Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sainsmat, Maret 2022, Halaman 95-103 Vol. XI, No.

1
ISSN 2579-5686 (Online) ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat

Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Daerah Sekitar


Penambangan Emas di Sungai Kuantan
Assessment of Heavy Metal Content in Soil in Gold Mining Area
Rindi Genesa Hatika1)
1)
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Pasir Pengaraian

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat yang terdapat dalam
tanah pada daerah sekitar penambangan emas di sungai kuantan, kabupaten Kuantan
Singingi, Riau. Terdapat 4 titik pensampelan yang telah ditentukan menggunakan GPS.
Analisis kandungan logam dalam tanah dilakukan dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil penelitian mendapati bahwa terdapat
kandungan logam berat dalam sampel tanah yaitu logam Pb, Hg, Zn, As, Cd dan Cu.
Berdasarkan nilai ambang batas pada sedimen/tanah yang telah ditetapkan, konsentrasi
logam berat Cd dan Hg yang terkandung dalam tanah di daerah sekitar penambangan emas
di sungai kuantan jauh melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.

Kata kunci: Logam Berat, Penambangan Emas, Tanah.

ABSTRACT

This study aims to determine the heavy metal content contained in the soil in the area
around the gold mining in the Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. There
was 4 predetermined sampling points using GPS. Analysis of metal content in the soil was
performed using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results of the study
found that there are heavy metal content in soil samples of Pb, Hg, Zn, As, Cd and Cu.
Based on the threshold value of predetermined sediment / soil, the concentration of heavy
metals contained in the soil in the area around the gold mining in the kuantan river far
exceeds the predetermined threshold.

Keywords: Gold Mining, Heavy Metal, Soil

PENDAHULUAN

Pencemaran lingkungan adalah dampak negatif dari penambangan dan akhir-akhir ini
menjadi topik perbincangan hangat di media masa. Masalah tersebut pada dasarnya
berawal dari kurangnya kesadaran penambang akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan. Jika hal ini tidak segera diatasi pada akhirnya berdampak kepada masyarakat
di sekitar Tambang (Yulianti dkk, 2016).

95
Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang mengalami pencemaran akibat adanya
penambangan emas tanpa izin (PETI) yang dilakukan disepanjang aliran sungai. Apabila
kondisi ini berlangsung lama, maka akan memberikan dampak buruk bagi kerusakan
lingkungan bahkan kesehatan.
Secara tidak langsung kegiatan penambangan memberikan dampak negatif. Salah satu
dampak negatif yang ditimbulkan akibat penambangan emas adalah pencemaran merkuri,
hasil pengolahan emas secara amaglamasi. Pada tahap pencucian dan penggarangan emas
maka merkuri akan masuk ke badan lingkungan. Proses pencucian, pada umumnya limbah
mengandung merkuri dibuang langsung ke badan air. Hal ini disebabkan merkuri tersebut
tercampur atau terpecah menjadi butiran-butiran halus yang sifatnya sukar dipisahkan pada
proses penggilingan yang dilakukan secara amaglamasi sehingga pada proses pencucian
merkuri dalam ampas terbawa ke badan sungai. Proses amalgamasi yaitu menggunakan
merkuri (Hg) sebagai media untuk menangkap emas. Kegiatan tersebut dapat
menghasilkan limbah yang jika tidak dikelola dengan baik akan berpotensi merusak
lingkungan baik udara, tanah dan perairan (Elawati dkk, 2019).
Logam berat merupakan unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari 5g/cm3,
terletak disudut kanan bawah pada sistem periodik unsur, mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari periode 4 sampai 7. Logam ini
stabil dan tidak bisa rusak atau hancur, oleh karena itu mereka cenderung menumpuk
dalam tanah dan sedimen. Banyak istilah logam berat telah diajukan, berdasarkan
kepadatan, nomor atom, berat atom, sifat kimia atau racun. Sebagian logam berat seperti
Plumbum (Pb), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang sangat
berbahaya (Ernawati, 2010). Logam berat adalah unsur alami dari kerak bumi.
Logam berat dari residu pertanian maupun industri biasa dijumpai dalam jumlah yang
kecil namun sangat sulit terurai sehingga dalam jangka waktu tertentu akan terakumulasi
dalam tubuh makhluk hidup yang meracuni makhluk hidup (Montazeri et al., 2009).
Pencemaran logam berat di lahan sekitar penambangan, industri dan pertanian akan sangat
meningkatkan kandungan logam berat didalam tanah karena residu maupun akibat
tindakan dari kegiatan tersebut akan dibuang ataupun di timbun didalam tanah. Dalam
jumlah yang sedikit tanah dapat mengurai logam berat, namun secara terus menerus tanah
akan terakumulasi dan tercemar logam berat tersebut (Priyanto dan Joko, 2010).
Kegiatan Pertambangan emas diyakini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
yang cukup berarti. Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi masyarakat di sekitar
lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) adalah logam berat yang dihasilkan dari
aktivitas pertambangan emas seperti logam Cd yang berasal dari pelarutan logam secara
alami karena kegiatan penggalian tanah dan penghancuran batuan. Akumulasi logam berat
Cd yang melebihi batas yang diperbolehkan dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal
dan menyebabkan luka pada saluran hidung dan kulit (Darmono, 2006). Selain logam berat
yang dihasilkan kegiatan PETI tersebut, anion seperti nitrat juga akan membahayakan
kesehatan manusia (Dewi, 2009).
Sungai Kuantan merupakan salah satu sungai yang terletak di Kabupaten Kuantan
singingi, Riau. Pada sepanjang aliran sungai kuantan ini, diyakini banyak terdapat
penambangan emas tanpa izin yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu,

96
penelitian mengenai kandungan logam berat pada tanah disekita sungai kuantan ini
dilakukan.

METODE

Studi geokimia perlu dikonfirmasi dengan keadaan geologi dari daerah penelitian,
dengan menentukan parameter pH. Konsentrasi penentuan logam seperti kadmium (Cd),
seng (Zn), tembaga (Cu), arsen (As), kromium (Cr), timbal (Pb) dan merkuri (Hg) juga
diselidiki dalam sampel tanah. Penentuan parameter fisik, penentuan logam ini dilakukan
di Laboratorium Instrumen dan Laboratorium Analitik menggunakan Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS). Sampel tanah diambil dalam 4 titik lokasi yang telah ditentukan
menggunakan GPS.
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) merupakan merupakan metode analisis
unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et. al., 2000).
AAS merupakan metode yang sangat sesuai digunakan untuk analisis zat pada konsentrasi
rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi geokimia telah dilakukan dengan menentukan pH serta konsentrasi penentuan


logam seperti kadmium (Cd), seng (Zn), tembaga (Cu), arsen (As), kromium (Cr), timbal
(Pb) dan merkuri (Hg) juga diselidiki dalam sampel tanah.

1. Ph
Penentuan pH telah dilakukan pada kesemua sampel tanah. Kadar pH pada semua sampel
tanah ditunjukkan oleh tabel 1 berikut.

Tabel 1. pH dari seluruh sampel tanah

No Kode pH
Sampel
1. T1 6,69
2. T2 6,41
3. T3 6,55
4. T4 6,36
Rata-rata 6,50

Nilai pH tanah mencerminkan kelarutan ion hidrogen dalam tanah serta


menggambarkan tingkat kemasaman tanah. Semakin rendah nilai pH, maka kemasaman
tanah makin tinggi. pH tanah sangat berpengaruh terhadap aktivitas penyebaran logam
dalam tanah. Dengan demikian kisaran pH tersebut mengakibatkan tingginya kandungan
merkuri dalam tanah.

97
Grafik pH tanah disekitar kawasan penambangan emas liat di sungai kuantan dapat
dilihat pada gambar 1 berikut.

10
9
8
7
6
5
pH
4
3
2
1
0
T1 T2 T3 T4

Gambar 1. Bacaan pH tanah disekitar kawasan PETI

Menurut Hardjowigono (1987), tanah masam disebabkan oleh tingginya ion H+


daripada ion OH-, sedangkan apabila ion OH lebih tinggi dari ion H+ maka tanah akan
bersifat basa/alkali.

2. Logam Berat
Logam berat merupakan golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan
logam-logam lain. Perbedaanya terletak pada pengaruh yang dihasilkan bila logam berat
ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Hampir 75% dari unsur-
unsur yang terdapat dalam tabel periodik unsur merupakan unsur logam. Unsur logam
tersebut, ditemukan hampir pada setiap golongan kecuali pada golongan VII-A dan
golongan VIIIA dari tabel periodik unsur. Unsur-unsur logam tersebut dikelompokkan
pula atas golongan-golongan sesuai dengan karakteristiknya (Palar, 2008). Kandungan
logam pada sampel tanah ditunjukkan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kandungan Logam pada sampel Tanah

Kode As Cd Cu Pb Hg Zn
No
sampel (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)
1. T1 <0,0004* 0,19 <0,0012* 3,43 1,88 22,16
2. T2 <0,0004* <0,0015* <0,0012* 1,78 3,12 13,95
3. T3 <0,0004* <0,0015* <0,0012* 1,52 6,08 <0,0045*
4. T4 <0,0004* <0,0015* <0,0012* 2,38 2,65 6,80
Ket: * LoD= Limit of Detection
Dari tabel 2 terlihat bahwa bacaan logam Cd terbesar adalah pada T1 yaitu 0,19 ppm.
Batas kandungan logam berat Cd dalam tanah adalah sebesar 0,06 ppm seperti yang

98
terlihat pada gambar 2 berikut. Ini berarti bahwa kandungan logam Cd pada T1 melebihi
batas nilai ambang yang telah ditetapkan.

1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
Cd
0,4
0,3
0,2
0,1
0
T1 T2 T3 T4

Gambar 2. Kandungan Logam Cd dalam tanah disekitar kawasan PETI

Keracunan Cd bisa menimbulkan penyakit paru-paru akut. Paparan Cd secara akut


dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, daya tahan tubuh lemah, kerusakan hepar
dan ginjal, kanker, sakit kepala, kedinginan hingga menggigil, nyeri otot dan diare bahkan
bisa menyebabkan kematian (Widowati, 2008).
Kandungan logam Pb dapat ditemui pada kesemua sampel yang digunakan.
Kandungan logam Pb terbesar adalah 3.43 ppm seperti yang terlihat pada gambar 3
berikut. Namun bacaan ini masih belum melewati batang ambang sehingga masih aman.

10
9
8
7
6
5
Pb
4
3
2
1
0
T1 T2 T3 T4

Gambar 3. Kandungan Logam Pb dalam tanah disekitar kawasan PETI


Timbal bersifat toksik bagi semua organisme hidup, bahkan juga sangat berbahaya
untuk manusia Keracunan akut dapat terjadi jika Pb masuk ke dalam tubuh seseorang
melalui makanan atau menghirup gas Pb dalam waktu relatif pendek dengan dosis atau
kadar relatif tinggi. Pb bisa merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, sistem reproduksi,

99
sistem endokrin dan jantung, serta gangguan pada otak sehingga anak mengalami
gangguan kecerdasan dan mental. Sedangkan paparan Pb secara kronis bisa
mengakibatkan kelelahan lesu, gangguan iritabilitas, kehilangan libido, infertilitas pada
laki-laki, gangguan menstruasi, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat
terganggu dan sulit tidur (Widowati, 2008).
Kandungan logam Hg juga dapat ditemukan pada kesemua sampel yang digunakan,
dengan nilai kandungan logam tertinggi pada T3 yaitu 6.08 ppm seperti yang ditunjukan
oleh gambar 4 berikut. Menurut Alloway (1995) kisaran normal logam berat merkuri
(Hg) dalam tanah yakni 0,01 – 0,3ppm. Ini bermakna bahwa kandungan logam berat Hg
dalam kesemua sampel telah melebihi nilai batas ambang yang telah ditetapkan.

10
9
8
7
6
5
Hg
4
3
2
1
0
T1 T2 T3 T4

Gambar 4. Kandungan Logam Hg dalam tanah disekitar kawasan PETI

Hg atau merkuri adalah logam berat yang paling berbahaya untuk lingkungan.
Merkuri adalah unsur kimia sangat beracun (toxic), dapat bercampur dengan enzim
didalam tubuh manusia menyebabkan hilangnya kemampuan enzim untuk bertindak
sebagai katalisator untuk fungsi tubuh yang penting. Logam Hg ini dapat terserap
kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan kulit. Karena sifat beracun dan cukup
volatil, maka uap merkuri sangat berbahaya jika terhisap, meskipun dalam jumlah yang
sangat kecil. Merkuri bersifat racun yang komulatif, dalam arti sejumlah kecil merkuri
yang terserap dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya. Bahaya
penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri diantaranya adalah kerusakan rambut
dan gigi, hilang daya ingat dan terganggunya sistem syaraf (Setiabudi, 2005).
Kandungan logam Zn dijumpai pada 3 sampel yang digunakan. Dengan nilai
kandungan tertinggi pada T1 yaitu 22.16 ppm, seperti yang terlihat pada gambar 5
berikut. Batas kandungan logam berat Zn dalam tanah adalah 50 ppm. Ini bermakna
bahwa kandungan logam Zn didalam tanah masih belum melewati nilai ambang batas
yang telah ditetapkan.

100
50
45
40
35
30
25
Zn
20
15
10
5
0
T1 T2 T3 T4

Gambar 5. Kandungan Logam Zn dalam tanah disekitar kawasan PETI

Sumber pencemaran logam berat seng (Zn) yang paling utama sesungguhnya berasal
dari aktivitas manusia yang terakumulasi dalam air. Menurut Romimohtarto (1991), logam
berat yang telah masuk kedalam perairan akan terencerkan dan tersebarkan oleh adukan
atau turbulensi dan arus laut. Air yang mengandung berbagai jenis logam berat termasuk
seng (Zn) tersebut kemudian mengalami proses hidrologi. Sebagian dari air tersebut
terserap tanaman dalam bentuk ion Zn+2 , bercampur dan mengendap dalam tanah
(Mengel dan Kirby, 1987).
Kelebihan logam berat seng (Zn) yang tersebar di alam dapat menyebabkan dampak
yang berbahaya baik bagi lingkungan maupun makhluk hidup, salah satunya adalah metal
fume fever syndrome. Sindrom ini terjadi akibat paparan seng yang bereaksi dengan
oksigen yang diikuti oleh demam dan beberapa penurunan kondisi fungsi tubuh. Deman
tersebut dapat mencapai hingga 39-40 derajat celcius dan biasanya diikuti dengan kejang.
Beberapa kasus telah dilaporkan gejala dari metal fume fever syndrome juga diikuti
dengan sakit dibagian dada yang terus menerus. Pada kasus berbahaya dan tidak tertolong,
metal fume fever syndrome dapat menyebabkan kematian (US EPA, 1984)

KESIMPULAN

Berdasarkan nilai ambang batas pada sedimen/tanah yang telah ditetapkan, konsentrasi
logam berat Cd dan Hg yang terkandung dalam tanah di daerah sekitar penambangan emas
di sungai kuantan jauh melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alloway, B.J and D.C Ayres. (1995). Chemical Principle of Environmental Pollution, 2nd
Edition, Blackie Academic and Professional, Chapman & Hall, London.

Darmono. (2006). Lingkungan Hidup Dan Pencemaran, Hubungannya Dengan


Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta.

101
Dewi, R. P. (2009). Analisis Kontribusi Logam Berat Hg, Cd), Nitrat dan Sulfat dari limbah
tambang emas kepada badan air Sungai Petapahan Kuansing. Skripsi. Jurusan Kimia.
FMIPA. Universitas Riau, Pekanbaru.

Elawati., Isa. I., Lihawa. F. (2019). Cemaran Logam Merkuri (Hg) Pada Air Dan Sedimen
Sungai Buladu Akibat Pertambangan Emas Tanpa Izin (Peti) Di Kecamatan
Sumalata.Jurnal Radial. Vol. 7 No. 1.

Ernawati. (2010). Kerang Bulu (Anadara inflata) sebagai bioindikator pencemaran logam
berat timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) di muara Sungai Asahan. Tesis. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Hardjowigeno, S. (1987). Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Mengel, K. and E.A. Kirkby. (1987). Principles of Plant Nutrition. 4th ed. International
Potash Institute. Worblaufen-Bern, Switzerland.

Montazeri, N, Baher, E, Barami, Z & Ghochi Baygi, M. (2009). Kiwi Role in Eliminating
Environmental Pollution and Its Affecting Factors. Journal of Sciences and Techniques
in Natural Resources, 5: 118-128.

Palar H. (2008). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyanto, B. dan Joko P. (2010). Fitoremediasi Sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan


Pencemaran, Khususnya Logam Berat; http://ltl.bppt. tripod.com/sublab/lflora1.htm.

Romimohtarto, K. Pengantar Pemantauan Pencemaran Laut, hal 1 – 13. dalam D.H. Kunarso
dan Ruyitno (eds). (1991). Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Tekhnik
Pemantauannya. Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.

Setiabudi, T. B. (2005). Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daerah


Sangon, Kabupaten Kulon Projo, D. I Jogjakarta. Kolokium Hasil Lapangan. DIM.

Skoog. D. A., Donald M. West, F. James Holler, Stanley R. Crouch. (2000). Fundamentals of
Analytical Chemistry .Hardcover: 992 pages, Publisher: Brooks Cole. 2000.

Widowati, Wahyu. (2008). Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan


Pencemaran. Bandung: Andi.

Yulianti. R. Sukiyah. E., Sulaksana. N. (2016). Dampak Limbah Penambangan Emas Tanpa
Izin (Peti) Terhadap Kualitas Air Sungai Limun Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3.

102
BIODATA PENULIS KORESPONDENSI:

Untuk kepentingan korespondensi setelah Paper Accepted.

Nama : Rindi Genesa Hatika


Institusi/Afiliasi : Universitas Pasir Pengaraian/Pendidikan Fisika
Email : rindigenesa@gmail.com
No. HP : 082387306836

103

Anda mungkin juga menyukai