Anda di halaman 1dari 2

NUR WAKHID SALAMUDIN

23010118140089

KELAS KP3 B

S1 PETERNAKAN

KUIS KP3
1. Apa yang saudara ketahui tentang UU yang berhubungana dengan peternakan.
2. Bagaimanakah perkembangan peternakan di Indonesia saat ini.
a. Jelaskan perbedaan berdasarkan katagori ternak
b. Wilayah mana di Indonesia
yang merupakan sektor basis atau potensial berdasarkan model LQ?
3. Apa saja kebijakan yang ada saat ini untuk pembangunan bidang peternakan. Jelaskan mi
nimal 2 beserta landasan hukumnya.
Jawaban dengan file nama_nim_kelas_ prodi diunggah SEBELUM tanggal 3 April
2021 ke http://bit.ly/kuis_KP3

JAWAB

1. Yang saya ketahui UU atau undang-undang yang mengatur dan berhubungan dengan
peternakan yaitu ada :
 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
 Peraturan Menteri Pertanian No.54/Permentan/OT.140/2006
 RPJP dan RPJM Pemerintah RI Tahun 2009 –2025•UU No. 7 dan 8 Tahun 2006
tentang Pangan
 UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
 UU No. 16/1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan

2. A. Sektor peternakan masih berperan penting bagi proses pembangunan, terutama di daerah
pedesaan. Dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kontribusi sektor
peternakan sebesar 1,57% terhadap PDB Nasional Tahun 2017. Peningkatan produksi
mendongkrak PDB sektor peternakan 2017 sebesar Rp. 148,5 Triliun naik Rp. 23,2 Triliun dari
2013 sebesar Rp. 125,3Triliun.
- Kategori unggas : Populasi unggas (ayam pedaging, ayam petelur, ayam lokal dan itik)
pada tahun 2004 berturut-turut mencapai 895 juta ekor, 80 juta ekor, 271 juta ekor dan 35
juta ekor (DITJEN BP PETERNAKAN, 2004) . Usaha ayam ras dilihat dari sisi produksi
telah mampu memanfaatkan peluang pasar yang ada. Peternakan ayam ras telah
berkembang menjadi suatu industri yang terintegrasi secara vertikal dan sangat dinamis
karena didukung oleh perusahaan yang padat modal dengan sistem manajemen yang
modern . Pada segmen hulu, perusahaan besar tersebut mengembangkan dan menguasai
industri mulai dari bibit, pakan dan obat serta vaksin, yang dalam peranannya bertindak
sebagai motor penggerak pemasok input. Produk primer dalam bentuk karkas memang
merupakan preferensi sebagian masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau dan tidak
memerlukan fasilitas pendingin (cold storage) . Perkembangan pasar dan harga produk
perunggasan untuk komoditas ayam ras, baik pedaging maupun petelur sangat
berfluktuatif tergantung dari kesediaan pasokan input dan output. Hal tersebut pada
perunggasan ayam lokal dan itik tidak terlalu berpengaruh . Pada akhir tahun 2004 situasi
pasar komoditas ayam ras cukup memberikan keuntungan yang relatif baik dibandingkan
dengan periode tahun 2003 akibat merebaknya penyakit flu burung (PINSAR, 2004) .

- Kategori ruminansia : permintaan dibidang ruminansia meningkat tiap tahunya, namun


produksi ternak ruminansia dalam negeri dinilai belum mampu memenuhi permintaan
pasar, sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan impor. Akan tetapi
pemerintah jga terus memberdayakan para peternak terutama ruminansia untuk
merangsang peternak dalam melakukan peningkatan populasi ternak ruminansia.

b. Setiap wilayah provinsi memiliki dominasi jenis ternak tertentu. Populasi sapi perah dan sapi
potong paling tinggi terdapat di di Jawa Timur, Kerbau di Nangro Aceh Darussalam (NAD),
Kuda di Sulawesi Selatan, Kambing di Jawa Tengah, Domba di Jawa Barat, dan babi di NTT.
Semua data tersebut mengacu pada model LQ . yang dimana nilai LQ setiap daerah masing-
masing tersebut lebih dari 1 (LQ>1); LQ > 1 : sektor basis, artinya ternak i di suatu wilayah
memiliki keunggulan komparatif

3. Kebijakan saat ini yang mempengaruhi pembangunan disektor peternakan antara lain yaitu
kebijakan PP Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Peternak dan kebijakan PP Nomor 82
Tahun 2000 Tentang Karantina Hewan.
a. Kebijakan PP Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Peternak, kebijakan ini
dibuat untuk memberi kemudahan dalam rangka pemberdayaan peternak untuk peternak
yang jenis dan jumlah ternaknya dibawah skala usaha tertentu yang tidak memerlukan
izin, serta memberi kemudahan kepada peternak yang jenis dan jumlah ternaknya di atas
skala usaha tertentu yang wajib memiliki izin diatur dalam peraturan pemerintah
tersendiri.
b. kebijakan PP Nomor 82 Tahun 2000 Tentang Karantina Hewan. Kebijakan ini dibuat
untuk mengatur masalah jasa karantina ( persyaratan karantina, tindakan karantina
terhadap pemasukan, jenis hama penyakit karantina hewan , dll) dan transit alat angkut,

Anda mungkin juga menyukai