Anda di halaman 1dari 7

A.

Kelemahan dalam Tahap Perencanaan

Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa kelemahan yang mungkin dapat


terjadi, antara lain :

a. Terjadi perkerjaan yang berlebihan pada keadaan realitas dalam perencanaan


b. Cenderung menunda kegiatan
c. Terlalu membatasi menajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
d. jika terdapat suatu permasalahan diluar perkiraan, dapat memperlambat pelaksanaan
e. Tidak mendapatkan hasil terbaik karena proses penyelesaian individual dan
penanganan masalah biasanya tidak terjadi spontan pada saat masalah tersebut terjadi
f. Memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar dlam
jumlahnya. Dalam banyak organisasi membutuhkan waktu bertahun tahun agar
berfungsi dengan lancar, sehingga dapat kehilangan kesempatan. Memerlukan banyak
biaya untuk riset, survei, penyusunan modal yang menyangkut kegiatan-kegiatan
pemerosesan data, pengajian para perencana dan biaya-biaya latihan.
g. Membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang rasional dan bebas resiko.
Kesempatan-kesempatan menarik yang mempunyai derajat ketidakpastian tinggi dan
sulit untuk dianalisa dan dikomunikasikan akan dihindari, diabaikan atau
disingkirkan.

Ada juga beberapa hambatan yang menjadi kelemahan pada proses perencanaan,
antara lain :

a. Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana
pencapaian. Dengan kata lain, kelemahan ini berasala dari para perencana yang tidak
tersedia dan tidak mampu untuk melakukan kegiatan sudah sudah direncanakan. Keadaan
seperti ini dapat terjadi dikarenakan : kurang pengetahuan tentang organisasi dan
llingkungan, tidak mampu meramalkan secara efektif, keterbatasan biaya, ancaman akan
takut gagal, perasaan kurang percaya diri.
b. Hal diluar perencanaan yaitu rasa enggan anggota dalam menerima adanya perencanaaan
karena timbulnya berbagai perubahan-perubahan.
Karena adanya beberapa kelemahan, maka dapat perlu diperhatikan beberapa hal
dalam melakukan perencanaan :

a. Perencana mempunyai kemampuan dalam menjalankan suatu rencana


b. Mengumpulkan informasi dalam menyiapkan rencana dalam menghadapi masalah yang
akan terjadi kemudian.
c. Manfaatkan informasi yang dimiliki walaupun dalam jumlah sedikit.
d. Membetuk suatu badan kelompok terstruktur untuk mencegah permasalahan yang akan
terjadi.
e. Penetapan tugas dan kewajiban pada masing-masing anggota untuk memberikan jenis
pekerjaan kepada masing-masing anggota.
f. Komunikasi yang komprehensif dalam kelompok terstruktur yang telah dibentuk. Dan
dapat menggunakan komunikator eksternal sebagai mediasi.
g. Persiapkan perencanaan cadangan bila perencanaan utama memiliki permasalahan rumit
ataupun sampai mengalami kerugian.

A. Logical Framework Analysis


Logical Framework Analysis (LFA) atau pendekatan kerangka logis adalah proses
analisis dan serangkaian alat yang digunakan untuk mendukung perencanaan dan
pengolahan program yang berorientasi pada tujuan. Yang menyediakan seperangkat
konsep yang saling berkaitan digunakan sebagai bagian dari proses berulang untuk
membantu analisis terstruktur dan sistematis terhdap gagsan program atau program.

Menurut Milica (2011) dalam bukunya yang berjudul Guide To The Logical
Framework Aprroach menjelaskan bahwa LFA dirancang untuk mengatasi tiga pokok
masalah dasar dalam pelaksanaan suatu program, yaitu:
a. Perencanaan program yang terlalu samar
b. Tanggung jawab manajemen program yang tidak jelas
c. Ketidaksepakatan para stakeholders terkait dalam proses pengevaluasian suatu
program, biasanya ketidakpastian ini merupakan proses yang saling berlawanan
karena terdapat ketidaksepakatan antara stakeholders terkait untuk memastikan
seperti apa tujuan dari program ini benar-benar dapat dikatakan telah tercapai.

LFA dianggap sebagai bantuan dalam berpikir yang memungkinkan informasi


untuk dianalisis dan disusun secara terstruktur, kelemahan dapat teridentifikasi dan
menemukan keputusan sesuai program, tujuan yang akan dicapai, sebagai tujuan dari
keseluruhan tujuan program, sebagai ukuran keberhasilan dan kegagalan karena
didasarkan pada masukan sumber daya, aktivitas dan keluaran, sebagai indikator yaitu
gambaran keberhasilan hubungan tujuan dan kelompok sasaran untuk situasi tahap
selanjutnya, dan sebagai asumsi/perkiraan analisa ekternal yaitu untuk menganalisa
asumsi eksternal yang menyebabkan program gagal bahkan jika sudah
diimplementasikan sesuai rencana. Jadi, LFA adalah cara untuk mengambarkan sebuah
program dengan cara logis yang dirancang dengan baik, objektif, dapat dievaluasi
dan jelas terstruktur.

Tabel 1. Konsep Logical Framework Analysis (LFA)

Dikutip dari : Ministry of finance government of republic of serbia sector for programming and
management of eu funds and development assistance
Hal ini berguna untuk membedakan Pendekatan Kerangka Logika (LFA), yang
merupakan proses analisis, dari Matriks Kerangka Logika, yang juga disebut matriks Logframe
(terutama dalam pedoman ini), yang menyediakan produk terdokumentasi dari proses analisis,
representasi sintetis dari desain program.

B. Kelebihan dan keterbatasan :

Kelebihan Keterbatasan
- Memastikan pertanyaan mendasar - Kekakuan dalam administrasi program
diajukan dan dianalisis untuk memberikan - Manfaat sepenuhnya penggunaan LFA
informasi yang lebih baik dan relevan dicapai melalui pelatihan sistematis semua
kepada pembuat keputusan pihak terlibat
- Memandu analisis sistematis dan logis - LFA adalah alat anlisis umum, satu dari
dari lemen kunci terkait beberapa alat yang digunakan untuk
- Memperbaiki perencanaan dengan persiapan program, implementasi dan
memusatkan keterkaitan anatara elemen evaluasi namun tidak menggantikan
program dan faktor eksternal analisis kelompok sasaran, analisis cost
- Dasar memantau dan analisis secara benefit, perencanaan waktu, analisis
sistematis akan dampak yang ada dampak
- Memfasilitasi pemahaman dan - dll
komunikasi antar pihak terkait
- Memastikan kesinambungan pendekatan
saat staf program asli digantikan

C. Penerapan Pengunaan Logical Framework Analysis (LFA)


Log frame diterapakn saat merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi proyek
dan program tertentu dalam rencana tindakan. Hal ini berguna untuk melakukan
pemeriksaan logis selama perancangan proyek dan juga untuk memantau kemajuan dan
mengkaji aktivitas dan keluaran selama pelaksanaan program (Philip at all 2008).
Menggunakan LFA untuk rancangan program memerlukan ketelitian dalam
menilai pencapaain yang ingin dicapi da asumsi dibalik intervensi dan kegiatan apa yang
akan dibutuhkan. banyak donor internasional, seperti Asian Development Bank dan
Komisi Eropa memerlukan rancangan yang sesuai dengan program mereak dengan LFA
(Wageningen UR 2010).
Hasil analisis, masalah, sasaran dan strategi pemangku kepentingan digunakan
sebagai dasar penyusunan Matriks Kerangka Logika. Matriks Logical Framework (atau
lebih singkat logframe) terdiri dari matriks dengan empat kolom dan empat (atau lebih)
baris, yang merangkum elemen kunci dari rencana program dan umumnya harus
berukuran antara 1 dan 4 halaman. Namun, ini akan tergantung pada skala dan
kompleksitas program.

Tabel 2. Logical Framework Analysis (LFA)

Deskripi Program Indikator Keberhasilan Sumber Asumsi


dan Cara
Verifikasi
Goal/Sasaran Dampak luas Pengukuran kuantitatif Faktor eksternal yang
Umum keseluruhan atau kualitatif untuk diperlukan untuk
mempertahankan
yang menilai pencapaian
sasaran dalam jangka
disumbangkan sasaran dalam kurun panjang
oleh tindakan waktu tertentu Metode
yang
tersebut
hemat
Tujuan Hasil keluaran Pengukuran kuantitatif biaya dan Faktor eksternal apa
Program program atau kualitatif untuk sumber yang diperlukan agar
daya pencapaian tujuan
menilai pencapaian
untuk program berkontribusi
tujuan dalam kurun menilai pada tercapainya
waktu tertentu indikator sasaran umum
program
Output Hasil Pengukuran kuantitatif Faktor eksternal yang
pencapaian diperlukan agar
atau kualitatif untuk
pencapaian output
menilai output yang
berkontribusi pada
dihasilkan dalam kurun pencapaian tujuan
waktu tertentu program

Kegiatan Jenis kegiatan Input: Anggaran Laporan Kegiatan apa yang


yang harus program keuangan harus ada agar program
yang dapat berjalan
dilakukan
telah
dalam urutan disepakati
Typical logical framework matrix. Sumber : BARRETO (2010), Sumber: DFIDs Guidelines on
Humanitarian Assistance, 1997 dalam BOND Guidance Notes Series

Adapun beberapa penjelasan tabel di atas adalah :

a. Sasaran umum : Keseluruhan tujuan yang ada pada level teratas yang berada di luar
jangkauan program
b. Tujuan : hasil pencapaian yang diinginkan, tujuan yang jelas dan ringkas.
c. Keluaran : strategi intervensi program untuk mencapai tujuan
d. Kegiatan : tugas yang dibutuhkan untuk mencapai keluaran. Penjelasan terperinci
untuk penyelesaian tiap kegiatan dan dasar analisis tentang rincian pekerjaan atau activity
chart, bagan kegiatan, bar chart, gantt chart yang lebih luas.
e. Masukan : bila diperlukan untuk memberikan informasi tambahan seperti sumber
daya, peralatan, sarana dan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan program.
f. Indikator : pengukuran dari atas atau bawah hirarki tujuan, mendefinisikan kualitas,
kuantitas dan waktu (QQT : Quality, Quantity and Timing). Ada dua jenis yang
digunakan yaitu indikator proses unruk mengukur pencapaian tujuan yang sudah dicapai
dan indikator dampak yang membantu memonitor pencapaian dampak dari pekerjaan
yang telah dilaksanakan. Indikator juga bisa dalam langsung dan tidak langsung.
g. Sumber informasi : harus dipertimbangkan dan ditetapkan bersamaan dengan
rumusan indikator. Hal ini juga dapat menguji realistis indikator .
h. Asumsi : faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan sebuah proyek.
DAPUS :

Bareto. 2010. Logical Framework Approach. http://www.sswm.info/content/logical-framework-


approach ( diakses pada : 09/09/2017 pukul 15:20)
Bhusan, Keerti Pradhan. 2012. The Logical Framework Approach. Tersedia dalam
http://www.kompasiana.com
Bond, Regents Wharf. (2003). Logical Framework Analysis. [tersediapada:
http://www.gdrc.org/ngo/logical-fa.pdf].
http://library.usu.ac.id/download/ft/sipil-jeluddin2.pdf (diakses pada : 08/09/2017 pukul 23:50)
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidikan/Bab+5+Proses+Perencanaan.pdf
(diakses pada : 08/08/2017 pukul 23:11)
Ministry Of Finance Government Of Republic Of Serbia. Sector For Programming And
Management Of EU Funds And Developments Assitance,
http://www.evropa.gov.rs/Documents/Home/DACU/Documents/Guide%20the%20LFA%
20in%20PCM%20-%20final%20version%20(draft)%20-%207July07.pdf (diakses pada
09/09/2017 pukul 11:30)
Penyusunan Kerangka Kerja Logis (LFA) LAngkah 1-4, Lingkar LSM.
http://lingkarlsm.com/penyusunan-kerangka-kerja-logis-LFA-langkah-1-4/ (diakses pada
09/09/2017 pukul 15:00)

Anda mungkin juga menyukai