Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAJIAN SOSIAL DAN EKONOMI PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING


(BROILER) DI JAWA BARAT

Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Dr. Dudi, S.Pt., M.Si

Disusun Oleh :

Kelas : D

Insy Sabina 200110200032

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KAJIAN SOSISAL DAN EKONOMI PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING
(BROILER) DI JAWA BARAT”. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu selama proses penyusunan makalah ini..

Bandung, 14 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor peternakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
proses pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Produk yang
dihasilkan dari sektor peternakan merupakan sumber protein hewani seperti daging,
susu, dan telur, dimana permintaan masyarakat terhadap protein hewani seperti
daging khususnya terus meningkat. Pembangunan sub sektor peternakan sebagai
sumber protein hewani diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut guna
mendukung penyediaan pangan hewani seperti daging, susu, dan telur yang
merupakan pangan penghasil gizi yang tinggi. Adapun peternakan ayam ras
pedaging (broiler) merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani.
Secara ekonomi, Indonesia ialah negara berkembang. Seiring dengan naiknya
pendapatan perkapita penduduk, maka kebutuhan akan protein hewani bagi
masyarakat juga sangat tinggi. Dalam waktu relatif singkat daging ayam broiler
menjadi komoditas bisnis peternakan yang strategis dan menggantikan peran ternak
lainnya dalam penyediaan daging.
Ayam broiler merupakan salah satu sumber pangan hewani yang memiliki
karakteristik daging yang semakin banyak dikonsumsi sebagai salah satu alternative
penyediaan daging bagi masyarakat, yang dapat berfungsi sebai pengganti daging
sapi.
Daging ayam ras (broiler) merupakan pangan sumber protein hewani yang
memiliki nilai gizi yang cukup baik serta mudah dijangkau oleh masyarakat
Indonesia, baik dari sisi ketersediaan maupun harga. Konsumen berpenghasilan
rendah sekalipun dapat memperoleh akses pangan lebih mudah untuk pemenuhan
protein yang berasal dari daging ayam. Kemudahan akses tersebut disebabkan
karena pesatnya perkembangan industry perunggasan dan menyebar mendekati
pusat pusat konsumen. Jika pasar ayam ras pedaging tidak terintegrasi dan gejolak
harga jual ayam terlalu tinggi maka dapat merugikan peternak.
Permintaan daging yang meningkat pada masa pandemic Covid – 19 sebagai
sumber protein untuk menjaga sistem kekebalan imun.
1.2 Rumusan Masalah
(1) Bagaimana dampak Covid-19 terhadap produksi dan konsumsi daging ayam
broiler
(2) Bagaimana permintaan daging ayam di Jawa Barat
1.3 Tujuan
(1) Untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap produksi dan konsumsi daging
ayam broiler
(2) Untuk mengetahui permintaan daging ayam di Jawa Barat
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ayam Ras Pedaging (Broiler)

Ayam broiler ialah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa – bangsa
ayam yang memiliki daya produktivitas yang meningkat, terutama pada produksi
daging ayam. Selain itu Ayam broiler iala jenis ternak yang sangat rentan terhadap
penyakit, oleh karena itu pada pemeliharaannya diperlukan manajemen pencegahan
dengan penanggulangan penyakit yang dilakukannya oleh peternak maupun suatu
usaha peternakan untuk memiliki produksi daging yang baik serta maksimal.

Ayam broiler ialah ayam ras yang produksi utamanya daging dengan
pertumbuhan berat badan yang sangat cepat dengan tinggi dalam waktu yang relative
singkat, yaitu pada umur 5-6 tahun berat badannya mencapai 1,3 -1,6 kg. Ciri khas
daging ayam broiler ialah empuk dan tebal, memiliki rasanya yang khas dan enak
serta pengolahannya yang mudah akan tetapi cepat hancur pada saat perebusan
yang lama. Ayam broiler memiliki pertumbuhan yang cepat serta memiliki dada yang
lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Pertumbuhan ayam broiler
sangat fantastic pada umur satu minggu sampai umur lima minggu, pada umur tiga
minggu ternak sudah menunjukan pertumbuhan bobot badan yang memuaskan.

Di Indonesia ayam broiler sudah dapat dipasarkan pada umur lima sampai enam
minggu dengan bobot hidup antar 1,3 – 1,6 kg per ekor. Tetapi demikian kebanyakn
masyarakat Indonesia lebih banyak menyukai daging ayam broiler yang tidak terlalu
besar terutama untuk di konsumsi.

2.2 Karkas Ayam

Karkas broiler merupakan hasil utama yang diharapkan dalam usaha peternakan
ayam broiler. Karkas yang mengandung lemak tinggi kurang disukai oleh konsumen
karena berdampak buruk terhadap kesehatan. Penampilan karkas broiler yang dijual
dipasaran dapat berupa karkas dengan kulit dan tanpa kulit, dan pemiliha karkas
tersebut oleh konsumen tergnatung kepada kebutuhan. Konsumen yang bermasalah
dengan lemak yang tinggi cenderung memilih karkas broiler tanpa kulit, karena kulit
broiler mengandung lemak yang sangat tinggi. Produksi karkas erat hubungannya
dengan bobot hidup dan lemak abdomen, semakin bertambah bobot hdup ternak
maka produksi karkasnya akan semakin meningkat.
Karkas ayam pedaging ialah bagian dari ayam pedaging hidup, setelah
dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya, dipotong kedua kaki
dan leher serta kedua kakinya.

