Oleh :
Kelompok 2
Insy Sabina 200110200032
Endang Ervina 200110200035
Hepia Rahmadita 200110200036
Gilang Mulya Putra 200110200037
Adinda Deaniva Imani 200110200068
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan akhir ini tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu Dr. Ir. Marina
Sulistyati, MS. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
Makalah Laporan Akhir yang berjudul “Analisis Kepemiminan dan Dinamika Kelompok
Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan (KPBS)”. Makalah Laporan Akhir ini
tidak akan selesai jika tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuasaan dan ridha-Nya kepada kami,
dari perencanaan pembuatan makalah hingga pembuatan makalah ini dapat selesai
dengan baik.
2. Dosen Pengampu mata kuliah Organisasi Sosial dan Kepemimpinan, Ibu Dr. Ir. Marina
Sulistyati, MS. yang telah mendukung mahasiswanya serta membagikan ilmu yang
sangat bermanfaat dalam pembuatan makalah ini.
3. Kawan-kawan anggota kelompok 2 (dua) yang telah berusaha semaksimal mungkin
dalam pembuatan laporan akhir ini.Untuk dapat menyusun laporan akhir ini dengan
baik, kami menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu, jika didapati kesalahan-kesalahan maupun kekurangan baik segi teknik
penulisan ataupun isi.
Maka kami memohon maaf dan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk pembuatan
laporan akhir selanjutnya. Kami harap laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
I PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................................................ 1
1.4 Metode Penulisan .................................................................................................................. 2
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................... 3
2.1 Kepemimpinan ...................................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan........................................................................................... 3
2.1.2 Kepemimpinan dengan Pendekatan Sifat ................................................................... 3
2.1.3 Kepemimpinan dengan Pendekatan Perilaku ............................................................ 4
2.1.4 Kepemimpinan dengan Pendekatan Kontingensi ...................................................... 4
2.1.5 Kepemimpinan Berprinsip ........................................................................................... 5
2.2 Dinamika Kelompok/Organisasi ......................................................................................... 5
2.2.1 Pengertian dan Tujuan Kelompok .............................................................................. 5
2.2.2 Struktur Kelompok ....................................................................................................... 6
2.2.3 Fungsi Tugas Kelompok ............................................................................................... 7
2.2.4 Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok .................................................................. 7
2.2.5 Kekompakan Kelompok ............................................................................................... 8
2.2.6 Suasana Kelompok........................................................................................................ 9
2.2.7 Tekanan Kelompok ....................................................................................................... 9
2.2.8 Efektivitas Kelompok ................................................................................................... 9
III DESKRIPSI KELOMPOK ......................................................................................................... 10
3.1 Sejarah Organisasi .............................................................................................................. 10
3.2 Visi dan Misi ........................................................................................................................ 11
3.3 Karakteristik KPBS ............................................................................................................ 11
IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 12
4.1 Kajian Kepemimpinan ....................................................................................................... 12
4.1.1 Kepemimpinan KPBS Pangalengan dalam Perspektif Teori Pendekatan Sifat ... 12
4.1.2 Kepemimpinan KPBS Pangalengan dalam Perpektif Pendekatan Prilaku .......... 12
ii
4.1.3 Kepemimpinan KPBS Pangalengan dalam Perspektif Teori Pendekatan
Situasional.................................................................................................................................... 13
4.1.4 Kepemimpinan KPBS Pangalengan dalam Perpektif Teori Kepemimpinan
Berprinsip .................................................................................................................................... 14
4.2 Kajian Dinamika Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) ............. 15
4.2.1 Tujuan Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) ...................... 15
4.2.2 Struktuk Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) ................... 15
4.2.3 Fungsi Tugas Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) ........... 16
4.2.4 Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok (Koperasi Peternakan Bandung
Selatan) 16
4.2.5 Kekompakan Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) ........... 17
4.2.6 Suasana Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) .................... 17
4.2.7 Tekanan Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) ................... 17
4.2.8 Efektivitas Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) ................ 18
4.3 Hubungan Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan
Bandung Selatan) ............................................................................................................................ 18
V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................................... 20
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 20
5.2 Saran .......................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 21
iii
I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji kepemimpinan ketua kelompok
peternak sapi perah KPBS Pangalengan dilihat dari teori kepemimpinan dengan pendekatan
sifat, pendekatan perilaku, pendekatan kontingensi atau situasional, dan kepemimpinan
berprinsip. Serta menjabarkan dinamika organisasi di KPBS Pangalengan.
