yang disukai oleh konsumen di Kabupaten Karanganyar adalah daging
ayam ras yang mempunyai warna daging merah kekuningan, warna kulit
putih kekuningan, kekenyalan kulit karkas elastis, kebersihan kulit yang
bersih, bau daging segar dan bobot daging ayam ras sedang. Penjelasan
mengenai preferensi atau kesukaan konsumen terhadap berbagai atribut
daging ayam ras dapat dilihat dibawah ini :
1. Warna Daging Ayam Ras
Warna daging ayam ras yang disukai oleh konsumen pasar
tradisional Kabupaten commit
Karanganyar
to user adalah daging yang berwarna
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

merah kekuningan mengkilat. Hal ini berbeda dengan hipotesis awal


karena pada kenyataannya responden sudah memiliki tingkat
pendidikan yang cukup tinggi sehingga sudah bisa membedakan
kualitas daging ayam ras yang baik dan kurang baik jika dilihat dari
warna dagingnya. Warna daging ayam ras ini banyak dipilih oleh ibu
rumah tangga dengan usia berkisar antara 36-42 tahun, dengan jumlah
anggota keluarga sebesar 4-5 dan 6-7 orang, dengan tingkat pendidikan
SLTA dan Sarjana, serta tingkat pendapatan sebagian besar responden
adalah sebesar Rp 500.000,00-Rp 999.000,00. Daging ayam ras yang
berwarna merah kekuningan mengkilat lebih disukai sebab
menunjukkan bahwa daging ayam tersebut masih segar. Selain itu,
termasuk daging yang baru disembelih, sehingga keinginan konsumen
untuk mendapatkan daging ayam yang baru dan berkualitas baik setiap
hari terpenuhi.
Daging ayam ras yang berwarna merah pucat mengkilat banyak
dipilih oleh responden ibu rumah tangga dengan usia antara 43-49
tahun, dengan jumlah anggota keluarga 2-3 dan 4-5 orang, dengan
tingkat pendidikan SLTA serta tingkat pendapatan sebesar
Rp 500.000,00-Rp 999.000,00. Daging ayam ras dengan warna merah
pucat mengkilat kurang disukai oleh konsumen karena konsumen ragu
bahwa daging ayam ras yang dibeli sudah tidak segar dan berasal dari
ayam yang kurang/ tidak sehat sehingga warnanya menjadi pucat.
Daging ayam ras yang berwarna merah cerah juga kurang disukai
konsumen karena daging tersebut masih mengandung banyak darah
sehingga dapat menunjukkan bahwa kebersihan dagingnya kurang
terjaga dan bisa juga disebabkan karena cara pemotongan atau
penyembelihannya salah. Untuk daging ayam ras yang berwarna merah
kebiruan tidak disukai oleh konsumen karena daging tersebut sudah
terlihat basi, tidak segar dan juga merupakan daging ayam ras yang
tidak laku dijual sehingga diawetkan dengan menggunakan es yang
commit
menyebabkan warna daging to userkebiruan.
menjadi
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

