Anda di halaman 1dari 11

Makalah Pembuatan Dan Manfaat Beberapa

Unsur Logam Dan Senyawa


Pendidikan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan
tidak lupa pula shalawat dan salam kepada Nabi MUHAMMAD SAW. Karna berkat limpahan
taufik dan hidayah-Nya yang telah membawa rahmat bagi seluruh alam.
Makalah ini kami susun berdasarkan himpunan yang telah saya kutip dari beberapa
sumber. Material dalam makalah ini kami susun dengan bahasa yang mudah untuk dipahami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangatlah kami harapkan demi perbaikan
berikutnya. Semoga makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin serta bermanfaat bagi
pembaca.

Kota Jantho, 3 Desember 2013


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Kali ini kami akan membahas tentang unsur logam. Beberapa usur logam, dalam bentuk
unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
beberapa unsur logam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan
dasar, maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk
mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada
di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa
unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat

yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui tentang pembuatan dan kegunaan unsur-unsur logam.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Natrium
Di antara logam alkali, natrium merupakan logam yang paling banyak penggunaannya, baik
sebagai unsur maupun sebagai senyawanya. Seperti telah diketahui, senyawa logam alkali yang
sejenis mempunyai kemiripan sfat. Oleh karena senyawa natrium paling murah maka paling
banyak digunakan. Namun dalam hal-hal tertentu, senyawa logam akali lain tidak dapat
digantikan oleh senyawa natrium. Misalnya, kalium klorida (KCl) untuk pupuk tidak dapat
diganti dengan natrium klorida (NaCl), karena tumbuhan memerlukan unsur kalium, bukan
natrium.
Pada bagian berikut, akan dibahas pembuatan natrium dan penggunaan natrium serta beberapa
senyawa natrium.
a. Pembuatan Natrium
Natrium dibuat dari elektrolisis lelehan natrium klorida yang dicampur dengan kalsium
klorida (sel Downs). Kalsium klorida berguna untuk menurunkan titik cair (dengan cara itu titik
leleh dapat diturunkan dari 801C menjadi sekitar 500C).
b. Penggunaan Natrium dan Senyawa Natrium
Natrium
Dewasa ini, penggunaan yang semakin penting dari natrium adalah sebagai cairan pendingin
(coolant) pada reaktor nuklir. Selain itu, karena merupakan reduktor kuat, natrium digunakan
pada pengolahan logam-logam tertentu seperti litium, kalium, zirkonium dan logam alkali yang
lebih berat. Natrium juga digunakan untuk membuat senyawa natrium yang tidak dapat dibuat
dari natrium klorida, seperti natrium peroksida (Na2O2). Sedikit natrium digunakan dalam lampu
natrium yang banyak digunakan sebagai penerangan jalan raya.
Natrium klorida (NaCl)
Senyawa natrium yang paling banyak diproduksi adalah natrium klorida (NaCl). Natrium klorida
dibuat dari air laut atau dari garam batu. Kegunaan natrium klorida antara lain sebagai bahan
baku untuk membuat natrium, klorin, dan senyawa-senyawa natrium seperti NaOH dan natrium
karbonat (Na2CO3); dalam industri susu; mengawetkan ikan dan daging; mencairkan salju di
jalan raya di Negara yang bermusim dingin; regenerasi alat pelunak air; pengolahan kulit; serta
sebagai bumbu masak (garam dapur).
Natrium hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida dihasilkan melalui elektrolisis larutan natrium klorida. Natrium hidroksida
digunakan terutama dalam industri sabun, detergen, pulp, dan kertas, pengolahan bauksit untuk
pembuatan aluminium, tekstil, plastik, pemurnian minyak bumi, serta untuk membuat senyawa
natrium lainnya seperti natrium hipoklorit (NaClO).
Natrium karbonat (Na2CO3)

Natrium karbonat berasal dari sumber alam, yaitu trona, yang terdapat melimpah di Wyoming,
Amerika Serikat. Natrium karbonat dapat juga dibuat dari NaCl menurut proses Solvay, dengan
reaksi sebagai berikut.
NaCl(aq) + CO2(g) + NH3(aq) + H2O(l) NaHCO3(s) + NH4Cl(aq)
Natrium hidrogen karbonat (NaHCO3) yang terbentuk dipisahkan, kemudian dipanaskan
sehingga membentuk Na2CO3.
2NaHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(g) + CO2(g)
Kegunaan utama dari natrium karbonat adalah untuk pembuatan kaca (terutama kaca bejana).
Selain itu untuk membuat bahan-bahan kimia lainnya, industri pulp dan kertas, industri detergen,
dan bahan pelunak air.
Natrium bikarbonat (NaHCO3)
Natrium bikarbonat terbentuk sebagai hasil antara pada proses Solvay. Natrium bikarbonat
disebut juga soda kue. Jika adonan yang mengandung natrium bikarbonat dipanggang, senyawa
itu akan terurai membebaskan CO2 yang memekarkan adonan sehingga menjadi empuk karena
adanya rongga-rongga gas di dalamnya. Baking powder adalah campuran serbuk natrium
bikarbonat dengan suatu zat yang bersifat asam, seperti kalium hidrogen tartrat (KHC4H4O6).
Campuran bahan itu tidak bereaksi dalam keadaan kering, tetapi sekali bubuk itu berada dalam
adonan, keduanya akan bereaksi dan menghasilkan gas karbon dioksida yang memekarkan
adonan.

2. Magnesium
a. Pembuatan Magnesium
Di antara logam alkali tanah, magnesium paling banyak diproduksi. Sama seperti
pembuatan natrium, pembuatan magnesium juga dilakukan melalui elektrolisis lelehan garam
kloridanya.
Dalam industri,magnesium dibuat dari air laut melalui tahap-tahap sebagai berikut. Mulamula air laut dicampur dengan kapur (CaO) sehingga magnesium mengendap sebagai
magnesium hidroksida (Mg(OH)2).
CaO(s) + H2O(l) 2Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Mg2+(aq) + 2OH-(aq) Mg(OH)2(s)
Adapun CaO dibuat dari batu kapur atau kulit kerang melalui pemanasan.
CaCO3(s) CaO(s) +CO2(g)
Endapan magnesium hidroksida yang terbentuk, disaring kemudian direaksikan dengan larutan
asam klorida pekat.
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + 2H2O(l)
Selanjutnya, larutan diuapkan sehingga diperoleh kristal magnesium klorida (Mg Cl2). Kristal itu
kemudian dicairkan dan dielektrolisis.
MgCl2(l) Mg2+(l) + 2Cl-(l)
Katode: Mg2+(l) +2e Mg(l)
Anode : 2Cl-(l) Cl2(g) + 2e
b. Penggunaan Magnesium
Kegunaan utama magnesium adalah untuk membuat logam-campur. Paduan magnesium
dengan aluminium yang disebut magnalium, merupakan logam yang kuat tetapi ringan, resisten
terhadap asam maupun basa, serta tahan korosi. Paduan itu digunakan untuk membuat komponen
pesawat terbang, rudal, bak truk, serta berbagai peralatan lainnya. Oleh karena merupakan
reduktor kuat, sedikit magnesium digunakan pada pengolahan logam tertentu. Pembakaran

magnesium menghasilkan cahaya yang sangat terang, sehingga unsur itu digunakan untuk
membuat kembang api.