1.3 Manfaat Penulisan
1
2. Rekonstruksi kepemimpinan bagi ketua kelompok atau organisasi manapun yang
berguna di dalam penumbuhan jiwa kepemimpinan yang bisa menunjang tercapainya
tujuan kelompok atau organisasi bersama
1.4 Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah ini adalah menggunakan metode deskritif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut.
Data-data yang ada diambil dari literatur yang beredar.
2
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Pendekatan ini menekankan pada atribut/sifat yang ada pada pemimpin, maksud hal
tersesbut merupakan keberhasilan atau kegaggalan seseorang pemimpin banyak
3
ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang
pemimpin. sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan dan keturunan. Jadi,
seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan
karena dibuat atau dilatih.
Beberapa sifat tersebut yaitu :
a. Ambisi dan semangat
b. Hasrat untuk memimpin
c. Kejujuran dan integritas
d. Kepercayaan diri
e. Kecerdasan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan
f. Luwes dalam menyesuaikan perilaku mereka ke dalam situasi yang berlainan
2.1.3 Kepemimpinan dengan Pendekatan Perilaku
4
bergantung atau dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja. Tiap
organisasi atau lembaga memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi atau
lembaga yang sejenispun akan menghadapi masalah yang berbeda karena lingkungan
yang berbeda, semangat, watak, dan situasi yang berbeda-beda ini harus dihadapi
dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.
2.1.5 Kepemimpinan Berprinsip
Dinamika Kelompok secara harfiyah merupakan sebuah kata majemuk, terdiri dari
dinamika dan kelompok, yang menggambarkan adanya gerakan bersama dari
sekumpulan orang atau kelompok dalam melakukan aktivitas organisasi. Dinamika
adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang
dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti
adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok
secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat
kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu
kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan
dapat berubah.
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang
mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.. Kurt Lewin
berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members
but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit
5
yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan
kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi.
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan
yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika
kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses
kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan,
antara lain:
a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai pendapat orang lain
c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
d. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik antara sesama anggota kelompok.
Cartwright dan Zander (1968, 110) menekankan bahwa kejelasan tujuan
kelompok akan sangat berpengaruh pada aktivitas anggota dalam mencapai
tujuan kelompok.
2.2.2 Struktur Kelompok
Struktur kelompok adalah pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok, yang
berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan
antaranggota, pembagian tugas dan sebagainya. Kelompok juga berfungi dan terbentuk
dari interaksi antar anggotanya. Kelompok juga dapat disebut sebagai jaringan kerja
dari hubungan antar manusia dan sebuah kelompok hanya akan efektif jika kerjasama
yang dilakukan antar anggota kelompok tersebut efektif. Ketika dua atau lebih individu
bergabung untuk mencapai suatu tujuan, disaat itulah struktur kelompok berkembang.
Namun norma-norma yang berkembang didalamnya berbeda-beda. Interaksi yang
terjadi antara anggota kelompok terbentuk dari peran-peran kelompok atau aturan-
aturan dan norma-norma yang ada di dalam kelompok. Bahasan utama dalam
perkembangan struktur kelompok adalah norma, peranan dan hubungan antar anggota
kelompok itu sendiri. Setiap kelompok memiliki karateristik pembentuk kelompok,
karakteristik tersebut antara lain :
6
1. Adanya tujuan yang menentukan teritori kelompok dan yang menyatukan semua
anggota
2. Ada pembagian peran untuk mengendalikan konflik
3. Ada norma
4. Adaptasi kelompok pada organisasi
5. Ada dasar sosial budaya
6. Ada keeratan antar anggota
2.2.3 Fungsi Tugas Kelompok
7
kelompok dan ketersediaan fasilitas yang mendukung dalam kegiatan kelompok.
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok :
a. Adaptasi
Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru. Setiap
kelompok, tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil
dinamika kelompok tersebut. Di samping itu proses adaptasi juga berjalan dengan
baik yang ditandai dengan kelenturan setiap anggota untuk menerima ide,
pandangan, norma dan kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa
integritasnya terganggu.
b. Pencapaian Tujuan
Setiap anggota mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka
mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu
mampu terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan
dan kemampuannya.
c. Perkembangan kelompok
Perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi dalam
kelompok.
