Anda di halaman 1dari 7

Widyariset | Vol. 5 No. 2 (2019) Hlm.

47 - 53

KAJIAN PEMANFAATAN ECENG GONDOK (Eichornia


crassipes) SEBAGAI PAKAN TERNAK ITIK ALABIO (Anas
platyrhynchos Borneo)

STUDY ON THE UTILIZATION OF WATER HYACINTH (Eichornia


crassipes) AS AN ALABIO DUCKS (Anas platyrhynchos Borneo)
FEED

Siska Fitriyanti
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
Jalan Dharma Praja I Komplek Perkantoran Gubernur prov. Kalimantan Selatan, Banjarbaru, 70733
Pos el: siska.fitriyanti@kalselprov.go.id

ARTICLE INFO Abstract


Article history An efficient feeding strategy is utilizing abundant and nutritious local
Received date resources for livestock. Fermented hyacinths can be used as a substitute
2018-01-11 feed for ducks, which are widely available in natureand still not well
utilized. On the other hand, water hyacinth also has a fairly good
Received in revised form date nutritional content to serve as a ducks feed intake. The purpose of this
2019-07-14 study is to determine the effect of feed consisting of water hyacinth
fermentation to the growth of Alabio ducks. The results obtained
Accepted date
were feed with 75% concentration of fermented hyacinths giving the
2019-07-15 best result for Alabio duck growth when compared with duck given
Available online date commercial feed.
November 2019
Keywords: Water hyacinths, Eichornia crassipes, Alabio ducks,
Fermented feed

Kata kunci: Abstrak


Eceng gondok Strategi pemberian pakan yang efisien adalah memanfaatkan sumber
Eichornia crassipes daya lokal yang melimpah dan bernilai gizi bagi ternak. Salah satunya
adalah melalui pemanfaatan eceng gondok dengan cara fermentasi.
Itik Alabio Eceng gondok sebagai bahan pakan alternatif sangat mudah untuk
Pakan fermentasi didapatkan karena bahan ini tersedia banyak di alam dan masih belum
termanfaatkan dengan baik. Eceng gondok juga memiliki kandungan
nutrisi yang cukup tinggi untuk dijadikan sebagai pakan ternak
unggas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan yang
terdiri atas eceng gondok fermentasi terhadap pertumbuhan itik Alabio.
Hasil yang diperoleh adalah pakan dengan kadar 75% eceng gondok
fermentasi memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan itik alabio jika
dibandingkan dengan ternak itik yang diberikan pakan komersil.

©2019Widyariset. All rights reserved


DOI: http://dx.doi.org/10.14203/widyariset.5.2.2019.47-53 11
Widyariset | Vol. 5 No. 2 (2019) Hlm. 47 - 53