3. Aluminium
a. Pembuatan Aluminium
Meskipun aluminium tergolong melimpah d kulit bumi, mineral yang dapat dijadikan
sumber komersial aluminium hanya bauksit. Bauksit mengandung aluminium sebagai aluminium
oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium dari bauksit ini berlangsung dalam dua tahap. Tahap
pertama adalah pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni (alumina). Tahap
kedua adalah peleburan (reduksi) alumina.
Pengolahan aluminium oksida dari bauksit didasarkan pada sifat amfoter dari oksida
aluminium itu. Pengotor utama dalam bauksit biasanya terdiri atas SiO2, Fe2O3, dan TiO2.
Apabila bauksit dilarutkan dalam larutan natrium hidroksida, maka aluminium oksida akan larut
sedangkan pengotornya tidak.
Al2O3(s) +2NaOH(aq) +3H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq)
Pengotor dipisahkan dengan penyaringan. Selanjutnya, aluminium diendapkan dari filtrate
dengan mengalirkan gas karbon dioksida dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) 2Al(OH)3(s) +Na2CO3(aq) +H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring, dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh
aluminium oksida murni (alumina).
Selanjutnya pada tahap kedua, reduksi aluminium oksida dilakukan melalui elektrolisis
menurut proses Hall-Heroult. Metode elektrolisis itu ditemukan secara terpisah tetapi hamper
bersamaan pada tahun 1886 oleh dua orang peneliti muda, yaitu Charles M.Halt di Amerika
Serikat dan Paul Heroult di Perancis. Kita ingat bahwa aluminium oksida mempunyai titik leleh
yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 2000C. Oleh karena itu, elektrolisis lelehan aluminium
oksida murni tidak ekonomis. Dalam proses Hall-Heroult, aluminium oksida dilarutkan dalam
lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana dari baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai
katode. Dengan cara itu, elektrolisis dapat dilangsungkan pada suhu 950C. Sebagai anode
digunakan batang grafit. Elektrolisis menghasilkan aluminium di katode, sedangkan di anode
terbentuk gas oksigen dan karbon dioksida. Sebenarnya reaksi elektrolisis ini berlangsung rumit
dan belum sepenuhnya dipahami, tetapi dengan mengacu pada hasil akhirnya dapat dituliskan
sebagai berikut.
Al2O3(l) 2Al3+(l) + 3O2-(l)
Katode: Al3+(l) + 3e Al(l)
Anode: 2O2-(l) O2(g) +4e
C(s) + 2O2-(l) CO2(g) + 4e
Jadi selama elektrolisis, anode terus menerus dihabiskan. Untuk memproduksi 1 kg aluminium,
rata-rata dihabiskan 0,44 kg anode karbon.
b. Penggunaan Aluminium dan Senyawanya
1. Aluminium
Aluminium memiliki banyak kegunaan. Penggunaan aluminium didasarkan pada beberapa
sifatnya yang khas, yaitu:
Ringan (massa jenis 2,7 g cm-3),
Tahan karat,
Mudah dibentuk,
Dapat dipadu dengan logam lain, dan
Tidak beracun.


Berikut ini diberikan beberapa contoh penggunaan aluminium.
1. Sektor industri otomotif: untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor lainnya,
untuk membuat badan pesawat terbang.
2. Sektor pembangunan perumahan: untuk kusen dan jendela.
3. Sektor industri dan makanan: aluminium foil dan kaleng aluminium untuk kemasan berbagai jenis
produk makanan dan minuman.
4. Sektor lainnya: untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga, dan barang kerajinan.
mpuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida. Termit digunakan untuk mengelas baja di
tempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api. Campuran itu bereaksi sangat eksoterm
sehingga panas yang dihasilkan dapat melelehkan baja, sementara besi yang terbentuk akan
menyambung baja yang dilas. Persamaan reaksinya adalah:
2Al +Fe2O3 Al2O3 + 2Fe
2. Aluminium sulfat [Al2(SO4)3]
Aluminium sulfat yang digunakan pada pengolahan air minum, yaitu untuk mempercepat
koagulasi lumpur koloidal.

4. Besi
a. Pembuatan Besi
Besi diolah dari bijihnya dalam suatu tungku yang disebut tanur tiup (blast furnace).
Tanur tiup berbentuk silinder raksasa dengan tinggi 30 m atau lebih dan diameter bagian tengah
sekitar 8 m.
Bahan yang digunakan pada pengolahan besi, selain bijih besi adalah kokas (C) dan batu
kapur (CaCO3). Kokas berfungsi sebagai reduktor, sedangkan batu kapur berfungsi sebagai fluks,
yaitu bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan pengotor itu
dalam bentuk cairan kental yang disebut terak (slag). Komposisi bahan-bahan tersebut
bergantung pada pengotor dalam bijih besi. Bijih besi mengandung pengotor, baik yang bersifat
basa seperti CaO, MgO, dan MnO. Akan tetapi, biasanya pengotor yang bersifat asam lebih
banyak, sehingga perlu ditambahkan fluks yang bersifat basa, yaitu CaCO3.
5Proses/reaksi yang terjadi pada pengolahan besi scara garis besar sebagai berikut. Bijih besi,
kokas, dan batu kapur diumpankan dari puncak tanur, sementara dari bagian bawah ditiupkan
udara panas. Kokas terbakar pada bagian bawah tanur dengan membebaskan kalor, sehingga
suhu di daerah itu dapat mencapai 2000C.
C(s) + O2(g) CO2(g) + kalor
Ketika bergerak naik, gas CO2 yang baru terbentuk itu bereaksi lagi dengan kokas yang bergerak
turun membentuk CO.
CO2(g) + C(s) 2CO(g)
Gas CO inilah yang akan mereduksi bijih besi secara bertahap.
(+3) (+3/+2) (+2) (0)
Fe2O3 Fe3O4 FeO Fe
Tahap 1 : 3Fe2O3 +CO 2Fe3O4 + CO2
Tahap 2 : Fe3O4 +CO 3FeO + CO2
Tahap 3 : FeO + CO Fe + CO2
Reaksi totalnya dapat dituliskan sebagai berikut.
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(l) + 3CO2(g)

Oleh karena suhu tanur sangat tinggi, besi yang terbentuk berupa lelehan. Reaksi pembentukan
terak yang menghilangkan pengotor berlangsung sebagai berikut.
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g) (800-900C)
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(l) (1200C)
3CaO(s) + P2O5(g) Ca3(PO4)2(l) (1200C)
Besi yang dihasilkan dari tanur tiup disebut besi gubal (pig iron) atau besi kasar,
mengandung kira-kira 95% besi, 3-4% karbon, dan sisanya pengotor lain seperti Mn, Si, dan P.
Besi gubal bersifat keras tetapi rapuh. Pada umumnya, sebagian besar besi gubal langsung
diproses untuk membuat baja. Sebagian lain dapat dialirkan ke dalam cetakan sehingga diperoleh
besi tuang (cast iron). Besi tempa diperoleh dari besi gubal dengan mengurangi kadar karbon.
Besi tempa lebih lunak dan tidak rapuh.
b. Penggunaan Besi
Besi adalah logam yang paling luas dan paling banyak penggunaannya, yaitu sekitar 14 kali
total penggunaan semua logam lainnya. Hal tersebut disebabkan tiga alasan berikut.
1. Bijih besi relatif melimpah dan tersebar di berbagai penjuru dunia.
2. Pengolahan besi relatif mudah dan murah.
3. Sifat-sifat besi mudah dimodifikasi.
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang digunakan
untuk semua logam campur (aliase) dari besi. Jenis baja sangat beragam, sehingga
penggunaannya sanagt luas, mulai dari mainan anak-anak, perkakas dapur, industri kendaraan,
konstruksi bangunan, jembatan, rel kereta api, dan sebagainya. Salah satu contoh baja yag paling
terkenal adalah baja tahan karat (stainless steels), yang merupakan paduan besi dengan kromium
(14-18%) dan nikel (7-9%). Baja tahan karat digunakan untuk membuat perkakas seperti
gunting, obeng, dan kunci; perkakas dapur seperti sendok, dan panic; dan sebagainya.
c. Pembuatan Baja
Logam-logam campur dari besi disebut baja. Perubahan yang harus dilakukan pada
pembuatan baja dari besi gubal, yaitu:
1. Menurunkan kadar karbon dari 3-4% menjadi 0-1,5%,
2. Menghilangkan pengotor seperti Si, Mn, dan P,
3. Menambahkan logam-logam campur seperti Ni dan Cr, sesuai dengan jenis baja yang akan dibuat.
Teknologi pembuatan baja secara murah dan cepat ditemukan oleh Henry Bessemer dari
Inggris pada tahun 1856. Setelah itu, terjadi perkembangan pesat. Pada tahun 1860,
dikembangkan tungku terbuka (open hearth furnance) oleh William Siemens, juga dari Inggris.
Kini, kebanyakan baja dibuat dengan tungku oksigen (basic oxygen process).
Tungku oksigen adalah silinder baja raksasa dengan pelapis yang bersifat basa pada
bagian dalamnya. Tungku ini berkapasitas sekitar 200 ton besi cair, 80 ton besi bekas, dan 18 ton
kapur (CaO) sebagai fluks. Ke dalam campuran yang berupa cairan yang sangat panas ini
ditiupkan oksigen murni melalui pipa berpendingin. Gas oksigen akan mengoksidasikan karbon
menjadi karbon monoksida (CO), sedangkan pengotor lainnya dipisahkan ke dalam terak. Proses
pembuatan baja dengan tungku oksigen hanya memerlukan waktu sekitar 22 menit.
Beberapa jenis baja diberikan pada Tabel 3.18.
Nama
Baja mangan

Komposisi
10-18% Mn

Sifat Khas
Keras, kuat, dan awet

Penggunaan
Rel kereta api, lapis
baja kendaraan
perang, mesin

Baja silikon

1-5% Si

Durion

12-15% Si

Invar

36% Ni

Baja kromiumvanadium
Baja tahan karat

1-10% Cr
0,15 V
14-18% Cr
7-9% Ni

Keras, kuat, sifat


magnetnya kuat
Tahan karat, tahan
asam
Koefisien mulai
rendah
Kuat, tahan terhadap
tekanan/beban
Tahan karat

penghancur batu
Magnet
Pipa, ketel, kondensor
dan lain-lain
Alat pengukur
(meteran)
As kendaraan
Alat-alat pemotong,
perkakas dapur, alatalat lain

5. Tembaga
a. Pembuatan Tembaga
Bijih tembaga yang terpenting adalah kalkopirit (CuFeS2). Sebenarnya tembaga mudah
direduksi. Akan tetapi, adanya besi dalam bijih tembaga membuat proses pengolahan tembaga
menjadi relatif sulit. Pengolahan tembaga melalui beberapa tahap, yaitu flotasi, pemanggangan,
peleburan, pengubahan, dan elektrolisis.
Pada umumnya, bijih tembaga hanya mengandung 0,5% Cu. Melalui pengapungan dapat
diperoleh bijih pekat yang mengandung 20-40% Cu. Bijih pekat itu kemudian dipanggang untuk
mengubah besi sulfide menjadi besi oksida, sedangkan tembaga tetap berupa sulfida.
4CuFeS2 + 9O2 2Cu2S + 2Fe2O3 + 6SO2
Bijih yang sudah melalui pemanggangan kemudian dilebur sehingga bahan tersebut
mencair dan terpisah menjadi dua lapisan. Lapisan bawah disebut copper matte yang
mengandung Cu2S dan besi cair, sedangkan lapisan atas merupakan terak silikat yang antara lain
mengandung FeSiO3. Selanjutnya, copper matte dipindahkan ke dalam tungku lain dan
ditiupkan udara sehingga terjadi reaksi redoks yang menghasilkan tembaga lepuh (blister
copper).
2Cu2S + 3O2 2Cu2O + 2SO2
Cu2S + Cu2O 2Cu + SO2
Tembaga lepuh adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 beku. Tembaga
lepuh mengandung 98-99% Cu dengan berbagai jenis pengotor seperti besi, zink, perak, emas,
dan platina.
Pemurnian tembaga dilakukan dengan elektrolisis. Tembaga lepuh digunakan sebagai
anode, sedangkan tembaga murni digunakan sebagai katodenya. Elektrolit yang digunakan
adalah larutan CuSO4. Selama elektrolisis, Cu dipindahkan dari anode ke katode. Dengan
menggunakan potensial tertentu, bahan pengotor dapat terpisah.
b. Penggunaan Tembaga
Tembaga adalah logam yang berwarna kuning merah dan tergolong logam yang kurang
aktif. Dalam udara lembab, tembaga terkorosi secara perlahan-lahan. Mula-mula warnanya
menjadi cokelat karena terbentuknya lapisan tipis CuO atau CuS. Lama kelamaan menjadi
berwarna hijau karena terbentuknya tembaga karbonat basa, Cu2(OH)2CO3. Hal seperti itu sering
terlihat pada patung atau barang kerajinan yang terbuat dari tembaga atau perunggu.

Penggunaan utama tembaga adalah untuk kabel listrik. Selain itu, tembaga digunakan
untuk membuat paduan logam seperti perunggu (Cu + Sn) dan kuningan (Cu + Zn). Perunggu
banyak digunakan untuk perhiasan, senjata (seperti pisau dan tombak), lonceng, dan alat musik.
Perunggu berwarna kuning cerah seperti emas, sehingga banyak digunakan untuk perhiasan.

6. Timah
Timah adalah logam yang berwarna putih perak, relatif lunak, tahan karat dan memiliki
titik leleh yang rendah. Bijih timah yang terpenting adalah kasiterit (SnO2).
Sama seperti aluminium, timah juga mengalami oksidasi(korosi) pada permukaan.
Lapisan oksida yang terbentuk menutupi seluruh permukaannya sehingga terlindung dari korosi
selanjutnya. Jadi, sama seperti aluminium, timah juga tahan korosi
Penggunaan utama timah untuk melapisi besi dengan timah agar besi tidak mengalami
korosi. Besi yang dilapisi timah disebut kaleng (tin palate). Bahan tersebut digunakan untuk
berbagai hasil makanan dan minuman kalengan, kaleng cat, dan kaleng pelumas. Besi yang
dilapisi timah (kaleng) ini tidak mengalami korosi selama lapisannya utuh (tidak tergores dan
bocor). Akan tetapi, jika lapisannya ini tergores maka kaleng ini akan mengalami korosi dengan
sangat cepat, sampai semua kaleng ini hancur. Hal ini memang dikehendaki agar kaleng yang
sudah terpakai (bekas) akan hancur
Penggunaan Logam Timah
Kaleng (besi yang dilapisi timah)
Timah solder: ada tiga jenis timah solder, yaitu antimonial tin solder (95% Sn dan 5% Pb), tin
silver solder (95% Sn dan 5% Ag) dan soft solder (70% Sn dan 30% Pb)
Perunggu (70-95% Cu, 1-25%Zn, dan 1-18%Sn)
Pewter (92% Sn, 6% Sb, dan 2% Cu) digunakan untuk perhiasan dan cinderamata
Penggunaan Senyawa Timah
Timah (II) klorida, SnCl2
Digunakan sebagai pereduksi dlam pembutan zat warna
Timah (II) flourida, SnF2
Digunakan dalam pasta gigi (odol) yang mengandung flourin untuk menguatkan gigi karena SnF 2
larut dalam air
Pengolahan Timah
Untuk memperoleh logam timah, bijih yang mengandung SnO2 mula mula dipanggang
sehingga kotorannya (S dan As) lepas, kemudian SnO2 murni direduksi dengan karbon:
SnO2(s) + 2C(s) Sn(i) + 2CO(g)

7. Kromium
Kromium adalah logam yang sangat mengkilap, keras dan tahan karat. Sebagian besar,
kromium digunakan untuk industri logam dan sisanya untuk refraktori( pelapis tahan panas bagi
tanur bersuhu tinggi). Dalam industri, kromium terutama digunakan sebagai bahan campuran/
paduan dengan besi, nikel dan kobalt. Penambahan kromium memberikan kekuatan dan
kekerasan serta sifat tahan karat pada paduan logam. Baja stainless steel mengandung 14 %
kromium. Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat logam khrom pada tahun
berikutnya. Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Cr dan nomor atom 24. Khrom juga berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga memerlukan
proses pemolesan yang cukup tinggi. Logam ini biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom
oksida dengan aluminum. Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan

konsentrasi rata-rata 100 ppm. Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan, karena erosi
dari batuan yang mengandung kromium dan dapat didistribusikan oleh letusan gunung berapi.
Rentang konsentrasi dalam tanah adalah antara 1 dan 3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 g /
liter, dan di sungai dan danau 26 g / liter dengan 5,2 mg / liter. Hubungan antara Cr (III) dan Cr
(VI) sangat tergantung pada pH dan oksidatif sifat lokasi, tetapi dalam banyak kasus, Cr (III)
adalah spesies dominan, meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat mengandung sampai 39
g dari total kromium dari 30 g yang hadir sebagai Cr (VI).
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru,
Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina.
1. Kegunaan Krom
1. Krom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk banyak
alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan dalam proses pelapisan logam
untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah
korosi(Cromium platting). Khrom memberikan warna hijau emerald pada kaca.
2. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit
memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur
kristal.
Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips katalis untuk
produksi polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon dioksida atau campuran
dari krom dan titanium dan aluminium oksida. Kromium (IV) oksida (CrO 2) merupakan
sebuah magnet senyawa
3. Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi
mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada
ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor,
maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini
lebih dikenal dengan sebutan emas putih.
4. Asam kromat adalah agen oksidator yang kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat
untuk membersihkan gelas laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan
dengan melarutkan kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan
untuk mencuci aparat. Kalium dikromat merupakan zat kimia reagen, digunakan dalam
membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen titrating.
8. Emas
Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang memiliki simbol Au yang bahasa
latinnya adalah aurum dengan nomor atom 79. Emas termasuk dalam logam transisi (trivalen dan
univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak
bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi dapat terserang oleh klorin
Emas mempunyai massa jenis yang relatif besar, sehingga pemisahannya dilakukan
dengan mengayak. Butiran emas dapat dipisahkan dengan menggunakan raksa. Emas selanjutnya
dapat dipisahkan dengan pemanasan sehingga raksa menguap dan dapat digunakan kembali.

Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau
Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua.
Jika dilihat dari deret Volta, semakin ke kiri pada deret tersebut maka semakin mudah
elemen tersebut mengalami Oksidasi. Sebaliknya jika semakin ke kanan, maka semakin sulit
teroksidasi.
Pengkorosian atau pengkaratan termasuk salah satu jenis oksidasi pada logam.
Berdasarkan deret volta di atas, kita mengetahui bahwa emas (Aurum / Au) terdapat pada deret
yang paling kanan. Sehingga energi yang dibutuhkan emas untuk mengalami oksidasi adalah
besar. Karena "kebesaran" energi inilah yang membuat emas sulit melakukan oksidasi atau
pengkaratan.
Berikut adalah kegunaan Emas:
Jaman dahulu, emas dugunakan untuk pembuatan koin.
Untuk menabung dan mendapatkan keuntungan
Untuk perhiasan, dan macam-macam.
Untuk melapisi piala dalam ibadat misa ekaristi.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur kimia yang antara lain Natrium, Magnesium,
Alumunium, Besi, Baja, Tembaga, Timah, Emas mempunyai manfaat dalam kehidupan kita, dan
kita juga telah menuliskan cara pembuatanya yang kami uraiakan pada bab pembahasan.
Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita dalam
melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena
semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur
bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat,
beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai