Anda di halaman 1dari 84

INDRAMAYU

PT. SEMEN INDRAMAYU


Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan karunianya

draft Dokumen Kerangka Acuan (KA) Pengolahan Limbah Medis dengan Incenerator

yang diprakarsai PT. Semen Indramayu dapat diselesaikan.

Draft dokumen KA ini sedikitnya memuat informasi umum terkait rencana kegiatan,

pelingkupan, dan metodologi studi. Penyusunan dokumen KA ini mengacu pada

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.26 /

Menlhk / Setjn / Kum.1 / 7 / 2018 Tentang pedoman penyusunan dan penilaian serta

pemeriksaan dokumen lingkungan hidup dalam pelaksanaan pelayanan perizinan

berusaha terintegrasi secara elektronik.

Dengan dengan diselesikannya draft dokumen KA ini kami ucapkan terima kasih pada

berbagai pihak yang telah turut memberikan bantuan dan pengarahan. Atas kerjasama yang

terjalin kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, 16 November 2019


PT. SEMEN INDRAMAYU

Ivandy A,Md
Direktur Utama

i
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

BAB I URAIAN UMUM

II.1. Latar Belakang

Isu lingkungan bukanlah isu baru dalam hidup bermasyarakat, namun tidak sedikit tanda
tanya yang bermunculan dalam masyakat untuk merespon isu-isu tersebut. Lingkungan baik
dalam makna alam, maupun keadaan sosial, dan ekonomi, secara disadari maupun tidak
memiliki suatu keterikatan yang cukup erat, dimana manusia sebagai masyarakat sosial akan
saling mempengaruhi satu sama lain yang akan berdampak pada perubahan pada lingkungan,
baik itu alam, keadaan sosial, serta ekonomi yang ada disekitarnya. Salah satu isu yang sangat
rentan saat ini adalah isu lingkungan dalam artian alam sebagai tempat naungan masyarakat.
Telah banyak masyarakat yang menyadari permasalahan ini dan pemilik inisiatif untuk
berkontribusi untuk menjawab permasalahan tersebut, baik secara individu maupun dalam
suatu wadah organisasi.
Timbulnya masalah lingkungan ini berakibat bagi kesehatan penduduk disekitanya.
Pembangunan pabrik yang tidak memperhatikan keadaan lingkungan sekitar itulah yang
harus diperbaiki agar lingkungan tidak menjadi korban. Keadaan lingkungan yang kurang
baik lama-kelamaan menimbulkan masalah bagi penduduk yang ada disekitarnya seperti
wabah penyakit dan kerusakan ekosistem.
Lingkungan merupakan segala hal yang berada disekitar kita yang membentuk suatu
ekosistem yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan pabrik merupakan suatu
tempat yang didirikan untuk memproduksi suatu barang oleh individu maupun kelompok
dalam skala kecil maupun besar. Antara pabrik dan lingkungan terjadi hubungan yang sangat
erat sehingga jika pabrik didirikan tanpa memperhatikan lingkungan pasti menimbulkan
masalah lingkungan. Pembangunan pabrik seharusnya memperhatikan kondisi lingkungan
sekitar lebih-lebih jika lingkungan tersebut berpenduduk padat. Seperti pembangunan pabrik
semen misalnya, hal ini memang memberikan penghasilan bagi penduduk sekitar namun
masalah lingkungan seperti pembuangan limbah pabrik yang sembarangan akan merusak
lingkungan sekitar. Masalah lingkungan di sekitar pabrik terjadi karena pembuangan limbah
pabrik yang dilakukan sembarangan tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya, oleh karena
itulah dilakukan AMDAL agar dampak pembangunan pabrik tersebut dapat dikurangi.

Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan serta penegasan dalam
I-1
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
bahwasannya setiap kegiatan baik yang dilaksankan oleh pihak pemerintah ataupun swasta
wajib mengurus izin lingkungan dengan jalan melakukan telaah untuk menilai kelayakan
lingkungan yang dibuktikan dengan pembuatan dokumen lingkungan. Jenis dokumen apa
yang menjadi kewajiban pihak yang akan melaksanakan kegiatan diatur oleh Peraturan
Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Dokumen AMDAL. Berdasarkan peraturan mentri tersebut
kegiatan yang akan dilaksankan oleh PT. Semen Indramayu termasuk kedalam kegiatan
yang wajib memiliki dokumen AMDAL, hal tersebut di lihat dari uraian yang tertera pada
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha
dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Dokumen AMDAL lampiran 1 poin II tentang
Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, bagian I (Pekerjaan Umum) Nomor 9 mengenai persampahan poin e
pengolahan dengan insinerator untuk semua kapasitas wajib memiliki dokumen analisa
mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).

Pendekatan studi yang digunakan dalam penyusunan amdal ini adalah pendekatan studi
secara tunggal berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2012 tentan Izin Lingkungan, Pasal 8 ayat 2 bahwa pendekatan studi tunggal dilakukan
apabila pemrakarsa merencanakan untuk melakukan 1 jenis usaha dan atau kegiatan yang
kewenangan pembinaan dan atau pengawasannya di bawah 1 kementrian, lembaga
pemerintah non kementrian, satuan kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja pemerintah
kabupaten / kota.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentan Izin
Lingkungan, bahwa dokumen AMDAL yang dibuat oleh PT. Semen Indramayu akan dinilai
oleh komisi tingkat kabupaten / kota. Hal tersebut bedasarkan Pasal 54 ayat 5 dalam
peraturan ini bahwa komisi penilai amdal kabupaten / kota menilai dokumen amdal untuk
usaha dan atau kegiatan yang bersifat strategis kabupaten / kota dan tidak strategis, dan atau
di wilayah laut paling jauh 1/3 dari kewengan wilayah laut provinsi.

I-2
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.2. Nama Kegiatan


Nama kegiatan yang diprakarsai oleh PT. Semen Indramayu adalah “Pengolahan
Limbah Industri Semen Dengan Incenerator”

II.3. Nama Pemrakarsa


Nama : PT. SEMEN INDRAMAYU
Pemrakarsa
Penanggung : Ivandy A.Md
Jawab
Jabatan : Direktur Utama
Telepon : (021) 9842 5028 003
Alamat :
Jl. SoekarnoHatta Lintas jalur Indramayu-Cirebon
Kab.indramayu 45211

Email : SemenIdm@gmail.Com

II.4. Nama Penyusun Dokumen


Posisi Nama Jabatan Keterangan
- Ahli Teknik
Lingkungan
Baskara yudha B. Ketua Tim - Sertifikat KTPA
- SKA Sanitasi dan
Limbah
Tim Penyusun
- Ahli Ilmu
Aji Dwi Nur R. Anggota
Lingkungan
Tim
- Sertifikat ATPA
Anggota - Ahli SosEkBud
Faizal Agung P.
Tim - Sertifikat ATPA
- Ahli Kesehatan
Novi Arisha
Tenaga Ahli Masyarakat
- Sertifikat Amdal B
Tenaga Ahli Putri N.O. - Ahli Kimia
Tenaga Ahli
- Sertifikat Amdal B
Imas Sulastri
Tenaga Ahli - Ahli Biologi
Dede P.P. Asisten -
Asisten Penyusun
Mikael S. Asisten -

I-3
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.5. Deskripsi Rencana Usaha dan Atau Kegiatan


Untuk melaksanakan kegiatannya PT. Semen Indramayu menggunakan lahan seluas
3.025 m2. Adapun penggunaan lahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel I.1 Penggunaan Lahan PT Semen Indramayu


Luas Tutupan Tutupan Terbuka Terbuka
No Nama Fasilitas
(m2) (m2) (%) (m2) (%)
A Sarana Utama
1 Incenerator 1 72 72 100 0 0
2 Incenerator 2 72 72 100 0 0
3 Gudang Penyimpanan 17.5 17.5 100 0 0

TOTAL A 161.5
B Sarana Penunjang
1 Pos jaga 11.52 11.52 100 0 0
2 Kantor 92.16 92.16 100 0 0
3 Mess Pekerja 34.56 34.56 100 0 0
4 Musholla 23.04 23.04 100 0 0
5 Gudang 27 27 100 0 0
6 Jalan dan Parkir 1213.51 606.755 50 606.755 50
TOTAL B 1401.79
Ruang Terbuka
C 1461.71 0 0 1461.71 100
Hijau
TOTAL C 1461.71
TOTAL A+B+C 3025
KDB (%) 31.62
KDH (%) 68.38
Sumber : Siteplan Pemrakarsa

I-4

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

I-5

Gambar I.1 Peta Siteplan beserta proses dari incenerator PT. SEMEN INDRAMAYU

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.5.1. Sarana Utama


Sarana utama PT. Semen Indramayu adalah pengolahan limbah medis menggunakan
incenerator. Jumlah incenerator yang akan terpasang sebanyak unit dengan kriteria :
A Nama Insinerator : Type ET 100
B Kapasitas Insinerator : 2 m3
C Jenis Insinerator : Continoue
D Suhu Primary Chamber : 8000C
E Suhu Secondary Chamber : 12000C
F Volume Primary Chamber : 3,8 m3
G Volume Secondary Chamber : 2 m3
H Tinggi Cerobong (Permukaan : 15 meter
Tanah)

I Diameter Cerobong : 500 mm


J Bahan Bakar : Solar
K Sistem Umpan : Otomatis
L Alat Pengendali Pencemaran : Scuber Water Spray
Udara

Gambar I.2 Spesifikasi Incenerator Type ET

I-6
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.5.2.Sarana Penunjang
Adapun sarana penunjang operasional pengolahan limbah medis dengan incenerator
antara lain pos jaga, kantor, mess, musholla, dan gudang. Adapun utilitas yang tersedia
antara lain :
Parkir dan jalan : 1213,51 m2
Kebutuhan Air : Air Tanah
Kebutuhan Listrik : 7.700 KVA

II.5.3. Rencana Pengelolaan dan Rencana Pemantauan


Terkait rencana pengelolaan dan rencana pemantauan operasional pengolahan limbah
medis dengan incenerator yang diprakarsai PT. Semen Indramayu antara lain :

Rencana Pengelolaan Rencana Pemantauan


 Wajib menggunakan APD saat  Pemantauan Angka Kecelekaan Kerja
pelaksanaan pekerjaan  Pemantauan kebersihan
 Menyediakan 3 tong sampah dengan fungsi lingkungan
menampung sampah yang berbeda (organik,  Pemantauan fasilitas penunjang
anorganik, dan B3). contohnya saluran drainase
 Penataan dan perbaikan saluran air eksisting  Pemantauan keberadaan dan kinerja
(Drainase) dengan memperhitungkan RTH di lokasi kegiatan
kepada dimensi dan kemiringan  Pemantauan kualitas air limbah
 Penanaman sabuk hijau disekeliling  Pemantauan emisi cerobong
lokasi kegiatan incinerator
 Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah

II.6. Lokasi Rencana Kegiatan


Lokasi kegiatan pengolahan limbah medis dengan incenerator yang diprakarsai PT.
Semen Indramayu berada di Desa Losarang Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu
Provinsi Jawa Barat. Dengan Koordinat : S

I-7
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

6°23’23.0’’ LS dan E 108°08”59.3’’ BT. Batas-Batas lokasi kegiatan tersebut adalah :


Utara : Sawah dan Perkebunan arah ke pantai
Selatan : Kantor Desa dan Permukiman
Timur : Permukiman
Barat : Permukiman, Sawah dan Perkebunan

I-8

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

PETA LOKASI KEGIATAN


Desa juntinyuat kec. Karang ampel
Kab Indramayu provinsi jawabarat

PE

Arah indramayu Kota

Arah Cirebon

Gambar I.3 Peta Lokasi Rencana Kegiatan PT. SEMEN INDRAMAYU

I-9
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.6.1. Lokasi Rencana Kegiatan Berdasarkan Tata Ruang Berdasarkan hasil


rapat koordinasi oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
Kabupaten Indramayu yang tertera pada berita acara Nomor : 071/Sekre-BKPRD/2018
didapatkan kesimpulan bahwa rencanakegiatan pengolahan limbah medis di Desa
Losa Losarang Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu yang dimohon oleh

PT.Semen Indramayu seluas ±1500 m2 direkomendasikan dapat dilanjutkan dengan


memperhatikan masukan peserta rapat, penelaahan dari aspek tata ruang dan
ketentuan peraturan perundangan terkait. Penyampaian laporan perkembangan
dilakukan secara berkala tiap (dua) bulan sekali progres untuk menempuh proses perizinan
dan penguasaan atau pembebasan tanah yang sedang ditempuh kepada Sekretariat
BKPRD Kabupaten Indramayu. Keputusan hasil BKPRD memiliki masa berlaku
selama 6 (enam) bulan setelah diputuskan rekomendasi arahan pemanfaatan ruang, dan
apabila dalam waktu 6 (enam) bulan tidak ada kegiatan yang berkaitan dengan usulan
tersebut, maka rekomendasi pemanfaatan ruang dinyatakan tidak berlaku.

II.6.2. Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan Kegiatan lain


disekitar lokasi rencana kegiatan limbah medis dengan incenerator antara lain :
 Akses masuk dan keluar dari rencana kegiatan adalah Jalan Raya Pantura yang
memiliki status jalan nasional.
 Terdapat lokasi perniagaan tempat beraktifitas masyarakat Desa Juntinyuat.
 Rencana kegiatan berbatasan langsung dengan tempat tinggal penduduk, area
pertanian, serta kegiatan tambak masyarakat Desa Juntinyuat.

II.7. Hasil Pelibatan Masyarakat


Sebagai kewajiban pelibatan masyarakat dalam rencana kegiatan pengolahan limbah
medis dengan incenerator, PT. Semen Indramayu mengadakan kegiatan konsultasi
publik/sosialisasi studi untuk mendapatkan saran, pendapat, dan tanggapan dari
masyarakat Desa Juntinyuat.

I-10
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Kegiatan konsultasi publik tersebut dilaksanakan di Kantor Kuwu Losarang Kecamatan


Losarang pada Hari Kamis Tanggal 4 Oktober Tahun 2019 pada pukul 09.00 WIB –
selesai. Sebagai informasi pada Hari Sabtu 24 Agustus Tahun 2019 PT. Semen Indramayu
melakukan pengumuman penyusunan dokumen AMDAL di Surat Kabar Radar
indramayu . Dokumentasi kegiata konsultasi publik/ sosialisasi dapat dilihat pada
Gambar 1.4. Adapun hasil saran, pendapat, dan tanggapan antara lain :
a. Darmanto, RT 14 RW 04 Desa Juntinyuat
 Dampak terhadap lingkungan sekitar teruatama tambak lele dan petani padi
b. Wahyudin, RT 14 RW 04 Desa Juntinyuat
 Agar kegiatan ini berdampak positip terhadap lingkungan
 Ada kontribusi kesejahteraan sebagai bentuk ramah lingkungan
c. Cahyudin, Staff Desa Juntinyuat
 Dampak negatif penurunan kualitas air akan berpengaruh besar terhadap lingkungan
terutama pada petani padi dan tambak ikan
 Sosialisasi langsung terhadap para petani padi dan tambak ikan dikarenakan sangat
bergantung pada kualitas air
d. Damuri Efendi, LSM SIKLUS
Kekhawatiran masyrakat setempat terkait dampak negatip dari pembangunan yang harus
diperhatikan oleh PT. Semen Indramayu
 Kejelasan tentang kinerja mesin incenerator
 Polusi udara dan air
 Perekrutan tenaga kerja yang terkoordinir
e. H Suratno. S, Camat Losarang
 Agar sesuai dengan aturan yang berlaku tentang izin lingkungan
 Agar dampak lingkungan tidak terjadi di lingkungan kita
 Agar perekrutan tenaga kerja bisa diambil dari masyarakat sekitar pabrik
f. Suwarno S.Sos, Disnaker Kabupaten Indramayu
Amdal :
Lingkungan Kerja
 Polusi udara
 Limbah industri

I-11
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

 Kebisingan
 Getaran/Vibrasi
 Suhu udara (panas, kelembaban)
 Debu
Alat Pelindung Diri (APD)
 Helm
 Masker
 Kacamata
 Tutup Telinga
 Sarung Tangan
 Pakaian Kerja
 Body Hardnes
 Sepatu Pengaman
Kesehatan Kerja
 Wajib medical Check Up 1 tahun sekali
 Dokter khusus untuk tenaga kerja

g. Sarjono, Masyarakat Desa Karang ampel


 Kalau membutuhkan tenaga kerja mohon tenaga kerjanya dari desa setempat atau
tetangga desa.

Gambar I.4 Foto Kegiatan Konsultasi Publik PT. Semen Indramayu

I-12
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

BAB II PELINGKUPAN

II.1. Rencana Kegiatan Yang Berpotensi Menimbulkan Dampak

Rencana kegiatan pengolahan limbah industri semen dengan incenerator yang diprakarsai
PT. Semen Indramayu terdiri dari 3 tahapan kegiatan yang saling berkesinambungan yaitu
Pra Konstruksi, Konstruksi, dan Operasional. Ketiga tahapan tersebut akan dijelaskan
dibawah ini :

II.1.1. Tahap Prakonstruksi

Pengurusan Perizinan

Pengurusan izin pada tahap pra konstruksi ini adalah izin yang harus di penuhi oleh
pemrakarsa setelah kajian AMDAL ini selesai dan mendapatkan izin lingkungan, izin –
izin tersebut antara lain izin mendirikan bangunan, izin PPLH, dan izin – izin lainnya.

II.1.2. Tahap Konstruksi

a. Mobilisasi Tenaga Kerja1

Kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan sarana utama dan sarana penunjang PT.
Semen Indramayu pada lahan seluas 15.000 ha dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II.1 Kebutuhan Tenaga Kerja Pembangunan PT. Semen Indramayu


Jumlah
Pendidikan Asal (orang)
(orang) Jml
No Uraian
(orang) Ko-
Pria Wnt SD SLTP SLTA D3/S1 Lokal Muter
Project
A.
Office
Project
1 1 - 1 - - - 1 - 1
manager
Staff
2 - 2 2 - - - 2 2 -
ADM/Logistik
3 Security 4 - 4 - - 4 - - 4
B. Site Office
Site
4 5 - 5 - - - 5 5 -
coordinator

1
II-1
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Jumlah
(orang) Pendidikan Asal (orang)
No Uraian Jml
Ko-
Pria Wnt (orang) SD SLTP SLT D3/S1 Lokal muter
A
Engineering
5 staff 5 - 5 - - - 5 5 -
Staff
C. Pelaksana
6 Pelaksana 5 - 5 - - - 5 5 -
7 Surveyor 5 - 5 - - - 5 4 1
D. Pekerja
8 Mandor 4 1 5 - - - 5 5 -
9 Tukang 54 - 54 - 4 50 - 50 4
10 Helper 10 - 10 1 4 5 - 10 -
Jumlah 93 3 96 1 8 59 28 86 10

 Pengoperasian Base Camp


Bangunan base camp akan dibuat tidak permanen untuk pekerja selama kegiatan
konstruksi berlangsung. Untuk menunjang kegiatan di base camp ini untuk 96 orang
tenaga kerja maka diperlukan penyediaan air bersih, sarana tempat penampungan
sampah sementara, dan sarana air limbah dari MCK pekerja.

Sumber air bersih yang diperlukan untuk keperluan sanitasi pekerja berasal dari sumur
dalam eksisting di lokasi kegiatan dengan standar kebutuhan 30 Liter/Orang/Hari
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang), kebutuhan air
bersih ini diluar kebutuhan air minum yang akan dipenuhi menggunakan air minum
dalam kemasan. Total kebutuhan air bersih untuk sanitasi tenaga kerja tahap konstruksi

sebesar 1500 Liter/hari atau 1,5 m3/hari. Air limbah yang dihasilkan sebesar 80% dari
kebutuhan air bersih sehingga total air limbah pada kegiatan tahap konstruksi sebesar

750 L/hari atau 0,75m3/hari

Sarana untuk pengelolaan limbah padat domestik (sampah) akan disediakan 2 jenis
bak sampah yaitu jenis organik dan anorganik dengan daya tampung
96 orang (Tenaga Kerja) X 2,5 Liter/Orang/Hari X 7 hari/minggu = 1680 liter/minggu

atau 0,168 m3/minggu. Pengelolaannya akan bekerja sama

II-2
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

dengan aparat desa setempat untuk jadwal pengangkutan sampah 1 (satu) minggu 1
(satu) kali yang akan dilakukan pada hari sabtu.

b. Mobilisasi Alat dan Bahan


Kebutuhan bahan bangunan dan peralatan untuk menunjang kegiatan pembangunan
PT. Semen Indramayu sebagian besar akan dipenuhi dari daerah Kabupaten Cirebon.
Secara rinci jenis dan jumlah bahan bangunan dan peralatan tertulis pada tabel-tabel di
bawah ini :
Tabel II.2 Bahan Bangunan Pembangunan PT. Semen Indramayu

Jenis Material Satuan Jumlah Daerah Asal


Pasir Pasang Kabupaten Cirebon
m3 6.875
Pasir Beton
m3 3.320 Kabupaten Cirebon
Batu Bata
Buah 120.000 Kabupaten Cirebon
Batu Belah
m3 2.680 Kabupaten Cirebon
Genteng
Buah 6.200 Kabupaten Cirebon
Semen
Sak 3.000 Kabupaten Cirebon
Ubin/Keramik
Buah 8.972 Kabupaten Cirebon
Kayu
m3 3.200 Kabupaten Cirebon
Kaca
m2 4.800 Kabupaten Cirebon
Besi Beton
Kg 10.384 Kabupaten Cirebon
Cat
Kg 4.800 Kabupaten Cirebon

II-3
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Waktu Mobilisasi
2019 2020 Jumlah
Bahan Ritasi Waktu
Muatan
Bangunan Bulan Ke- Perhari Pengangkutan
(Ton)
8 9 10 11 12 1 2 3
Pasir Beton 1 ≤8 10.00 – 15.00
Batu Bata 1 ≤8 10.00 – 15.00
Batu Belah 1 ≤8 10.00 – 15.00
Genteng 1 ≤8 10.00 – 15.00
Semen 1 ≤8 10.00 – 15.00
Ubin/
keramik & 1 ≤8 10.00 – 15.00
cat
Kayu 1 ≤8 10.00 – 15.00
Kaca 1 ≤8 10.00 – 15.00
Besi Beton 1 ≤8 10.00 – 15.00
Jumlah 2 10 10 9 8 8 8 8 - - -

Tabel II.4 Prakiraan Kebutuhan Alat Berat Pembangunan PT. Semen Indramayu
Alat Berat Jumlah Daerah Asal
Truk Kecil 10 Kabupaten Cirebon
Compactor 5 Kabupaten Cirebon
Compresor 5 Kabupaten Cirebon
Bar Bending 2 Kabupaten Cirebon
Mesin Las 4 Kabupaten Cirebon
Stoom Walls 2 Kabupaten Cirebon
Backhoe 2 Kabupaten Cirebon

c. Pematangan Lahan
Kegiatan pematangan lahan seluas ± 15.000 ha untuk rencana kegiatan pembangunan
PT. Semen Indramayu akan dilakukan terlebih dahulu pembersihan vegetasi lahan
(land clearing) dari rumput-rumput atau tanaman liar dan selanjutnya dilakukan
perataan tanah. Pada lokasi tersebut tidak akan dilakukan pengurugan dengan jumlah
tanah yang akan diurug sebanyak 4.151,60 m3. Adapun kebutuhan tanah urugan
tersebut akan Fdiperoleh dari daerah sekitar Kabupaten Indramayuyang telah memiliki
izin.

II-4
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

d. Konstruksi Sarana Utama dan Penunjang


Konstruksi PT. Semen Indramayu secara garis besar dibagi 4 pekerjaan yaitu
Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitektur, Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal, serta
Penghijauan / Landscaping.
 Pekerjaan Struktur
Pekerjaan struktur yang terkait langsung dengan masalah dampak terhadap
lingkungan adalah pekerjaan pondasi dan pekerjaan struktur pada bangunan baik
sarana utama dan sarana penunjang.
Pada pekerjaan pondasi terutama untuk tribun dan perkantoran kegiatan utamanya
adalah pembuatan tiang pancang beton 450 × 450 & 400 × 400 dengan kedalaman
± 6 m, termasuk menyediakan tempat di lapangan, mobilisasi dan demobilisasi
peralatan pemancangan, memindah - mindahkan alat pemancang, setting out,
mendatangkan tiang pancang, pemancangan dan pengetesan lateral juga axial serta
semua alat bantu yang dibutuhkan.
Pada pekerjaan struktur atas meliputi pembuatan tangga dan rangka konstruksi baja.
Pekerjaan struktur atas ini terdiri dari pekerjaan kolom, balok, balok lisplang, dan
lantai. Untuk pembuatan tangga ini bahannya merupakan beton bertulang mutu K –
225, termasuk tulangan besi baja dan kegiatannya meliputi bekesting, pengecoran
setempat, pembukaan bekesting acian, dan perataan permukaan sesuai dengan
persyaratan teknis, serta semua alat bantu yang diperlukan.
Pekerjaan rangka konstruksi baja, meliputi pekerjaan kolom dan rangka kuda - kuda,
balok anak dan balok pengaku, gording dan ikatan angin, kabel gantung HTB
diameter 56 mm, balok beton. Rangka kuda - kuda terbuat dari pelat dengan tebal
bervariasi dengan konstruksi las dan baut terpasang pada posisinya.
 Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan arsitektur, antara lain, meliputi : pekerjaan atap, pekerjaan pintu,
jendela kaca, dan pekerjaan dinding precast.

II-5
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

 Pekerjaan atap dan penutupnya : penutup atap dipasang sesuai rekomendasi


manufakturnya, ketebalan, dan warna mengikuti spesifikasi teknis.
 Pekerjaan pintu dan jendela : pintu dan jendela dari rangka aluminium / kayu
dengan kaca tebal 10 cm terpasang lengkap termasuk alat pengunci dan
penggantung.
 Pekerjaan dinding precast dan penyelesaiannya : dinding terbuat dari pasangan
batu bata tebal 12 cm. Pekerjaan ini juga meliputi plesteran balok dan kolom,
dinding kamar mandi, dan railing setinggi 80 cm. Pada dinding kamar mandi akan
dipasang keramik 20 x 20 cm dan untuk railing akan dibuat dari komponen pipa
galvanis di 1”, 1 ½”, dan 2“ dirakit dengan las.
 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal, antara lain terdiri dari :
 Pemasangan perpipaan (plumbing) untuk air bersih, air hujan dan air kotor
termasuk pipa bawah tanah.
 Pemasangan pompa-pompa, seperti pompa kebakaran, pompa air tanah dalam
sebanyak 5 buah dengan masing – masing kedalaman 35 meter, dan pompa
penyiraman.
 Pemasangan alat pemadam kebakaran ringan (fire extinguiser), hydrant box,dan
hydrant pillar.
 Pemasangan mesin diesel / genset dan transformer.
 Pemasangan panel – panel, yaitu : panel distribusi utama (Low Voltage Main
Distribution Panel - LVMDP), panel sub distribusi (SDP), panel lighting / AC
dan utility serta pemasangan panel distribusi untuk ruang transmisi yang di
supply langsung dari LVMDP.
 Pemasangan sistem proteksi yang meliputi : proteksi untuk sistem listrik, panel
SDP dan panel-panel distribusi daya lainnya, semua bagian metal dari peralatan
listrik (dengan sistem pembumian sesuai peraturan umum instalasi penangkal
petir), dan untuk LVMDP pada sisi incoming dan outgoing harus dilengkapi
dengan surge arrester, termasuk pada SDP dan panel distribusi daya (disisi
outgoing).

II-6
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

 Pemasangan sistem penerangan dan stop kontak.


 Pemasangan listrik arus lemah (komunikasi) dan sistem tata suara.
 Pekerjaan Penghijauan
Pembangunan taman dan penanaman tanaman di sekitar PT. Semen Indramayu
sesuai dengan Siteplan yang telah dibuat. Tanaman yng diprioritaskan
merupakan tanaman keras yang dapak mengurangi polusi dan memiliki
kemampuan menyerap air yang tinggi untuk mengurangi Run off yang akan
terjadi beberapa tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman pengisi RTH
adalah Trembesi (Pithecollobium saman beth), Angsana (Pterocarpus indicus),
Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia) dan Biola Cantik (Ficus lyrata), serta
tanaman Hias sebagai penambah estetika (Bougenville, Sansivera, dll).

II.1.3. Tahap Operasional

a. Mobilisasi Tenaga Kerja

Dalam pelaksanaan operasional pengolahan limbah industri semen dengan


incenerator, tenaga kerja yang dibutuhkan oleh PT. Semen Indramayu sebanyak ± 15
orang dengan komposisi debagai berikut :

Tabel II.5 Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasional


PT.Semen Indramayu
Jumlah
Pendidikan Asal (orang)
(orang) Jml
No Uraian
(orang) Ko-
Pria Wnt SD SLTP SLTA D3/S1 Lokal
muter
A. Manager 1 - 1 - - - 1 - 1
B. Supervisor - 2 2 - - - 2 2 -
Staff
C. 10 4 14 1 4 6 3 11 3
Pelaksana
D. Security 4 - 4 1 2 1 - 4 -
Jumlah 15 6 21 2 6 7 5 17 4

Jumlah tenaga kerja lokal yang dibutuhkan sebanyak 21 orang sedangkan tenaga kerja
komuter sebanyak 7 orang. Persentase tenaga kerja lokal yang dibutuhkan sebesar 80%
dan sisanya adalah tenaga kerja komuter.

II-7
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

b. Operasional Pengolahan Limbah dengan Incenerator

Dalam kegiatan operasionalnya, kapasitas pengolahan limbah industri semen dengan


incenerator yang dilakukan PT. Semen Indramayu memiliki kapasitas 2 m3/hari
dengan operasional incenerator selama 16 jam/hari. Berikut ini merupakan SOP pra
pembakaran, pembakaran dan hasil pembakarannya :
 SOP PRA PEMBAKARAN
- Pemisahan/ pewadahan limbah
1. Limbah padat seperti drum bekas, kemasan bekas, neon, aki, bag filter semua
diletakkan pada wadah/tong yang kuat serta kedap air dan dilapisi dengan
kantong plastik berwarna kuning.
2. Limbah cair seperti oli bekas dan limbah laboratorium harus dikumpulkan
dalam satu wadah safety box dengan karakteristik anti bocor, anti tusuk dan
tidak mudah dibuka, apabila sudah penuh limbah dimasukkan kedalam kantong
plastik berwarna kuning.
- Penimbangan limbah semen

1. Penimbangan dan pencatatan berat limbah semen yang akan dimasukan ke


incenerator

 SOP PEMBAKARAN

- Persiapan Alat

1. Incenerator
2. Serokan (Dustpan)
3. Tempat Limbah (Garbage)
4. Alat Pelindung Diri (APD)

- Persiapan Bahan

1. Bahan bakar Solar


2. Bahan bakar minyak tanah
3. Limbah B3

- Persiapan Sebelum Pengoperasian

Yang Harus Dipastikan!!

II-8
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

1. Pastikan kran tanki minyak pada posisi terbuka


2. Blower dan kipas di masing-masing Burner berputar dengan baik pada saat
Power switch di ON kan
3. Limbah yang akan dibakar tidak menutupi pada ruang bakar utama
4. Semua pintu harus tertutup rapat
- Pengoperasian

• Proses Pembakaran

1. Masukan steker panel mesin ke stop kontak 220V/ 50Hz


2. Masukkan limbah ke dalam lift bucket secara manual oleh operator dengan
menggunakan sarung tangan atau sarana sekop limbah yang tersedia
3. Tekan remote control up pintu feeding chamber 1 untuk memasukan limbah ke
ruang bakar chamber 1, pintu feeding chamber 1 akan terbuka secara otomatis
jika limbah mendekati pintu feeding chamber 1
4. Setelah limbah masuk tekan remote control down agar pintu feeding tertutup
dan lift bucket kembali ke posisi semula/ posisi standby.
5. Buka kran tanki bahan bakar/minyak tanah
6. Posisikan switch power pada posisi on dan pada saat yang bersamaan kipas
dan blower akan langsung berfungsi
7. Posisikan switch burner dan pada posisi ON
8. Set timer burner ON pada posisi sesuai waktu yang diperlukan (15, 20, 25, 30,
35, 40, 45, 50, 55, dan 60 menit)
9. Tekan tombol start, maka proses pembakaran akan bekerja secara otomatis
10. Jika waktu pembakaran telah selesai maka display Timer Burner On akan
mati dan bel akan berbunyi menandakan proses pembakaran telah selesai.
11. Untuk mematikan bel tekan tombol reset
12. Kembalikan switch Burner 1 dan 2 ke posisi OFF

• Proses Pendinginan

1. Set timer cooling Down sesuai kebutuhan (60, 90, dan 180 menit)

II-9
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

2. Tekan tombol start, maka proses pendinginan akan bekerja secara otomatis
3. Jika waktu pendinginan telah selesai makan display Timer Cooling Down
akan mati dan alarm akan berbunyi menandakan proses pendinginan telah
selesai
4. Untuk memastikan alarm tekan tombol reset
5. Jika telah selesai matikan mesin dengan posisi switch pada OFF
Catatan :
 Jika pembakaran belum sempurna / limbah belum habis terbakar ulangi
prosedur pembakaran poin 5 s/d 7
 Jika proses pendinginan belum selesai (suhu ruang masih diatas 200oC) ulangi
proses pendinginan poin 1 s/d 2
 Fungsi tombol mode untuk melakukan proses pemanasan awal agar asap yang
keluar dari cerobong tidak hitam
 Jangan melanjutkan proses pembakaran apabila salah satu kipas/ blower tidak
berfungsi

Yang Perlu diperhatikan

 Jangan memulai pembakaran apabila salah satu kipas pada Burner atau Blower
tidak berputar
 Pada saat posisi Power Switch On Blower dan Kipas harus berputar, ini
bertujuan untuk menjaga blower dan Burner dari api balik/ panas balik yang
dapat merusak unit alat incenerator
 Setelah Display Timer Burner ON kembali ke posisi 00 semua Burner akan
mati kecuali Blower dan kipas dimasing-masing Burner
 Kemudian set Timer pendingin (Cooling Down) 60, 90 atau 180menit maka
proses pendinginan berlangsung hingga display timer pendinginan (Cooling
Down) kembali ke posisi 00.
 Timer Burner ON berfungsi sebagai saklar pewaktu dari proses pembakaran

II-10
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

 Timer Cooling Down berfungsi sebagai saklar pewaktu dari proses


pendinginan, setelah proses ini selesai alarm akan berbunyi namun Blower dan
kipas dimasing-masing burner akan tetap berputar
 Mesin hanya boleh dimatikan jika temperatur diruang bakar telah turun 200oC
dan semua pintu dapat dibuka untuk membantu proses pendinginan
 Pastikan semua pintu tertutup dengan rapat pada saat mesin dioperasikan dan
jangan dibuka pada saat suhu masih diatas 200oC
 SOP HASIL PEMBAKARAN
Hasil pembakaran dari kegiatan incenerator ini diolah menggunakan metode inertisasi.
Proses inertisasi (solidifikasi) yaitu mencampurkan antara abu/residu hasil
pembakaran incenerator (fly ash dan/atau bottom ash), pasir dan semen portland
dengan perbandingan 3:1:2 (tiga banding satu banding dua). Berikut ini merupakan
tata cara pengolahan limbah dengan inertisasi :
1. Limbah dicampur dengan pasir dan semen menggunakan sekop dengan
perbandingan limbah, pasir dan semen portland 3:1:2 (tiga banding satu banding
dua), atau dengan komposisi lain sehingga dapat memenuhi persyaratan uji kuat
tekan dan uji TCLP.
2. Hasil pencampuran selanjutnya dituangkan dalam sebuah cetakan dengan ukuran
dimensi paling rendah 40 cm x 40 cm x 40 cm (empat puluh centimeter kali empat
puluh centimeter kali empat puluh centimeter), setelah cetakan tersebut sebelumnya
telah dilapisi dengan plastik sehingga dapat mengungkung campuran limbah. Hasil
pencampuran didiamkan selama 5 (lima) hari untuk penyempurnaan proses
solidifikasi.
3. Hasil pencampuran sebagaimana dimaksud pada angka 2) harus memenuhi
persyaratan:
a) Uji kuat tekan dilakukan setelah 5 (lima) hari dengan kuat tekan rata-rata paling
rendah 225 kg/cm2 (dua ratus dua puluh lima kilogram per sentimeter persegi);
dan
b) Hasil uji TCLP di bawah baku mutu TCLP

II-11
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

4. Setelah hasil uji mutu TCLP dipenuhi, hasil proses solidifikasi selanjutnya ditimbun
di fasilitas penimbunan saniter (sanitary landfill) atau fasilitas penimbunan
terkontrol (controlled landfill).

c. Pemeliharaan Sarana Utama dan Sarana Penunjang

Pada tahap operasional PT. SEMEN INDRAMAYU penggunaan PSU dapat


menimbulkan kerusakan sehingga PSU tidak dapat berfungsi secara optimal maka
diharapkan pelaksanaan pemeliharaan sebagai berikut
:
a) Pengelolaan sampah akan dilakukan melalui kerjasama dengan aparat
pemerintahan setempat dan Dinas Lingkungan Hidup.
b) Pemeliharaan jalan, tempat parkir, saluran drainase, TPS, dan ruang terbuka hijau

 SOP PENANGGULANGAN KEBAKARAN


Tata cara kesiagaan dan tanggap darurat yang perlu dilakukan apabila terjadi kebakaran
adalah sebagai berikut :

1. Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat kebakaran segera
mengambil APAR yang terdekat dan berusaha memadamkan api sambil berteriak
memberitahukan kepada karyawan lainnya untuk segera melaporkan adanya
kebakaran kepada Unit K3 atau petugas yang ditunjuk.

2. Anggota tim K3 yang ditunjuk bertanggung jawab untuk membunyikan alarm (jika
ada) atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan
pemberitahuan adanya kebakaran melalui pengeras suara.

3. Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada petugas pemeliharaan


/ teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan.

4. Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada semua pegawai termasuk tamu
atau pengunjung untuk menuju kedaerah yang aman dengan cara memberikan
komando :
a. Tidak boleh Panik

II-12
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

b. Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok kecil


c. Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman untuk
evakuasi.
d. Jangan terburu-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu menuruni
tangga darurat.

5. Anggota tim K3 yang ditunjuk menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran.

6. Anggota tim K3 yang ditunjuk menghubungi Pejabat Perusahaan yang


berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.

7. Anggota tim K3 yang ditunjuk mengupayakan penyelamatan antara lain :


a. Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan
pengamanan
b. Melokalisir lokasi bahaya
c. Memberikan pertolongan pertama.

8. Anggota tim yang ditunjuk menghubungi pihak kepolisian dan


Lembaga/Instansi yang terkait sehubungan dengan kebakaran yang terjadi.

II.2. Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan

Adapun rencana pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan yang sudah


direncanakan PT. Semen Indramayu adalah sebagai berikut

II-13

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan limbah industri semen Dengan Incenerator

Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional

Pengelolaan Pemantauan Pengelolaan Pemantauan Pengelolaan Pemantauan

 Sosialisasi di  Pemantauan  Penerimaan tenaga kerja  Pemantauan serapan  Wajib menggunakan  Pemantauan angka
masyarakat KAMTIBMAS di yang transparan tenaga kerja dari Desa APD saat pelaksanaan kecelekaan kerja
desa Desa Juntinyuat  Mewajibkan kepada kontraktor Jantinyuat pekerjaan  Pemantauan
untuk memprioritaskan
Juntinyuat selama kegiatan  Memantau (SOP)  Menyediakan 3 tong kebersihan
masyarakat setempat (Desa
khususnya Prakonstruksi pelaksanaan sampah dengan fungsi lingkungan
Jantinyuat) dalam hal
petani dan pengangkutan alat dan menampung sampah  Pemantauan fasilitas
penerimaan tenaga kerja tahap
pemilik yang berbeda
kontruksi (minimal 80% dari bahan penunjang
(organik, anorganik, dan
tambak ikan total kebutuhan tenaga kerja)  Memantau pelayanan jalan B3). contohnya saluran
 Melaksanakan SOP (kemacetan) ataupun  Penataan dan drainase
pengangkutan alat dan bahan kecelakaan lalu lintas di  Pemantauan
perbaikan saluran air
sehingga tidak
akses jalan utama dan eksisting (Drainase) keberadaan dan
membahayakan pengguna
jalan lingkungan komplek dengan kinerja RTH di
jalan lain
memperhitungkan
 Mewajibkan kepada kontraktor konstruksi
kepada dimensi dan
lokasi kegiatan
menggunakan kendaraan  Memantau kualitas udara  Pemantauan
kemiringan
pengangkut dan alat berat yang ambien dan kebisingan di kualitas air limbah
 Penanaman sabuk hijau
lulus uji emisi lokasi kegiatan  Pemantauan emisi
disekeliling lokasi
 Melakukan penyiraman secara  Pemantauan angka kegiatan cerobong
berkala jalan yang dilalui oleh
kecelakaan kerja di lokasi  Pembangunan Instalasi incenerator
kendaraan pengangkut Pengolahan Air
(khususnya jalan utama) dan rencana kegiatan
Limbah
lahan untuk pematangan lahan
 Mewajibkan kepada
kontraktor untuk
menggunakan APD pada
saat bekerja

II-14
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.3. Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak

II.3.1. Geo-Fisik-Kimia

a. Geografis dan Geologi

Secara geografi Kabupaten Indramyu terletak pada posisi 107° 52´ – 108° 36´ BT dan 6° 15´ –
6° 40´ LS dengan batas wilayah :

BARAT Kabupaten Subang

TIMUR Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon

Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang


SELATAN
Kabupaten Cirebon

UTARA Laut Jawa


Cakupan wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Indramayu saat ini terdiri dari 31
Kecamatan,309 desa dan 8 kelurahan, dengan luas wilayah 204,011 ha atau 2.040.110 Km dengan
panjang garis pantai 147 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang,
dengan banyaknya desa pantai 36 desa dari 11 kecamatan.

Pola penggunaan lahan menurut data GIS (Geographic Information System) Bapeda Kabupaten
Indramayu , wilayah seluas 204.011 Ha tersebut terdiri dari Tanah Sawah Irigasi 116.675 Ha;
Tanah Kering 87.336 Ha; dan Tanah Sawah Non Irigasi 92.795 Ha

Secara geologis wilayah Kabupaten Indramayumerupakan dataran rendah dan daerah


endapan di bagian Timur Laut Provinsi Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan laut
dengan panjang garis 147 Km yang membentang sepanjang pantai utara Laut jawa
antara kabupaten Cirebon- Kabupaten Subang. Kondisi topografi ini menyebabkan
udara di wilayah ini terasa panas. Secara Administrasi wilayah, Kabupaten
Indramayuberbatasan :

 Sebelah Utara : Laut Jawa


 Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon
 Sebelah Barat : Kabupaten Subang
 Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon
Berdasarkan topografinya Bentuk permukaan Kabupaten Indramayu bervariatif dari
permukaan yang datar sampai sedikit bergelombang, akan tetapi sebagian besar
II-15
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

merupakan daerah rendah atau landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 - 2 %


dan ketinggian 0 - 100 meter diatas permukaan laut, dimana 89,70 % dari luas
keseluruhan berada pada ketinggian 0 - 3 meter diatas permukaan laut. Selanjutnya
klasifikasi ketinggian dan kemiringan lereng tersebut dapat dijadikan salah satu
parameter penilaian untuk kesesuaian lahan baik untuk pengembangan budidaya
pertanian maupun non pertanian.

Fisiografi dan Kualitas Air

Berdasarkan kondisi geografis dan fisiografi wilayah yang merupakan dataran rendah
dan pantai serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar, yaitu DAS
Cimanuk dan DAS Cipunagara serta SWS Citarum dan SWS Cimanuk- Cisanggarung.
Kabupaten indramayu menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat sebagai daerah sentra
pertanian dan merupakan daerah penyangga pengadaan stok pangan Provinsi dan
Nasional.

 Daerah Aliran Sungai (DAS)


Wilayah Kabupaten indramayu memiliki 14 aliran sungai yang mengalir ke arah
utara yaitu ke Laut Utara Jawa dan sungai yang tergolong besar adalah Sungai
Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara, Sungai Cilalanang, Sungai
Kumpulkuista, Sungai Pamengkang dan Sungai Cimanis.

 Satuan Wilayah Sungai (SWS)


SWS Citarum di wilayah pantai Jawa Barat bagian utara merupakan bagian dari
SWS Citarum Hilir yang mempunyai luas 6.154 km² (sekitar 30% dari luas SWS
Citarum). SWS Kabupaten indramayu mempunyai luas 648 km².

II-16
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Aliran rata-rata di bagian hilir mencapai 13,0 milyar m³/tahun yang dimanfaatkan
untuk keperluan pertanian, industri dan sebagainya.

SWS Cimanuk termasuk wilayah kewenangan Provinsi Jawa Barat dan mempunyai
luas 4.325 km². Wilayah Kabupaten indramayu termasuk kedalam SWS Cimanuk
dengan luas 1.238 km². Potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4,0
milyar m³/tahun.

 Potensi Sumber Air


Wilayah Kabupaten Indramayu yang memiliki kemampuan sebagai lahan mata air
di wilayah bagian selatan Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung dan sebagian besar
di Wilayah Kabupaten Indramayumempunyai zona lahan air tanah bebas (zona air
tanah dangkal), sedangkan kemampuan lahan hidrologi pantai sangat
mempengaruhi tata air dengan fungsi penahan intrusi air laut dan abrasi pantai.
Kawasan pantai terdapat di sepanjang pantai timur dan utara Indramayu termasuk
sebagian Kecamatan Krangkeng, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Pasekan,
Cantigi, Juntinyuat, Karangampel, Kandanghaur, Patrol dan Sukra. Kemampuan
hidrologi pantai ini dibagi dua zona yaitu zona pantai dan zona rawa.

Air tanah tawar dapat diperoleh dengan cara membuat sumur bor dalam yang
selanjutnya akan memancarkan air tanah tawar. Daerah Kedungdawa-Kedokan-
Gabus-Cibereng-Juntinyuat, merupakan akumulasi air tanah dalam tawar yang
cukup besar, serta juga di sekitar Jatibarang- Krasak-Kaplongan-Jengkok. Kualitas
air tanah tertekan umumnya cukup baik, air bening, pH berkisar antara 6,43 – 8,53.
kandungan Cl di bagian selatan jalur jalan provinsi umumnya rendah yaitu antara
11,2 – 582,6 mg/l. Beberapa air tanah dangkal yang diambil di Desa Lohbener,
Juntinyuat, Sindang dan Krangkeng menunjukkan kandungan Cl cukup tinggi
antara 603-3.120 mg/l, bahkan mencapai 111,0 mg/l yaitu Desa Krangkeng.

b. Iklim
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara Pulau Jawa
membuat suhu udara di Kabupaten ini cukup tinggi, yaitu berkisar

II-17
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

antara 22,9º - 30º Celsius. Sementara rata-rata cura hujan sepanjang tahun 2017 adalah
sebesar 1.683 mm dengan jumalh hujan 104 hari.

c. Kualitas Udara dan Kebisingan


Berdasarkan hasil kunjungan lapangan, dilihat secara visual kualitas udara pada lokasi
tapak kegiatan masih dapat dikatakan baik (belum ada pencemaran), serta intensitas
kebisingan masih dapat dikatakan baik.

II.3.2. Tata Ruang dan Transportasi

a. Ruang dan Lahan


Kabupaten Indramayu mempunyai luas wilayah kurang lebih 2.000,99 Km2 yang
mencakup 31 (tiga puluh satu) Kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan juntinyuat
dengan luas kurang lebih 1500 Km2.
Tabel II.7 Penggunaan Lahan Kecamatan Juntinyuat
Lahan
Lahan
Tanah Bukan
No Kecamatan Bukan Total (Ha)
Sawah (Ha) Pertanian
Sawah (Ha)
(Ha)
1 Juntinyuat 1000 250 250 1500

b. Transportasi
Kondisi lalu lintas menuju jalan masuk kegiatan adalah Jalan Pantura yang merupakan
jalan Nasional. Kondisi eksisting menunjukan baik kendaraan kecil, sedang maupun besar
dapat melewati jalan tersebut dengan intensitas kendaraan yang cukup padat.

II.3.3. Sosial-Ekonomi-Budaya

a. Kependudukan
Berikut ini merupakan data banyaknya RT dan RW Desa JuntinyuatKecamatan Juntinyuat.
Tabel II.9 RT dan RW Kecamatan Juntinyuat

Desa RT RW

Juntinyuat 21 8
Sumber : Kecamatan juntinyuat Dalam Angka 2019

Selain itu disajikan pula data demografi penduduk di Desa Juntinyuat Kecamatan
Juntinyuat.
Tabel II.10 Data Demografi Penduduk Kecamatan Juntinyuat
II-18
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Rata
– Rata –
Laki Rasio
Luas Penduduk Rata Rata
Desa Keluarga – Perempuan Jenis
(Km2) (Jiwa) jiwa Jiwa Per
Laki Kelamin
per Keluarg
Km2 a
Juntinyuat 15,34 78.644 410 1278 3 41.59 37.047 194
7
Sumber : Kecamatan Juntinyuat Dalam Angka, 2018
b. Sosial Ekonomi
Sesuai dengan data penduduk yang memiliki pekerjaan di Desa Juntinyuat Kecamatan
Juntinyuat diantaranya 8 orang sebagai PNS, 9 orang sebagai TNI/POLRI, 4 orang
sebagai Pensiunan, 62 orang sebagai Karyawan Swasta,

II-19
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

20 orang sebagai pelaku Industri kecil, 25 orang sebagai Pedagang, 2 orang sebagai
Nelayan, 951 orang sebagai Petani, 514 orang sebagai Buruh.

II.3.4. Kesehatan Masyarakat

Puskesmas Juntinyuat sebagai salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis,
Puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Puskesmas Juntinyuat menempati lokasi di Desa Krimun Kecamatan Juntinyuat,
Kabupaten Indramayuyang beralamat di Jalan By Pass Krimun – Juntinyuat. Kegiatan
Utama Puskesmas Juntinyuat adalah dalam usaha pelayanan kesehatan perorangan
dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik dan keperawatan, pelayanan
penunjang medik, dan upaya rujukan.

II.4. Dampak Potensial

Hasil proses pelingkupan sebagaimana dikaji pada KA – ANDAL terdapat dampak


potensial sebagai akibat berbagai kegiatan tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan
tahap operasional.

II-20
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Tabel II.12 memperlihatkan matrik identifikasi dampak potensial rencana kegiatan


pengolahan limbah industri semen dengan incenerator PT. Semen Indramayu, sedangkan
bagan alir dampak pada masing – masing tahapan rencana kegiatan disajikan pada :
Gambar II.2 menjelaskan bagan alir identifikasi dampak potensial tahap Pra konstruksi
yang merupakan kegiatan awal pembagunan pengolahan limbah industri semen dengan
incenerator PT. Semen Indramayu
Gambar II.3 menjelaskan bagan alir identifikasi dampak potensial tahap Konstruksi yang
merupakan pembangunan sarana utama dan sarana pendukung pengolahan limbah industri
semen dengan incenerator PT. Semen Indramayu.
Gambar II.4 menjelaskan bagan alir identifikasi dampak potensial tahap Operasional
yang merupakan operasional pengolahan limbah industri semen dengan incenerator PT.
Semen Indramayu

II-23

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Tabel II.12 Matriks Identifikasi Dampak Potensial


No Komponen Lingkungan Pra Konstruksi Konstruksi Operasional
Perizinan Pembebasan Mobilisasi Mobilisasi Pematangan Konstruksi Mobilisasi Operasional Pemeliharaan
Lahan Tenaga Kerja Alat dan Lahan Tenaga
Bahan Kerja
A Tata Ruang
1 Lalu Lintas V V
2 Erosi Tanah V
3 Sedimentasi V
4 Sampah V V
5 Estetika Lingkungan V
B Fisik Kimia
Kualitas Udara dan
Kebisingan
1 Kualitas Udara Ambient V V V V
2 Kebisingan V V V V
3 Getaran
Hidrologi
1 Kuantitas Air Permukaan
2 Kualitas Air Permukaan V V
3 Air Larian (Run Off) V V
C Biologi
1 Flora V

II-24
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

No Komponen Lingkungan Pra Konstruksi Konstruksi Operasional


Perizinan Pembebasan Mobilisasi Mobilisasi Pematangan Konstruksi Mobilisasi Operasional Pemeliharaan
Lahan Tenaga Kerja Alat dan Lahan Tenaga
Bahan Kerja
2 Fauna V
D Sosial, Ekonomi, dan
Budaya
1 Respon Masyarakat V
2 Peluang Kerja V V
3 Peluang Berusaha
4 Pendapatan V V
5 Konflik Sosial V V V
E Kesehatan Masyarakat
1 Kesehatan Masyarakat V

II-25
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Gambar II.2 Bagan Alir Tahap Prakonstruksi

II-26
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Gambar II.3 Bagan Alir Tahap Konstruksi

II-27
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Gambar II.4 Bagan Alir Tahap Operasional

II-28
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.5. Evaluasi Dampak Potensial

Evaluasi dampak potensial ini dilakukan untuk memperoleh dampak penting hipotetik,
yakni melalui mekanisme evaluasi terhadap dampak potensial pada setiap tahapan
kegiatan yang dihasilkan dari matrik dan bagan alir. Dampak potensial dievaluasi dalam
forum diskusi para ahli yang tergabung dalam Tim AMDAL melalui brainstorming
(interaksi kelompok). Dalam forum ini didiskusikan berbagai dampak potensial terhadap
aspek lingkungan. Hasil diskusi disatukan dengan usulan masyarakat saat public hearing
(konsultasi public) dengan mempertimbangan hasil pemantauan lingkungan yang telah
dilakukan, sehingga dihasilkan suatu daftar berbagai dampak penting hipotetik seperti
yang akan disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel II.13 Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi Dampak Dampak Penting
No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
Tahap Prakonstruksi
A Pengurusan Perizinan
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
1 Respon Masyarakat bahwa respon masyarakat -
untuk rencana kegaiatan ini
cukup
positip
B Pembebasan Lahan
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa peningkatan
1 Peningkatan Pendapatan -
pendapatan merupakan
dampak positif dari kegiatan
pembebasan
lahan
Termasuk sebagai
2 Konflik Sosial Dampak Penting Hipotetik Konflik Sosial
(DPH) dengan

II-29
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
pertimbangan bahwa konflik
sosial akan terjadi apabila
adanya kesenjangan dan
kurang trasnparan dalam hal
ganti rugi kegiatan
pembebasan lahan.
A Moblisasi Tenaga Kerja
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan bahwa
sekalipun peluang kerja
merupakan dampak positif
1 Peluang Kerja dari kegiatan mobilisasi Peluang Kerja
tenaga kerja, tetapi apabila
tidak terkelola dengan baik
dampak turunannya adalah
konflik sosial di masyarakat.

Tidak Termasuk sebagai


Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa konflik sosial
merupakan dampak sekunder
dari peluang kerja, dengan
2 Konflik Sosial -
harapan dampak peluang kerja
terkelola dengan baik oleh
pemrakarsa sehingga tidak
dapat menimbulkan konflik
sosial di masyarakat.

B Mobilisasi Alat dan Bahan


Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
Gangguan Lalu
1 Gangguan Lalu Lintas dengan pertimbangan bahwa
Lintas
akses
jalan keluar masuk lokasi

II-30
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
kegiatan adalah jalan
nasional yang cukup padat
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa kualitas udara di lokasi
kegiatan masih dalam kategori
Penurunan Kualitas Udara
2 baik, dan pemrakarsa -
Ambient
mewajibkan kepada
kontraktror untuk
menggunakan kendaraan
yang lulus uji emisi.

Tidak Termasuk sebagai


Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa tingkat kebisingan di
lokasi kegiatan masih dalam
3 Peningkatan Kebisingan kategori baik, dan pemrakarsa -
mewajibkan kepada
kontraktror untuk
menggunakan kendaraan
yang lulus uji emisi.

C Pematangan Lahan
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan luas
lahan yang akan dilakukan
Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas
1 kegiatan pematangan lahan
Ambient Udara Ambient
cukup luas yaitu 3.025 m2 dan
dilakukan pengurugan
tanah yang cukup besar.

Tidak Termasuk sebagai


2 Peningkatan Kebisingan -
Dampak Penting Hipotetik

II-31
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa tingkat kebisingan di
lokasi kegiatan masih dalam
kategori baik, dan pemrakarsa
mewajibkan kepada
kontraktror untuk
menggunakan kendaraan
yang lulus uji emisi.

Tidak Termasuk sebagai


Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa lokasi rencana kegiatan
awalnya merupakan lahan
kosong, dimana keberadaan
pepohonan dan tanaman turut
andil dalam menjaga iklim
3 Hilangnya Flora dan Fauna -
lokal di lokasi rencana kegiatan
dan setelah pembangunan
pemrakarsa tetap
mempertahankan iklim
setempat dengan optimalisasi
penanaman
vegetasi

Termasuk sebagai Dampak


Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan lokasi
kegiatan merupakan lahan
kebun yang tanahnya mudah Peningkatan Erosi
4 Peningkatan Erosi Tanah
memisah, selain itu Tanah
pengurugan dan perataan
lahan cukup luas pada
lokasi rencana kegiatan,

II-32
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
dan ada danau sebagai
sumber air baku kegiatan
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa merupakan dampak
sekunder dari peningkatan
erosi tanah, apabila
5 Peningkatan Sedimentasi -
peningkatan erosi tanah dapat
di minimalisir sehingga
peningkatan sedimentasi dapat
dikurangi.

Tidak Termasuk sebagai


Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa penurunan kualitas air
permukaan diakibatkan oleh
erosi tanah dan peningkatan
Penurunan Kualitas Air
6 sedimentasi, apabila kedua hal -
Permukaan
tersebut sudah dapat
diminamalisir sehingga
penurunan kualitas air
peermukaan dapat
ditanggulangi pula

D Konstruksi Sarana dan Prasarana


Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan luas
Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas
1 lahan yang akan dilakukan
Ambient Udara Ambient
kegiatan pembangunan
cukup luas, serta ada alat

II-33
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
berat yang beroperasional
di lokasi kegiatan
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa tingkat kebisingan di
lokasi kegiatan masih dalam
kategori baik, serta alat berat
2 Peningkatan Kebisingan -
yang digunakan dalam
kegiatan konstruksi sudah
disyaratkan lulus uji emisi
sehingga tidak terlalu
menimbulkan kebisingan.

Termasuk sebagai Dampak


Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan bahwa
3 Peningkatan Sampah timbulan sampah yang -
dihasilkan oleh kegiatan
konstruksi sedikit

Termasuk sebagai Dampak


Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan bahwa
kegiatan konstruksi hanya
4 Peningkatan Run Off bersifat sementara, serta -
pemrakarsa telah
meminimalisir terjadinya
peningkatan Run Off

Tahap Operasional
A Mobilisasi Tenaga Kerja
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH) dan
1 Peluang Kerja dan Berusaha Peluang Kerja
akan dikaji lebih
lanjut dalam studi ANDAL

II-34
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
dengan pertimbangan bahwa
terdapat penduduk yang belum
bekerja yang memerlukan
pekerjaan dalam jumlah yang
cukup banyak.
Selain itu adanya harapan
penduduk lokal dalam
pelaksanaan kegiatan.

Tidak Termasuk sebagai


Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
dampak konflik sosial adalah
dampak akumulasi dari
2 Konflik Sosial dampak kesempatan kerja, -
sehingga apabila kedua
dampak tersebut dapat
ditanggulangi maka dampak
Konflik Sosial bisa teratasi

B Operasional Pengolahan limbah industri semen


Termasuksebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan bahwa
Gangguan Lalu
1 Gangguan Lalu Lintas akses jalan keluar masuk
Lintas
lokasi kegiatan adalah jalan
nasional yang
cukup padat
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (TDPH)
operasional kegiatan
Penurunan Kualitas Udara menggunakan incenerator Penurunan Kualitas
2
Ambient yang memiliki cerobong, Udara Ambient
dihasilkannya emisi gas buang
dan sisa
pembakaran merupakan

II-35
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
dampak utama dari kegiatan
ini
Termasuksebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan
Peningkatan
3 Peningkatan Kebisingan incenerator bekerja selama 16
Kebisingan
jam / hari, cukup
menghasilkan kebisingan
yang bersifat konstan
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan bahwa
dalam kegiatan operasionalnya
Penurunan
Penurunan Kesehatan yang diolah adalah limbah
4 Kesehatan
Masyarakat medis yang mudah mencemari
Masyarakat
lingkungan, serta polusi udara
yang
cukup sulit untuk dikelola.

C Pemeliharaan Pusat Perkantoran Pemerintah


Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) ada sistem yang
1 Peningkatan Sampah -
saling terintegrasi dengan
aparat desa dan SKPD
terkait pengelolaan sampah
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
Penurunan Estetika
2 (TDPH) karena merupakan -
Lingkungan
dampak sekunder dari
peningkatan sampah
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
Peningkatan Run
3 Peningkatan Run Off dengan pertimbangan bahwa
Off
terdapat tutupan lahan yang

II-36
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Evaluasi Dampak Dampak Penting


No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
cukup besar serta
diperlukan pemeliharaan
terkait utilitas untuk
menanggulangi Run Off.

II.6. Dampak Penting Hipotetik

Dari hasil evaluasi dampak potensial, didapatkan daftar penting hipotetik sebagai berikut:
Tahap Pra Konstruksi
 Konflik Sosial
Tahap Konstruksi
 Peluang Kerja
 Gangguan Lalu Lintas
 Penurunan Kualitas Udara Ambient
 Peningkatan Erosi Tanah
Tahap Operasional
 Peluang Kerja
 Gangguan Lalu Lintas
 Penurunan Kualitas Udara Ambient
 Peningkatan Kebisingan
 Penurunan Kesehatan Masyarakat
 Peningkatan Run Off

II-37

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Gambar II.5 Bagan Alir Proses Pelingkupan

II-38

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.7. Batas Wilayah Studi

Penentuan batas wilayah studi disesuaikan dengan karakteristik kegiatan proyek yang
akan dilakukan, besarnya dampak yang akan terjadi serta jangkauan atau penyebaran
dampaknya. Lingkup wilayah studi ditentukan sebagai resultante dari batas proyek,
ekologis, sosial dan batas administrasi.

II.7.1. Batas Proyek

Batas proyek adalah batas lahan seluas sekitar 3052 m2 (termasuk jalan akses) untuk
pembangunan pengolahan limbah industri semen dengan incenerator yang berada di Desa
JuntinyuatKecamatan Juntinyuat, Kabupaten Cirebon.

II.7.2. Batas Ekologis

Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan menurut media transportasi
limbah (air dan udara), dimana proses alami dalam ruang tersebut diprakirakan akan
mengalami perubahan yang mendasar. Adapun dasar penentuan batas studi ekologi yang
meliputi penetapan masing-masing aspek adalah sebagai berikut :
 Fisiografi, batas studi fisiografi mencakup lahan yang berada pada areal lokasi
kegiatan dan sekitarnya.
 Kualitas Udara, batas studi untuk kualitas udara adalah radius 500 m dari lokasi
proyek.
 Kualitas Air, batas studi untuk kualitas air adalah radius 100 m dari koordinat water
fall saluran pembuangan air limbah pada badan air penerima

II.7.3. Batas Sosial

Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang akan mengalami perubahan mendasar
akibat kegiatan rencana kegiatan. Dengan demikian batas sosial meliputi perkampungan
/ permukiman dan perumahan terorganisir disekitar rencana kegiatan pembangunan dan
Operasional pengolahan limbah industri semen dengan incenerator.

II.7.4. Batas Administrasi

Batas administratif ditentukan berdasarkan wilayah administratif yang membatasi lokasi

II-39
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

proyek dan ruang dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan sosial, ekonomi, dan
budaya sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku di dalam ruang
tersebut. Batas administratif lahan kegiatan pembangunan pengolahan limbah industri
semen dengan incenerator adalah Desa JuntinyuatKecamatan Juntinyuat Kabupaten
Cirebon.

II-40
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

PETA LOKASI KEGIATAN


Desa juntinyuat kec. Karang ampel
Kab Indramayu provinsi jawabarat

PE
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Dokumenkerangacuan II-41
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

II.8. Batas Waktu Kajian

Waktu kajian diperhitungkan dengan membandingkan kondisi komponen lingkungan


dengan dan tanpa adanya kegiatan. Secara ringkas waktu kajian untuk dampak penting
hipotetik disajikan pada table berikut :
Tabel II.14 Batas Waktu Kajian
Rentang Waktu Batas
Dampak Dampak Waktu
No Penting Sumber Dampak Keterangan
Mulai Akhir Kajian
Hipotetik
(Bulan) (Bulan) (bulan)
Tahap Prakonstruksi
Dilakukan
selama proses
1 Konflik Sosial Pengadaan Lahan 1 4 4 kegiatan
pembebasan
Lahan
Tahap Konstruksi
Dilakukan
selama proses
Mobilisasi Tenaga
1 Peluang Kerja 1 4 4 kegiatan
Kerja
mobilisasi
tenaga kerja
Dilakukan
selama proses
Gangguan Lalu Mobilisasi Alat dan
2 5 11 6 kegiatan
Lintas Bahan
mobilisasi alat
dan bahan
Dilakukan
selama proses
Peningkatan
3 Pematangan Lahan 5 11 6 kegiatan
Erosi Tanah
pematangan
Lahan
Dilakukan
selama proses
Konstruksi Sarana
Penurunan kegiatan
4 Utama dan Sarana 5 11 6
Kualitas Udara konstruksi
Penunjang
sarana
Prasarana
Operasional

Dilakukan
Mobilisasi Tenaga Selama selama proses
1 Peluang Kerja 12 12
Kerja Operasional kegiatan
operasional

Dilakukan
Operasional
Gangguan Lalu 12 Selama selama proses
2 Pengolahan limbah 12
Lintas Operasional kegiatan
industri semen
operasional

II-42
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Rentang Waktu Batas


Dampak Dampak Waktu
No Penting Sumber Dampak Keterangan
Mulai Akhir Kajian
Hipotetik
(Bulan) (Bulan) (bulan)

Operasional Dilakukan
Penurunan Pengolahan limbah 12 Selama selama proses
3 12
Kualitas Udara industri semen Operasional kegiatan
operasional

Operasional Dilakukan
Peningkatan
Pengolahan limbah 12 Selama selama proses
4 Intensitas 12
industri semen Operasional kegiatan
Kebisingan
operasional

Penurunan Operasional Dilakukan


Kualitas Pengolahan limbah 12 Selama selama proses
5 12
Kesehatan industri semen Operasional kegiatan
Masyarakat operasional

Dilakukan
Penurunan Pemeliharaan
12 Selama selama proses
6 Kuantitas Air Sarana Utama dan 12
Operasional kegiatan
Permukaan Sarana Penunjang
operasional

II-43
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan limbah industri semen Dengan Incenerator

Tabel II.15 Batas Waktu Kajian dalam Bulan


Juli 2020
2019 2020 s/d
No Dampak Penting Hipotetik Seterusnya
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Pra Konstruksi

1 Konflik Sosial

Konstruksi

1 Peluang Kerja
2 Gangguan Lalu Lintas
3 Penurunan Kualitas Udara
4 Peningkatan Erosi Tanah
Operasional Pengolahan Limbah
dengan Incenerator
1 Peluang Kerja
2 Gangguan Lalu Lintas
3 Penurunan Kualitas Udara
4 Peningkatan Intensitas Kebisingan
5 Penurunan Kesehatan Masyarakat
6 Peningkatan Run Off

II-44
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

BAB III Metode Studi

III.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Pada Prinsipnya bab metode studi ini berisi tentang :
 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang ditelaah
berdasarkan hasil proses pelingkupan Kerangka Acuan ANDAL. Komponen
lingkungan yang datanya dikumpulkan tersebut meliputi komponen lingkungan fisik -
kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat, meliputi data
primer dan data sekunder.
Data sekunder akan diperoleh berdasarkan dari laporan – laporan / hasil penelitian
instansi terkait baik pemerintah, maupun swasta, perguruan tinggi dan lainnya yang
menyangkut data yang berhubungan dengan kondisi lingkungan di wilayah studi dan
relevan dengan dampak penting hipotetik yang akan menjadi bahan kajian pada studi
ANDAL.
Data primer diperoleh berdasarkan metode sigi dengan melakukan pengamatan
langsung di lapangan, pengambilan contoh parameter di lapangan dan analisis di
laboratorium serta pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan
masyarakat.
 Analisis Data
Untuk mengetahui status kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi dilakukan
analisis terhadap data yang terkumpul secara deskriptif, kecenderungan dan komparatif.
Lebih detailnya metoda pengumpulan data, analisis data dan lokasi sampling untuk
masing - masing komponen lingkungan yang ditelaah berdasarkan hasil proses
pelingkupan adalah sebagai berikut :
III.1.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
 Geologi
o Pengumpulan Data
Metoda pengambilan contoh tanah / batuan tak terganggu (undisturbed soil/rock
sample) pada rencana tapak kegiatan dilakukan dengan cara menggunakan tabung
percontoh (soil tube sample). Percontoh yang diambil yaitu dekat permukaan tanah
setempat dengan kedalaman tertentu. Penentuan lokasi dan

III-45
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

ukuran sampel tanah / batuan serta pengujian laboratorium mekanika tanah yang
dilakukan di tapak proyek didasarkan atas pertimbangan aspek kegeoteknikan dan standar
ASTMD
Tabel III.1 Standar Pengujian di Lapangan dan Laboratorium
No. Uraian Standar Uji
A. Lapangan :
ASTM : D – 4220, D – 5079 dan D
1. Pengambilan sampel tanah/batuan
– 4543
SNI : M – 23 – 1990 - F
Pemerian / pengamatan visual dan
2. ASTM : D – 2488
atau manual.
ISRM :Part 1, Site haraterization
B. Laboratorium Mekanika Tanah/Batuan :
SNI : M – 11 – 1989 - F
1. Kadar Air ASTM : D – 2216
ISRM : Doc. 2, part 1
SNI : M-05 s/d M-07– 1989 - F
2. Batas Atterberg
ASTM : D – 423 & D - 424
SNI : M – 13 – 1989 - F
3. Berat Isi (Density) ASTM : D – 1556
ISRM : Doc. 2, part 1
4. Berat Jenis (Specific Gravity) SNI : M – 04 – 1989 - F
ASTM : D – 854
SNI : M – 08 – 1989 - F
5. Ukuran Butir
ASTM : D – 422
SNI : M – 10 – 1990 - 03
Kuat Tekan (Unconfined
6. ASTM : D – 2166
Compresive Strenght)
ISRM : Doc. 7, part 1
SNI : M – 09 – 1990 - 03
7. Geser Langsung (Direct Shear)
ASTM : D – 3060
SNI : M – 11 – 1990 - 03
8. Triaxial ASTM : D – 2850 & D – 4767
ISRM : Doc. 1, part 2

o Analisis Data
Analisis Kemantapan Lereng (slope stability) di tapak proyek dilakukan dengan mencari
faktor keamanan (FK) atau kestabilan lereng. Faktor keamanan merupakan perbandingan
momen atau gaya penahan longsor dengan gaya pendorong longsor. Secara umum,
analisis kestabilan lereng dimaksudkan untuk mendapatkan nilai faktor keamanan lereng
terutama pada lokasi-lokasi yang diasumsikan memiliki potensi terhadap gerakan tanah.
Guna menghitung faktor keamanan digunakan metoda kesetimbangan batas (Metode
Bishop, 1955), dan data masukan yang diperlukan dalam analisis ini adalah dimensi
lereng, jenis tanah dan distribusinya, serta sifat fisik-mekanik dari

III-46
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

tanah pembentuk lereng. Pengujian tanah undisturbed sample akan dilakukan untuk
menganalisa slope stability.
Cara perhitungan didasarkan atas metode kesetimbangan batas, besarnya kekuatan geser
ditentukan dengan rumus = c’ + ( - u) tan ’ , sehingga besarnya nilai faktor
keamanan adalah sebagai berikut:
(c' l (N ul ) tan '
FK
W n sin
1
FK c' l (N ul ) tan '
W n sin
dengan :

c' = kohesi pada tekanan efektif


' = sudut geser dalam pada tekanan efektif

N adalah gaya normal pada dasar segmen yang bersangkutan. Nilai W, dan l diperoleh
secara langsung untuk setiap segmen, dan c’ dan ’ ditentukan di laboratorium. Gaya
normal (N) ini tidak dapat ditentukan dengan cara menghitung kesetimbangan statis,
tetapi dipakai suatu cara pendekatan untuk menentukan besarnya σ.
Dalam metode Bishop besarnya σ ditentukan dengan menguraikan gaya-gaya lain dari
arah vertikal dan dianggap bahwa resultan gaya pada batas vertikal segmen bekerja pada
arah horizontal.
Rumus umum untuk Metode Bishop adalah :
1 sec
FK (c' b (W ub) tan ' )
W sin tan ' tan
1
FK

III-47
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Gambar III.1 Cara Perhitungan Kestabilan Lereng Dengan Membagi Beberapa


Segmen
Nilai FK pada persamaan di atas terdapat pada bagian kiri maupun bagian kanan, sehingga
untuk menghitung FK digunakan dengan cara pengulangan (iterative), sampai diperoleh
nilai FK terkecil.
Dalam kaitannya dengan potensi ketidakstabilan lereng, model keruntuhan suatu lereng
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu slope failure, toe failure, base failure. Model keruntuhan
slope failure terjadi pada bagian lereng, model keruntuhan toe failure terjadi pada bagian
bawah lereng, dan model keruntuhan base failure terjadi pada bagian bawah tekuk lereng
atau di luar lereng.

Gambar III.2. Model keruntuhan lereng


o Lokasi Sampling

Pengamatan aspek geologi akan dilakukan langsung di lokasi rencana kegiatan untuk
rencana kegiatan yang berada di Desa Juntinyuat Kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu yang diprakirakan dapat terkena dampak, antara lain lokasi tapak proyek, jalur
jalan penghubung, dan fasilitas pendukung lainnya.

III-48
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

 Hidrologi

o Pengumpulan Data
Pengumpulan data informasi fluktuasi debit (kecepatan arus, lebar sungai dan kedalaman
arus sungai) akan dikumpulkan berdasarkan data sekunder yang akan diperoleh dari
pencatatan stasiun pencatat duga muka air.
o Analisis Data
Analisis data aspek hidrologi akan digunakan untuk data penunjang bagi perhitungan
penurunan debit air sungai dan perhitungan konsentrasi pencemar yang ditimbulkan dari
kegiatan ke badan air yang salah satu datanya adalah debit air sungai.
Hubungan antara debit air sungai, luas penampang badan air / saluran dan kecepatan air
sungai dihitung berdasarkan “hukum kontinuitas”, yaitu :
Q=A.V
Q = Debit badan air, m3/det
A = Luas penampang basah sungai, m2 V
= Kecepatan air, m/det
Kecepatan arus sungai akan diukur dengan alat current meter sedangkan lebar sungai
diukur dengan alat meteran, kedalaman diukur dengan alat ukur duga muka air.
o Lokasi Sampling
Pengamatan aspek hidrologi meliputi pola aliran, karakteristik fisik, dan tata guna badan
air dilakukan pada perairan di wilayah studi yang dapat terpengaruh. Perairan sungai yang
akan diamati dan diukur debitnya adalah : hulu dan hilir badan sungai di lokasi studi
bagian hulu dan hilir lokasi rencana kegiatan. Pemilihan lokasi pengukuran dilakukan
dengan pertimbangan untuk mengetahui kondisi awal hidrologi di lokasi studi yang dapat
terpengaruh kegiatan, sehingga dapat diketahui perubahan yang dapat terjadi dengan
adanya kegiatan rencana proyek

III-49
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

 Iklim
o Pengumpulan Data
Parameter iklim yang ditelaah yaitu : curah hujan serta kecepatan dan arah angin. Data iklim
berupa arah dan kecepatan angin dikumpulkan dari stasiun klimatologi terdekat,
sedangkankan data curah hujan, jumlah hari hujan, suhu udara, tekanan udara, dan
kelembaban udara dikumpulkan dari Stasiun BMKG terdekat.
o Analisis Data
Metoda analisis data dan peralatan yang digunakan untuk pengambilan data iklim
(data sekunder) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel III.2. Parameter dan Peralatan Pengukuran Iklim
No Parameter Satuan Peralatan
1. Arah Angin Derajat (o) Wind vane
2. Kecepatan Angin M/dt Anemometer
3. Temperatur oC Termometer
4. Kelembaban Udara % Psychrometer
6. Curah Hujan mm Pluviometer

 Kualitas Udara
o Pengambilan Data
Pengukuran data kualitas udara ambien dilakukan secara sesaat terhadap sumber diam
dan bergerak. Pengumpulan data kualitas udara ambient yang meliputi parameter : debu
(partikulat) CO, SO2, dan NOX dengan pengambilan sampel pada lokasi yang telah
ditentukan untuk kemudian dianalisa di laboratorium.
o Analisis Data
Pengukuran kualitas udara ambient yang akan diukur di lapangan menggunakan alat dan
metode analisis yang disajikan pada tabel dibawah ini. Pemeriksaan di lapangan dan
analisis di laboratorium untuk kualitas udara ambien akan dilakukan pada laboratorium
pengujian yang telah memiliki akreditasi berdasarkan Komite Akreditasi Nasional.

III-50
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Tabel III.3. Parameter, Satuan dan Metoda Analisa Kualitas Udara


No. Parameter Satuan Metode SNI
1 Sulfur Dioksida(SO2) µg/Nm3 Pararosanilin SNI 19-7119,7-2005
2 Karbon monoksida (CO) µg/Nm3 NDIR C D N 1C
3 Oksida Nitrogen (NO2) µg/Nm3 Saltzman SNI 19-7119,2-2005
4 Oksidan (O3) µg/Nm3 Chemiluminescent SNI 19-7119,8-2005
5 HC (Hidro Carbon) µg/Nm3 Flame Ionization SNI 19-7117,17-2005
6 PM10 (partikel < 10 µm) µg/Nm3 Gravimetric SNI 19-7119,4-2005
PM2,5 (partikel < 2,5 µm) µg/Nm3 Gravimetric SNI 19-7119,12-2005
7 TSP (Debu) µg/Nm3 Gravimetric SNI 19-7119,3-2005

o Lokasi Sampling
Lokasi sampling kualitas udara berada di titik tapak proyek, titik sebelum tapak proyek,
dan titik setelah tapak proyek. Titik tersebut disesuaikan dengan arah angin dominan.

 Kebisingan
o Pengumpulan Data
Pengukuran intensitas kebisingan akan dilakukan secara langsung dilapangan.
Pengamatan pengumpulan data yang akan dilakukan disesuaikan waktu studi dan
hasilnya akan dibandingkan baku mutu yang berlaku.
o Analisis Data
Adapun pengukuran kebisingan yang akan diukur di lapangan menggunakan alat dan
metode analisis yang disajikan pada tabel dibawah ini
Tabel III.4. Parameter, Satuan, dan Metoda Analisa Kebisingan
No. Parameter Satuan Metode SNI
1 Kebisingan dBA Sound Level Meter SNI 7231:2009

Hasil pengukuran kebisingan akan dibandingkan baku mutu kebisingan yang berlaku
berdasarkan Baku mutu untuk pembanding intensitas kebisingan yaitu Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

III-51
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

o Lokasi Sampling
Lokasi sampling kebisingan berada di titik tapak proyek, titik sebelum tapak proyek, dan
titik setelah tapak proyek. Titik tersebut disesuaikan dengan arah angin dominan.
 Kualitas Air
o Pengumpulan Data
Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer kualitas air dilakukan dengan pengambilan sampel kualitas air
sungai di lokasi studi, selanjutnya data dianalisis di laboratorium, sedangkan
pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan membandingkan berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya. Pemilihan parameter kualitas air sungai didasarkan pada
pertimbangan posisi lokasi rencana kegiatan.
o Analisis Data
Parameter kualitas air sungai yang dianalisis meliputi sifat fisik dan kimia yang relevan
dengan kegiatan, kondisi rona lingkungan awal, dan spesifikasi kegiatan di sekitar tapak
kegiatan. Beberapa parameter yang cepat berubah karena waktu diukur di lapangan (in-
situ), parameter lainnya diperiksa di laboratorium. Parameter kualitas air sungai yang
akan diperiksa serta alat dan metoda analisisnya disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel III.5. Parameter, Alat dan Metoda Analisis untuk Kualitas Air Sungai
No Parameter Unit Metoda Analisis Pedoman
Fisika
1 TSS mg/l Gravimetri SNI 06-6989.3-2004
2 TDS mg/l Gravimetri SNI.06.6989.27-2005
Kimiawi
1 pH - Elektrometri SNI 6989.57-2008
2 DO mg/l DO Meter SNI 06-6989. 14-2004
Inkubasi pada T 20 0C, 5 hari
3 BOD5 mg/l SNI 6989.72-2009
4 COD mg/l Refluks secara tertutup SNI 6989.73-2009

o Lokasi Sampling
Pengamatan di sungai terdekat untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran terhadap
perairan permukaan di sekitar lokasi kegiatan. Pemilihan lokasi pengukuran dilakukan
dengan pertimbangan untuk mengetahui kondisi awal

III-52
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

kualitas air sungai yang dapat terpengaruh kegiatan tahap konstruksi dan tahap operasi,
sehingga dapat diketahui perubahan yang dapat terjadi dengan adanya kegiatan rencana
proyek. Down Stream, Up Stream, Rumah Penduduk.

III.1.2. Komponen Transportasi


 Lalu-Lintas
o Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data aspek transportasi akan dilakukan dengan cara inventarisasi
data sekunder dan survey primer (pengamatan langsung di lapangan), waktu pengamatan
dilakukan pada pagi (06.00−08.00), siang (11.00
−13.00) dan sore/malam (16.00−19.00) di hari kerja dan hari libur. Adapun pengumpulan
data sekunder diperoleh dari pemrakarsa proyek (dokumen rencana pemanfaatan tapak)
dan dinas terkait yaitu Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu.
o Analisis Data
Kapasitas jalan dihitung mengacu pada IHCM (1997) yang meliputi variabel kapasitas
dasar jalan, lebar jalan, bahu jalan, pembagian arus kendaraan, hambatan samping, dan
ukuran kota.
Analisis Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas dihitung berdasarkan jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan
tersebut (titik pengamatan) kemudian tiap jenis kendaraan dikonversi dengan standar
satuan massa penumpang (smp).
Perbedaan volume lalu lintas antara titik pengamatan dimungkinkan terjadi karena
leakage dan pertambahan kendaraan yang keluar masuk persimpangan kecil atau keluar
masuk aktivitas di sekitar lokasi kegiatan.
Analisis Tingkat Kinerja Ruas Jalan
Kinerja ruas jalan ditunjukkan dengan derajat tingkat pelayanan jalannya yang ditentukan
berdasarkan kondisi kuantitatif (VCR dan kecepatan) dan kondisi kualitatif seperti
kebebasan pengemudi dalam memilih kecepatannya, kondisi hambatan lalu lintas dan
kenyamanan.

III-53
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Nilai VCR didapat dari pembagian antara volume lalu lintas dengan kapasitas aktual ruas
jalan tersebut. Analisis tingkat pelayanan jalan mengacu pada Morlok (1988) dan MKJI
(1997).
Tabel III.6. Tingkat Pelayanan Jalan, V / C Ratio, dan Deskripsi Arus Lalu
Lintas
Tingkat
Pelayanan V/C Deskripsi arus
Jalan
Arus bebas bergerak (aliran lalu lintas bebas tanpa hambatan),
A < 0,40 pengemudi bebas memilih kecepatan sesuai
batas yang ditentukan
Arus stabil, tidak bebas (aliran lalulintas baik,
B 0,58 kemungkinan terjadi perlambatan), kecepatanoperasi
mulaidibatasi, mulai ada hambatan dari kendaraan lain
Arus stabil, kecepatan terbatas (aliran lalulintas masih baik
C 0,80 dan stabil dengan perlambatan yang masih dapat diterima),
hambatan dari kendaraan lain makin besar.
Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan gangguan dalam
D 0,90 aliran, aliran mulai tidak baik) kecepatanoperasi menurun
relatif cepat akibat hambatan yang timbul.
Arus tidak stabil, kadang macet (volume pelayanan
E 1,00
berada pada kapasitas, aliran tidak stabil)
Macet, antrian panjang (volume pelayanan melebihi
F > 1,00
kapasitas, aliran telah mengalami kemacetan)
Sumber : Morlok, 1988 R.J Salter, Highway Traffic Analysis and Design, The MacMillan Press Ltd,
1980.Ofyar Z. TamindanNahdalina, 1998
o Lokasi
Lokasi sampling aspek lalu lintas rencana kegiatan akan dilakukan pada ruas jalan yang
akan terkena dampak kegiatan pada tahap konstruksi dan tahap operasi. Lokasi
pengumpulan data akan dilakukan pada lokasi di Akses jalan masuk Jl. Soekarna Hatta
Kecamatan Indramayu

 Kondisi Fisik Jalan


o Pengumpulan Data
Pengumpulan data kondisi fisik jalan akan dilakukan dengan cara meninjau data jalan
yang akan digunakan untuk akses kegiatan pengangkutan / mobilisasi alat dan bahan dan
operasional kegiatan pada tahap operasi.
o Analisis Data
Analisis data akan dilakukan dengan mengumpulkan jumlah dan jenis kendaraan bertonase
besar di lokasi sampling dan akan dibandingkan dengan kelas jalan

III-54
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

sebagaimana ditetapkan untuk masing – masing ruas jalan di lokasi studi yang digunakan
angkutan kendaraan pada tahap konstruksi.

o Lokasi
Lokasi pengumpulan data akan dilakukan pada lokasi di Akses jalan masuk Jl. Soekarna
Hatta Kecamatan Indramayu

III.1.3. Komponen Biologi


 Flora Terestrial
o Pengumpulan Data
Pengumpulan data aspek flora yang meliputi tipe komunitas dan jenis tumbuhan
dilakukan dengan sigi lapangan. Pengumpulan jenis dan jumlah tumbuhan dilakukan
dengan inventarisasi jenis. Pengumpulan data jenis dan jumlah tumbuhan dilakukan
dengan pembuatan petak contoh Nesred Quadrat (Oosting, 1956), petak contoh akan
dibuat ukuran 20 x 20 m (pohon) dan 10 x 10 m (tiang); 5 x 5 m (pancang); 1 x 1 m (semai).
o Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis – jenis tumbuhan yang dominan, indeks
kesamaan, dan perataan jenis dilakukan perhitungan sebagai berikut:
𝑭𝒓 + 𝑫𝒓
𝐒𝐃𝐑 =
𝟐
SDR = Summed Dominant ratio
Fr = Frekuensi related
Dr = Dominansi atau kerapatan relative

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐥𝐨𝐭 𝐃𝐢𝐭𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐉𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐓𝐮𝐦𝐛𝐮𝐡𝐚𝐧


𝐅𝐫 𝐌𝐮𝐭𝐥𝐚𝐤 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐥𝐨𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐚𝐦𝐚𝐭𝐢

𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐌𝐮𝐭𝐥𝐚𝐤
𝐅𝐫 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐯𝐢𝐝𝐮 𝐒𝐩𝐞𝐬𝐢𝐞𝐬 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐏𝐥𝐨𝐭


𝐃 𝐌𝐮𝐭𝐥𝐚𝐤 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐯𝐢𝐝𝐮 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐒𝐩𝐞𝐬𝐢𝐞𝐬

𝐃 𝐌𝐮𝐭𝐥𝐚𝐤
𝐃𝐫 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐃𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐬𝐢 𝐒𝐩𝐞𝐬𝐢𝐞𝐬

III-55
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

H = Indeks keanekaan jenis Shannon-Wiever (1949) ni =


Jumlah individu jenis i
N = Jumlah Individu total jenis
𝟐𝐂
𝐒𝐬 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝐀+𝐁

Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948) A =


Jumlah jenis di daerah 1
B = Jumlah jenis di daerah 2
C = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B

o Lokasi Sampling
Pemilihan lokasi transek vegetasi dilakukan untuk menginventarisir jenis Flora, tipe
komunitas, dan jenis tumbuhan di tapak proyek serta daerah sekitarnya. Transek vegetasi
digunakan sebagai data awal yang dapat terpengaruh kegiatan pembukaan lahan untuk
kegiatan pembangunan.
Flora / vegetasi pada lahan sawah, kebun, kebun campuran, hutan produksi, sempadan
sungai, dan pekarangan. Jumlah plot sample untuk tumbuhan yang homogen akan
dilakukan dengan cukup satu plot sample, sedangkan untuk tipe tumbuhan yang heterogen
maka jumlah plot sample akan berkisar dari luas lahan yang akan dikaji. Lokasi sampling
berada di lokasi proyek Desa Indramayu Kecamatan Indramayu.
 Fauna
o Pengumpulan Data
Kelompok satwa liar yang diteliti sebagai komponen lingkungan adalah mamalia, burung,
reptilia, amfibia, dan ikan. Data yang dikumpulkan dalam studi adalah data yang
menunjang parameter – parameter seperti komposisi satwa, kekayaan jenis (Species
Richness) atau jumlah jenis dalam suatu komunitas satwa, keanekaragaman jenis,
kelimpahan jenis, jumlah jenis endemik, dan jumlah jenis yang dilindungi.

III-56
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

o Analisis Data
Data dari lapangan kemudian dianalisis mengenai jumlah jenis, keanekaan jenis,
penyebaran jenis, kesamaan jenis, habitat, dan jenis hewan yang dilindungi serta hewan
endemik.
o Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan dilakukan di tapak lokasi kegiatan yaitu lahan yang terkena kegiatan
pembangunan. Lokasi pengamatan aspek fauna akan difokuskan pada lokasi habitat
semak belukar dan tata guna lain.

 Burung
o Pengumpulan Data
Pengumpulan data jenis dan individu dari Aves / burung didasarkan atas metoda IPA
(Indices Poenctoel d’Abudance) dari Blonde et all (1970). Indeks kelimpahan jenis
Joergensen (1974).
Di = (Ni/N) X 100%
Di = Indeks kelimpahan jenis Joergensen (1974). Ni
= jumlah individu jenis 1
N = jumlah total suatu jenis
Di < 2,5 dikategorikan tidak dominan Di
2,5-5 dikategorikan Sub-Dominan, Di >
5 dikategorikan Dominan.
Indeks keanekaragaman jenis Shanon & Wiever (1949)

o Analisis Data

H’ = Indeks keanekaan jenis Shanon & Wiever (1949) ni =


Jumlah individu jenis i
N = Jumlah individu total jenis
Indeks kesamaan komunitas Sorensen (1948)

Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948) MA


= Jumlah jenis di daerah 1
MB = Jumlah jenis di daerah 2
MC = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B

III-57
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

 Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan dilakukan di tapak lokasi kegiatan yaitu lahan yang terkena kegiatan
pembangunan. Lokasi pengamatan aspek fauna akan difokuskan pada lokasi habitat
semak belukar dan tata guna lain
 Biota Air
o Pengumpulan Data
Jenis biota akuatik yang dikumpulan adalah mencakup plankton dan benthos yang
terdapat di sungai. Pengumpulan data jenis dan kelimpahan plankton dilakukan dengan
mengambil contoh plankton, yaitu dengan cara menyaring air sebanyak 30 liter dengan
plankton net no. 25 yang kemudian dikonsentrasikan menjadi 25 ml dan ditambahkan
pengawet formalin 4% sebanyak 4 tetes.
Sedangkan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan benthos dilakukan dengan cara
mengambil contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau pasir) dengan menggunakan
surber net untuk perairan dangkal dan Eijkman Grab untuk perairan yang cukup dalam.
Jumlah contoh plankton dan benthos masing – masing disesuaikan dengan jumlah sampel
kualitas air sungai di wilayah studi. Contoh plankton dan benthos kemudian di periksa di
laboratorium dengan menggunakan mikroskop dan stereo mikroskop. Jenis nekton yang
diamati ialah jenis ikan dan kegiatan perikanan darat di sekitar lokasi kegiatan. Data ikan
diperoleh melalui survey langsung dan wawancara dengan penduduk di sekitar lokasi
kegiatan.
o Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaan jenis plankton dilakukan perhitungan indek keanekaan
jenis dengan menggunakan rumus dari Simpson (1949).
Sedangkan indek keanekaan jenis benthos dihitung dengan menggunakan rumus dari
Shannon dan Wiener (1949).
Indeks Keanekaan Jenis plankton Simpson (1949)

H' = 1 - (Pi)2
ni
pi = ⎯
N
H' = indeks keanekaan
ni = jumlah individu dari suatu jenis N
= jumlah individu seluruh jenis

III-58
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis benthos akan dilakukan dengan metode
Shannon – Wiener sebagai berikut :

n = Jumlah individu jenis benthos


N = Jumlah total individu jenis benthos ni
= Jumlah individu jenis ke – 1 benthos
Ni = Jumlah total individu jenis ke – 1 benthos H ‘
= Indeks keanekaan Shannon – Wiener
Guna mengetahui tingkat pencemaran atau gangguan terhadap perairan berdasarkan
kondisi plankton dan benthos digunakan kriteria indeks benthos berdasarkan Lee et al.
(1978) yang dihitung dengan rumus indeks keanekaan Simpson (1949) dan indeks
plankton berdasarkan Odum (1975) yang dihitung berdasarkan rumus indeks keanekaan
Shannon – Weaver (1949).
Pemeriksaan biota air meliputi plankton dan bentos akan dilakukan pada Laboratorium
yang telah memiliki akreditasi berdasarkan Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu
laboratorium milik PPSDAL LPPM Universitas Padjajaran. Metoda analisis nekton / ikan
akan dilakukan dengan cara tabulasi dan deskriptif.
 Lokasi Sampling
Lokasi pengambilan sampel aspek biota air akan disesuaikan dengan lokasi pengamatan
aspek kualitas air sungai.

III.1.4. Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya


o Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akan dilakukan meliputi data primer dan data sekunder. Data
sekunder diperoleh dari laporan – laporan / hasil penelitian instansi terkait baik
pemerintah maupun swasta, perguruan tinggi dan lainnya yang menyangkut data yang
berhubungan dengan kondisi lingkungan di wilayah studi. Selain itu data sekunder
diperoleh juga dari kantor kelurahan dan kecamatan di wilayah studi. Jenis data sekunder
yang dikumpulkan meliputi deskripsi rencana kegiatan serta kondisi rona lingkungan awal
di wilayah studi.
Data sekunder tentang rona lingkungan awal yang dikumpulkan antara lain : peta topografi,
peta tataguna tanah, peta geologi, peta tata ruang, data iklim, peta

III-59
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

administrasi, data kependudukan, informasi tentang kondisi penggunaan, dan penutupan


lahan saat ini, serta data tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat. Data primer diperoleh
dengan metode sigi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan
cara wawancara langsung dengan masyarakat. Data yang dikumpulkan dalam studi ini
meliputi data kualitatif dan kuantitatif dengan sumber data primer dan sekunder dari
sejumlah komponen yang akan ditelaah dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
Pengumpulan data primer menggunakan teknik survey, observasi, dan wawancara.
Sementara untuk data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait antara lain berupa peta
– peta serta data – data statistik yang berhubungan dengan potensi fisik wilayah,
kependudukan, struktur perekonomian, dan informasi hasil penelitian sebelumnya.
Data yang bersifat kualitatif dikumpulkan lewat teknik wawancara mendalam (indepth
interview) dengan pendekatan life history dan focus group discussion. Pendekatan life
history digunakan untuk menggali peristiwa – peristiwa yang dialami informan.
Selain itu juga akan dilakukan pula wawancara sambil lalu (casual interview) yang lebih
bersifat pengecekan ulang (triangulasi) terhadap data dari beberapa sumber informasi.
Informan yang diwawancarai adalah tokoh masyarakat formal maupun informal,
penduduk setempat, dan perwakilan berbagai pelaku aktivitas perekonomian setempat.
Dalam penentuan informan digunakan pula strategi snowball sampling (berkembang
mengikuti informasi atau data yang diperlukan).Pada penelitian kuantitatif, pengumpulan
data dilakukan dengan mewawancarai responden Kepala Keluarga [KK] menggunakan
daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner). Teknik pemilihan responden yang digunakan
adalah proporsional random sampling, yaitu pengambilan sejumlah sampel secara acak
yang proporsional mewakili keseluruhan populasi

III-60
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Tabel III.7 Data Yang Akan Dikumpulkan Untuk Aspek Sosial Ekonomi dan Sosial
Budaya
Parameter/komponen Jenis Metode
Metode Analisis
Lingkungan Data Pengumpulan
KEPENDUDUKAN
Sekunder Dokumentasi Analisis Kuantitatif
Struktur Penduduk menurut
Statistik
Kelompok Umur & Jenis Kelamin
Sekunder Dokumentasi AnalisisKuantitatif
Struktur Penduduk menurut Tingkat
Statistik
Pendidikan
Sekunder Dokumentasi Analisis Kuantitatif
Pola Mobilitas Penduduk
Statistik
SOSIAL EKONOMI
Struktur Mata Pencaharian Primer- Kuesioner - Analisis Kuantitatif
Sekunder Dokumentasi Statistik
Tingkat PendapatanPenduduk Primer Kuesioner Analisis Kuantitatif
Statistik

SOSIAL BUDAYA
1. Organisasi Sosial 1. Analisis Kuantitatif
Primer Kuesioner
2. Pelapisan dan Kompleksitas & Kualitatif
Sosial 2. Analisis Kualitatif
Primer Kuesioner
3. Sikap dan Persepsi Masyarakat 3. Analisis Kuantitatif
Primer Kuesioner
& Kualitatif

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus dari Lynch et al (1974), sebagai berikut :

Z = NilaiVariabel Normal [1,96]


p = Proporsi terbesar yang mungkin muncul [ 0,50] d =
Sampling Error [0,10]
N = Jumlah Populasi yang diteliti n =
Jumlah Sampel
Guna tercapai tujuan terkumpulnya data yang lengkap berdasarkan pertimbangkan
keragaman yang terdapat di lokasi penelitian, dari jumlah sampling (n) ini kemudian
dilakukan pengelompokan (cluster) berdasarkan kepentingan dan kondisi di lapangan.
Dari masing – masing pengelompokan ini kemudian dilakukan penghitungan sampel
berimbang dan sebanding (proporsional). Pengumpulan data juga mempertimbangkan
perbedaan penduduk yang memiliki lahan dan penduduk yang tidak memiliki lahan dan

III-61
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

terkena dampak kegiatan ataupun penduduk yang berada disekitar tapak yang terkena
dampak.
o Analisis Data
Dalam proses analisis data kuantitatif, tahap pertama yang akan dilakukan adalah entry
data. Setelah itu dilakukan analisis data yang akan menggunakan paket program SPSS
(Statistical Programme for Social Science). Untuk jenis data kualitatif, hasil data yang
terkumpul akan dikaji dengan Teknik Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural
Themes Analysis) digabung dengan pendekatan Studi Kasus.
o Lokasi Sampling
Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah yang mewakili karakteristik daerah di
sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan diproyeksikan pada wilayah yang akan
terkena dampak yaitu : Desa Juntinyuat Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.

III.1.5. Komponen Kesehatan Masyarakat


o Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pengamatan lapangan dan pengumpulan
data serta informasi yang berupa hasil penelitian, bahan pustaka, serta bahan lain yang
relevan yang dikumpulkan dari berbagai instansi terkait. Informasi yang diperlukan untuk
penyusunan rona lingkungan kesehatan masyarakat akan merujuk pada Keputusan Kepala
Bapedal Nomor Kep- 124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat
dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang antara lain :
 Kondisi sanitasi lingkungan
 Status kesehatan penduduk
 Sepuluh (10) jenis penyakit utama
 Prevalensi penyakit menular
 Karakteristik epidemilogis penduduk
 Akses dan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada
 Kondisi kehidupan penduduk, terutama yang berkaitan faktor akses kepada
penyediaan air minum serta sarana kesehatan

III-62
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Pengumpulan data tersebut sebagian dilakukan berdasarkan data primer melalui


wawancara / kuestioner untuk mengetahui data aspek kesehatan masyarakat, serta sarana
kesehatan lingkungan yang dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya survey aspek
sosial ekonomi dan budaya yang dilakukan di lokasi studi pada responden yang sama, di
lokasi yang sama dan waktu yang sama.
o Analisis Data
a. Metoda analisis data yang dapat digunakan adalah metoda Analisis dampak kesehatan
lingkungan, analisis resiko kesehatan lingkungan dan metoda epidemilogi, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
b. Data kesehatan masyarakat akan ditekankan pada beban masyarakat akibat dampak
kesehatan yang timbul.
o Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan aspek kesehatan masyarakat meliputi : Desa Losarang Kecamatan
Losarang Kabupaten Indramayu.

III.2. Metode Prakiraan Dampak Penting


Prakiraan dampak penting dari kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan
tahap operasi terhadap komponen lingkungan akan dilakukan dengan cara menganalisis
perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan dengan adanya kegiatan,
dan kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan tanpa adanya kegiatan.
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap
komponen lingkungan dikaji dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah RI No.
27 Tahun 2012, yaitu:
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dampak
d. Lamanya dampak berlangsung
e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang dapat terkena dampak
f. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

III-63
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Pedoman mengenai penentuan dampak besar dan penting sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 akan merujuk pada Ketetapan yang telah
digariskan Kepala Instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan. Besar
dampak lingkungan (“magnitude of impact") akan diprakirakan dengan metoda sebagai
berikut :

III.2.1. Metode Formal


Melalui metode ini hubungan sebab akibat yang menggambarkan pengaruh kegiatan
proyek terhadap perubahan komponen lingkungan tertentu dirumuskan dalam bentuk
persamaan – persamaan matematik, model eksperimental dan model pendugaan cepat.
Pemilihan metode prakiraan dampak disesuaikan dengan masalah yang dihadapi. Metoda
formal dilakukan terhadap penurunan kualitas udara ambien, peningkatan intensitas
kebisingan dan bangkitan lalu lintas.
 Kualitas Udara
Dispersi gas buang akibat kegiatan mobilisasi alat bahan akan diprediksikan dengan
persamaan gaussian (line source) sebagai berikut :
2QL Z
C(x,z) = exp− 0,5 ⟨ ⟩ 2
(2μ)(2μ)0,5π U Z μZ

C (x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambien (atmosfer), g/m3


x = jarak antara jalan dengan receptor, m
z = Tinggi receptor di atas permukaantanah, m QL
= Emisionrate per unitjarak, g/s.m.
µ = Koefisien; 3,14
U = Rata-rata kecepatan angin pada sumbu X, (m/det) H
= Tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m µz =
Koefisien dispersi vertikal Gaussian, m
 Kebisingan Sumber
titik / diam :
r2
LP LP 20.log
2 1
r1
Sumber garis / bergerak :

III-64
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

r2
LP LP 10.log
2 1
r1
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1 r2
= Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2
 Lalu Lintas
Prakiraan dampak secara umum akan didasarkan atas besarnya peningkatan bangkitan
lalulintas sebelum ada kegiatan dengan setelah ada kegiatan mobilisasi alat – bahan serta
operasional pengangkutan bahan baku.
Perhitungan besarnya dampak pada aspek lalu lintas akan ditentukan dengan menghitung
bangkitan kendaraan yang digunakan selama proyek berjalan (tahap konstruksi dan tahap
operasi) dan membandingkan dengan kapasitas jalan setempat. Pengukuran performasi
tingkat pelayanan ruas jalan merujuk pada manual yang direkomendasikan oleh US HCM
yang dipresentasikan dengan tingkat pelayanan. Penjelasan kualitas jalan dengan
karakteristik tingkat pelayanan ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Perhitungan kapasitas jalan menggunakan rumus yang bersumber dari MKJI 1996,
sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu FCw
= Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan sampling
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
Tabel III.8 Penentuan Karakteristik Tingkat Pelayanan Serbagai Akibat Kegiatan
Batas
Tingkat
Karakteristik-karakteristik Lingkup
Pelayanan
V/C
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, 0.00 – 0.20
A pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan.

III-65
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

Batas
Tingkat
Karakteristik-karakteristik Lingkup
Pelayanan
V/C
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi 0.20 – 0.44
oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki
B.
kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan.

Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan 0.45 – 0.74


C. dikendalikan. Pengemudi dibatasi dalam memilih
kecepatan.
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih 0.75 – 0.84
D.
dapat ditolerir. *)
Volume lalu lintas mendekati / berada pada kapasitas. 0.85 – 1.00
E. Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti. *)

Arus yang dipisahkan atau macet, kecepatan rendah, > 1.00 *)


volume di bawah kapasitas. Antrian panjang dan
F.
terjadi hambatan – hambatan yang besar.

Sumber : Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1997.
*) Bilamana adanya kegiatan menjadikan pengaruh pada kondisi jalan local menjadi V/C ratio nya menjadi
tingkat pelayanan yang mengganggu kelancaran lalulintas setempaty dan dikategorikan sebagai dampak
besar

III.2.2. Metode Non Formal


Metode non formal ini digunakan apabila ada parameter yang tidak dapat dikuantifikasi
seperti prakiraan dampak pada aspek aspek sosial (peluang kerja, pendapatan dan
keresahan sosial), serta aspek kesehatan masyarakat, sehingga untuk memperkirakan
dampak dilakukan dengan profesional judgement.
 Peningkatan Peluang Kerja
Prakiraan dampak akan didasarkan pada besarnya dampak kegiatan penyerapan tenaga
kerja lokal sebagai akibat rencana kegiatan yang berdampak pada terbukanya peluang
kerja dan usaha dibandingkan data rona lingkungan awal / kemudahan mencari kerja,
jumlah pengangguran di lokasi studi.
 Peningkatan Pendapatan
Prakiraan dampak akan didasarkan pada besarnya dampak kegiatan penyerapan tenaga
kerja lokal sebagai akibat rencana kegiatan yang berdampak

III-66
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator

pada tingkat pendapatan dibandingkan data rona lingkungan awal / pendapatan penduduk
saat rona awal.
 Keresahan Sosial
Prakiraan dampak akan didasarkan pada besarnya dampak kegiatan
penyerapan tenaga kerja lokal tahap konstruksi dan tahap operasi yang berdampak pada
keresahan sosial dibandingkan data rona lingkungan awal / adanya persepsi masyarakat
pada kegiatan, juga kondisi sosial saat rona awal. Prakiraan dampak keresahan sosial
akibat kegiatan tahap operasi juga bersumber dari kegiatan operasional yang akan
didasarkan pada ada atau tidaknya penduduk yang mengadu pada pelaksana kegiatan
dibandingkan dengan kondisi rona lingkungan awal.
 Kesehatan masyarakat
Prakiraan dampak pada kesehatan masyarakat didasarkan pada dampak turunan dari
dampak primer aklibat rencana kegiatan yang dapat berdampak lanjutan pada aspek
kesehatan masyarakat.

III.3. Metode Evaluasi Secara Holistik


Evaluasi dampak secara holistik akan dilakukan terhadap hasil prakiraan dampak
penting dari rencana kegiatan .evaluasi dampak penting memuat hal- hal:
a. Telaahan secara holistik terhadap seluruh dampak besar dan penting yang diperoleh
terhadap komponen lingkungan hidu akibat adanya rencana kegiatan sebagai sumber
dampak metode yang digunakan adalah bagan alir. Metode bagan alir digunakan
untuk menggambarkan keeratan hubungan antara sumber dampak dengan komponen
lingkungan terkena dampak dan antar komponen lingkungan yang terkena dampak
penting itu sendiri
b. Penilaian kelayakan lingkungan yang menilai secara utuh rencana kegiatan yang
didasarkan pada tujuan pembangunan yang ramah lingkungan
c. Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yaitu evaluasi untuk mengarahkan
penekanan dampak negatif yang timbul dan mengembangkan dampak posiif yang
akan terjadi.

III-67
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
DAFTAR PUSTAKA
1. , 1981. Pengantar Demografi, FE UI, Jakarta.

2. , 1999. IHCM, Direktorat Jenderal Bina Marga, Dept. PU, Jakarta

3. Bowles, J.E, 1989. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga,
Jakarta

4. Canter, L.W, 1997. Environmental Impact Assessment, Mc. Graw Hill Book
Company, News York

5. Fandelli, Chafid, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar


dan Pemapanannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta

6. Hartati, Sri, 1987. Metode dan Teknik Pengukuran, Pengumpulan Data Analisis
Interpretasi Data Iklim, Bahan Kursus AMDAL PPLH ITB 15 September – 18
November 1987 Bandung.

7. Linsley, R.K, 1989. Water Resources Engineering, McGraw Hill Bokk


Company, New York.

8. Linsley, R.K, 1982. Hidrology for Engineering, McGraw Hill Bokk Company,
New York.

9. Metcalf & Eddy, 1978. Waste Water Engineering, McGraw Hill Bokk
Company, New York.

10. Mc. Cuen, R.H, 1989. Hydrologic Analysis and Design, Prentice-HLL, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey.

11. Morlok, E.K., Introduction to Transportation Engineering and Planning,


McGraw-Hill Ltd, 1991.

12. Odum, 1975. Fundamental of Ecology, Sanders Company, Toronto.

13. Ofyar Tamim, 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, penerbit ITB,
Bandung.

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


14. Soemarwoto, O., 2000. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada
University, Yogyakarta.

15. Soerjono Soekamto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta.

16. Sostrodarsono & Takeda, 1987. Hidrologi untuk Pengairan, PT Pradnya


Paramita, Jakarta.

17. Soufyan, Morimura, 1986. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem


Plumping, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.

18. Sugiono, Dr,. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta Bandung, 2002.

19. Wark, Kenneth, 1981. Air Pollition its Origion and control, Harper dan Row
Publisher Inc., New York.

20. KABUPATEN INDRAMAYU DALAM ANGKA 2018, BPS.

21. KECAMATAN LOSARANG DALAM ANGKA 2018, BPS.

22. , 1981. Pengantar Demografi, FE UI, Jakarta.

23. , 1999. IHCM, Direktorat Jenderal Bina Marga, Dept. PU, Jakarta

24. Bowles, J.E, 1989. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga,Jakarta

25. Canter, L.W, 1997. Environmental Impact Assessment, Mc. Graw Hill Book
Company, News York.

26. Fandelli, Chafid, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta

27. Hartati, Sri, 1987. Metode dan Teknik Pengukuran, Pengumpulan Data Analisis
Interpretasi Data Iklim, Bahan Kursus AMDAL PPLH ITB 15 September – 18
November 1987 Bandung.

28. Linsley, R.K, 1989. Water Resources Engineering, McGraw Hill Bokk Company,
New York.

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


29. Linsley, R.K, 1982. Hidrology for Engineering, McGraw Hill Bokk Company,
New York.

30. Metcalf & Eddy, 1978. Waste Water Engineering, McGraw Hill Bokk Company,
New York.

31. Mc. Cuen, R.H, 1989. Hydrologic Analysis and Design, Prentice-HLL, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey.

32. Morlok, E.K., Introduction to Transportation Engineering and Planning,


McGraw-Hill Ltd, 1991.

33. Odum, 1975. Fundamental of Ecology, Sanders Company, Toronto

34. Ofyar Tamim, 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, penerbit


ITB,Bandung.

35. Soemarwoto, O., 2000. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada
University, Yogyakarta.

36. Soerjono Soekamto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta.

37. Sostrodarsono & Takeda, 1987. Hidrologi untuk Pengairan, PT Pradnya


Paramita, Jakarta.

38. Soufyan, Morimura, 1986. Perancangan dan Pemeliharaan


Sistem Plumping, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

39. Sugiono, Dr,. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta Bandung, 2002

40. Wark, Kenneth, 1981. Air Pollition its Origion and control, Harper dan Row
Publisher Inc., New York.

41. Company Profile PT. PASHMED ENVIRO BAROKAH, 2019.

DOKUMEN KERANGKA ACUAN


FS B 16

Kelompok 5:

IVANDY : 16020095

BASKARA Y.B :16020089

NOVI A :16020098

PUTRI N.O :16020092

IMAS S. : 16020088

AJI DWI N :16020030

MIKAEL .S :16020096

FAIZAL A.P : 16020097

ALDI SANTOSO : 16020091

DOKUMEN KERANGKA ACUAN

Anda mungkin juga menyukai