Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN TANAH


TOTAL UNSUR HARA LOGAM BERAT

OLEH:

NAMA : MELISA KURNIA SARI


NIM : 221110138
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU/28 OKTOBER 2023
KELOMPOK/SHIFT : 3 (TIGA)/ 1 (SATU)
REKAN KERJA : 1. CENCYA ARAFITRI (221110124)
2. DELA (221110126)
3. DHEA MULYANA (221110128)
4. MUHAMMAD FIKIH (221110140)
5. MUTIARA ADINDA (221110142)
6. NESI MARDINA F. (221110146)
7. OCTARINA PUTRI N. (221110148)
8. VERLY SEPTIYUS (221110158)
9. YODI WAHYU CANDRA (221110159)
ASISTEN:
RIFQAH NUR’AISY

LABORATORIUM
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan logam adalah untuk mengetahui kadar logam pada suatu
sampel air.

1.2 Metode Percobaan

Metode percobaan yang digunakan dalam praktikum logam adalah metode


Inductively Couple Plasma (ICP).

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan dalam praktikum adalah unsur logam berat diekstrak dengan cara
destruksi basah menggunakan campuran asam pekat HNO3 dan HClO4. Kadar
logam berat dalam ekstrak diukur menggunakan Inductively Couple Plasma (ICP).

MELISA KURNIA SARI 221110138


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting Wilayah Sampling

Pada percobaan praktikum tanah ini, sampel yang di ambil pada tanggal 11 Oktober
2023 jam 16.00. Sampel yang digunakan adalah sampel bengkel yang terletak di JL
Raya Bypass, Kota Padang, Sumatera Barat. Kondisi cuaca pada saat pengambilan
sampel yaitu mendung dengan suhu tanah 28 ℃. Nilai pH yang di dapatkan pada
sampel yaitu 7. Kondisi lingkungan sekitar kebanyakan Oli-Oli bengkel yang
mencemari tanah tersebut.

2.2 Umum

Logam adalah zat dengan konduktivitas listrik yang tinggi, yang secara mudah
kehilangan pembangun mereka untuk membentuk kation. Distribusi logam di
atmosfer dipantau oleh sifat dari logam yang diberikan dan oleh berbagai faktor
lingkungan. Logam berat termasuk kriteria yang sama dengan logam lainnya.
Perbedaanya adalah pengaruh yang dihasilkan saat logam berat berikatan dan atau
masuk ke dalam organisme hidup (Adhani, 2017).

Logam berat termasuk ke dalam golongan logam dengan kriteria yang sama dengan
logam lainnya. Perbedaanya terletak pada pengaruh yang dihasilkan, logam berat
mampu membentuk ikatan kompleks saat masuk ke dalam tubuh organisme.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polutan logam berat, mulai dari matinya
ratusan ikan dan udang sampai dengan ribuan nelayan yang semakin miskin
hidupnya karena hilangnya mata pencaharian dan juga masalah kesehatan yang
diderita oleh masyarakat. Berbagai penelitian mengenai logam telah banyak
dilakukan, mulai dari logam berat dalam bentukterlarut dalam organisme dan
sedimen yang menggambarkan konsentrasi logam berat masih sangat bervariasi
dari waktu kewaktu dimana penelitian sebelumnya masih berkisar tentang
pencemaran dan konsentrasi namun masih bersifat hanya menduga mengenai
sumber dari logam berat (Kusuma dkk, 2015).

MELISA KURNIA SARI 221110138


Logam berat merupakan golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan
logam-logam lain. Perbedaanya terletak pada pengaruh yang dihasilkan bila logam
berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Hampir 75%
dari unsur-unsur yang terdapat dalam tabel periodik unsur merupakan unsur logam.
Unsur logam tersebut, ditemukan hampir pada setiap golongan kecuali pada
golongan VII-A dan golongan VIIIA dari tabel periodik unsur. Unsur-unsur logam
tersebut dikelompokkan pula atas golongan-golongan sesuai dengan
karakteristiknya (Palar, 2018). Logam berat bisa masuk ke lingkungan laut secara
alami melalui pelapukan, erosi batuan dan tanah, atau melalui limpasan perkotaan
dan kota, air hujan, limbah, limbah industri, operasi pertambangan, atmosfer
deposisi dan aktivitas pertanian (Govindasamy, 2013).

