Anda di halaman 1dari 14

METODE ILMIAH

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


TANAMAN CABAI

NAMA KELOMPOK
1. FATTAHIRA INSANI
2. FERDIANSYAH
3. IIS BADRIYAH
4. LISA SAFITRI
5. MALDA MEILANA W.

SMAN 1 TAMBUN UTARA

BEKASI
KATA PENGANTAR
Dengan menyembut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang , kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan metode ilmiah tentang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai dengan baik.
Adapun metode ilmiah tentang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Sehingga
dapat memperlancar pembuatan metode ilmiah ini.
Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
metode ilmiah ini. Namun, tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan. Baik dari segi
penyusun bahasanya, maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada dan tangan terbuka, kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami.
Sehingga kami dapat memperbaiki metode ilmiah ini.

Bekasi, 3 September 2014


Daftar Isi

Daftar isi.....................................................................................................ii

1. BAB 1 ...............................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................1

Latar belakang masalah....................................................................1

Rumusan masalah.............................................................................3

Tujuan dan manfaat penelitian.........................................................3

2. BAB II.................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4

Landasan teori...................................................................................4

Hipotesis............................................................................................5

3. BAB IV................................................................................................6

BAHAN DAN METODE PENELITIAN....................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................7

KESIMPULAN......................................................................................7

4. DAFTAR PUSAKA.................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang
dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan
akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan , meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Selain itu , kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat
(tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga
dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan.
Sebaliknya , tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan
tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek , daun
berkembang baik lebih lebar, lebih hijau , tampak lebih segar dan batang
kecambah lebih kokoh.
Misalnya saja pada tanaman cabai rawit. Bagi masyarakat Asia khususnya
penduduk Indonesia tanaman cabai rawit adalah tanaman yang sangat
penting. Dikarenakan Indonesia sangat terkenal dengan masakan yang
berbumbu sangat pedas. Selain itu Indonesia adalah Negara agraris yang
sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Selain itu sebagian besar
penduduk Indonesia juga mempunyai lahan yang ditanami rempah-rempah
dan kebutuhan sehari-hari khususnya cabai rawit.
Namun dibalik segala kegunaannya pertumbuhan cabai rawit yang baik itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan cabai rawit. Mengapa hal itu bisa terjadi? Kami akan
membahasnya pada ulasan berikut ini.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan


perkembangan tanaman cabai rawit?

2. Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman cabai rawit yang


diletakkan dalam ruangan (kurang cahaya) dan tanaman cabai rawit
yang diletakkan di luar ruangan (yang mendapatkan banyak cahaya)?

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan


pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai rawit.

Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya
matahari terhadap pertumbuhan.
BAB II

Tinjauan pustaka

A. Landasan teori

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran (massa,panjang) secara kuantitatif


yang dihasilkan dari pertambahan jumlah sel dan bersifat irreversible ( tidak
dapat kembali ).Perkembangan adalah proses menuju kedewasaaan secara
kualitatif terhadap pengembangan tubuh organisme.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada


Tumbuhan

Faktor Eksternal :

 Suhu
 Cahaya
 Air
 Nutrisi
 Kelembapan udara
 Tingkat keasaman dan basa ( pH )
 Cahaya

Cahaya merupakan faktor utama sebagai sumber energi dalam fotosintesis,


Untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada
jenis tumbuhan.

Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan berlangsung akan


menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunya berukuran lebih kecil, tipis, dan berwarna
pucat.

Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada intensitas (kuat


penyinaran) saja, namun ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu
berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Hendricks dan Borthwick pada tahun 1984, menunjukkan bahwa cahaya yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan
panjang gelombang 660nm. Percobaan dengan menggunakan spectrum infra
merah dengan panjang gelombang 730nm memberikan pengaruh yang
berlawanan. Substansi yang merespons terhadap spectrum cahaya adalah
fitokrom suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan
atom khusus yang mengabsorpsi cahaya.

Faktor Internal, dibagi menjadi dua, yaitu

Faktor Intraseluler : gen sebagai pembawa sifat atau lebih dikenal


sebagai faktor hereditas

Faktor Interseluler : hormon.

B. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah tanaman cabai rawit diletakkan di luar ruangan
maka pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih
lebar,tebal,hijau tampak segar dan batang kecambah tampak lebih kokoh. Dan
tanaman cabai rawit diletakkan di dalam ruangan maka batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah,daunnya berukuran kecil,tipis dan berwarna
pucat tidak hijau.
Bahan dan Metode Penelitian

Alat dan bahan


1. buah pot yang berisi tanah
2. Penggaris
3. 10 biji cabai rawit yang sudah dikeringkan
4. Air
5. Cahaya matahari

Langkah kerja
1. Menentukan variable – variable.
- variable bebas : cahaya matahari

- variable terikat : tanah, air, biji cabai rawit, kelembapan, cahaya, dan
suhu.

2. Menyiapkan alat dan bahan

3. Menanam 5 biji cabai rawit ke dalam pot I dan meletakkanya ke dalam


ruangan.

4. Menanam 5 biji cabai rawit ke dalam pot II dan meletakkanya ke luar


ruangan

5. Menyirami tanaman cabai rawit setiap pagi dan sore hari

6. Mengukur tinggi tiap – tiap tanaman cabai rawit setiap hari


7. Mengamati perbedaan – perbedaan yang terjadi antara tanaman pot I dan
pot II misalnya, jumlah daun, warna daun, dan kokoh tidaknya batang tanaman
cabai rawit.

8. Mencatat hasil pengukuran dan pengamatan ke dalam tabel hasil penelitian.

Dari 5 biji tanaman cabai rawit yang kami tanam hanya 3 biji yang mengalami
perkecambahan. Karena itu kamai hanya mengamati dan mengukur tiga biji
yang mengalami perkecambahan tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Tabel hasil penelitian pot I ( tanaman cabai rawit dalam ruangan )

Hari Tinggi Jumlah daun Warna daun Bentuk daun Keterangan

1 0 cm - - - Belum terbentuk

2 0.5 cm - - - Proses perkecambahan

3 2.5 cm - - - Muncul daun

Pertambahan daun
4 4.3 cm 2 helai Pucat Kecil, Tipis cepat dan batang
kecambah tidak kokoh

Daun tetap, batang


5 5,16 cm 2 helai Pucat Kecil, Tipis
kecambah melengkung

Daun tetap, batang


6 5.67 cm 2 helai Pucat Kecil, Tipis
kecambah melengkung

Tabel hasil penelitian pot II ( tanaman cabai rawit di luar ruangan )

Hari Tinggi Jumlah daun Warna daun Bentuk daun Keterangan

1 0 cm - - - Belum terbentuk

2 0.56 cm - - - Proses perkecambahan

3 2 cm - - - Muncul daun

Pertambahan daun lebih


4 2.16 cm 3 helai Hijau Tebal cepat tumbuh dan
batang kokoh

Daun sangat
5 3 cm 3 helai Hijau Tebal lebat, batang tegak dan
kokoh

6 3.06 cm 4 helai Hijau Lebar Batang tegak dan kokoh


- Tanaman cabai rawit pada pot I ( dalam ruangan )

Mengalami pertambahan tinggi yang sangat cepat, dari hari ke hari. Namun
pertambahan daunnya lambat, warna daunnya tidak hijau ( pucat ) dan batang
kecambahnya tidak kokoh dan melengkung. Batang kecambah melengkung
karena pertambahan tinggi yang sangat pesat, namun batangnya tidak kuat.
Tanaman di pot I ini mengalami gejala etiolasi, dikarenakan kekurangan cahaya
matahari disaat perkecambahan. Gejala etiolasi ditandai dengan pertambahan
tinggi yang sangat cepat dikarenakan hormon auksin yang berfungsi dalam
perpanjanga sel – sel tumbuhan dapat bekerja secara maksimal di tempat yang
tanpa cahaya matahari. Namun kekuarangan cahaya itu menyebabkan daun
berwarna pucat, berukuran kecil, tipis dan batangnya tidak kokoh karena
tanaman tidak bisa melakukan proses fotosintesis sehingga tanaman
kekurangan nutrisi.

- Tanaman cabai rawit pada pot II ( di luar ruangan )

Mengalami pertumbuhan yang lambat, namun jumlah daunnya bertambah


lebih cepat, berwarna hijau lebar dan tebal dan batang kecambahnya kokoh.
Pertumbuhan yang lambat ini disebabkan oleh Fungsi hormon auksin yang
dihambat oleh cahaya matahari. Namun dengan cahaya matahari yang cukup
tanaman tersebut dapat melakukan proses fotosintesis secara maksimal,
sehingga tanaman tersebut memiliki nutrisi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuhnya. Nutrisi yang cukup itulah yang menyebabkan tanaman
cabai rawit pot II tampak lebih gemuk, kokoh berdaun lebar, tebal dan banyak.
KESIMPULAN

1. Hasil percobaan menunjukkan bahwa:

− Tanaman di dalam ruangan mengalami pertumbuhan lebih cepat dan


mempunyai batang yang lebih tinggi, daunnya berukuran kecil, tipis, berwarna
pucat, batang melengkung dan tidak kokoh.

−Tanaman di luar ruangan pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebih lebar


dan tebal, berwarna hijau, batang tegak dan kokoh.

2. Cahaya merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan pada tumbuhan.
DAFTAR PUSAKA

Abercrombie, M.et al. 1993. Kamus lengkap biologi. Sutarmi T S. Dan Sugiri N.
Imaningtyas S.A. dan Marias, editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari :
Dictonary of biology

Anonim. 2013. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik


indonesia no. 69 tahun 2013

Applin, D. 2002. Key science biology. Cheltenham : Nelson Thornes

Arms, K. And P.S Camp.1995. biology. Edisi ke-4. Philadelphia : Saunders


College

Brotowidjoyo, M.D 1989. Zoologi dasar. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai