Ada juga beberapa hambatan yang menjadi kelemahan pada proses perencanaan,
antara lain :
a. Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana
pencapaian. Dengan kata lain, kelemahan ini berasala dari para perencana yang tidak
tersedia dan tidak mampu untuk melakukan kegiatan sudah sudah direncanakan. Keadaan
seperti ini dapat terjadi dikarenakan : kurang pengetahuan tentang organisasi dan
llingkungan, tidak mampu meramalkan secara efektif, keterbatasan biaya, ancaman akan
takut gagal, perasaan kurang percaya diri.
b. Hal diluar perencanaan yaitu rasa enggan anggota dalam menerima adanya perencanaaan
karena timbulnya berbagai perubahan-perubahan.
Karena adanya beberapa kelemahan, maka dapat perlu diperhatikan beberapa hal
dalam melakukan perencanaan :
Menurut Milica (2011) dalam bukunya yang berjudul Guide To The Logical
Framework Aprroach menjelaskan bahwa LFA dirancang untuk mengatasi tiga pokok
masalah dasar dalam pelaksanaan suatu program, yaitu:
a. Perencanaan program yang terlalu samar
b. Tanggung jawab manajemen program yang tidak jelas
c. Ketidaksepakatan para stakeholders terkait dalam proses pengevaluasian suatu
program, biasanya ketidakpastian ini merupakan proses yang saling berlawanan
karena terdapat ketidaksepakatan antara stakeholders terkait untuk memastikan
seperti apa tujuan dari program ini benar-benar dapat dikatakan telah tercapai.
Dikutip dari : Ministry of finance government of republic of serbia sector for programming and
management of eu funds and development assistance
Hal ini berguna untuk membedakan Pendekatan Kerangka Logika (LFA), yang
merupakan proses analisis, dari Matriks Kerangka Logika, yang juga disebut matriks Logframe
(terutama dalam pedoman ini), yang menyediakan produk terdokumentasi dari proses analisis,
representasi sintetis dari desain program.
Kelebihan Keterbatasan
- Memastikan pertanyaan mendasar - Kekakuan dalam administrasi program
diajukan dan dianalisis untuk memberikan - Manfaat sepenuhnya penggunaan LFA
informasi yang lebih baik dan relevan dicapai melalui pelatihan sistematis semua
kepada pembuat keputusan pihak terlibat
- Memandu analisis sistematis dan logis - LFA adalah alat anlisis umum, satu dari
dari lemen kunci terkait beberapa alat yang digunakan untuk
- Memperbaiki perencanaan dengan persiapan program, implementasi dan
memusatkan keterkaitan anatara elemen evaluasi namun tidak menggantikan
program dan faktor eksternal analisis kelompok sasaran, analisis cost
- Dasar memantau dan analisis secara benefit, perencanaan waktu, analisis
sistematis akan dampak yang ada dampak
- Memfasilitasi pemahaman dan - dll
komunikasi antar pihak terkait
- Memastikan kesinambungan pendekatan
saat staf program asli digantikan
a. Sasaran umum : Keseluruhan tujuan yang ada pada level teratas yang berada di luar
jangkauan program
b. Tujuan : hasil pencapaian yang diinginkan, tujuan yang jelas dan ringkas.
c. Keluaran : strategi intervensi program untuk mencapai tujuan
d. Kegiatan : tugas yang dibutuhkan untuk mencapai keluaran. Penjelasan terperinci
untuk penyelesaian tiap kegiatan dan dasar analisis tentang rincian pekerjaan atau activity
chart, bagan kegiatan, bar chart, gantt chart yang lebih luas.
e. Masukan : bila diperlukan untuk memberikan informasi tambahan seperti sumber
daya, peralatan, sarana dan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan program.
f. Indikator : pengukuran dari atas atau bawah hirarki tujuan, mendefinisikan kualitas,
kuantitas dan waktu (QQT : Quality, Quantity and Timing). Ada dua jenis yang
digunakan yaitu indikator proses unruk mengukur pencapaian tujuan yang sudah dicapai
dan indikator dampak yang membantu memonitor pencapaian dampak dari pekerjaan
yang telah dilaksanakan. Indikator juga bisa dalam langsung dan tidak langsung.
g. Sumber informasi : harus dipertimbangkan dan ditetapkan bersamaan dengan
rumusan indikator. Hal ini juga dapat menguji realistis indikator .
h. Asumsi : faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan sebuah proyek.
DAPUS :