2.3 Karakteristik Logam

2.3.1 Timbal (Pb)

Selain dalam bentuk logam murni, timbal dapat ditemukan dalam bentuk senyawa
anorganik dan organik. Semua bentuk timbal (Pb) tersebut berpengaruh sama
terhadap toksisitas pada manusia. Bentuk organik seperti tetra etil-Pb dan tetra
metil-Pb (TEL&TML), menyebabkan pengaruh toksisitas yang sama, tetapi
berbeda dengan bentuk senyawa inorganik-Pb. Walaupun pengaruh toksisitas akut
agak jarang dijumpai, namun pengaruh toksisitas kronis paling sering ditemukan.
Pengaruh toksisitas kronis banyak dijumpai pada pekerja di pertambangan dan
pabrik pemurnian logam, pabrik mobil (proses pengecatan), penyimpanan bateri,
percetakan, pelapisan logam dan pengecatan sistem semprot (Adhani, 2017).

lon timbal, Pb (II), timbal oksida dan hidroksida, dan timbal komplek oksianion
adalah bentuk umum dari Pb dalam tanah, air tanah, dan air permukaan. Bentuk
timbal yang paling stabil adalah Pb (II) dan komplek hidroksi timbal. Timbal (II)
adalah bentuk Pb yang paling umum dan reaktif, membentuk oksida dan hidroksida
mononuklir dan polinuklir. Senyawa P tidak larut yang dominan adalah timbal
fosfat, timbal karbonat (terbentuk ketika pH di atas 6), dan timbal oksida. Timbal
sulfida (PbS) adalah bentuk padat yang paling stabil dalam matrik tanah dan
terbentuk pada kondisi reduksi, jika terjadi peningkatan konsentrasi sulfida. Dalam

MELISA KURNIA SARI 221110138


kondisi anaerobik, dapat terbentuk organo timbal yang mudah menguap (timbal
tetrametil) karena alkilasi mikroba. (Eko Handayanto,dkk, 2017).

2.3.2 Kadmium (Cd)

Logam Kadmium (Cd) merupakan logam yang bernomor atom 48 dan massa atom
112,41. Logam ini termasuk dalam logam transisi pada periode V dalam tabel
periodik. Logam Cd dikenal sebagai unsur chalcophile, jadi cenderung ditemukan
dalam deposit sulfide (Manahan,2015). Kemelimpahan Cd pada kerak bumi adalah
0,13 µg/g. Pada lingkungan akuatik, Cd relatif bersifat mudah berpindah. Cd
memasuki lingkungan akuatik terutama dari deposisi atmosferik dan efluen pabrik
yang menggunakan logam ini dalam proses kerjanya. Di perairan umumnya Cd
hadir dalam bentuk ion-ionnya yang terhidrasi, garam-garam klorida,
terkomplekskan dengan ligan anorganik atau membentuk kompleks dengan ligan
organik (Weiner,2014).

Logam kadmium (Cd) memiliki karakteristik berwarna putih keperakan seperti


logam aluminium, tahan panas, tahan terhadap korosi. Kadmium (Cd) digunakan

untuk elektrolisis, logam kadmium (Cd) memiliki karakteristik berwarna putih


keperakan seperti logam aluminium, tahan panas, tahan terhadap korosi. Kadmium
(Cd) digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk industri cat, enamel dan
plastik. Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan
logam lain terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng. Kadmium (Cd)
adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat bersama-sama Zn, Cu,
Pb, dalam jumlah yang kecil. Kadmium (Cd) didapat pada industri alloy, pemurnian
Zn, pestisida, dan lain-lain (Istarani, 2014).

Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam
basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila
dipanaskan.Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd
Klorida) atau belerang (Cd Sulfit). Kadmium membentuk Cd2+ yang bersifat tidak
stabil. Cd memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4, titik leleh 321°C, titik didih
767°C dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3(Istarani, 2014).

2.3.3 Tembaga (Cu)

MELISA KURNIA SARI 221110138


Tembaga (Cu) merupakan logam transisi golongan IB yang memiliki nomor atom
29 dan berat atom 63,55 g/mol. Pada tembaga ditemukan bentuk yang berikatan
dengan ion-ion lain seperti sulfat sehingga memiliki warna yang berbeda dari logam
tembaga murni. Tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) merupakan salah satu
bentuk persenyawaan Cu yang sering ditemukan. Senyawa tersebut biasa
digunakan dalam bidang industri, misalnya untuk pewarnaan tekstil, untuk
penyepuhan, pelapisan, dan pembilasan pada industri perak. Selain itu, tembaga
sulfat pentahidrat juga banyak digunakan dalam bidang pertanian dan peternakan,
yaitu sebagai fungisida, algasida, pupuk Cu, dan sebagai zat pengatur pertumbuhan
untuk hewan (Khairuddin dkk, 2021).