2.2.5 Kekompakan Kelompok
8
2.2.6 Suasana Kelompok
9
III
DESKRIPSI KELOMPOK
10
bahan setengah jadi yaitu susu, melakukan penjualan ke Industri Pengolahan Susu (IPS),
dan menentukan harga jual atau harga beli susu kepada peternak. Sedangkan MT-II
melakukan proses pembuatan produk susu dan turunanya seperti yoghurt, butter, ice cream
dan keju mozzarella serta mengemas produk susu yang siap didistribusikan ke konsumen
3.2 Visi dan Misi
Karakteristik dari Kooperasi Peternakan Bandung Selatan lebih ke usahanya, kalau mau
ke usaha belajar ke kpbs. Hasil olahan susu KPBS Pangalengn tidak hanya di pasarkan di
kota produksinya akan tetapi di pasarkan di beberapa kota di Jawa Barat mulai dari
Sukabumi, Tasik, Garut dan beberapa Kabupaten kota di Jabar. KPBS Pangalengan bukan
hanya memproduksi susu murni dan susu cokelat tapi meproduksi olahan lain yang
memeliki bahan dasar susu, seperti dodol susu, kerupuk susu, permen susu, keju, dan yogurt
itu di pruduksi oleh KPBS Pangalengan dan sebagian dari home industri. Olahan susu hasil
KPBS Pangalengan memeliki beragam varian rasa, seperti rasa cokelat, rasa strawberry,
susu murni, yang di kemas menggunakan plastik dan cup dengan tulisan KPBS
Pangalengan dan ada logo si kepala sapi yang menjadi ciri khas utamanya.
11
IV
Teori kepemimpinan dengan pendekatan sifat meyakini bahwa pemimpin yang baik
memiliki karakteristik bawaan dari lahir. Menurut Stogdill (dalam Smyth, 1989; Watkins,
1992; dan Dunford, 1995) menyebutkan karakteristik fisik dan kepribadian pemimpin
mencakup antara lain: usia, penampilan, kelancaran berbicara, kecerdasan, enerjik,
dominan, percaya diri, ekstrovert, memiliki dorongan berprestasi, terkait dengan
kepemimpinan yang efektif. Selain itu menurut Keith Davis merumuskan bahwa ada empat
sifat umum yang nampaknya mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, yaitu kecerdasan, Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, Motivasi diri dan
dorongan berprestasi, serta Sikap-sikap hubungan kemanusiaan.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka
kepemimpinan berdasarkan sifat bisa dilihat dari tiga aspek, yaitu intelegensi, kepribadian
dan karakter fisik. Dilihat dari aspek pertama yaitu intelegensi Ketua KPBS Pangalengan
tentu memiliki intelegensi yang lebih baik dari anggotanya mengingat KPBS Pangalengan
merupakan Koperasi yang menjunjung tinggi demokrasi maka orang yang dipilih tentunya
orang yang ahli di bidangnya. Melihat dari keperibadian ketua KPBS Pangalengan maka
tentu beliau merupakan pribadi yang baik karena alasan para anggota memilih beliau bukan
lain karena kepribadian yang luhur.
4.1.2 Kepemimpinan KPBS Pangalengan dalam Perpektif Pendekatan Prilaku
Teori kepemimpinan ini mencoba mengkaji perilaku atau tindakan pemimpin dalam
mempengaruhi dan/atau menggerakkan para pengikutnya guna mencapai suatu tujuan.
Dalam pengembangannya yang modern Martin Evans dan Robert House secara terpisah
telah menulis karangan dalam subyek yang sama. Secara pokok teori path-goal berusaha
untuk menjelaskan pergaruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan
pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Menurut teori path-goal versi House, gaya
kepemimpinan terdiri dari kepemimpinan direktif, supportive, partisipatif, dan achivement
oriented.
Koperasi memilih pemimpin yang berasal dari anggotanya sendiri, lalu diberikan
tanggung jawab dan wewenang terhadap kepengurusan koperasi. Hal ini menunjukkan
12
bahwa keputusan bisnis diputuskan bersama, ditetapkan pada rapat anggota tahunan
(RAT), begitu pula yang terjadi di KPBS Pangalengan. Hubungan antara seluruh
komponen sistem dalam koperasi berjalan dengan baik, memiliki kedudukan yang sama,
diposisikan sebagai sebuah pekerjaan dari dan untuk anggota, sehingga semua anggota
merasa memiliki dan wajib menjaga keberlangsungan usaha tersebut. Gaya kepemimpinan
demokratis yang kuat menjadikan pimpinan Koperasi menjadi lebih bijaksana dalam
menentukan keputusan.
4.1.3 Kepemimpinan KPBS Pangalengan dalam Perspektif Teori Pendekatan
Situasional
Gaya kepemimpinan yang paling optimal sangat beragam tergantung pada (1) sifat,
kemampuan, dan keterampilan pemimpin, (2) perilaku bawahan, dan (3) kondisi dan situasi
lingkungan (Dunford, 1995); atau seperti dikemukakan oleh Sweeney dan McFarlin (2002)
bahwa “Pada lingkungan apapun, memperhitungkan konteks mencakup bagaimana
karakteristik situasi, pemimpin, dan pengikutnya, semuanya berkombinasi mempertajam
strategi perilaku pemimpin”. Dengan demikian gaya kepemimpinan yang efektif atau
optimal merupakan hasil penerapan strategi mempengaruhi anggota dengan
mempertimbangkan dan mengkombinasikan karakteristik pemimpin, anggota (pengikut),
dan konteks situasi.
Hersey dan Blanchard (Yukl, 1989) mengembangkan teori kepemimpinan yang
pada awalnya disebut “life cycle theory of leadership” dan kemudian dinamakan
“situational leadership theory”. Argumen dasar dari teori ini adalah kepemimpinan yang
efektif memerlukan kombinasi yang tepat antara perilaku berorientasi tugas dan perilaku
berorientasi hubungan, serta mempertimbangkan tingkat kematangan bawahan.
Berdasarkan kombinasi tersebut dapat diterapkan beberapa gaya kepemimpinan telling,
selling, participative dan delegating.
Dalam kondisi tertentu atau situasional pimpinan KPBS Pangalengan mengambil
keputusan mengikutsertakan seluruh pendapat anggota organisasi, sehingga setiap anggota
memilki tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas, karena merasa ikut andil untuk
menentukan kebijakan. Namun proses pengambilan keputusan yang melibatkan anggota
ini juga memiliki sisi lemah, proses menjadi lebih lambat. Pemimpin harus
mempertimbangkan semua sudut pandang anggota, dan pemimpin harus memikirikan
faktor psikologis anggota yang berbanding terbalik dengan kecepatan pengambilan
13
keputusan. Gaya kepemimpinan demokratik dalam pemeliharaan hubungan dengan setiap
anggota akan menjaga keseimbangan hubungan antara semua stakeholders yang terlibat.
4.1.4 Kepemimpinan KPBS Pangalengan dalam Perpektif Teori Kepemimpinan
Berprinsip
14
4.2 Kajian Dinamika Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
4.2.1 Tujuan Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang
seorang demi kepentingan bersama (O’Sullivan, 2003). Koperasi melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas
kekeluargaan. Prinsip koperasi adalahsuatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan
petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Tujuan adanya
kelompok ini adalah sebagai wadah berorganisasi, pembelajaran, wahana bekerjasama,
dan unit produksi yang mampu menghasilkan solusi dan rekomendasi bagi kemajuan
kelompoknya hingga masyarakat secara luas.
KPBS Pangalengan dengan wilayah kerja yang cukup luas mampu dengan
konsisten mewujudkan visi, misi, dan pilar yang dilandasi nilai-nilai moral dan
agama sehingga anggota merasakan manfaat yang nyata dalam wadah KPBS
Pangalengan.
4.2.2 Struktuk Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
Sebagai sebuah koperasi yang memiliki beberapa unit usaha dalam upaya
mencapai sasaran dan juga untuk menjalankan roda organisasi serta usaha
koperasi, maka KPBS Pangalengan membentuk struktur organisasi yang dapat
menjamin mekanisme kerja yang efektif dan efisien. Struktur organisasi
15
menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing
unsur yang ada dalam struktur organisasi tersebut. Berdasarkan undang-undang
Republik Indonesia. No. 25 Tahun 1992 Tentang perkoperasian pada pasal 21,
disebutkan bahwa perangkat koperasi terdiri dari:
Rapat Anggota
Pengurus
Pengawas
4.2.3 Fungsi Tugas Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
Fungsi tugas internal untuk menyetor susu dengan kualitas baik lebih ringan karena
anggota akan saling membantu. Kebijakan ketua dapat mengurangi jatah pengambilan
konsentrat dan beras sehingga mengurangi tunggakan anggota dan menjadikan
terlaksananya tugas eksternal yang diberikan koperasi kepada ketua untuk meniadakan
tunggakan kepada koperasi.