2.3 Permintaan Daging ayam

Berdasarkan data survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)


perkembangan konsumsi per kapita daging ayam ras (broiler) masyarakat Indonesia
selama sepuluh tahun terakhir (2010 – 2019) cenderung terus mengalami
peningkatan jumlah penduduk, penigkatan pendapatan penduduk serta peningkatan
pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya pemenuhan gizi dari protein hewani.
Konsumsi serta permintaan masyarakat terhadap daging ayam ras (broiler) lebih
tinggi dibandingkan dengan daging sapi, kambing maupun babi, hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya :

1) Daging ayam relative murah dibandingkan dengan daging lainnya


2) Daging ayam lebih baik dari segi kesehatan karena kaya akan protein bila
dibandingkan dengan daging sapi, kambing maupun babi
3) Daging ayam mempunyai rasa yang dapat diterima semua golongan masyarakat
dan semua umur
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pola Permintaan daging ayam broiler

Bebebrapa faktor yang mempengaruhi permintaan ialah harga barang itu sendiri
dan harga barang lainnya, biasanya pendapatan masyarakat, jumlah penduduk serta
kesukaan konsumen. Harga daging ayam tersebut memilih jumlah daging ayam yang
diinginkan oleh konsumen. Semakin rendah harga suatu barang maka permintaan
terhadap barang tersebut akan semakin banyak. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi
harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Sebagian faktor yang mempengaruhi kritis konsumsi ialah diantaranya :

a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk akan menentukan besarnya pengeluaran konsumsi secara
keseluruhan. Meskipun pengeluaran biasanya sebagian orang atau per keluarga
akan relative rendah.
b. Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita akan menentukan besarnya pengeluaran konsumsi
secara keseluran. Pengeluaran Negara sangat besar jika pendapatan perkapita
tinggi
c. Pola konsumsi
Pola konsumsi akan menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi per
orang atau keluarga.

3.1.1 Pola konsumsi

Pengetahuan gizi ialah pengetahuan mengenai makanan serta zat gizi, sumber
zat gizi terhadap makanan. Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya
pengetahuan mengenai norma makanan yang baik, serta pengertian yang kurang
mengenai kontribusi gizi terhadap berbagai jenis makanan akan mengakibatkan problem
kecerdasan serta produktifitas. Pola konsumsi daging ayam broiler mencakup jumlah
konsumsi serta frekuensi makan daging ayam broiler.

a. Cara memperoleh makan


Sebagian besar cara memperoleh makan dengan cara membeli, hanya
dengan 10% memperoleh makan dengan diolahnya oleh diri sendiri.
Keputusan dalam cara memilih untuk membeli dikarenakan alasan simpel.
b. Frekuensi makan daging ayam broiler
Daging ayam broiler ialah salah satu sumber protein bagi tubuh. Sebagai
bahan pangan daging ayam broiler terdiri atas komponen komponen bahan
pangan diantaranya protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air, mineral, serta
pigmen.
Berdasarkan konsumsi jumlah daging ayam, serta frekuensi daging ayam
perminggu. Biasanya 53,33% terhadap tingkat pengetahuan gizi tinggi,
sedang serta rendah mengonsumsi daging ayam sekali pada sehari.
Preferensi masyarakat terhadap daging ayam sangat besar sebab daging
ayam relative terjangkau oleh masyarakat

3.2 Dampak Covid-19 Terhadap produksi dan konsumsi daging ayam broiler

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak terjadi HPK sehingga pendapatan


masyarakat mengakibatkan penurunan, penurunan ini mengakibatkan permintaan
produk unggas menurun khusunya daging ayam. Penurunan berikut mencapai 30 –
50% dari kondisi normal, penurunan itu diakibatkan oleh PSBB yang meminta
mengurangi aktivitas keluar rumah. Kebijakan PSBB mengakibatkan adanya
pembatasan aktivitas masyarakat dengan akses transportasi, akibatnya terjadi
penurunan konsumsi serta jumlah produk yang dibeli oleh masyarakat. Pembatasan
akses transportasi mengganggu ruang motilitas pelaku perunggasan pada distribusi
daging ayam antar kota sebagai akibat gangguan rantai pasokan atau supply chain
management.

Gangguan rantai pasokan mengakibatkan ketimpangan anatar supply dan


demaind. Tingginya supply produk sedangkan demand menurun diiringi dengan
jatuhnya harga daging yang tak terkendali. Penurunan demand mencapai 30 – 40%
dan bobot ayam terjual diatas 1,7 kg. turunnya harga daging mengakibatkan turunnya
pendapatan peternak. Over supply juga menyebabkan turunnya produksi ternak
akibat pembatalan chick in pada beberapa usaha peternakan.

Para peternak telah merasakan turunnya penghasilan semenjak kasus Covid –


19 timbul pada awal bulan Maret 2020. Produksi tetap berjalan normal, akan tetapi
harga daging ayam dan telur menurun, dikarenakan permintaan menurun maka
aktivitas pasar banyak yang terganggu. Selain itu penghasilan masyarakat ikut
menurun sehingga mengakibatkan permintaan daging juga ikut menurun. Covid -19
tidak hanya menyampaikan dampak negative terhadap ayam broiler akan tetapi ada
dampak positifnya ialah prospek pengembangan frozen food daging ayam,
peningkatan tren isu pangan yang ASUH, keringanan pajak terhadap salah satu
sektor usaha broiler yang terlibat dan penyerapan ayam ras peternak mandiri oleh
integrator.

3.3 Permintaan daging ayam di Jawa Barat

Menurut Dinas Pternakan Provinsi Jawa Barat permintaan daging ayam broiler
terus meningkat setiap tahunnya. Di jawa barat sendiri khususnya pada tahun 2008
sampai 2013 kebutuhannya meningkat dari 335.150.999 hingga 563.528.597 kg. selain
memiliki peminat yang banyak daging ayam ini memiliki banyak gizi yang terkandung
seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, vitamin A serta Vitamin B1. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) produksi daging ayam pedaging (broiler) di Indonesia mencapai 3,28 juta
ton pada 2020. Jawa barat menjadi provinsi dengan produksi terbesar yaitu sebanyak
838.149 to. Produksi daging ayam pedaging terfokus dipulau jawa dengan total produksi
2,21 juta ton.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Sektor peternakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
proses pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Adapun
peternakan ayam ras pedaging (broiler) merupakan salah satu komoditas yang
paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan
kebutuhan protein hewani. Secara ekonomi, Indonesia ialah negara
berkembang. Seiring dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk, maka
kebutuhan akan protein hewani bagi masyarakat juga meningkat. Ayam broiler
merupakan salah satu sumber pangan hewani yang memiliki karakteristik daging
yang semakin banyak dikonsumsi sebagai salah satu alternative penyediaan
daging bagi masyarakat, yang dapat berfungsi sebai pengganti daging sapi.
Daging ayam ras (broiler) merupakan pangan sumber protein hewani yang
memiliki nilai gizi yang cukup baik serta mudah dijangkau oleh masyarakat
Indonesia, baik dari sisi ketersediaan maupun harga. Konsumen berpenghasilan
rendah sekalipun dapat memperoleh akses pangan lebih mudah untuk
pemenuhan protein yang berasal dari daging ayam.
2. Ayam broiler ialah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa – bangsa
ayam yang memiliki daya produktivitas yang tinggi, khusunya pada produksi
daging ayam. Selain itu, Ayam broiler ialah jenis ternak yang sangat rentan
terhadap penyakit, oleh karena itu pada pemeliharaannya diperlukan
manajemen pencegahan dengan penanggulangan penyakit yang dilakukannya
oleh peternak maupun suatu usaha peternakan untuk mendapatkan produksi
daging yang baik serta maksimal. Karkas ayam pedaging ialah bagian dari ayam
pedaging hidup, setelah dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak
abdominalnya, dipotong kedua kaki dan leher serta kedua kakinya. Berdasarkan
data survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) perkembangan konsumsi per
kapita daging ayam ras (broiler) masyarakat Indonesia selama sepuluh tahun
terakhir (2010 – 2019) cenderung terus mengalami peningkatan sebesar 5,64%
per tahun.
3. Beberapa faktor yang memepengaruhi permintaan ialah harga barang itu sendiri,
serta harga barang lainnya, biasanya pendapatan masyarakat, jumlah penduduk
serta kesukaan konsumen. Harga daging ayam tersebut memilih jumlah daging
ayam yang diinginkan oleh konsumen. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak
terjadi HPK sehingga mengakibatkan pendapatan masyarakat terjadi penurunan,
penurunan ini diakibatkan dalam permintaan produk unggas menurun khusunya
daging ayam. Penurunan tersebut mencapai 30 – 50% dari kondisi normal,
penurunan itu diakibatkan oleh PSBB yang meminta mengurangi aktivitas keluar
rumah. Menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat permintaan daging ayam
broiler terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu produksi daging ayam terfokus
dipulau jawa dengan total produksi 2,21 juta ton.
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standardisasi Nasional (DSN). 1995. Karkas Ayam Pedaging : SNI 01- 3924-
1995. Pusat Standardisasi – LIPI. Jakarta. http://pphp.deptan.go.id Diakses
pada: 17 September 2013.

Fitriani A, DaryantoHK, NurmalinaR, SusilowatiSH. 2014. Struktur, perilaku dan kinerja


industri broiler Indonesia: pendekatan model simultan. JAgro Ekon.32(2):167-
186

Narantaka, A. 2012. Budidaya Ayam Broiler Komersial. Javalitera. Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai