Metodologi Penelitian
Disusun Oleh :
Kelas : D
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KAJIAN SOSISAL DAN EKONOMI PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING
(BROILER) DI JAWA BARAT”. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
Ayam broiler ialah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa – bangsa
ayam yang memiliki daya produktivitas yang meningkat, terutama pada produksi
daging ayam. Selain itu Ayam broiler iala jenis ternak yang sangat rentan terhadap
penyakit, oleh karena itu pada pemeliharaannya diperlukan manajemen pencegahan
dengan penanggulangan penyakit yang dilakukannya oleh peternak maupun suatu
usaha peternakan untuk memiliki produksi daging yang baik serta maksimal.
Ayam broiler ialah ayam ras yang produksi utamanya daging dengan
pertumbuhan berat badan yang sangat cepat dengan tinggi dalam waktu yang relative
singkat, yaitu pada umur 5-6 tahun berat badannya mencapai 1,3 -1,6 kg. Ciri khas
daging ayam broiler ialah empuk dan tebal, memiliki rasanya yang khas dan enak
serta pengolahannya yang mudah akan tetapi cepat hancur pada saat perebusan
yang lama. Ayam broiler memiliki pertumbuhan yang cepat serta memiliki dada yang
lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Pertumbuhan ayam broiler
sangat fantastic pada umur satu minggu sampai umur lima minggu, pada umur tiga
minggu ternak sudah menunjukan pertumbuhan bobot badan yang memuaskan.
Di Indonesia ayam broiler sudah dapat dipasarkan pada umur lima sampai enam
minggu dengan bobot hidup antar 1,3 – 1,6 kg per ekor. Tetapi demikian kebanyakn
masyarakat Indonesia lebih banyak menyukai daging ayam broiler yang tidak terlalu
besar terutama untuk di konsumsi.
Karkas broiler merupakan hasil utama yang diharapkan dalam usaha peternakan
ayam broiler. Karkas yang mengandung lemak tinggi kurang disukai oleh konsumen
karena berdampak buruk terhadap kesehatan. Penampilan karkas broiler yang dijual
dipasaran dapat berupa karkas dengan kulit dan tanpa kulit, dan pemiliha karkas
tersebut oleh konsumen tergnatung kepada kebutuhan. Konsumen yang bermasalah
dengan lemak yang tinggi cenderung memilih karkas broiler tanpa kulit, karena kulit
broiler mengandung lemak yang sangat tinggi. Produksi karkas erat hubungannya
dengan bobot hidup dan lemak abdomen, semakin bertambah bobot hdup ternak
maka produksi karkasnya akan semakin meningkat.
Karkas ayam pedaging ialah bagian dari ayam pedaging hidup, setelah
dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya, dipotong kedua kaki
dan leher serta kedua kakinya.
PEMBAHASAN
Bebebrapa faktor yang mempengaruhi permintaan ialah harga barang itu sendiri
dan harga barang lainnya, biasanya pendapatan masyarakat, jumlah penduduk serta
kesukaan konsumen. Harga daging ayam tersebut memilih jumlah daging ayam yang
diinginkan oleh konsumen. Semakin rendah harga suatu barang maka permintaan
terhadap barang tersebut akan semakin banyak. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi
harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk akan menentukan besarnya pengeluaran konsumsi secara
keseluruhan. Meskipun pengeluaran biasanya sebagian orang atau per keluarga
akan relative rendah.
b. Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita akan menentukan besarnya pengeluaran konsumsi
secara keseluran. Pengeluaran Negara sangat besar jika pendapatan perkapita
tinggi
c. Pola konsumsi
Pola konsumsi akan menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi per
orang atau keluarga.
Pengetahuan gizi ialah pengetahuan mengenai makanan serta zat gizi, sumber
zat gizi terhadap makanan. Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya
pengetahuan mengenai norma makanan yang baik, serta pengertian yang kurang
mengenai kontribusi gizi terhadap berbagai jenis makanan akan mengakibatkan problem
kecerdasan serta produktifitas. Pola konsumsi daging ayam broiler mencakup jumlah
konsumsi serta frekuensi makan daging ayam broiler.