Kepedulian yang membuat kedekatan yang lebih diantara anggota saat ini membuat
mereka sama-sama ingin terus menjalankan usaha sapi perahnya dan menjaga keutuhan
kelompok. Mereka ingin menyetor susu kepada koperasi sehingga tugas internal dan
eksternal kelompok terlaksana.
4.2.4 Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok (Koperasi Peternakan Bandung
Selatan)
16
5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
6. Pembagian sisa hasil usaha
7. Penggabungan, peleburan, pembagian dan atau pembubuaran koperasi
4.2.5 Kekompakan Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
Sebagaimana dilihat dari fungsi tugas kelompok, dimana KPBS Pengalengan sangat
peduli terhadap sesama anggota ataupun pengurus. KPBS Pangalengan selalu
berusaha menempatkan diri sebagai organisasi yang mengutamakan kepentingan
anggota, bekerja secara gotong royong agar semua anggota mendapatkan
kesejahteraan yang sama. Budaya ini dipertahankan secara turun menurun oleh
semua anggota, disampaikan melalui rapat anggota atau rapat harian pada setiap
KOMDA. KPBS tidak segan-segan mengeluarkan anggotanya ketika menyalahi
aturan organisasi. Pada KPBS kepentingan bersama jauh lebih penting dari
kepentingan pribadi, jadi tidak boleh keuntungan diambil sendiri oleh pengurus.
Sebagai langkah preventif, KPBS memiliki pengawas yang harus mengawasi
kinerja pengurus. Hasil keuntungan dibagikan kepada seluruh anggota, dengan nama
Sisa Hasil Usaha (SHU).
4.2.6 Suasana Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
Kepercayaan/trust anggota satu sama lain, anggota terhadap ketua dan ketua
terhadap kinerja kelompoknya sudah cukup baik.Partisipasi didalam kelompok sudah
cukup baik. Mereka sudah memiliki kesadaran dan keinginan untuk ikut serta dalam
setiap kegiatan kelompok, membantu sesama anggota maupun non anggota,
mengeluarkan pendapat dan merasakan kenyamanan didalam kelompok seperti berada
17
didalam lingkungan keluarga sendiri. Resprositas atau rasa timbal balik yang ada
didalam kelompok sudah baik. Tingkat kepedulian sesama anggota untuk saling
membantu dan memberi perhatian saat dibutuhkan sudah baik. Suatu kelompok yang
memiliki rasa resiprositas/ timbal balik yang kuat akan memberikan dampak positif
pada kelompok berupa kuatnya ikatan antar anggota dalam kelompok. Permasalah yang
ada dalam kelompok akan mudah teratasi dan mereka semangat untuk membangun
kemajuan kelompok
4.2.8 Efektivitas Kelompok KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan)
18
merasa ikut andil untuk menentukan kebijakan. Namun proses pengambilan
keputusan yang melibatkan anggota ini juga memiliki sisi lemah, proses menjadi lebih
lambat. Pemimpin harus mempertimbangkansemua sudut pandang anggota, dan
pemimpin harus memikirikan faktor psikologis anggota yang berbanding terbalik dengan
kecepatan pengambilan keputusan.Gaya kepemimpinan demokratik dalam pemeliharaan
hubungan dengan setiap anggota akan menjaga keseimbangan hubungan antara
semua stakeholders yang terlibat.
19
V
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Koperasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi. November 6, 2022
Dessler, G. 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Prenhallindo. Jakarta
Eka, Novina S. 2012. KOPERASI SEBAGAI PENUNJANG PEREKONOMIAN BANGSA
Struktur Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi Studi Kasus pada
Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. IPB . Bogor
Forsyth, D.R. 1983. An introduction to group dynamics. California:Brooks/Cole Publishing
Company
Hessel NS, Tangkilisan. 2007. Manajemen Publik. Jakarta(ID): PT Grasindo.
Smyth, John. (Ed.). (1989). Critical Perspectives on Educational Leadership. London: The
Palmer Press.
Sweeney, P.D. and McFarlin, D. . (2002). Organizational Behavior: Solutions for Management.
New York: McGraw-Hill/Irwin.
Thoha, Miftah. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada
Watkins, Peter. 1992. A Critical Review of Leadership Concpets and Research: The
Implication for Educational Administration. Geelong: Deakin University Press.
Yukl, Gary A. (1989). Leadership in Organizations. 2nd Ed.New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc.
21
Yukl, G. 1998. Kepemimpinan dalam Organisasi. Prenhallindo. Jakarta.
22