Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LATIHAN

KERJA PEMINATAN (LKP)


RUMAH SAKIT UMUM
BUNDA THAMRIN

MONALISA PERANGIN ANGIN 151000284


AGNES LUMBAN GAOL 151000290
DEBORA NOVIYANTI SIMBOLON
151000309
RUTH DAMAYANTI SITANGGANG
151000314
BAB I
PENDAHULUAN

LKP Kesehatan Rumah Sakit


Lingkungan Rumah sakit merupakan
Mata kuliah dgn instansi pelayanan
Salah satu peminatan
bobot 3 SKS kesehatan namun dapat
di FKM adalah
bertujuan untuk menimbulkan dampak
peminatan kesehatan
lebih memahami negatif seperti limbah
lingkungan. Rumah
serta mampu dan rumah sakit (cair, padat,
sakit merupakan salah
terampil dan gas) yang dapat
satu instansi yg menyebabkan pencemaran
mengaplikasikan
menyediakan wadah lingkungan, sumber
Ilmu Kesehatan
bagi mahasiswa FKM penularan penyakit
Masyarakat yang
khususnya peminatan (infeksi nosokomial) yang
telah dipelajari
kesehatan lingkungan dapat menghambat proses
khususnya sesuai
untuk melakukan penyembuhan serta
peminatan.
kegiatan LKP. pemulihan penderita.
Latar Belakang

Untuk mengantisipasi dampak negatif yang tidak diinginkan dari Rumah Sakit,
perlu dilakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan di rumah
sakit untuk dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan di sekitar rumah sakit.

Dilakukan Latihan Kerja Peminatan (LKP) oleh mahasiswa FKM USU di Rumah
Sakit Umum Bunda Thamrin untuk mengetahui sejauh mana aspek kesehatan
lingkungan di rumah sakit tersebut sudah dilaksanakan, khususnya unit Penyediaan
Air Bersih dan Air Minum, Pengelolaan Limbah Cair, Pengelolaan Limbah Padat,
Pengelolaan Linen, Penyehatan Makanan dan Pengolahan Sanitasi Rumah Sakit
Umum Bunda Thamrin.
Tujuan
• Tujuan Utama
Meningkatkan kemampuan professional mahasiswa dibidang pekerjaan yang
terkait dengan kesehatan lingkungan.

• Tujuan Khusus
Mampu menjelaskan struktur organisasi di bagian Kesehatan Lingkungan di
RSU Bunda Thamrin.
Mampu menjelaskan sistem penyediaan air bersih di RSU Bunda Thamrin.
Mampu menjelaskan sistem pengelolaan limbah cair di RSU Bunda Thamrin.
Mampu menjelaskan sistem pengelolaan limbah padat di RSU Bunda Thamrin.
Mampu menjelaskan sistem pengelolaan linen di RSU Bunda Thamrin.
Mampu menjelaskan penyehatan makanan di RSU Bunda Thamrin.
Mampu menjelaskan pengolahan sanitasi di RSU Bunda Thamrin.
Manfaat
Sebagai sarana bagi mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat
untuk menerapkan ilmu yang
1 diperoleh dari pendidikan yang
sesuai dengan tempat Latihan Kerja
Peminatan (LKP).
Menambah wawasan bagi
mahasiswa tentang penerapan
ilmu kesehatan lingkungan di
2 lapangan saat melaksanakan
Latihan Kerja Peminatan
(LKP).
Memberikan pengalaman baru
bagi mahasiswa di dunia kerja
3
dalam bidang kesehatan
lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Rumah Sakit


Pengertian Sanitasi Pengertian Limbah
Rumah sakit menurut WHO Rumah Sakit Rumah Sakit
(1957) adalah suatu bagian
menyeluruh (integrasi) dari Sanitasi adalah suatu cara Limbah RS adalah semua
organisasi dan medis yang untuk mencegah limbah yang dihasilkan
berfungsi untuk memberikan berjangkitnya suatu penyakit dari kegiatan rumah sakit
pelayanan kesehatan lengkap
menular dengan jalan dalam bentuk padat, cair,
kepada masyarakat baik
kuratif maupun rehabilitatif, memutuskan mata rantai dari kasta (gel) maupun gas
di mana output layanannya sumber. Sanitasi merupakan yang dapat mengandung
menjangkau pelayanan usaha kesehatan masyarakat mikroorganisme patogen
keluarga dan lingkungan. yang menitikberatkan pada bersifat infeksius, bahan
Rumah sakit juga penguasaan terhadap kimia beracun dan
merupakan pusat pelatihan berbagai faktor lingkungan sebagian bersifat
tenaga kesehatan serta untuk yang memengaruhi derajat radioaktif (Depkes, 2006).
penelitian biososial. kesehatan (Arifin, 2009).
Sistem Pengolahan Limbah Padat
Limbah Medis Padat :

Limbah Non Medis Padat :


Sistem Pengolahan Limbah Cair

Berdasarkan
Kepmenkes Nomor
1204 Tahun 2014,
pemeriksaan kualitas Limbah cair harus diolah dengan Instalasi
limbah cair terolah Pengolahan Air Limbah (IPAL). Instalasi Pengolahan
(effluent) dilakukan Limbah Cair rumah sakit dibangun dengan maksud
setiap bulan sekali untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh
dengan baku mutu air rumah sakit agar dapat mengurangi, menghilangkan
limbah sesuai Permen dan menurunkan bahan-bahan yang berbahaya yang
LH Nomor 05 Tahun terkandung dalam air limbah supaya ketika dibuang
2014 dengan parameter ke lingkungan tidak akan mengganggu atau merusak
fisika berupa suhu, ekosistem lingkungan (Mulia, 2005). Banyak sekali
TDS, TSS; kimia metode atau proses pengolahan yang diterapkan
berupa pH, COD, untuk pengolahan limbah cair rumah sakit,
BOD, TSS, minyak dan diantaranya adalah proses lumpur aktif.
lemak; MBAS; amonia
nitrogen; dan total
coliform.
Pengelolaan Linen (Laundry) di Rumah Sakit
1. Pengangkutan
2. Pengumpulan
3. Penerimaan
4. Penimbangan dan Pencucian
5. Pengeringan
6. Penyetrikaan
7. Pelipatan
8. Distribusi
Higiene Sanitasi Makanan Minuman di Rumah
Sakit
• Angka kuman E.Coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan dan pada minuman angka kuman
E.Coli harus 0/100ml sampel minuman.
• Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak-banyaknya 100/cm 2 permukaan dan
tidak ada kuman E.Coli.
• Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 oC atau dalam suhu dingin
kurang dari 4oC. Makanan yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam suhu -5 oC s/d -1oC.
• Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu 10 oC.
• Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut:

• Kelembapan penyimpanan dalam ruangan: 80-90%.


• Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding, atau langit-langit dengan
ketentuan Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm, Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm, Jarak
bahan makanan dengan langit-langit 60 cm.
Sistem Penyediaan Air Bersih
• Sumber Air Bersih
• Sumber penyediaan air bersih untuk keperluan rumah sakit sebaiknya berasal dari PAM (Perusahan Air
Minum) agar mengurangi beban pengolahan. Apabila tidak tersedia PAM, air tanah menjadi pilihan utama
karena air tanah tidak banyak memerlukan pengolahan dan lebih mudah didesinfeksi dibanding air
permukaan disamping juga kualitasnya relatif lebih stabil. Apabila air tanah juga tidak memungkinkan,
rumah sakit harus menyediakan pengolahan air permukaan. Untuk membangun sistem pengolahan perlu
mempertimbangkan segi ekonomi, kemudahan pengolahan, kebutuhan tenaga untuk mengoperasikan
sistem, biaya operasi dan kecukupan supply baik dari segi jumlah maupun mutu air yang dihasilkan.
• Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum
• Pengelolaan air bersih dapat di lakukan di ruang umum dan ruang khusus (ruang operasi, farmasi, dan
hemodialisis). Pengelolaan harus dilengkapi dengan catridge filter dan ultra violet (UV) sebagai
desinfeksi. Air yang dimurnikan pada ruang farmasi dan hemodialisis berguna untuk penyiapan obat,
penyiapan injeksi dan pengenceran dalam hemodialisis.
• Pengawasan Air Bersih dan Air Minum

1. Pemeriksaan Mikrobiologik
2. Pemeriksaan Fisik dan Kimia
BAB III
METODE PELAKSANAAN LKP
• Lokasi Latihan Kerja Peminatan (LKP)
• Kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP) dilaksanakan di RSU Bunda Thamrin yang beralamat di Jalan Sei
Batang Hari Nomor 28-30, Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.
• Waktu Latihan Kerja Peminatan (LKP)
• Dimulai pada tanggal 29 April sampai dengan 31 Mei 2019, yaitu selama lima minggu.

• Kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP)


• Pengenalan kondisi kesehatan dan lingkungan Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin.
• Mengamati proses pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin.
• Melakukan pencucian dan pengolahan linen (laundry) di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin mulai dari
pengangkutan, pemilahan, pencucian, pengeringan, penyetrikaan dan pendistribusian kembali.
• Mengamati higiene dan sanitasi makanan minuman RSU Bunda Thamrin.
• Mengamati sistem penyediaan air bersih di ruang umum dan pengolahan air bersih di ruang khusus (ruang
operasi dan hemodialisis) serta pengolahan air minum di RSU Bunda Thamrin.
• Mengamati pengelolaan limbah padat di RSUBunda Thamrin, menimbang limbah padat infeksius yang
telah dibungkus dan pengecekan pemisahan limbah di setiap ruangan di RSU Bunda Thamrin.
• Mengamati sistem pengolahan sanitasi di RSU Bunda Thamrin.
• Melakukan presentasi hasil latihan kerja peminatan di RSU Bunda Thamrin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Organisasi RSU Bunda Thamrin
Visi, Misi dan Motto

• Visi Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan


• Menjadi rumah sakit terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu.

• Misi Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan


• Memastikan seluruh pelayanan yang diberikan sesuai standar mutu pelayanan.
• Membangun budaya kerja rumah sakit yang mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien.

• Motto Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan “HARMONIS”


• HAR = Harapan terpenuhi bagi semua pihak
• MO = Motivasi tinggi dalam melaksanakan tugas
• N = Nosokomial Infeksi dikendalikan secara profesional
• I = Inovatif menghadapi tantangan
• S = Standar profesional pelayanan.
Penyediaan Air Bersih dan Air Minum

RSU Bunda Thamrin memiliki 3 instalasi air bersih. Air bersih


tersebut dialirkan ke masing-masing gedung yang terdapat di
rumah sakit tersebut. Pada instalasi air bersih terdapat beberapa
mesin yang digunakan untuk penyediaan air bersih. Diantaranya
mesin pompa transfer yang digunakan untuk memompa air yang
bersumber dari sumur bor. Kemudian air yang berasal dari sumur
bor tersebut di endapkan dengan campuran chemical PAC dan
Kaporit. Chemical tersebut berfungsi agar kotoran dari air tanah
mengendap dan dapat dibuang. Setelah diendapkan, air kemudian
difilter. Setelah melalui proses filter, air dialirkan ke dalam tanki
air bersih. Air bersih tersebut dialirkan ke masing-masing gedung
rumah sakit.
Pengelolaan Limbah Cair

Rumah Sakit Bunda Thamrin memiliki 3 instalasi pengolahan air


limbah. Pengolahan air limbah tersebut menggunakan pompa IPAL.
Pada pengolahan air limbah dilakukan dengan campuran chemical.
Setelah pencampuran dengan chemical, air limbah difilter. Setelah
melakukan filter, air limbah dialirkan ke dalam bak penampungan akhir.
Air limbah yang telah diolah kemudian dibuang ke saluran umum.

Pekerjaan yang yang dilakukan petugas pada


instalasi pengolahan air limbah yaitu
memeriksa pompa IPAL, memeriksa chemical,
memeriksa pompa chemical, membersihkan
filter, mencuci bak penampungan akhir,
membersihkan lingkungan IPAL,
membersihkan pompa IPAL, memeriksa PH air
limbah, melakukan penambahan chemical air,
mencatat meteran air IPAL, dan mengganti
Carbon Filter. Setiap peralatan dan mesin• pada
instalasi pengolahan air limbah memiliki
lembar keselamatan yang diisi saat dilakukan
pemeriksaan.
Pengelolaan Limbah Padat

Penanganan Pembuangan Limbah Infeksius dan Non Infeksius

Limbah infeksius yang tidak dapat didaur ulang, diberikan kepada


pihak ketiga yaitu pada PT. Amindy Barokah, yang merupakan
perusahaan pengolah limbah B3. Limbah non infeksius
dimasukkan ke dalam plastik kuning. Kemudian dimasukkan ke
dalam kardus untuk dibungkus. Setelah kardus dilakban, kardus
dilapisi dengan plastic wrap. Limbah non infeksius ini diberikan
kepada pihak ketiga yaitu Bank Sampah pada Badan Lingkungan
Hidup (BLH).


Pengelolaan Limbah Padat

Limbah B3

Sebelum Limbah B3 diolah, limbah B3


dikumpulkan di tempat penampungan sementara.
Pada ruangan ini limbah yang bersifat infeksius
dan beracun dikumpulkan. Kemudian limbah
yang telah dikumpulakan dibawa ke ruangan
pengolahan limbah B3. Pada ruangan ini, limbah
B3 diolah menggunakan mesin Autoclave. Mesin
ini digunakan untuk mengolah limbah B3 yang
bersifat infeksius. Hasil dari pengolahan limbah
B3 ini kemudian dikumpulkan dan dibungkus
dengan plastik hitam dan diberikan kepada pihak
ketiga yaitu Bank Sampah pada Badan
Lingkungan Hidup (BLH). Pada ruangan ini
dilakukan pemeriksaan terhadap mesin dan
terdapat lembar keselamatan yang diisi ketika •
melakukan pemeriksaan pada mesin.
Pengelolaan Laundry

Tata laksana pengelolaan pencucian linen di


Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin terdiri
dari:
1. Perencanaan linen
2. Pengambilan linen kotor
3. Penerimaan linen kotor
4. Pemilahan linen
5. Pencucian linen
6. Pemerasan linen
7. Pengeringan linen
8. Penyetrikaan linen
9. Pelipatan linen
10. Penyimpanan linen •
11. Pendistribusian linen
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin memiliki sumber air yang berasal dari sumur
bor. Air tersebut kemudian diproses di instalasi pengelolaan air bersih yang hasilnya
akan digunakan untuk keperluaan air minum dan hemodialisis. Air bersih dialirkan ke
seluruh Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin melalui sistem perpipaan setelah proses
filtrasi. Air bersih terbagi menjadi 3 yaitu pada gedung I , gedung II, dan gedung III.
• Limbah cair Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin berasal dari 5 unit yaitu dapur, linen,
laboratorium, ruang operasi dan seluruh gedung (toilet). Limbah cair tersebut akan
langsung dialirkan ke IPAL kecuali limbah cair yang berasal dari unit dapur dan linen
dialirkan terlebih dahulu ke Grease Trap atau penampungan sementara untuk
menampung sisa – sisa dari dapur. Proses pengelolaan limbah cair terdiri dari 3 yaitu
pre treatment, main treatment, dan post treatment.
(sambungan..)
• Limbah padat Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin dibagi menjadi 3 yaitu limbah
domestik, non-infeksius, dan infeksius. Ketiga limbah tersebut diangkut oleh beberapa
petugas dan dikumpulkan di TPS sesuai jenisnya setiap hari. Pengangkutan limbah
domestik dan non-infeksius oleh pihak ketiga yaitu Dinas Kesehatan yang dilakukan
setiap minggu sekali, sedangkan pengangkutan limbah infeksius oleh pihak ketiga yaitu
PT. Amindy Barokah Sumut dilakukan setiap sebulan sekali.
• Linen di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin terdiri dari linen infeksius dan non
infeksius. Pengolahan linen terdiri dari 7 tahap yaitu pengangkutan, pemisahan,
pencucian, pengeringan, pelipatan, penyetrikaan, dan pendistribusian kembali. Pada
tempat pencucian linen terdapat air bersih untuk proses pencucian dengan tekanan tinggi
agar dapat mengangkat kotoran dari linen.
• Alur kegiatan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin
terdiri dari ruang penerimaan bahan makanan, ruang penyimpanan bahan makanan kering,
area cuci bahan makanan, ruang penyimpanan bahan makanan basah, ruang persiapan,
ruang pengolahan, ruang penyajian makanan, dan distribusi makanan. Peralatan makanan
pasien dicuci dan disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan kembali. Bahan
makanan diolah dan disajikan sesuai dengan menu diet yang telah ditentukan dan diawasi
oleh ahli gizi.
Saran
1. Pengolahan limbah cair Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin sudah baik namun pada proses
pengolahan limbah tersebut masih menyisakan bau. Diharapkan segera diberikan tidak lanjut
untuk menghilangkan bau tersebut demi kenyamanan pekerja maupun pengunjung rumah sakit.
2. Pada proses pengelolaan linen RSU Bunda Thamrin sudah baik namun terdapat beberapa
kekurangan seperti mesin cuci linen yang sering mengalami kerusakan serta pengadaan kipas
angin hisap untuk mengurangi efek pengap di dalam ruangan kerja.
3. Troli pengangkut linen kotor sebaiknya dibersihkan minimal sekali dalam seminggu.
Diharapkan untuk pengolahan linen kotor infeksius mempunyai petugas sendiri agar tidak
memasuki area kerja lain untuk menghindari terjadinya kontaminasi bagi pekerja lainnya.
Sebaiknya pekerja menggunakan APD lengkap serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala.
4. Diharapkan menggunakan APD lengkap untuk setiap pekerjaan yang berisiko terpapar bahan –
bahan berbahaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai