Oleh :
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
ANALISIS 14C DALAM SEDIMEN SUNGAI KAREMA KABUPATEN
MAMUJU DENGAN METODE LSC (LIQUID SCINTILLATION
COUNTING)
MAKASSAR
2023
PRAKATA
ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya
penelitian yang dilaksanakan pada April 2023 – Juli 2023 dan merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Kimia,
pantai, dengan gelombang dan arus pantai dapat menyebabkan sebaran sedimen
pantai. Sedimen dasar (bed load) berubah menjadi suspensi (suspended load)
menimbulkan arus dan turbulensi yang sangat besar sehingga dapat menggerakkan
batuan yang bercampur dengan pecahan cangkang molusca, terumbu karang, dan
sisa dari rangka organisme (Endarto, 2005). Dari kandungan yang terdapat dalam
sedimen menghasilkan karbon yang mempunyai tiga buah isotop yaitu 12C, 13C,
dan 14C. Suatu sampel karbon mengandung aktivitas karbon 14, 14C
(radiokarbon) dihasilkan dari reaksi antara radiasi kosmis dan nitrogen sehingga
dibandingkan dengan standar acuan (Faisal, 2009). Dari uraian tersebut, maka
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
TINJAUAN PUSTAKA
Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2004 berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004,
Mamuju merupakan daerah yang memiliki nilai laju dosis radiasi (radioaktivitas)
tinggi, yaitu antara 100-2.800 nSv/jam. Hasil tersebut didapatkan dari pengukuran
BATAN) pada tahun 2007. Nilai tersebut terbilang cukup tinggi bila
dibandingkan dengan nilai laju dosis di daerah lain yang ada di Indonesia
2.2 Sedimen
Sedimen adalah pecahan pecahan material umumnya terdiri atas uraian
batu-batuan secara fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini mempunyai ukuran
dari yang besar sampai yang sangat halus, dan beragam bentuk dari bulat, lonjong
terlarut dalam sungai, dengan kata lain bahwa sedimen merupakan pecahan,
mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan
diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk
didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air
penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari darat melalui aliran sungai
dan perairan sekitarnya, secara terus menerus. Percampuran kedua masa air yang
ditranspor oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang
material)material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir yang
2.3 Radioaktivitas
radionuklida dalam cuplikan lingkungan berasal dari dua sumber radiasi antara
lain sumber radiasi alam dan sumber radiasi buatan (Susetyo, 2018).
sumber yaitu dari ruang angkasa atau yang lebih dikenal dengan sinar kosmis, dari
batuan (radiasi primordial) dan sumbangan dari zat radioaktif buatan manusia/
lingkungan yaitu udara, air, tanah, tanaman dan cuplikan lain. Zat radioaktif yang
terdapat pada berbagai media Iingkungan berpotensi bahaya radiologis baik secara
2007).
2.6 LSC (Liquid Scintillation Counting)
pemancar beta seperti tritium dalam sampel cair (Packard, 1995). Prinsip kerja
LSC (Liquid Scintillation Counting) ini bekerja atas dasar interaksi larutan
senyawa organik yang dapat berflouresensi. Kini metode pencacah salinitas cair
selain dapat mencacah radiasi β berenergi rendah, tetapi dapat digunakan pula
untuk pencacahan α dan β total. Kelebihannya metode ini dapat menghemat waktu
dalam menetukan α dan β total dan mendeteksi 3H dan 14C (Tjahaja dan Mutiah,
2000).
99,9%), relatif sederhana prosedur untuk persiapan target, dan fitur yang akan
diperoleh spektrum beta sampel. Teknik pengukuran ini masih merupakan metode
terutama yang beremisi rendah partikel beta energi dan membusuk dengan
Instrumen Hidex 300 SL juga telah diselidiki dan bekerja dengan baik untuk
mengukur aktivitas 14C dalam standar pendinginan dengan tingkat aktivitas yang
METODE PENELITIAN
BaCl2 10%, indikatot MO, indikator PP, sintilator aqualight, kertas saring,
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat sampling dan
kantong sampel, statif, mortar, sarung tangan, oven, cawan dan alat-alat gelas
paralon.
gelas vial 20 mL. Campuran homogen sampel dan sintilator dicacah dengan
perangkat LSC Hidex 300 SL dengan waktu pencacahan 2- 240 menit untuk
sebanyak 5 kali pengulangan pada waktu optimum. Hal yang sama dilakukan pada
pencacahan background.
spesifik karbon modern (15,3 dpm/grC) terhadap aktivitas spesifik sampel yang
t 1/2 Ao
t= ln (1)
ln2 At
Keterangan:
Ao = Radioaktivitas 14C pada saat hewan dan tanaman tersebut hidup
15,3 DPM
t1/2 = waktu paruh 5730 tahun
At = Radioaktivitas 14C dalam sampel
Ln 2 = 0,693
DAFTAR PUSTAKA
Asdak C., 2007, Hidrologi dan Pengendalian Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamuju, 2013, Mamuju dalam Angka
Katalog BPS:1101001.7604, Mamuju.
Khairani, M., Sutrisno., dan Indrastomo, F.D., 2018, Identifikasi Uranium dan
Thorium di Desa Takandeang Mamuju Sulawesi Barat dengan
Menginterpretasikan Data Radiometri Tanah atau Batuan, Journal of
Material Science, 1(1) : 1-8.
Nuraini, E., Sunardi., dan Irianto, B., 2007, Analisis Radioaktivitas Gross A, ~
Dan Identifikasi Radionuklida Pemancar Y Dari Air Dan Sedimen Sungai
Code Yogyakarta, Jurnal Proses Bahan, 6(3): 383-390.
Rifardi, 2012, Ekologi Sedimen Laut Modern, Edisi Revisi, Jilid Ketiga, UR
Press, Pekanbaru.
Tjahaja, I.P., dan Mutiah, 2000, Metode Pencacahan Sintilasi Cair: Salah Satu
Alternatif untuk Pengukuran α dan β Total dalam Sampel Lingkungan,
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology, 1(1), 31-46.
Usman, K.O., 2014, Analisis Sedimentasi Pada Muara Sungai Komering Kota
Palembang, Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 2(2) : 209-216.