Anda di halaman 1dari 56

Pertambangan Mineral Bauksit

PT. Kurnia Jaya Raya

BAB II
RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN STUDI ANDAL


2.1.1. Identitas Pemrakarsa
a. Nama Perusahaan : PT. Kurnia Jaya Raya
b. Alamat & Telepon : Jl. Pembangunan I No. 3, Jakarta 10130 –
Indonesia
Telp : (021) 633 3803
Fax : (021) 633 3802, 634 6939
c. Lokasi : Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau,
Provinsi Kalimantan Barat.
d. Luas : ± 3.174 Ha
e. Penanggung Jawab : PINTARSO ADIJANTO
f. Jabatan : Direktur
g. Komisaris : SWANDONO ADIJANTO
h. Akte Notaris : Akta Notaris No. 183, Tanggal 29 September
2009 Notaris Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H
2.1.2. Identitas Penyusun
a. Nama Perusahaan : PT. Delta Ekotrop Rayaindo
b. Alamat dan Telepon : Jl. Prof. M. Yamin Gg. Ekadaya No. 31
Pontianak Kalimantan Barat Telp : (0561)
749374
c. Direktur Utama : Derry Yulianto, S. Hut
d. Direktur : Eva Aprillia, SE
e. Komisaris : Emi Meiliana, Amd
f. Akte Notaris : Akta Notaris No. 05 Tanggal 26 Juli 2010
Notaris Nurulita Christiana MAyasari,
SH.M.Kn
Tim penyusun Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
kegiatan pertambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya ini terdiri dari
berbagai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, dapat dilihat pada tabel
berikut :

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 1


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

TABEL 2.1.
Tim Penyusun Studi AMDAL

No Nama Posisi Dalam Tim Spesialisasi/Keahlian


1 Derry Yulianto, S. Hut Ketua Tim - S 1 Kehutanan
- AMDAL A & B
- GIS
- Sertifikasi Kompetensi
Ketua Tim Penyusun
Amdal (KTPA)
2 Herlin Suryanti, ST Ketua Sub Tim Fisik - S 1 Teknik Sipil
– Kimia - Sertifikasi Kompetensi
Anggota Tim Penyusun
Amdal (ATPA)
3 Karelius S.Si., M. Sc Anggota Sub Tim Fisi - S 1 Sains Kimia
- Kimia - S 2 Sains Kimia
- AMDAL Penyusun
4 Farid Martadinata, ST Anggota Sub Tim Fisi - S1 Teknik Geologi
- Kimia
5 Ir. Iswan Dewantara Ketua Sub Tim - S 1 Kehutanan
Biologi - AMDAL A & B
- Sertifikasi Kompetensi
Ketua Tim Penyusun
Amdal (KTPA)
6 Rodiman, S.Hut Anggota Sub Tim - S 1 Kehutanan
Biologi
7 Eva Aprillia, SE Ketua Sub Tim - S 1 Ekonomi
Sosekbudkesmas - AMDAL Penyusun
- Sertifikasi Kompetensi
Ketua Tim Penyusun
Amdal (KTPA)
8 Dr. Agus Sikwan, SH, Anggota Sub Tim - S 1 Hukum
M.Hum Sosekbudkesmas - S 2 Hukum
- S 3 Sosial
Kemasyarakatan
9 Afrita Galih Pangestu, Anggota Sub Tim - S 1 Kesehatan
SKM Sosekbudkesmas Masyarakat

Tim Penyusun Studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup kegiatan


pertambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya terinci dalam Curriculum
Vitae (CV) seperti lampiran.

2.2. URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Kegiatan Penambangan yang dilakukan oleh PT. Kurnia Jaya Raya telah
mendapat izin dari Bupati Sanggau No. 121 Tahun 2010 dengan luas
3.174 ha yang bertempat pada Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau.
Adapun tujuan dari penambangan bauksit adalah untuk memproduksi
produk yang dapat diolah menjadi bermacam-macam produk lanjutan
dengan bermacam-macam kegunaan. Sehingga dengan adanya
ketersediaan lahan tambang dan potensi sumber daya alam yang dapat
dijadikan lahan produktif dan potensial dengan didukung kondisi yang
memungkinkan, serta keunggulan komparatif komoditasnya menjadikan
bauksit salah satu komoditas yang mempunyai nilai jual dalam
menghasilkan devisa juga penting bagi pemenuhan kebutuhan mineral
dalam negeri, sekaligus dapat membuka lapangan kerja dan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 2


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan


masyarakat.
Adapun kegiatan-kegiatan yang diperkirakan akan menyebabkan dampak
yaitu pada tahap pra konstruksi terdiri dari pengurusan perizinan,
sosialisasi rencana proyek, eksplorasi dan pembebasan lahan. Pada
tahap konstruksi meliputi Kegiatan mobilisasi peralatan, pengadaan
tenaga kerja, pembangunan sarana dan prasarana, land clearing, dan
pembangunan dermaga. Pada tahap operasi terdiri dari Pemindahan Top
Soil dan Tanah Penutup, Penambangan Bauksit, Pengangkutan,
Pencucian Bijih Bauksit, Kolam IPAL, Pengangkutan dari Washplan ke
Dermaga, Penyimpanan Bauksit Tercuci, Pencampuran, Pemuatan
(Loading). Tahap pasca operasi akan dilakukan kegiatan antara lain
Pemutusan hubungan kerja, penyerahan asset tidak bergerak kepada
pemerintah, demobilisasi peralatan, Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan
Bekas Tailing Pond.
2.2.1. Batas-Batas Lahan PT. Kurnia Jaya Raya
Lokasi rencana Kegiatan Pertambangan Bauksit PT. Kurnia Jaya Raya
secara administratif terletak di Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau –
Provinsi Kalimantan Barat, yang mana secara geografis wilayah studi PT.
Kurnia Jaya Raya terletak pada 109056’46” – 110057’42” BT, 0008’42 –
0014’13”. Adapun batas wilayah administratif studi adalah :
Sebelah Utara : Perkebunan kelapa sawit dan Hutan Produksi (HP)
Sebelah Selatan : Hutan Produksi (HP)
Sebelah Barat : Hutan Produksi (HP) dan Areal Penggunaan Lain
(APL)
Sebelah Timur : Sungai Kapuas dan Perkebunan Kelapa sawit
Berdasarkan letak geografi pada gambar citra satelit yang diambil, lokasi
penambangan PT. Kurnia Jaya Raya adalah sebagai berikut :

GAMBAR 2.1.
Letak Lokasi Kegiatan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 3


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Berdasarkan letak titik koordinat pada gambar citra satelit yang diambil,
lokasi penambangan PT. Kurnia Jaya Raya berada dalam lokasi keordinat
sebagai berikut :

TABEL 2.2.
Daftar Koordinat Batas KP Eksploitasi

Garis Bujur Timur Garis Lintang


No
º ‘ “ º ‘ “
1. 109 56 52.23 -0 08 50.96
2. 109 57 11.85 -0 08 50.96
3. 109 57 11.85 -0 09 31.50
4. 109 58 31.03 -0 09 31.50
5. 109 58 31.03 -0 08 41.50
6. 109 59 41.41 -0 08 41.50
7. 109 59 41.41 -0 11 40.27
8. 109 57 42.44 -0 11 40.27
9. 109 57 42.4 4 -0 14 13.23
10. 109 57 05.76 -0 14 13.23
11. 109 57 05.76 -0 13 34.04
12. 109 56 46.14 -0 13 34.04
13. 109 56 46.14 -0 12 39.32
14. 109 57 10.50 -0 12 39.32
15. 109 57 10.50 -0 12 23.10
16. 109 56 52.23 -0 12 23.10

Sumber : Hasil Survey Lapangan, 2010

2.2.2. Hubungan Lokasi Pertambangan Bauksit PT. Kurnia Jaya Raya


dengan Sumber Daya Alam Hayati dan Non Hayati Serta Sumber
Daya Manusia
Berdasarkan aspek aksebilitas jalan darat, kawasan rencana
penambangan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
empat dan roda dua dari ibukota Propinsi Kalimantan Barat (Kota -
Pontianak) sampai ke lokasi. Alternatif pencapaian daerah kawasan
penambangan dapat diuraikan sebagai berikut :
 Jalur darat dari Pontianak menuju lokasi Kecamatan melalui jalan
Pontianak – Ngabang – Sanggau dengan jarak tempuh ± 320 Km
dapat menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua.
 Alternatif jalan lain yaitu dengan menggunakan jalur darat dari
Pontianak – Sei Ambawang – Tayan – Sanggau dengan jarak + 267
Km dapat menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua.
 Selain alternative jalan darat, lokasi tambang PT. Kurnia Jaya Raya
tepatnya di desa Kampung Baru dapat ditempuh dengan
menggunakan jalan air, yaitu dengan menggunakan speed boat
dengan waktu tempuh 3 jam dari Ibu Kota Sanggau.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 4


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Lokasi PT. Kurnia Jaya Raya berada ± 320 km di sebelah Timur Laut dari
kota Pontianak, dapat ditempuh menggunakan mobil dan kendaraan roda
dua selama 6 jam dan transportasi air melalui Sungai Kapuas
menggunakan speed boat dengan waktu tempuh 3 jam.

TABEL 2.3.
Aksesibilitas dan Pencapaian Menuju Lokasi studi

Waktu
No Route (Km) Prasarana Sarana Ket
(Jam)

Pontianak – Ngabang - Transportasi Jalan


1. ± 320 Roda empat 6,0
Sanggau darat aspal

Jalan
Pontianak – Sei Ambawang Transportasi tanah
2. ± 267 Roda empat 5,0
– Tayan -Sanggau Darat perkera
san

Transportasi Sungai
3. Sanggau-Kampung Baru - Speed boat 3
air Kapuas
Sumber : Hasil Survai Lapangan, 2010

2.2.3. Tata Letak Fasilitas Pendukung


Fasilitas pendukung yang akan dibangun meliputi jaringan jalan, drainase,
bangunan kantor, perumahan/ Base camp, dan fasilitas sosial untuk
karyawan dan lingkungan sekitar. Fasilitas kantor, perumahan, atau Base
camp, sedangkan jaringan jalan dibangun untuk menghubungkan antara
blok penambangan dengan base camp dan tempat pengolahan sebelum
akses keluar menuju tempat pengangkut biji bauksit.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 5


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

2.2.4. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

TABEL 2.4.
Tahapan Kegiatan Pertambangan Bauksit PT. Kurnia Jaya Raya

Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 ● ●
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1 Penyelesaian Perizinan X X
2 Sosialisasi Rencana Proyek X X X
3 Eksplorasi X X X X X ● ●
4 Program CSR X X X
5 Pembebasan Lahan X X X
TAHAP KONSTRUKSI
1 Mobilisasi Tenaga Kerja X X X
2 Mobilisasi Peralatan X X X
3 Pembangunan Jalan Tambang X X X X X
4 Pembersihan Lahan (land clearing) X X X X ● ●
5 Pembangunan Sarana dan Prasarana X X X
6 Pembangunan Dermaga X
TAHAP OPERASI
1 Pemindahan Top Soil dan Tanah
X X X X ● ● ● ●
Penutup
2 Proses Ekskavasi/ Pembongkaran Bijih
X X X X X ● ● ●
Bauksit
3 Pengangkutan Ore X X X X X ● ● ●
4 Pencucian Bijih Bauksit X X X X X ● ● ●
5 Kolam IPAL X X X
6 Pengangkutan dari Washplan ke
X X X X X ● ● ●
Dermaga
7 Penyimpanan Bauksit Tercuci X X X X X ● ● ●
8 Pencampuran X X X X X ● ● ●
9 Pemuatan (Loading) X X X X ● ● ●
TAHAP PASCA OPERASI
1 Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang X X X X ● ●
2 Pemanfaatan Lahan Bekas Tailing Pond ● ●
3 Pemutusan Hubungan Kerja ● ●
Keterangan :
X = Waktu Pelaksanaan
● = Menunjukkan kegiatan berlanjut pada waktu yang belum ditentukan.

2.2.4.1. Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)


1. Penyelesaian Perizinan
Perolehan perizinan merupakan langkah awal sebagai pemenuhan
syarat aspek legalitas suatu kegiatan usaha. Penyelesaian aspek
perizinan ini akan mengikuti tatacara yang sudah diatur berdasar
ketentuan-ketentuan yang berlaku khusus untuk bidang
pertambangan. Beberapa produk hukum yang biasanya dikenal
berkaitan dengan kegiatan pertambangan antara lain : Eksplorasi,
Eksploitasi, Pengangkutan dan Penjualan, Pengolahan dan
Pemurnian Bahan Galian, AMDAL, dan berbagai produk hukum
lainnya. Dokumen perizinan ini dapat bersumber dari Pemerintah
Daerah Kabupaten, Propinsi ataupun Pemerintah Pusat setingkat
Departemen.
Berdasarkan Surat Keputusan dari Bupati Sanggau No.121 Tahun
2010 Tanggal 07 April 2010 Tentang Penyesuaian Kuasa

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 6


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pertambangan Penyelidikan Umum Menjadi Izin Usaha


Pertambangan Eksplorasi Bahan Galian Bauksit kepada PT.
Kurnia Jaya Raya terletak di Kecamatan Toba Kabupaten
Sanggau, dengan luasan lahan ± 3.174 Ha.
2. Sosialisasi Proyek
Tahap sosialisasi ke masyarakat merupakan upaya perusahaan
untuk menjelaskan tentang rencana kegiatan pertambangan
kepada masyarakat umum. Kegiatan ini dilakukan pihak
perusahaan baik terhadap masyarakat dan tokoh masyarakat yang
berada dikawasan rencana pertambangan maupun dengan tokoh-
tokoh formal di Kecamatan. Bentuk Sosialisasi tersebut antara lain
pertemuan tatap muka dan tanya jawab, Opini yang berkembang
di masyarakat terkait dengan masuknya kegiatan pertambangan
PT. Kurnia Jaya Raya disekitar kehidupan mereka menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan
sosialisasi ini adalah pihak Tripika, Pihak Perangkat Desa, Tokoh
Adat, Tokoh Masyarakat serta warga masyarakat lokasi proyek.
PT. Kurnia Jaya Raya telah melakukan sosialisai terhadap areal
studi pertambangan pada tahun 2010 dengan dihadiri beberapa
tokoh masyarakat guna publikasi kegiatan proyek, adapun
dokumentasi kegiatan dapat terlihat pada gambar berikut :

GAMBAR 2.2.
Kegiatan Sosialisasi Kepada Masyarakat

3. Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan
bauksit pada area Izin Usaha Pertambangan. Kegiatan ini dimulai
dengan studi kepustakaan yang meliputi hal-hal yang menyangkut
keadaan geologi regional dan keadaan tektonik. Kemudian disusul
dengan pemeriksaan lapangan dan diusahakan menemukan
adanya singkapan (outcrop) bijih bauksit serta mengambil
beberapa contoh dengan pembuatan sumuran (test pit).
Kegiatan eksplorasi lebih terpusat pada kegiatan pembuatan atau
pemeriksaan kembali sumuran atau test pit, yang bertujuan untuk
lebih mengetahui bentuk geometri, kualitas dan kuantitas dari bijih
bauksit serta kemungkinan adanya anomali-anomali geologi.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 7


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tujuan utama eksplorasi adalah untuk mencari bijih bauksit yang


dapat dipakai sebagai bahan bahan baku pembuatan aluminium
dengan mutu ekspor yang dapat ditambang secara tambang
terbuka dan menguntungkan secara ekonomis. Dalam hal ini
ditetapkan bahwa bijih bauksit mutu ekspor apabila kandungan
Al2O3 yang tinggi sekitar 50%, kandungan SiO2 dibawah 13% dan
Fe2O3 dibawah 10%.
Berikut adalah tahap-tahap dalam kegiatan eksplorasi :
a. Survey Tinjau
Kegiatan survey tinjau merupakan awal untuk mengenal lokasi
atau tempat dilakukan survey. Kegiatan survey tinjau terdiri
atas dua yaitu :
 Pengambilan Data (sample permukaan)
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data dengan
memperhatikan sifat fisik dari batuan seperti tekstur,
warna, tingkat kekerasan, sebaran mineral dan lain-lain.
Pengambilan data dilakukan tidak terbatas, sehingga
dapat diketahui secara akurat mineral yang ada di daerah
tersebut. Letak dan lokasi dari sample yang di ambil
harus di catat koordinat X dan Y guna memudahkan
penulusuran kembali lokasi ditemukannya sample.
 Analisa Data Laboratorium
Sample yang telah di ambil pada survey tinjau di analisa
di laboratorium. Analisa laboratorium bertujuan untuk
mengetahui kadar mineral yang akan di sampling
tersebut.
b. Pemetaan Test Pit
Sumur uji merupakan suatu metode untuk mengambil contoh
bijih bauksit yang berada di bawah permukaan. Adapun
ukuran sumur uji ini adalah 0,8 x 1,2 m, untuk menentukan
titik sumur uji didasarkan atas hasil analisis laboratorium dari
contoh indikasi bauksit di permukaan. Titik pertama yang
dilakukan adalah secara acak, kemudian bila hasilnya bagus
di pasang titik dengan jarak 200 m (grid 200), selanjutnya bila
masih bagus diteruskan dengan jarak 100 m, kemudian bila
hasil masih bagus diteruskan dengan jarak 50 m. sebenarnya
bila hasil dengan jarak 50 m ini sudah seragam tidak perlu
dilanjutkan ke jarak 25 m, tetapi bila masih diperlukan dan
hasilnya bagus maka dari jarak 50 m kemudian dilanjutkan ke
jarak 25 m.
Secara garis besar pembuatan sumur uji ini sangat
sederhana, yaitu :
1. Penentuan titik, apakah secara acak, jarak 200 m, 100 m,
50 m ataupun 25 m.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 8


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

2. Selanjutnya dilakukan penggalian oleh tenaga penduduk


sekitar.
3. Penggalian ini dihentikan bila telah mencapai lapisan
lempung yang biasa disebut dengan kata “kong”.
Setelah lubang sumur uji telah siap, maka langkah berikutnya
yaitu melakukan sampling (pengambilan contoh bijih bauksit)
dengan tenaga harian dari penduduk sekitar, adapun metode
pengambilannya sebagai berikut :
c. Tahap Preparasi
Setelah pengambilan contoh selesai maka kemudian di bawa
ke bagian preparasi untuk dilakukan langkah-langkah
selanjutnya yaitu :
1. Penimbangan berat contoh awal.
2. Pencucian contoh dengan air agar matriks (butiran yang
lolos pada ukuran mesh 100) dan pengotornya hilang.
3. Pengeringan. Bisa dilakukan dengan cara mengangin-
anginkan atau dengan menggunakan oven.
4. Crushing (penghancuran). Contoh yang telah dikeringkan
dihancurkan sampai pada ukuran kerikil.
5. Penimbangan berat contoh setelah di cuci (dari
perbandingan berat setelah di cuci dan sebelum di cuci
didapatkan factor konkresi).
6. Quartering (pencampuran 4 bagian), setelah itu diambil 3-
3,5 kg dari contoh yang tersisa.
7. Dari 3-3,5 kg tersebut kemudian dilakukan quartering lagi
agar menjadi lebih homogen, dan kemudian diambil 0,15-
0,2 kg.
8. Kemudian dilakukan penghalusan, setelah itu contoh
tersebut diayak dengan ukuran 200 mesh, sample yang
lolos kemudian siap untuk dianalisis di laboratorium.
d. Laboratorium
Bauksit hasil preparation akan dilakukan analisa laboratorium
guna mencari kadarnya. Setelah kadarnya diketahui maka
akan dilakukan block system. Block system adalah panjang
vertical dan horizontal dari grid dihitung letak test pit. Metode
ini dilakukan guna mencari penentuan batas nilai kadar test pit
pada grid.

4. Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responbility (CSR) adalah suatu proses


pengembangan pola pikir dan pola sikap yang mendorong
timbulnya kesadaran anggota masyarakat agar mau memperbaiki
kehidupannya dengan menggunakan potensi yang dimilikinya.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 9


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Sedangkan pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar


kegiatan pertambangan (masyarakat setempat) adalah kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dimaksudkan untuk
mendapatkan manfaat sumber daya tambang, dengan melibatkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan program dan pemberian
akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat.
Partisipasi masyarakat yang dimaksud adalah keterlibatan dalam
seluruh kegiatan program pemberdayaan, meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Adapun prinsip-prinsip
yang dianut dalam kegiatan Corporate Social Responbility (CSR)
antara lain:
 Menggunakan sumberdaya/potensi seluruh masyarakat
setempat
 Fokus pada penanggulangan masalah/isu lokal
 Memberikan dampak yang dapat diukur di tingkat
masyarakat (ada perubahan partisipasi, pengetahuan,
kemampuan, kelembagaan masyarakat)
 Program dirancang agar berkesinambungan dan langgeng
 Dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk belajar.
 Mempromosikan / memberdayakan peran kelembagaan
masyarakat.
Adapun strategi umum pemberdayaan masyarakat Corporate
Social Responbility (CSR) yang akan digunakan oleh PT.
Kurnia Jaya Raya adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola
program (mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan,
monitoring, dan evaluasi).
 Penguatan kemitraan : Penguatan hubungan kemitraan
antara masyarakat, pemerintah, swasta, dan lembaga terkait
lainnya dalam pengembangan masyarakat.
 Memperbaiki akses dan mutu pengelolaan potensi
sumberdaya alam setempat.
 Mengoptimalisasikan kelembagaan sosial milik masyarakat
dan pengembangan jaringan kerja / networking.
.5. Pembebasan Lahan
Berdasarkan hasil survei awal, maka dapat diketahui bahwa lahan-
lahan yang dipergunakan oleh penduduk di sekitar lokasi rencana
kegiatan Pertambangan Bauksit PT. Kurnia Jaya Raya, pada
umumnya tidak dilengkapi dengan surat kepemilikan. Menurut
masyarakat, lahan yang mereka garap selama ini adalah lahan
adat yang diakui secara turun temurun, baik oleh kerabat,
tetangga, maupun pemuka adat. Sehingga harus memperhatikan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 10


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

norma-norma dan aturan yang ada dimasyarakat. Sumber


kepemilikan atau asal usul lahan diperoleh dari warisan atau
dengan cara membuka kawasan hutan. Rata-rata penguasaan
lahan produktif berkisar antara dua sampai lima hektar untuk
setiap kepala keluarga.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembebasan lahan milik
masyarakat kepada pihak perusahaan dilakukan secara bertahap.
Sebelumnya akan dilakukan kesepakatan antara pihak
perusahaan dengan masyarakat melalui penyuluhan dari
Kelompok kerja (Pokja) yang dibentuk antara Tokoh masyarakat,
Perusahaan dan Pemerintah dalam hal ini instansi terkait, pihak
Kecamatan, Dinas Kehutanan dan Bappeda Kabupaten Sanggau
serta Tim Pengendalian dan Pengawasan Pembebasan Tanah
Daerah (TP3D) Kabupaten Sanggau. Penyerahan lahan
masyarakat yang terkena proyek pertambangan bauksit akan
dilakukan dengan ganti rugi atas tanam tumbuh yang besarnya
disesuaikan dengan situasi di lapangan serta berdasarkan hasil
musyawarah antara perusahaan dengan masyarakat yang
didampingi oleh TP3D Kabupaten Sanggau. Setelah disepakati
hasil pembebasan lahan, maka lahan yang telah di bebaskan akan
di tandai dengan tapal batas yang dibuat oleh perusahaan.
Adapun proses pembebasan lahan masyarakat yang di atasnya
terdapat tanam tumbuh adalah sebagai berikut :
a. Melakukan atau memfasilitasi masyarakat dalam menentukan
penataan batas desa;
b. Melakukan klarifikasi dan inventarisasi kepemilikan lahan
masyarakat;
c. Melakukan pengukuran lahan yang akan dibebaskan; dan
d. Melakukan ganti rugi lahan masyarakat atas tanam tumbuh
yang ada di atasnya.
Sedangkan prosedur dalam melakukan ganti rugi lahan
masyarakat atas tanam tumbuh yang ada di atasnya adalah sbb :
a. Pembayaran dilakukan secara bersama terhadap pemilik
lahan dalam satu blok atau area;
b. Pembayaran wajib diterima langsung oleh pemilik lahan atau
ahli warisnya yang disaksikan dan ditandatangani oleh pemilik
lahan;
c. Dalam melaksanakan pembayaran ganti rugi lahan yang di
atasnya terdapat tanam tumbuh, wajib diketahui oleh kepala
desa, kepala dusun dan tokoh masyarakat;
d. Dalam pembayaran ganti rugi atas tanam tumbuh, akan
dilakukan pemotretan/pendokumentasian terhadap pemilik
lahan pada saat pengukuran lahan di blok serta saat
pembayaran lahan beserta saksi-saksi.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 11


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

2.2.4.2. Tahap Konstruksi


Rencana kegiatan pada tahap konstruksi antara lain mencakup
pengadaan tenaga kerja, mobilisasi peralatan, pembangunan sarana
dan prasarana, pembersihan lahan (land clearing) dan pembangunan
dermaga. Adapun dalam kegiatan di tahap konstruksi akan dilakukan
pada tahun ke 3 (tiga).
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Rencana kebutuhan tenaga kerja pada kegiatan pertambangan
bauksit dapat dilihat pada Tabel 2.5. Pengadaan tenaga kerja
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan
penambangan. Untuk tenaga kerja yang memerlukan keahlian
khusus seperti operator alat-alat berat, operator laboratorium, staf
teknik-akuntan, dan lain sebagainya akan didatangkan dari luar
kawasan. Perekrutan penduduk sekitar kawasan akan
ditempatkan pada kegiatan-kegiatan yang tidak memerlukan
keahlian khusus yang secara bertahap keahlian akan ditingkatkan
sehingga mampu menggantikan sebagian tenaga dari luar
kawasan.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 12


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

SITE MANAGER
Senior Engineering

ADMINISTRATION
Administration Spt
Administration Officer K3 & ENVIRONMENT
Logistic/ Gudang Safety Officer
Akunting Safety Clerk

GENERAL
Corporate Social
Responbility (CSR)
Akunting
Logistik/gudang
Goverment Relation Cook
Camp/Office boy
Safety Clerk
Security
Environmental Eng.
Driver lv

MAINTENANCE ENGINEERING POLIKLINIK


Workshop Spt Engineering Spt Dokter Umum
Workshop Spv Mining Engineering perawat
Workshop Foreman Geologist
Drive (service truck) Qc Civil Engineering
Driver (Fuel & Water Truck) Draftmen
Mechanic Helper Surveyor
electricial

LABORATORIUM
Lab. Spt
Preparation
Sampler

PRODUKSI

GAMBAR 2.3.
Struktur Organisasi Tambang PT. Kurnia Jaya Raya

Untuk memenuhi kapasitas produksi 100.000 ton per bulan maka


bagian produksi mempunyai struktur organisasi untuk mendukung
proses produksi penambangan bijih bauksit. Bagian produksi
dikepalai oleh Supertendent produksi dan memiliki beberapa devisi
didalamnya seperti Loading Port, Washing Plant dan Mining.
Adapun struktur organisasi bagian produksi adalah sebagai
berikut:

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 13


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

PRODUKSI
Production Spt

LOADING PORT WASHINGPLANT MINING


Port Captain Mining Engineering

Asst. Port captain OPERATOR OPERATIONS SITE


Foreman Mining Eng. MANAGER

Port Clerk ASS. OPERATOR Foreman Asst. Geologist


Checker Checker Maintenance QC
Checker Driver Helper
Driver Heavy
Equipt.

GAMBAR 2.4.
Struktur Organisasi Bagian Produksi PT. Kurnia Jaya Raya

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 14


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

TABEL 2.5.
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Pada Penambangan Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap
Tahap Pra Tahap Tahap
No Deskripsi Pasca
konstruksi Konstruksi Operasi
Operasi
1 Site Manager 1 1 1 1
2 Administration
Administration Spt 1 1 1 1
Administration Officer 1 1 2 1
Logistic/ Gudang 2 3 3 1
Akunting 1 2 4 2
3 General
CSR 3 3 2 2
Driver Ofice 2 6 12 4
Labour 5 10 20 15
Government Relation Cook 1 2 3 2
Camp/ Ofice Boy 1 2 5 3
Security 1 4 5 3
4 K3 dan Environment
Safety Officer 1 2
Safety Clerk 1 2 1
Environmental Eng 1 3 2
5 Maintenance
Workshop Spt 1
Workshop Spv 2
Workshop Foreman 2
Driver (service truck) 1
Driver (Fuel & Water truck)
Mechanic 2
Ass.Mechanic 2
Electrician 1
6 Engineering
Engineering Spt 1 1 1
Mining Engineering 1 1
Geologist 1 1
QC Civil Engineering 2 2
Surveyor 1 1 1
1
Draftmen 1 1 1
Helper surveyor 3 3
1
7 Poliklinik
Dokter Umum 1
Perawat 1 3 1
8 Laboratorium
Lab. Spv 1 1 1
Preparation 1 1 1
Sampler 1 1 1
9 Kontraktor - 5 10 -
10 Produksi - - 54 -
Total Tenaga Kerja 29 54 156 41
Sumber : Rencana Pengembangan PT. Kurnia Jaya Raya (2010)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 15


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Dalam proses pengadaan tenaga kerja, pihak perusahaan akan


melakukan secara transparan dan adil, dimana perusahaan
melakukan pengumuman ke publik baik secara langsung yang
dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak pemerintahan
desa (Camat & Kepala Desa) maupun melalui media masa. Dan
bagi masyarakat yang berminat mengajukan lamaran untuk
kemudian diproses perusahaan melalui bagian personalia melalui
proses seleksi yang adil dan transparan. Bagi pelamar yang
dianggap sesuai dengan kriteria kebutuhan, maka akan direkrut
dan dipekerjakan. Dan sebagai bentuk komitmen perusahaan
dalam membangun masyarakat lokal setempat, maka akan
diprioritaskan masyarakat lokal dengan memperhatikan norma
atau keinginan bersama yang berlaku di masyarakat. Namun tidak
menutup kemungkinan perekrutan tenaga kerja dari luar, karena
sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan dan kemampuan
sumber daya manusia lokal setempat. Adapun spesifikasi tenaga
kerja pada tahap awal adalah berkriteria sebagai berikut :
a. Tenaga Kerja Lokal
Pelaksanaan pekerjaan persiapan penambangan akan
banyak menyerap tenaga kerja menengah ke bawah untuk
pekerjaan seperti Pembantu Survey, Pembantu Mekanik,
Pembantu Operator, Pembantu Foreman, Tenaga
Administrasi, Operator Chain Saw, Operator Bulldozer,
Sopir Dump Truck, dan lain-lain. Apabila tenaga kerja tersebut
di atas tersedia dengan mudah di sekitar lokasi, maka hal ini
sangat menguntungkan, baik dari segi biaya maupun segi
sosial, yang dengan sendirinya akan meningkatkan taraf
hidup penduduk lokal.
b. Sub-Kontraktor Lokal
Terdapat beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh
kontraktor lokal, seperti pembuatan Base Camp, gorong-
gorong, jembatan kayu, dan lain-lain, dimana hal ini akan
meringankan beban pekerjaan Main Contractor, karena
dapat berkonsentrasi pada pekerjaan utamanya.
Dan sesuai dengan peraturan tentang Ketenagakerjaan yaitu
UU No.13 tahun 2003, serta kebijakan perusahaan untuk
memberikan hak-hak tenaga kerja seperti : sistem
pengupahan disesuaikan dengan dengan UMK dan kapasitas
tenaga kerja (pengalaman kerja), adanya bonus, premi,
tunjangan kesehatan, tunjangan keluarga, tunjangan
konsumsi dan tunjangan lainnya. Untuk kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh tenaga kerja, pihak perusahaan telah
menyiapkan Standar prosedur operasional (SOP) setiap
kegiatan. Sedangkan untuk angkatan kerja yang ada di
wilayah studi yang tidak bekerja pada PT. Kurnia Jaya Raya
maka mereka dapat menjadi mitra perusahaan pada pola
kemitraan perusahaan atau mereka memiliki pekerjaan pada
sektor lain.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 16


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Untuk pemutusan hubungan kerja (PHK), mekanismenya


akan disesuaikan dengan peraturan yang ada (UU No. 13
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan) dan kebijakan
perusahaan, termasuk di dalamnya pemberian pesangon dan
sistem pensiun.

Waktu Kerja
Jumlah jam kerja per shift yang direkomendasikan untuk
penambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya adalah 16 jam
efektif.
1. Untuk tingkat produksi 100.000 ton konsentrat per bulan,
akan diberlakukan 2 shift (gilir) kerja atau 16 jam kerja
efektif per hari.
2. Dalam satu (1) bulan terdiri dari 25 hari kerja efektif
atau 250 jam kerja efektif jika diberlakukan 2 shift kerja,
satu (1) bulan akan terdiri dari 25 hari kerja efektif atau 500
jam kerja efektif.
3. Dalam satu (1) tahun terdiri dari 12 bulan kerja efektif atau
3.000 jam kerja efektif jika diberlakukan 2 shift kerja, satu (1)
bulan akan terdiri dari 12 bulan kerja efektif atau 6.000 jam
kerja efektif.
4. Jumlah jam kerja tambang sama dengan jam kerja di unit
pencucian. Sedangkan pegawai yang bekerja di kantor (non-
operasional) akan bekerja hanya 10 jam efektif per hari.
5. Pada saat diberlakukan dua (2) shift kerja, akan ada tiga (3)
tenaga pengawas (supervisor) pada masing-masing area: pit &
dump, washing plant, dan loading (barge & vessel), Dua (2) orang
supervisor akan bertanggung jawab terhadap masing-masing area
tersebut di atas dan satu (1) orang supervisor akan stand-by
untuk menggantikan satu di antara dua supervisor lainnya yang
akan mengambil libur (day-off) untuk berganti shift dari jam kerja
siang ke jam kerja malam atau sebaliknya.
Pergantian shift kerja ini dimaksudkan untuk refreshing agar tidak
jenuh menghadapi jam kerja (malam atau siang) yang sama terus,
me-minimize resiko kecelakaan (safety), dan untuk menambah
wawasan (knowledge & experience) dalam menghadapi masalah serta
penyelesaiannya (problem solving) saat bekerja pada waktu (siang atau
malam) yang berbeda. Di samping itu juga memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan dan non-
pekerjaan yang hanya bisa diselesaikan pada saat siang hari (day
light). Dalam feasibility study ini, pergantian shift direncanakan setiap
lima (5) hari sekali.
1. Pergantian shift tersebut di atas juga akan diikuti oleh supervisor
Health, Safety, dan Security meskipun bisa tidak mengikuti jadwal
yang sama.
2. Hari cuti dan libur nasional akan diatur kemudian sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
Berikut adalah struktur organisasi PT. Kurnia Jaya Raya per satu shift
kerja sebagai berikut :

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 17


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Gambar.2.5.
Struktur Organisasi untuk Site Office PT. Kurnia Jaya Raya

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 18


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Manpower (Tenaga Kerja)


1. Seluruh pekerjaan produksi di lapangan, mulai dari
kegiatan mining development, penambangan, pencucian,
sampai dengan pemuatan ke tongkang dan mother vessel,
akan dikerjakan oleh kontraktor. PT. Kurnia Jaya Raya hanya
melakukan hiring pegawai pada tingkat pengawas (supervisor)
sampai dengan manager.
2. Pekerja yang merupakan bagian dari struktur organisasi
PT. Kurnia Jaya Raya untuk pengawasan pelaksanaan
pekerjaan lapangan adalah sebagai berikut :
a. Project Manager (Site Manager)
Tugas secara umum :
1. Bertanggung jawab terhadap seluruh
penyelenggaraan kegiatan operasional di job site,
yang meliputi pekerjaan planning, organizing, leading
(directing), dan controlling di dalam aspek teknik,
financial, dan social sehingga secara umum seluruh
kegiatan di job site itu dapat dikerjakan dengan
benar dan sesuai dengan tujuan umum perusahaan,
dimana hasil yang dicapai harus sesuai dengan
kualitas, kuantitas, schedule, dan budget yang telah
direncanakan.
2. Bertanggung jawab kepada Dewan Direksi
PT. Kurnia Jaya Raya.
3. Karena tanggung jawabya terhadap seluruh kegiatan
operasional di job site dan merupakan orang yang
dipercaya sebagai wakil board of
director/company owner, maka sebaiknya project
manager juga merangkap sekaligus sebagai Kepala
Teknik Tambang (harus tercatat resmi dalam
record Departemen Pertambangan Republik
Indonesia). Untuk menjadi Kepala Teknik Tambang,
project manager harus mengikuti pendidikan dan
pelatihan resmi (dasar, madya, dan lanjut) di
Departemen Pertambangan.
4. Memberikan pengarahan atas segala kegiatan
Manager Umum, Manager Keuangan, Manager
Teknik, dan Manager Operasional, sehubungan
dengan rencana jangka panjang dan jangka pendek
perusahaan.
5. Mengatur strategi jangka panjang perusahaan,
terutama dalam hal mengantisipasi kemajuan
masing-masing job site, dalam hal ini dibantu
oleh manager teknik.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 19


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

6. Mengatur strategi perusahaan dalam hubungannya


dengan tenaga ahli pada posisi-posisi tertentu
dengan dibantu oleh Manager Umum.
7. Mengatur strategi perusahaan secara operasional,
sehingga kegiatan operasional masing-masing job
site dapat berjalan sesuai dengan schedule, budget,
dan dengan tingkat profit yang telah ditentukan
perusahaan dengan dibantu oleh manager teknik.
8. Mengkoordinir semua hasil kegiatan beberapa
manager yang menjadi bawahannya, sehingga dapat
terarah sesuai dengan kondisi job site yang akan dan
sedang dilaksanakan.
9. Selalu mengkoordinir dan mengevaluasi usulan
budget yang diterima dari setiap manager yang
berada di bawahnya.
10. Meminta pertanggung jawaban atas segala kegiatan
semua manager.
Hubungan Dalam Organisasi
1. Bertanggung jawab atas segala hasil kegiatan
perusahaan dan melaporkannya kepada komisaris
atau dewan direksi PT. Kurnia Jaya Raya.
2. Membawahi Manager Umum, Manager Keuangan,
Manager Teknik, dan Manager Operasional.
b. Manager Keuangan
Secara umum tugas–tugasnya adalah planning,
coordinating, directing dan controlling semua kegiatan
manajemen keuangan dan pembukuan yang
berhubungan dengan kebijaksanaan dan tujuan
perusahaan.
Job Description:
1. Merencanakan sumber dana serta
mengalokasikannya secara tepat dan efisien
2. Memformulasikan sistem administrasi dan pelaporan
(recording&reporting) keuangan maupun pembukuan
3. Membantu presiden direktur dalam hal
kebijaksanaan keuangan serta pembukuan seperti
memberikan laporan keuangan (neraca, rugi-laba
dan perubahan modal) atau neraca reguler yang
dapat menggambarkan secara umum atas progres
kegiatan proyek baik progres fisik maupun realisasi
biaya yang bekerja sama dengan manager teknik.
4. Memberikan alternatif kepada project manager dalam
mengambil keputusan di bidang keuangan &
pembukuan.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 20


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5. Meneliti dan menyetujui tentang penerimaan dan


pengeluaran kas selama hal itu termasuk dalam
wewenang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
6. Meneliti dan menyetujui informasi keuangan yang
akan dikeluarkan dalam batas tanggung jawabnya
serta membantu project manager dalam hal metoda
atau analisa laporan keuangan dan pembukuan yang
digunakan.
7. Mengkoordinir semua kegiatan keuangan dan
pembukuan.
8. Mengkoordinir, mengendalikan dan mengarahkan
supervisor cost control, supervisor accounting, dan
cashier.
9. Secara regular mengkoordinir dan mengevaluasi
usulan budget yang disampaikan setiap bagian di
job site.
10. Menjaga rahasia perusahaan sebagai hasil
koordinasi dengan bagian lain dalam hal mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
11. Memberikan surat peringatan secara tertulis kepada
bawahan langsung atau ke tingkat bawahnya lagi,
dengan sepengetahuan atau konsultasi dengan
atasan yang diberi peringatan jika terjadi
pelanggaran.
12. Memberhentikan atau mengangkat karyawan yang
berada dua tingkat di bawahnya, dengan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasannya.
13. Melaksanakan tugas–tugas lain yang dilimpahkan
oleh project manager.
14. Sebagai fungsi utamanya adalah mengatur cash flow
keuangan perusahaan di job site, sehingga
kerugian–kerugian yang muncul sebagai akibat
masalah keuangan (cost of money) dapat diperkecil.
Hubungan Dalam Organisasi
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas–
tugas yang dibebankan oleh project manager.
2. Berkerjasama dengan manager yang lain untuk
mencapai tujuan perusahaan, dan membawahi
supervisor cost control, supervisor accounting, dan
cashier.
c. Manager Umum
Secara umum tugas-tugasnya adalah planning,
coordinating, directing, dan controlling semua
kegiatan bagian umum dan kepersonaliaan serta

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 21


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

pengadaan kebutuhan kegiatan perusahaan sesuai


dengan apa yang menjadi tujuan dan kebijaksanaan
perusahaan.
Job Description :
1. Merencanakan dan menentukan kebijaksanaan
perusahaan yang berhubungan dengan
kepersonaliaan.
2. Memperhatikan kesejahteraan karyawan,
membimbing dan membentuk mental karyawan yang
sejalan dengan kebijaksanaan perusahaan.
3. Mengkoordinir dan mengendalikan etika bisnis
perusahaan.
4. Memperhatikan asuransi dan sistem keamanan
yang baik untuk mencegah hilangnya aset
perusahaan sebagai akibat kecurian, kebakaran, dan
sabotase.
5. Menjaga hubungan baik dengan lembaga
pemerintah seperti Depnaker, Pemerintah Daerah,
Masyarakat, dan pihak-pihak lain-lain.
6. Menangani tugas-tugas lain yang diberikan oleh
project manager.
7. Memeriksa keberadaan dan peralatan kantor.
8. Memastikan terjaminnya seluruh supply atau
kebutuhan untuk terlaksananya kegiatan operasional
di lapangan.
9. Mengkoordinir rencana kegiatan karyawan
sebagaimana yang telah diusulkan oleh supervisor-
supervisor di bawahnya.
10. Memberikan surat peringatan secara tertulis kepada
bawahan langsung atau ke tingkat di bawahnya
lagi, dengan sepengetahuan atau konsultasi
dengan atasan yang diberi peringatan, jika
terjadi pelanggaran sesuai dengan kondisinya.
11. Memberhentikan atau mengangkat karyawan yang
berada dua tingkat di bawahnya, dengan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasannya.
12. Menjaga dengan baik semua rahasia perusahaan
hasil koordinasi (kerja sama) dengan bagian lain
dalam hal pencapaian tujuan dan implementasi
kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan.
13. Membantu project manager dalam hal koordinasi
semua aset perusahaan (camp, kantor, barang
rumah tangga maupun kantor, dan lain-lain).

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 22


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

14. Membantu project manager dalam mengusahakan


kecepatan pengadaan barang umum dan logistik.
15. Membantu project manager dalam hal memonitor
setiap barang umum dan logistik yang tertunda.
16. Membantu project manager dalam hal mengontrol
sistem keamanan penyimpangan parts dan barang
logistik yang ada di warehouse.
17. Membantu direktur umum & personalia dalam hal
perencanaan pengadaan dan distribusi parts,
sarana, barang (material) yang dibutuhkan untuk
kegiatan operasional perusahaan.
18. Selalu melakukan kontrol dan evaluasi masalah
pengadaan, baik dari segi harga, kualitas maupun
keterlambatan atau kesulitan lainnya.
19. Secara regular mengevaluasi dan membuat usulan
budget yang disampaikan tiap bagian yang di
bawahinya.
20. Melaksanakan sistem administrasi laporan
(pencatatan), yang baik sehingga memudahkan
pelaksanaan kontrol.
21. Membuat laporan hasil kegiatan di pergudangan
secara regular sesuai dengan yang telah ditetapkan.
22. Mengatur dan mengontrol pelaksanaan order
dan pemakaian parts & consumable goods.
Hubungan Dalam Organisasi
1. Bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan
oleh project manager.
2. Bekerja sama dengan manager lain dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan, membawahi
Supevisor HRD & Administrasi, Supervisor Safety,
Health, Security, Supervisor Logistik & Rumah
Tangga, dan Supervisor Public / Government
Relation.
d. Manager Teknik
Secara umum tugas-tugasnya adalah planning,
coordinating, directing, dan controlling semua kegiatan
manajemen yang berhubungan dengan kebijaksanaan
perusahaan, terutama yang menyangkut keputusan dana
yang layak agar kegiatan operasional dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana, serta memilih alternatif yang
terbaik yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan
operasional tersebut, dalam hal sumber-daya (dana,
tenaga ahli atau tenaga kerja, dan peralatan), serta
waktu.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 23


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Job Description :
1. Memilih keputusan strategis yang menyangkut
pemilihan proses atau metoda pelaksanaan suatu
kegiatan operasional.
2. Merancang keputusan strategis yang menyangkut
kreasi metoda-metoda pelaksanaan kegiatan
operasional yang produktif.
3. Mengambil keputusan-keputusan perencanaan
jangka panjang, jangka pendek, dan scheduling
pekerjaan serta pengalokasian tenaga ahli dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
4. Melakukan pengawasan dan evaluasi yang
menyangkut koreksi dan improvisasi kegiatan
operasional.
5. Melakukan pembaharuan dalam implementasi
perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam sistem
operasional (produksi) berdasarkan perubahan-
perubahan operasional, tujuan organisasi, teknologi,
dan manajemen.
6. Mengevaluasi pekerjaan pengawasan pelaksanaan
pemantauan dan pengelolaan lingkungan seperti
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
7. Memantau secara continue kemajuan kegiatan
penambangan berdasarkan perencanaan tambang
jangka pendek dan jangka panjang yang telah
disetujui bersama.
8. Membuat rencana jangka pendek dan jangka
panjang untuk perluasan area penambangan dan
mempersiapkan seluruh sarana dan prasarana
penunjang yang berkaitan dengan implementasi
perluasan area tambang.
9. Membuat dan menetapkan standardisasi quality
control untuk setiap unit dan seluruh kegiatan
produksi yang berhubungan dengan pencapaian
target roduksi agar sesuai dengan kualitas,
kuantitas, budget, dan schedule yang ditetapkan
perusahaan, secara aman dan selamat.
10. Secara regular mengkoordinir dan mengevaluasi
usulan budget yang disampaikan tiap bagian yang
dibawahinya.
11. Membantu manager operasional dalam pelaksanaan
tugas operasional agar sedapat mungkin
kegiatannya dapat terlaksana di bawah budget yang
telah ditetapkan.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 24


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

12. Menjaga rahasia perusahaan sebagai hasil


koordinasi dangan bagian lain dalam hal mencapai
tujuan perusahaan yang ingin dicapai.
13. Memberikan surat peringatan secara tertulis kepada
bawahan langsung atau ke tingkat bawahnya lagi,
dengan sepengetahuan atau konsultasi dengan
atasan yang diberi peringatan jika terjadi pelanggaran
14. Memberhentikan atau mengangkat karyawan yang
berada dua tingkat di bawahnya, dengan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasannya
15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan
oleh project manager.
Hubungan Dalam Organisasi
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas-
tugas yang dibebankan oleh Project Manager.
2. Berkerjasama dengan manager lain untuk mencapai
tujuan perusahaan dan membawahi Supervisor
Eksplorasi & Mining Development, Supervisor Short
Term Planning, Long Term Planning, Environmental,
dan Supervisor Survey.
e. Manager Operasional
Secara umum tugas-tugasnya adalah planning,
coordinating, directing, dan controlling semua
kegiatan manajemen operasional yang berhubungan
dengan kebijaksanaan perusahaan, terutama dalam
rangka penyiapan jumlah peralatan, jam kerja,
schedule, biaya operasional, dan jumlah manpower
yang dibutuhkan untuk mendukung seluruh kegiatan
produksi..
Job Description :
1. Membantu project manager dalam hal perencanaan
detail tentang pelaksanaan kegiatan operasional di
job site sesuai dengan schedule yang telah
ditetapkan, baik dari segi teknik, operasional, dan
administrasi.
2. Membantu project manager dalam hal manajemen
peralatan yang akan digunakan, baik dari segi jumlah
alat, jam kerja, biaya operasional, dan rencana
kebutuhan tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam
kegiatan operasional.
3. Secara tidak langsung membantu bagian umum
dalam merencanakan persiapan sarana dan sistem
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja di job
site.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 25


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

4. Mengkaji ulang semua hasil kegiatan operasional


dalam hal rencana dan realisasinya, dalam rangka
mengetahui tingkat efisiensi dan produktivitas
peralatan secara keseluruhan yang sedang
beroperasi pada bulan berjalan
5. Mengevaluasi kondisi kesiapan kerja peralatan
yang akan digunakan atau dipersiapkan untuk
kegiatan operasional yang sedang atau akan
dilaksanakan
6. Merperbaiki dan mengembangkan efisiensi dan
produktivitas peralatan.
7. Membuat standarisasi setiap unit kegiatan produksi,
mulai dari kegiatan pesiapan penambangan sampai
dengan pemuatan konsentrat bauksit ke kapal
tongkang & mother vessel, melalui pengamatan dan
pengumpulan data (realisasi hasil kegiatan
operasional), terutama dalam hal waktu dan tenaga
kerja serta biaya operasional, sehingga kualitias dan
kuantitas yang dihasilkan dapat mencerminkan
potensi, produktif, serta efisiensi.
8. Menyesuaikan formulasi sistem pelaporan agar
dapat disajikan tepat pada waktunya sesuai dengan
kebutuhan manajemen
9. Membantu project manager dalam hal penyiapan
usulan budget, informasi realisasi budget,
sehubungan dengan kegiatan operasional atas
wewenang yang telah ditugaskan oleh project
manager.
10. Membantu sistem administrasi kegiatan operasional
di job site sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya dalam menyiapkan laporan ke bagian
umum dan bagian keuangan.
11. Menganalisa penyebab terjadinya perbedaan yang
terjadi antara usulan budget dengan realisasi actual
cost.
12. Harus selalu mengikuti dan mengetahui
perkembangan yang terjadi di job site jika terjadi
perubahan dalam kegiatan operasional, baik dari
segi rencana produksi, jadwal kerja maupun
pemakaian peralatan
13. Mengkoordinir, mengendalikan, dan mengarahkan
semua kegiatan operasional
14. Memastikan bahwa kontraktor atau sub kontraktor
melakukan pemeliharan dan rencana pengadaan
back up units (workshop,warehouse, washing plant,

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 26


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

dermaga muat), sehingga peralatan dapat digunakan


secara optimum.
15. Memberikan informasi kepada project manager
tentang kekurangan atau kelebihan alat, material,
dan sebagainya sesuai schedule dan targetnya.
16. Membina dan mengusahakan terbentuknya team
work yang baik dan ber-motivasi tinggi di job site
dan mencegah menurunnya produktivitas.
17. Mengatur alokasi atau pemanfaatan dan kebutuhan
alat yang ada maupun yang akan digunakan untuk
kegiatan operasional lainnya.
18. Memantau perkembangan performance alat, baik
dari segi produktivitas maupun operating cost di
masing-masing blok tambang sesuai dengan
kondisinya.
19. Menjaga rahasia perusahaan sebagai hasil
koordinasi dangan bagian lain dalam hal mencapai
tujuan perusahaan yang ingin dicapai.
20. Memberikan surat peringatan secara tertulis kepada
bawahan langsung atau ke tingkat bawahnya lagi,
dengan sepengetahuan atau konsultasi dengan
atasan yang diberi peringatan jika terjadi
pelanggaran.
21. Memberhentikan atau mengangkat karyawan yang
berada dua tingkat di bawahnya, dengan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasannya.
22. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan
oleh project manager.
Hubungan Dalam Organisasi
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas-tugas yang
dibebankan oleh project manager.
2. Membawahi Supervisor Pit & Dump, Supervisor Washing
Plant, dan Supervisor Loading (Barge & Mother Vessel).
Tugas-tugas supervisor tidak dijabarkan di dalam laporan ini
karena akan menjadi tanggung jawab setiap manager tersebut di
atas sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan perusahaan.
2. Mobilisasi Peralatan
Pada tahap ini dilakukan pengadaan peralatan dan kendaraan
yang akan dipakai dalam kegiatan pertambangan. Alat-alat dan
kendaraan yang akan dipakai dalam kegiatan pertambangan
antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.6. Alat-alat ini didatangkan
dari luar kawasan dengan menggunakan jalur laut dan sungai
PT. Kurnia Jaya Raya akan membangun dermaga khusus untuk
fasilitas bongkar muat barang.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 27


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

TABEL 2.6.
Rencana Penggunaan Alat Berat

Jenis Type Cap Jumlah


bulldozer

D85E 100 m³/jam 2

Excavator

PC 300 2,1 m³ 6

wheel loader

WA 350/ CAT 966 F 2,4 m³ 3

motor Grader

Vibratory Roller

dump truck

CWB 520 20 ton(10 m³) 10

water tank truck

1000 liter 2

fuel & service truck 10000 liter 1

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 28


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Jenis Type Cap Jumlah

Motor Cycle

10

Chainsaw

Parang dan Kapak 15


Primer crusher D-Roll

Vibrating screen

Genset 500 KVA

Sumber : Rencana Pengembangan PT.Kurnia Jaya Raya, 2010

Pada mobilisasi peralatan harus memperhatikan waktu dan cara


pengangkutan yang efektif dan efisien. Selain itu juga harus
dipertimbangkan jarak dan kekuatan jalan yang ada di sekitar
dan pada lokasi penambangan, jumlah dan kekuatan jembatan,
dan lain-lain, untuk tujuan dapat menghemat waktu serta biaya
transportasi alat besar.

3. Pembangunan Jalan Tambang


Pembangunan jalan dirancang sependek mungkin, baik untuk
tujuan ekonomi maupun lingkungan. Jalan tersebut kemungkinan
melintasi bukit atau lembah diantara bukit, sehingga berbentuk
bendungan air yang digunakan untuk air pencucian bauksit. Untuk
menimbun jalan tersebut digunakan tanah dari lokasi lain atau
menggunakan bauksit kualitas rendah atau dengan menggunakan
tanah latrit. Kanan kiri jalan akan dibuat parit guna memperlancar
jalan air sewktu musim penghujan. Curah hujan dan hari hujan
yang relatif tinggi menuntut perawatan jalan secara rutin.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 29


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Jalan angkut utama (main haulage road) dan jalan


penghubung (access road) akan dibuat dengan alat bulldozer,
motor grader, dan rolling-vibro compactor, dimana jumlah dan
jenis alat yang dipakai tergantung kepada kebutuhan dan tujuan
pembuatan jalan. Selain menggunakan bulldozer, beberapa alat
penunjang yang juga diperlukan adalah wheel loader dan
dump truck. Pembuatan jalan tambang dimulai dari jalan
kabupaten/propinsi yang melintasi area kuasa pertambangan,
yang selanjutnya akan diteruskan dengan pembuatan jalan
penghubung dan jalan angkut tambang. Untuk perawatan jalan
tambang dan jalan penghubung akan digunakan motor grader.

GAMBAR 2.6
Contoh Jalan Tambang Bauksit

4. Pembersihan Lahan (Land Clearing)


a. Pembersihan Lahan (land clearing)
Land clearing sendiri adalah tahapan pekerjaan yang
kegiatannya membersihkan permukaan tanah areal
penambangan dari semak belukar, pepohonan dan benda lain
yang ada di areal yang dikerjakan dalam proses selanjutnya.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat berat
bulldozer. Biasanya yang perlu di land clearing adalah :
 Di areal penambangan sampai batas tepi.
 Di sepanjang jalan yang di rencanakan sebagai jalan
produksi dan jalan inspeksi.
 Di areal yang akan diperuntukan untuk tempat
pembuangan material tanah/batun (disposal area)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerja land clearing :
 Seluruh semak belukar dibersihkan terlebih dahulu dan
disingkirkan keluar areal atau ditempatkan di tempat yang
di tentukan.
 Untuk menumbangkan pohon dipergunakan alat berat
yang sesuai dengan besarnya pohon-pohon yang
ditumbangkan, bila perlu alat bantu mesin potong bisa
dipergunakan.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 30


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Sebelum melakukan penumbangan agar diperhatikan


kondisi pohon apakah cabang-cabangnya mudah patah,
hal ini sangat diperlukan untuk keselamatan kerja.
 Dalam proses menyingkirkan batang-batang keluar areal
penumbangan sebaiknya dipotong terlebih agar mudah
dalam pemuatan dan tidak mengenai bagian alat muat
atau alat angkut yang bisa menyebabkan rusak.
 Beberapa diantaranya bisa didorong langsung keluar
areal bila memungkinkan.
Apabila proses pekerjaan land clearing sudah diselesaikan
maka areal kerja bersih dan mendapat sinar matahari
langsung sehingga menjadi lebih cepat kering dan
meningkatkan daya dukung.
b. Pengupasan Top Soil dan Overburden
Berdasarkan data dilapangan areal PT. Kurnia Jaya Raya
akan di bagi menjadi beberapa blok tambang, masing-masing
blok tambang ketebalan overburden mencapai 3.99 m.
pengupasan tanah lapisan atas ini dilakukan untuk
menambang bauksit dengan tebal ore rata-rata 1.97 m. Tanah
lapisan atas ini dipergunakan untuk mereklamasi lahan
setelah pasca tambang.
5. Pembangunan Sarana dan Prasarana
Demi kelancaran kegiatan pembangunan akan dibangun base
camp sementara untuk para karyawan dan kantor yang berfungsi
selama kegiatan konstruksi berlangsung. Selain itu juga bangunan
perumahan yang meliputi bangunan-bangunan infrastruktur jalan,
Kantor Utama, perumahan dan fasilitas umum, bangunan
laboratorium, bangunan mekanik, infrastruktur di
dermaga/stockpile dan Washing plant. Berikut jenis dan jumlah
unit bangunan yang akan dibangun PT. Kurnia Jaya Raya secara
rinci pada tabel berikut

TABEL 2.7.
Jenis dan Jumlah Unit Bangunan

Jumlah
No Penggunaan Lahan Luas
Unit
Camp Complex    
1 Kantor 1 0,5 Ha
2 Mess Karyawan 6 2 Ha
3 Pos Keamanan 12 0,5 Ha
4 Laboratorium 3 1 Ha
5 Gudang 3 1Ha
6 Bengkel 3 3 Ha
7 Power Plant 1. minimal 500 KVA
8 Power Plant 2... .KVA
9 Power Plant 3 …KVA
10 Water Pump
11 Water Tank
12 Fuel Tank 1 10.000 liter 1 Ha

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 31


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Jumlah
No Penggunaan Lahan Luas
Unit
13 Fuel Tank 2 10.000 liter
14 Fuel Tank 3 10.000 Liter
WP Complex
1 Stockpile ore kotor 2 Ha
2 Tromol/washing plant 2 Ha
3 Stockpile ore bersih dari tromol/WP 2 Ha
Port Complex
1 Stockpile Dermaga 95,5 Ha
2 Area Dermaga 4 Ha
3 Pos Keamanan 0,5 Ha
Sumber : Rencana Penambangan PT. Kurnia Jaya Raya

Kegiatan penyiapan lahan dimaksudkan untuk mencari lokasi –


lokasi yang akan dipakai sebagai lokasi base camp penambangan
dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sarana yang disiapkan antara lain
adalah meliputi : infrastruktur jalan, Kantor Utama, perumahan dan
fasilitas umum, bangunan laboratorium, bangunan mekanik,
infrastruktur di dermaga/stockpile dan Washing plant.
a. Infrastruktur Jalan
Prasarana dan sarana lainnya meliputi jalan utama/main road
yang diperkeras dengan tanah dan batu, jalan pengumpul,
jembatan dan gorong-gorong. Sistem jaringan jalan
merupakan salah satu fartor penting untuk menunjang dan
menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan di tambang
PT. Kurnia Jaya Raya. Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan
di pertambangan ini dibagi menjadi : acces road, main road
dan collection road.
1. Jalan utama (main road)
Jalan utama biasa di kenal dengan jalan produksi adalah
jalan yang melayani lalu lintas pengangkutan dari jalan
(jalan koleksi) menuju jalan utama. Lebar jalan utama 6
meter dengan konstruksi dibeberapa tempat di perkeras
selebar 4 meter dan arah jalan 2 (dua) arah timur ke barat
dan barat ke timur. Jalan utama ini yang dirancang untuk
dapat dilalui kendaraan baik pada musim kering maupun
musim hujan.
2. Jalan penghubung (access road)
Jalan penghubung merupakan jalan yang
menghubungkan jalan luar dengan pusat kegiatan
pertambangan. Jalan ini dibuat 2 (dua) arah dengan lebar
8 meter, masing-masing arah mempunyai lebar 4 meter
dengan konstruksi jalan diperkeras dengan batu dan
tanah latrit selebar 8 meter.
3. Jalan Koleksi (collection road)
Jalan koleksi adalah adalah jalan pengumpul dari blok
menuju blok lain dan masing-masing bermuara pada jalan
utama., Jalan ini dibuat dengan perkerasan batu dan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 32


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

dilapisitanah latrit, dapat dilalui baik pada musim kering


maupun musim hujan. Jalan ini dibuat satu arah dengan lebar
jalan 4 meter, jalan masuk dibedakan dengan jalan keluar.
Selain pembuatan infrastruktur jalan, pembuatan saluran
drainase pada bahu jalan yang meliputi saluran drainase
primer, diperlukan untuk membuang kelebihan air, terutama
di badan jalan.
Saluran drainase Primer dengan spesifikasi (2 M x 1 M x 1,5
M) dibangun sejajar dengan jalan blok atau jalan utama dan
disesuaikan dengah aliran drainase alami (seperti sungai).
b. Kantor Utama (estate)
Pembangunan kantor utama dilakukan sebagai pengganti dari
base camp, kantor utama dibangun diatas lahan seluas 0,5
ha. Dengan beberapa devisi didalamnya. Devisi yang berada
dalam kantor utama merupakan devisi yang memang dalam
penanganannya berhubungan langsung dengan managemen
yang telah diatur dalam tambang, seperti geologi, Corporate
Social Responbility (CSR), project dan lain-lain. Adapun devisi
yang dapat memiliki kantor terpisah adalah seperti Helth
Saffety Enviroment (HSE), mining, shipping, mine support dan
lain-lain. Luas pembangunan kantor devisi disesuaikan
dengan luas lahan sesuai bidang masing-masing kegiatan.
c. Mess Karyawan
Mess Karyawan dibangun diatas lahan seluas 2 ha dengan
jumalah 6 unit. Setiap unit dapat ditempati untuk beberapa
karyawan berikut tersedia juga sarana dapur beserta fasilitas
umum lainnya.
d. Pos Keamanan
Pos Keamanan dibangun sebanyak 12 unit, dengan luas 0,5
Ha. Setiap unit dijaga oleh 1 hingga 2 penjaga keamanan.
e. Laboratorium (LEB)
Laboratorium dibangun 3 unit dengan luas 1 ha, berfungsi
untuk mencari kadar bauksit. Dalam laboratorium dilengkapi
dengan alat-alat pemeriksaan kadar dan tenaga ahli dalam
pelaksanaanya.
f. Gudang
Gudang adalah sarana untuk menyimpan stok bahan-bahan
yang akan digunakan dalam keperluan pertambangan.
Gudang ini bias berfungsi sebagai logistic dan mempunyai
devisi yang mengurus masalah keluar masuk barang. Gudang
dibangun 3 unit dengan luas 1 ha.
g. Bengkel
Pembangunan bengkel di lakukan diatas lahan seluas 3 ha,
dengan jumlah unit sebanyak 3 unit. Bengkel berfungsi

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 33


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

sebagai workshop dimana ada peralatan atau kendaraan yang


rusak dapat segera dibetulkan pada bengkel yang telah
dibangun.
h. Fuel Tank
Pembangunan fuel tank berkapasitas 10.000 liter guna
menampung kebutuhan minyak untuk kegiatan peralatan yang
menggunakan bahan dasar minyak dalam proses kegiatan.
Rencananya akan dibangun 3 unit ditempat yang berbeda
dengan total luas 1 ha.
i. Washing Plant (WP) complex
Tempat pencucian mineral bauksit atau yang biasa disebut
dengan Washing Plant (WP). Areal ini akan dibangun dengan
total luas 4 ha. Untuk kebutuhan penyimpanan stockpile ore
kotor 2 ha, Tromol/washing plant 2 ha, Stockpile ore bersih
dari tromol/WP 2 ha
j. Port Complex
Port Complex akan dibangun di dermaga dengan total 100
ha. 95,5 ha dibuat untuk penempatan Stockpile di Dermaga,
kemudian 4 ha Area Dermaga dan 0,5 Pos Keamanan.

6. Pembangunan Dermaga
Guna kegiatan pemuatan bijih bauksit ke tongkang pengangkut,
maka diperlukan adanya bangunan dermaga muat. Dermaga muat
ini akan dilengkapi jetty yang terbuat dari tiang pancang beton
dengan fasilitas stockpile seluas 2 Ha yang dapat menampung
bijih bauksit yang sudah tercuci sebanyak 60.000 MT. Fasilitas lain
yang akan terdapat di dermaga adalah “load out” conveyor, ruang
devisi yang menangani masalah pengiriman (gudang dan kantor,
ruang control dan ruang preparasi), ruang genset dan tangki
minyak
Pemuatan konsentrat bauksit ke atas tongkang juga akan
menggunakan conveyor system. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan, ukuran tongkang yang draft-nya
masih aman untuk dipakai sebagai sarana transportasi di
Sungai Kapuas adalah 300 – 350 feet, dengan kapasitas muat
maksimum sekitar 3.000 – 5.000 ton per unit.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 34


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

GAMBAR 2.7.
Contoh conveyor system
Pembuatan dermaga dilakukan apabila penggunaan dermaga
pada wilayah sekitar studi dioperasikan dengan maksimal. Namun
dengan pertimbangan lain pembuatan dermaga bias tidak
dilakukan karena memanfaatkan dermaga lain dengan sistim izin
pinjam pakai pada dermaga lain yang pada pengoperasiannya
tidak terlalu optimal.
2.2.4.3. Tahap Operasi
Tahap ini diawali dengan persiapan penambangan berupa penyiapan
beberapa sarana untuk memulai kegiatan penambangan antara lain
penupasan top soil (overburden), pengangkutan, penimbunan tanah
penutup di area konservasi tanah penutup untuk revegetasi (dumping
area), pembuatan jenjang awal dan sebagainya.

1. Pemindahan Top Soil dan Tanah Penutup


Pelaksanaan pemindahan top soil dan tanah penutup akan
dilakukan dengan menggunakan alat berat bulldozer. Lapisan
tanah ini akan dikumpulkan pada areal penimbunan top soil yang
merupakan areal bebas cadangan, tidak jauh dari loksai
penambangan. Nantinya tanah tersebut dapat dimanfaatkan
kembali untuk menyuburkan bekas areal tambang yang akan
ditanami.
Pemindahan Top Soil dan Tanah Penutup
Pada pemindahan top soil dan tanah penutup (Overburden) ini,
akan mempergunakan alat berat bulldozer. Untuk blok
penambangan yang pertama, OB akan disorong keluar dari areal
tambang (out-pitt dump). Setelah bauksit ditambang, OB dari blok
berikutnya akan didorong ke blok tersebut (in-pitt dump). Dengan
metode Back Filling maka reklamasi tambang dapat dilakukan
seiring dengan kemajuan tambang. Dalam kegiatan land clering ini
dilakukan pengupasan lapisan penutup (Stripping), tujuannya
adalah menyingkap lapisan penutup (overburden) pada areal yang
tambang yang sudah dibersihkan. Stripping akan menggunakan
peralatan Buldozer. Prosedur stripping akan ditempuh sebagai
berikut :
1) Pengupasan lapisan tanah atas (top soil)
Top soil dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang
dikupas dengan buldozer lalu dikumpulkan pada areal
penimbunan top soil. Jumlah tanah atas setebal 1,92 m yang
dapat dipindahkan dengan buldozer adalah sebesar 750
m3/minggu. Lokasi timbun tanah tersebut merupakan areal
bebas cadangan, tidak jauh dari lokasi penambangan dan
aman dari gerusan air hujan. Disekeliling penimbunan tanah
ini dibuat parit dengan tanggul yang dipadatkan dan ditanami
dengan tanaman penutup. Nantinya top soil tersebut dapat

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 35


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

dimanfaatkan kembali untuk menyuburkan bekas areal


tambang yang akan ditanami, baik dengan cara ditaburkan
atau dengan sistem pot.

GAMBAR 2.8.
Contoh Pengupasan lapisan atas dan Overburden Pada
Penambangan Bauksit

2) Pengupasan lapisan penutup (Overburden)


Pengupasan lapisan overbuden akan dilakukan sesuai
dengan rencana blok penambangan, ukuran blok
penambangan bervariasi sesuai dengan luas blok tersebut.
Lapisan tanah penutup (overburden) berupa tanah dengan
jenis podsolik merah kuning setebal rata-rata  1,92 m,
dibawah lapisan tanah tersebut berupa material bauksit hasil
laterisasi hingga kedalaman 3 m. Overburden dikupas dengan
menggunakan buldozer jarak dorong lapisan tanah penutup
untuk memperoleh lapisan bijih bauksit selebar luas blok
masing-masing sampai diluar blok penambangan. Untuk blok
penambangan yang pertama OB akan didorong keluar dari
areal tambang (out-pitt dump). Setelah bauksit ditambang, OB
dari blok berikutnya akan didorong ke dalam blok tersebut (in-
pitt dump) dan seterusnya. Tebal OB pada data PT.
Kurnia Jaya Raya diperkirakan adalah 3.99 m dengan tebal
badan bijih adalan rata-rata 1.97 m.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 36


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

GAMBAR 2.9.
Deskripsi Kedalaman Overburden dan Badan Bijih Bauksit

2. Proses Ekskavasi/ Penambangan Bijih Bauksit


System penambangan yang diterapkan adalah system tambang
terbuka (open pitt) dengan metode penambangannya adalah
selective mining (penambangan yang selektif disesuaikan dengan
produksi yang di inginkan). Metode ini diterapkan karena untuk
memasok bauksit sesuai dengan permintaan, perlu dilakukan
blending diakibatkan kualitas bauksit yang heterogen atau tidak
sama kadarnya.
a. Pembukaan Lokasi Penggalian
Penggalian bijih bauksit akan dilakukan dengan sistem blok
dengan ukuran blok sesuai luas dan lebar blok yang disesuai
dengan cadangan mineral. Pembagian luas blok tambang
dibagi berdasarkan hasil eksplorasi data dan jumlah kadar
bauksit pada areal tambang.
b. Penggalian Bijih bauksit
Proses pengupasan lapisan bauksit dilakukan dengan alat
excavator Komatsu PC-200 yang berkapasitas 2- 24 m3 alat
ini selain sebagai alat gali sekaligus juga sebagai alat muat ke
dump truck.
Pekerjaan penambangan menggunakan excavator
(backhoe) yang berfungsi untuk membongkar dan memuat
bijih bauksit ke dump truck yang untuk selanjutnya akan
diangkut ke unit pencucian. Contoh kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan
yang telah beroperasi di Kalimantan Barat. dapat dilihat
dalam gambar di bawah ini :

GAMBAR 2.10.
Contoh Kegiatan Ekskavasi Bijih Bauksit

1. Rencana Produksi/ Sasaran Produksi

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 37


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

PT. Kurnia Jaya Raya menargetkan penambangan dengan


produksi sebanyak 100.000 ton perbulan, dimana pada bulan-
bulan awal akan target produksi akan berada dibawah 100.000
ton dikarenakan adanya gangguan akibat rekontruksi dan
pembangunan prasarana penambangan.
Adapun penjualan yang akan dilakukan secara bertahap,
dari penjualan secara FOB (Freight On Board) Barge
(Tongkang). penjualan secara FOB Barge atau FOB
Mother Vessel (handymax size). Hingga dianggap
produksi telah konsisten menghasilkan 100.000 ton
atau lebih akan dijual secara FOB Mother Vessel
(panamax size).
Peningkatan jumlah produksi secara bertahap ini
dimaksudkan untuk :
a) Safe investment (investasi yang aman), berkaitan
dengan management terhadap risk probability.
b) Membantu meringankan investasi sambil
mempelajari perputaran cashflow,
mengevaluasi kondisi pasar (demand vs.
supply), mendapatkan market guarantee untuk
penjualan seluruh produk dengan jumah yang terus
meningkat, dan sebagainya.
c) Mengevaluasi kinerja (performance) unit-unit produksi
atau sistem produksi secara keseluruhan pada tiap
tahap target produksi sebelum memasuki tahap target
produksi selanjutnya. Evaluasi yang dimaksud disini
tidak hanya mencakup pekerjaan, tetapi dalam arti
luas yang juga mencakup koordinasi, komunikasi,
management, system, pelaku yang terkait pekerjaan
(kontraktor, rekanan, dan lain-lain), rencana, strategi, dan
sebagainya.
2. Urutan Penambangan (Mining Sequences)
Berdasarkan umur ekonomis potensi cadangan yang
terdapat di areal lokasi tambang yaitu sekitar 10 tahun
dan dari hasil kesepakatan dengan management PT.
Kurnia Jaya Raya, maka mining sequences untuk urutan
penambangan pertahun dapat direncanakan sebagai
berikut :
a) Penambangan Tahun Pertama akan dilakukan hingga
tahun kedua sampai ke tiga, lokasi penambangan ini
berada di tepi jalan blok yang telah dibuat pada tahap
kontruksi sehingga memudahkan dalam pemuatan
menuju jalan utama. Kemudian diangkut pada washing
plant 1 yang dibuat diantara jalan utama dekat jalan blok
penambangan menuju dermaga.
b) Penambangan Tahun ke tiga dilakukan pada Blok
selanjutnya, dengan pembukaan jalan blok tambang
pada jalan utama. Proses penambangan sesuai dengan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 38


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

proses penambangan pada blok sebelumnya.


Penambangan pada tahun ketiga dapat dilakuakan
dengan beberapa blok tambang lainnya dengan
membuka blok selanjutnya hingga tahun ke lima. Hasil
tambang pada blok-blok selanjutnya di bawa pada
Washing Plant 1.
c) Penambangan Tahun Ke enam hingga Tahun Ke tujuh.
Penambangan pada blok ini direncanakan akan dibuat
Washing Plant 2. Pembanguna Washing Plant 2
dilakukan karena jarak antara WP 1 cukup jauh dari blok
penambangan tahun ke enam. Selain itu kapasitas WP 1
sudah mulai berkurang seiring dengan berkurangnya
material bauksit pada blok-blok sebelumnya.
d) Penambangan Tahun Ke delapan dilanjutkan pada Blok
lainnya hingga tahun ke sembilan dimana tempat
penampungan dituju mendekati Washing plant 2.
e) Penambangan Tahun Ke sembilan dilanjutkan dengan
menambang Blok terakhir dan Pencucian dilakukan pada
Washing Plant 3. Washing Plant ke 3 adalah
perpindahan dari WP 1, dimana Washing plant I sudah
tidak dioperasikan sehingga alat pencucian bauksit pada
washing plant I akan dipindah pada washing plant III
dengan alat yang sama.
f) Penambangan tahun sepuluh dilanjutkan pada Blok
terakhir, dan blok-blok sebelumnya yang masih ada
kadar bauksitnya.

3. Pengangkutan Ore
Kegiatan penggalian dilakukan dengan menggunakan alat berat jenis
excavator. Alat angkut ini digunakan untuk mengangkut material dari
front penambangan ke washing plant adalah dump truck dengan
kapasitas rata-rata 20 ton. Pada tahap ini dilakukan blending dimana
penyesuaian kadar dilakukan berdasarkan spesifikasi yang diinginkan
oleh buyer.
Blending di front tambang dilakukan dengan penempatan beberapa
excavator dan dump truck pada lokasi yang berbeda dan kadar yang
berbeda. Setelah dilakukan penggalian dan pengangkutan, matrial
kemudian dibawa ke washing plant untuk dilakukan proses selanjutnya.
Hasil produksi bauksit yang telah digali selanjutnya diangkut
menggunakan dump truck untuk dibawa ke stockpile pencucian.
Pengangkutan bijih bauksit dari area tambang menuju washing plant
menggunakan dump truck berkapasitas 20 MT. Kapasitas ini dipastikan
dengan penimbangan material bauksit sebelum tercuci.
4. Pencucian Bijih Bauksit
Material yang dibawa oleh dump truck selanjutnya dimasukkan ke hopper
dengan cara dumping. Setelah material masuk kedalam hopper
selanjutnya disemprot dengan air agar terpisah antara material yang kecil
dengan boulder. Alat untuk mensortir material berdasarkan besar dan
kecilnya material disebut dengan feeder. Material yang besar (boulder)
dimasukkan langsung ke crusher sedangkan material yang kecil terbawa
oleh air masuk ke dalam trommol. Boulder setelah dihancurkan di dalam

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 39


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

crusher dimasukkan ke dalam trommol yang bekerja dengan cara


berputar.
Material yang berupa kerikil akan langsung masuk ke conveyor
sedangkan material yang halus akan terbawa masuk ke dalam kincir
yang berfungsi untuk menyaring material yang sebelum kemudian
dimasukkan kembali ke dalam conveyor. Conveyor akan membawa
material tersebut ke stockpile untuk selanjutnya siap dibawa ke dermaga.
Pencucian bijih bauksit direncanakan menggunakan air rawa yang
dibendung berupa dam ditambah dengan air daur ulang yang berasal
dari tailing pond.
Limbah hasil pencucian disebut Tailing yang dihasilkan dari proses
pengolahan bijih bauksit merupakan material yang bercampur
dengan air (suspension). Air dalam proses pengolahan ini
digunakan untuk mencuci bijih bauksit (dari tambang) agar terlepas
dari material pengotornya (impurities) yang berupa lempung. Air yang
digunakan dalam proses pencucian (wet screening process) minimal 0,4
m3 per ton raw ore.
Untuk sasaran produksi maksimum sebanyak 100.000 ton, maka
raw ore material yang masuk ke washing plant minimal 227.920 ton per
bulan atau setara dengan 569.8 ton per jam (25 hari kerja per bulan,
16 jam kerja per hari). Dengan demikian, banyaknya air yang
dibutuhkan untuk proses pencucian sebanyak 227,92 m3 per jam. Air
tersebut sebagian besar akan keluar bersamaan dengan material
buangan (tailing) dan akan disirkulasi kembali untuk proses pencucian
selanjutnya. Agar material yang bersama air tersebut tidak kembali lagi
ke unit pengolahan sewaktu air disirkulasi kembali, maka diperlukan
tempat dan waktu yang cukup untuk proses pengendapan.
HDPE pipe dan pompa akan digunakan untuk mengalirkan tailing
ke tailing pond. Pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal,
dimana pompa ini berfungsi untuk mendorong (memompa) tailing dari
outlet washing plant sampai ke area penimbunan tailing (tailing pond)
tergantung pada morfologi daerah sekitar washing plant dan tailing pond.

GAMBAR 2.11
Contoh Unit Pencucian (Washing Plant)
Bijih bauksit dari raw ore stockpile atau feeding stockpile akan
dimuat dan ditumpahkan ke atas hopper (“mulut” alat pencucian)
dengan menggunakan wheel loader. Prinsip pencucian di sini
adalah pemisahan material berdasarkan ukuran. Material yang
berukuran lebih besar dari 2 mm (disebut konsentrat) untuk

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 40


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

selanjutnya akan di-relay ke conveyor, sedangkan material


dengan ukurannya lebih kecil dari 2 mm akan dibuang sebagai
tailling. Tailing yang berkarakteristik suspension ini akan dialirkan
ke tailing pond menggunakan HDPE (high density polyethilene)

GAMBAR 2.12.
Diagram Alir Pencucian Bauksit

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 41


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5. Kolam IPAL
Kolam penampungan limbah atau tailing dam merupakan di
daerah rawa. Daerah rawa yang sudah dipersiapkan sekelilingnya
akan ditanggul sehingga air keluaran dari tailing dam bisa
mengarah ke ”settling pond” yang sudah dipersiapkan untuk
mendapatkan perlakuan lebih lanjut, sehingga air keluaran tidak
mencemari lingkungan.
Area penampungan material buangan (tailing pond) dibuat
bertahap, dimana elevasi kolam pertama lebih tinggi dari kolam
kedua dan ketiga. Proses pengaliran tailing ke kolam kedua terjadi
pada saat kolam pertama telah penuh terisi tailing, sehingga
limpasan tailing akan masuk ke kolam kedua, demikian
seterusnya hingga kolam ketiga, sehingga diharapkan material
padatan dapat mengendap dan air dapat di-sirkulasi kembali.
Kegiatan penambangan bauksit akan menghasilkan limbah yang
berasal dari kegiatan-kegiatan : penambangan, pengangkutan,
peremukan, pencucian dan limbah domestik. Bentuk limbah dapat
berupa limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
a. Limbah Padat
Limbah padat berasal dari limbah tambang, limbah
peremukan, limbah pengangkutan dan limbah domestik.
1) Limbah Tambang
Limbah adalah hasil sisa pencucian bauksit, yaitu yang
ditampung pada settling pond yang telah dibuat. Karena
dalam pencucian bauksit tidak dicampur dengan bahan
kimia, maka hasil tailing atau sisa pencucian limbah,
dapat ditanami berbagai macam tanaman, sehingga
tanah sisa pencucian bauksit masih bisa digunakan dan
di manfaatkan.
2) Limbah permukan
Limbah permukan berupa debu yang tersebar disekitar
lokasi permukan. Penyebaran debu diperkirakan cukup
besar dengan arah sebaran bergantung pada arah
dominan angin serta kecepatan hembusannya. Biasanya
limbah debu dihasilkan dari pemuaian partikel debu ke
udara akibat angin atau kegiatan transportasi lalu lintas
jalan. Hal ini diantisipasi oleh penyediaan container
penyiram jalan yang beroprasi pada jam-jam tertentu di
lingkungan tambang.
3) Limbah Pengangkutan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 42


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Limbah pengangkutan berbentuk fragmen atau bongkah


batuan yang terjatuh dari truk pengangkut serta debu
yang akan terjadi di jalur pengangkutan antara lokasi
peremukan dan jalan penghubung menuju dermaga.

4) Limbah domestik
Limbah ini merupakan limbah rumah tangga yang berasal
dari aktifitas karyawan tambang yaitu limbah yang
dihasilkan dari mess karyawan dan kantor. Limbah padat
yang dihasilkan antara lain sisa makanan, kertas, kaleng,
plastik pembungkus dan lainnya. Hal ini akan diantisipasi
dengan dibuatnya bak sampah berdasarkan warna dan
jenis sampah yang dihasilkan.

GAMBAR 2.13.
Contoh Penampungan Limbah Domestik
b.Limbah cair
Limbah cair berbentuk bahan pelumas atau BBM yang
tercecer di pelataran parkir, bengkel, lokasi penambangan,
jalur pengangkutan dan lainnya. Limbah cair lainnya berasal
dari kamar mandi, dapur dan WC yang merupakan limbah
domestik. Limbah dari kamar mandi dan WC dialirkan melalui
saluran pembuangan dan septic tank. Sedangkan limbah cair
dari pencucian bauksit disirkulasi diareal penambangan dan
diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan kualitas
limbah dibawah ambang batas.
Khusus limbah B3 seperti sisa oli dari bahan bakar mesin
digunakan penyaringan oli atau yang biasa disebut dengan oil
trap. Hal ini akan ditangani langsung oleh devisi yang
menyangkut masalah lingkungan yaitu Helth Saffety and
Enviroment (HSE), khususnya bagian environment nya.
Sedangkan limbah cair dari pencucian bauksit disirkulasi
diareal penambangan dan diproses sedemikian rupa sehingga
menghasilkan kualitas limbah dibawah ambang batas
Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)
didasarkan atas peta kontur lahan/fisiografi lahan yang
berhubungan dengan lereng dan kemiringan, dengan alur
pembangunan berurutan sesuai dengan tahapan prosesnya
dari tinggi ke rendah sehingga dengan adanya gaya gravitasi

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 43


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

diharapkan akan mempermudah proses pengaliran air limbah,


sehingga untuk setiap saluran limbah diusahakan tidak perlu
menggunakan pompa bertekanan.
Penentuan debit air limbah berdasarkan neraca air proses
maka penggunaan air pada proses pencucian hasil tambang
bauksit sebesar 3-4 m3/ton bauksit PT. Kurnia Jaya Raya
memiliki kapasitas produksi 100.000 ton bauksit tercuci per
bulan, dengan waktu operasional pabrik selama 20 jam
sehingga dengan demikian limbah cair yang akan dihasilkan
adalah sekitar 1500 m3/hari.
Berdasarkan komposisi bauksit yang sebagian besar terdiri
atas mineral alumina-silika dan besi(III)hidroksida maka dapat
diperkirakan unsur dan senyawa yang akan terlarut dalam
limbah cair. Selain aluminium (Al), besi (Fe), silica (Si) dan
titanium (Ti) unsur lain yang mungkin larut dalam limbah cair
seprti Na, K, Mg, Ca dan unsur-unsur logam ikutan dari
proses penambangan. Sedangkan warna merah yang muncul
pada air limbah disebabkan oleh hidroksida besi yang
berubah dari hitam menjadi coklat kemerahan dan akhirnya
menjadi merah yang bercampur dengan hidroksida aluminium.
Selain itu yang menjadi karakteristik utama limbah tailing
bauksit adalah TDS (Total Disolve Solid), TSS (Total
Suspended Solid) dan Kekeruhan.
Berdasarkan karakteristik limbah maka pengolahan limbah
cair dilakukan dengan menggunakan kombinasi pengolahan
secara fisik-kimia (primary treatment) sedangkan secondary
treatment tidak digunakan karena limbah yang dihasilkan
bukan merupakan limbah organik sehingga tidak memerlukan
bantuan mikroorganisme untuk proses pengolahan limbahnya.
Adapun sistem IPAL yang terapkan adalah Sistem Sirkulasi
Air sehingga diharapkan setelah proses pengolahan air
tersebut dapat digunakan kembali untuk proses pencucian
bauksit.
Pengolahan Fisika-Kimia (Primary treatment)
1) Kolam Flotasi dan Pemisahan Minyak (oil trap)
Limbah cair campuran dari saluran limbah dialirkan ke
kolam flotasi dan pemisahan minyak. Pada kolam ini
minyak dan lemak yang bercampur dengan limbah cair
dipisahkan dengan menggunakan metode flotasi yaitu
dengan menghembuskan gelembung udara untuk
mengapungkan minyak dan lemak sehingga mudah
dipisahkan. Minyak dan lemak yang sudah terapung
kemudian diambil dengan menggunakan penangkap
minyak (oil trap) untuk kemudian ditampung pada tempat
khusus.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 44


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

GAMBAR 2.14.
Contoh Kolam Flotasi dan Pemisahan Minyak (oil trap)
2) Kolam Pengaturan pH
Limbah cair selanjutnya dialirkan melalui parit terbuka
dengan pola alir turbulen memasuki kolam pengaturan
pH. Pada tahap ini limbah cair mempunyai pH 5-6 untuk
keperluan pengendapan logam terlarut (presipitasi) perlu
dilakukan pembasaan terhadap air limbah sehingga
diperoleh sekitar pH 7,5 dengan menambahkan kapur
(Ca(OH)2) sebanyak ±115 g/m3 air limbah atau 531
kg/hari. Untuk mencapai tingkat homogenitas yang
maksimal yang dilengkapi dengan alat pengaduk
otomatis.
Persamaan reaksi pembasaan yang mungkin. Jika basa
yang digunakan Ca(OH)2
M2+(aq) (logam terlarut) + Ca(OH)2 (s)→ M(OH)2 (S) +
Ca(s)
Setelah proses ini maka logam-logam terlarut dalam
limbah cair akan mengalami berubah dalam bentuk
hidroksida yang mudah mengendap sehingga dapt
dipisahkan dari limbah cair pada proses pengendapan
pada setlling pond.
3) Kolam Pengendapan (Setlling Pond)
Kolam ini berfungsi untuk memisahkan air dari limbah
padat tailing yang mengalir secara continue dari kolam
penetralan dengan waktu penahanan hidrolisis selama 5-
7 hari. Proses ini tidak melibatkan penambahan bahan
kimia sebagai pengendap (koagulan) tetapi dilakukan
secara alami dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 45


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Setelah proses ini diharapkan dapat mengurangi kadar


TSS dan TDS yang tinggi pada limbah serta mengurangi
kandungan unsur-unsur logam pada air limbah yang
diharapkan ikut mengendap sebagai hidroksida logam
bersama dengan limbah padat tailing.
Pada saluran pembuangan yang berfungsi menjaga
kesinambungan dan keseimbangan aliran antara settling
pond dengan kolam penampungan akhir yang berada di
sekitarnya. Kegiatan pemeliharaan saluran pembuangan,
dilakukan dalam bentuk mengatur saat membuka dan
menutup pintu air dari settling pond, artinya air akan
dibuka pada saat terjadi overloading dalam settling pond.
Pemeliharaan settling pond dilakukan dalam bentuk
menjaga kedalaman dasar kolam. Hal ini disebabkan
karena semakin lama dasar kolam akan semakin naik,
sebagi akibat longsoran dari dinding kolam dan dari
permukaan tanah di stockpile. Apabila dasar kolam
dibiarkan terus naik, mengakibatkan terjadinya overflow
air kolam, sehingga air kolam akan mengalir keluar kolam
melalui saluran pembuangan. Akibatnya air limbah dapat
mengalir keluar kolam, dan mencemari badan air
sekitarnya. Pemeliharaan settling pond dilakukan secara
periodik yaitu minimal 6 bulan sekali, dengan
menggunakan alat berat seperti excavator.

GAMBAR 2.15.
Contoh Kolam Pengendapan dan Penampungan Akhir
4) Kolam Penampung Akhir
Setelah proses pengolahan pada setlling pond air sudah
terpisah dari padatan tailing. Air tersebut kemudian
dialirkan ke kolam penampungan akhir, yang nantinya
akan dapat digunakan kembali (re use) untuk keperluan
pencucian bauksit. Pada kolam dapat dilakukan control
terhadap kualitas air dengan menggunakan indikator
tumbuhan air dan nekton (ikan), apabila indikator itu
dapat bertahan hidup dalam kolam ini, maka limbah cair
yang sudah diolah sebelumnya dapat dikatakan sudah
memenuhi syarat untuk dialirkan ke badan air. Adapaun
syarat-syarat organisme yang cocok untuk uji hayati :

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 46


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Adalah organisme yang sensitif terhadap material


berbahaya yang mencemari lingkungan.
 Penyebarannya luas/mudah didapat.
 Memiliki nilai ekonomis
 Bebas penyakit/parasit
 Sesuai untuk kepentingan uji hayati dan mudah
dibudidayakan di lAB. (American Public Health
Association, 1976, cit. Mason, 1980).
Berdasarkan syarat-syarat tersebut, maka ikan yang
biasa digunakan di Indonesia adalah Ikan Mas (Cyprinus
carpio L.) dengan kriteria umur kurang lebih 3 bulan
dengan ukuran panjang 8-12 cm (Sudarmadi, 1993).
Sedangkan untuk tanaman air yang sesuai dengan
kritereria di atas adalah dari kelas alga hijau
(Chorophyceae) atau alga hijau-biru dan Enceng Gondok
(Eichornis crass oper), sedangkan untuk alga hijau-biru
dari spesies Micraytis sp. Dan Anabena sp.

TABEL 2.8.
Estimasi Ukuran Dimensi Kolam-Kolam IPAL

Jumlah
No Proses Dimensi
Kolam
1. Kolam flotasi dan oil trap 3 (20x10x2) m3
2. Kolam Pengaturan pH 3 (70x40x2) m3
Kolam Pengendapan
3. 12 (50x35x3) m3
(Setlling Pond)
Kolam Penampungan
4. 3 (100x700x3) m3
Akhir

c.Limbah Gas
Limbah gas pada pertambangan berupa gas buang yang
berasal dari knalpot kendaraan lapangan, truk, excavator,
loader, dan buldozer, Gas tersebut terdiri dari CO, CO2, Nox
dan Sox.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 47


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Gambar 2.16.
Desain IPAL

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 48


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

6. Pengangkutan dari Washplan ke Dermaga


Bauksit yang telah dihasilkan selanjutnya di bawa ke dermaga
guna dilakukan blending sebelum dimasukkan ke dalam tongkang.
Pada tahap ini bauksit yang dibawa oleh dump truck dari washing
plant ditempatkan pada tempat penampungan (stockpile) yang
berbeda disesuaikan dengan kadar dari bauksit yang berbeda.
menggunakan dump truck berkapasitas 20 MT. Kapasitas ini
dipastikan dengan penimbangan material bauksit sebelum tercuci.
Jika pada saat itu feeding stockpile di dermaga penuh atau
alat pencucian sedang mengalami kerusakan, maka bijih
bauksit dari tambang akan ditumpuk di dekat areal raw ore
stockpile (tempat penumpukan bauksit tercuci) demikian juga
sebaliknya. Bila di feeding stockpile (dermaga) telah penuh maka
akan disimpan di raw ore stockpile.
7. Penyimpanan Bauksit Tercuci (Washed Bauxite)
Penyimpanan bijih bauksit tercuci di stockpile dermaga akan
dikelompokkan berdasarkan kualitas, yang pada saat pemuatan ke
kapal akan dicampur lagi, apabila perlu untuk menghasilkan
kualitas bijih bauksit yang diinginkan oleh pihak pembeli.
Konsentrat bauksit hasil pencucian akan di-relay dengan
conveyor system ke concentrate stockpile. Pemuatan
konsentrat bauksit ke atas tongkang juga akan menggunakan
conveyor system. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,
ukuran tongkang yang draft-nya masih aman untuk dipakai
sebagai sarana transportasi di Sungai Kapuas adalah 300 –
350 feet, dengan kapasitas muat maksimum sekitar 3.000 – 5.000
ton per unit.
Jarak angkut dari tempat penampungan sampai ke dermaga
tongkang sekitar 15 km berada di desa Kampung Baru
Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau yang berdekatan dengan
Sungai Kapuas. Konsentrat bauksit yang diangkut dengan
tongkang untuk selanjutnya akan dimuat ke mother vessel
dengan menggunakan bantuan alat-alat crane, grab, derrick, dan
lain-lain. Waktu transshipment sampai ke mother vessel ini
harus diperhitungkan benar untuk menghindari demurrage
(denda atau penalty yang dibebankan kepada perusahaan
penyedia jasa angkutan tongkang dan/atau penambang
karena waktu total pemuatan seluruh cargo ke mother vessel
melebihi dari waktu yang seharusnya). Pada umumnya, waktu
pengangkutan dan pemuatan bulk break cargo 100.000 ton ke
mother vessel panamax size tidak lebih dari 10 hari sejak mother
vessel datang pada anchorage point yang telah ditentukan. Waktu

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 49


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

10 hari ini meliputi waktu untuk pengangkutan cargo, pemuatan,


dan pengurusan dokumen ekspor (jika untuk tujuan ekspor).

8. Pencampuran
Pencampuran (blending) adalah pencampuran bijih bauksit dari
beberapa blok yang ditambang untuk mendapatkan kualitas yang
diinginkan. Bijih bauksit dari tambang akan dikelompokkan
menurut kualitas, demikian juga bijih bauksit hasil dari pencucian
akan dikelompokkan dalam kualitas tertentu. Blending atau
pencampuran dilakukan pada saat pemasukan bauksit ke hoper
pencucian dan pada saat pemasukan ke hoper dari conveyor
pemuatan.
9. Pemuatan (Loading)
Setelah mencampurkan bauksit sesuai dengan kadar dan tonase
yang diinginkan bauksit dimasukkan ke dalam hopper yang
langsung dihubungkan dengan belt conveyor. Selain itu dapat pula
dilakukan dengan jetty manual dimana bauksit dimasukkan ke
dalam tongkang dengan menggunakan dump truck di lokasi
dermaga yang telah dibuat.

GAMBAR 2.17.
Ilustrasi Kegiatan Loading di Dermaga

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 50


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pembersihan Lahan

Pengupasan Lapisan
Penutup Top Soil

Penggarukan Material Bauksit


Dilahan yang telah dilakukan
pengupasan lapisan

Penataan / Perataan
Tanah Top Soil

Penanaman/
Reklamasi Tanaman
Pemuatan dan
Pengangkutan

Pencucian Pengangkutan

Dermaga Stock Pile

GAMBAR 2.18.
Bagan alir Penambangan Bauksit

Hal-hal yang harus benar-benar diperhatikan dalam pekerjaan


penambangan ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan penambangan harus dijelaskan
secara detail tentang target produksi, mining sequence,
jumlah manpower, sistem shift kerja, jumlah peralatan yang
dibutuhkan, biaya yang dibutuhkan, waktu yang
diperlukan untuk pemindahan peralatan dari blok
tambang lain atau mobilisasi peralatan dari luar site
untuk melaksanakan penambangan dengan target
produksi yang sama atau lebih besar, waktu dan biaya
untuk pengadaan material atau bahan-bahan tambahan,

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 51


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

sistem kontrol kerja, sistem komunikasi dan koordinasi


pekerjaan, waktu yang tepat untuk tiap unit sistem operasi
atau seluruh sistem penambangan, dan lain-lain.
2. Pada saat pengupasan tanah penutup, harus disediakan
tempat tertentu untuk penumpukkan top soil yang nantinya
akan digunakan pada saat reklamasi tambang.
3. Untuk pembuatan jalan non-tambang maupun jalan tambang
harus memperhatikan lebar jalan yang aman untuk dilalui oleh
minimum 2,5 - 3 kali lebar alat angkut serta dibuat sistem
penyaliran di bagian kiri dan/atau kanan badan jalan dengan
kemiringan tertentu. Secara garis besar tahap pekerjaan
pembuatan jalan adalah Pembukaan Tanah (Land Clearing),
Pembentukan Badan Jalan (Earthmoving), dan Perkerasan
Badan Jalan (Hardening/Gravelling). Perlu tidaknya
melakukan semua atau sebagian tahap pembuatan jalan
tergantung pada jenis material dimana jalan dibuat dan tujuan
pembuatan jalan tersebut. Secara umum, untuk lebar badan
jalan 8 – 12 meter dengan tebal perkerasan 10 cm atau lebih,
kondisi jalan dapat bertahan minimal 3 tahun.

2.2.4.4. Tahap Pasca Operasi


Kegiatan pada pasca penambangan meliputi reklamasi lahan bekas
tambang, yang terdiri dari kegiatan pengurukan kembali dasar
tambang (base floor) dengan tanah penutup (top Soil) yang
sebelumnya telah dikonservasi, disertai dengan penanaman tumbuhan
penutup (cover crop) pada lereng penggalian, untuk mencegah erosi.
Kemudian dilanjutkan dengan penanaman tumbuhan peneduh, berupa
pepohonan yang berdaun banyak, antara lain sengon, akasia, atau
tanaman buah-buahan seperti mangga, nangka, dan sebagainya.
Tanaman yang ditanam pada tahap pasca operasi dapat disepakati
antara perusahaan dengan masyarakat mengenai tanaman apa yang
masyarakat inginkan pada saat perjanjian ganti rugi tanam tumbuh
atau pembebasan lahan, misalnya setelah lahan ditambang maka
sesuai kesepakatan masyarakat meminta direklamasi dengan
menggunakan tanaman karet dan sebagainya yang bermanfaat bagi
mereka.
1. Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang
Pola pembuangan lapisan tanah menggunakan sistem back filling.
Dengan demikian setiap kali selesai excavating satu blok areal
tambang, maka pada saat itu pula bekas areal tambang langsung
diisi kembali dengan top soil dan tanah penutup yang tersimpan
pada areal penampungan top soil. Selanjutnya areal tersebut
dapat ditanami dengan jenis tanaman yang sesuai untuk areal
tersebut atau menurut kesepakatan pembebasan lahan, seperti
tanaman karet dan palawija. Sehingga setelah kegiatan
penambangan selesai masyarakat dapat memanfaatkan tanaman
yang telah siap dipanen atau dimanfaatkan. Diharapkan dengan
demikian masyarakat sudah dapat berusaha secara mandiri.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 52


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pemanfaatan Lahan Bekas Tailing Pond


Pada akhir proyek, tailing dam akan merupakan area terbuka.
Bekas area tailing pond juga merupakan benteng alam baru yang
terbentuk sebagai akibat adanya pengendapan material limbah
pencucian dari unit washingplant. Biasanya arealnya datar, dan
akan dapat direncanakan sebagai areal pertanian baru dengan
pertambahan rekayasa kesuburan. Pemanfaatan settling pond
juga bisa digunakan sebagai tempat wisata dengan endapan
kolam sisa pencucian bauksit yang dalam kurun waktu lama akan
mengalami perubahan pada warna dasar air akibat lumut dan
ganggang serta biota perairan, sehingga akan member daya tarik
sendiri bagi kolam-kolam bekas pencucian bauksit.
Selain dapat digunakan sebagai tempat wisata, settling pond juga
dapat digunakan sebagai kolam ikan jika pH kolam sesuai. Karena
dalam pencucian material bauksit tidak menggunakan bahan
kimia, hanya saja diperlukan waktu untuk pengendapan air dari
kekeruhan akibat pencucian.
Berikut ini adalah contoh pemanfaatan limbah bekas pencucian
bauksit dan pemanfaatan bekas lahan Tailing Pond :

GAMBAR 2.19.
Contoh Reklamasi Bekas Tambang Bauksit

2. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)


Konsekuensi logis dengan berakhirnya kegiatan tambang nantinya
adalah adanya keputusan pemutusan hubungan kerja karyawan
yang sebelumnya ikut bekerja dalam kegiatan penambangan.
Dalam hal ini PT. Kurnia Jaya Raya akan tetap mengacu kepada
prosedur pemutusan hubungan kerja yang diatur dalam Undang-
Undang Ketenaga kerjaan.
Kegiatan PHK pada pekerja tidak tetap perusahaan akan dilakukan
sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku, mekanismenya akan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 53


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

disesuaikan dengan peraturan yang ada UU No. 13 tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan.
3. Demobilisasi Peralatan
Selain kegiatan tersebut diatas, kegiatan lain pasca penambangan
adalah demobilisasi peralatan. Alat-alat berat yang telah disewa
dari kontraktor-kontraktor, akan didemobilisasi bertahap pada
tahap pasca tambang. Demobilisasi peralatan dilakukan dengan 2
jalur alternative yaitu darat dan sungai. Pengembalian peralatan
melalui jalan sungai dilakukan untuk mengurangi tingkat
kebisingan dan pencemaran debu.
TABEL 2.9.
Rekapitulasi Tahapan Kegiatan PT. Kurnia Jaya Raya

1. Penyelesaian Perizinan
2. Sosialisasi Proyek
A. Tahap Pra Kontruksi 3. Eksplorasi
4. Pemberdayaan Masyarakat
5. Pembebasan Lahan
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
2. Mobilisasi Peralatan
3. Pembangunan Jalan Tambang
B. Tahap Kontruksi
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana
5. Pembersihan Lahan
6. Pembangunan Dermaga
1. Pemindahan Top Soil dan Tanah Penutup
2. Penambangan Bauksit
3. Pengangkutan ore
4. Pencucian Bijih Bauksit
C. Tahap Operasi 5. Kolam IPAL
6. Pengangkutan Dari Washing Plant ke Dermaga
7. Penyimpanan Bauksit Tercuci
8. Pencampuran
9. Pemuatan
1. Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang
D. Tahap Pasca Operasi 2. Pemutusan Hubungan Kerja
3. Demobilisasi Peralatan

2.3. ALTERNATIF-ALTERNATIF YANG AKAN DIKAJI PADA STUDI


ANDAL
PT. Kurnia Jaya Raya dalam melakukan rencana penambangan memiliki
beberapa alternatif yang dapat dikaji dalam studi ANDAL, yang dapat
digambarkan secara sistematis dan logis yang mencakup :
2.3.1. Lokasi Pencucian Washing Plant (WP)
Penentuan alternatif lokasi Pencucian Washing Plant (WP) diperlukan
dengan pertimbangan kebutuhan air untuk operasional pencucian bauksit
sehingga memerlukan sumber air yang tersedia sepanjang tahun atas
pertimbangan tersebut sumber air yang dimungkinkan adalah aternatif
sungai dan rawa.
Aktivitas Pencucian Washing Plant (WP) akan berpengaruh terhadap
lingkungan fisik kimia dan lingkungan biologi (manusia, hewan,
tumbuhan) Sehingga judgement intern perusahaan dalam penentuan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 54


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

alternatif lokasi Pencucian Washing Plant (WP) harus mempertimbangan


lingkungan tidak hanya pertimbangan ekonomis dan teknis saja.
Berdasarkan aktivitas Pencucian Washing Plant (WP) yang meliputi
material bauksit, baik berbentuk bongkahan batuan maupun tanah kerikil
(Ore), pengelolan limbah hasil Pencucian Washing Plant (WP) dan
pengangkutan bauksit maka perlu dipertimbangkan dalam kajian
pemilihan alternatif lokasi Pencucian Washing Plant (WP) adalah faktor-
faktor berikut ini :
- Jarak lokasi Pencucian Washing Plant (WP) dan aktivitasnya dengan
blok-blok penambangan.
- Kualitas air sungai/ rawa.
- Habitat binatang yang dilindungi.
- Jenis tumbuhan yang dilindungi.
- Kondisi Tanah.
Dasar pemilihan rencana dan realisasi lokasi Pencucian Washing Plant
(WP) dilakukan dengan memperhitungkan faktor ekonomi, teknis dan
lingkungan serta batasan-batasan yang umum berlaku yaitu antara lain
mengenai penggunaan sumber air dari sungai/ rawa agar mensuplai
kebutuhan air untuk pengolahan sepanjang tahun untuk melakukan
proses pencucian 900 ton wash/jam umumnya akan dibutuhkan air
sebanyak 2 - 3 M3/ ton, sehingga untuk mengolah produksi perharinya
dapat diketahui. Batasan lainnya berupa tanah yang kokoh dan memiliki
daya dukung yang baik, terletak di atas garis banjir, air buangan/limbah
harus jangan sampai mencemari lingkungan, memungkinkan pembuatan
jalan penghubung sependek mungkin serta memiliki keadaan topografi
yang menyediakan kemudahan-kemudahan dalam transportasi.
Berdasarkan analisis peta lokasi dan survey pendahuluan terdapat dua (2)
alternative lokasi yang dapat dikaji kelayakannya baik secara ekonomi, teknis
maupun lingkungan. Pemilihan kedua alternative lokasi Pencucian Washing
Plant (WP) ini didasarkan atas letak lokasi yang strategis, dekat sungai besar
dan rawa berada diantara blok dan dermaga.
Alternative 1 (satu) berlokasi di sekitar Sungai Kapuas dan disekitar DAS
Kapuas.

Alternative 2 (Dua) berlokasi pada rawa yang ada disekitar areal studi dengan
menambahkan beberapa skat guna menampung air rawa dengan maksimal.

2.3.2. Lokasi Dermaga


Penentuan alternatif lokasi dermaga diperlukan pertimbangan dengan alasan
pengangkutan materi mineral guna mempermudah pemasaran. Pengangkutan
dilakukan dengan transportasi air yaitu pontoon yang ditarik dengan beberapa
kapal kecil ke muara laut, sehingga mempermudahkan estafet ke kapal suplayer.
Lokasi dermaga tepatnya dibuat di sekitar areal Sungai Kapuas, dengan
pertimbangan pemakaian dan pemanfaatan dermaga yang sudah ada di sekitar
areal tersebut.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 55


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

2.4. KETERKAITAN KEGIATAN PENAMBANGAN BAUKSIT


PT. KURNIA JAYA RAYA DENGAN KEGIATAN LAIN DI
SEKITARNYA.
1. Areal lokasi kegiatan pertambangan bauksit PT. Kurnia jaya Raya
merupakan kawasan yang berdekatan dengan pemukiman dan
berada didalam administrasi Kecamatan Toba Kabupaten
Sanggau. Dengan adanya proyek pertambangan bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya ini akan mempermudahkan penyerapan
tenaga kerja.
2. Lahan pertanian produktif pertanian penduduk yang ada di dalam
areal kegiatan pertambangan PT. Kurnia Jaya Raya adalah pertanian
komoditi.
3. Areal tambang lokasi PT Kurnia Jaya Raya sebelah Utara berbatasan
dengan Perkebunan kelapa sawit dan Hutan Produksi (HP), sebelah
Selatan berbatasan dengan Hutan Produksi (HP) dan Areal
Penggunaan Lain (APL), sebelah Timur Berbatasan dengan Hutan
Produksi (HP) dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Kapuas
dan Perkebunan Kelapa sawit.
4. Dilokasi terdapat aksesbilitas sarana dan prasarana umum seperti
jalan dan sungai yang harus tetap dijaga dan dipelihara (sungai
Kapuas).
5. Sekitar areal kegiatan terdapat pusat pemerintahan dan
perekonomian yang mengalami perkembangan yang pesat. Adanya
pusat pemerintahan dan perekonomian, selanjutnya akan membawa
perkembangan dikecamatan-kecamatan yang ada disekitar lokasi
kegiatan.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL ) II – 56

Anda mungkin juga menyukai