PENDAHULUAN Hasil analisis kimia menyatakan


Eceng gondok (Eichornia crassipes) bahwa eceng gondok mengandung bahan
adalah gulma dan dianggap sebagai organik yang kaya akan vitamin, mineral,
tanaman penganggu. Eceng gondok dan lemak yang cukup tinggi. Kandungan
dapat tumbuh dan berkembang biak proteinnya cukup tinggi, yaitu antara
dengan cepat sehingga diperlukan upaya 12–18% dan memiliki kandungan asam
untuk menanganinya agar tidak meng- amino yang cukup lengkap (Muchtaromah,
ganggu dan merusak lingkungan. Peman- Susilowati, and Kusumastuti 2012).
faatan eceng gondok dalam skala besar Beberapa bangsa itik lokal di
dapat menjadi salah satu cara pengendalian Indonesia yang terkenal antara lain itik
pertumbuhan eceng gondok (Güereña et al. tegal, bali, mojosari, itik magelang, dan
2015). itik alabio (Maulani, Sutopo, and Kurni-
Saat ini eceng gondok dimanfaatkan anto 2016). Itik alabio (Anas platyrhynchos
sebagai tanaman yang dapat mengurangi Borneo) merupakan salah satu sumber
pencemaran perairan karena memiliki plasma nutfah unggas lokal di Kalimantan
kemampuan untuk menyerap bahan-bahan Selatan yang mempunyai keunggulan
pencemar perairan seperti logam berat dan sebagai penghasil telur produktif (Suryana
senyawa sulfid. (Shahabaldin Rezania, 2016). Kemampuan produksi telur itik
Ponraj, et al. 2016) menyatakan bahwa sangat dipengaruhi oleh kondisi ling-
eceng gondok mampu mengasimilasi kungan dan kualitas ransum. Bahan pakan
polutan logam berat dalam jumlah besar. yang digunakan peternak untuk menyusun
Tingkat penyerapan limbah oleh eceng pakan itik Alabio di Kalimantan Selatan
gondok ini juga sangat tergantung dengan sebagian besar sama, tetapi ada beberapa
tingkat optimal pertumbuhannya peternak yang menggunakan bahan pakan
(Shahabaldin Rezania, Taib, et al. 2016; berbeda, disesuaikan dengan ketersedian
S Rezania et al. 2017). bahan pakan lokal di daerah setempat.
Tanaman eceng gondok umumnya Susunan ransum dalam pakan unggas
tumbuh secara liar di semua perairan yang baik seharusnya terdiri atas zat-zat
umum di Indonesia. Pertumbuhannnya makanan yang mengandung karbohidrat,
sangat cepat terutama apabila kondisi lemak, protein, vitamin, dan mineral.
lingkungannya sangat mendukung. Selain itu perlu juga diperhatikan kan-
Tanaman eceng gondok dapat berkembang dungan energinya mengingat tingkat
pesat dalam kondisi air yang mengandung energi ransum sangat menentukan banyak-
nutrien yang tinggi, terutama di daerah nya makanan yang dikonsumsi.
yang memiliki kadar nitrogen, potassium
dan posphat. Lingkungan perairan dengan
tingkat salinitas yang tinggi sebenarnya METODE
berpengaruh negatif pada pertumbuhan Penelitian dilakukan di Balai Pengkajian
(Eisa et al. 2012) dan produktivitas eceng dan Pengembangan Pertanian Terpadu
gondok. Walaupun demikian ada beberapa (BP3T) yang terletak di kecamatan
tumbuhan dalam jenis ini yang memiliki Tambang Ulang. kabupaten Tanah Laut,
mekanisme fisiologis untuk dapat ber- provinsi Kalimantan Selatan.
tahan dalam lingkungan bersalinitas tinggi Bahan-bahan yang digunakan dalam
(Wang et al. 2015). penelitian ini adalah itik Alabio (umur 21
hari saat awal perlakuan), eceng gondok,

48
Siska Fitriyanti | Kajian Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)...

pakan komersial, EM4 (Effective Micro- atas empat perlakuan dan tiga ulangan,
organisms 4, suatu produk komersial yang setiap perlakuan menggunakan lima ekor
merupakan cairan mengandung mikro- itik Alabio (tiga ulangan) seperti disajikan
organisme fermentasi, berfungsi untuk pada Tabel 1.
memfermentasi bahan organik), molase,
Tabel 1. Kelompok perlakuan
gula jawa, dedak, tepung ikan, mineral
mix, dan vitamin unggas. Kode Eceng Tepung Dedak
Gondok Ikan
Peralatan yang digunakan adalah
A 100% pakan komersil (kontrol)
kandang itik, mesin tepung pakan,
kolam, tempat makan dan minum B 25% 31% 44%
itik, timbangan, dan label nama. C 50% 16% 34%
D 75% 3% 22%
Persiapan Kandang
Parameter yang dilihat dalam pene-
Kandang pemeliharaan itik terbuat dari litian ini adalah perbandingan perkem-
bahan paring yang dicuci terlebih dahulu, bangan bobot itik antar-kelompok perlakuan.
kemudian dibuat menjadi ruang beruku- Bobot itik ditimbang setiap dua minggu
ran 2 x 2 meter untuk setiap perlakuan. sekali sebanyak empat kali penimbangan
(kurang lebih selama dua bulan). Selain
Pembuatan Pakan Itik itu juga diamati data sintasan (persentase
jumlah itik yang hidup). Perbedaan antara
Fermentasi eceng gondok mengadaptasi perlakuan untuk setiap parameter uji di-
metode dari penelitian Fitrihidjajati et al. lihat melalui uji F (sidik ragam) pada
(2015) yang telah dimodifikasi. Eceng tingkat kepercayaan 95%. Uji lanjutan di-
gondok diambil dari perairan setempat gunakan bila uji F memberikan hasil ber-
sebanyak yang diperlukan selama pe- beda nyata (Gomez and Kwancai 1995).
nelitian. Akar eceng gondok dibuang,
kemudian eceng gondok di potong-potong
kecil ukuran 2–3 cm. Eceng gondok HASIL DAN PEMBAHASAN
dikeringkan dengan cara dijemur untuk Hasil analisis laboratorium sesudah dan
kemudian dilakukan proses fermentasi sebelum fermentasi disajikan pada Tabel
dengan cara menambahkan probiotik 2. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
EM4, cairan molase, dan air gula, Eceng kadar protein eceng gondok fermentasi
gondok kemudian disimpan dalam plastik lebih tinggi daripada eceng gondok
(kedap udara, kondisi anaerob) selama 21 non-fermentasi, sedangkan kadar air dan
hari. Selanjutnya eceng gondok yang telah kadar serat kasar eceng gondok fermen-
selesai difermentasi di timbang sesuai tasi lebih rendah daripada eceng gondok
perlakuan dan dotambahkan dengan bahan non-fermentasi. Hal ini mengindikasikan
lain. Pakan konsentrat diberikan sebanyak eceng gondok fermentasi memiliki kualitas
30% dari biomassa itik dengan frekuensi zat yang lebih baik untuk diolah sebagai
tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore. pakan ternak.

Rancangan Percobaan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri

49
Widyariset | Vol. 5 No. 2 (2019) Hlm. 47 - 53

Tabel 2. Hasil analisis uji laboratorium terhadap


kandungan eceng gondok (%)

Parameter Eceng Eceng Gondok


analisis Gondok Fermentasi
Kadar air 92,6 82,35
Kadar abu 9,5 7,42
Kadar protein 1,00 14,78
Kadar lemak 0,2 0,08
Kadar serat 20,12 16,49
kasar Gambar 1. Grafik pertumbuhan berat mutlak itik
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar
Lambung Mangkurat (2017) 1, terlihat bahwa di akhir penimbangan,
pertumbuhan yang paling tinggi terdapat
Itik yang telah dibagi menjadi empat pada kelompok perlakuan D, yaitu pakan
kelompok perlakuan dengan kombinasi dengan 75% eceng gondok fermentasi.
pakan yang berbeda ditimbang bobotnya Pertumbuhan kelompok D bahkan me-
setiap dua minggu sekali sebanyak empat lebihi pertumbuhan kelompok A (kontrol).
kali. Data hasil penimbangan disajikan Hal ini sepertinya disebabkan pakan
dalam bentuk tabel dan grafik sebagai kelompok D lebih diminati ternak itik
berikut. sehingga konsumsi pakan lebih optimal.
Tabel 3. Pertumbuhan Berat Mutlak Itik (Kg)
Tingkat pertumbuhan terendah didapat
dari kelompok B, dengan kandungan eceng
Pengamatan Pada Sampling ke- gondok 25%. Hal ini kemungkinan di-
Grup Selisih sebabkan tekstur pakan kurang disukai oleh
1 2 3 4
ternak itik. Tekstur pakan B masih cukup
A1 3,86 4,9 8,22 9,43 5,57 kasar karena komposisi eceng gondok yang
A2 3,785 4,4 6,43 6,07 2,285 lebih sedikit daripada campuran dedak
A3 4,245 4,95 7,4 8,59 4,345 dan mineral campuran lainnya, sehingga
B1 4,255 4,485 6,29 7,74 3,485 kandungan air yang didapat dari eceng
B2 3,88 4,632 7,23 7,15 3,27 gondok lebih sedikit. Dengan demikian
B3 4,035 5,22 7,09 7,88 3,845 hal ini juga menjelaskan mengapa pakan D
C1 3,72 4,83 6,79 6,57 2,85 lebih disukai ternak itik. Komposisi eceng
C2 4,05 5,13 7,7 8,37 4,32
gondok yang lebih tinggi juga mengandung
air yang lebih banyak, sehingga hasil akhir
C3 3,98 5,03 8,27 8,47 4,49
pakan campuran menjadi lebih lembut.
D1 3,61 4,445 7,7 8,7 5,09
D2 4,285 4,99 7,04 8,09 3,805
D3 4,015 5,97 8,53 9,79 5,775 Sintasan
Sumber: Data primer yang diolah (2017)
Sintasan adalah persentase dari semua jum-
lah itik yang hidup pada setiap perlakuan
selama percobaan atau daya kelangsungan
hidup. Hasil penelitian yang dilakukan se-
lama 60 hari memperlihatkan bahwa nilai
rerata sintasan cukup bervariasi berkisar
93,33–100% dapat dilihat pada Tabel 4.

50
Siska Fitriyanti | Kajian Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)...

Tabel 4. Persentase Sintasan (%) itik Alabio yang diberikan untuk pertumbuhan itik
Alabio. Data total pakan yang diberikan
Kelangsungan Hidup (%) dan FCR itik Alabio selama penelitian
Ulangan
A B C D dapat dilihat pada Tabel 5.
1 80 80 100 100
Tabel 5. Data Rerata rasio konversi pakan (FCR)
2 80 100 80 100
selama penelitian
3 60 100 100 80
Jumlah 220 280 280 280 Per- Ulangan
Jumlah Rerata
Rata-rata 73,3 93,3 93,3 93,3 lakuan 1 2 3
Sumber: Hasil data primer yang diolah (2017) A 0,42 0,69 0,46 1,57 0,785
B 0,57 0,78 0,61 1,96 0,98
Data yang disajikan pada Tabel 4 dan C 0,78 0,5 0,58 1,86 0,93
Gambar 1 memperlihatkan persentase daya
D 0,46 0,41 0,48 1,35 0,675
kelangsungan hidup yang secara statistik Sumber: data primer yang telah diolah (2017)
tidak terdapat perbedaan yang nyata. Nilai
terendah pada perlakuan A (73,3%). Alasan Pada Tabel 5 memperlihatkan rerata
persentase daya hidup kelompok A (pakan FCR. Secara statistik tidak terdapat per-
komersil) paling terendah diduga karena bedaan yang nyata antar perlakuan. FCR
perebutan pakan yang terjadi di antara itik terbaik terdapat pada perlakuan D (0,675),
dalam kandang. kemudian diikuti oleh perlakuan A (0,78)
Perlakuan B, C, dan D mempunyai dan C (0,93) dan yang terakhir perlakuan B
sintasan yang sama, yaitu 93,3 %, hal ini (0,98). Semakin tinggi nilai konversi pakan
diduga karena pemberian pakan yang berarti semakin rendah daya guna pakan.
sudah diberikan sesuai rumus dan masa Tingginya konversi pakan disebabkan oleh
aklimatisasi pada pakan yang dibuat rendahnya daya cerna bahan pakan karena
sehingga daya tarik dan respon itik pada tingginya kandungan serat kasar dalam
pakan tersebut masih dalam tahap pem- ransum yang menyebabkan daya cerna
biasaan, sehingga tidak terjadi persaingan zat-zat makanan lainnya menurun. FCR
mendapatkan pakan seperti hanya pada perlakuan D lebih baik karna jumlah bahan
kelompok A. Walaupun demikian seiring eceng gondok fermentasi yang diberikan
waktu pemeliharaan respon dan daya tarik lebih banyak, yaitu 75% sehingga kadar
itik terhadap pakan yang terbut dari eceng air dalam kandungan eceng gondok lebih
gondok fermentasi semakin lama maka besar sehingga tekstur dan aroma pakan
akan semakin meningkat. lebih lembut dan menarik nafsu makan
itik sedangkan perlakuan yang terbesar,
Rasio Konversi Pakan (FCR) yaitu pada perlakuan B karena perlakuan
ini merupakan pemberian pakan dengan
FCR merupakan gambaran tentang tingkat komposisi eceng gondok 25%, tepung ikan
efisiensi pakan yang diberikan. Semakin 31% dan dedak 44%, dengan demikian
kecil rasio konversi pakan, semakin efisien tekstur yang dihasilkan dari bahan eceng
pakan yang diberikan dalam menunjang gondok 25% ini teksturnya kasar dan
pertumbuhan itik. Hasil penelitian yang aromanya menyengat karena kadar air pada
dilakukan selama 60 hari memperlihatkan perlakuan B sangat sedikit sehingga teks-
bahwa nilai rerata FCR cukup bervariasi. tur dan aroma pakan tidak disenangi dan
Nilai rasio konversi pakan digunakan daya tarik itik kurang pada pakan tersebut
untuk mengetahui baik buruknya pakan

51
Widyariset | Vol. 5 No. 2 (2019) Hlm. 47 - 53

sehingga pakan yang diberikan sering menjadi Balai Pelatihan Pertanian Terpadu
tersisa banyak. (BP2T) provinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian yang dilakukan oleh
Rompas et al. (2016) yang juga meng-
gunakan eceng gondok fermentasi sebagai DAFTAR ACUAN
campuran ransum itik yang bertujuan Bayyinatul, M, R Susilowati, and A Kusu-
untuk mengetahui pengaruh efek eceng mastuti. 2012. “Pemanfaatan Tepung
Hasil Fermentasi Eceng Gondok
gondok fermentasi dalam kecernaan (Eichornia crassipes) sebagai Cam-
bahan kering dan bahan organik. Penelitian puran Pakan Ikan untuk Meningkatan
mereka menyatakan bahwa eceng gondok Berat Badan dan Daya Cerna Protein
dapat digunakan hingga 30% dalam ransum Ikan Nila Merah (Oreochromis sp).”
pakan itik berdasarkan kemampuan cerna Jurnal Universitas Negeri Malang.
bahan kering dan organiknya. Penelitian ini Eisa, S, S Hussin, N Geissler, and H W
sampai pada aplikasi pemberian pakan Koyro. 2012. “Effect of NaCl Salinity
terhadap itik Alabio yang berumur di atas on Water Relations, Photosynthesis
delapan minggu (Rompas et al. 2016). and Chemical Composition of Qui-
noa(Chenopodium quinoa Wild) As
Dengan demikian terdapat perbedaan A Potential Cash Crop Halophyte.”
dengan hasil penelitian terdahulu, bahwa Aust. J. Crop. Sci 357 - 368.
ternyata eceng gondok fermentasi dapat
Gomez K. A dan Gomez A. A. 1995.
dimasukkan sebagai penyusun ransum Prosedur Statistik Untuk Penelitian
hingga 75% dan menghasilkan nilai bobot Pertanian. Edisi Kedua. Jakarta: UI-
tertinggi pada itik Alabio usia sebelas Press.
minggu. Guerena, D, H Neufeldt , J Berazneva, and
S Duby . 2015. “Water hyacinth con-
trol in Lake Victoria: Transforming
KESIMPULAN An Ecological Catastrophe Into Eco-
Eceng gondok yang difermentasi me- nomic, Social, and Environmental
Benefits.” Suistainable Production
miliki kandungan protein yang lebih tinggi. and Consumption (3) 59 - 69.
Oleh karena itu eceng gondok fermentasi
berpotensi besar sebagai bahan baku pakan Maulani, N L, Sutopo, and E Kurnianto.
2016. “Keragaman Genetik Itik
ternak. Kadar eceng gondok sebanyak 75% Magelang Berdasarkan Lebar Kalung
dalam komposisi pakan terbukti lebih ber- Leher Melalui Analisis Protein
pengaruh positif pada pertumbuhan ternak Plasma Darah di Satuan Kerja Itik
itik. Dengan demikian, penggunaan eceng Banyubiru Ambarawa.” Jurnal Sain
gondok selain baik dari segi nutrisi, juga Peternakan Indonesia 11 (1) 23 - 30.
mampu mengurangi biaya pakan ternak. Rezania, S, M FM Din, S M Taib, F A
Dahalan, and A R Songip. 2016a
. “The Efficient Role of Aquatic
UCAPAN TERIMA KASIH Plant (Water Hyacinth) In Treating
Domestic Wastewater In Continuous
Terima kasih penulis ucapkan untuk System.” Int J Phyto Remediation
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan 18(7) 679 - 685.
penelitian ini, terutama bagi Balai Rezania, S, M Ponraj, A Talaiekhozani, S
Penelitian dan Pengembangan Terpadu E Mohamad, and M FM Din. 2015.
(BP3T) prov. Kalimantan Selatan, yang “Perspectives of Phyto Remediation
sekarang sudah berganti nomenklatur Using Water Hyacinth For Removal
of Heavy Metals, Organic And In-

52
Siska Fitriyanti | Kajian Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)...

organic Pollutants in Wastewater.”


Journal of Environmental Manage-
ment (163) 125 - 133.
Rezania, S, M Ponraj, Md Din M Fadhil,
S Chelliapan, and F MdSairan.
2016b. “Effectiveness of Eichhornia
crassipes In Nutrient Removal From
Domestic Wastewater Based On Its
Optimal Growth Rate. Desalination
and Water Treatment 57(1) 360 - 365.
Rompas, R, B Tulung, J S Mandey, and
M Regar. 2016. “Penggunaan Eceng
Gondok Terfermentasi (Eichhornia
crassipes) Terfermentasi dalam Ran-
sum Itik Terhadap Kecernaan Bahan
Kering dan Bahan Organik.” Jurnal
Zootek 36(2). 372 - 378.
Suryana. 2013. “Pemanfaatan Keragaman
Genetik Untuk Meningkatkan Pro-
duktivitas Itik Alabio (Anas platy-
rhynchos Borneo).” Jurnal Peneli-
tian dan Pengembangan Pertanian
32 (3) 100 - 111.
Wang, J. 2015. “Physiological And Pro-
teomic Analyses of Salt Stress Re-
sponse In The Halophyte Halogeton
glomeratus.” Plant Cell Environ 655
- 669.

53

Anda mungkin juga menyukai