Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA

PEMBUATAN, KEGUNAAN, DAN DAMPAK


UNSUR/SENYAWA

DI

OLEH :

 MUH. NADIR NUH


 ASRIAYU
 WAHYUNI
 YUNIANTI
 YUYUN PRATIWI DARWIS

SMAN 2 PINRANG
TAHUN AJARAN
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A
(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia
dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan
nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan
dasar, maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan
teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya
adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun,
karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk
senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur
bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam
bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam
platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia.
Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam
merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan
pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat,
karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia.
Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan
sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda
yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur
bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan
manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan
menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui
makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih
spesifik lagi.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami keberadaan unsur-unsur kimia di alam.
2. Mengetahui dan memahami pengelompokan dan sifat–sifat unsur kimia
3. Mengetahui dan memahami kegunaaan dan bahaya unsur-unsur kimia
4. Mengetahui dan memahami pemisahan dan pembuatan unsur-unsur kimia
C. RUMUSAN MASALAH
1. Seberapa banyak keberadaan unsur-unsur kimia di alam
2. Bagaimana pengelompokan dan sifat-sifat unsur kimia
3. Apakah kegunaan dan bahaya dari unsur-unsur kimia
4. Bagaimanakah pemisahan dan pembuatan unsur-unsur kimia
D. MAMFAAT PENULISAN

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada siswa untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang kimia unsur.
BAB II
ISI

A. PEMBUATAN UNSUR LOGAM DAN DAMPAKNYA


1. Alkali
a. Natrium (Na)
1) Pembuatan Natrium
Natrium merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan
sumber utamanya adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan
natrium dapat dilakukan dengan proses Downs.
NaCl(l) Na+(l)+Cl-(l)
Katode : Na+(l)+ e- Na(l)
Anode : 2 Cl-(l) Cl2(g)+2e-
2) Pengunaan Natrium dan Senyawanya
a) NaCl untuk pengolahan bahan makanan dan pengawetan pada industry
makanan.
b) NaOH untuk pembuatan sabun dan detergen, untuk industri pulpen dan
kertas, dan pengolahan alumunium.
c) Na2CO3 untuk industri kaca dan detergen.
d) NaHCO3 untuk pengembang kue dan menghilangkan kesadahan air.
b. Kalium
Logam kalium dapat dibuat melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
1) Elektrolisis leburan KOH
2) Elektrolisis leburan KCN
3) Reduksi garam kloridanya
4) Reduksi KCl dengan Na
Kegunaan Kalium di antaranya sebagai berikut.
1) Bentuk unsur digunakan oleh tumbuhan
2) Bentuk unsur digunakan untuk pembuatan senyawa kalium superoksida
(KO2) sebagai cadangan oksigen kapal selam
3) Senyawa KO digunakan pada industri sabun lunak
4) Senyawa KCl sebagai pupuk tanaman
5) K2CO3 digunakan pada industri kaca
c. Litium
Logam litium dibiuat oleh elektrolisis lebuaran LiCl. Kegunaan litium pada
industri batrei dan senyawa Li2CO3 digunakan untuk pembuatan peralatan gelas
dan keramik.
2. Alkali Tanah
Logam alkali tanah yang paling banyak diproduksi adalah magnesium. Pembuatan
magnesium dilakukan dengan elektrolisis lelehan garam kloridanya yang berasal
dari ekskresi air laut.
Kegunaan magnesium di antaranya sebagai berikut
a. Logam magnesium digunakan sebagai logam paduan (aloy) untuk sku cadang
pesawat terbang dan peralatan rumah tangga.
b. Sebagai pelindung katode dalam mencegah korosi pipa
c. Untuk kembang api
3. Alumunium
Ada dua tahap dalam pengolahan alumunium dari bauksit. Tahap pertama yaitu
pemuaian bauksitdari zat pengotornya sampai diperoleh Al2O3.
Tahap kedua merupakan tahap elektrolisis terhadap Al2O3.
Penggunaan Aluminium dan Senyawanya
1) Untuk bahan pembuatan bak truk dan komponen kendaraan bermotor lainnya.
2) Untuk bahan pembuatan badan pesawat terbang.
3) Untuk bahan pembuatan kusen pintu dan jendela.
4) Sebagai aluminium foll dan kaleng aluminium kemasan produk makanan dan
minuman,
5) Untuk kabel listrik dan perabotan rumah tangga dalam barang kerajinan
6) Pembuatan termit
7) Al2(SO4)3 digunakan untuk mempercepat koagulasi lumpur pada pengolahan air
minum
8) Al2O3 (alumina) digunakan sebagai ampelas atau gerinda.
Dampak Negatif Aluminium
1) Al2O3 beracun bila masuk melalui pernapasan.
2) Al(ClO3)3 menyebabkan iritasi pada jaringan dan beracun.
4. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang paling melimpah yang dapat dengan mudah
diakses oleh manusia. Di alam, nitrogen berbentuk sebagai senyawa N2 dengan
kadar 78,03% volum dan 75,45% berat. Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa, serta mencair pada suhu –195,8 °C dan membeku
pada suhu –210 °C. Nitrogen diperoleh dengan cara distilasi bertingkat udara cair.
Mula-mula udara disaring untuk dibersihkan dari debu. Udara bersih yang diperoleh
kemudian dikompresikan yang menyebabkan suhu udara meningkat. Setelah itu
dilakukan pendinginan. Pada tahap ini, air dan karbon dioksida membeku sehingga
sudah dapat dipisahkan. Setelah melalui menara pendingin, udara kemudian
diekspansikan sehingga suhu akan turun lagi dan sebagian udara akan mencair,
sedangkan udara yang belum mencair disirkulasikan/dialirkan lagi ke dalam
kompresor. Kegunaan nitrogen antara lain sebagai berikut :
1. Sebagian besar nitrogen dipakai untuk membuat amonia (NH3).
2. Digunakan untuk membuat pupuk nitrogen, seperti urea (CO(NH2)2) danZA
(NH4)2SO4).
3. Sebagai selubung gas inert untuk menghilangkan oksigen pada pembuatan alat
elektronika karena sifat inert yang dimiliki.
4. Digunakan sebagai pendingin untuk menciptakan suhu rendah, misalnya pada
industri pengolahan makanan.
5. Membuat ruang inert untuk penyimpanan zat-zat eksplosif.
6. Mengisi ruang kosong dalam termometer untuk mengurangi penguapan raksa.
5. Amonia
Wujud amonia adalah gas dengan bau yang khas dan sangat menyengat,
tidak berwarna, dengan titik didih –33,35 °C dan titik beku –77,7 °C. Amonia
dibuat dengan proses Haber-Bosch, pada suhu 370 – 540 °C dan tekanan 10 –
1.000 atm, dengan menggunakan katalis Fe3O4. Katalis berfungsi untuk
memperluas kisi dan memperbesar permukaan aktif, sedangkan suhu tinggi
dilakukan untuk mendapatkan laju reaksi yang diinginkan.
Reaksi: N2(g)+ 3H2(g) ⎯⎯→ 2NH3(g)
Dalam skala laboratorium, amonia dibuat dengan mereaksikan garam
amonium dengan basa kuat sambil dipanaskan.
Reaksi: NH4Cl + NaOH ⎯⎯→ NaCl + H2O + NH3
Kegunaan amonia, antara lain :
1. Membuat pupuk, seperti urea (CO(NH2)2) dan ZA (NH4)2SO4).
2. Membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida,
dan amonium nitrat.
3. Sebagai pendingin dalam pabrik es karena amonia cair mudah menguap dan
menyerap banyak panas.
4. Membuat hidrazin (N2H4), bahan bakar roket.
5. Digunakan pada industri kertas, karet, dan farmasi.
6. Sebagai refrigeran pada sistem kompresi dan absorpsi.
6. Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang paling banyak di bumi dan merupakan elemen
paling penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen
untuk proses respirasi (pernapasan). Oksigen terdapat di alam dalam keadaan bebas
dan dalam bentuk senyawa. Dalam keadaan bebas di alam, oksigen mempunyai dua
alotropi, yaitu gas oksigen (O2) dan gas ozon (O3). Kelimpahan oksigen di alam ±
20% dan dalam air ± 5%. Unsur oksigen mudah bereaksi dengan semua unsur,
kecuali dengan gas mulia ringan. Gas oksigen tidak berwarna (oksigen
padat/cair/lapisan tebal oksigen berwarna biru muda), tidak berbau, dan tidak berasa
sehingga tidak terdeteksi oleh panca indra kita. Oksigen mengembun pada –183 °C
dan membeku pada –218,4 °C. Oksigen merupakan oksidator yang dapat
mengoksidasi logam maupun nonlogam.
Secara industri, dengan proses pemisahan kriogenik distilasi udara akan
diperoleh oksigen dengan kemurnian 99,5%, sedangkan dengan proses adsorpsi
vakum akan diperoleh oksigen dengan kemurnian 90 – 93% (Kirk – Othmer, vol.
17).
Dalam skala laboratorium, oksigen dapat diperoleh dengan cara berikut.
 Pemanasan campuran MnO2dan H2SO4, proses ini pertama kali diperkenalkan
oleh C. W. Scheele(1771)
Reaksi: MnO2(s) + H2SO4(aq) ⎯--> MnSO4(aq) + H2O(l) + O2(g)
 Pemanasan HgO, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Priesttley (1771)
Reaksi: 2HgO(s) ⎯--> 2Hg(l) + O2(g)
 Pemanasan peroksida
Reaksi: 2BaO2(s) ⎯--> 2BaO(s) + O2(g)
Kegunaan oksigen, antara lain :
 Gas oksigen digunakan untuk pernapasan semua makhluk hidup.
 Gas oksigen diperlukan untuk proses pembakaran.
 Pada industri kimia, oksigen digunakan sebagai oksidator untuk membuat
senyawa-senyawa kimia.
 Oksigen cair digunakan untuk bahan bakar roket.
 Campuran gas oksigen dan hidrogen digunakan sebagai bahan bakar pesawat
ruang angkasa (sel bahan bakar).
 Bersama dengan asetilena digunakan untuk mengelas baja.
 Dalam industri baja digunakan untuk mengurangi kadar karbon dalam besi gubal.
7. Belerang
a. Pembuatan Belerang
Deposit belerang dicairkan dengan mengalirkan air superpanas. Belerang cair
dipaksa keluar dengan memompakan udara panas dan dibiarkan membeku.
Selain itu, belerang berasal dari hasil desulfurisasi minyak bumi.
b. Penggunaan Belerang Penggunaan belerang adalah untuk pembuatan asam
sulfat dan vuikanisasi karet pada industri ban kendaraan.
c. Dampak Negatif Unsur dan Senyawa Belerang
1) Unsur S mudah terbakar dan meledak.
2) H2S beracun bahkan menyebabkan kematian.
3) H2SO4 menyebabkan korosi dan luka bakar.

8. Asam Sulfat
Pembuatan asam sulfat ada dua jenis yaitu dengan proses kamar timbal (bilik
menggunakan ruang reactor dengan dinding timbal (Pb).dan kedua yaitu dengan
proses kontak merupakan sintesis belerang menjadi H2SO4 dengan katalis V2O5+
Digunakan untuk industri pupuk dan makanan, membersihkan permukaan logam
dalam electroplating, industri zat warna, bahan peledak, obat-obatan,pemurnian
minyak bumi, dan untuk pengisi aki.

9. Silikon
a. Pembuatan Silikon
Silikon dibuat dari campuran silika dan kokas yang dipanaskan dalam suatu
tanur spy 3.000”C dengan kokas sebagai reduktor.
Silikon ultramurni dibuat dari reaksi silikon biasa dengan klorin membentuk
SiCi, dan direduksi dengan gas H2.
b. Penggunaan Silikon
Silikon banyak digunakan untuk membuat chip komputer, transistor, dan sel
surya. Senyawa siikon berupa silika dan silikat digunakan untuk membuat gelas,
keramik, porselen, dan semen. Korundum (SiC) digunakan untuk ampelas,
silika gel digunakan sebagai pengering dalam berbagai macam produk. Natrium
silikat digunakan untuk mengawetkan telur, sebagai perekat, dan fiiler pada
detergen.
c. Dampak Negatif Unsur dan Senyawa Silikon
1) Unsur Si dalam bentuk bubuk mudah terbakar.
2) SiCI4 beracun bila terisap.
3) SiH4 mudah terbakar di udara.
10. Besi
a. Pembuatan Besi
Pengolahan bijih besi (Fe2O2) menjadi logamnya berlangsung dalam tanur
sembur. Udara panas dimasukkan ke bagian bawah tanur, lalu bereaksi dengan
kokas untuk membuat gas CO,. Suhu bagian bawah tanur 2.000”C.
b. Kegunaan Besi
Besi banyak digunakan dalam pembuatan baja yang kemudian dibentuk sesuai
keperluan, seperti gedung bertingkat, jembatan, peralatan kendaraan, senjata,
alat-alat pertanian, pwpa-pipa saluran, dan segala macam mesin.
c. Dampak Negatif Unsur dan Senyawa Besi
1) Logambesi cukup reaktif sehingga mudah terkorosi dan beracun.
2) Senyawa K3Fe(CN)5 beracun bagi tumbuh-tumbuhan.

11. Kromium (Cr)


a. Pembuatan Kromium
Kromium dibuat menurut proses Goldschmidt dengan mereduksi Cr2O3
menggunakan aluminium. Reaksi yang terjadi: , Cr2O3+2AI — 2Cr +Al2O3
b. Kegunaan Kromium
1) Sebagai campuran logam dan pelapis logam antikarat. .
2) Sebagai katalis pada reaksi kimia.
3) Campuran larutan K2Cr2O7 dan H2SO4, sebagai larutan pencuci dalam
laboratorium.

12. Tembaga (Cu)


a. Pembuatan Tembaga
1) Tahap pengapungan (floating) bertujuan memisahkan logam.
2) Tahap Pemanggangan (roasting) untuk mengubah besi sulfide menjadi
besi oksida dan tembaga tetap berupa sulfide.
3) Reduksi bertujuan mendapatkan tembaga dengan kemurnian 99%.
4) Pemurnian dengan cara elektrolisis.
b. Kegunaan tembaga adalah untuk kabel-kabel listrik dan berbagai peralatan
rumah tangga serta sebagai campuran dalam uang logam, perunggu, dan
kuningan.
c. Dampak Negatif Tembaga
1) CuCI2 dapat menyebabkan keracunan melalui pernapasan,
2) Tembaga kromat menyebabkan penyakit kanker.

GAS MULIA DAN HALOGEN


1. Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Ada 2 sifat dari gas mulia,
yaitu sebagai berikut :
 Sifat-sifat Fisis Gas Mulia
Sifat He Ne Ar Kr Xe Rn
Nomor atom 2 10 18 36 54 86
Elektron Valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom (A) 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
Titik leleh (oC) -272,2 -248,6 -189,4 -157,2 -111,8 -71
Titik didih (oC) -268,9 -246,0 -185,9 -153,4 -108,1 -62
Energi Pengionan (kJ mol -1) 2640 2080 1520 1350 1170 1040

Afinitas elektron (kJ mol-1) 21 29 35 39 41 41

Densitas (g L-1) 0.178 0,900 1,78 3,73 5,89 9,73


Seperti tampak pada Tabel, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih
yang sangat rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0 K). Titik didih gas
mulia hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia
dapat diterangkan sebagai berikut. Seperti telah diketahui, gas mulia terdapat
molekul monoatomik. Gaya tarik-menarik antarmolekulnya hanyalah gaya London
(gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu, gas mulia hanya akan mencair atau
menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat dilemahkan, yaitu
pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring dengan bertambahnya
massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh serta titik didihnya
juga meningkat.
 Sifat-Sifat Kimia Gas Mulia
Dunia kimia seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil
membuat senyawa stabil dari xenon, yaitu XePtF6. Penemuan itu telah mendobrak
kegaiban gas mulia. Tidak lama kemudian, ahli riset lainnya dapat membuat
berbagai senyawa dari xenon, radon, kripton. Radon ternyata dapat bereaksi
spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran
untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar, hanya bereaksi dengan fluorin jika
disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara helium, neon, dan
argon, ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum berhasil dibuat suatu senyawa
dari ketiga unsur itu.
Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari
atomnya, yaitu dari atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya
tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin
mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat,
namun tetap harus diakui bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan
lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.
2. Halogen
Unsur-unsur golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur
tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.
Unsur-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5.
Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan
negatif satu. Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :
 Sifat-Sifat Fisis
Dari tabel tampak bahwa titik didih dan titik leleh naik seiring dengan
bertambahnya nomor atom. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa molekul-
molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals yang
lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih kecil. Kecuali
gas mulia, halogen mempunyai energi ionisasi dan elektro-negatifitas yang
paling tinggi dari golongan unsur manapun. Dari unsur golongan VII A,
fluorlah yang paling erat mengikat elektron-elektronnya, dan iod yang paling
lemah. Kecenderungan ini bisa dikaitkan dengan ukuran atom halogen
(Keenan, dkk, 1992: 228).
 Sifat-Sifat Kimia
Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor
sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan
mengoksidasinya. Molekul fluor yang beratom dua (diatom) F2 merupakan zat
pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam
keadaan normalnya.
Baik fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang
sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah
satu gas tersebut dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor
yang lebih besar dibanding klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang
biasa termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor.
Keempat unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang sekali
terhadap hidung dan tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada
suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Brom cair merupakan salah
satu reagen kimia yang paling berbahaya karena efek uap tersebut terhadap
mata dan saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya dalam kamar
asam dan dalam ruangan dengan pertukaran udara (ventilasi) yang baik.
Beberapa hisapan klor pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan.
Semua halogen harus disimpan jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat
dioksidasi (Keenan, 1992: 229).

LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH


1. Logam Alkali
Unsur logam alkali (IA) terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, sesium,
dan fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi paling kecil karena mempunyai
konfigurasi elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam alkali mudah melepaskan
elektron dan merupakan reduktor yang paling kuat. Unsur alkali merupakan logam
lunak, berwarna putih mengkilap, konduktor yang baik, dan mempunyai titik leleh
yang rendah, serta ditemukan dalam bentuk garamnya (Mc. Murry dan Fay, 2000:
215).
2. Sifat-Sifat Logam Alkali
 Sifat-Sifat Fisis
Dari tabel dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan alkali tanah
mempunyai sifat yang tidak biasa, yaitu titik lelehnya yang relatif rendah,
rapatannya yang relatif rendah, dan kelunakannya. Semua unsur logam alkali ini
dapat dengan mudah diubah bentuknya dengan memencetnya di antara jempol
dan jari telunjuk (dengan melindungi kulit baik-baik). Unsur-unsur pada golongan
ini mempunyai energi ionisasi dan keelektronegatifan rata-rata yang paling
rendah. Hal ini dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif besar antara
elektron terluar dengan inti (Keenan dkk, 1992: 152-153).
 Sifat-Sifat Kimia
Reaksi-reaksi logam alkali sebagai berikut :
a. Reaksi Logam Alkali dengan Halogen
Reaksi antara logam alkali dengan halogen berlangsung sangat cepat,
membentuk halida logam.
Reaksi: 2M(s) + X2 ⎯--> 2MX(s)
dengan: M = logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs)
X = halogen (F, Cl, Br, I)
Reaktifitas logam alkali semakin meningkat jika energi ionisasinya semakin
berkurang, sehingga Cs > Rb > K> Na> Li (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
b. Reaksi Logam Alkali dengan Hidrogen dan Nitrogen
Logam alkali bereaksi dengan gas hidrogen membentuk senyawa putih
berbentuk kristal yang disebut hidrida, MH. Reaksi terjadi dengan lambat
pada suhu kamar dan membutuhkan pemanasan untuk melelehkan logam
alkali (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 2M(s) + H2(g) ⎯--> 2MH(s)
Tidak semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya litium
yangmembentuk litium nitrit (Li3N) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 6Li(s) + N2(g) ⎯--> 2Li3N(s).
c. Reaksi Logam Alkali dengan Oksigen
Reaksi antara logam alkali dengan oksigen berlangsung sangat cepat. Produk
yang dihasilkan berbeda, tergantung pada kondisi reaksi dan berapa banyak
oksigen yang ada, seperti oksida (bilangan oksidasi O = –2), peroksida
(bilangan oksidasi O = –1), dan superoksida (bilangan oksidasi O = –½) (Mc.
Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 4Li(s) + O2(g) ⎯--> 2Li2O(s) ——— Oksida, O = –2
2Na(s) + O2(g) ⎯--> Na2O2(s) ——— Peroksida, O = –1
K(s) + O2(g) ⎯--> KO2(s) ——— Superoksida, O = –½
d. Reaksi Logam Alkali dengan Air
Logam alkali bereaksi dengan air membentuk gas hidrogen dan hidroksida
logam alkali, MOH.
Reaksi: 2M(s) + 2H2O(l) ⎯--> 2M+(aq) + 2OH–(aq)+ H2(g)
dengan M = Li, Na, K, Rb, Cs
Reaksi logam alkali dengan oksigen merupakan reaksi redoks, di mana
logam (M) kehilangan elektron dan hidrogen dari air memperoleh elektron
(Mc. Murry dan Fay, 2000: 219).
e. Reaksi Logam Alkali dengan Amonia
Logam alkali bereaksi dengan amonia membentuk gas H2dan logamamida
(MNH2). Reaksi ini sama dengan reaksi logam alkali dengan air(Mc. Murry
dan Fay, 2000: 219).
Reaksi: 2M(s) + 2NH3(l) ⎯--> 2M+(s) + 2NH2–(s) + H2(g)
dengan M = Li, Na, K, Rb, Cs
UNSUR – UNSUR PERIODE KETIGA DI ALAM
 Unsur Logam
a) Natrium
Natrium merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan
sumber utamanya adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium
dapat dilakukan dengan proses Downs, yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang
mengandung NaCl diuapkan sampai kering kemudian padatan yang terbentuk
dihancurkan untuk kemudian dilelehkan. Sedangkan untuk me-ngurangi biaya
pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur dengan 1½ bagian CaCl2 untuk
menurunkan suhu lebur hingga 580 °C (Martin S. Silberberg, 2000: 971).
Na dulunya banyak digunakan untuk pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), yaitu
untuk menaikkan bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena
mengandung racun yang berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk
pengisi lampu penerangan di jalan maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan emisi
warna kuningnya yang mampu menembus kabut dan dapat digunakan juga sebagai
cairan pendingin pada reaktor atom (Sri Lestari, 2004: 23).
b) Magnesium
Magnesium adalah unsur yang sangat melimpah di permukaan bumi, tetapi
tidak mudah membuatnya dalam bentuk unsur. Sumber ko-mersial utama
magnesium adalah air laut (0,13% kadar Mg), dan dapat ditemukan pada dolomit
(CaMg(CO3)2) dan karnalit (KCl.MgCl2.6H2O)(Oxtoby, Gillis, Nachtrieb,
Erlangga, 2003: 214).
1. Kegunaan magnesium, antara lain :
2. Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
3. Mg(OH)2, dapat digunakan sebagai obat maag karena dapat menetralkan
kelebihan asam lambung (HCl) dan juga sebagai bahan pasta gigi.
4. MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat
pencahar (laktasif usus).
5. Campuran logam magnesium (10%) dan aluminium (90%) atau yang sering
disebut magnalium dapat digunakan sebagai bahan konstruksi pesawat terbang
karena perpaduan ini kuat dan ringan, rudal, dan bak truk.
6. Magnesium dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada
fotografi (blitz).
7. MgO, dapat digunakan sebagai bata tahan panas/api untuk melapisi tanur dan
tempat pembakaran semen.
8. Campuran 0,5% Mg, 95% Al, 4% Cu, dan 0,5% Mn atau yang dikenal dengan
nama duralumindigunakan untuk konstruksi mobil.
 Unsur Semi-logam
1. Silikon
Silikon merupakan unsur kedua terbanyak yang terdapat di muka bumi,
yaitu sekitar 28%. Meskipun berlimpah akan tetapi silikon tidak ditemukan
dalam bentuk alaminya, melainkan terdapat dalam mineral silikat dan sebagai
silika (SiO2) (Sri Lestari, 2004: 48). Kuarsa merupakan salah satu bentuk kristal
SiO2 murni, sedangkan pasir, agata (akik), oniks, opal, ametis, dan flint
merupakan SiO2 dengan suatu bahan pengotor dalam jumlah runut.
Silikon dapat diperoleh dengan cara mencampurkan silika dan kokas
(sebagai reduktor) dan memanaskannya di dalam tanur listrik pada suhu sekitar
3000°C.
Reaksi: SiO2(l)+ C(s) ⎯--> Si(l)+ 2CO(g)
Silikon umumnya digunakan untuk membuat transistor, chips computer,
dan sel surya. Sedangkan berbagai senyawa silikon digunakan di banyak
industri. Silika dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik,
porselin,mdan semen. Silikon yang bereaksi dengan karbon membentuk karbida
(SiC) yang bersifat inert, sangat keras dan tidak dapat melebur, banyak
digunakan dalam peralatan pemotong dan pengampelas. Silika gel bersifat
higroskopis sehingga banyak digunakan untuk pengering dalam berbagai
macam produk.
 Unsur Non-logam
a.      Fosforus
Sumber utama dari fosfor adalah batuan fosfat yang dikenal dengan
nama apatit, Ca9(PO4)6.CaF6.
Ada beberapa jenis fosfor, yaitu :
1. Fosfor putih, dengan tetrahedral sebagai bentuk molekulnya, lunak,
sangat reaktif, dan beracun. Fosfor jenis ini sering disebut sebagai fosfor
kuning karena kadang-kadang berwarna kekuningan.
2. Fosfor merah, bentuk molekulnya belum dapat dipastikan, kurang
reaktif, dan tidak beracun.
3. Fosfor hitam (mirip grafit), diperoleh dengan memanaskan fosfor putih
di bawah tekanan pada suhu 550 °C.
UNSUR – UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-
unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron
pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron
valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya.
Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada
periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr),
mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan
penghantar listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang
mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di
tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi
lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini
disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga
ikatannya semakin kuat (Mc. Murry dan Fay, 2000: 867).
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi
+1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi.
Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 (Keenan, dkk, 1992:
167).
3. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para-magnetik, di
mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dandiamagnetik, di mana atom,
molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada
orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat
paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-
orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang
tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co,
dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya
saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
4. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama
menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena
elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar
tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan
elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi
dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya
yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.
Misalnya Ti2+ berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+
berwarna biru, dan lain sebagainya.
Beberapa kegunaan unsur-unsur transisi :
1. Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.
2. Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih
kertas, kaca, keramik, dan kosmetik).
3. Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.
4. Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
5. Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi.
6. Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
7. Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
8. Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
9. Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
10. Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban
mobil, dan bahan untuk melapisi tabung gambar televisi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti
pada unsur-unsur dari gas mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui
penampilan dari suatu unsur namun tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat
lain, serta dari sifat kimianya kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami
oleh zat itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.
B. SARAN
Saran yang saya dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang
“Kimia Unsur” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang saya buat ini ialah dengan
mencari lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet,
sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran
yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Terimakasih Wassallam.
DAFTAR PUSTAKA

Pangajuanto, Teguh. 2009. KIMIA 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


Sumber Internet :
http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
www.wikipedia.org
www.chem-is-try.org

Anda mungkin juga menyukai