Anda di halaman 1dari 13

PENELITIAN PROPOSAL

ANALISIS 14C DALAM SEDIMEN SUNGAI KAREMA KABUPATEN


MAMUJU DENGAN METODE LSC (LIQUID SCINTILLATION
COUNTING)

Oleh :

Syahrezi Surya Putra (H031191077)

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
ANALISIS 14C DALAM SEDIMEN SUNGAI KAREMA KABUPATEN
MAMUJU DENGAN METODE LSC (LIQUID SCINTILLATION
COUNTING)

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

MAKASSAR

2023
PRAKATA

Alhamdulillah rabbilalamin, puji dan syukur hanyalah patut disanjungkan

ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul


14
"Analisis C Dalam Sedimen Sungai Karema Kabupaten Mamuju Dengan

Metode LSC (Liquid Scintillation Counting)” disusun berdasarkan hasil

penelitian yang dilaksanakan pada April 2023 – Juli 2023 dan merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Kimia,

Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Hasanuddin Makassar.


ABSTRAK

Analisis 14C dalam sedimen di perairan Mamuju menggunakan metode LSC


(Liquid Scintillation Counting) telah dilakukan. Sampel diambil dari muara sungai
Karema. Preparasi sampel dilakukan dengan pencucian sampel sedimen
menggunakan akuades dan kemudian direndam dalam larutan KOH 1 M selama 1
x 24 jam. Karbon total larutan sampel sebesar 0,0384 gram. Pengukuran aktivitas
14C dilakukan menggunakan LSC Hidex 300 SL. Aktivitas Spesifik sampel
sungai Karema sebesar 15,10 ± 4,5 DPM/gram. Umur sampel sedimen sungai
Karema sebesar 106,52 ± 19,7 tahun.
Kata kunci : aktivitas 14C, Liquid Scintillation Counting (LSC), sedimen,
radiokarbon
ABSTRAK

14C Analysis on Sediment in Mamuju using LSC (Liquid Scintillation Counting)


Method has been done. Sample is taken from Karema River. Measurements of
14C activity based on enumeration of sediment sample were conducted to
determine the age of the sediment. Sample preparation was performed by washing
the sediment sample by using aquades and then immersed in KOH 1 N for 1 x 24
hours. Carbon total for both sample solution is 0.0384 grams. The measurement
activity of 14C is carried out using LSC Hidex 300 SL. Specific activities of
sample from Karema river is 15,10 ± 4,5 DPM/gram. The age of sediment sample
from Karema river is 106,52 ± 19,7 years.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Mamuju merupakan salah satu daerah yang terletak di Provinsi

Sulawesi Barat. Kabupaten Mamuju memiliki banyak sungai-sungai kecil yang

berfungsi sebagai drainase bagi daerah pedataran pantai (BPS,2013). Daerah

pantai, dengan gelombang dan arus pantai dapat menyebabkan sebaran sedimen

pantai. Sedimen dasar (bed load) berubah menjadi suspensi (suspended load)

diakibatkan oleh turbulensi dari gelombang pecah. Ketika gelombang pecah

menimbulkan arus dan turbulensi yang sangat besar sehingga dapat menggerakkan

sedimen dasar (Rifardi, 2012).

Sedimentasi adalah akumulasi dari berbagai mineral dan pecahan-pecahan

batuan yang bercampur dengan pecahan cangkang molusca, terumbu karang, dan

sisa dari rangka organisme (Endarto, 2005). Dari kandungan yang terdapat dalam

sedimen menghasilkan karbon yang mempunyai tiga buah isotop yaitu 12C, 13C,

dan 14C. Suatu sampel karbon mengandung aktivitas karbon 14, 14C

(radiokarbon) dihasilkan dari reaksi antara radiasi kosmis dan nitrogen sehingga

terbentuklah 14C. Nilai aktivitas kemudian diubah menjadi umur setelah

dibandingkan dengan standar acuan (Faisal, 2009). Dari uraian tersebut, maka

penelitian ini akan dilakukan penentuan umur sedimen di perairan Mamuju

melalui pengukuran aktivitas 14C dengan metode LSC.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa aktivitas radionuklida 14C karang modern (Goniastrea favulus) dari

Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode

Liquid Scintillation Counting (LSC).

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah menganalisis aktivitas radionuklida 14C

karang modern (Goniastrea favulus) dari Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan

dengan menggunakan metode Liquid Scintillation Counting (LSC).

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :


14
1. Menentukan aktivitas radionuklida C pada sampel karang modern

(Goniastrea favulus) dari Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan dengan

menggunakan metode Liquid Scintillation Counting (LSC).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai analisis


14
aktivitas radionuklida C pada karang modern (Goniastrea favulus) dari

Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode Liquid

Scintillation Counting (LSC).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kabupaten Mamuju

Mamuju merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Barat hasil pemekaran dari

Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2004 berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004,

dengan luas daerah sekitar 16.796,19 km2 . Beberapa kecamatan di Kabupaten

Mamuju merupakan daerah yang memiliki nilai laju dosis radiasi (radioaktivitas)

tinggi, yaitu antara 100-2.800 nSv/jam. Hasil tersebut didapatkan dari pengukuran

radiasi lingkungan di daerah Sulawesi yang dilakukan oleh Pusat Teknologi

Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTKMT-

BATAN) pada tahun 2007. Nilai tersebut terbilang cukup tinggi bila

dibandingkan dengan nilai laju dosis di daerah lain yang ada di Indonesia

(Khairani dkk., 2018).

2.2 Sedimen
Sedimen adalah pecahan pecahan material umumnya terdiri atas uraian

batu-batuan secara fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini mempunyai ukuran

dari yang besar sampai yang sangat halus, dan beragam bentuk dari bulat, lonjong

sampai persegi. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen

terlarut dalam sungai, dengan kata lain bahwa sedimen merupakan pecahan,

mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan

diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk

didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air

atau dalam bentuk larutan kimia (Asdak, 2007)


Daerah muara sungai merupakan daerah yang sangat produktif, karena

penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari darat melalui aliran sungai

dan perairan sekitarnya, secara terus menerus. Percampuran kedua masa air yang

terjadi di muara sungai dapat menyebabkan perubahan kondisi fisik oseanografi di

lokasi tersebut (Usman, 2014).

Sedimentasi sendiri merupakan suatu proses pengendapan material yang

ditranspor oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang

terdapat di mulut)mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan

material)material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir yang

terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material)material

yang diangkut oleh angin (Usman, 2014).

2.3 Radioaktivitas

Radioaktivitas adalah gejala perubahan keadaan inti atom seeara spontan

yang disertai radiasi berupa zarah atau gelombang elektromagnetik. Kandungan

radionuklida dalam cuplikan lingkungan berasal dari dua sumber radiasi antara

lain sumber radiasi alam dan sumber radiasi buatan (Susetyo, 2018).

Sumber radioaktif yang terdapat di alam berasal dari berbagai macam

sumber yaitu dari ruang angkasa atau yang lebih dikenal dengan sinar kosmis, dari

batuan (radiasi primordial) dan sumbangan dari zat radioaktif buatan manusia/

Radionuklida yang dibebaskan tersebut terdapat dibeberapa macam contoh

lingkungan yaitu udara, air, tanah, tanaman dan cuplikan lain. Zat radioaktif yang

terdapat pada berbagai media Iingkungan berpotensi bahaya radiologis baik secara

ekstema maupun intema terhadap masyarakat yang memanfaatkan (Nuraini dkk.,

2007).
2.6 LSC (Liquid Scintillation Counting)

Liquid Scintillation Counting (LSC) TRICARB 2910TR merupakan alat

cacah radiasi yang dapat digunakan untuk menentukan aktivitas radionuklida

pemancar beta seperti tritium dalam sampel cair (Packard, 1995). Prinsip kerja

LSC (Liquid Scintillation Counting) ini bekerja atas dasar interaksi larutan

senyawa organik yang dapat berflouresensi. Kini metode pencacah salinitas cair

selain dapat mencacah radiasi β berenergi rendah, tetapi dapat digunakan pula

untuk pencacahan α dan β total. Kelebihannya metode ini dapat menghemat waktu

dalam menetukan α dan β total dan mendeteksi 3H dan 14C (Tjahaja dan Mutiah,

2000).

Keuntungan utama LSC adalah efisiensi penghitungan tinggi (hingga

99,9%), relatif sederhana prosedur untuk persiapan target, dan fitur yang akan

diperoleh spektrum beta sampel. Teknik pengukuran ini masih merupakan metode

radiometrik utama dalam penentuan beta yang memancarkan radionuklida,

terutama yang beremisi rendah partikel beta energi dan membusuk dengan

penangkapan elektron, dan masih merupakan metode kompetitif dibandingkan

dengan spektrometri massa untuk radionuklida berumur pendek (t’\100 tahun).

Instrumen Hidex 300 SL juga telah diselidiki dan bekerja dengan baik untuk

mengukur aktivitas 14C dalam standar pendinginan dengan tingkat aktivitas yang

tinggi (Hou, 2018).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah KOH 1 M, HCl 5 M,

BaCl2 10%, indikatot MO, indikator PP, sintilator aqualight, kertas saring,

aquades dan sedimen asal perairan Mamuju.

3.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat sampling dan

kantong sampel, statif, mortar, sarung tangan, oven, cawan dan alat-alat gelas

yang umum digunakan di laboratorium serta LSC Hidex 300 SL

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel Sedimen

Pengambilan sampel dilakukan di permukaan Perairan Mamuju yang

diambil di muara sungai Karema pada koordinat 02°40’43.7” (LS) dan

118°52’24.1” (BT). Pengambilan contoh sedimen dengan menggunakan pipa

paralon.

3.3.2 Preparasi Sampel

Sedimen dicuci dengan aquades namun sebelumnya ditimbang bobot

awalnya. Setelah pencucian, sampel sedimen ditempatkan dalam wadah dan

dikeringkan dan ditimbang kembali bobot akhirnya. Selanjutnya sedimen digerus

dengan mortar. Sampel direndam dengan KOH 1 M selama 1 x 24 jam lalu

kemudian disaring dan filtratnya disimpan dalam botol sampel.

3.3.3 Pengukuran Aktivitas 14C


Sampel sedimen dipipet sebanyak 8 mL dan 12 mL sintilator ke dalam

gelas vial 20 mL. Campuran homogen sampel dan sintilator dicacah dengan

perangkat LSC Hidex 300 SL dengan waktu pencacahan 2- 240 menit untuk

menentukan waktu optimum masing-masing sampel dan kemudian dicacah

sebanyak 5 kali pengulangan pada waktu optimum. Hal yang sama dilakukan pada

pencacahan background.

3.4.4 Perhitungan Umur Sampel Sedimen

Umur sampel sedimen dapat dihitung berdasarkan perbandingan aktivitas

spesifik karbon modern (15,3 dpm/grC) terhadap aktivitas spesifik sampel yang

diperoleh dari hasil pencacahan dengan menggunakan persamaan laju peluruhan

radiokarbon (Siregar dan Soehaimi, 2009):

t 1/2 Ao
t= ln (1)
ln2 At

Keterangan:
Ao = Radioaktivitas 14C pada saat hewan dan tanaman tersebut hidup
15,3 DPM
t1/2 = waktu paruh 5730 tahun
At = Radioaktivitas 14C dalam sampel
Ln 2 = 0,693
DAFTAR PUSTAKA

Asdak C., 2007, Hidrologi dan Pengendalian Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamuju, 2013, Mamuju dalam Angka
Katalog BPS:1101001.7604, Mamuju.

Endarto, D., 2005, Pengantar Geologi Dasar, Lembaga Pengembangan Pendidikan


(LPP), Surakarta.

Faisal, W., 2009, Peran Metode Pertanggalan Radiometris di Bidang Arkeologi


dan Geologi, Jurnal Iptek Nuklir Ganendra, 12(2), 70-81.

Hou, X., 2018, Liquid Scintillation Counting For Determination Of Radionuclides


In Environmental And Nuclear Application, Journal Of Radioanalytical
And Nuclear Chemistry, 318 (3) :1-32.

Khairani, M., Sutrisno., dan Indrastomo, F.D., 2018, Identifikasi Uranium dan
Thorium di Desa Takandeang Mamuju Sulawesi Barat dengan
Menginterpretasikan Data Radiometri Tanah atau Batuan, Journal of
Material Science, 1(1) : 1-8.

Nuraini, E., Sunardi., dan Irianto, B., 2007, Analisis Radioaktivitas Gross A, ~
Dan Identifikasi Radionuklida Pemancar Y Dari Air Dan Sedimen Sungai
Code Yogyakarta, Jurnal Proses Bahan, 6(3): 383-390.

Rifardi, 2012, Ekologi Sedimen Laut Modern, Edisi Revisi, Jilid Ketiga, UR
Press, Pekanbaru.

Susetyo, W., Spektrometer Gamma dan Penerapanya dalam Analisis Pengaktifan


Neutron, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1988.

Tjahaja, I.P., dan Mutiah, 2000, Metode Pencacahan Sintilasi Cair: Salah Satu
Alternatif untuk Pengukuran α dan β Total dalam Sampel Lingkungan,
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology, 1(1), 31-46.

Usman, K.O., 2014, Analisis Sedimentasi Pada Muara Sungai Komering Kota
Palembang, Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 2(2) : 209-216.

Anda mungkin juga menyukai