Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


JURUSAN BIOLOGI
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231
Telepon: +6231- 8296427, Faksimil: +6231- 8296427
Laman: http://biologi.fmipa.unesa.ac.id, email: biologi@unesa.ac.id

Mata Kuliah : ILMU PENGETAHUAN LINGKUNGAN


Nama : Yusnaida Eka Setiani
NIM : 2013041035
Kelas : 1b Pendidikan biologi
Waktu Ujian : -

JAWABAN.
1. A. Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi,
dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, teteapi bagi manusia kepentingannya jauh
lebih berarti dibandingkan denganluas daerahnya. B. faktor penyebab menurunnya kualitas
ekosistem air tawar adalah Suhu Kedalaman telaga yang cukup tinggi mengakibatkan
terbentuknya zonasi berdasarkan kedalaman. Suhu air akan menurun dengan meningkatnya
kedalaman, sampai batas zona fotik dan setelah itu relative stabil. Pada zona mesofotik
terjadi penurunan suhu yang sangat drastis, wilayah ini dikenal sebagai termoklin. Pada
telaga vulkanik suhu cenderung tinggi dan menjadi faktor pembatas utama bagi kehidupan.
Pada perkembangnya suhu pada telaga vulkanik akan menurun sampai batas tertentu
mengikuti perubahan suhu lingkungan teristerial di daerah tersebut. Kekeruhan air
(turbiditas) Kekeruhan air disebabkan oleh masih terdapatnya banyak zat pada yang
tersuspensi, baik zat organik maupun anorganik. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan
pula oleh adanya partikel-partikel suspense, seperti tanah liat, lumpu, bahan-bahan organik
terlarut ,bakteri dan plankton. Kedalaman Kedalaman perairan berperan penting terhadap
kehidupan biota pada ekosistem tersebut. Semakin dalam perairan maka terdapat zona-zona
yang masing – masing memiliki kekhasan tertentu, seperti suhu, kelarutan gas-gas dalam
air, kecepatan arus, penetrasi cahaya matahari dan tekanan hidrostatik. Perubahan faktor -
faktor fisik dan kimiawi perairan akibat perubahan kedalaman akan menyebabkan respon
yang berbeda biota di dalamnya. Kecerahan Kecerahan merupakan sumber panas yang
utama di perairan. Cahaya matahari yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas
diperairan
2.
A. Zona kematian laut adalah suatu kawasan di laut di mana hanya ada sedikit atau sama sekali
tidak ada oksigen. Fenomena ini mengancam kehidupan laut, termasuk tiram yang tidak
dapat bergerak keluar dari zona itu dan udang yang bergerak ke daerah-daerah yang
memiliki oksigen.
B. sering disebabkan oleh peluruhan dari ganggang selama ganggang. Iklim memiliki dampak
yang signifikan terhadap pertumbuhan dan penurunan zona mati ekologis. Selama bulan-
bulan musim semi, saat curah hujan meningkat, lebih banyak air yang kaya nutrisi mengalir
ke muara Sungai Mississippi. Zona mati akuatik dan laut dapat disebabkan oleh peningkatan
nutrisi (terutama nitrogen dan fosfor) di dalam air, yang dikenal sebagai eutrofikasi. Zona
mati dapat disebabkan oleh alam dan antropogenikfaktor. Penyebab alami termasuk
upwelling pesisir dan perubahan angin serta pola sirkulasi air. Penggunaan pupuk kimia
dianggap sebagai penyebab utama zona mati yang berhubungan dengan manusia di seluruh
dunia. Limpasan dari limbah, penggunaan lahan perkotaan, dan pupuk juga dapat
berkontribusi pada eutrofikasi. Perubahan sirkulasi laut yang dipicu oleh perubahan iklim
yang sedang berlangsung juga dapat menambah atau memperbesar penyebab lain dari
pengurangan oksigen di lautan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
JURUSAN BIOLOGI
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231
Telepon: +6231- 8296427, Faksimil: +6231- 8296427
Laman: http://biologi.fmipa.unesa.ac.id, email: biologi@unesa.ac.id

C. Dampak kehidupan laut di kawasan ini cenderung langka. Sebagian besar ikan dan
organisme motil cenderung pindah ke zona tersebut saat konsentrasi oksigen turun, dan
populasi bentik dapat mengalami kehilangan yang parah saat konsentrasi oksigen di bawah
0,5 mg Dalam kondisi anoksik yang parah, kehidupan mikroba mungkin mengalami
perubahan dramatis dalam identitas komunitas juga, mengakibatkan peningkatan
kelimpahan organisme anaerobik karena mikroba aerobik berkurang jumlahnya dan beralih
sumber energi untuk oksidasi seperti nitrat, sulfat, atau reduksi besi. Reduksi belerang
merupakan perhatian khusus sebagai Hidrogen sulfidaberacun dan menekan sebagian besar
organisme di dalam zona lebih lanjut, memperburuk risiko kematian. Kadar oksigen yang
rendah dapat berdampak parah pada kelangsungan hidup organisme di dalam area sementara
di atas kondisi anoksik yang mematikan. Zona mati sering kali disertai dengan penurunan
keanekaragaman hayati dan runtuhnya populasi bentik, menurunkan keanekaragaman hasil
dalam operasi penangkapan ikan komersial, tetapi dalam kasus formasi zona mati terkait
eutrofikasi, peningkatan ketersediaan nutrisi dapat menyebabkan kenaikan sementara pada
hasil tertentu.
D. Upaya untuk meminimalisir zona kematian laut Pemulihan komunitas bentik terutama
bergantung pada panjang dan parahnya kondisi hipoksia di dalam zona hipoksia. Kondisi
yang kurang parah dan penipisan oksigen sementara memungkinkan pemulihan cepat
komunitas bentik di area tersebut karena pembentukan kembali oleh larva bentik dari area
yang berdekatan, dengan kondisi hipoksia yang lebih lama dan penipisan oksigen yang lebih
parah yang menyebabkan periode pemulihan yang lebih lama. [4] Pemulihan juga
tergantung pada tingkat stratifikasi di dalam area tersebut, sehingga area yang sangat
bertingkat di perairan yang lebih hangat cenderung tidak pulih dari kondisi anoksik atau
hipoksia selain lebih rentan terhadap hipoksia yang didorong oleh eutrofikasi. [4]Adanya
perbedaan kemampuan pemulihan dan kerentanan terhadap hipoksia pada lingkungan laut
yang bertingkat diperkirakan akan mempersulit upaya pemulihan zona mati di masa
mendatang jika pemanasan laut terus berlanjut. Sistem hipoksia skala kecil dengan
komunitas sekitarnya yang kaya adalah yang paling mungkin pulih setelah masuknya nutrisi
yang menyebabkan penghentian eutrofikasi. Namun, tergantung pada tingkat kerusakan dan
karakteristik zona tersebut, kondisi hipoksia skala besar juga berpotensi pulih setelah jangka
waktu satu dekade. Misalnya, zona mati Laut Hitam , yang sebelumnya merupakan yang
terbesar di dunia, sebagian besar menghilang antara tahun 1991 dan 2001 setelah pupuk
menjadi terlalu mahal untuk digunakan setelah runtuhnya Uni Soviet dan runtuhnya
perekonomian yang direncanakan secara terpusat di Eropa Timur dan Tengah . Penangkapan
ikan kembali menjadi kegiatan ekonomi utama di wilayah tersebut.Sementara
"pembersihan" Laut Hitam sebagian besar tidak disengaja dan melibatkan penurunan
penggunaan pupuk yang sulit dikendalikan, PBB telah menganjurkan pembersihan lain
dengan mengurangi emisi industri besar.
3. valuasi ekonomi sumberdaya alam adalah pengenaan nilai moneter terhadap sebagian atau
seluruh potensi sumberdaya alam sesuai dengan tujuan pemanfaatannya.
Manfaat
-Menghitung kerugian dari dampak suatu kegiatan
-Menghitung biaya pencegahan dampak
-Tarif pajak & retribusi sumberdaya
-Tarif/tiket masuk taman nasional rekreasi,dls
-Kompensasi yang harus dibayar oleh pembuat kerusakan lingkungan
-Alokasi investasi (dana) untuk tujuan pengelolaan yang berkelanjutan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
JURUSAN BIOLOGI
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231
Telepon: +6231- 8296427, Faksimil: +6231- 8296427
Laman: http://biologi.fmipa.unesa.ac.id, email: biologi@unesa.ac.id

-Analisis biaya manfaat suatu proyek (AMDAL seharusnya diperluas)


-Perhitungan neraca sumberdaya alam
4. karena cocok untuk indonesia karena komitmen pembangunan tidak hanya berfokus pada
pembangunan manusia, namun juga pembangunan ekonomi ramah lingkungan serta
pembangunan lingkungan hidup. SDG menempatkan manusia sebagai pelaku sentral dan
penikmat hasil pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia atau human
wellbeing. Apakah pembangunan akan menghasilkan kesejahteraan yang diinginkan
manusia tergantung dari perilaku manusia itu sendiri terhadap alam dan pemanfaatannya
untuk tujuan kesejahteraan saat ini dan untuk generasi mendatang.
prinsip prinsip
Equity (Pemerataan)
Pemerataan dalam pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan utama. Pemerataan dianggap
mampu meminimalisasi disparitas baik ekonomi dan sosial serta kesempatan yang
seimbang bagi masyarakat.
Ekonomi
Dalam pembangunan berkelanjutan, pendekatan pembangunan di aspek ekonomi
menitikberatkan pada peningkatan keahlian untuk para pekerja agar mampu meningkatkan
daya saing mereka dalam memperoleh pekerjaan yang layak, menonjolkan kerjasama
ekonomi strategis, serta meningkatkan performa infrastruktur dasar seperti perumahan, air,
jalan, dll bahkan infrastruktur informasi. Berbeda dengan kota-kota yang tidak menerapkan
pembangunan berkelanjutan karena kota dengan model pembangunan ini menonjolkan
kompetisi antar sektor dan masyarakat, pengembangan industri besar serta ekspansi
ekonomi besar-besar dan ketergantungan terhadap dunia bisnis yang begitu besar. Kota-
kota yang menerapkan pembangunan berkelanjutan memiliki kondisi sosial ekonomi yang
kondusif karena ada rasa tanggungjawab bersama antara pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam penciptaan modal tenaga kerja dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Energi
Penerapan penghematan energi merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Contohnya yang diterapkan adalah mengoptimalkan pembangunan bangunan dengan
pencahayaan alami sebanyak mungkin, mengutamakan pengembangan sistem transportasi
umum, massal, dan hemat energi dan bukan justru pro terhadap penggunaan kendaraan-
kendaraan pribadi di jalan.
Ekologi
Prinsip pelestarian ekologi dalam pembangunan berkelanjutan diterapkan melalui
penggunaan lahan campuran (mixed use) semaksimal mungkin, sistem transportasi dan
bangunan yang saling terintegrasi, memperhatikan keberadaan ruang terbuka, ruang hijau,
dan membatasi pemekaran kota secara berlebihan.
Engagement (Peran Serta)
Bentuk pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan melalui peningkatan dan optimalisasi
peran serta masyarakat dalam proses pembangunan lingkungan. Dalam hal ini, pemerintah
berperan sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat dan mampu menampung aspirasi
atau masukan dari masyarakat.
5. Cara pencegahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah
pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah
dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan
mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang
(recycle).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
JURUSAN BIOLOGI
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231
Telepon: +6231- 8296427, Faksimil: +6231- 8296427
Laman: http://biologi.fmipa.unesa.ac.id, email: biologi@unesa.ac.id

Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah
limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent,Bioaccumulative, and Toxic), dan
berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala
produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.

Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan
bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula
dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi
alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan
penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti
perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak
antara satu negara dengan negara lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti:
1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif,
melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan taman nasional, dan lain-
lain.
2. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.
3. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
4. Tidak membuang sampah sembarangan.
5. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.

Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu:

1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan pencemaran
lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan
yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang
tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik
Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek
pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.

2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri.
Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih
dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui jalur
pendidikan-pendidikan formal atau sekolah

Anda mungkin juga menyukai