Anda di halaman 1dari 56

PERTEMUAN MINGGU KE 6

METODE PRAKIRAAN SIFAT PENTING DAMPAK 1


EVALUASI SIFAT PENTING DAMPAK
• Lebih subyektif dibanding prakiraan (besar)
dampak. Sebab:
• dampak lingkungan yang berskala besar (big
magnitude of impact), belum tentu
mengakibatkan perubahan yang mendasar atau
penting (importance) pada aspek-aspek tertentu
dari kehidupan.
• Sebaliknya, dampak lingkungan yang berskala
kecil (little magnitude of impact) dapat saja
merubah secara mendasar kehidupan sosial,
ekonomi, budaya dan ekologi di sekitarnya.

2
EVALUASI SIFAT PENTING DAMPAK

Merujuk pada pengertian sejauh mana dampak lingkungan yang timbul bersifat
mendasar atau penting bagi stabilitas dan kepulihan ekosistem (ecological importance),
serta bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat (social importance).
Setiap kelompok masyarakat memberi nilai penting yang berbeda-beda terhadap
perubahan stabilitas dan kepulihan ekosistem, serta kehidupan sosial ekonominya.
Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan dalam latar belakang budaya, serta
perbedaan ruang dan waktu.
Dengan demikian “nilai penting” ini bersifat dinamis, sesuatu yang dipandang penting
saat ini oleh suatu kelompok masyarakat dapat berubah menjadi tidak penting pada
beberapa tahun mendatang, demikian pula sebaliknya.

3
• Besar dampak lingkungan yang akan timbul --
termasuk dalam hal ini aspek sosial--
dievaluasi secara cermat sejauh mana
perubahan tersebut membawa pengaruh
EVALUASI yang mendasar terhadap tatanan kehidupan
sosial dan ekologi.
SIFAT • Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
PENTING seperangkat kriteria tertentu yang bersifat
legal, yakni : Pedoman mengenai Ukuran
DAMPAK Dampak Penting, yang dikukuhkan melalui UU
32 tahun 2009, PP 27 tahun 1999,
Keputusan Kepala Bapedal dan PERMENLH

4
Dasar Dampak penting ditentukan berdasarkan 7 kriteria:
1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena
Penentuan dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
Sifat 2. Luas wilayah penyebaran dampak;

Penting 3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;


4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang
Dampak : akan terkena dampak;
UU32 tahun 5. Sifat kumulatif dampak;

2009, pasal 6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau


7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
22 ayat 2. pengetahuan dan teknologi.

5
DASAR PENENTUAN SIFAT PENTING DAMPAK
6

• Untuk mengukur sejauh mana perubahan lingkungan bersifat mendasar, telah diterbitkan ketentuan tentang
tolok ukur dampak penting, yakni Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-056 Tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
• Keputusan tersebut menyatakan bahwa ukuran dampak penting terhadap lingkungan ditetapkan dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
• Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan secara relatif dengan :
• skala usaha (besar kecilnya), hasil guna, dan daya guna dari rencana usaha atau kegiatan.
• Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula didasarkan pada dampak usaha
atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan, atau juga terhadap kesatuan dan kaitannya
dengan aspek-aspek lingkungan lain dalam wilayah studi yang telah ditentukan.
• Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif atau negatif, tidak
boleh dipandang sebagai faktor yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus diperhitungkan
keseluruhannya sebagai satu kesatuan untuk keperluan pengambilan keputusan.
7
•Menurut kriteria ini, seseorang
tergolong miskin bila pendapatannya
dalam setahun kurang dari setara beras
320 kg.
•Berdasarkan kriteria ini tampak bahwa
dampak positif Proyek A bersifat penting
terhadap pendapatan penduduk ketika
menginjak tahun T2n dan seterusnya
(lihat Gambar 2). Merujuk pada KEP-056
Tahun 1994, dampak ini tergolong
sebagai penting dari segi intensitas
dampak.
• Pada tahun T1 sampai T2n, Proyek A
memang menimbulkan dampak positif
terhadap pendapatan penduduk tetapi
perubahan tersebut belum mendasar,
atau dengan kata lain penduduk masih
tetap di bawah garis kemiskinan.

8
9
•Berbeda halnya dengan Proyek B,
dampak positif yang bersifat penting
diprakirakan timbul pada pasca tahun T1
hingga tahun T2n.
•Namun setelah tahun T2n Proyek B
menimbulkan dampak negatif yang
bersifat penting terhadap pendapatan
penduduk sekitar. Dalam kasus Proyek B
ini tampak bahwa mula-mula Proyek B
mengentaskan kemiskinan penduduk di
sekitarnya namun selanjutnya B justru
menjadi penyebab turunnya pendapatan
penduduk hingga di bawah Garis
Kemiskinan.
•Dampak ini --merujuk pada KEP-056
Tahun 1994-- tergolong sebagai dampak
penting dari segi intensitas dampak.

10
a. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak menjadi
Pedoman penting bila : manusia di wilayah studi ANDAL yang
terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati
mengenai manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya sama atau
lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat
ukuran dari usaha atau kegiatan di wilayah studi
dampak
Maksud manfaat dari kegiatan adalah manusia yang
penting secara langsung menikmati produk suatu rencana
kegiatan dan atau yang diserap secara langsung sebagai
tenaga kerja pada rencana usaha atau kegiatan.

11
b. Luas Wilayah Persebaran Dampak

Pedoman Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah


satu faktor yang dapat menentukannya pentingnya dampak
mengenai terhadap lingkungan.

ukuran Dengan demikian dampak lingkungan suatu rencana usaha


dampak atau kegiatan bersifat penting bila :

penting rencana kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang


mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas
dampak, atau tidak berbaliknya dampak, atau segi
kumulatif dampak.

12
c. Lamanya Dampak Berlangsung

Pedoman Dampak lingkungan bersifat penting bila :


mengenai rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan
timbulnya perubahan mendasar dari segi
ukuran intensitas dampak atau tidak berbaliknya
dampak dampak, atau segi kumulatif dampak yang
berlangsung hanya pada satu atau lebih
penting tahapan kegiatan.

13
d. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung

Intensitas dampak mengandung pengertian perubahan


lingkungan yang timbul bersifat hebat, atau drastis.
Pedoman Serta berlangsung di area yang relatif luas, dalam
mengenai kurun waktu yang relatif singkat. Dengan demikian
dampak lingkungan tergolong penting bila:
ukuran
dampak 1. Rencana kegiatan akan menyebabkan perubahan pada
sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan yang
penting melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
2. Rencana kegiatan akan menyebabkan perubahan
mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui
kriteria yang diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.

14
Lanjutan intensitas dampak :

3. Rencana kegiatan akan mengakibatkan spesies-


Pedoman spesies yang langka dan atau endemik, dan atau
dilindungi menurut peraturan perundang-undangan
mengenai yang berlaku terancam punah; atau habitat
alaminya mengalami kerusakan.
ukuran 4. Rencana kegiatan menimbulkan kerusakan atau
gangguan terhadap kawasan lindung (hutan
dampak lindung, cagar alam, taman nasional, suaka
margasatwa, dan sebagainya) yang telah ditetapkan
penting menurut peraturan perundang-undangan;
5. Rencana kegiatan akan merusak atau memusnahkan
benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah,
yang bernilai tinggi;

15
Lanjutan Intensitas Dampak

6. Rencana kegiatan akan mengakibatkan konflik


Pedoman atau kontroversi dengan masyarakat,
pemerintah, daerah, atau pemerintah pusat,
mengenai dan atau menimbulkan konflik atau kontroversi
ukuran di kalangan masyarakat, pemerintah daerah
atau pemerintah pusat;
dampak 7. Rencana kegiatan mengubah atau
penting memodifikasi areal yang mempunyai nilai
keindahan alami yang tinggi;

.
16
e. Banyaknya Komponen Lingkungan Lain Yang Terkena Dampak

Mengingat komponen lingkungan hidup pada dasarnya tidak ada


Pedoman yang berdiri sendiri, atau dengan kata lain satu sama lain saling
terkait dan pengaruh mempengaruhi, maka
mengenai dampak pada suatu komponen lingkungan umumnya berdampak
lanjut pada komponen lingkungan lainnya.
ukuran Atas dasar pengertian ini dampak tergolong penting bila:

dampak Rencana kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak


penting lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama
dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.

17
PEDOMAN MENGENAI UKURAN DAMPAK
PENTING
f. Sifat Kumulatif Dampak
Kumulatif mengandung pengertian bersifat bertambah, bertumpuk, atau bertimbun.
Dampak suatu kegiatan dikatakan bersifat kumulatif bila pada awalnya dampak tersebut tidak
tampak atau tidak dianggap penting, tetapi karena aktivitas tersebut bekerja berulang kali atau
terus menerus, maka lama kelamaan dampaknya bersifat kumulatif.

Dengan demikian dampak suatu usaha atau kegiatan tergolong penting bila:

1. Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus, sehingga


pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau
sosial yang menerimanya;
2. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu, sehingga
tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya;
3. Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek 18
yang
saling memperkuat (sinergetik).
g. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak

Pedoman Dampak kegiatan terhadap lingkungan ada yang


bersifat dapat dipulihkan, namun ada pula yang tidak
mengenai dapat dipulihkan walau dengan intervensi manusia
ukuran sekalipun.

dampak Dalam hal ini maka dampak bersifat penting bila :


penting Perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen
lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun
dengan intervensi manusia.

19
CONTOH : menurut PP 27
tahun 1999
BATASAN KRITERIA
DAMPAK
UNTUK MASING – MASING
KOMPONEN LINGKUNGAN

20
Komponen Lingkungan : Kualitas Udara

NO Kriteria TIDAK PENTING PENTING


1. Jumlah Manusia Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang terkena
Terkena Yang Akan penurunan kualitas udara berkisar antara dampak penurunan kualitas
Terkena Dampak 21-30% udara lebih dari 30 %
2. Luas wilayah Wilayah persebaran dampak lebih kecil dari Wilayah persebaran dampak
persebaran dampak wilayah Kabupaten melampaui wilayah kabupaten.
3. Lamanya Dampak Dampak berlangsung lama tetapi tidak Dampak berlangsung sampai
Berlangsung melebihi masa konstruksi dengan tahap operasi
4. Intensitas Dampak - SO2 < 0,100 ppm - SO2 > 0,100 ppm
- NOx < 0,05 ppm - NOx > 0,05 ppm
- CO < 20 ppm - CO > 20 ppm
- Pb < 0.06 mg/m3 - Pb > 0.06 mg/m3
- Debu < 0.26 mg/m3 - Debu > 0.26 mg/m3
5. Banyaknya Komponen Satu komponen lingkungan lainnya Lebih dari satu komponen
Lingkungan Lainnya lingkungan lainnya
Yang Akan Terkena
Dampak
6. Sifat Kumulatif Penurunan kualitas udara bersifat tidak Penurunan kualitas udara
Dampak kumulatif, waktu tidak terlalu lama pada bersifat tidak kumulatif, waktu
wilayah yang tidak luas relatif lama dengan wilayah
persebaran yang luas
7. Berbalik Atau Tidak Penurunan kualitas udara tidak berbalik Penurunan kualitas udara tidak
Berbaliknya Dampak dengan intensitas rendah, tidak memiliki berbalik dengan intensitas tinggi
efek majemuk terhadap lingkungan lainnya. sehingga memiliki efek majemuk
terhadap lingkungan lainnya.
21
Komponen Lingkungan : Kebisingan
NO KRITERIA TIDAK PENTING PENTING
1. Jumlah Manusia Terkena Jumlah manusia yang akan terkena Jumlah manusia yang terkena
Yang Akan Terkena dampak bising berkisar antara 21-30% dampak bising lebih dari 30 %
Dampak
2. Luas wilayah persebaran Wilayah persebaran dampak sama atau Wilayah persebaran dampak
dampak lebih besar dari rencana kegiatan tetapi melampaui wilayah kabupaten.
lebih kecil dari wilayah Kabupaten

3. Lamanya Dampak Dampak berlangsung cukup lama tetapi Dampak berlangsung sampai
Berlangsung tidak melewati masa konstruksi dengan tahap operasi

4. Intensitas Dampak - 51 – 55 dBA - > 55 dBA


5. Banyaknya Komponen Satu komponen lingkungan lainnya Lebih dari satu komponen
Lingkungan Lainnya Yang lingkungan lainnya
Akan Terkena Dampak
6. Sifat Kumulatif Dampak Kebisingan bersifat kumulatif, waktu Kebisingan bersifat kumulatif,
tidak terlalu lama, pada wilayah yang waktu singkat tetapi intensitas
tidak luas tinggi dengan wilayah
persebaran yang luas.
7. Berbalik Atau Tidak Kebisingan tidak terbalikkan dengan Kebisingan tidak terbalikkan,
Berbaliknya Dampak intensitas yang rendah dengan intensitas yang tinggi
sehingga mempunyai efek
majemuk terhadap lingkungan
lainnya.
22
Komponen Lingkungan : Tata Ruang
NO Kriteria TIDAK PENTING PENTING

1. Jumlah Manusia Tidak banyak banyak


Terkena Yang Akan
Terkena Dampak
2. Luas wilayah Luas wilayah persebaran dampak sama atau lebih Luas wilayah persebaran dampak jauh
persebaran besar dari luas wilayah rencana kegiatan, tetapi lebih besar dari luas wilayah rencana
dampak masih lebih sempit dari luas wilayah administrasi kegiatan dan melampaui wilayah
Kabupaten. adminitrasi Kabupaten
3. Lamanya Dampak Lamanya dampak berlangsung mulai dari tahap Lamanya dampak berlangsung mulai
Berlangsung persiapan konstruksi sampai dengan tahap tahap persiapan konstruksi sampai
konstruksi dengan tahap operasi.
4. Intensitas Dampak Intensitas dampak sedang sehingga daya toleransi Intensitas dampak berat sehingga
rencana tata ruang menurun tetapi masih daya toleransi rencana tata ruang
dibawah 50% menurun > 50 %
5. Banyaknya Komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan yang terkena
Komponen cukup banyak, sebarannya masih dalam lingkup dampak sangat banyak, sebarannya
Lingkungan wilayah administrasi Kabupaten, dan berlangsung melebihi wilayah administrasi
Lainnya Yang Akan mulai tahap persiapan sampai dengan tahap Kabupaten dan berlangsung mulai
Terkena Dampak konstuksi dari tahap persiapan sampai tahap
operasional tetapi tidak selamanya.

6. Sifat Kumulatif Dampak bersifat kumulatif, memakan waktu tak Dampak bersifat kumulatif, dalam
Dampak terlampau lama untuk memberi dampak dan waktu singkat dan sebarannya
sebarannya tidak melebihi wilayah administrasi melebihi wilayah administrasi
Kabupaten Kabupaten.

7. Berbalik Atau Dampak lingkungan terbalikkan selama Dampak lingkungan tak terbalikkan
Tidak Berbaliknya intensitasnya terkendalikan tetapi tidak memiliki efek majemuk
Dampak terhadap komponen lingkungan lain. 23
Komponen Lingkungan : Perubahan Komunitas (Biologi)
NO Kriteria TIDAK PENTING PENTING

1. Jumlah Manusia Jumlah manusia yang terkena dampak Jumlah manusia yang terkena
Terkena Yang Akan dengan adanya perubahan komunitas dampak dengan adanya perubahan
Terkena Dampak berkisar antara 21 – 30 % komunitas lebih besar dari 30%

2. Luas wilayah Komunitas yang berubah berada di luar Komunitas yang berubah berada di
persebaran dampak wilayah administratif yaitu pada tingkat luar wilayah administratif mencakup
Kabupaten Kabupaten/Kotamadya dan di luar
Kabupaten/ Kotamadya

3. Lamanya Dampak Perubahan komunitas berlangsung setelah Perubahan komunitas berlangsung


Berlangsung tahap pra konstruksi dan munculnya secara cukup panjang dari tahap konstruksi
bertahap sampai operasi, dan berlangsung
secara bertahap

4. Intensitas Dampak Intensitas dampak sedang, daya toleransi Intensitas dampak berat, daya
organisme/populasi berubah nyata (5 toleransi populasi pada komunitas
spesies) berubah nyata, lebih besar dari 5
populasi
5. Banyaknya Komponen Komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan yang terkena
Lingkungan Lainnya akibat perubahan komunitas cukup banyak, dampak akibat perubahan komunitas
Yang Akan Terkena luas wilayah sebarannya sama atau lebih sangat banyak, luas wilayah
Dampak besar dari luas wilayah rencana kegiatan, sebarannya lebih luas dari wilayah
dampak berlangsung pada tahap pra rencana kegiatan, dampak
konstruksi berlangsung pada tahap pra
konstruksi, konstruksi dan operasi

6. Sifat Kumulatif Dampak perubahan komunitas bersifat Dampak perubahan komunitas


Dampak komulatif, waktu tidak terlalu lama pada bersifat komulatif, waktu cukup
wilayah sebaran yang tidak luas lama pada wilayah sebaran yang
tidak luas

7. Berbalik Atau Tidak Perubahan komunitas yang terbalikkan Perubahan intensitas tidak
Berbaliknya Dampak dengan intensitas agak sukar dikendalikan terbalikkan dengan intensitas tinggi,
memiliki efek majemuk terhadap
lingkungan lainnya 24
Komponen Lingkungan : Genangan (Hidrologi)
NO Kriteria TIDAK PENTING PENTING

1. Jumlah Manusia Terkena Yang Akan Jumlah manusia yang berada di Jumlah manusia yang berada di
Terkena Dampak permukiman yang luasnya 21- permukiman yang luasnya 31-50%
30% dari permukiman yang dari permukiman yang tergenang, di
tergenang, di mana kedalaman mana kedalaman genangan antara
genangan kurang dari 20% 20-40cm

2. Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah genangan sama Luas wilayah genangan lebih besar
dengan luas wilayah rencana dari luas wilayah rencana kegiatan
kegiatan
3. Lamanya Dampak Berlangsung Lamanya dampak berlangsung Lamanya dampak berlangsung antara
antara 3-7 hari di permukiman, 1-2 minggu di permukiman, atau
atau di tegalan. Pada tahap sampai dengan 3 hari di tegalan,
persiapan konstruksi, tahap atau sampai dengan 1 minggu di
konstruksi atau tahap operasi sawah pada tahap persiapan
konstruksi, tahap konstruksi atau
pada tahap operasi

4. Intensitas Dampak Intensitas dampak sedang, bila Intensitas dampak sedang, bila
dalam musim hujan terjadi dalam musim hujan terjadi genangan
genangan ringan 2x di ringan 4x di permukiman, dan 4x di
permukiman, dan 2x di tegalan sawah

5. Banyaknya Komponen Lingkungan Kesehatan masyrakat terganggu Kesehatan masyrakat terganggu bila
Lainnya Yang Akan Terkena bila permukiman tergenang, permukiman tergenang, dan
Dampak dan rusaknya hasil tanaman rusaknya hasil tanaman tegalan dan
tegalan sawah, sehingga ada penurunan
pendapatan

6. Sifat Kumulatif Dampak --- ---


7. Berbalik Atau Tidak Berbaliknya Dampak berbalik setelah Dampak berbalik setelah pada tahap
Dampak sebagian sarana drainase jalan konstruksi sarana drainase jalan tol
tol di wilayah yang sudah selesai dibangun dan
bersangkutan selesai dibangun dioperasikan
dan dapat dimanfaatkan
25
Komponen : Mata Pencaharian, Kesempatan Kerja dan Pendapatan Penduduk
NO Kriteria TIDAK PENTING PENTING

1. Jumlah Manusia Terkena Jumlah manusia yang berada di Jumlah manusia yang berada di
Yang Akan Terkena Dampak wilayah studi yang mengalami wilayah studi yang mengalami
perubahan mata pencaharian, hilang perubahan mata pencaharian, hilang
kesempatan kerjanya dan kesempatan kerjanya dan
pendapatannya menurun, lebih kecil pendapatannya menurun, lebih besar
dari 30% dari 31%

2. Luas wilayah persebaran Luas wilayah dari penduduk yang Luas wilayah dari penduduk yang
dampak mengalami perubahan mata mengalami perubahan mata
pencaharian lebih kecil dari wilayah pencaharian sama atau lebih luas
rencana kegiatan dari wilayah rencana kegiatan

3. Lamanya Dampak Lamanya dampak berlangsung hanya Lamanya dampak berlangsung lama,
Berlangsung sementara waktu, yaitu pada Tahap yaitu pada Tahap Konstruksi dan
Konstruksi Operasional

4. Intensitas Dampak Intensitas dampak sedang, dengan Intensitas dampak tinggi, dengan
populasi yang mengalami perubahan populasi yang terpengaruh dampak
mata pencaharian kurang dari 50 % lebih dari 50 %

5. Banyaknya Komponen Komponen lain yang terkena dampak Komponen lain yang terkena dampak
Lingkungan Lainnya Yang hanya sebatas komponen sosekbud tidak terbatas komponen sosekbud
Akan Terkena Dampak saja

6. Sifat Kumulatif Dampak Dampak bersifat kumulatif namun Dampak bersifat kumulatif dan
hanya sebatas rencana kegiatan dan berpengaruh pada penduduk yang
hanya terjadi pada wilayah yang lebih sama/ lebih luas dari wilayah
sempit dari wilayah rencana kegiatan rencana kegiatan seiring dengan
meningkatnya kondisi sosial ekonomi
masyarakat
7. Berbalik Atau Tidak Dampak lingkungan terbalikkan Dampak lingkungan tidak terbalikkan
Berbaliknya Dampak dengan penduduk yang terkena
dampak relatif banyak
26
Komponen : Kesehatan Masyarakat
NO Kriteria TIDAK PENTING PENTING

Kesehatan Masyarakat
1. Jumlah manusia yang Jumlah penderita meningkat tidak Jumlah penderita meningkat
akan terkena dampak terlalu banyak dalam selang waktu 1 cukup banyak dan waktu kurang 1
tahun tahun

2. Luas wilayah Penderita ISPA baru berasal dari Penderita ISPA baru sebagian
persebaran dampak penduduk didalam wilayah studi, < 25% besar berasal dari penduduk
didalam wilayah studi (+ 75%) dan
sisanya penduduk diluar wilayah
studi
3. Lamanya dampak Bila dampak terjadi hanya pada saat Bia dampak terjadi sampai
berlangsung masa konstruksi dan tidak melebihi dengan awal tahap operasi dan
masa konstruksi tidak berlangsung selamanya

4. Intensitas dampak Bila jumlah penderita ISPA meningkat Jumlah penderita ISPA meningkat
tidak terlalu banyak dengan tingkat banyak dengan tingkat kesakitan
kesakitan yang ringan yang ringan sampai dengan terjadi
kematian

5. Banyaknya komponen Tidak banyak dan < 2 komponen lain Cukup banyak, > 4 komponen lain
lingkungan lainnya
yang terkena dampak
6. Sifat kumulatif Sifat dampak kumulatif dengan waktu Sifat dampak kumulatif dengan
dampak penyerapan yang cukup panjang dan waktu serapan yang relatif singkat
wilayah sebaran yang tak luas dan wilayah sebaran yang cukup
luas

7. Berbalik atau tidak Dampak yang terjadi dapat berbalik Dampak berbalik dalam waktu
berbalik dampak dalam waktu yang singkat yang relatif lama, atau tidak
berbalik
27
• Memprakirakan suatu dampak dalam studi ANDAL memiliki
tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
KETIDAK • Penguasaan dari anggota tim dan perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang yang akan diprakirakan dampaknya
PASTIAN memegang peranan yang sangat penting.
• Disamping itu faktor-faktor lingkungan juga perlu diketahui,
DAMPAK karena dalam memprakirakan dampak harus memenuhi
dinamika dari lingkungan tempat studi diadakan.
• Informasi mengenai sejarah dan perkembangan lingkungan
didaerah studi juga mempermudah dalam memprakirakan
dampak. Oleh karena itu diperlukan pengumpulan data dan
informasi keadaan lingkungan dimasa lalu dan sekarang secara
lengkap (data runtutan) di semua aspek (fi sika-kimia, biologi
dan sosial ekonomi).

28
• Bidang sosial ekonomi dan sosial budaya adalah bidang yang
paling sulit diprakirakan dampaknya. karena belum banyaknya
teknik-teknik prakiraan dampak yang dikembangkan sehingga

KETIDAK sepenuhnya bergantung pada professional judgement atau


pertimbangan dari keahlian anggota tim

PASTIAN • Besar dampak yang terjadi di masa yang akan datang


tergantung dari waktu dan berapa lama dampak terjadi. Perlu

DAMPAK
diperjelas dalam jangka waktu berapa lama dampak tersebut
akan diprakirakan.
• Prakiraan dampak untuk jangka waktu yang lebih lama atau
makin panjang akan makin sulit dan makin terbuka untuk
melakukan kesalahan yang lebih besar. Oleh karena itu, maka
pada saat memprakirakan dampak harus dipertimbangkan
adanya
• ketidakpastian (uncertainty).
.
29
METODA MATRIKS
LEOPOLD
FISHER & DAVIES
EVALUASI DAMPAK UNTUK MENENTUKAN
KEGIATAN YANG MENIMBULKAN BESAR DAN
PENTINGNYA DAMPAK PADA KOMPONEN
LINGKUNGAN TERTENTU

BESARNYA DAMPAK PENTINGNYA


ATAU BESARNYA DAMPAK
PERUBAHAN KUALITAS
LINGKUNGAN
Metode Leopold, Fisher &
Davies :
menentukan drajat perubahan Bagaimana
kualitas lingkungan menyanding
kan dua
Kriteria menurut PP. No. 27 dasar
tahun 1999 penentuan ini
menentukan skala pentingnya ?

dampak
Kualitas lingkungan ditentukan pada tahap prakiraan
dampak

Drajat perubahan kualitas perubahan


kualitas lingkungan (besarnya dampak)
- Leopold
- Fisher & Davies

Dilakukan evaluasi berdasarkan 7 kriteria dampak


besar dan penting

dampak merupakan dampak besar dan


penting
EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING
SECARA TERPISAH

PRAKIRAAN DRAJAT/ PRAKIRAAN


BESARNYA DAMPAK DAMPAK PENTING
- METODE FORMAL - 7 KRITERIA
- METODE NON- - SIFAT
FORMAL LANGKANYA
- ANALOGI - LOKASI
-PENILAIAN PARA AHLI - SIMPANGAN DARI
BML

BESAR & PENTINGNYA DAMPAK


Pada pasal 22 ayat (2) , UU 32 /2009
Kriteria dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup antara lain :
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak;
2. Luas wilayah persebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible)

dampak
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Menentukan drajat
perubahan kualitas
lingkungan
METODE LEOPOLD

1. Membuat matriks antara aktivitas atau


komponen kegiatan dan komponen
lingkungan.
2. Data diperoleh dari tahap indentifikasi &
pelingkupan

MATRIKS DASAR ATAU MATRIKS


IDENTIFIKASI DARI LEOPOLD
Rona awal Komponen kegiatan
Komponen
lingkungan Kuali Nilai Nilai % skala A B C D Nilai Nilai % Skala
tas maks maks
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Udara

Air
permukaan v v v vv
--

Disebut juga sebagai matriks dasar atau matriks


identifikasi dampak dari Leopold
2. Setiap kotak dimana ada hubungan antara
kegiatan dengan komponen lingkungan
dibuat tanda diagonal
Rona awal Komponen kegiatan
Komponen
Lingk Kuali Nilai Nilai % skala A B C D Nilai Nilai % Skala
tas maks maks
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

udara
air
permukaan

--

N
3. Langkah ketiga adalah memasukan data
besar/skala kualitas lingkungan atau
Magnitute, M pada sisi atas
dan

tingkat pentingnya kualitas lingkungan


atau Importance, I pada sisi bawah

Magnitute M

I Importance
Data magnitute atau kualitas lingkungan
diperoleh pada tahap prakiraan dampak
(metode formal) yang dikonversikan ke
bentuk skala.

Sebagai dasar konversi dapat digunakan


literatur, seperti pada Chafid Fandeli “
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Prinsip Dasar dan Pemapanannya Dalam
Pembangunan” Tabel 7.13

Skala M dan I : dimasukan ke data


pada matriks
Standar skala kualitas lingkungan dapat
digunakan 5 skala, yaitu :
1 = Sangat jelek
2 = Jelek
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Sangat baik

Contoh : SKALA

Kadar debu 1 2 3 4 5
di udara
> 0,26 0,2 – 0,25 0,13–0,19 0,06-0,12 < 0,05
mg/M3

dari literatur
Skala pentingnya komponen lingkungan
atau Importance, I : ditentukan lebih
subyektif. Juga dibagi dalam 5 skala

Skala 1 : tidak penting


Skala 2 : kurang penting
Skala 3 : penting
Skala 4 : lebih penting
Skala 5 : sangat penting
Perubahan kualitas lingkungan =
sesudah ada proyek – kualitas awal
(dalam % atau skala)

Konversi % ke skala
0 - 20 % = skala 1
21 - 40 % = skala 2
41 - 60 % = skala 3
61 - 80 % = skala 4
81 - 100 % = skala 5
Misal : pada kelompok komponen kegiatan :

Komp. Komponen kegiatan


Lingkungan
A B C D
1 7 8 9 10

1 1 3
a
4 4 4

2 3 3
b
5 5 5

E
A,B,C,D : komponen kegiatan
a,b : komponen lingkungan
Kita tinjau dampak dari kegiatan terhadap komponen
lingkungan a :

Kondisi kualitas lingkungan setelah ada kegiatan :


Nilai ( M x I ) = (1 x 4 ) + ( 1 x 4 ) + (3 x 4 ) = 20 (kolom 11)
Jumlah skala maksimum, dimana baik M maupun I
mempunyai skala maksimum = 5
Nilai maks (M x I ) mak = (5 x 5) + (5 x 5) + (5 x 5 ) = 75
(kolom 12)
Prosen kondisi lingkungan = ( 20/75 ) x 100 % = 26,7 %
( kolom 13)
Dalam skala = 26,7 % = skala 2 (kolom 14)
Atau

Komp Nilai
Lingkungan Nilai % Skala
maksimum

1 11 12 13 14
M
a
I 20 75 27 2

M
b I 40 75 53,4 3

Kolom 11 = (1x4) + (1x4) + (3x4) = 20 20/75 =


Kolom 12 = (5x5) + (5x5) + (5x5) = 75 27 %
Skala : 21 – 40 % skala 2 jadi pd kolom 14 = skala 2
Begitu juga untuk menentukan skala
rona lingkungan awal
Misal :
Komp Rona Nilai Nilai % Skala
Lingkungan Lingkungan maksimum

1 2 3 4 5 6

4
a 16 25 64 4
4

4
b 20 25 80 4
5
Skala perubahan kualitas lingkungan :
kolom 14 - kolom 6

komponen lingkungan a : 2 - 4 = - 2

komponen lingkungan b : 3 - 4 = - 1
Tabel 3. Contoh matriks Leopold (modefikasi)
Komponen Rona Komponen Kegiatan Keadaan lingkungan setelah
Nilai
N ilai % Skala operasional Eva
Lingkunga Lingkungan maksimum
n A B C D Jlh Maks % Skala luasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

4 1 1 3
a 16 25 64 4 20 75 27 2 -2
4 4 4 4

b 4 2 3 3
20 25 80 4 40 75 54 3 -1
5
5 5 5

Kolom (3) = M x I pd kolom (2) ; Kolom (4) = nilai maks 5 x nilai maks 5
Kolom (5) = kolom (3) / (kolom (4) x 100 % ;
Kolom (6) = pembagian skala dari % ke skala 1 s/d 5
Kolom (11) = jmlh kolom (7) + (8) + (9) + (10)
Kolom (15) = Kolom (14) – kolom (6)
Drajat perubahan kualitas lingkungan
( misal – 2 ) ,
dievaluasi lagi berdasarkan 6 kriteria
dampak penting
Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
komponen lingkungan tersebut mendapat
dampak besar dan penting dari beberapa
kegiatan/proses
Skala kepentingan masing-masing kriteria dampak
SKALA
Kriteria
1 2 3 4 5
Tidak Penting Penting
Jmlh manusia < 10% 11-20% 21-30% 32-50% > 50%
terkena dampak sgt sedikit sedikit sedang banyak sgt banyak
Luas sebaran Sangat sempit sedang luas Sangat
sempit luas

Lamanya dan Sangat Singkat Panjang Sangat


intensitas singkat & & sedang & panjang &
dampak ringan ringan berat berat

Sifat kumulatif Tidak kumulatif kumulatif kumulatif kumulatif


dampak kumulatif lama sedang singkat sgt singkat

Berbalik & tidak Sangat cepat berbalik berbalik tidak


berbalik cepat berbalik sedang lama berbalik
berbalik
Banyaknya Sangat
komponen Tidak ada Sedikit Sedang Banyak
lain terkena banyak
dampak 0 1 2 3 >3
Tabel 4. Contoh matriks Leopold (sebelum dimodefikasi)
Komponen Rona Komponen Kegiatan Keadaan lingkungan setelah
Nilai
N ilai % Skala operasional Eva
Lingkungan Lingkungan maksimum
A B C D Jlh Maks % Skala luasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

4 1 1 3
a 16 25 64 4 20 75 27 2 -2
4 4 4 4

b 4 2 3 3
20 25 80 4 40 75 54 3 -1
5
5 5 5

Jlh nilai 36 14 4 15 27 60

Jlh maks 50 50 25 25 50 150

% 72 40

Skala 4 2

Selisih -2
- 32 %
Pada awal diperkenalkan, matriks Leopold terdiri
dari 100 (seratus) macam aktivitas yang
dikelompokkan dalam 10 kelompok, yaitu
Kelompok modefikasi areal Kelompok bangunan fisik
Kelompok ekstraksi sumberdaya Kelompok pemrosesan
Kelompok perubahan alam Kelompok perubahan lalin
Kelompok pembaharuan sumberdaya Kelompok kecelakaan
Kelompok pengolahan limbah Kelompok pengolahan bahan
kimia

Komponen lingkungan dibagi menjadi 88 komponen


lingkungan yang dibagi dalam 5 kelompok
Kelompok fisik kimia Kelompok Biologi
Kelompok sosial budaya Kelompok Ekologi
Kelompok komponen lain
ATAU

Hanya format matriks LEOPOLD yang


digunakan, dimana setiap jenis kegiatan
(A,B,C dan pada contoh sebelumnya)
- dilihat drajat perubahan kualitas
lingkungan dan
- langsung dievaluasi berdasarkan 7
kriteria dampak penting,

Anda mungkin juga menyukai