2. Warna Kulit Daging Ayam Ras


Warna kulit daging ayam ras yang disukai oleh konsumen di
pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah yang berwarna putih
kekuningan. Warna kulit daging ayam ras ini banyak dipilih oleh ibu
rumah tangga yang berusia sekitar 22-29 tahun, memiliki jumlah
anggota keluarga 2-3 dan 4-5 orang, dengan tingkat pendidikan SLTA
dan tingkat penhasilan Rp 500.000,00-Rp 999.000,00. Kulit daging
ayam ras yang berwarna putih kekuningan lebih disukai konsumen
karena dapat menunjukkan bahwa ayam ras yang dibeli segar dan
memiliki kualitas yang baik. Daging ayam ras yang memiliki warna
kulit putih kekuningan berarti daging ayam tersebut sudah cukup umur
untuk dipotong, sehingga dalam kulit sudah ada kandungan lemaknya.
Selain itu, konsumen menyukai daging ayam ras yang mempunyai
warna kulit putih kekuningan karena tidak mengalami pengawetan.
Warna kulit daging ayam ras yang berwarna putih banyak
dipiliha oleh ibu rumah tangga dan karyawan swasta dengan kisaran
usia 29-35 tahun, memiliki anggota keluarga 2-3 orang, dengan tingkat
pendidikan SLTA dan tingkat penghasilan Rp 500.000,00-
Rp 999.000,00. Warna kulit daging ayam ras putih kurang disukai oleh
konsumen karena sebagian konsumen beranggapan bahwa daging ayam
ras yang memiliki warna kulit putih berarti daging ayam tersebut sudah
diawetkan sehingga tidak aman untuk dikonsumsi. Selain itu, alasan
lain konsumen kurang menyukai daging ayam dengan warna kulit putih
karena daging tersebut biasanya sudah mengalami proses bleaching
atau pemutihan agar terlihat lebih bersih dan menarik. Sedangkan
daging dengan kulit berwarna kuning juga kurang disukai oleh
konsumen karena menunjukkan bahwa daging ayamnya tidak sehat.
Konsumen juga ragu karena banyak daging ayam ras yang dijual di
pasaran diberi pewarna kuning sehingga warna kulitnya juga berubah,
hal ini dilakukan para pedagang agar daging ayam ras terlihat lebih
menarik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

3. Kekenyalan Kulit Karkas Ayam Ras


Daging ayam ras yang disukai oleh konsumen di pasar tradisional
Kabupaten Karanganyar adalah daging ayam ras yang mempunyai
kekenyalan kulit karkas elastis. Daging ayam ras dengan tingkat
kekenyalan elastis banyak dipilih oleh responden yang memiliki
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan karyawan swasta, dengan usia
responden 29-35 tahun, memiliki jumlah anggota keluarga 2-3 orang,
dimana tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SLTA dan
Sarjana dengan tingkat penghasilan Rp 500.000,00-Rp 999.000,00 dan
Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.000,00. Kekenyalan kulit karkas ayam yang
elastis dapat diketahui yaitu apabila daging ayam ras ditekan dengan
jari akan mudah kembali ke keadaan semula. Hal ini menunjukkan
bahwa daging ayam ras tersebut masih segar dan baik serta
mengandung cukup air sehingga apabila dimasak bobotnya tidak
menyusut, kemudian apabila daging ayam disimpan dalam keadaan
mentah tidak cepat busuk.
Daging ayam ras dengan tingkat kekenyalan kurang elastis
banyak dipilih oleh ibu rumah tangga yang berusia 43-49 tahun,
memiliki jumlah anggota keluarga 4-5 orang, dengan tingkat
pendidikan SLTA dan tingkat pendapatan sebesar Rp 500.000,00-
Rp 999.000,00. Konsumen kurang menyukai daging ayam ras yang
memiliki kekenyalan kulit karkas kurang elastis karena kandungan
airnya terlalu banyak sehingga apabila ditekan dengan jari daging sulit
kembali ke keadaan semula. Kandungan air pada daging yang terlalu
banyak dapat mengindikasikan bahwa daging tersebut merupakan
daging suntikan (disuntik dengan air) yang sekarang ini sedang marak
dilakukan oleh pedagang untuk mendapatkan meningkatkan bobot
daging ayam yang dijual sehingga keuntungannya bertambah. Kerugian
yang diterima oleh konsumen apabila membeli daging ayam ras dengan
kekenyalan kulit karkas kurang elastis adalah bobot daging akan mudah
menyusut jika dimasakcommit to user
dan daging cepat busuk karena kandungan air
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

terlalu banyak menyebabkan kuman mudah atau cepat berkembang


biak. Sedangkan daging ayam ras dengan kekenyalan kulit karkas tidak
elastis juga kurang disukai oleh konsumen sebab menunjukkan daging
ayamnya sudah tidak segar dan sudah mengalami pengawetan dengan
es sehingga tidak sehat jika dikonsumsi.
4. Kebersihan Kulit Daging Ayam Ras
Daging ayam ras yang disukai oleh konsumen di pasar tradisional
Kabupaten Karanganyar adalah daging yang bersih dimana memiliki
kriteria tidak ada memar, tidak sobek, tidak ada goresan dan bebas dari
bulu-bulu jarum. Konsumen yang banyak memilih daging ayam ras
yang bersih adalah ibu rumah tangga berusia 43-49 tahun, memiliki
jumlah anggota keluarga 2-5 orang, dengan tingkat pendidikan SLTA
dan tingkat pendapatan responden Rp 500.000,00-Rp 999.000,00
Konsumen memilih daging dengan kulit bersih karena kebersihan kulit
daging ayam ras mengindikasikan keadaan daging. Apabila kulitnya
bersih maka proses pemotongan atau penyembelihannya juga bersih,
jadi kualitas daging ayam ras tersebut baik sehingga aman untuk
dikonsumsi.
Daging dengan kebersihan kulit agak bersih banyak dipilih oleh
ibu rumah tangga dengan usia 22-29 tahun yang memiliki anggota
keluarga 2-3 orang, dengan tingkat pendidikan SLTA dan tingkat
pendapatan Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.000,00. Untuk daging dengan
kebersihan kulit agak bersih sampai kotor kurang disukai oleh
konsumen karena menunjukkan bahwa pedagang daging ayam ras tidak
memperhatikan kesehatan dan kebersihan daging yang dijual sehingga
kualitas dagingnya kurang baik. Selain itu, dengan kondisi kulit yang
kurang bersih bahkan kotor menunjukkan bahwa perlakuan sebelum
daging ayam ras tersebut dijual tidak baik, misalnya salah dalam proses
pemotongan atau penyembellihan sehingga banyak terdapat luka
goresan dan kulit dagingnya menjadi sobek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

5. Bau Daging Ayam Ras


Bau daging ayam ras yang paling disukai oleh konsumen di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar adalah bau daging yang segar
dengan kriteria tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, dan tidak
berbau busuk. Daging ayam ras dengan atribut bau yang segar banyak
dipilih oleh ibu rumah tangga berusia 43-49 tahun, memiliki jumlah
anggota keluarga sebanyak 2-5 orang, dengan tingkat pendidikan SLTA
serta tingkat pendapatan responden Rp 500.000,00-Rp 999.000,00.
Alasan konsumen memilih daging dengan bau yang segar karena
daging tersebut masih baru disembelih, tidak mengalami pengawetan
dan kualitasnya baik. Bau daging ayam ras juga penting diperhatikan
karena terkait dengan kesegaran dan kesehatan daging. Selain itu,
alasan konsumen memilih daging dengan bau yang segar karena
menunjukkan bahwa daging tersebut bukan merupakan daging ayam
tiren sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi oleh konsumen.
Daging ayam ras dengan bau yang kurang segar dipilih oleh
responden ibu rumah tangga dengan usia 50-56 tahun, memiliki jumlah
anggota keluarga 2-3 orang, dengan tingkat pendidikan SD dan
pendapatan rp 1.000.000,00-Rp 1.999.000,00. Daging ayam ras dengan
bau daging agak segar dan tidak segar kurang disukai oleh konsumen
karena menunjukkan bahwa daging tersebut tidak berkualitas baik,
sudah tidak segar dan bisa merupakan daging ayam tiren sehingga tidak
aman untuk dikonsumsi oleh konsumen.
6. Bobot Daging Ayam Ras
Daging ayam ras yang banyak disukai oleh konsumen di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar adalah daging dengan bobot yang
sedang yaitu sebesar 1-1,2 kg. Bobot daging ayam ras sedang dominan
dipilih oleh responden yang memiliki pekerjaan swasta berusia 22-29
tahun dan 29-35 tahun, memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 2-3
dan 4-5 orang, dengan tingkat pendidikan SLTA dan Sarjana serta
commit toRpuser500.000,00-Rp 999.000,00 dan
tingkat pendapatan sekitar
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

