Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK I
PERCOBAAN II
UJI NYALA API

NAMA : WALID KHALID K AL-YOUSIF


NIM : 2130211009
DOSEN PENGAMPU : Dr. DIKDIK MULYADI, M. Pkim.
ASISTEN DOSEN : MILA NURMALA HAYATI
TANGGAL PRAKTIKUM : 8 JANUARI 2023

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analitik merupakan salah satu bagian dari kimia untuk mengetahui
dan menentukan komponen-komponen penyusun suatu zat. Dalam kimia analitik
terdapat dua analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif sangat penting dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen yang
terkandung pada suatu sampel. Analisis kualitatif pada umumnya dilakukan
sebelum analisis kuantitatif karena untuk mengetahui banyaknya masing-masing
komponen yang terkandung dalam sampel, perlu diketahui terlebih dahulu jenis-
jenis komponen penyusunnya, contoh analisis kualitatif diantaranya yaitu uji
nyala api (Zuma, 2010).
Jika suatu atom diberi energi (panas, radiasi, listrik, dsb) maka elektron
akan tereksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi, untuk kembali ketingkat energi
dasar, atom tersebut akan melepaskan energi (emisi) dengan cara memancarkan
cahaya yang khas untuk atom tersebut (Mulyadi, 2012).
Energi yang dilepaskan dapat dideteksi dengan mata atau spektrometer,
yang mana tiap atom memberikan spektrum garis yang berlainan satu dengan
yang lain. Spektrum garis yang teramati berupa bayangan yang terputus-putus,
yang mana ditandai oleh suatu besaran frekuensi dan panjang gelombang dari
sinar tersebut (Mulyadi, 2012).
Pada uji nyala api senyawa yang mengandung logam golongan A dan B
dan transisi diuapkan dalam nyala api oksidasi akan memberikan warna tertentu
pada nyala tersebut (Mulyadi, 2012).
1.2 Tujuan
1.2.1 Menguji logam menggunakan nyala api
1.2.2 Membedakan logam satu dengan logam yang lain
1.2.3 Menentukan warna sinar yang terpancar dari masing-masing logam
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
Analisis secara kualitatif merupakan teknik analisis yang dilakukan untuk
mengidentifikasi komponen-komponen yang terkandung dalam suatu zat.
Identifikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Analisis cara kering relatif jarang dilakukan dibandingkan dengan cara
basah. Analisis pendahuluan cara kering merupakam penyelidikan yang bersifat
orientasi, yaitu mencari kemungkinan unsur-unsur penyusun suatu cuplikan, yang
dapat diamati baik terhadap perubahan sifat fisika maupun kimia. Salah satu
analisis cara kering adalah dengan uji nyala yang dilakukan dengan menggunakan
nyala api. Reaksi kering iniumumnya dilakukan untuk zat-zat padat (Sanjiwani,
2017).
Salah satu metode reaksi kering dalam analisis kualitatif adalah uji nyala
(flame test). Logam atau ion logam yang dipanaskan pada temperatur tinggi akan
berada pada keadaan tereksitasi karena elektron berpindah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Keadaan ini tidak stabil, sehingga elektron cenderung kembali ke
keadaan dasar dengan mengemisikan energi yang berupa sinar tampak. Setiap
unsur memiliki spektrum emisi sinar tampak yang khas sehingga akan
memunculkan warna yang berbeda untuk setiap unsur. Dengan demikian,
keberadaan suatu unsur dapat diketahui berdasarkan warna-warna yang teramati.
Namun, pengamatan dengan mata telanjang sangat terbatas, sehingga tidak
banyak unsur yang dapat diamati dengan cara ini. Proses emisi seperti inilah yang
kemudian dijadikan salah satu dasar untuk analisis secara spektrofotometri (Hasri,
2022).
Logam-logam golongan alkali dan alkali tanah merupakan logam-logam
ringan karena massa jenis atau rapatan logam golongan ini kecil. Semua golongan
ini bereaksi baik dengan air membebaskan gas hidrogen dan menghasilkan basa
kuat. Logam-logam ini terdapat di alam dalam bentuk persenyawaan. Pemanasan
senyawa ini berawal dari reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran merupakan
bereaksinya bahan yang mudah terbakar dengan gas asam. Sumber gas pembakar
dapat berasal dari tabung tertentu atau dari udara bebas. Hasil pembakaran, yaitu
berwarna kebiruan atau tidak berwarna (Sanjiwani, 2017).
Logam alkali dan alkali tanah pada dasarnya memiliki beberapa sifat fisika
dan sifat kimia yang dapat membedakannya dengan unsur dari golongan lain.
Salah satu sifat khas dari golongan alkali dan alkali tanah adalah warna nyala dari
garam-garam alkali dan alkali tanah ketika dibakar dengan pembakar bunsen. Jika
senyawa kimia dipanaskan maka akan terurai menghasilkan unsur-unsur
penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Atom-atom dari unsur logam tersebut
mampu menyerap sejumlah energi panas untuk membentuk atom logam berenergi
tinggi (keadaan tereksitasi) (Sanjiwani, 2017).
Pada keadaan berenergi tinggi atom logam tersebut sifatnya tidak stabil
sehingga mudah kembali keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara
memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya (hv). Warna nyala
khas dari beberapa atom unsur logam adalah sebagai berikut:

Logam Warna Nyala Warna yang Menembus Kaca


Kobalt
Natrium Kuning emas -
Kalium Violet (ungu) Merah padam
Kalsium Merah bata Hijau (muda) langit
Stronsium Merah padam Ungu
Barium Hijau kekuningan Hijau kebiruan

2.2 Tinjauan Bahan


2.2.1 NaCl
Garam adalah zat yang berbentuk padat, kristal dan berwarna putih yang
dihasilkan dari air laut. Garam memiliki rasa asin, disuplementasikan dengan
mineral iodium sebagai KIO3 dalam garam beridium (Safitri, 2019).
2.2.2 MgSO4
Magnesium Sulfat merupakan salah satu garam anorganik dengan rumus kimia
MgSO4. Termasuk senyawa ionik karena terdapat ikatan antara logam
magnesium dengan spesi non logam sulfat, bersifat polar, bentuk anhidratnya
sangat higroskopik dan mudah memiliki koordinasi dengan air (Yuliani, 2018).
2.2.3 CaCO3
Kalsium karbonat atau CaCO3 adalah salah satu kapur pertanian yang
digunakan untuk meningkatkan pH pada tanah, dalam tanah masam banyak
ditemukan ion Al3+ yang bersifat masam karena air ion dapat menghasilkan H +
(Wahid, 2006).
2.2.4 KOH
Kalium hidroksida merupakan senyawa anorganik dengan rumus molekul
KOH dimana unsur (K+ ) mengingat sebuah gugus hidroksil (OH-), merupakan
basa kuat dan banyak digunakan pada industri kimia sebagai pengontrol derajat
keasaman suatu larutan maupun campuran (Ramli, 2011).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Pembakar Bunsen
- Kawat Platina

3.1.2 Bahan
- Garam Dapur (NaCl)
- Magnesium Sulfat (MgSO4)
- Kalsium Karbonat (CaCO3)
- Kalium Hidroksida (KOH)

3.2 Prosedur Kerja

NaCl, MgSO4, CaCO3, KOH

Bersihkan kawat platina dengan HCl pekat dan panaskan sampai pijar,
apabila ada kotoran yang melekat tiuplah saat dipijarkan.
Celupkan kawat platina kedalam larutan yang mengandung logam Na,
kemudian panaskan kembali. Amati perubahan warna dalam nyala api
tersebut.
Ulangi kegiatan tersebut untuk logam Ca, Mg, dan K.

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Hasri. (2022). Modul Kimia Analitik I Analisis Kualitatif (Kation dan Anion).
Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Mulyadi, D. (2012). Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Sukabumi: Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
Ramli, L. (2011). Pabrik Kalium Hidroksida dari Kalium Klorida dengan Proses
Elektrolisa. Skripsi. Surabaya: UPN Jawa Timur.
Safitri, R. (2019). Analisa Kadar Iodium pada Garam Dapur dari Berbagai Merk
Dipasar Sukaramai Medan. Medan: Politeknik Kesehatan Kemenkel
Medan.
Sanjiwani, dkk. (2017). Laporan Praktikum Kimia Analitik Identifikasi Kation
dengan Uji Nyala. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Wahid. (2006). Studi Awal Pengaruh Medan Magnet Terhadap Pembentukan
Kerak CaCO3. Depok: Universitas Indonesia.
Yuliani, F., Zainul, R. (2018). Analisis Termodinamika Molekul Magnesium
Sulfate (MgSO4). Padang: Universitas Negeri Padang.
Zuma, S. (2010). Laporan Praktikum Kimia Analitik Identifikasi Kation dengan
Uji Nyala. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai