Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KEBUTUHAN

SARANA PENGELOLAN AIR LIMBAH/AIR BUANGAN


DI PUSKEMAS AIR TABIT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Usaha peningkatan kesehatan lingkungan yang umumnya dikenal dengan sebutan
sanitasi merupakan salah satu tindakan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kesehatan
maupun pencegahan penyakit pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan
melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor risiko lingkungan yang merupakan mata
rantai penularan penyakit (Ehler, 1986). Selanjutnya, Wijono (1999) menyatakan
bahwa sanitasi merupakan kegiatan yang mempadukan (colaboration) tenaga kesehatan
lingkungan dengan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini dilandasi oleh adanya keterkaitan
peran dan fungsi tenaga kesehatan di dalam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat yang
terpadu dan komprehensif. Colaboration kegiatan sanitasi dikoordinir oleh tenaga
kesehatan lingkungan atau sanitarian yang memiliki kompetensi dan keahlian mereka di
bidang kesehatan lingkungan. Sedangkan tenaga medis, perawat, bidan, petugas farmasi,
petugas laboratorium dan petugas penyuluh kesehatan berperan sebagai mitra kerja.

Didalam aturan Permenkes no 75 tahun 2015. Menegaskan bahwa, untuk instansi


Puskesmas yang ada harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup dan
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Untuk menunjang kegiatan Puskesmas serta
memaksimalkan fungsi Puskesmas sebagai sarana pusat pelayanan Masyarakat di tingkat
pertama maka sarana dan prasarana harus lah lengkap dan memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Hal ini bertujuan agar semua kegiatan yang dilakukan di Puskesmas tidak
menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Baik di lingkungan dalam Puskemas
maupun lingkungan sekitar.

Mengingat dan menimbang hal-hal diatas yang harus dipenuhi maka, Puskesmas
harus dilengkapi dengan sarana dan prasara lengkap dan memadai. Salah satu sarana yang
harus di lengkapi di Puskemas adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
memenuhi standard dan sesuai dengan tata kelola lingkungan. Sarana Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) mesti bisa memenuhi semua syarat-syarat baku mutu lingkungan agar
supaya air buangan dari Puskesmas tidak mencemari lingkungan dan tidak menimbulkan
dampak negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
1.2  Tujuan
a.      Tujuan Umum :
Menganalisis kebutuhan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah ) di
Puskesmas Air Tabit
b.      Tujuan Khusus :
1.      Untuk Mengetahui Sarana Pengelolahan air limbah Puskesmas Air Tabit
2.      Untuk mengetahui kebutuhan IPAL di Puskesmas Air Tabit
3. Untuk mengetahui Kualitas Lingkungan dan dampak terhadap air limbah
yang dihasilkan Puskesmas Air Tabit
1.3  Manfaat
a.   Mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi sebenarnya di Puskemas Air
Tabit
b.   Menjadi acuan perencanaan dalam pengelolaan dan pengolahan air limbah
Puskemas Air Tabit sehingga tidak menimbulkan dampak negative terhadap
lingkungan. 

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Puskesmas

Puskesmas merupakan sarana pelayanan tingkat pertama yang melayani masyarat


dan berhubungan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu Puskemas
merupakan Pioner atau lini terdepan di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh.
Puskesmas mempunyai fungsi yang ganda yaitu, fungsi administrasi dan fungsi layanan.
Artinya selain menyelenggarakan administrasi kantor Puskesmas mempunyai fungsi
memberikan pelayanan pada masyarakat baik di dalam gedung maupun diluar gedung.
Puskesmas berfungsi mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rahabilitatif dimana semua
fungsi ini harus menyentuh langsung pada semua lapisan masyarakat.

Fungsi Puskesmas harus berjalan dan berlangsung secara terus menerus dan
berkesinambungan guna mencapai target yang optimal. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut
dilakukan untuk mencapat tujuan masyarakat yang sehat secara mandiri. Artinya
masyarakat tau serta mampu menjaga kesehatannya sendiri sehingga tercapai kehidupan
masyarakat yang optimal serta produktif. Dengan tercapainya masyarakat sehat mandiri
maka akan menunjang kehidupan masyarakat yang makmur.
2.3 Letak dan Lokasi

Puskesmas lampasi terletak di jalan Prof. M. Yamin Kelurahan Padang Tangah


Payobadar Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh. Dengan posisi Puskesmas
di tengah-tengah pemukiman masyarakat dan di tepi jalan raya maka dari itu Puskesmas
harus mempunyai prasaran dan sarana yang cukup dan memadai sehingga tidak akan
menimbulkan dampak negative pada masyarakat dan terhadap lingkungan sekitar
Puskemas.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah Pengumpulan Data ini adalah Metode Site
Reconnaissance Yaitu sebuah metode yang dilakukan dengan pengamatan langsung
(survey lapangan) kekawasan (Puskesmas) yang menjadi objek survey. Metode ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum Puskesmas dan masalah yang ada
didalamnya. Sehingga mendapatkan data yang akurat untuk perencanaan ke depan.

BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Air Bersih Puskesmas


Puskesmas Air Tabit menggunakan sumber air bersih yang berasal dari PDAM
Kota Payakumbuh. Standar Kebutuhan Air untuk karyawan kantor :10
liter/pegawai/hari. Total kebutuhan Air Bersih 2,430 m3/hari. Kondisi air PDAM
cukup baik dan volumenya memadai, sehingga Puskesmas tidak mengalami
kekurangan air bersih yang di suplay dari PDAM.
4.2 Air Limbah Puskesmas
Puskesmas Air Tabit menghasilkan air limbah 80 % dari kebutuhan air bersih yaitu
1,944 m3/hari. Air limbah yang dihasilkan terdiri dari air limbah medis dan non medis.
Air limbah medis dialirkan ke SPAL sedangkan air limbah nonmedis dialiran ke septi
tank.
4.3 Kondisi Drainase
Drainase Puskesmas Air Tabit sudah ada dan dapat berfungsi dengan baik sehingga
tidak menimbulkan genangan air pada drainase Puskesmas.
4.4 Kondisi SPAL
Kondisi saat ini sarana pengolahan air limbah medis menggunakan SPAL
menampung limbah aktifitas poliklinik, unit laboratorium, dan instalasi gawat darurat.
Bentuk sarana SPAL berbentuk sumur resapan yang menggunakan treatmen
pengendapan dan penyaringan ,kekurangan dari SPAL ini memiliki resiko untuk
terjadinya kebocoran pada bak pengolahan.
Berdasarkan pemantauan dilapangan terindikasi bahwa IPAL tidak berfungsi secara
baik karena tidak ada limbah pada inlet dan outlet. Pada saat mengambilan sampel
limbah cair medis tidak diketahui aliran pembuangannya. Untuk itu diperlukan sarana
pengolahan limbah medis berupa IPAL yang memenuhi syarat.
4.5. Aspek Lain
  Air Buangan puskesmas dialirkan ke septik tank limbah tanpa pengolahan.

BAB V
REKOMENDASI

5.1  Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan IPAL di Puskesmas Air Tabit :
1.  Membangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) di Puskesmas untuk
menjaga kualitas lingkungan. Fasilitas IPAL dapat mengurangi pencemaran tanah
dan air sumur.
2.  Pembangunan IPAL harus mempertimbangkan berbagai aspek baik dari segi
manfaat maupun dari segi optimalisasi fungsi alat yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Beberapa hal yang dibutuhkan dalam pembangunan IPAL di Puskesmas Air tabit :
a. Kapasitas penampungan dan pengolahan air limbah 5 m3/hari, karena limbah
cair medis yang dihasilkan rata-rata 2,43 m3/hari.
b. Berdasarkan kondisi lingkungan di Puskesmas Air Tabit yang memiliki curah
air yang banyak dan kemungkinan terjadinya kebocoran, sehingga
membutuhkan bentuk IPAL berupa tangki fiber bukan bak penampungan.
c. Selama masa garansi penuh alat IPAL semua akomodasi, teknisi dan
perawatan ditanggung oleh pihak penyedia.
d. Untuk uji labor dibutuhkan 3 kali pengujian dan pengurusan izin operasional
dibebankan ke penyedia.
e. Sebelum pelaksanaan pembangunan IPAL, pihak penyedia melakukan survey
prakontruksi terkait untuk penyambungan pipa.
f. Penyedia bersedia melaksanakan pelatihan untuk operator dan mengeluarkan
sertifikat pelatihan.
g. Tersedia suku cadang yang mudah didapatkan dipasaran.
  
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
1.   Dari hasil analisis kebutuhan dapat simpulkan bahwa Puskesmas Air Tabit harus
mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memenuhi standar
sesuai dengan aturan yang ada.
2. Pembangunan sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus
memperhatikan aspek-aspek maksimalisasi dan optimalisasi fungsi dari alat yang
di gunakan.
3. Pentingnya menjaga lingkungan sehingga air buangan setelah pengolahan dari
Instalasi Pengolahan Air Limbah bisa dibuang ke badan air.
.

Mengetahui, Payakumbuh, Juni 2020


Kepala Puskesmas Air Tabit Pelaksana Sanitasi

Rika Rakhmawati, SKM. MKM Nelhayati, AMKL


NIP. 19820205 200501 2 003 NIP. 19870919 201001 2 008

Anda mungkin juga menyukai