Anda di halaman 1dari 9

MENGENAL LEBIH DEKAT MUSIK ORKESTRA

Fu’adi
Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: fuadi_uny@yahoo.com

Abstract
Orchestra is the most popular instrumental music group in Western. As other big
cities in the world, Jakarta also has some orchestras as the result of cultural
diffusion influence. The growth of orchestra in Indonesia is not as good as that in
Western, however, the presence of orchestra in Indonesia has aroused various
cultural phenomenons. The gathering of sixty to seventy musicians and even
more in an orchestra can form a new community. The cooperation intertwined
within the community can create a beautiful and fascinating musical
performance. A high music quality of an orchestra will not emerge
unintentionally without adeguate mastery of the skill. Some of these issues will
be important point in this discussion.

Kata kunci: orkestra, komunitas, penampilan

PENDAHULUAN yaitu biola, seruling, cuk, cak, gitar,


Pada saat ini musik memang cello, dan bass, maka sekarang telah
tidak mungkin lepas dari kehidupan berkembang menjadi sebuah orkestra
kita sehari-hari, setiap saat kita selalu keroncong, yaitu dengan memasukkan
bersinggungan dengan musik, entah alat-alat musik orkestra standar seperti
dimulai dari rumah, di jalan, di toko, oboe, fagot, klarinet, penambahan
bahkan hingga kembali ke rumah pun jumlah biola dan sebagainya.
kita selalu ditemani dengan musik. Nampaknya grup-grup band di
Kenyataan di atas, menunjukkan Indonesia saat ini yang secara umum
bahwa musik semakin diterima bahkan hanya terdiri dari gitar, bass, keyboard,
dibutuhkan masyarakat sebagai dan drum ikut terpengaruh untuk
hiburan agar pikiran yang terbebani memasukkan alat-alat musik orkestra
oleh pekerjaan rutin sehari-hari dapat seperti penambahan instrumen strings
menjadi segar kembali. (biola, cello, contra bass), woodwind
Perkembangan musik yang pesat di (flute, oboe, clarinet), brass (terompet,
Indonesia menumbuhkan berbagai trombone) bahkan percussion (timpani,
jenis musik seperti musik keroncong, bell tree, dan lain-lain). Sebagai contoh
pop, dangdut, bahkan musik klasik bisa didengar dalam album Badai Pasti
yang dianggap serius oleh sebagian Berlalu (Chrisye) yang diaransir oleh
orang. Bentuk penyajian musik terus Erwin Gutawa dengan melibatkan
mengalami perluasan, apabila dahulu orkestra dari Australia.
musik keroncong hanya dimainkan Trend memasukkan unsur-
cukup dengan tujuh alat musik saja unsur orkestra ke dalam berbagai jenis
musik yang lain menjadi hal yang simfonia atau gli stromenti. Hal serupa
biasa kita temui sekarang ini. Namun juga dapat ditemukan di Roma pada
hal yang cukup penting dalam awal sampai akhir tahun 1679.
perjalanan orkestra itu sendiri, adalah Demikian pula di Perancis, juga
terjadinya masa pasang-surut sejak terdapat istilah les violons, dan les
keberadaannya di Indonesia sebagai concertantes.