2.4 Sumber Logam

2.4.1 Timbal (Pb)

Timbal dapat berfungsi sebagai pelapis dan pelarut. Penggunaan Pb dalam industri
antara lain adalah industri cat, baterai, aki, percetakan (tinta), industri kabel,
penyepuhan, pestisida, peralatan rumah tangga, industri perpipaan, kemasan
kaleng, mainan anak maupun solder atau patri. Bahan bakar diindikasikan
merupakan sumber pencemar timbal di lingkungan. Penggunaan Pb sebagai oktan
booster seringkali mengemisikan timbal ke lingkungan. Alat rumah tangga juga
dapat menjadi sumber paparan Pb. Penggunaan cat didalam rumah dapat
meningkatkan jumlah paparan timbal yang masuk ke dalam tubuh. Cat merupakan
sumber utama paparan timbal didalam rumah. Rokok juga mengandung
timbal.Timbal masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi dari asap rokok. Beberapa
kosmetik dan obat terkadang ada yang terindikasi mengandung Pb. Kosmetik yang
mengandung Pb biasanya berwarna kuning cerah atau orange (Anita Dewi
Moelyaningrum, 2017).

2.4.2 Kadmium (Cd)

Beberapa sumber masukan Cd dalam tanah, antara lain penggunaan bahan


agrokimia, aplikasi pupuk organik berbahan baku sampah kota dan limbah industri
(sludge), masuknya residu emisi pembakaran bensin ataupun dari aktivitas
penambangan dan peleburan logam. keberadaan kadmium paling besar dapat
bersumber dari batu bara. (Allowayy,2015).

MELISA KURNIA SARI 221110138


2.4.3 Tembaga (Cu)

Dalam kehidupan manusia banyak menggunakan tembaga. Misalnya kegiatan yang


diterapkan dalam industri dan pertanian. Di udara dapat ditemukan tembaga akan
tetap ada untuk jangka waktu tertentu, sebelum mengendap ketika hujan mulai
turun. Kemudian akan berakhir terutama dalam tanah. Akibatnya tanah juga
mengandung sejumlah besar tembaga setelah tembaga dari udara telah diselesaikan.
Tembaga dapat dilepaskan ke lingkungan baik dari sumber-sumber alam dan juga
dari aktivitas manusia (antropogenik) (Khairuddin dkk, 2021).

2.5 Dampak Logam

2.5.1 Timbal (Pb)

Logam berat dapat berpindah dari lingkungan ke organisme dan dari organisme satu
ke organisme lain melalui rantai makanan. Logam berat yang ada pada perairan
suatu saat akan turun dan mengendap pada dasar perairan membentuk sedimentasi.
Hal ini akan menyebabkan biota laut yang mencari makan di dasar perairan (udang,
kerang, dan kepiting) akan memiliki peluang yang sangat besar untuk
terkontaminasi logam berat tersebut. Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh
biota laut melalui beberapa jalan, yaitu saluran pernafasan (insang), saluran
pencernaan (usus, hati, ginjal), maupun penetrasi melalui kulit. Jika biota laut yang
telah terkontaminasi tersebut dikonsumsi oleh manusia dalam jangka waktu tertentu
akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia (Setiawan, 2013).

2.5.2 Kadmium (Cd)

Efek yang sangat unik yang tedapat pada kadmium yakni dapat membantu
perkembangan otak pada anak. Kadmium memiliki efek yang tidak baik untuk
manusia dewasa, diantaranya menaikkan resiko terjadinya kanker payudara,
penyakit kardiovaskular atau jantung, dan penyakit paru-paru. Efek lain yang
menunjukkan toksisitas kadmium adalah kegagalan fungsi ginjal, pembentukan
artritis, juga kerusakan tulang. Logam kadmium akan mengalami proses
biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan
manusia). Jumlah logam yang terakumulasi dalam tubuh biota perairan
(biomagnifikasi) dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami

MELISA KURNIA SARI 221110138


akumulasi kadmium yang lebih banyak. Kadmium yang terakumulasi dalam tubuh
manusia dapat keluar dari dalam tubuh, tatapi dengan waktu tunggu berkisar antara
20-30 tahun lamanya (Istarani, 2014).

Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya apabila masuk
ke dalam tubuh, karena kadmium dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik
kronis maupun akut. Beberapa efek yang ditimbulkan akibat pemajanan kadmium
adalah adanya kerusakan ginjal, liver, testis, sistem imunitas, sistem susunan saraf
dan darah. Unsur ini berbahaya bila manusia terkonsumsi (baik itu terhirup atau
termakan) dalam jumlah yang cukup besar, karena kadmium tidak mudah untuk
keluar dari dalam tubuh (Vianne, 2017).

2.5.3 Tembaga (Cu)

Dampak negatif kadar Cu yang tinggi dapat memberikan pengaruh buruk terhadap
lingkungan biotik maupun abiotik. Hal ini karena Cu termasuk dalam golongan
logam berat. Peningkatan kadar Cu yang terlalu tinggi dapat memberikan dampak
negatif bagi hewan dan manusia karena sifatnya yang karsinogenik dan
terakumulasi dalam jaringan tubuh. Perubahan lingkungan tersebut dapat
berdampak nyata pada alga/ganggang/tumbuhan karena alga/ganggang/tumbuhan
merupakan organisme yang memiliki respon paling cepat terhadap perubahan
lingkungan dibandingkan dengan manusia dan hewan. Tembaga dapat terakulumasi
dalam tubuh, apabila manusia mengkonsumsi ikan bandeng yang mengandung
Tembaga (Cu) yang tinggi yang berbahaya karena bersifat karsinogenik
(Khairuddin dkk, 2021).

2.6 Peraturan Terkait

Kadar logam dalam suatu perairan mempunyai ambang batas maksimal tertentu
yang dapat ditampung oleh badan air tersebut, agar tidak membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan. Peraturan terkait logam telah ditetapkan oleh Permenkes.
Berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2023 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Tabel 22 media tanah adalah sebagai berikut:

MELISA KURNIA SARI 221110138


Tabel 2.1 Permenkes No. 2 Tahun 2023

Parameter Satuan Permukiman, Tanah Tanah Bekas Lokasi Keterangan


Tempat Kerja, Bekas Lahan Dan/Atau
Tempat Tambang Pertanian Yang Lokasi
Rekreasi, Minyak Diaplikasikan Tertentu
Maupun Bumi Dan Pestisida
Tempat Dan Gas
Fasilitas Umum

Kadmium mg/kg ≤3 ≤3 ≤3 ≤3 Wajib

Tembaga mg/kg ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30 Wajib

Timbal mg/kg ≤ 300 ≤ 300 ≤ 300 ≤ 300 Wajib

Sumber: Permenkes No.2 Tahun 2023

2.7 AAS

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang


didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada
tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan
tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Metode
AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode
serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada
temperatur. Dalam AAS atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi
seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia, dan energi listrik.
Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan
absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat
khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom
bebas. Adanya absorpsi atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektronik
yaitu perpindahan elektron dalam atom dari tingkat energi yang satu ke
tingkat energi lain (M.Nasir, 2019).

MELISA KURNIA SARI 221110138


BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang akan digunakan adalah:

1. Neraca analitik 3 desimal

2. Pengocok tabung

3. Dispenser

4. Tabung reaksi

5. Tabung sentrifusi

6. Spektrofotometri Serapan Atom

3.2 Bahan

1. Sampel

2. HNO3 pekat

3. HClO4 pekat

3.3 Cara Kerja

1. Timbang 1,000 g sampel;

2. ditambahkan 1 ml asam perklorat p.a dan 5 ml asam nitrat p.a;

3. didiamkan satu malam;

4. dipanaskan pada suhu 100ºC selama 1 jam 30 menit;

5. suhu ditingkatkan menjadi 130ºC selama 1 jam;

6. suhu ditingkatkan menjadi 150ºC selama 2 jam 30 menit (sampai uap kuning

7. habis, bila masih ada uap kuning waktu pemanasan ditambah lagi);

8. setelah uap kuning habis suhu ditingkatkan menjadi 170ºC selama 1 jam

9. kemudian suhu ditingkatkan menjadi 200ºC selama 1 jam (terbentuk uap putih)

MELISA KURNIA SARI 221110138


10. destruksi selesai dengan terbentuknya endapan putih atau sisa larutan jernih
sekitar 1 ml

11. ekstrak didinginkan kemudian diencerkan dengan air bebas ion menjadi 10
ml, lalu dikocok.

3.4 Perhitungan

Kadar logam = ppm kurva x ml ekstrak/1000 ml x 1000 gr/gr sampel x fk

= ppm kurva x 10/1.000 x 1.000/1 x fk

= ppm kurva x 10 x fk

Keterangan:

ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hunungan antar kadar deret
standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko

fk = faktor koreksi kadar air = 100/ (100-% kadar air)

MELISA KURNIA SARI 221110138


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

4.1.1 Standar Logam

Standar logam pada praktikum logam kali ini adalah:

4.1.1.1 Timbal (Pb)

Timbal (Pb)
0.06
y = 0.012x - 0.0127
0.05
R² = 0.8331
0.04
Absorban

0.03
0.02
0.01
0
-0.01 0 1 2 3 4 5 6

Larutan Standar mg/L


Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Standar Timbal

Tabel 4.1 Standar dan Absorban Timbal

Pb

Larutan Standar (mg/L) Absorban

1 0,0011

2 0,0131

3 0,0239

4 0,0215

5 0,0568

Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Departemen Teknik Lingkungan, 2023

MELISA KURNIA SARI 221110138


4.1.1.2 Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd)
1

0.8 y = 0.1201x + 0.1981


Absorban R² = 0.9845
0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5 6

Larutan Standar (mg/L)


Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Standar Kadmium

Tabel 4.2 Standar dan Absorban Kadmium

Cd

Larutan Standar (mg/L) Absorban

1 0,3405

2 0,4008

3 0,5737

4 0,6699

5 0,8062

Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Departemen Teknik Lingkungan, 2023

4.1.1.3 Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu)
12
10 y = 0.9626x + 0.2743
R² = 0.9889
Absorban

8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12
Larutan Standar (mg/l)

Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Standar Tembaga

MELISA KURNIA SARI 221110138


Tabel 4.3 Standar dan Absorban Tembaga

Cu

Larutan Standar (mg/L) Absorban

2 2,4802

4 3,9914

6 5,5574

8 8,2368

10 9,9835

Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Departemen Teknik Lingkungan, 2023

4.1.2 PPM Kurva

No Jenis Logam Konsentrasi (mg/L)

1 Pb 0,3472

2 Cd -1,6824

3 Cu 0,6287

Berat cawan kosong (a) = 163,7218 g

Berat cawan isi (x) = 168,7218 g

Berat cawan isi 1050C (y) = 168,3086 g


berat cawan isi−berat cawan isi 105°
% kadar air = x 100 %
berat cawan isi−berat cawan kosong

168,7218 g−168,308 g
= x 100 %
168,7218 g−163,7218

= 8,276%
100
Faktor koreksi = 100−% kadar air

100
=
100−8,276

= 1,090%

MELISA KURNIA SARI 221110138


Kadar logam Pb = ppm kurva x ml ekstrak/1000 ml x 1000 gr/gr sampel x fk

= 0,3472 x 10/1.000 x 1.000/1 x 1,090

= 0,3472 x 10 x 1,090

= 3,785 mg/L

Kadar logam Cd = ppm kurva x ml ekstrak/1000 ml x 1000 gr/gr sampel x fk

= -1,6824 x 10/1.000 x 1.000/1 x 1,090

= -1,6824 x 10 x 1,090

= -31,966 mg/L

Kadar logam Cu = ppm kurva x ml ekstrak/1000 ml x 1000 gr/gr sampel x fk

= 0,6287 x 10/1.000 x 1.000/1 x 1,090

= 0,6287 x 10 x 1,090

= 6,852 mg/L

5.2 Pembahasan

Hasil pengukuran konsentrasi logam menggunakan alat Spektrofotometri Serapan


Atom (AAS) menunjukkan bahwa sampel tanah dari bengkel mobil mengandung
beberapa jenis logam. Konsentrasi Timbal (Pb) dalam sampel tanah adalah 3,785
mg/L, Kadmium (Cd) terdeteksi -31,966 mg/L, dan Tembaga (Cu)
sebesar 6,852 mg/L.

Dari hasil pengukuran dan standar yang ditetapkan dalam Permenkes No. 2 Tahun
2023, dapat disimpulkan bahwa kadar logam dalam sampel tanah bengkel mobil
memenuhi ambang batas yang telah ditetapkan. Konsentrasi Timbal (Pb) sebesar
3,785 mg/L, Kadmium (Cd) sebesar -31,966 mg/L, dan Tembaga (Cu) sebesar
6,852 mg/L, tidak melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan oleh
peraturan tersebut.

Paparan timbal dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, mengurangi nafsu
makan, menyebabkan depresi, dan melambatkan respon saraf. Pada anak-anak, ini
dapat mengakibatkan penurunan IQ. Kadmium dapat berikatan dengan zat-zat
tertentu, menyebabkan kekurangan zat besi, dan menggantikan Zinc dalam

MELISA KURNIA SARI 221110138


metallothionein, bertindak sebagai pengikat radikal bebas dalam sel. Tingkat
tembaga yang tinggi dapat memiliki dampak karsinogenik dan terakumulasi dalam
jaringan tubuh manusia dan hewan. Perubahan lingkungan ini mempengaruhi alga,
ganggang, dan tumbuhan secara cepat dibandingkan dengan manusia dan hewan

Melalui praktikum penetapan logam berat, mahasiswa dapat memahami kadar


logam berat dalam sampel tanah dan membandingkannya dengan standar peraturan
yang berlaku. Hal ini membantu menilai apakah sampel tersebut mengandung
logam berat melebihi batas yang diizinkan. Penentuan kadar logam berat ini
merupakan langkah awal yang penting dalam mengambil tindakan yang sesuai
untuk menjaga kesehatan tanah dan lingkungan sekitarnya.

MELISA KURNIA SARI 221110138


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

1. Konsentrasi logam Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Tembaga (Cu) dalam
sampel tanah bengkel mobil adalah 3,785 mg/L, -31,996 mg/L, 6,852 mg/L.

2. Menurut Permenkes No.2 Tahun 2023, kadar logam Timbal (Pb), Kadmium
(Cd), dan Tembaga (Cu) dalam sampel tanah bekas tambang minyak bumi dan
gas tidak boleh melebihi nilai ambang batas.

3. Tanah bengkel mobil mengandung logam berat.

4. Logam berat memiliki efek racun bagi manusia dan mencemari lingkungan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini adalah:

1. Praktikan diharapkan dapat melakukan pemilahan sampel tanah dengan baik


sesuai jenis tanah yang akan di praktikumkan, dan lebih teliti lagi dalam
melakukan praktikum;

2. Masyarakat seharusnya lebih peduli lagi terhadap lingkungan dengan


melakukan pengolahan tanah secara bijak agar tidak terjadi pencemaran.

3. Calon sanitarian lingkungan diharapkan mampu menggunakan ilmu yang


didapatnya untuk membuat teknologi pengendalian dan pengolahan tanah yang
ramah lingkungan

MELISA KURNIA SARI 221110138


DAFTAR PUSTAKA

Adhani, R., Husaini. 2017. Logam Berat Sekitar Manusia. Lambung Mangkurat
University Press. Banjarmasin.

Alves, L. R., Reis, A. R., Gratao, P. L. 2016. Heavy Metal In Agricultural Soils:
From Plants To Our Daily Life (a review). Vol. 44. Hal. 346-361.

Amelia, P. 2017. Pengukuran Loading Rate Nitrogen dan Fosfor Serta Pemetaan

Apriliyana, D. 2015. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Sub DAS


Rawapening terhadap Erosi dan Sedimentasi Danau Rawapening. Vol. 11.
No. 1. Hal: 103-116.

Bowles, J. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta

Charlena. 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) Pada
Sayur-Sayuran. Program Pascasarjana/S3. FalsafahSain (PSL 207). Institut
Pertanian Bogor.

Connell, M. 2006. Kimia dan Etoksikologi Pencemaran. UI Press, Jakarta

Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan


Toksikologi Senyawa Logam). Penerbit: Universitas Indonesia Press,
Jakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.

Endang, S.M., Stanislaus, S., Fafurida. 2018. Action Research of Holistic


Conservation in Rawa Pening Fertilizer Engineering Technology and
Lightweight Concrete By Academic-Business-Government-Community
(ABGC) Synergy Approach. International Conference on Economics,
Business and Economic Education 2018. Vol 2018. Hal. 713-718.

Pola Penggunaan Pupuk Pada Sawah Di Desa Kesongo Kabupaten

Semarang. Tugas Akhir. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
UII. Yogyakarta.
DOKUMENTASI

Lokasi : Laboratorium Departemen Teknik Lingkungan

Hari/tanggal : Sabtu/ 28 Oktober 2023

Waktu : 07.30-12.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai