Anda di halaman 1dari 63

TEKNIK PENYUSUNAN PERENCANAAN

DENGAN MENGUNAKAN PENDEKATAN


CASCADING (POHON KINERJA)/LFA
CASCADING (POHON KINERJA)/LFA
Casding (Pohon Kinerja)
• Cascading (Pohon Kinerja) adalah
penjabaran kinerja dan indikator kinerja
yang lebih terperinci atau kondisi-
kondisi yang mempengaruhinya dengan
menggunakan kerangka logis.
Lanjutan…
• Istilah Cascading atau yang dikenal dengan Arsitektur kinerja
adalah sebuah proses penjabaran dari Visi, Misi dan Program
Nasional ke dalam tujuan, sasaran, program, dan kegiatan dengan
menggunakan kerangka logis, menjadi lebih rinci, terbagi habis,
dan tidak tumpang tindih
• Untuk memahami cascading, maka perlu memahami makna: Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran Program dan Kegiatan, kegiatan Prioritas,
kinerja Keluaran, Hasil
• Prinsip Cascading yang digunakan terdiri atas: Kerangka Logis
Logical Framework dan Kerangka umum penyusunan Logic Model
Kerangka umum penyusunan Logic Model
Dan Kerangka Logis Logical Framework

Design
Design Summary Performance Data Resource/ Assumption/
Target/Indicator Reporting Risks
Alternative Analysis Mechanisms

Objective Analysis
Impact

Outcomes
Problem Analysis
Ouputs
Stakeholder Activities with Milestone Inputs
Analysis
CASCADING VISI, MISI, TUJUAN, PROGRAM

VISI

MISI

TUJUAN

SASARAN

PROGRAM
PENYUSUNAN POHON KINERJA/CASCADING
PENYUSUNAN POHON KINERJA/CASCADING
PENYUSUNAN POHON KINERJA/CASCADING
PENYUSUNAN POHON KINERJA/CASCADING
POHON KINERJA/CASCADING
KONSEP
LOGICAL FRAMEWORK APPROACH (LFA)
Mengapa Perencanaan yang Baik?
• Perencanaan yang baik harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
(1) Tujuan akhir yang dikehendaki;
(2) Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan
pemilihan dari berbagai alternatif);
(3) Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut,
(4) Permasalahan yang dihadapi;
(5) Sumber daya yang dibutuhkan;
(6) Kebijakan dan strategi untuk melaksanakannya;
(7) Pihak yang bertanggung jawab (orang, organisasi, atau badan);
(8) Mekanisme pemantauan, evaluasi, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaannya.
Mengapa Perencanaan yang Baik?
• Perancangan suatu kebijakan/program/kegiatan seyogianya
menggunakan suatu instrumen perencanaan sehingga hubungan
antara kebijakan/program/ kegiatan dengan hasil yang diharapkan
menjadi jelas.
• Perencanaan tanpa menggunakan suatu instrumen perencanaan
dapat menimbulkan permasalahan seperti efektivitas program serta
kualitas indikator yang menyebabkan tidak dapat dilakukan evaluasi
kinerja.
LFA merupakan:
1. Alat (tool) manajemen yang analitis dan presentasional yang mencakup analisis problem,
analisis pemangku kepentingan (stakeholders analysis), pengembangan tujuan hirarkis, dan
pemilihan strategi implementasi
2. Instrumen untuk desain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program/proyek, yang
bertujuan untuk melakukan perencanaan secara partisipatif, dan berorientasi pada tujuan
proyek/kebijakan (UNDP, 2000)
3. Pengertian lain:
▪ Instrumen yang sistematis: Untuk desain, perencanaan, pelaksanaan, dan monev
proyek/program
▪ Instrumen untuk mengatur pola pikir: Keterkaitan input dengan pelaksanaan kegiatan,
kegiatan dengan output, output yang dihasilkan dengan outcomes yang dicapai, dan
outcomes dengan impact
▪ Instrumen untuk identifikasi dan menilai resiko: Dengan mengidentifikasi asumsi yang
menyatu dengan desain dan pelaksanaan program/proyek.
▪ Instrumen untuk mengukur perkembangan pelaksanaan program/ proyek: Melalui
indikator dan MoV
(Sumber: ngolearning.org/evanspmclass/.../April%2021%20SlideDeckPart2.ppt)
Mengapa LFA ?
• Mengetahui needs yang menjadi alasan penyusunan suatu
1 kebijakan/program/kegiatan

• Memastikan tujuan yang ditetapkan sudah tepat, jelas, logis, dan terukur
2

• Memastikan rantai sebab akibat dalam desain kebijakan/program/kegiatan


teridentifikasi dengan baik, artinya tidak ada hubungan yang hilang atau lemah.
3 Hubungan hilang/lemah seringkali terjadi karena tidak teridentifikasinya pemangku
kepentingan yang berpengaruh penting atas kebijakan/progra,/kegiatan

• Memastikan asumsi yang mempengaruhi keberhasilan program


4 teridentifikasi dengan baik

• Memastikan logframe tersusun dengan optimal


5
Tahap Penyusunan LFA (1/2)

A. Analisis Situasi

a. Analisis Pemangku Kepentingan


b. Analisis Permasalahan Logic Model
c. Analisis Tujuan

B. Analisis Strategi

C. Matriks Logframe
a. Matriks
b. Asumsi
c. Indikator
d. Verifikasi

D. Pelaksanaan

Sumber: Capacity Building Workshop for Dryland Management, UNDP, 2000


Tahap Penyusunan LFA (2/2)

Design
Design Summary Performance Data Assumption/
Alternative Target/Indicator Resource/ Risks
Analysis Reporting
Mechanisms
Objective
Impact
Analysis
Outcomes
Problem
Analysis Ouputs
Activities with Milestone Inputs
Stakeholder
Analysis

Sumber: ADB, 2007


TAHAPAN PENYUSUNAN
LOGICAL FRAMEWORK APPROACH (LFA)
A. Analisis Situasi

a. Analisis Pemangku Kepentingan


• Analisis pemangku kepentingan/pihak yang berkepentingan dengan proyek/kegiatan
• Analisis permasalahan, kepentingan, harapan, keterbatasan, dan potensi dari
organisasi/institusi, instansi pelaksana, individu, masyarakat, dll
b. Analisis Permasalahan
• Identifikasi permasalahan-permasalahan utama dan menyusun pohon masalah melalui analisis
sebab dan akibat.
• Hal yang perlu dipertimbangkan: (1) Permasalahan yang akan diatasi oleh kegiatan; (2) Akar
permasalahan; (3) Gambaran besar permasalahan dan penyebab; (4) Kaitan antara
permasalahan
c. Analisis Tujuan
• Menyusun tujuan berdasarkan permasalahan
• Identifikasi hubungan antara antara tindakan yang dilakukan dengan capaian yang diharapkan.
• Menyusun pohon tujuan melalui transformasi pohon masalah, yaitu mengubah pernyataan
masalah menjadi pernyataan tujuan.
Sumber: http://www.slideshare.net/Makewa/5-logical-framework
Apakah itu Analisa Stakeholder?
Sebuah proses
(i) Mengidentifikasi kelompok-kelompok yang memiliki
kepentingan atau pengaruh / dampak terhadap
program/organisasi/issue tertentu
(ii) Penilaian atas bagaimana kelompok tersebut
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi,
kegiatan, issue dll.
(iii) Analisis stakeholder dilakukan sebagai panduan
dalam melakukan pengambilan keputusan dan
perencanaan proyek, mengidentifikasi potensi konflik
dan resiko, serta memastikan agar semua
kepentingan para stakeholder dipertimbangkan.
Tipe Pemangku kepentingan
• Primer: pihak yang pada akhirnya akan
dipengaruhi / mendapat manfaat dari
program secara positif (beneficiaries) atau
negatif
• Sekunder: pihak-ihak lain yang menjadi
‘perantara’ / terlibat dalam pelaksanaan
program (funding, pemerintah, organisasi
lain yang terkait)
• Kunci: pihak yang penting karena dapat
mempengaruhi keberhasilan
perencanaan & pelaksanaan program
Jenis-jenis pemangku kepentingan
• Penerima manfaat (Beneficaries)
• Penyandang dana (Donors)
• Pemimpin komunitas (Community leaders)
• Pengambil keputusan (Decision-makers)
• Mitra Pelaksana Program (Implementing
partners)
• Kelompok-kelompok pendukung dan penyedia
layanan(Supporting groups)
• Kelompok yang mungkin dirugikan oleh proyek
Tabel Stakeholder
Kontribusi – akses
Stakeholder Kepentingan Pengaruh Relasi dengan INSTANSI
sumberdaya

28
`CONTOH Pohon Masalah (Analisa Permasalahan)
(- Statement)
Malnutrisi
tinggi

Kekurangan
Makanan Dampak

Produksi beras
Produksi beras
di dataran Tingkat Penyebab
di dataran
rendah imigrasi tinggi
tinggi menurun
menurun

Supply input
Jumlah air untuk produksi Bentrokan
Kesuburan
irigasi di sawah padi tidak antarsuku/des
teratur (seperti lahan menurun
kurang a bertetangga
pupuk dll)

Saluran Tanggul Terjadinya


tersumbat berkurang erosi tanah
CONTOH Pohon Tujuan (Analisa Tujuan)
(+ Statement)

Berkurangnya
Malnutrisi

Persediaan
makanan Capaian
meningkat

Produksi beras Produksi beras


Berkurangnya
di dataran di dataran Tindakan
tingkat
rendah tinggi
imigrasi
meningkat meningkat

Supply input Bentrokan


Jumlah air untuk produksi Kesuburan
antarsuku/des
irigasi di padi teratur lahan
(seperti pupuk a bertetangga
sawah cukup meningkat
dll) berkurang

Saluran kanal Tanggul Erosi tanah


lancar meningkat berkurang
B. Analisis Strategi

• Cara sistematis untuk mengidentifikasi dan memutuskan


solusi permasalahan, kelanjutan dari problem analysis dan
1 objective analysis

• Identifikasi strategi untuk mencapai tujuan


2

• Terdiri dari kelompok tujuan, yaitu goal/overall objective,


project purpose, Outputs/result, input/activities yang
3 disertakan dalam kegiatan

• Tujuan utama menjadi goal/overall objective, dan demikian


seterusnya
4

Sumber: http://www.slideshare.net/Makewa/5-logical-framework
Kelompok Tujuan

Berkurangnya
Malnutrisi

Persediaan
makanan
meningkat

Produksi beras Produksi


Berkurangnya
di dataran beras di
tingkat
rendah dataran tinggi
meningkat imigrasi
meningkat

Supply input
Jumlah air Kesuburan Bentrokan
untuk produksi
antarsuku/desa
irigasi di padi teratur lahan bertetangga
sawah cukup (seperti pupuk meningkat berkurang
dll)

Saluran kanal Tanggul Erosi tanah


lancar meningkat berkurang

Input pertanian (seperti


Sistem Irigasi pupuk, dll) Kesuburan tanah Imigrasi

Sumber: MDF Pacific-Indonesia, 2011, Project Cycle Management


Contoh Kriteria Penentuan Strategi

• Prioritas pada penerima manfaat


• Berdasarkan keahlian atau pengalaman organisasi
• Jangka waktu pelaksanaan program/proyek
• Tingkat urgency
• Kontribusi terhadap goal
• Dampak negatif dan positif
• Sesuai dengan mandat organisasi
• Ketersediaan dana
• dll

Sumber: MDF Pacific-Indonesia, 2011, Project Cycle Management


Menjabarkan Pohon Tujuan
ke dalam Matriks Logframe

Meningkatnya
Berkurangnya Goals persediaan
Malnutrisi makanan

Persediaan
Meningkatnya
Purpose
makanan produksi beras
meningkat

Air irigasi
Produksi Berkurangn Output untuk Lahan
Produksi ya tingkat
beras di meningkat
beras di imigrasi
dataran
dataran
tinggi
rendah
meningkat
meningkat Mengelola
Bentrokan Activities
antarsuku/ petani lokal
Kesuburan desa
Jumlah air lahan bertetangg
irigasi di Supply input meningkat a Melancarkan
sawah untuk berkurang
produksi
kanal yang
cukup
padi teratur tersumbat
(seperti Erosi tanah
pupuk dll) berkurang
Kualitas
Saluran Memperkokoh
tanggul
kanal lancar
meningkat tanggul

Sumber: MDF Pacific-Indonesia, 2011, Project Cycle Management


C. Matriks Logframe –
Tahap Penyusunan (1/2)
Objective Hierarchy/ Objectively Verifiable Sources and Assumptions
Intervention Logic
I Indicators of
III Means of
IV (Berbagai kemungkinan yang
II
Achievement (OVI) Verification (MOV) terjadi yang bisa mempengaruhi
(Bagaimana mengetahui (Data apa yang menunjang, berhasil atau gagalnya suatu
keberhasilan program; sebagai sejauhmana data tersebut program; dinyatakan dalam
klarifikasi, monitoring dan bermanfaat) kalimat positif)
evaluasi; gunakan SMART)
Goals
(Tingkatan tujuan/impact yang
lebih tinggi yang dikontribusikan
oleh program bersama dengan
program lainnya; diluar kontrol
program)
Purpose/
Development Objectives
(Outcome yang diharapkan, dapat
merupakan perubahan perilaku
penerima program, kinerja sistem
atau institusi)
Outputs
(Hasil spesifik yang harus
diperoleh sesudah program
berakhir)
Activities
(Kegiatan-kegiatan apa yang
harus disusun untuk memperoleh
outputs)
C. Matriks Logframe –
Tahap Penyusunan (2/2)
Objective Hierarchy/ Objectively Verifiable Sources and Assumptions
Intervention Logic Indicators of Means of
Achievement (OVI) Verification (MOV)

Goals
1 8 9
Purpose/
Development Objectives 7
2 10 11

Outputs

3 12 13 6
Activities
Tidak disertakan Tidak disertakan 5
4
I Menentukan Objective Hierarchy/
Intervention Logic

• Goals → Tingkatan tujuan/impact yang lebih tinggi yang


dikontribusikan oleh program bersama dengan program lainnya;
diluar kontrol program.
• Purpose/ Development Objectives → Outcome yang
diharapkan, dapat merupakan perubahan perilaku penerima
program, kinerja sistem atau institusi
• Outputs → Hasil spesifik yang harus diperoleh sesudah
program berakhir.
• Activities → Kegiatan-kegiatan apa yang harus disusun untuk
memperoleh outputs
II Menentukan Asumsi

• Merupakan kondisi/faktor eksternal yang dibutuhkan mencapai


keberhasilan program/proyek, misalnya faktor di luar kontrol
program/proyek.
• Mempertimbangkan faktor yang relevan dan berpeluang
menghambat keberhasilan program/proyek, pada tiap tingkatan
tujuan.
• Asumsi dinyatakan positif karena menggambarkan kondisi
lingkungan yang diperlukan mencapai tujuan.
• Jika asumsi berperan penting dalam keberhasilan program/proyek
namun kemungkinan tidak terealisasi, maka sebaiknya melakukan
desain ulang atau menghentikan program/proyek.
• Jika asumsi hampir mendekati pasti, maka tidak perlu disertakan.
Logika Antara Objective Hierarchy/Intervention Logic
dengan Asumsi If Then (1/2)
Struktur Asumsi Indikator Verifikasi
Dampak Indikator
perubahan/perbaikan impact
yang diinginkan

Impact maka
Memanfaatkan Asumsi Indikator
output untuk keterkaitan outcome
memperbaiki kondisi dan outcome-impact
jika
Outcome

yang ada valid

Dapat direalisasikan Sumber


informasi dan
Menyampaikan maka Asumsi Indikator metode
output pada pihak keterkaitan output pengumpulan
yang membutuhkan output-outcome
jika dan valid
Output

Dapat direalisasikan

Melakukan kegiatan maka Asumsi Indikator


terhadap input yang keterkaitan input
ada guna input-output
menghasilkan output jika dan valid
yang diinginkan
Input

Dapat direalisasikan maka


Prakondisi/
jika prasyarat
dipenuhi
Logika Antara Objective Hierarchy/Intervention Logic
dengan Asumsi If Then (2/2)

• Pengertian:
• Jika input tersedia dan asumsi benar, maka output dihasilkan.
• Jika output dihasilkan dan asumsi benar, maka tujuan tercapai
• Jika tujuan tercapai dan asumsi benar maka tujuan akhir
tercapai.
Penilaian Asumsi

Apakah Asumsi Penting

Ya Tidak

Apakah asumsi benar?

Hampir pasti Tidak disertakan

Mungkin Sertakan sebagai asumsi

Sangat tidak mungkin


Apakah memungkinkan dirancang ulang
untuk mempengarui faktor eksterbal

Ya Tidak

Rancang ulang misalnya Program/proyek tidak dapat


menambah kegiatan/output dilaksanakan
Contoh Asumsi

Contoh asumsi untuk level impact dan outcomes


– Ekonomi yang stabil
– Pemilihan umum berlangsung damai

Contoh asumsi pada tingkat kegiatan dan output


– Manajemen mampu merekrut staf yang kompeten
– Pemerintah menandatangani kontrak tepat waktu
– Musim hujan berakhir awal Mei
– Bibit dan peralatan pertanian sampai tepat waktu.
III Menentukan Indikator

• Indikator: alat ukur untuk menggambarkan tingkatan capaian suatu


sasaran/target yang telah ditetapkan
• Indikator dapat merupakan variabel kuantitatif atau kualitatif
• Indikator Kinerja: ukuran mengenai masukan, kegiatan, keluaran, hasil
dan dampak dari kegiatan-kegiatan pemerintah
• Jenis-jenis indikator secara hierarkis:
➢ Indikator Input: mengukur jumlah dan kualitas sumber daya yang
dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.
➢ Indikator Output: mengukur keluaran yang langsung dihasilkan dari suatu
pelaksanaan kegiatan
➢ Indikator Outcome: mengukur capaian dari berbagai kegiatan dalam suatu
program yang telah selesai dilaksanakan. Mencerminkan berfungsinya
keluaran berbagai kegiatan pada jangka menengah.
➢ Indikator Impact: menunjukkan pengaruh, baik positif maupun negatif, yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan asumsi yang
telah digunakan
IV Menentukan Means Of Verification

• Jika informasi terkait indikator tidak dapat dihasilkan,


maka indikator menjadi tidak berguna dan indikator baru
harus diformulasikan

Contoh MoV:
▪ Dokumen perencanaan
▪ Survei lapangan
▪ Rekaman
▪ Laporan pelatihan
▪ Survei tahunan dll.
▪ Hasil penelitian dan publikasi baik lembaga nasional
maupun internasional
Matriks Logframe (1/2) CONTOH
Objective Hierarchy/ Objectively Verifiable Sources and Assumptions
Intervention Logic Indicators of Means of
Achievement (OVI) Verification (MOV)
Goals Meningkatnya Rata-rata 500 kg beras yang Survei Kementerian
persediaan makanan dikonsumsi per rumah tangga, Pertanian
harga sama, dari tahun 2002-
2007

Purpose/ Meningkatnya produksi Produksi padi (kg) meningkat Laporan penyuluhan ▪ Produksi pertanian di
Development beras dari 2000 kg menjadi 4000 kg pekerja dataran tinggi meningkat
Objectives per ha atau setidaknya stabil
▪ Jumlah imigrasi lebih
rendah
Outputs 1. Meningkatnya air Kuantitas air irigasi ke sawah Sampel air pada Petani yang melakukan panen
irigasi untuk Lahan di musim tumbuh meningkat sumber irigasi pada pagi cukup
15000 liter per ha masa tumbuh diambil
secara acak
2. Lebih teraturnya Bibit dan pupuk tersedia 1 Survei tahunan
input pertanian bulan sebelum musim tanam
untuk produksi padi
3. Meningkatnya Rata-rata skor petani pria dan Test dilakukan oleh
pengetahuan wanita dalam test praktek NGO, dll
praktek pertanian pertanian meningkat dari 5
baru pada tahun 2002 menjadi 9
pada tahun 2003
Matriks Logframe (2/2)

Objective Hierarchy/ Objectively Verifiable Sources and Assumptions


Intervention Logic Indicators of Means of
Achievement (OVI) Verification (MOV)
Activities 1.1 Mengelola organisasi petani - - 1. Kondisi jalan baik
lokal 2. Pedagang tetap
1.2 Melancarkan kanal yang menjual supply input
tersumbat
1.3 Memperkokoh tanggul
1.4 Melakukan pelatihan bagi
petani terkait pengelolaan
irigasi
2.1 Mengelola pembelian input - -
2.2 Mengelola distribusi input

3.1 Mengelola jasa penyuluhan - -


3.2 Melatih penyuluh
3.3 Melatih petani praktek
pertanian baru
Prekondisi: Pemerintah
mendukung proyek
dengan menyediakan
penyuluh
CONTOH
PENERAPAN LOGIC MODEL
Tahapan Perencanaan Program
dengan Kerangka Logic Model

A. Menguraikan rasional kebutuhan program (need), yang


meliputi:
• Kondisi yang menyebabkan program dibutuhkan (kondisi awal didukung
dengan baseline data)
• Penyebab permasalahan yang teridentifikasi
• Pemilihan beberapa penyebab sesuai dengan kemampuan yang dapat
ditangani program
B. Menerjemahkan permasalahan menjadi pernyataan impacts
C. Menyusun rantai sebab akibat (“jika-maka”) yang menunjukkan
hubungan antara: (i) impacts, (ii) immediate dan intermediate
outcomes, (iii) output (barang dan jasa), (iv) activities, (v) input.
D. Menguraikan kriteria sukses dari setiap level kinerja dan
mengidentifikasi indikator kinerja yang relevan
Matriks Logic Model
Level Uraian Sukses kriteria Indikator kinerja
B 1. Impacts/ ultimate
outcomes
D
2. Intermediate
outcomes

3. Immediate
Outcomes
C
4. Outputs

5. Activities

6. Inputs

Needs
(permasalahan,
penyebab)
A
A Rasional Kebutuhan (Need) Program (1/3)

Situasi (Permasalahan)

Penyebab

Penyebab (pilihan) yang Akan Diatasi

Bagaimana Program Dapat Mengatasi


Penyebab Utama
A Rasional Kebutuhan (Need) Program (2/3)

Situasi Kesetaraan gender, kualitas hidup dan peran perempuan belum optimal
(permasalahan) yang ditunjukkan dengan lambatnya peningkatan nilai IDG setiap
tahunnya
Penyebab • Masih terdapatnya kesenjangan gender dalam hal akses, manfaat, dan
partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap sumber
daya pada tataran antarprovinsi dan antarkabupaten/kota;
• Rendahnya peran dan partisipasi perempuan di bidang politik,
jabatan-jabatan publik, dan di bidang ekonomi; dan
• Rendahnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi dampak
perubahan iklim, krisis energi, krisis ekonomi, bencana alam, dan
konflik sosial, serta terjadinya penyakit.
• Belum optimalnya penerapan peranti hukum, peranti analisis, dan
dukungan politik terhadap kesetaraan gender sebagai prioritas
pembangunan;
• Belum memadainya kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan PUG,
terutama sumber daya manusia, serta ketersediaan dan penggunaan
data terpilah menurut jenis kelamin dalam siklus pembangunan; dan
• Masih rendahnya pemahaman mengenai konsep dan isu gender serta
manfaat PUG dalam pembangunan, terutama di kabupaten/kota
A Rasional Kebutuhan (Need) Program (3/3)

Penyebab (Pilihan) ➢ Kapasitas kelembagaan PUG masih terbatas dan


pemberdayaan perempuan belum optimal
➢ Belum efektifnya kelembagaan PUG dan
pemberdayaan perempuan

Bagaimana Program Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan


Dapat Mengatasi Perempuan diperkirakan dapat meningkatkan
Penyebab Utama kesetaraan gender melalui peningkatan efektivitas
kelembagaan PUG dalam perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan
program pembangunan yang responsif gender di tingkat
nasional dan daerah.
B Penerjemahan Permasalahan
Menjadi Pernyataan Impacts (1/2)

Permasalahan Pernyataan Impacts


(Kalimat Negatif) (Kalimat Positif)


B Penerjemahan Permasalahan
Menjadi Pernyataan Impacts (2/2)

Permasalahan Pernyataan Impacts


(Kalimat Negatif) (Kalimat Positif)
Kesetaraan gender, → Meningkatnya
kualitas hidup dan kesetaraan gender
peran perempuan belum
optimal yang
ditunjukkan dengan
lambatnya peningkatan
nilai IDG setiap
tahunnya
C Rantai Sebab Akibat (1/3)

Level Uraian
Impacts/Ultimate
Outcomes

Intermediate Outcomes

Immediate Outcomes

Output

Activities

Input
C Rantai Sebab Akibat (2/3)
Level Uraian
Impacts Meningkatnya kesetaraan gender
Outcomes • Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang sosial, politik, dan hukum
• Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ekonomi
• Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan
Output • Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang pendidikan
• Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang kesehatan
• Meningkatnya jumlah kebijakan partisipasiperempuan di bidang politik dan pengambilan keputusan
• Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang ketenagakerjaan
• Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan
• Meningkatnya jumlah kebijakan penerapan sistem data gender
• Meningkatnya jumlah kebijakanperlindungan tenaga kerja perempuan
• Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang
• Meningkatnya jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak
Activities • Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang pendidikan yang responsif gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang kesehatan yang responsif gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan partisipasi perempuan di bidang politik dan pengambilan
keputusan
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang ketenagakerjaan yang responsif gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penyusunan data gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan perlindungan korban perdagangan orang
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak
Input Dana & SDM
C Rantai Sebab Akibat (3/3)

Input Activities Output Outcomes Impacts

Penyusunan dan
harmonisasi kebijakan jumlah kebijakan
bidang pendidikan yang pelaksanaan PUG bidang
responsif gender pendidikan Meningkatnya
jumlah kebijakan
Penyusunan dan jumlah kebijakan pelaksanaan PUG
harmonisasi kebijakan pelaksanaan PUG bidang di bidang sosial,
Dana bidang kesehatan yang kesehatan politik, dan hukum
responsif gender

Penyusunan dan jumlah kebijakan partisipasi


harmonisasi kebijakan perempuan di bidang politik
partisipasi perempuan di dan pengambilan keputusan
bidang politik dan
pengambilan keputusan Meningkatnya
Meningkatnya kesetaraan
Penyusunan dan jumlah kebijakan jumlah kebijakan gender
harmonisasi kebijakan pelaksanaan PUG bidang pelaksanaan PUG di
SDM bidang ketenagakerjaan ketenagakerjaan bidang ekonomi
yang responsif gender

Penyusunan dan
harmonisasi kebijakan jumlah kebijakan
perlindungan perempuan perlindungan perempuan Meningkatnya
dari tindak kekerasan dari tindak kekerasan jumlah kebijakan
perlindungan
Penyusunan dan perempuan
harmonisasi kebijakan jumlah kebijakan
terhadap berbagai
perlindungan tenaga kerja perlindungan tenaga kerja
tindak kekerasan
perempuan perempuan
D Kriteria Sukses dan Indikator Kinerja (1/6)

Level Uraian Kriteria Sukses Indikator


Impacts/
Ultimate Outcomes

Intermediate
Outcomes

Immediate
Outcomes

Output

Activities

Input
D Kriteria Sukses dan Indikator Kinerja (2/6)
Level Uraian Kriteria Sukses Indikator
Impacts/ Meningkatnya Meningkatnya IPG dan IDG ▪ Indeks Pembangunan Gender
Ultimate kesetaraan gender (IPG) atau Gender-related
Outcomes Development Index (GDI) dan
▪ Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG) atau Gender Empowerment
Measurement (GEM).
Outcomes ▪ Meningkatnya Meningkatnya jumlah kebijakan ▪ Jumlah kebijakan, program, dan
jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang sosial, kegiatan pelaksanaan PUG di
pelaksanaan PUG di politik, dan hukum menjadi 18 bidang sosial, politik, dan hukum
bidang sosial, kebijakan pada tahun 2014 di tingkat nasional dan daerah
politik, dan hukum
▪ Meningkatnya Meningkatnya jumlah kebijakan ▪ Jumlah kebijakan, program, dan
jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ekonomi kegiatan pelaksanaan PUG di
pelaksanaan PUG di menjadi 31 kebijakan pada tahun bidang ekonomi di tingkat
bidang ekonomi 2014 nasional dan daerah
▪ Meningkatnya • Meningkatnya Jumlah kebijakan ▪ Jumlah kebijakan perlindungan
jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap perempuan terhadap berbagai
perlindungan berbagai tindak kekerasan menjadi tindak kekerasan
perempuan 26 kebijakan pada tahun 2014 ▪ Persentase cakupan perempuan
terhadap berbagai • Meningkatnya Persentase cakupan korban kekerasan yang mendapat
tindak kekerasan perempuan korban kekerasan yang penanganan pengaduan
mendapat penanganan pengaduan
menjadi 100 persen pada tahun
2014
D Kriteria Sukses dan Indikator Kinerja (3/6)
Level Uraian Kriteria Sukses Indikator
Output • Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan • Jumlah kebijakan pelaksanaan
jumlah kebijakan PUG dalam rangka peningkatan kualitas PUG dalam rangka peningkatan
pelaksanaan PUG pendidikan menjadi 3 kebijakan pada tahun kualitas pendidikan
bidang pendidikan 2014. • Jumlah K/L dan pemda yang
• 5 K/L dan 19 pemda yang difasilitasi dalam difasilitasi dalam penerapan ARG
penerapan ARG di bidang pendidikan pada di bidang pendidikan (K/L dan
tahun 2014 prov)
• Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan • Jumlah kebijakan pelaksanaan
jumlah kebijakan PUG di bidang kesehatan menjadi 4 kebijakan PUG di bidang kesehatan
pelaksanaan PUG pada tahun 2014 • Jumlah K/L dan pemda yang
bidang kesehatan • 5 K/L dan 25 pemda yang difasilitasi dalam difasilitasi dalam penerapan ARG
penerapan ARG di bidang kesehatan pada di bidang kesehatan (K/L dan
tahun 2014 prov)
• Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan • Jumlah kebijakan pelaksanaan
jumlah kebijakan PUG di bidang politik dan pengambilan PUG di bidang politik dan
partisipasi keputusan menjadi 5 kebijakan pada tahun pengambilan keputusan
perempuan di 2014 • Jumlah K/L dan pemda yang
bidang politik dan • 3 K/L dan 33 pemda yang difasilitasi dalam difasilitasi dalam penerapan ARG
pengambilan penerapan ARG di bidang politik dan di bidang politik dan
keputusan pengambilan keputusan pada tahun 2014 pengambilan keputusan (K/L dan
prov)
• Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan • Jumlah kebijakan pelaksanaan
jumlah kebijakan PUG di bidang ketenagakerjaan menjadi 3 PUG di bidang ketenagakerjaan
pelaksanaan PUG kebijakan pada tahun 2014 • Jumlah K/L dan pemda yang
bidang • 1 K/L dan 25 pemda yang difasilitasi dalam difasilitasi dalam penerapan ARG
ketenagakerjaan penerapan ARG di bidang ketenagakerjaan di bidang ketenagakerjaan (K/L
pada tahun 2014 dan prov)
D Kriteria Sukses dan Indikator Kinerja (4/6)
Level Uraian Kriteria Sukses Indikator
Output • Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan • Jumlah kebijakan perlindungan
jumlah kebijakan perempuan dari tindak kekerasan menjadi 9 perempuan dari tindak kekerasan
perlindungan kebijakan tahun 2014 • Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
perempuan dari • 3 K/L dan 33 pemda yang difasilitasi dalam dalam penerapan kebijakan
tindak kekerasan penerapan kebijakan perlindungan perempuan perlindungan perempuan dari tindak
dari tindak kekerasan pada tahun 2014 kekerasan (K/L dan prov)
• Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan penerapan sistem • Jumlah kebijakan penerapan sistem data
jumlah kebijakan data gender menjadi 4 kebijakan pada tahun 2014. gender
penerapan sistem • 17 K/L dan 33 pemda yang difasilitasi dalam • Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
data gender penerapan kebijakan penerapan sistem data dalam penerapan kebijakan penerapan
terpilah gender pada tahun 2014 sistem data terpilah gender (K/L dan
prov)
• Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan • Jumlah kebijakan perlindungan tenaga
jumlah kebijakan tenaga kerja perempuan menjadi 4 kebijakan pada kerja perempuan
perlindungan tenaga tahun 2014 • Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
kerja perempuan • 1K/L dan 23 pemda yang difasilitasi dalam dalam penerapan kebijakan
penerapan kebijakan perlindungan tenaga kerja perlindungan tenaga kerja perempuan
perempuan pada tahun 2014 (K/L dan prov)
• Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan • Jumlah kebijakan perlindungan korban
jumlah kebijakan korban tindak pidana perdagangan orang menjadi tindak pidana perdagangan orang
perlindungan 3 kebijakan pada tahun 2014. • Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
korban tindak • 10 K/L dan 15 pemda yang difasilitasi dalam dalam penerapan kebijakan
pidana perdagangan penerapan kebijakan perlindungan korban tindak perlindungan korban tindak pidana
orang pidana perdagangan orang pada tahun 2014. perdagangan orang (K/L dan prov)

• Meningkatnya • Meningkatnya jumlah kebijakan penghapusan • Jumlah kebijakan penghapusan


jumlah kebijakan kekerasan pada anak menjadi 4 kebijakan pada kekerasan pada anak
penghapusan tahun 2014. • Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
kekerasan pada • 6 K/L dan 26 pemda yang difasilitasi tentang tentang penghapusan kekerasan pada
anak penghapusan kekerasan pada anak tahun 2014. anak (K/L dan prov)
D Kriteria Sukses dan Indikator Kinerja (5/6)
Level Uraian Kriteria Sukses Indikator
Activities • Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
bidang pendidikan yang responsif gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
bidang kesehatan yang responsif gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
partisipasi perempuan di bidang politik
dan pengambilan keputusan
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
bidang ketenagakerjaan yang responsif
gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
perlindungan perempuan dari tindak
kekerasan
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
penyusunan data gender
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
perlindungan tenaga kerja perempuan
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
perlindungan korban perdagangan orang
• Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
penghapusan kekerasan pada anak
Input • Dana
• SDM
D Kriteria Sukses dan Indikator Kinerja (6/6)

Level Uraian Kriteria Sukses Indikator


Needs • Kapasitas kelembagaan PUG ▪ Lambatnya peningkatan nilai IDG setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan
masih terbatas dan bahwa peningkatan kesetaraan gender di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan,
pemberdayaan perempuan politik, serta pengambilan keputusan belum signifikan yang, antara lain,
belum optimal disebabkan oleh: (1) masih terdapatnya kesenjangan gender dalam hal akses,
manfaat, dan partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap
sumber daya pada tataran antarprovinsi dan antarkabupaten/kota; (2)
rendahnya peran dan partisipasi perempuan di bidang politik, jabatan-jabatan
publik, dan di bidang ekonomi; dan (3) rendahnya kesiapan perempuan dalam
mengantisipasi dampak perubahan iklim, krisis energi, krisis ekonomi, bencana
alam, dan konflik sosial, serta terjadinya penyakit.
▪ Perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan juga masih
belum mencukupi, yang terlihat dari masih belum memadainya jumlah dan
kualitas tempat pelayanan bagi perempuan korban kekerasan karena banyaknya
jumlah korban yang harus dilayani dan luasnya cakupan wilayah yang harus
dijangkau.
• Belum efektifnya • Belum optimalnya penerapan peranti hukum, peranti analisis, dan dukungan
kelembagaan PUG dan politik terhadap kesetaraan gender sebagai prioritas pembangunan;
pemberdayaan perempuan • Belum memadainya kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan PUG, terutama
sumber daya manusia, serta ketersediaan dan penggunaan data terpilah menurut
jenis kelamin dalam siklus pembangunan; dan
• Masih rendahnya pemahaman mengenai konsep dan isu gender serta manfaat
PUG dalam pembangunan, terutama di kabupaten/kota
• Kapasitas kelembagaan • Masih terdapat permasalahan dalam perlindungan anak dari segala bentuk
perlindungan anak masih kekerasan dan diskriminasi
terbatas

Anda mungkin juga menyukai