3.2 Dampak Covid-19 Terhadap produksi dan konsumsi daging ayam broiler
Menurut Dinas Pternakan Provinsi Jawa Barat permintaan daging ayam broiler
terus meningkat setiap tahunnya. Di jawa barat sendiri khususnya pada tahun 2008
sampai 2013 kebutuhannya meningkat dari 335.150.999 hingga 563.528.597 kg. selain
memiliki peminat yang banyak daging ayam ini memiliki banyak gizi yang terkandung
seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, vitamin A serta Vitamin B1. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) produksi daging ayam pedaging (broiler) di Indonesia mencapai 3,28 juta
ton pada 2020. Jawa barat menjadi provinsi dengan produksi terbesar yaitu sebanyak
838.149 to. Produksi daging ayam pedaging terfokus dipulau jawa dengan total produksi
2,21 juta ton.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sektor peternakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
proses pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Adapun
peternakan ayam ras pedaging (broiler) merupakan salah satu komoditas yang
paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan
kebutuhan protein hewani. Secara ekonomi, Indonesia ialah negara
berkembang. Seiring dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk, maka
kebutuhan akan protein hewani bagi masyarakat juga meningkat. Ayam broiler
merupakan salah satu sumber pangan hewani yang memiliki karakteristik daging
yang semakin banyak dikonsumsi sebagai salah satu alternative penyediaan
daging bagi masyarakat, yang dapat berfungsi sebai pengganti daging sapi.
Daging ayam ras (broiler) merupakan pangan sumber protein hewani yang
memiliki nilai gizi yang cukup baik serta mudah dijangkau oleh masyarakat
Indonesia, baik dari sisi ketersediaan maupun harga. Konsumen berpenghasilan
rendah sekalipun dapat memperoleh akses pangan lebih mudah untuk
pemenuhan protein yang berasal dari daging ayam.
2. Ayam broiler ialah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa – bangsa
ayam yang memiliki daya produktivitas yang tinggi, khusunya pada produksi
daging ayam. Selain itu, Ayam broiler ialah jenis ternak yang sangat rentan
terhadap penyakit, oleh karena itu pada pemeliharaannya diperlukan
manajemen pencegahan dengan penanggulangan penyakit yang dilakukannya
oleh peternak maupun suatu usaha peternakan untuk mendapatkan produksi
daging yang baik serta maksimal. Karkas ayam pedaging ialah bagian dari ayam
pedaging hidup, setelah dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak
abdominalnya, dipotong kedua kaki dan leher serta kedua kakinya. Berdasarkan
data survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) perkembangan konsumsi per
kapita daging ayam ras (broiler) masyarakat Indonesia selama sepuluh tahun
terakhir (2010 – 2019) cenderung terus mengalami peningkatan sebesar 5,64%
per tahun.
3. Beberapa faktor yang memepengaruhi permintaan ialah harga barang itu sendiri,
serta harga barang lainnya, biasanya pendapatan masyarakat, jumlah penduduk
serta kesukaan konsumen. Harga daging ayam tersebut memilih jumlah daging
ayam yang diinginkan oleh konsumen. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak
terjadi HPK sehingga mengakibatkan pendapatan masyarakat terjadi penurunan,
penurunan ini diakibatkan dalam permintaan produk unggas menurun khusunya
daging ayam. Penurunan tersebut mencapai 30 – 50% dari kondisi normal,
penurunan itu diakibatkan oleh PSBB yang meminta mengurangi aktivitas keluar
rumah. Menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat permintaan daging ayam
broiler terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu produksi daging ayam terfokus
dipulau jawa dengan total produksi 2,21 juta ton.
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Standardisasi Nasional (DSN). 1995. Karkas Ayam Pedaging : SNI 01- 3924-
1995. Pusat Standardisasi – LIPI. Jakarta. http://pphp.deptan.go.id Diakses
pada: 17 September 2013.