Anda di halaman 1dari 13

TUGAS METODE ILMIAH

“ Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb), dan Cadmium (Cd) pada Air di Teluk
Ambon Dalam”

ZAKY FADJRI ATTAMIMI


NIM. 2016 64 002

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Proposal mata kuliah Metode Ilmiah ini.
Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Metode Ilmiah di program studi Ilmu
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura.
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang sudah mendukung penyusunan Proposal ini. Kepada team dosen Metode Ilmiah yang telah
memberikan materi tentang tata cara penyusunan Proposal.
Selanjutnya hal lain yang penting adalah saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sehingga akan menumbuhkan rasa syukur saya kepada Tuhan dan dalam hal perbaikan
Proposal ini ke depannya, karena saya menyadari pembuatan Proposal ini masih jauh dari kekurangan.

TTD

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover.............................................................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................................... ii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................
1.5 Kerangka Pikir.....................................................................................

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Teluk Ambon Dalam .......................................................................................

2.2 Logam Berat Pb dan Cd...................................................................................

2.3 Kandungan Logam Berat pada Air..................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................................

3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................

3.3 Metode Pengumpulan Data..............................................................................

3.4 Metode Analisa Data.......................................................................................

3.5 Variabel Penelitian...........................................................................................

BAB IV PERENCANAAN PENELITIAN DAN ANGGARAN

4.1 Rencana Penelitian...................................................................................


4.2 Tabel Perencanaan Penelitian...............................................................
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan....................................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teluk ambon dalam merupakan salah satu tempat bermuaranya beberapa sungai besar
hal tersebut membuat masukan dari sungai-sungai besar tersebut mempengaruhi konsentasi
logam berat yang berada pada teluk ambon dalam. Bukan hanya masukan dari sungai yang
menyumbang konsentrasi logam berat akan tetapi seperti adanya aktifitas nelayan,
pembuangan limbah pertanian, limbah masyarakan, limbah pelabuhan,aktifitas dari kapal
angkatan laut dan juga bangkai-bangkai kapal yang berada di sekitar teluk ambon. Beberapa
aktivitas tersebut membuat konsentrasi logam berat yang berada pada teluk ambon tidak
terkontrol (Souisa, 2017).
Pada tahun 1988 hingga 1995, BPSDLLIPI Ambon telah melaksanakan pengamatan
kualitas perairan yang meliputi parameter oseanografi, kandungan logam berat, hidrokarbon
dan pestisida. Hasil pengamatan tersebut menyatakan perairan Teluk Ambon masih memenuhi
persyaratan baku mutu air laut untuk budidaya biota laut. Namun kandungan logam berat
seperti Hg, Pb, Cd, Cu, dan Zn cenderung menunjukan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.
(Persulessy A. E, Manik J.M, 1996; BTKLPPM, 2010).
Konsentra logam berat yang berlebihan pada suatu perairan akan mempengaruhi biota
laut dan juga manusia yang tinggal di sekitarnya (Setiawan dan Subiandono, 2015). Logam
berat yang sering terdapat dalam pencemaran air adalah Hg, Pb, Cd, Cr, Cu, Ni, dan Zn dalam
bentuk senyawa toksik ( Taringan et.al, 2003). Jadi dalam tulisan ini saya akan mencoba
membahas tentang konsentrasi logam berat Pb dan Cd di teluk ambon dalam dan juga
sumbangan logam berat terbesar dari masukan sungai ataupun dari aktivitas manusia lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana tingkat pencemaran Logam Berat Pb, dan Cd pada Air di teluk ambon
dalam?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui tingkat pencemaran Logam Berat Pb, dan Cd Pada Air di Teluk
Ambon Dalam
1.4 Manfaat
 Dapat memberikan gambaran konsentrasi Logam berat Pb, dan Cd pada air, sehingga
pengelolaan teluk dapat lebih diperhatikan.

1.5 Kerangka Pikir


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teluk Ambon Dalam


Perairan Teluk Ambon terdiri dari dua bagian, yaitu Teluk Ambon Luar (TAL) dan
Teluk Ambon Dalam (TAD). Kedalaman Teluk Ambon Luar (TAL) mencapai 200 meter yang
relatif lebih luas serta berhubungan dengan Laut Banda, sedangkan Teluk Ambon Dalam
(TAD) lebih sempit dan terlindung dengan kedalaman maksimum sekitar 40 meter. Keduanya
dihubungkan oleh ambang yang sempit dengan kedalaman 12 meter antara Desa Poka dan Desa
Galala (Souisa, 2017).
Penelitian ini difokuskan pada Teluk Ambon Dalam (TAD) karena karakteristik teluk
yang semi tertutup, perairan relatif tenang, menyebabkan mekanisme pertukaran air antara
kedua bagian teluk tersebut menjadi agak terhalang sehingga ada kecenderungan
terkonsentrasinya bahan pencemar pada Teluk Ambon Dalam (TAD) dan kurangnya intervensi
cemaran dari Teluk Ambon Luar (Ohello, 2010).
Teluk Ambon potensial dalam berbagai aktivitas nelayan untuk penangkapan dan
budidaya ikan serta jalur lalu lintas laut. Keadaan perekonomian yang semakin membaik
menyebabkan pemilikan lahan pesisir yang berpantai termasuk perairan pantai di Teluk Ambon
menjadi rebutan para pengusaha dan masyarakat umum sehingga diperlukan pengaturan tata
ruang dan kepemilikan lahan yang baik. Teluk Ambon penting untuk dikelola dengan bijak,
sehingga dapat meminimalkan pencemaran akibat berbagai aktifitas di sekitar teluk. Beberapa
kegiatan yang dapat mencemari Teluk Ambon antara lain limbah domestik akibat
berkembangnya pemukiman di wilayah pantai Teluk Ambon, pembuangan limbah oleh PLTD
Poka maupun Hative Kecil, pembuangan limbah dari depot pertamina, galangan kapal,
transportasi laut ferri dan speedboat, bangkai kapal yang tersebar di sekitar teluk, limbah
pertanian, dan berbagai limbah lainnya, berpotensi menyumbangkan berbagai cemaran logam
berat seperti Timbal (Pb), Cadmium (Cd), dan berbagai logam berat lainnya (Souisa, 2017)
Beberapa sumber pencemar telah berdampak pada potensi Teluk Ambon. Limbah air
panas oleh PLTD telah mempengaruhi kehidupan biota pada daerah pembuangan limbah
setempat. Hal ini diperkirakan menyebabkan menurunnya jumlah, jenis dan individu beberapa
jenis bentos tertentu juga moluska dan krustasea serta manggrove. Limbah yang dihasilkan
berasal dari pemakaian bahan bakar dan minyak pelumas serta limbah pertanian dapat
menyebabkan akumulasi logam berat pada perairan dan sedimen, serta mengganggu ekosistem
di Teluk Ambon (Souisa, 2017). Berbagai usaha yang dilakukan untuk memperkecil pengaruh
limbah cair PLTD terhadap lingkungan Teluk Ambon meliputi pengontrolan dalam sistem
penggunaan pelumas, sistem air pendingin dan penanganan limbah cair PLTD (LIPI, 1991;
Wirabumi, 1996).
2.2 Logam Berat Pb dan Cd
Pencemaran logam berat dapat berasal dari kegiatan industri maupun alam. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 82 (2001) mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air yakni setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air
limbah ke air atau sumber air wajib mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air dapat berupa garam dari logam berat dan logam berat yang membentuk
senyawa toksik. Logam berat yang sering terdapat dalam pencemaran air adalah Hg, Pb, Cd,
Cr, Cu, Ni, dan Zn dalam bentuk senyawa toksik . Menurut Forstner dan Prosi , faktor yang
menyebabkan logam berat tersebut dikelompokkan ke dalam zat pencemar ialah 1) logam berat
tidak dapat terurai melalui biodegradasi seperti pencemar organik, 2) logam berat dapat
terakumulasi dalam lingkungan terutama dalam sedimen sungai dan laut, karena dapat terikat
dengan senyawa organik dan anorganik, melalui proses adsorpsi dan pembentukan senyawa
komplek.
Logam berat banyak digunakan sebagai bahan baku maupun media penolong dalam
berbagai jenis industri. Masuknya limbah ini ke perairan laut dapat mengurangi kualitas
perairan dan menimbulkan pencemaran. Selain mengubah kualitas perairan, logam berat yang
terendapkan bersama dengan sedimen juga dapat menyebabkan transfer bahan kimia beracun
dari sedimen ke organisme (Zuraida, drr., 2010).
Menurut FDA dalam Anon (1998), selain merkuri (Hg), jenis logam berat yang
merupakan unsur membahayakan kesehatan antara lain timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As),
tembaga (Cu), kromium (Cr), dan nikel (Ni). Urutan tingkat toksisitas logam berat tersebut
berturut-turut adalah Hg, Cd, Pb, As, Cu, dan Zn (Anon, 1985 dalam Fajri, 2001). Logam-
logam berat seperti Hg, Pb, Cd, dan Pb berbahaya karena bersifat biomagnifikasi, yaitu dapat
terakumulasi dan tinggal di jaringan tubuh organisme dalam jangka waktu lama sebagai racun
terakumulasi. Logam-logam yang dapat menyebabkan keracunan biasanya terikat dengan
protein sebagai metalotionin (Darmono, 1995 dalam Murtini et al., 2003a).
Keracunan kadmium menyebabkan tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kehilangan
sel darah merah, gangguan lambung, dan kerapuhan tulang (Mulyono, 2000). Daya racun
timbal dan tembaga lebih rendah dibanding merkuri dan kadmium tetapi memiliki sifat kronis
dan kumulatif (Mulyono, 2000; Anon, 2006).
Oleh karena itu, untuk melestarikan fungsi pesisir dan laut perlu dilakukan pengelolaan
kualitas dan pengendalian pencemaran air laut untuk kepentingan sekarang dan mendatang
serta keseimbangan ekologis. Untuk mewujudkan peningkatan pengelolaan kualitas air laut
salah satunya diperlukan suatu pemetaan terhadap kualitas air laut khususnya untuk parameter
logam yang bersifat bioakumulatif yang memiliki dampak jangka panjang bagi penurunan
sumber daya pesisir dan laut (Damaianto dan Masduqi, 2014).
2.3 Kandungan Logam Berat Pada Air
Keberadaan logam berat dalam air laut dapat berasal dari aktivitas manusia di daratan
yang kemudian masuk ke laut lewat sungai, dapat pula berasal dari atmosfer yang jatuh ke laut,
serta dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi (Hartati, et al.,1993).
Secara alamiah logam berat dapat masuk ke perairan melalui berbagai cara. Pb masuk
ke perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan, disamping itu proses
korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Cu masuk ke perairan
melalui peristiwa erosi atau pengikisan batuan mineral dan melalui persenyawaan Cu di
atmosfer yang dibawa turun melalui hujan. Cd secara alamiah masuk ke perairan dalam jumlah
yang sedikit (Palar, 1994).
Sedang dari aktifitas kehidupan manusia diantaranya adalah berasal dari limbah industri
yang berkaitan dengan Hg, Pb, Cu, dan Cd seperti industri kertas, limbah pertambangan bijih
timah hitam, pertambangan Cu dan buangan sisa industri baterai dan lain-lain (Palar, 1994).
Dalam kondisi alami, kadar logam berat dalam air laut sangat rendah, yaitu berkisar 10-
5 – 10-2 ppm (Hutagalung, et al., 1997). Peningkatan kadar logam berat dalam air laut yang
terjadi pada umumnya disebabkan oleh masuknya limbah industri, pertambangan, pertanian
dan domestik yang banyak mengandung logam berat. Dari keempat jenis limbah tersebut,
limbah yang umumnya paling banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini
disebabkan senyawa logam berat sering digunakan dalam kegiatan industrii, baik sebagai
bahan baku, bahan tambahan maupun katalis (Hutagatung, et al., 1997).
Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (2004)
syarat baku mutu air untuk biota laut dengan konsentrasi logam berat seperti pada Tabel
dibawah ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 15-16 Desember 2019


Tempat : Teluk Ambon Bagian Dalam
3.2 Alat dan Bahan
No Nama Fungsi
Alat
1 Water Sampler untuk mengambil sampel air
2 Alat tulis untuk menulisa data di lapangan dan juga memberikan kode pada sampel
3 GPS untuk melihat koordinat lokasi pengambilan sampel
4 Botol Sampel untuk memasukan sampel air
5 boat sebagai alat transportasi ke titik pengambilan sampel
6 Cool Box untuk menampung botol-botol yang berisi sampel
7 Kamera untuk dokumetasi
8 Spektrofotometer Untuk menganalisis sampel
Bahan
1 es batu untuk mengawetkan sampel
3.3 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel secara
purposive sampling yang didasarkan dengan pertimbangan lokasi tertentu di dalam Teluk
Ambon Bagian Dalam (TAD) yang berpotensi menghasilkan pencemaran Cadmium dan
Timbal. Titik atau stasiun yang ditentukan adalah yang potensial pencemarannya. Saya
memakai 6 titik pengambilan sampel yaitu: perairan pantai Galala, perairan pantai Halong,
Perairan pantai Lateri, Perairan Pantai Waiheru ,Perairan Pantai Poka dan Daerah Tengah
Teluk. Pengambilan sampel air yaitu ±50m dari garis pantai yang di ambil pada bagian
permukaan,tengah dan juga dasar pada 5 titik pengambilan sampel. Enam titik pengambilan
sampel tersebut sudah cukup untuk mempresentasikan tingkat pencemaran logam berat di teluk
ambon bagian dalam.
3.4 Metode Analisis Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengukuran konsentrasi logam timbal (Pb) dan cadmium (Cd) dengan menggunakan
metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang dilakukan di Laboratorium Kimia
Universitas Pattimura. Kadar logam timbal (Pb) dan cadmium (Cd) pada sampel diperoleh
dengan menggunakan rumus perhitungan berikut:

Keterangan:
C :Kadar logam dalam sampel(µg/gr)
c :Konsentrasi larutan sampel(truevalue)
V :Volume penetapan/pengencer(mL)
a :Berat sampel basah (gram)
Data yang diperoleh diolah secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar dengan
parameter yaitu kandungan logam berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd) pada air di Teluk
Ambon Dalam. (Sumber: Pedoman perhitungan kadar logam berat sampel,Laboratorium
Kimia UIN Alauddin Makassar ,2016).

3.5 Variabel Penelitian


 Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd pada air
BAB IV
RENCANA PENELITIAN DAN ANGGARAN
4.1 Rencana Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari dimana pada hari pertama pengumpulan
sampel di lakukan pada daerah Galala,Halong, dan Lateri dan hari ke dua pengumpulan sampel
di lakukan pada daerah Waiheru,Poka, dan Tengah-tenagh teluk Ambon Dalam. Mulai untuk
pengambilan data pada saat pagi menjelang siang hari dimana semua peralatan di angkut dari
fakultas perikanan dan ilmu kelautan ke bawah JMP untuk menuju titik-titik pengambilan
sampel.

4.2 Tabel Anggaran Penelitian


No Jenis Jumlah Harga Per unit (Rp) Total ket
1 Water Sampler 1 buah Rp 50.000 (Sewa) Rp100.000 2 hari
2 Alat tulis 1 pack Rp20.000 Rp20.000
3 GPS 1 buah Rp 50.000(Sewa) Rp100.000 2 hari
4 Botol Sampel 15 buah Rp5.000 Rp75.000
5 boat 1 buah Rp 600.000(Sewa) Rp1.200.000 2 hari
6 Cool Box 1 buah Rp200.000 Rp200.000
8 es batu 8 buah Rp500.00 Rp4.000 2 hari
9 Konsumsi 2 buah Rp25.000 Rp50.000 2 hari
10 Spektrofotometer 1 Buah Rp. 100.000 (Sewa) Rp. 100.000 1 Hari
Total Rp1.849.000

Dari data anggaran di atas, pada penelitian ini saya membutuhkan anggaran sebesar
Rp1.849.000 untuk bisa melaksanakan penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan di Teluk Ambon Bagian Dalam dimana memakai enam titik
untuk mewakili Teluk Ambon Bagian Dalam. Pengambilan data dilakukan selama 2 hari
dimana hari pertama pengambilan sampel pada 3 titik dan juga dengan hari kedua sampai
semua sampel terkumpul.Sampe yang di ambil adalah sampel air untuk melihat konsentrasi
dari logam berat Pb dan juga Cd di Teluk Ambon Bagian Dalam.

5.2 Saran
Selama proses pengambilan data kita harus selalu teliti dan juga fokus karena terjadi
sedikit kesalahan saja akan mempengaruhi hasil yang kita dapat. Pada saat pengawetan salpel
lebih bagusnya memakasi larutan HNO3 agal sampel tidak rusak pada saat sampai di
laboratorium pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
Souisa, G. V. (2017). Konsentrasi Logam Berat Cadmium dan Timbal pada air dan sedimen di
teluk Ambon. Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku, VII (1).

Setiawan, H., & Subiandono, E. (2015). Konsentrasi logam berat pada air dan sedimen di
perairan pesisir Provinsi Sulawesi Selatan. Indonesian Forest Rehabilitation Journal,
III (1), 67-79
Tarigan, Z., Edward., & Rozak, A. (2003). Kandungan Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zu dan Ni
dalam air laut dan sedimen di muara sungai Membramo, Papua dalam kaitannya dengan
kepentingan Budidaya Perikanan. MAKARA, SAINS, VII (3), 109-127
Siregar, T, H,. & Murtini, T, J. (2008). Kandungan Logam Berat pada beberapa lokasi perairan
indonesia pada tahun 2001 sampai dengan 2005. Squalen. III (1)
Permanawati, Y,. Zuraida, R,. & Ibrahim, A. (2013). Kandungan Logam Berat (Cu, Pb, Zn,
dan Cr) dalam air dan sedimen di perairan Teluk Jakarta. Jurnal Geologi Kelautan. XI
(1).
Damaianto, B,. & Masduqi, A. (2014). Indeks pencemaran air laut pantai utara Kabupaten
Tuban dengan Parameter Logam. Jurnal Teknik POMITS. III (1)
Nugraha, W. A. (2009). Kandungan Logam Berat pada air dan sedimen di perairan Socah dan
Kwanyar Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan. II (2)
Murtini, J. T,. & Peranginangin, R. (2006). Kandungan Logam Berat pada kerang kepah
(Meritrix meritrix) dan air laut di perairan Banjarmasin. Jurnal Perikanan. VIII (2).
177-184
Anggraini, A. (2007). Analisis kadar logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn pada air laut, sedimen dan
lokan (Geloina coaxans) di perairan pesisir duai, Provinsi Riau
Wulandari , E,. Herawati, E. Y,. & Arfiati. D. (2012). Kandungan Logam Berat Pb pada Air
laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi,
Trenggalek, Jawa timur. Jurnal Penelitian Perikanan. I (1). 10-14
Sofarini, S,. Rahman, A,. & Ridwan, I. (2010). Studi Analisis pengujian logam berat pada
badan air, biota dan sedimen di perairan muara das barito. Jurnal Bui Lestari. X (1).
28-37
Suryono, C. A. (2016). Polusi LogamBerat Antropogenik (As, Hg, Cr, Pb, Cu dan Fe) pada
Pesisir Kecamatan Tugu Kota Semarang Jawa Tengah. Jurnal Kelautan Tropis. XIX
(1). 37-42

Anda mungkin juga menyukai