pengaruh difusi kebudayaan. Graebner Analisis tentang orkestra sejak
menyatakan dalam buku Sejarah Teori abad XVIII sampai sekarang
Antropologi I oleh Koentjaraningrat mengungkapkan sebuah rangkaian
(1980: 112-113) bahwa unsur-unsur ciri-ciri yang saling berhubungan, yang
kebudayaan masa lampau adalah antara lain; a) orkestra didasarkan atas
dengan membuat klasifikasi benda- alat musik gesek yang terdiri dari
benda menurut tempat asalnya, dan keluarga biola dan double bass, b)
menyusunnya berdasarkan persamaan kelompok alat musik gesek ini disusun
unsur-unsur tersebut. Sekumpulan ke dalam bagian-bagian di mana para
lokasi tempat ditemukan benda-benda pemusik selalu memainkan not yang
yang sama sifatnya disebut sebgai sama dalam satu suara, c) alat musik
kulturkreis. Alat-alat musik yang tiup kayu, tiup logam, dan perkusi
dipergunakan orkestra di Indonesia tampil dalam jumlah yang berbeda
mempunyai kesamaan unsur dengan sesuai dengan periode dan lagu-lagu
alat-alat musik orkestra di Barat. yang ditampilkan, d) orkestra sesuai
dengan waktu, tempat, dan daftar lagu
MENGENAL MUSIK ORKESTRA yang dimainkan selalu
Pengertian Orkestra memperlihatkan standar instrumentasi
Istilah orkestra menurut John yang luas, e) biasanya orkestra yang
Spitzer (Stanley Sadie. ed. 2001: 530) telah berdiri terorganisasi dengan
pada masa Yunani dan Romawi kuno anggota-anggota yang mapan,
menunjuk tentang tingkatan dasar dari mengadakan latihan dan pentas yang
sebuah panggung terbuka, yang rutin, mempunyai struktur organisasi
digunakan kembali pada jaman dan dana, f) karena orkestra
Renaissance untuk menunjukan tempat membutuhkan banyak pemain musik,
di depan panggung. Pada awal abad untuk memainkan hal yang sama
XVII tempat ini digunakan untuk dalam waktu yang bersamaan, orkestra
menempatkan para pemain musik menuntut tingkat kecakapan musikal
yang mengiringi nyanyian dan tarian. yang tinggi untuk memainkan dengan
Pada abad XVIII arti dari istilah tepat pada nada-nada yang tertulis, g)
orkestra diperluas untuk para pemain orkestra dikoordinasi langsung dengan
musik sendiri dan sebagai identitas satu pusat, yang berawal pada abad
mereka sebagai sebuah ansambel. XVII dan XVIII oleh pemain utama
Sebelum istilah orkestra menjadi biola pertama atau oleh pemain
mapan di dalam bahasa Eropa yang keyboard, yang selanjutnya mulai awal
beragam, muncul berbagai ungkapan abad XVIII dikoordinasi oleh seorang
yang digunakan untuk conductor.
mengindikasikan kelompok pemain Kelompok pemain alat musik
musik yang besar. Di Italia kelompok yang mempunyai ciri-ciri seperti di
pemain musik yang serupa disebut atas dapat menunjukkan dengan jelas
dengan capella, coro, concerto groso, sebagai sebuah orkestra, dimana pun
mereka ditemukan dan apapun (brasswind section), dan seksi perkusi
sebutan mereka. Kelompok dengan (percussion section). Perkembangan
jumlah banyak namun tidak memiliki awal orkestra yaitu pada jaman Barok
ciri-ciri ini secara keseluruhan setidak- (1720) terdapat sebuah bentuk orkestra
tidaknya dapat dikatakan mempunyai kecil yang hanya terdiri dari instrumen
kedudukan yang sama dengan gesek (6 biola, 3 viola, dan 2 cello) dan
orkestra. Orkestra selanjutnya dapat continuo (harpsichord, merupakan
dikategorikan ke dalam beberapa jenis, instrumen yang berbunyi terus
termasuk di dalamnya adalah orkestra menerus dalam sebuah komposisi).
teater, orkestra symphony, orkestra Pada jaman Klasik (1790) instrumen
gesek, orkestra kamar, orkestra café terumpet, timpani, dan horn mulai
dan salon, orkestra radio, orkestra digunakan walaupun masih jarang.
studio dan sebagainya. Ciri tertentu dari orkestra klasik adalah
Instrumen musik yang tanpa menggunakan continuo, tapi
dimainkan para musisi dalam sebuah diganti dengan seksi gesek yang lebih
orkestra modern terdiri dari empat besar (14 biola, 6 biola, 4 cello, dan 2
seksi atau golongan jenis instrumen, double bass) dan 2 pemain untuk setiap
yaitu seksi gesek, seksi tiup kayu instrumen flute, oboe, clarinet, horn,
(woodwind section), seksi tiup logam terumpet, dan timpani.
Bentuk orkestra jaman Belanda pada akhir abad XVI,
Romantik (1850) memiliki seksi gesek sampai sekarang bisa kita saksikan
yang lebih besar lagi (30 biola, 12 biola, dalam berbagai bentuk seni
10 cello, dan 8 double bass), woodwind (Soedarsono, 2002: 61).
dan brass. Muncul instrumen musik Kontak awal musik Barat di
baru seperti tuba dan harpa. Dua orang pulau Jawa dapat diamati dari uraian
komposer terkenal yaitu Wagner dan Sumarsam yang menyebutkan adanya
Berlios adalah tokoh yang banyak pelaut-pelaut Eropa yang merapat di
menulis karya-karya untuk format pulau Jawa berikut ini,
orkestra yang sangat besar tersebut. Pengenalan musik Eropa yang
Orkestra mempertahankan bentuknya paling awal di Jawa dapat ditelusuri
yang besar ini sampai awal tahun 1900- akarnya dari musik yang dibawa
an, ketika kemudian mulai dikurangi oleh pelayar-pelayar kapal yang
karena alasan artistik dan ekonomi. singgah di pulau Jawa pada abad
XVI. Francis Drake adalah
Sejarah Perkembangan Orkestra di contohnya, mendarat di pantai
Indonesia selatan Jawa, ia menuliskan dalam
Hadirnya musik orkestra di buku perjalanannya bahwa musisi
Indonesia disebabkan oleh adanya kapal memainkan musik untuk
kontak dengan bangsa-bangsa Barat. seorang raja (atau penguasa
Pengaruh Barat dalam hal seni telah setempat), lalu seorang raja
banyak terjadi seperti yang membalas dengan permainan
diungkapkan oleh R.M. Soedarsono musiknya. Tidak ada identifikasi
berikut ini, musik lokal ini, apakah gamelan
Pengaruh Barat (Eropa) yang atau ansambel musik yang lain.
berawal sejak datangnya para Musisi kapal terdiri dari 1 pemain
pedagang Portugis, yang kemudian trumpet dan empat orang
disusul oleh hadirnya orang-orang (kemungkinan pemain gesek).
Trumpet adalah instrumen penting Italia dan Carl Gotsch dari Austria
di kapal, untuk tanda-tanda (Butenweg 1966: 139-152).
penghormatan. Tahap kedua adalah Perkembangan musik orkestra
musik yang dibawa oleh pedagang- di Indonesia memang mengalami masa
pedagang Portugis . Musik mereka pasang-surut, pada tahun 50-an di
dibawa dan dimainkan oleh budak- Jakarta pernah menjadi jaman
budak mereka yang terdiri dari keemasan musik orkestra, namun
orang-orang India, Afrika dan Asia sayang tidak ada bukti-bukti rekaman
Tenggara (Sumarsam, 2003: 94). maupun catatan fisik tentang musik
orkestra tersebut, seperti yang pernah
Musik Barat juga mengalami diutarakan oleh conductor Twilite
perkembangan di lingkungan keraton, Orchestra Addie MS dalam pengantar
sebagaimana dikemukakan Soedarsono buku Twilite Orchestra yang ditulis
dalam buku Seni Pertunjukan Indonesia oleh Ninok Leksono (2004). Atas dasar
Di Era Globalisasi di bawah ini: kenyataan inilah Twilite Orchestra
Pengaruh Barat terhadap musik mendapat inspirasi untuk segera
sangat menonjol…Di istana-istana membuat album rekaman dan buku
Jawa Tengah (termasuk Daerah tentang perjalanan Twilite Orchestra
Istimewa Yogyakarta), musik Barat selama sepuluh tahun sejak berdirinya.
juga menyusup ke ansambel Krisis ekonomi yang melanda
gamelan. Dalam beberapa komposisi Indonesia pada tahun 1998 membuat
gending atau lagu yang mengiringi keterpurukan di sana-sini, termasuk
tari putri bedaya dan serimpi dari kelangsungan hidup musik orkestra.
keraton Yogyakarta, menyusup Pada waktu itu Twilite Orkestra
beberapa instrumen musik Barat, tercatat hanya melakukan konser sekali
seperti genderang, trombone, saja yaitu di Gedung Teater Tanah
terompet, dan kadang-kadang juga Airku, TMII, padahal pada tahun-
klarinet (Soedarsono, 2002: 61-62). tahun sebelumnya mampu menggelar
konser sebanyak lima kali dalam
Pertunjukan musik di Keraton setahun.Seiring dengan perkembangan
Yogyakarta mengalami kemajuan pesat politik dan ekonomi yang semakin
pada masa pemerintahan Sultan HB VIII membaik, keadaan musik orkestra juga
(1921-1939), dengan kehadiran Walter mengalami pertumbuhan kembali.
Spies pada akhir November 1923. Spies Beberapa grup orkestra yang lain
mempunyai peran yang sangat besar seperti Nusantara Symphony Orkestra
terhadap perkembangan kehidupan (NSO) yang dikoordinasi oleh Miranda
musikal di Yogyakarta. Spies mendapat Goeltom hadir di tengah masyarakat
pekerjaan tetap sebagai instruktur dengan membawakan repertoar musik
musik dan dirigen Kraton Orkest Jogja klasik Barat, mulai dari komposisi
dengan gaji 100 founsterling per bulan karya Bach, Mozart dan sebagainya.
(John Stewell 1980: 21). Selain Kraton Kekayaan suara yang dimiliki
Orkest Jogja terdapat pula Orkes orkestra membuat Addie MS tergerak
Societet de Vereeniging yang didirikan untuk mensosialisasikan musik
oleh tahun 1822 oleh pengusaha simfonik ke kalangan masyarakat yang
perkebunan di Yogjakarta. Orkes ini lebih luas, karena ada anggapan bahwa
dipimpin oleh Attilio Genocchi dari musik orkestra identik dengan musik
yang hanya dikonsumsi oleh kalangan
atas saja. Twilite Orchestra berusaha proses empati ini, terjadi pengalaman
menjembatani apresiasi masyarakat dalam aliran dinamika kualitas seni
menengah ke bawah tentang musik yang menghasilkan kualitas seni yang
orkestra dengan menggelar konser- mendatangkan rasa kepuasan, rasa
konser di tempat umum seperti di penuh, rasa utuh, dan rasa sempurna
mall, mengunjungi sekolah-sekolah, dalam keselesaian.
kampus-kampus seperti di ITB Konser tour Music Ademia yang
(Bandung), UGM (Jogjakarta), dan ITS digelar oleh Twilite Orchestra di
(Surabaya). Dalam program kampus-kampus apabila ditinjau dari
mengunjungi sekolah-sekolah, para pengalaman seni, menghasilkan
siswa diperkenalkan dengan alat-alat sebuah respon estetik. Para penonton
musik orkestra, seperti biola, cello, khususnya mahasiswa, ikut larut
contrabass, flute dan sebagainya. dalam pertunjukan musik simfonik
Mereka juga diajarkan secara singkat tersebut. Persembahan orkestra dengan
bagaimana teknik memainkan alat-alat lagu-lagu daerah pilihan dapat
musik tersebut. mendukung apresiasi penonton. Ketika
konser di UGM, Twilite menyuguhkan
Apresiasi Musik Orkestra lagu Cublak-cublak Suweng yang
Masyarakat sebagai penikmat diaransemen ke dalam orkestra, melodi
seni, mendapat pengalaman dengan lagu Cublak-cublak Suweng yang telah
melihat pertunjukan musik orkestra, akrab di telinga masyarakat dimainkan
diistilahkan dengan pengalaman seni dengan berbagai alat musik dalam
atau respon estetik. Seperti dalam orkestra secara bergantian.
kehidupan sehari-hari, maka Penonton juga dilibatkan untuk
pengalaman seni juga merupakan berkolaborasi dengan orkestra dalam
sebuah pengalaman yang melibatkan lagu Dance Trepak, di mana penonton
perasaan, pikiran, penginderaan, dan diminta untuk bertepuk tangan sesuai
berbagai intuisi pada manusia. Namun dengan aba-aba dari conductor. Bunyi
pengalaman seni berlangsung dalam tepuk tangan yang seirama dengan
kualitas pengalaman tertentu yang musik orkestra membuat pengalaman
kadang berbeda dengan kehidupan estetik tersendiri bagi penonton
sehari-hari. Jakob Sumardjo (2000:16) sehingga timbul perasaan senang dan
menjelaskan, di dalam pengalaman gembira. Terkadang dari pihak
seni, unsur perasaan merupakan penonton timbul permintaan lagu,
kekuatan pokok yang dapat yang disimbolkan dengan tepukan
menggerakkan serta mendasari unsur- tangan yang tiada henti, sebuah
unsur potensi manusia yang lain. orkestra harus tanggap dengan hal
Dalam pengalaman seni, tersebut untuk segera memainkan
seseorang yang sedang menikmati encore (lagu tambahan) yang terdiri
karya seni kehilangan jati dirinya dari beberapa lagu sebagai wujud rasa
karena larut dalam nilai-nilai yang terima kasih atas apresiasi yang telah
ditawarkan oleh benda seni. Hal ini diberikan penonton.
disebut sebagai empati, yaitu Kemampuan penguasaan teknik
melibatkan perasaan diri ke dalam dalam memainkan alat musik mutlak
sesuatu, atau memproyeksikan diperlukan dalam sebuah orkestra,
perasaan ke dalam benda seni lalu karena daya tarik utama dari musik
timbul perasaan senang. Di dalam adalah bunyi sebagai sumber estetik
yang terus digali. Keindahan bunyi yang dibatasi oleh tekniknya. Karena
yang mempesona hanya bisa terikat oleh teknik seninya, seniman
dimunculkan dengan teknik hanya dapat berkutat dengan gagasan
permainan yang baik pula. Hal yang terbatas pula. Inilah sebabnya
tersebut sesuai dengan pendapat lahir berbagai teknik seni yang baru
Alfred Gell (2005: 43) berikut ini: akibat adanya gagasan baru yang tidak
mungkin dituangkan dalam teknik
I consider the various arts-painting, yang itu-itu saja.
sculpture, music, poetry, fiction, and so Teknik seni bukanlah hal yang
on as a components of a vast and often statis, teknologi terus berkembang
unrecognized technical system, essential demikian juga teknik seni juga terus
to the reproduction of human societies, mengalami perkembangan. Sebagai
which I will be calling the technologi of contoh pada abad XVII di Italia
enchantment. teknologi pembuatan senar biola yang
mulai menggunakan bahan senar
Pertunjukan musik orkestra dengan lilitan metal. Penggunaan
ketika menampilkan 25 pemain biola lilitan metal mampu membuat senar
yang bermain dengan gerakan lebih kuat dalam ketegangan yang
serempak memunculkan pesona audio tinggi. Hal tersebut berdampak pada
visual tersendiri. Permainan melodi munculnya teknik permainan biola
yang lincah dan cemerlang oleh flute yang baru, seperti teknik gesekan
seperti burung yang berkicau dengan martelle (gesekan dengan tekanan
riangnya. Gerakan tangan conductor seperti pukulan martil/ palu), teknik
untuk memberikan aba-aba gesekan ponticello (gesekan di dekat
merupakan bagian dari pertunjukan kam biola untuk menghasilkan suara
orkestra. Yang bertugas memberikan yang sengau) yang sebelumnya tidak
stimulus kepada para musisi orkestra dapat dilakukan pada senar yang
dalam upaya mengekspresikan ide-ide bahannya masih terbuat dari usus
musikal kepada pendengar, dan para binatang.
musisi pun bertindak sesuai perintah
conductor dengan memainkan alat Orkestra sebagai Bentuk Komunitas
musiknya. Hal ini selaras dengan
pendapat Jakob Sumardjo (2000: 74) Orkestra merupakan gabungan
yang menyatakan bahwa mereka (para dari sekelompok musisi yang
musisi) berjuang dengan medium (alat kemudian membentuk menjadi sebuah
musik) yang dipakainya, di sini komunitas. Wartaya Winangun
dituntut ketrampilan atau penguasan (1990:40) menyatakan bahwa
teknik atas mediumnya itu. komunitas itu bercirikan anti struktur,
Seniman terkadang cenderung dalam arti bahwa relasi-relasi yang
mempergunakan teknik seni yang terjadi itu bercirikan tak terbedakan,
telah baku untuk menuangkan gagasan equalitarian, langsung, ada, non-rasional,
nilai-nilai seninya. Namun perlu eksistensial dan I-Thou (Buber).
diingat bahwa teknik itu mempunyai Hubungan mereka dalam komunitas
keterbatasan dalam kaitannya dengan adalah hubungan antar pribadi yang
material seninya. Maka penguasaan tak terbedakan, berbeda dengan
teknik seni yang sudah baku hanya kehidupan sehari-hari di mana
dapat merampungkan isi gagasan seni perbedaan amat menonjol. Perbedaan
itu disebabkan oleh struktur sosial orkestra, hubungan antara individu
yang telah menempatkan orang pada menjadi lebih terbuka tanpa ada unsur
posisinya sendiri-sendiri, misalnya formal di dalamnya, senda gurau yang
perbedaan antara orang kaya dan kental senantiasa mewarnai komunitas
miskin, pejabat tinggi dan pejabat tersebut.
rendah, antara pegawai dan petani dan Non-rasional yang terjadi dalam
sebagainya. Dalam komunitas hal hubungan antar individu dalam
tersebut tidak ada. Individu-individu sebuah komunitas lebih menunjuk
yang tergabung dalam orkestra berasal kepada dominannya fungsi perasaan
dari berbagai latar belakang kelompok dan intuisi. Yang berkembang adalah
sosial yang berbeda, ada yang segi afektif dan voluntatif, sedangkan
berstatus pelajar, mahasiswa, guru, fungsi rasio kurang dominan karena
dan sebagainya, mereka berkumpul orang lebih digerakkan oleh aspek
untuk satu tujuan yang sama yaitu kesadaran dan kehendak. Hubungan
menghadirkan sebuah pertunjukan yang seperti ini mengandalkan
musik. perasaan sebagai modal utamanya. Ciri
Ciri komunitas yang lain adalah spontan dalam hubungan pribadi itu
adanya kesamaan. Situasi dan kondisi masing-masing mengungkapkan
yang ada dalam komunitas mengantar dirinya secara spontan sebagai suatu
pada hubungan pribadi yang ‘happening’. Hal ini dapat diamati
mengalami dan merasakan kesamaan. apabila komunitas orkestra sedang
Masing-masing individu berada pada beristirahat di sela-sela latihan,
tingkat yang sama. Simbol-simbol yang seseorang melontarkan joke maka yang
dipergunakan menunjuk pada lain akan segera menimpali secara
kesamaan tingkat, misalnya mereka spontan dengan joke yang lebih
sama-sama mendapat instruksi dari menggigit pula. Dalam komunitas ciri
pimpinannya. Demikian juga halnya eksistensial juga turut memberi warna,
dengan komunitas orkestra, bahwa karena hubungan antar pribadi
mereka para individu yang tergabung menyangkut eksistensi manusia.
merasakan adanya perasaan, Kesadaran akan being-nya menjadi
perlakuan dan instruksi yang sama dominan dan juga diwarnai oleh
dari pimpinan, dalam hal ini yang hubungan yang kongkret, dan yang
bertindak selaku pimpinan adalah lebih penting adalah adanya kesatuan
conductor. pribadi.
Hubungan antar pribadi dalam Lebih ditegaskan lagi oleh
sebuah komunitas bersifat langsung, Wartaya Winangun (1990: 50-51)
dalam arti bahwa hubungan pribadi bahwa komunitas itu terjadi ketika
satu dengan yang lain terjadi tanpa struktur sosial tidak ada, aturan-aturan
perantara. Mereka berhadapan satu dan kategori dalam struktur tidak
dengan yang lain, kontak yang terjadi berlaku, spontanitas dan anti struktur,
lebih hidup, karena suasana seolah-olah tanpa aturan. Dari ciri-ciri
keterbukaan dan ketulusan senantiasa itu terlihat bahwa model hubungan
dipelihara. Hubungan mereka menjadi yang terjadi dalam komunitas berbeda
anti struktur karena terlepas dari status dengan model dalam hubungan
sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pengalaman
sehari-hari yang menjadi latar manusia ternyata tidak bisa dipisahkan
belakang mereka. Dalam komunitas dengan pengalaman komunitas.
Pengalaman komunitas dalam sebuah negeri yang telah maju seperti Jerman
orkestra merupakan salah satu contoh pun, kaum perempuan mendapatkan
dari berbagai macam pengalaman perlakuan diskriminasi gender bahkan
komunitas yang ada. sejak berabad-abad lalu.
Persoalan menyangkut gender
juga ikut mewarnai liku-liku sebuah
orkestra, bahkan di negara maju DAFTAR PUSTAKA
seperti yang terjadi pada Berlin
Philharmonic Orchestra, semua Gell, Alfred. 2005. The Technology of
anggotanya adalah pria, tanpa satu Enchanment and Enchanment of
pun adanya musisi wanita. Mereka Technology. dalam Jeremy
mempunyai argumen bahwa jadwal Coote and Anthony Shelton. ed.
konser selama setahun yang sangat Anthropology Art and Aesthetics.
padat membutuhkan fisik yang kuat, New York: Clarendon Press-
apabila terdapat musisi perempuan Oxford.
dikhawatirkan akan mengganggu Koentjaraningrat. 1980. Sejarah Teori
jalannya program konser. Antropologi I. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia Press (UI-
KESIMPULAN Press).
Orkestra yang saat ini mulai Leksono, Ninok. 2004. Twilite Orkestra.
dikenal masyarakat luas ternyata Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
menarik untuk dibahas. Kekayaan Utama.
bunyi yang dimiliki sebuah orkestra
memunculkan pesona tersendiri. Alat Spitzer, John. 2001. The New Grove
musik yang terdapat dalam orkestra Dictionary of Music and
dapat dibagi dalam empat golongan Musicians. London: Macmillan
besar, yaitu strings (alat musik gesek), Publishers Limited.
woodwind (alat musik tiup kayu), brass Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni.
(alat musik tiup logam), dan percussion Bandung: Penerbit ITB.
(alat musik pukul). Dengan bunyi yang Winangun, Wartaya. 1990. Masyarakat
khas dari masing-masing alat musik Bebas Struktur, Liminalitas dan
tersebut, ternyata mampu menyatu Komunitas Menurut Victor Turner.
dalam sebuah harmoni yang indah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Apresiasi seni dengan R.M. Soedarsono, 2002. Seni Pertunjukan
menikmati pertunjukan musik orkestra Indonesia Di Era Globalisasi.
membuat larut para penonton ke Yogyakarta: Gadjah Mada
dalam suasana gembira dan rasa puas. University Press.
Dari para anggota yang tergabung Sumarsam. 2003. Gamelan: Interaksi
dalam sebuah orkestra akhirnya Budaya dan Perkembangan Musik
terbentuk sebuah komunitas baru. Di Jawa. Yogyakarta: Pustaka
Dalam komunitas berlaku sifat anti Pelajar.
struktur, di mana struktur yang ada Hans, Rhodius and John Darling. 1980.
dalam masyarakat sehari-hari lepas Walter Spies and Balinese Art,
dan tidak berlaku dalam sebuah dalam John Stewel (ed.).
komunitas dalam hal ini komunitas Amsterdam: Tropical Museum,
orkestra. Masalah gender juga tak Tera Zuthpen.
lepas dari komunitas orkestra. Di luar
Hein, Buitenweg. 1966. Soos en
Samenleving in Tempo Doeloe. Den Haag:
Servire.

Anda mungkin juga menyukai