Rp 2.000.000,00-Rp 2.999.000,00. Hal ini dikarenakan bobot daging


ayam ras dapat menunjukkan umur ayam ras pada waktu disembelih,
jika bobot dagingnya sedang biasanya ayam ras tersebut sudah cukup
umur untuk disembelih sehingga daging yang dihasilkan lebih enak dan
empuk apabila dimasak. Dari hasil wawancara, konsumen juga
mempertimbangkan kebutuhan konsumsi rumah tangga dalam memilih
daging dengan bobot yang sedang, sebab kebanyakan konsumen
memiliki anggota keluarga 3-4 orang sehingga daging ayam ras dengan
bobot sedang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Bobot daging ayam ras kecil dipilih oleh ibu rumah tangga
berusia 22-29 tahun, yang memiliki jumlah anggota keluarga 4-5 orang,
dengan tingkat pendidikan SLTA dan tingkat pendapatan sebesar
Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.000,00. Daging ayam ras dengan bobot kecil
yaitu 0,8-1 kg kurang disukai oleh konsumen sebab dagingnya hanya
sedikit, apabila dimasak dagingnya mudah hancur. Sedangkan daging
ayam ras dengan bobot besar yaitu 1,2-1,5 kg kurang disukai oleh
konsumen karena menunjukkan bahwa daging ayam ras tersebut berasal
dari ayam yang sudah cukup tua. Walaupun daging yang dihasilkan
akan lebih banyak daripada yang berbobot sedang dan kecil, namun
rasa dagingnya kurang gurih ketika dimasak.
Hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas menunjukkan bahwa
atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen
di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah warna daging ayam ras
merah pucat mengkilat, warna kulit pada daging ayam ras putih
kekuningan, tingkat kekenyalan kulit karkasnya elastis, kulit daging ayam
yang bersih, bau daging ayam ras segar dan bobot daging ayam ras sedang.

D. Keyakinan dan Evaluasi terhadap Atribut-Atribut Daging Ayam Ras


Sikap konsumen daging ayam ras merupakan gambaran akan pilihan
konsumen tentang daging ayam ras apakah disukai atau tidak, dan sikap
konsumen daging ayam ras juga bisa menggambarkan kepercayaan
commit to user
konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari daging ayam ras
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

tersebut. Sikap konsumen terbentuk dari adanya kepercayaan dan evaluasi


konsumen pada suatu produk. Kepercayaan (bi) dan evaluasi (ei) konsumen
mengenai atribut daging ayam ras didapat dengan cara menentukan standar
penilaian dengan menggunakan skal likert, kemudian skor masing-masing
atribut dikalikan dengan frekuensi jawaban responden dan dibagi dengan
jumlah responden, sehingga didapatkan nilai kepercayaan dan evaluasi
konsumen terhadap atribut daging ayam ras. Kepercayaan dan evaluasi
konsumen terhadap atribut daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 30 dan 31 dibawah ini :
Tabel 30. Kepercayaan Konsumen (bi) terhadap Atribut Daging Ayam Ras
Atribut Daging Nilai Nilai Rata-
Ayam Ras 5 4 3 2 1 Total Rata
Warna daging 15 66 15 0 0 96
4
75 264 45 0 0 384
Warna kulit 10 69 15 2 0 96
3,91
50 276 45 4 0 375
Kekenyalan kulit 12 63 21 0 0 96
3,91
60 252 63 0 0 375
Kebersihan kulit 16 45 30 5 0 96
3,75
80 180 90 10 0 360
Bau daging 12 61 22 1 0 96
3,88
60 244 66 2 0 372
Bobot daging 10 59 27 0 0 96
3,82
50 236 81 0 0 367
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 30 menunjukkan bahwa atribut yang diyakini paling disukai
oleh konsumen adalah warna daging, sebab memiliki nilai bi yang terbesar
yaitu 4. Artinya, konsumen mempunyai kepercayaan bahwa warna daging
ayam ras yang dibeli oleh konsumen adalah warna daging ayam ras yang
paling disukai konsumen. Sedangkan atribut daging ayam ras yang kurang
diyakini oleh konsumen adalah kebersihan kulit daging ayam ras.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

Tabel 31. Evaluasi Konsumen (ei) terhadap Atribut Daging Ayam Ras
Atribut Daging Nilai Nilai Rata-
Ayam Ras 5 4 3 2 1 Total Rata
Warna daging 47 46 3 0 0 96
4,46
235 184 9 0 0 428
Warna kulit 35 57 2 2 0 96
4,30
175 228 6 4 0 413
Kekenyalan kulit 29 54 11 2 0 96
4,16
146 216 33 4 0 399
Kebersihan kulit 41 39 16 0 0 96
4,26
205 156 48 0 0 409
Bau daging 38 48 10 0 0 96
4,29
190 192 30 0 0 412
Bobot daging 14 41 23 18 0 96
3,53
70 164 69 36 0 339
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 31 menunjukkan bahwa warna daging ayam ras merupakan
atribut yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi dalam keputusan
pembelian daging ayam ras. Artinya, konsumen menganggap bahwa atribut
warna daging ayam ras merupakan atribut yang paling utama atau penting
untuk diperhatikan dalam menentukan keputusan pembelian daging ayam
ras.
Indeks sikap konsumen (Ao) didapatkan dengan mengalikan angka
penilaian kepercayaan (bi) dan nilai evaluasi (ei) terhadap atribut daging
ayam ras. Angka ini menunjukkan penilaian konsumen terhadap atribut
yang melekat pada daging ayam ras yang meliputi warna daging, warna
kulit, kekenyalan kulit, kebersihan kulit, bau daging dan bobot daging.
Adapun nilai dari indeks sikap konsumen (Ao) terhadap daging ayam ras
dapat dilihat pada Tabel 32 berikut :
Tabel 32. Sikap Konsumen terhadap Daging Ayam Ras di Pasar
Tradisional Kabupaten Karanganyar
Atribut Kepercayaan Evaluasi Sikap
Peringkat
Daging Ayam Ras (bi) (ei) (Ao)
Warna daging 4 4,46 17,8400 I
Warna kulit 3,91 4,30 16,8130 II
Kekenyalan kulit 3,91 4,16 16,2656 IV
Kebersihan kulit 3,75 4,26 15,9750 V
Bau daging 3,88 4,29 16,6452 III
Bobot daging commit to user 3,53
3,82 13,4846 VI
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan Tabel 32 dapat diketahui bahwa indeks sikap konsumen


terhadap atribut yang dipertimbangkan dalam keputusan pembelian daging
ayam ras berturut-turut dari yang paling tinggi sampai yang terendah adalah
warna daging sebesar 17,8400, warna kulit sebesar 16,8130, bau daging
sebesae 16,2656, kekenyalan kulit karkas sebesar 15,9750, kebersihan kulit
sebesar 16,6452 dan bobot daging sebesar 13,4846. Apabila dilihat dari
peringkat, semakin tingi nilai Ao maka atribut daging ayam ras tersebut
menduduki peringkat pertama yang dipertimbangkan konsumen.
Atribut warna daging ayam ras merupakan atribut yang paling
dipertimbangkan oleh konsumen di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar dalam proses pengambilan keputusan pembelian daging
ayam ras. Hal ini dikarenakan atribut ini dapat diamati secara langsung
sehingga mudah bagi konsumen untuk mempertimbangkan keputusan
pembelian dengan atribut ini. Menurut konsumen warna daging ayam ras
yang baik adalah yang berwarna merah kekuningan mengkilat. Warna
daging tersebut mengindikasikan bahwa daging ayam ras yang dibeli
dalam keadaan segar, sehat dan kualitasnya baik.
Atribut warna kulit daging ayam ras merupakan atribut kedua yang
dipertimbangkan oleh konsumen di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar. Konsumen memilih warna kulit daging ayam ras sebagai
atribut kedua untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
pembelian daging ayam ras karena atribut ini juga dapat terlihat secara
kasat mata serta mudah diamati secara langsung perbedaannya. Konsumen
memilih warna kulit daging ayam ras yang berwarna putih kekuningan.
Hal ini dikarenakan warna kulit tersebut terlihat masih segar, sehat, serta
tidak mengalami proses pengawetan atau pemutihan.
Atribut ketiga yang dipertimbangkan oleh konsumen daging ayam
ras dalam melakukan pembelian daging ayam ras adalah bau daging ayam
ras. Konsumen memilih atribut bau daging ayam ras sebagai atribut ketiga
dalam keputusan pembelian daging ayam ras karena bau daging ayam ras
commit
mengindikasikan baik atau to user
tidaknya kualitas daging tersebut. Dari bau
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

daging ayam juga bisa diketahui kondisi daging tersebut, jika baunya
menyengat atau busuk berarti daging tersebut sudah basi dan tidak layak
dikonsumsi. Apabila bau daging ayam ras segar dapat diketahui bahwa
daging tersebut masih baru, segar, sehat dan tidak merupakan daging ayam
tiren.
Atribut keempat yang dipertimbangkan oleh konsumen daging
ayam ras dalam melakukan pembelian daging ayam ras adalah kekenyalan
kulit karkas ayam ras. Hal ini dikarenakan apabila kulit karkas ayam ras
masih elastis maka itu merupakan salah satu indikasi bahwa ayam tersebut
masih baru. Konsumen dapat mengetahui kekenyalan kulit karkas ayam
ras dengan cara menekankan jari pada kulit karkas ayam ras jika setelah
ditekan segera kembali ke keadaan semula maka kekenyalannya elastis.
Dengan cara menekan dengan jari juga bukan hanya untuk menentukan
tingkat kekenyalan kulit karkas saja, namun juga dapat digunakan untuk
mengetahui daging ayam tersebut suntikan atau tidak. Apabila setelah kulit
karkas ayam ditekan sulit kembali ke keadaan semula serta kandungan
airnya banyak maka kemungkinan daging ayam ras tersebut disuntik untuk
menambah bobotnya.
Atribut kebersihan kulit daging ayam ras merupakan atribut kelima
yang dipertimbangkan konsumen di pasar tradisional Kabupaten
Karanganyar. Konsumen memilih kebersihan kulit daging ayam ras
sebagai atribut kelima dalam keputusan pembelian daging ayam ras
dengan pertimbangan bahwa kulit daging ayam yang bersih
mengindikasikan daging ayam yang berkualitas baik dan sehat serta
mendapatkan perlakuan yang baik dan tepat pada saat pemotongan.
Dengan perlakuan yang tepat maka kebersihan kulitnya terjaga, tidak ada
memar, goresan, sobekan maupuan bulu-bulu jarum. Atribut kebersihan
kulit daging ayam ras dipertimbangkan konsumen pada urutan kelima
karena konsumen masih dapat membersihkannya lagi sebelum diolah
menjadi masakan, terutama untuk kulit yang masih banyak bulu-bulu
jarumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

Atribut terakhir yang menjadi pertimbangan konsumen dalam


pembelian daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar
adalah bobot daging ayam ras. Setelah mengetahui daging ayam ras dalam
keadaan sehat, segar dan bersih, maka konsumen melihat bobot daging
ayam ras untuk dipertimbangkan. Bobot daging ayam ras dapat
menunjukkan umur ayam ras yang dipotong tersebut sudah cukup umur
atau belum, sehingga akan berpengaruh pada kualitas rasa yang dihasilkan
setelah diolah menjadi masakan. Konsumen memilih bobot daging ayam
juga disesuaikan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga. Jika
kebutuhan konsumsi keluarga untuk daging ayam ras banyak, maka bobot
daging ayam ras yang dipilih adalah yang besar dan sebaliknya bila
kebutuhan keluarga hanya sedikit maka dipilih bobot daging ayam ras
yang sedang. Oleh karena itu, atribut bobot daging ayam ras merupakan
atribut yang paling akhir dipertimbangkan oleh konsumen.
Berdasarkan hipotesis, atribut-atribut yang dipertimbangkan oleh
konsumen dalam pembelian daging ayam ras adalah atribut warna daging,
warna kulit, kekenyalan kulit, kebersihan kulit, bau daging dan bobot
daing ayam ras. Namun, dari hasil penelitian didapatkan bahwa atribut-
atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen secara berturut-turut adalah
atribut warna daging, warna kulit, bau daging, kekenyalan kulit,
kebersihan kulit dan bobot daging, maka hasil penelitian diatas tidak
sesuai dengan hipotesis penelitian ini. Bau daging dipertimbangkan
terlebih dahulu sebelum kekenyalan kulit, hal ini dikarenakan bau daging
ayam ras merupakan atribut yang mudah mencerminkan kualitas daging
ayam ras, jika baunya menyengat atau busuk maka merupakan indikasi
bahwa daging tersebut sudah basi atau tidak segar, sehingga tidak layak
dikonsumsi.
Untuk mendapatkan daging ayam ras yang sesuai dengan selera dan
kesukaan konsumen maka produsen hendaknya memperhatikan atribut-
atribut yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen yaitu warna
daging merah kekuningan commit to user
mengkilat, warna kulit putih kekuningan, bau
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

daging ayam yang segar, kekenyalan kulit karkas yang elastis, kulit daging
ayam yang bersih, dan bobot daging ayam sedang. Untuk mendapatkan
warna daging, warna kulit, bau daging dan kekenyalan kulit karkas yang
sesuai dengan selera konsumen maka produsen hendaknya memperhatikan
kesehatan dan kesegaran ayam ras pada saat dipotong, kemudian daging
ayam yang dijual juga hendaknya selalu baru dan habis pada satu hari
sehingga tidak perlu proses pengawetan. Untuk mendapatkan kulit daging
ayam ras yang bersih maka produsen hendaknya memperhatikan proses
penyembelihan, cara pemotongan sampai pencucian daging ayam ras
dengan baik. Untuk mendapatkan bobot daging ayam ras yang sesuai
dengan selera konsumen maka hendaknya produsen juga memperhatikan
umur ayam ras pada saat disembelih sehingga daging yang dihasilkan
bobotnya sesuai dengan selera konsumen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semua atribut yang diteliti dalam penelitian ini berbeda nyata dalam
taraf kepercayaan 95% yang berarti bahwa terdapat perbedaan
preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada daging
ayam ras.
2. Daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar adalah daging ayam ras yang
memiliki warna daging ayam ras merah kekuningan mengkilat, warna
kulit daging ayam ras putih kekuningan, kekenyalan kulit karkas ayam
ras elastis, kebersihan daging ayam ras yang bersih, bau daging ayam
ras segar dan bobot daging ayam ras sedang (1-1,2 kg).
3. Sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras yang paling
dipertimbangkan dalam keputusan pembelian daging ayam ras di pasar
tradisional Kabupaten Karanganyar adalah warna daging ayam ras.
Urutan atribut daging ayam ras dari yang paling dipertimbangkan
sampai dengan yang kurang dipertimbangkan adalah warna daging,
warna kulit, bau daging, kekenyalan kulit, kebersihan kulit dan bobot
daging ayam ras.

B. SARAN
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat
dituliskan beberapa saran sebagai berikut :
1. Produsen diharapkan dapat menyediakan daging ayam ras yang sesuai
dengan preferensi konsumen, yaitu daging ayam ras dengan atribut
warna daging ayam ras merah kekuningan mengkilat, warna kulit
daging ayam ras putih kekuningan, kekenyalan kulit karkas ayam ras

commit to user

89
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

elastis, kebersihan kulit daging ayam ras bersih, bau daging ayam ras
segar dan bobot daging ayam ras sedang.
2. Bagi produsen daging ayam ras, untuk mendapatkan warna daging,
warna kulit, bau daging dan kekenyalan kulit karkas yang sesuai
dengan selera konsumen maka produsen hendaknya memperhatikan
kesehatan dan kesegaran ayam ras pada saat dipotong, kemudian
daging ayam yang dijual juga hendaknya selalu baru dan habis pada
satu hari sehingga tidak perlu proses pengawetan. Untuk mendapatkan
kulit daging ayam ras yang bersih maka produsen hendaknya
memperhatikan proses penyembelihan, cara pemotongan sampai
pencucian daging ayam ras dengan baik. Untuk mendapatkan bobot
daging ayam ras yang sesuai dengan selera konsumen maka hendaknya
produsen juga memperhatikan umur ayam ras pada saat disembelih
sehingga daging yang dihasilkan bobotnya sesuai dengan selera
konsumen.
3. Bagi pedagang daging ayam ras diharapkan dapat mengontrol dan
memperhatikan kualitas daging yang dibeli dari produsen sehingga
kualitas daging tersebut tidak berkurang saat sampai pada tangan
konsumen. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh pedagang adalah
pemilihan produsen/ penyalur daging ayam ras dengan kualitas yang
baik, cara pengangkutan daging ayam ras yang tepat sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada daging ayam ras, dan cara penjualannya
yang baik sehingga kebersihan, kesehatan, dan kesegaran daging ayam
ras terjaga.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai