Anda di halaman 1dari 8

TUGAS EKOLOGI LAUT TROPIS

PENGARUH GLOBAL WARMING BAGI ORGANISME LAUT

DAN ARTIKEL TENTANG GLOBAL WARMING

DISUSUN OLEH :

NAMA :DIAN CITRA PRISKA

NIM :201864002

PRODI : ILMU KELAUTAN (IK)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
PENGARUH GLOBAL WARMING BAGI ORGANISME LAUT

1. Plankton (fitoplankton dan zooplankton )

Dalam proses fotosintesis di lautan, fitoplankton dapat mengikat secara langsung CO2 dari
atmosfer sebagai bahan dasar untuk kelangsungan proses fotosintesis yang menghasilkan O2
terlarut untuk kebutuhan biota laut lainnya dalam proses respirasi. Menurut Dahuri (2003),
fitoplankton juga berfungsi sebagai biological carbon pump yang mampu menyerap CO2 dari
atmosfer dan pada kolom perairan, dikarenakan laut dalam akan melakukan resirkulasi CO2 ke
permukaan laut yang kemudian dapat melepaskannya ke atmosfer, sehingga jika fitoplankon
mengalami kematian masal maka akan menurunkan penyerapan CO2, menyebabkan kandungan
CO2 di atmosfer dan di kolom perairan akan meningkat drastis.

Fitoplankton di lautan tidak saja mampu mengendalikan dan mengatur iklim global,
namun juga menerima dampak negatif dari perubahan iklim akibat pemanasan global. Menurut
Syamsuddin (2000), menipisnya lapisan Ozon telah berdampak buruk terhadap komunitas
fitoplankton di lautan akibat peningkatan emisi GRK berupa CFC. Diperkirakan 16 %
pengurangan lapisan Ozon akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan fitoplankton sebagai
dasar rantai makanan sehingga menurunkan laju fotosintesis di laut yang diperkirakan sudah
mencapai 6-12 %.

Dengan semakin kecil ukuran individu dan populasi fitoplankton, akan menurunkan
produktivitas primer yang menyebabkan terganggunya sistem rantai makanan di perairan laut,
karena fitoplankton merupakan penghasil bahan organik dan sumber produsen utama di perairan
laut. Sehingga akan berpengaruh langsung terhadap penurunan populasi zooplankton sebagai
konsumennya dan selanjutnya berpotensi terhadap penurunan kelimpahan ikan sebagai
konsumen pada tingkatan selanjutnya.

Sumber : Husain latuconsina.2010. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP EKOSISTEM PESISIR DAN LAUTAN.
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate). 3(1) : 30-34

https://www.researchgate.net/publication/323038901_Dampak_pemanasan_global_terhadap_ekosistem_pesisir_
dan_lautan/link/5a7dae93458515dea411f3b1/download ( 07 mei 2020 ).
2. Organisme bentik

Peningkatan suhu air laut sangat mempengaruhi metabolisme semua biota laut, sehingga
dampaknya diduga lebih buruk dibandingkan dengan penurunan pH air laut.

Sebagai contoh, terumbu karang mampu beradaptasi terhadap penurunan pH air laut, karena
dapat mengatur pH dalam tubuh 1.5 kali lebih tinggi daripada pH lingkungan, dengan energi
yang cukup rendah yaitu kurang dari 1% dari energi untuk fotosintesis (McCulloch et al., 2012).
Akan tetapi, terumbu karang tidak tahan terhadap peningkatan suhu air laut yang
menyebabkan pemutihan (coral bleaching). Pemutihan terumbu karang terjadi karena suhu air
laut terlalu tinggi bagi zooxanthellae yang bersimbiosis dengan karang, sehingga biota tersebut
melepaskan diri dari simbiosis tersebut. Akibatnya, terumbu karang kehilangan warna atau
memutih dan tidak dapat melakukan fotosintesis.

Pemutihan terumbu karang pada skala besar pernah terjadi di Pulau Weh, Sumatera
Utara, pada bulan Mei-Juni 2010, sebagai akibat gelombang panas yang melanda Asia Tenggara.
Gelombang panas meningkatkan suhu air laut 1.5-2°C lebih tinggi dari pada rata-rata suhu air
laut untuk jangka panjang. Sebanyak 87% Pocillopora dan 97% Acropora telah dilaporkan
mengalami pemutihan dan mati selama gelombang panas tersebut berlangsung (Gambar 2)
(Guest et al., 2012).

Peningkatan suhu air laut juga mempengaruhi penyebaran biota laut

Contohnya di Indonesia. Kurang lebih 1000 spesies biota laut di Indonesia akan bermigrasi ke
selatan (Australia) pada 100 tahun ke depan untuk menemukan suhu air laut yang sesuai (García-
Molinos et al., 2016). Migrasi tersebut tidak melibatkan seluruh komponen ekosistem, melainkan
hanya beberapa komponen yaitu biota laut yang rentan terhadap pemanasan air laut. Biota yang
memiliki toleransi luas terhadap suhu air laut mungkin akan tetap tinggal di tempat asal.
Akibatnya, keseimbangan ekosistem terutama hubungan antara mangsa dan pemangsa di tempat
asal dan tempat tujuan menjadi tidak seimbang (Sydeman et al., 2015). Oleh karena itu,
peningkatan suhu air laut sering diikuti dengan kejadian serangan biota asing sebagai hasil
dari migrasi tersebut.

Sumber : hadiyanto.2017. PEMANASAN GLOBAL, EKSPLOITASI SUMBERDAYA PERIKANAN, DAN PENCEMARAN


PESISIR SEBAGAI PENYEBAB UTAMA PERUBAHAN EKOLOGI LAUT DI INDONESIA. Oseana. 13(2) : 3-6.
https://www.researchgate.net/publication/326369246_PEMANASAN_GLOBAL_EKSPLOITASI_SUMBERDAYA_PERIK
ANAN_DAN_PENCEMARAN_PESISIR_SEBAGAI_PENYEBAB_UTAMA_PERUBAHAN_EKOLOGI_LAUT_DI_INDONESIA/l
ink/5b486c8eaca272c6093bfcd9/download ( 07 mei 2020 )
3. Ikan

Radiasi UV-B secara berlebihan menurut Syamsuddin (2000), juga dapat menyebabkan
rekombinasi gen, memperlambat pembelahan sel sehingga menghambat laju pertumbuhan biota
laut dan merusak sistem kekebalan hewan laut, terhambatnya reproduksi generatif beberapa
hewan laut melalui inaktivasi selsel organ reproduksi berupa kerusakan kromosom kelamin dari
sel telur dan spermatozoa, sehingga berpotensi merubah rasio perbandingan individu jantan dan
betina. Dapat pula menurunkan daya tetas telur biota laut, kerusakan jaringan tubuh dan yang
lainnya.

Berdasarkan pemantauan biota laut oleh Eliot dan Simmonds pada tahun 2007 dalam
Indrawan et al (2007), telah dianalisis dan diperkirakan sejumlah dampak langsung akibat
perubahan temperatur bumi yaitu terjadinya perubahan pola distribusi dari beberapa jenis
mamalia laut yang berpindah menuju habitat optimalnya yang tersisa dan dapat mempengaruhi
kerentanan peyebaran virus dan introduksi kuman penyakit. Sementara dampak tidak langsung
adalah perubahan ketersediaan dan kelimpahan sumber pakan.

Dengan demikian, dikhawatirkan akan terjadi penurunan tingkat keanekaragaman biota


laut di dunia secara besar-besaran karena mengalami kerentanan dan ancaman kepunahan.
Dimana pemanasan global telah menyebabkan beberapa parameter fisika dan kimia lingkungan
sebagai faktor pembatas akan mengalami perubahan drastis yang tidak ideal lagi bagi sebagian
besar biota laut untuk dapat berkembang dan bertahan hidup.

Sumber : Husain latuconsina.2010. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP EKOSISTEM PESISIR DAN LAUTAN.
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate). 3(1) : 34-35
https://www.researchgate.net/publication/323038901_Dampak_pemanasan_global_terhadap_ekosistem_pesisir_
dan_lautan/link/5a7dae93458515dea411f3b1/download ( 07 mei 2020 ).

Augy syahailatua.2008. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERIKANAN. Oseana . 33(2) :26-30
http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxxiii(2)25-32.pdf (07 mei 2020)
4. Makro alga

Penyerapan CO2 oleh mikroalga terjadi pada saat fotosintesis, dimana CO2 digunakan untuk
reproduksi sel-sel tubuhnya. Pada proses fotosintesis tersebut selain memfiksasi gas CO2, juga
memanfaatkan nutrien yang ada dalam badan air (Anderson, 2005)

Radiasi UV-B secara berlebihan menghambat penyerapan unsur hara seperti nitrogen bagi alga
laut yang menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas kandungan agar dan karagenan.

Sumber : Husain latuconsina.2010. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP EKOSISTEM PESISIR DAN LAUTAN.
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate). 3(1) : 34-35
https://www.researchgate.net/publication/323038901_Dampak_pemanasan_global_terhadap_ekosistem_pesisir_
dan_lautan/link/5a7dae93458515dea411f3b1/download ( 07 mei 2020 ).

Arif dwi santoso,dkk. 2011. MIKRO ALGA UNTUK PENYERAPAN EMISI CO2 DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI
LOKASI INDUSTRI . Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 3(2) : 63-64.
BUAT 5 PERTANYAAN DAN DIJAWAB BERDASARKAN MATERI ARTILKEL
YANG DIBACA

1. Apa itu global warming ?


Jawab :
Pemanasan global(global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di
bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di
bumi.
2. Bagaimana proses terjadinya global warming ?
Jawab ;
Pemanasan global berhubungann dengan prosesmeningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi
sinar matahari menuju ke atmosfer bumi,kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi
energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.
Sebagian sinar infra merah dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas
rumah kacayang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat.Gas-gas rumah kaca
terutama berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida.

3. Bagaimana dampak global warming terhadap ekosistem secara global?


Jawab ;

Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan sistem terhadap


ekosistem di bumi,antara lain;

 perubahan iklim yang ekstrim


 mencairnya es sehingga permukaan air laut naik
 serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.

Adanya perubahan sistem dalam ekosistem ini telah memberi dampak pada kehidupan di
bumi seperti terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai
jenis hewan.
4. Apa saja yang menjebabkan terjadinya global warming ?
Jawab :
a. Efek rumah kaca :. Menumpuknya jumlah gas rumah kaca seperti uap air, karbon
dioksida, dan metana di atmosfer mengakibatkan sebagian dari panas ini dalam
bentuk radiasi infra merah tetap terperangkap di atmosfer bumi, kemudian gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Kondisi ini dapat terjadi berulang sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
bumi terus meningkat.
b. Effek balik : Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses efek
balik yang dihasilkannya, seperti pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan
lebih meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap airsendiri merupakan
gas rumah kaca,makapemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air
di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Keadaan ini
menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh
akibat gas CO2itu sendiri.Peristiwa efek balik ini dapat meningkatkan kandungan air
absolut di udara, namun kelembaban relatifudara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat.
c. Variasi matahari : Pemanasan global dapat pula diakibatkan oleh variasi matahari.
Suatu hipotesis menyatakan bahwa variasi dari Matahari yang diperkuat oleh umpan
balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini(Marsh and
Henrik, 2000).Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer,sebaliknya
efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah
paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas
Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozonjuga
dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapipenipisan tersebut terjadi mulai
akhir tahun 1970-an. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas
gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri
hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950(Hegerl, et al. 2007,
Ammann, et al, 2007).
5. Bagaiman cara meminimalisir dampak dari global warming ?
Jawab :
a) Konservasi lingkungan,dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di
lahan-lahan kritis. Tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis,
dalam proses ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan
oksigen.Akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat dikurangi.
b) Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi
penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara).
c) Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan
kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon.
Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu
dikembangkan, misalnya dari sampah organik.
d) Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahamandan
penerapan terkait dengan global warming

Sumber artikel : R utina .2009. PEMANSAN GLOBAL : dampak dan upaya


meminimalisasinya. academia.edu [internet]. [diunduh 07 mei 2020]. Tersedia pada :
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=ARTIKEL+ILMIAH+TENTANG+PEMANASAN+GLOBAL&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&
oi=scholart

Anda mungkin juga menyukai