KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan karunianya
draft Dokumen Kerangka Acuan (KA) Pengolahan Limbah Medis dengan Incenerator
Draft dokumen KA ini sedikitnya memuat informasi umum terkait rencana kegiatan,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.26 /
Menlhk / Setjn / Kum.1 / 7 / 2018 Tentang pedoman penyusunan dan penilaian serta
Dengan dengan diselesikannya draft dokumen KA ini kami ucapkan terima kasih pada
berbagai pihak yang telah turut memberikan bantuan dan pengarahan. Atas kerjasama yang
Ivandy A,Md
Direktur Utama
i
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Isu lingkungan bukanlah isu baru dalam hidup bermasyarakat, namun tidak sedikit tanda
tanya yang bermunculan dalam masyakat untuk merespon isu-isu tersebut. Lingkungan baik
dalam makna alam, maupun keadaan sosial, dan ekonomi, secara disadari maupun tidak
memiliki suatu keterikatan yang cukup erat, dimana manusia sebagai masyarakat sosial akan
saling mempengaruhi satu sama lain yang akan berdampak pada perubahan pada lingkungan,
baik itu alam, keadaan sosial, serta ekonomi yang ada disekitarnya. Salah satu isu yang sangat
rentan saat ini adalah isu lingkungan dalam artian alam sebagai tempat naungan masyarakat.
Telah banyak masyarakat yang menyadari permasalahan ini dan pemilik inisiatif untuk
berkontribusi untuk menjawab permasalahan tersebut, baik secara individu maupun dalam
suatu wadah organisasi.
Timbulnya masalah lingkungan ini berakibat bagi kesehatan penduduk disekitanya.
Pembangunan pabrik yang tidak memperhatikan keadaan lingkungan sekitar itulah yang
harus diperbaiki agar lingkungan tidak menjadi korban. Keadaan lingkungan yang kurang
baik lama-kelamaan menimbulkan masalah bagi penduduk yang ada disekitarnya seperti
wabah penyakit dan kerusakan ekosistem.
Lingkungan merupakan segala hal yang berada disekitar kita yang membentuk suatu
ekosistem yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan pabrik merupakan suatu
tempat yang didirikan untuk memproduksi suatu barang oleh individu maupun kelompok
dalam skala kecil maupun besar. Antara pabrik dan lingkungan terjadi hubungan yang sangat
erat sehingga jika pabrik didirikan tanpa memperhatikan lingkungan pasti menimbulkan
masalah lingkungan. Pembangunan pabrik seharusnya memperhatikan kondisi lingkungan
sekitar lebih-lebih jika lingkungan tersebut berpenduduk padat. Seperti pembangunan pabrik
semen misalnya, hal ini memang memberikan penghasilan bagi penduduk sekitar namun
masalah lingkungan seperti pembuangan limbah pabrik yang sembarangan akan merusak
lingkungan sekitar. Masalah lingkungan di sekitar pabrik terjadi karena pembuangan limbah
pabrik yang dilakukan sembarangan tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya, oleh karena
itulah dilakukan AMDAL agar dampak pembangunan pabrik tersebut dapat dikurangi.
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan serta penegasan dalam
I-1
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
bahwasannya setiap kegiatan baik yang dilaksankan oleh pihak pemerintah ataupun swasta
wajib mengurus izin lingkungan dengan jalan melakukan telaah untuk menilai kelayakan
lingkungan yang dibuktikan dengan pembuatan dokumen lingkungan. Jenis dokumen apa
yang menjadi kewajiban pihak yang akan melaksanakan kegiatan diatur oleh Peraturan
Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Dokumen AMDAL. Berdasarkan peraturan mentri tersebut
kegiatan yang akan dilaksankan oleh PT. Semen Indramayu termasuk kedalam kegiatan
yang wajib memiliki dokumen AMDAL, hal tersebut di lihat dari uraian yang tertera pada
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha
dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Dokumen AMDAL lampiran 1 poin II tentang
Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, bagian I (Pekerjaan Umum) Nomor 9 mengenai persampahan poin e
pengolahan dengan insinerator untuk semua kapasitas wajib memiliki dokumen analisa
mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).
Pendekatan studi yang digunakan dalam penyusunan amdal ini adalah pendekatan studi
secara tunggal berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2012 tentan Izin Lingkungan, Pasal 8 ayat 2 bahwa pendekatan studi tunggal dilakukan
apabila pemrakarsa merencanakan untuk melakukan 1 jenis usaha dan atau kegiatan yang
kewenangan pembinaan dan atau pengawasannya di bawah 1 kementrian, lembaga
pemerintah non kementrian, satuan kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja pemerintah
kabupaten / kota.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentan Izin
Lingkungan, bahwa dokumen AMDAL yang dibuat oleh PT. Semen Indramayu akan dinilai
oleh komisi tingkat kabupaten / kota. Hal tersebut bedasarkan Pasal 54 ayat 5 dalam
peraturan ini bahwa komisi penilai amdal kabupaten / kota menilai dokumen amdal untuk
usaha dan atau kegiatan yang bersifat strategis kabupaten / kota dan tidak strategis, dan atau
di wilayah laut paling jauh 1/3 dari kewengan wilayah laut provinsi.
I-2
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Email : SemenIdm@gmail.Com
I-3
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
TOTAL A 161.5
B Sarana Penunjang
1 Pos jaga 11.52 11.52 100 0 0
2 Kantor 92.16 92.16 100 0 0
3 Mess Pekerja 34.56 34.56 100 0 0
4 Musholla 23.04 23.04 100 0 0
5 Gudang 27 27 100 0 0
6 Jalan dan Parkir 1213.51 606.755 50 606.755 50
TOTAL B 1401.79
Ruang Terbuka
C 1461.71 0 0 1461.71 100
Hijau
TOTAL C 1461.71
TOTAL A+B+C 3025
KDB (%) 31.62
KDH (%) 68.38
Sumber : Siteplan Pemrakarsa
I-4
I-5
Gambar I.1 Peta Siteplan beserta proses dari incenerator PT. SEMEN INDRAMAYU
I-6
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II.5.2.Sarana Penunjang
Adapun sarana penunjang operasional pengolahan limbah medis dengan incenerator
antara lain pos jaga, kantor, mess, musholla, dan gudang. Adapun utilitas yang tersedia
antara lain :
Parkir dan jalan : 1213,51 m2
Kebutuhan Air : Air Tanah
Kebutuhan Listrik : 7.700 KVA
I-7
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
I-8
PE
Arah Cirebon
I-9
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
I-10
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
I-11
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Kebisingan
Getaran/Vibrasi
Suhu udara (panas, kelembaban)
Debu
Alat Pelindung Diri (APD)
Helm
Masker
Kacamata
Tutup Telinga
Sarung Tangan
Pakaian Kerja
Body Hardnes
Sepatu Pengaman
Kesehatan Kerja
Wajib medical Check Up 1 tahun sekali
Dokter khusus untuk tenaga kerja
I-12
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
BAB II PELINGKUPAN
Rencana kegiatan pengolahan limbah industri semen dengan incenerator yang diprakarsai
PT. Semen Indramayu terdiri dari 3 tahapan kegiatan yang saling berkesinambungan yaitu
Pra Konstruksi, Konstruksi, dan Operasional. Ketiga tahapan tersebut akan dijelaskan
dibawah ini :
Pengurusan Perizinan
Pengurusan izin pada tahap pra konstruksi ini adalah izin yang harus di penuhi oleh
pemrakarsa setelah kajian AMDAL ini selesai dan mendapatkan izin lingkungan, izin –
izin tersebut antara lain izin mendirikan bangunan, izin PPLH, dan izin – izin lainnya.
Kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan sarana utama dan sarana penunjang PT.
Semen Indramayu pada lahan seluas 15.000 ha dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
1
II-1
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Jumlah
(orang) Pendidikan Asal (orang)
No Uraian Jml
Ko-
Pria Wnt (orang) SD SLTP SLT D3/S1 Lokal muter
A
Engineering
5 staff 5 - 5 - - - 5 5 -
Staff
C. Pelaksana
6 Pelaksana 5 - 5 - - - 5 5 -
7 Surveyor 5 - 5 - - - 5 4 1
D. Pekerja
8 Mandor 4 1 5 - - - 5 5 -
9 Tukang 54 - 54 - 4 50 - 50 4
10 Helper 10 - 10 1 4 5 - 10 -
Jumlah 93 3 96 1 8 59 28 86 10
Sumber air bersih yang diperlukan untuk keperluan sanitasi pekerja berasal dari sumur
dalam eksisting di lokasi kegiatan dengan standar kebutuhan 30 Liter/Orang/Hari
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang), kebutuhan air
bersih ini diluar kebutuhan air minum yang akan dipenuhi menggunakan air minum
dalam kemasan. Total kebutuhan air bersih untuk sanitasi tenaga kerja tahap konstruksi
sebesar 1500 Liter/hari atau 1,5 m3/hari. Air limbah yang dihasilkan sebesar 80% dari
kebutuhan air bersih sehingga total air limbah pada kegiatan tahap konstruksi sebesar
Sarana untuk pengelolaan limbah padat domestik (sampah) akan disediakan 2 jenis
bak sampah yaitu jenis organik dan anorganik dengan daya tampung
96 orang (Tenaga Kerja) X 2,5 Liter/Orang/Hari X 7 hari/minggu = 1680 liter/minggu
II-2
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
dengan aparat desa setempat untuk jadwal pengangkutan sampah 1 (satu) minggu 1
(satu) kali yang akan dilakukan pada hari sabtu.
II-3
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Waktu Mobilisasi
2019 2020 Jumlah
Bahan Ritasi Waktu
Muatan
Bangunan Bulan Ke- Perhari Pengangkutan
(Ton)
8 9 10 11 12 1 2 3
Pasir Beton 1 ≤8 10.00 – 15.00
Batu Bata 1 ≤8 10.00 – 15.00
Batu Belah 1 ≤8 10.00 – 15.00
Genteng 1 ≤8 10.00 – 15.00
Semen 1 ≤8 10.00 – 15.00
Ubin/
keramik & 1 ≤8 10.00 – 15.00
cat
Kayu 1 ≤8 10.00 – 15.00
Kaca 1 ≤8 10.00 – 15.00
Besi Beton 1 ≤8 10.00 – 15.00
Jumlah 2 10 10 9 8 8 8 8 - - -
Tabel II.4 Prakiraan Kebutuhan Alat Berat Pembangunan PT. Semen Indramayu
Alat Berat Jumlah Daerah Asal
Truk Kecil 10 Kabupaten Cirebon
Compactor 5 Kabupaten Cirebon
Compresor 5 Kabupaten Cirebon
Bar Bending 2 Kabupaten Cirebon
Mesin Las 4 Kabupaten Cirebon
Stoom Walls 2 Kabupaten Cirebon
Backhoe 2 Kabupaten Cirebon
c. Pematangan Lahan
Kegiatan pematangan lahan seluas ± 15.000 ha untuk rencana kegiatan pembangunan
PT. Semen Indramayu akan dilakukan terlebih dahulu pembersihan vegetasi lahan
(land clearing) dari rumput-rumput atau tanaman liar dan selanjutnya dilakukan
perataan tanah. Pada lokasi tersebut tidak akan dilakukan pengurugan dengan jumlah
tanah yang akan diurug sebanyak 4.151,60 m3. Adapun kebutuhan tanah urugan
tersebut akan Fdiperoleh dari daerah sekitar Kabupaten Indramayuyang telah memiliki
izin.
II-4
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-5
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-6
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Jumlah tenaga kerja lokal yang dibutuhkan sebanyak 21 orang sedangkan tenaga kerja
komuter sebanyak 7 orang. Persentase tenaga kerja lokal yang dibutuhkan sebesar 80%
dan sisanya adalah tenaga kerja komuter.
II-7
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
SOP PEMBAKARAN
- Persiapan Alat
1. Incenerator
2. Serokan (Dustpan)
3. Tempat Limbah (Garbage)
4. Alat Pelindung Diri (APD)
- Persiapan Bahan
II-8
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
• Proses Pembakaran
• Proses Pendinginan
1. Set timer cooling Down sesuai kebutuhan (60, 90, dan 180 menit)
II-9
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
2. Tekan tombol start, maka proses pendinginan akan bekerja secara otomatis
3. Jika waktu pendinginan telah selesai makan display Timer Cooling Down
akan mati dan alarm akan berbunyi menandakan proses pendinginan telah
selesai
4. Untuk memastikan alarm tekan tombol reset
5. Jika telah selesai matikan mesin dengan posisi switch pada OFF
Catatan :
Jika pembakaran belum sempurna / limbah belum habis terbakar ulangi
prosedur pembakaran poin 5 s/d 7
Jika proses pendinginan belum selesai (suhu ruang masih diatas 200oC) ulangi
proses pendinginan poin 1 s/d 2
Fungsi tombol mode untuk melakukan proses pemanasan awal agar asap yang
keluar dari cerobong tidak hitam
Jangan melanjutkan proses pembakaran apabila salah satu kipas/ blower tidak
berfungsi
Jangan memulai pembakaran apabila salah satu kipas pada Burner atau Blower
tidak berputar
Pada saat posisi Power Switch On Blower dan Kipas harus berputar, ini
bertujuan untuk menjaga blower dan Burner dari api balik/ panas balik yang
dapat merusak unit alat incenerator
Setelah Display Timer Burner ON kembali ke posisi 00 semua Burner akan
mati kecuali Blower dan kipas dimasing-masing Burner
Kemudian set Timer pendingin (Cooling Down) 60, 90 atau 180menit maka
proses pendinginan berlangsung hingga display timer pendinginan (Cooling
Down) kembali ke posisi 00.
Timer Burner ON berfungsi sebagai saklar pewaktu dari proses pembakaran
II-10
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-11
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
4. Setelah hasil uji mutu TCLP dipenuhi, hasil proses solidifikasi selanjutnya ditimbun
di fasilitas penimbunan saniter (sanitary landfill) atau fasilitas penimbunan
terkontrol (controlled landfill).
1. Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat kebakaran segera
mengambil APAR yang terdekat dan berusaha memadamkan api sambil berteriak
memberitahukan kepada karyawan lainnya untuk segera melaporkan adanya
kebakaran kepada Unit K3 atau petugas yang ditunjuk.
2. Anggota tim K3 yang ditunjuk bertanggung jawab untuk membunyikan alarm (jika
ada) atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan
pemberitahuan adanya kebakaran melalui pengeras suara.
4. Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada semua pegawai termasuk tamu
atau pengunjung untuk menuju kedaerah yang aman dengan cara memberikan
komando :
a. Tidak boleh Panik
II-12
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-13
Sosialisasi di Pemantauan Penerimaan tenaga kerja Pemantauan serapan Wajib menggunakan Pemantauan angka
masyarakat KAMTIBMAS di yang transparan tenaga kerja dari Desa APD saat pelaksanaan kecelekaan kerja
desa Desa Juntinyuat Mewajibkan kepada kontraktor Jantinyuat pekerjaan Pemantauan
untuk memprioritaskan
Juntinyuat selama kegiatan Memantau (SOP) Menyediakan 3 tong kebersihan
masyarakat setempat (Desa
khususnya Prakonstruksi pelaksanaan sampah dengan fungsi lingkungan
Jantinyuat) dalam hal
petani dan pengangkutan alat dan menampung sampah Pemantauan fasilitas
penerimaan tenaga kerja tahap
pemilik yang berbeda
kontruksi (minimal 80% dari bahan penunjang
(organik, anorganik, dan
tambak ikan total kebutuhan tenaga kerja) Memantau pelayanan jalan B3). contohnya saluran
Melaksanakan SOP (kemacetan) ataupun Penataan dan drainase
pengangkutan alat dan bahan kecelakaan lalu lintas di Pemantauan
perbaikan saluran air
sehingga tidak
akses jalan utama dan eksisting (Drainase) keberadaan dan
membahayakan pengguna
jalan lingkungan komplek dengan kinerja RTH di
jalan lain
memperhitungkan
Mewajibkan kepada kontraktor konstruksi
kepada dimensi dan
lokasi kegiatan
menggunakan kendaraan Memantau kualitas udara Pemantauan
kemiringan
pengangkut dan alat berat yang ambien dan kebisingan di kualitas air limbah
Penanaman sabuk hijau
lulus uji emisi lokasi kegiatan Pemantauan emisi
disekeliling lokasi
Melakukan penyiraman secara Pemantauan angka kegiatan cerobong
berkala jalan yang dilalui oleh
kecelakaan kerja di lokasi Pembangunan Instalasi incenerator
kendaraan pengangkut Pengolahan Air
(khususnya jalan utama) dan rencana kegiatan
Limbah
lahan untuk pematangan lahan
Mewajibkan kepada
kontraktor untuk
menggunakan APD pada
saat bekerja
II-14
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II.3.1. Geo-Fisik-Kimia
Secara geografi Kabupaten Indramyu terletak pada posisi 107° 52´ – 108° 36´ BT dan 6° 15´ –
6° 40´ LS dengan batas wilayah :
Pola penggunaan lahan menurut data GIS (Geographic Information System) Bapeda Kabupaten
Indramayu , wilayah seluas 204.011 Ha tersebut terdiri dari Tanah Sawah Irigasi 116.675 Ha;
Tanah Kering 87.336 Ha; dan Tanah Sawah Non Irigasi 92.795 Ha
Berdasarkan kondisi geografis dan fisiografi wilayah yang merupakan dataran rendah
dan pantai serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar, yaitu DAS
Cimanuk dan DAS Cipunagara serta SWS Citarum dan SWS Cimanuk- Cisanggarung.
Kabupaten indramayu menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat sebagai daerah sentra
pertanian dan merupakan daerah penyangga pengadaan stok pangan Provinsi dan
Nasional.
II-16
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Aliran rata-rata di bagian hilir mencapai 13,0 milyar m³/tahun yang dimanfaatkan
untuk keperluan pertanian, industri dan sebagainya.
SWS Cimanuk termasuk wilayah kewenangan Provinsi Jawa Barat dan mempunyai
luas 4.325 km². Wilayah Kabupaten indramayu termasuk kedalam SWS Cimanuk
dengan luas 1.238 km². Potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4,0
milyar m³/tahun.
Air tanah tawar dapat diperoleh dengan cara membuat sumur bor dalam yang
selanjutnya akan memancarkan air tanah tawar. Daerah Kedungdawa-Kedokan-
Gabus-Cibereng-Juntinyuat, merupakan akumulasi air tanah dalam tawar yang
cukup besar, serta juga di sekitar Jatibarang- Krasak-Kaplongan-Jengkok. Kualitas
air tanah tertekan umumnya cukup baik, air bening, pH berkisar antara 6,43 – 8,53.
kandungan Cl di bagian selatan jalur jalan provinsi umumnya rendah yaitu antara
11,2 – 582,6 mg/l. Beberapa air tanah dangkal yang diambil di Desa Lohbener,
Juntinyuat, Sindang dan Krangkeng menunjukkan kandungan Cl cukup tinggi
antara 603-3.120 mg/l, bahkan mencapai 111,0 mg/l yaitu Desa Krangkeng.
b. Iklim
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara Pulau Jawa
membuat suhu udara di Kabupaten ini cukup tinggi, yaitu berkisar
II-17
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
antara 22,9º - 30º Celsius. Sementara rata-rata cura hujan sepanjang tahun 2017 adalah
sebesar 1.683 mm dengan jumalh hujan 104 hari.
b. Transportasi
Kondisi lalu lintas menuju jalan masuk kegiatan adalah Jalan Pantura yang merupakan
jalan Nasional. Kondisi eksisting menunjukan baik kendaraan kecil, sedang maupun besar
dapat melewati jalan tersebut dengan intensitas kendaraan yang cukup padat.
II.3.3. Sosial-Ekonomi-Budaya
a. Kependudukan
Berikut ini merupakan data banyaknya RT dan RW Desa JuntinyuatKecamatan Juntinyuat.
Tabel II.9 RT dan RW Kecamatan Juntinyuat
Desa RT RW
Juntinyuat 21 8
Sumber : Kecamatan juntinyuat Dalam Angka 2019
Selain itu disajikan pula data demografi penduduk di Desa Juntinyuat Kecamatan
Juntinyuat.
Tabel II.10 Data Demografi Penduduk Kecamatan Juntinyuat
II-18
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Rata
– Rata –
Laki Rasio
Luas Penduduk Rata Rata
Desa Keluarga – Perempuan Jenis
(Km2) (Jiwa) jiwa Jiwa Per
Laki Kelamin
per Keluarg
Km2 a
Juntinyuat 15,34 78.644 410 1278 3 41.59 37.047 194
7
Sumber : Kecamatan Juntinyuat Dalam Angka, 2018
b. Sosial Ekonomi
Sesuai dengan data penduduk yang memiliki pekerjaan di Desa Juntinyuat Kecamatan
Juntinyuat diantaranya 8 orang sebagai PNS, 9 orang sebagai TNI/POLRI, 4 orang
sebagai Pensiunan, 62 orang sebagai Karyawan Swasta,
II-19
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
20 orang sebagai pelaku Industri kecil, 25 orang sebagai Pedagang, 2 orang sebagai
Nelayan, 951 orang sebagai Petani, 514 orang sebagai Buruh.
Puskesmas Juntinyuat sebagai salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis,
Puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Puskesmas Juntinyuat menempati lokasi di Desa Krimun Kecamatan Juntinyuat,
Kabupaten Indramayuyang beralamat di Jalan By Pass Krimun – Juntinyuat. Kegiatan
Utama Puskesmas Juntinyuat adalah dalam usaha pelayanan kesehatan perorangan
dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik dan keperawatan, pelayanan
penunjang medik, dan upaya rujukan.
II-20
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-23
II-24
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-25
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-26
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-27
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-28
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Evaluasi dampak potensial ini dilakukan untuk memperoleh dampak penting hipotetik,
yakni melalui mekanisme evaluasi terhadap dampak potensial pada setiap tahapan
kegiatan yang dihasilkan dari matrik dan bagan alir. Dampak potensial dievaluasi dalam
forum diskusi para ahli yang tergabung dalam Tim AMDAL melalui brainstorming
(interaksi kelompok). Dalam forum ini didiskusikan berbagai dampak potensial terhadap
aspek lingkungan. Hasil diskusi disatukan dengan usulan masyarakat saat public hearing
(konsultasi public) dengan mempertimbangan hasil pemantauan lingkungan yang telah
dilakukan, sehingga dihasilkan suatu daftar berbagai dampak penting hipotetik seperti
yang akan disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel II.13 Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi Dampak Dampak Penting
No Dampak Potensial
Potensial Hipotetik
Tahap Prakonstruksi
A Pengurusan Perizinan
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
1 Respon Masyarakat bahwa respon masyarakat -
untuk rencana kegaiatan ini
cukup
positip
B Pembebasan Lahan
Tidak Termasuk sebagai
Dampak Penting Hipotetik
(TDPH) dengan pertimbangan
bahwa peningkatan
1 Peningkatan Pendapatan -
pendapatan merupakan
dampak positif dari kegiatan
pembebasan
lahan
Termasuk sebagai
2 Konflik Sosial Dampak Penting Hipotetik Konflik Sosial
(DPH) dengan
II-29
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-30
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
C Pematangan Lahan
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH)
dengan pertimbangan luas
lahan yang akan dilakukan
Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas
1 kegiatan pematangan lahan
Ambient Udara Ambient
cukup luas yaitu 3.025 m2 dan
dilakukan pengurugan
tanah yang cukup besar.
II-31
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-32
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-33
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Tahap Operasional
A Mobilisasi Tenaga Kerja
Termasuk sebagai Dampak
Penting Hipotetik (DPH) dan
1 Peluang Kerja dan Berusaha Peluang Kerja
akan dikaji lebih
lanjut dalam studi ANDAL
II-34
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-35
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
II-36
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Dari hasil evaluasi dampak potensial, didapatkan daftar penting hipotetik sebagai berikut:
Tahap Pra Konstruksi
Konflik Sosial
Tahap Konstruksi
Peluang Kerja
Gangguan Lalu Lintas
Penurunan Kualitas Udara Ambient
Peningkatan Erosi Tanah
Tahap Operasional
Peluang Kerja
Gangguan Lalu Lintas
Penurunan Kualitas Udara Ambient
Peningkatan Kebisingan
Penurunan Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Run Off
II-37
II-38
Penentuan batas wilayah studi disesuaikan dengan karakteristik kegiatan proyek yang
akan dilakukan, besarnya dampak yang akan terjadi serta jangkauan atau penyebaran
dampaknya. Lingkup wilayah studi ditentukan sebagai resultante dari batas proyek,
ekologis, sosial dan batas administrasi.
Batas proyek adalah batas lahan seluas sekitar 3052 m2 (termasuk jalan akses) untuk
pembangunan pengolahan limbah industri semen dengan incenerator yang berada di Desa
JuntinyuatKecamatan Juntinyuat, Kabupaten Cirebon.
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan menurut media transportasi
limbah (air dan udara), dimana proses alami dalam ruang tersebut diprakirakan akan
mengalami perubahan yang mendasar. Adapun dasar penentuan batas studi ekologi yang
meliputi penetapan masing-masing aspek adalah sebagai berikut :
Fisiografi, batas studi fisiografi mencakup lahan yang berada pada areal lokasi
kegiatan dan sekitarnya.
Kualitas Udara, batas studi untuk kualitas udara adalah radius 500 m dari lokasi
proyek.
Kualitas Air, batas studi untuk kualitas air adalah radius 100 m dari koordinat water
fall saluran pembuangan air limbah pada badan air penerima
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang akan mengalami perubahan mendasar
akibat kegiatan rencana kegiatan. Dengan demikian batas sosial meliputi perkampungan
/ permukiman dan perumahan terorganisir disekitar rencana kegiatan pembangunan dan
Operasional pengolahan limbah industri semen dengan incenerator.
II-39
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
proyek dan ruang dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan sosial, ekonomi, dan
budaya sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku di dalam ruang
tersebut. Batas administratif lahan kegiatan pembangunan pengolahan limbah industri
semen dengan incenerator adalah Desa JuntinyuatKecamatan Juntinyuat Kabupaten
Cirebon.
II-40
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
PE
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Dokumenkerangacuan II-41
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Dilakukan
Mobilisasi Tenaga Selama selama proses
1 Peluang Kerja 12 12
Kerja Operasional kegiatan
operasional
Dilakukan
Operasional
Gangguan Lalu 12 Selama selama proses
2 Pengolahan limbah 12
Lintas Operasional kegiatan
industri semen
operasional
II-42
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Operasional Dilakukan
Penurunan Pengolahan limbah 12 Selama selama proses
3 12
Kualitas Udara industri semen Operasional kegiatan
operasional
Operasional Dilakukan
Peningkatan
Pengolahan limbah 12 Selama selama proses
4 Intensitas 12
industri semen Operasional kegiatan
Kebisingan
operasional
Dilakukan
Penurunan Pemeliharaan
12 Selama selama proses
6 Kuantitas Air Sarana Utama dan 12
Operasional kegiatan
Permukaan Sarana Penunjang
operasional
II-43
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan limbah industri semen Dengan Incenerator
1 Konflik Sosial
Konstruksi
1 Peluang Kerja
2 Gangguan Lalu Lintas
3 Penurunan Kualitas Udara
4 Peningkatan Erosi Tanah
Operasional Pengolahan Limbah
dengan Incenerator
1 Peluang Kerja
2 Gangguan Lalu Lintas
3 Penurunan Kualitas Udara
4 Peningkatan Intensitas Kebisingan
5 Penurunan Kesehatan Masyarakat
6 Peningkatan Run Off
II-44
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
III-45
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
ukuran sampel tanah / batuan serta pengujian laboratorium mekanika tanah yang
dilakukan di tapak proyek didasarkan atas pertimbangan aspek kegeoteknikan dan standar
ASTMD
Tabel III.1 Standar Pengujian di Lapangan dan Laboratorium
No. Uraian Standar Uji
A. Lapangan :
ASTM : D – 4220, D – 5079 dan D
1. Pengambilan sampel tanah/batuan
– 4543
SNI : M – 23 – 1990 - F
Pemerian / pengamatan visual dan
2. ASTM : D – 2488
atau manual.
ISRM :Part 1, Site haraterization
B. Laboratorium Mekanika Tanah/Batuan :
SNI : M – 11 – 1989 - F
1. Kadar Air ASTM : D – 2216
ISRM : Doc. 2, part 1
SNI : M-05 s/d M-07– 1989 - F
2. Batas Atterberg
ASTM : D – 423 & D - 424
SNI : M – 13 – 1989 - F
3. Berat Isi (Density) ASTM : D – 1556
ISRM : Doc. 2, part 1
4. Berat Jenis (Specific Gravity) SNI : M – 04 – 1989 - F
ASTM : D – 854
SNI : M – 08 – 1989 - F
5. Ukuran Butir
ASTM : D – 422
SNI : M – 10 – 1990 - 03
Kuat Tekan (Unconfined
6. ASTM : D – 2166
Compresive Strenght)
ISRM : Doc. 7, part 1
SNI : M – 09 – 1990 - 03
7. Geser Langsung (Direct Shear)
ASTM : D – 3060
SNI : M – 11 – 1990 - 03
8. Triaxial ASTM : D – 2850 & D – 4767
ISRM : Doc. 1, part 2
o Analisis Data
Analisis Kemantapan Lereng (slope stability) di tapak proyek dilakukan dengan mencari
faktor keamanan (FK) atau kestabilan lereng. Faktor keamanan merupakan perbandingan
momen atau gaya penahan longsor dengan gaya pendorong longsor. Secara umum,
analisis kestabilan lereng dimaksudkan untuk mendapatkan nilai faktor keamanan lereng
terutama pada lokasi-lokasi yang diasumsikan memiliki potensi terhadap gerakan tanah.
Guna menghitung faktor keamanan digunakan metoda kesetimbangan batas (Metode
Bishop, 1955), dan data masukan yang diperlukan dalam analisis ini adalah dimensi
lereng, jenis tanah dan distribusinya, serta sifat fisik-mekanik dari
III-46
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
tanah pembentuk lereng. Pengujian tanah undisturbed sample akan dilakukan untuk
menganalisa slope stability.
Cara perhitungan didasarkan atas metode kesetimbangan batas, besarnya kekuatan geser
ditentukan dengan rumus = c’ + ( - u) tan ’ , sehingga besarnya nilai faktor
keamanan adalah sebagai berikut:
(c' l (N ul ) tan '
FK
W n sin
1
FK c' l (N ul ) tan '
W n sin
dengan :
N adalah gaya normal pada dasar segmen yang bersangkutan. Nilai W, dan l diperoleh
secara langsung untuk setiap segmen, dan c’ dan ’ ditentukan di laboratorium. Gaya
normal (N) ini tidak dapat ditentukan dengan cara menghitung kesetimbangan statis,
tetapi dipakai suatu cara pendekatan untuk menentukan besarnya σ.
Dalam metode Bishop besarnya σ ditentukan dengan menguraikan gaya-gaya lain dari
arah vertikal dan dianggap bahwa resultan gaya pada batas vertikal segmen bekerja pada
arah horizontal.
Rumus umum untuk Metode Bishop adalah :
1 sec
FK (c' b (W ub) tan ' )
W sin tan ' tan
1
FK
III-47
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Pengamatan aspek geologi akan dilakukan langsung di lokasi rencana kegiatan untuk
rencana kegiatan yang berada di Desa Juntinyuat Kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu yang diprakirakan dapat terkena dampak, antara lain lokasi tapak proyek, jalur
jalan penghubung, dan fasilitas pendukung lainnya.
III-48
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Hidrologi
o Pengumpulan Data
Pengumpulan data informasi fluktuasi debit (kecepatan arus, lebar sungai dan kedalaman
arus sungai) akan dikumpulkan berdasarkan data sekunder yang akan diperoleh dari
pencatatan stasiun pencatat duga muka air.
o Analisis Data
Analisis data aspek hidrologi akan digunakan untuk data penunjang bagi perhitungan
penurunan debit air sungai dan perhitungan konsentrasi pencemar yang ditimbulkan dari
kegiatan ke badan air yang salah satu datanya adalah debit air sungai.
Hubungan antara debit air sungai, luas penampang badan air / saluran dan kecepatan air
sungai dihitung berdasarkan “hukum kontinuitas”, yaitu :
Q=A.V
Q = Debit badan air, m3/det
A = Luas penampang basah sungai, m2 V
= Kecepatan air, m/det
Kecepatan arus sungai akan diukur dengan alat current meter sedangkan lebar sungai
diukur dengan alat meteran, kedalaman diukur dengan alat ukur duga muka air.
o Lokasi Sampling
Pengamatan aspek hidrologi meliputi pola aliran, karakteristik fisik, dan tata guna badan
air dilakukan pada perairan di wilayah studi yang dapat terpengaruh. Perairan sungai yang
akan diamati dan diukur debitnya adalah : hulu dan hilir badan sungai di lokasi studi
bagian hulu dan hilir lokasi rencana kegiatan. Pemilihan lokasi pengukuran dilakukan
dengan pertimbangan untuk mengetahui kondisi awal hidrologi di lokasi studi yang dapat
terpengaruh kegiatan, sehingga dapat diketahui perubahan yang dapat terjadi dengan
adanya kegiatan rencana proyek
III-49
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Iklim
o Pengumpulan Data
Parameter iklim yang ditelaah yaitu : curah hujan serta kecepatan dan arah angin. Data iklim
berupa arah dan kecepatan angin dikumpulkan dari stasiun klimatologi terdekat,
sedangkankan data curah hujan, jumlah hari hujan, suhu udara, tekanan udara, dan
kelembaban udara dikumpulkan dari Stasiun BMKG terdekat.
o Analisis Data
Metoda analisis data dan peralatan yang digunakan untuk pengambilan data iklim
(data sekunder) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel III.2. Parameter dan Peralatan Pengukuran Iklim
No Parameter Satuan Peralatan
1. Arah Angin Derajat (o) Wind vane
2. Kecepatan Angin M/dt Anemometer
3. Temperatur oC Termometer
4. Kelembaban Udara % Psychrometer
6. Curah Hujan mm Pluviometer
Kualitas Udara
o Pengambilan Data
Pengukuran data kualitas udara ambien dilakukan secara sesaat terhadap sumber diam
dan bergerak. Pengumpulan data kualitas udara ambient yang meliputi parameter : debu
(partikulat) CO, SO2, dan NOX dengan pengambilan sampel pada lokasi yang telah
ditentukan untuk kemudian dianalisa di laboratorium.
o Analisis Data
Pengukuran kualitas udara ambient yang akan diukur di lapangan menggunakan alat dan
metode analisis yang disajikan pada tabel dibawah ini. Pemeriksaan di lapangan dan
analisis di laboratorium untuk kualitas udara ambien akan dilakukan pada laboratorium
pengujian yang telah memiliki akreditasi berdasarkan Komite Akreditasi Nasional.
III-50
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
o Lokasi Sampling
Lokasi sampling kualitas udara berada di titik tapak proyek, titik sebelum tapak proyek,
dan titik setelah tapak proyek. Titik tersebut disesuaikan dengan arah angin dominan.
Kebisingan
o Pengumpulan Data
Pengukuran intensitas kebisingan akan dilakukan secara langsung dilapangan.
Pengamatan pengumpulan data yang akan dilakukan disesuaikan waktu studi dan
hasilnya akan dibandingkan baku mutu yang berlaku.
o Analisis Data
Adapun pengukuran kebisingan yang akan diukur di lapangan menggunakan alat dan
metode analisis yang disajikan pada tabel dibawah ini
Tabel III.4. Parameter, Satuan, dan Metoda Analisa Kebisingan
No. Parameter Satuan Metode SNI
1 Kebisingan dBA Sound Level Meter SNI 7231:2009
Hasil pengukuran kebisingan akan dibandingkan baku mutu kebisingan yang berlaku
berdasarkan Baku mutu untuk pembanding intensitas kebisingan yaitu Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
III-51
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
o Lokasi Sampling
Lokasi sampling kebisingan berada di titik tapak proyek, titik sebelum tapak proyek, dan
titik setelah tapak proyek. Titik tersebut disesuaikan dengan arah angin dominan.
Kualitas Air
o Pengumpulan Data
Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer kualitas air dilakukan dengan pengambilan sampel kualitas air
sungai di lokasi studi, selanjutnya data dianalisis di laboratorium, sedangkan
pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan membandingkan berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya. Pemilihan parameter kualitas air sungai didasarkan pada
pertimbangan posisi lokasi rencana kegiatan.
o Analisis Data
Parameter kualitas air sungai yang dianalisis meliputi sifat fisik dan kimia yang relevan
dengan kegiatan, kondisi rona lingkungan awal, dan spesifikasi kegiatan di sekitar tapak
kegiatan. Beberapa parameter yang cepat berubah karena waktu diukur di lapangan (in-
situ), parameter lainnya diperiksa di laboratorium. Parameter kualitas air sungai yang
akan diperiksa serta alat dan metoda analisisnya disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel III.5. Parameter, Alat dan Metoda Analisis untuk Kualitas Air Sungai
No Parameter Unit Metoda Analisis Pedoman
Fisika
1 TSS mg/l Gravimetri SNI 06-6989.3-2004
2 TDS mg/l Gravimetri SNI.06.6989.27-2005
Kimiawi
1 pH - Elektrometri SNI 6989.57-2008
2 DO mg/l DO Meter SNI 06-6989. 14-2004
Inkubasi pada T 20 0C, 5 hari
3 BOD5 mg/l SNI 6989.72-2009
4 COD mg/l Refluks secara tertutup SNI 6989.73-2009
o Lokasi Sampling
Pengamatan di sungai terdekat untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran terhadap
perairan permukaan di sekitar lokasi kegiatan. Pemilihan lokasi pengukuran dilakukan
dengan pertimbangan untuk mengetahui kondisi awal
III-52
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
kualitas air sungai yang dapat terpengaruh kegiatan tahap konstruksi dan tahap operasi,
sehingga dapat diketahui perubahan yang dapat terjadi dengan adanya kegiatan rencana
proyek. Down Stream, Up Stream, Rumah Penduduk.
III-53
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Nilai VCR didapat dari pembagian antara volume lalu lintas dengan kapasitas aktual ruas
jalan tersebut. Analisis tingkat pelayanan jalan mengacu pada Morlok (1988) dan MKJI
(1997).
Tabel III.6. Tingkat Pelayanan Jalan, V / C Ratio, dan Deskripsi Arus Lalu
Lintas
Tingkat
Pelayanan V/C Deskripsi arus
Jalan
Arus bebas bergerak (aliran lalu lintas bebas tanpa hambatan),
A < 0,40 pengemudi bebas memilih kecepatan sesuai
batas yang ditentukan
Arus stabil, tidak bebas (aliran lalulintas baik,
B 0,58 kemungkinan terjadi perlambatan), kecepatanoperasi
mulaidibatasi, mulai ada hambatan dari kendaraan lain
Arus stabil, kecepatan terbatas (aliran lalulintas masih baik
C 0,80 dan stabil dengan perlambatan yang masih dapat diterima),
hambatan dari kendaraan lain makin besar.
Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan gangguan dalam
D 0,90 aliran, aliran mulai tidak baik) kecepatanoperasi menurun
relatif cepat akibat hambatan yang timbul.
Arus tidak stabil, kadang macet (volume pelayanan
E 1,00
berada pada kapasitas, aliran tidak stabil)
Macet, antrian panjang (volume pelayanan melebihi
F > 1,00
kapasitas, aliran telah mengalami kemacetan)
Sumber : Morlok, 1988 R.J Salter, Highway Traffic Analysis and Design, The MacMillan Press Ltd,
1980.Ofyar Z. TamindanNahdalina, 1998
o Lokasi
Lokasi sampling aspek lalu lintas rencana kegiatan akan dilakukan pada ruas jalan yang
akan terkena dampak kegiatan pada tahap konstruksi dan tahap operasi. Lokasi
pengumpulan data akan dilakukan pada lokasi di Akses jalan masuk Jl. Soekarna Hatta
Kecamatan Indramayu
III-54
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
sebagaimana ditetapkan untuk masing – masing ruas jalan di lokasi studi yang digunakan
angkutan kendaraan pada tahap konstruksi.
o Lokasi
Lokasi pengumpulan data akan dilakukan pada lokasi di Akses jalan masuk Jl. Soekarna
Hatta Kecamatan Indramayu
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐌𝐮𝐭𝐥𝐚𝐤
𝐅𝐫 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬
𝐃 𝐌𝐮𝐭𝐥𝐚𝐤
𝐃𝐫 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐃𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐬𝐢 𝐒𝐩𝐞𝐬𝐢𝐞𝐬
III-55
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
o Lokasi Sampling
Pemilihan lokasi transek vegetasi dilakukan untuk menginventarisir jenis Flora, tipe
komunitas, dan jenis tumbuhan di tapak proyek serta daerah sekitarnya. Transek vegetasi
digunakan sebagai data awal yang dapat terpengaruh kegiatan pembukaan lahan untuk
kegiatan pembangunan.
Flora / vegetasi pada lahan sawah, kebun, kebun campuran, hutan produksi, sempadan
sungai, dan pekarangan. Jumlah plot sample untuk tumbuhan yang homogen akan
dilakukan dengan cukup satu plot sample, sedangkan untuk tipe tumbuhan yang heterogen
maka jumlah plot sample akan berkisar dari luas lahan yang akan dikaji. Lokasi sampling
berada di lokasi proyek Desa Indramayu Kecamatan Indramayu.
Fauna
o Pengumpulan Data
Kelompok satwa liar yang diteliti sebagai komponen lingkungan adalah mamalia, burung,
reptilia, amfibia, dan ikan. Data yang dikumpulkan dalam studi adalah data yang
menunjang parameter – parameter seperti komposisi satwa, kekayaan jenis (Species
Richness) atau jumlah jenis dalam suatu komunitas satwa, keanekaragaman jenis,
kelimpahan jenis, jumlah jenis endemik, dan jumlah jenis yang dilindungi.
III-56
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
o Analisis Data
Data dari lapangan kemudian dianalisis mengenai jumlah jenis, keanekaan jenis,
penyebaran jenis, kesamaan jenis, habitat, dan jenis hewan yang dilindungi serta hewan
endemik.
o Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan dilakukan di tapak lokasi kegiatan yaitu lahan yang terkena kegiatan
pembangunan. Lokasi pengamatan aspek fauna akan difokuskan pada lokasi habitat
semak belukar dan tata guna lain.
Burung
o Pengumpulan Data
Pengumpulan data jenis dan individu dari Aves / burung didasarkan atas metoda IPA
(Indices Poenctoel d’Abudance) dari Blonde et all (1970). Indeks kelimpahan jenis
Joergensen (1974).
Di = (Ni/N) X 100%
Di = Indeks kelimpahan jenis Joergensen (1974). Ni
= jumlah individu jenis 1
N = jumlah total suatu jenis
Di < 2,5 dikategorikan tidak dominan Di
2,5-5 dikategorikan Sub-Dominan, Di >
5 dikategorikan Dominan.
Indeks keanekaragaman jenis Shanon & Wiever (1949)
o Analisis Data
III-57
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan dilakukan di tapak lokasi kegiatan yaitu lahan yang terkena kegiatan
pembangunan. Lokasi pengamatan aspek fauna akan difokuskan pada lokasi habitat
semak belukar dan tata guna lain
Biota Air
o Pengumpulan Data
Jenis biota akuatik yang dikumpulan adalah mencakup plankton dan benthos yang
terdapat di sungai. Pengumpulan data jenis dan kelimpahan plankton dilakukan dengan
mengambil contoh plankton, yaitu dengan cara menyaring air sebanyak 30 liter dengan
plankton net no. 25 yang kemudian dikonsentrasikan menjadi 25 ml dan ditambahkan
pengawet formalin 4% sebanyak 4 tetes.
Sedangkan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan benthos dilakukan dengan cara
mengambil contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau pasir) dengan menggunakan
surber net untuk perairan dangkal dan Eijkman Grab untuk perairan yang cukup dalam.
Jumlah contoh plankton dan benthos masing – masing disesuaikan dengan jumlah sampel
kualitas air sungai di wilayah studi. Contoh plankton dan benthos kemudian di periksa di
laboratorium dengan menggunakan mikroskop dan stereo mikroskop. Jenis nekton yang
diamati ialah jenis ikan dan kegiatan perikanan darat di sekitar lokasi kegiatan. Data ikan
diperoleh melalui survey langsung dan wawancara dengan penduduk di sekitar lokasi
kegiatan.
o Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaan jenis plankton dilakukan perhitungan indek keanekaan
jenis dengan menggunakan rumus dari Simpson (1949).
Sedangkan indek keanekaan jenis benthos dihitung dengan menggunakan rumus dari
Shannon dan Wiener (1949).
Indeks Keanekaan Jenis plankton Simpson (1949)
H' = 1 - (Pi)2
ni
pi = ⎯
N
H' = indeks keanekaan
ni = jumlah individu dari suatu jenis N
= jumlah individu seluruh jenis
III-58
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis benthos akan dilakukan dengan metode
Shannon – Wiener sebagai berikut :
III-59
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
III-60
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Tabel III.7 Data Yang Akan Dikumpulkan Untuk Aspek Sosial Ekonomi dan Sosial
Budaya
Parameter/komponen Jenis Metode
Metode Analisis
Lingkungan Data Pengumpulan
KEPENDUDUKAN
Sekunder Dokumentasi Analisis Kuantitatif
Struktur Penduduk menurut
Statistik
Kelompok Umur & Jenis Kelamin
Sekunder Dokumentasi AnalisisKuantitatif
Struktur Penduduk menurut Tingkat
Statistik
Pendidikan
Sekunder Dokumentasi Analisis Kuantitatif
Pola Mobilitas Penduduk
Statistik
SOSIAL EKONOMI
Struktur Mata Pencaharian Primer- Kuesioner - Analisis Kuantitatif
Sekunder Dokumentasi Statistik
Tingkat PendapatanPenduduk Primer Kuesioner Analisis Kuantitatif
Statistik
SOSIAL BUDAYA
1. Organisasi Sosial 1. Analisis Kuantitatif
Primer Kuesioner
2. Pelapisan dan Kompleksitas & Kualitatif
Sosial 2. Analisis Kualitatif
Primer Kuesioner
3. Sikap dan Persepsi Masyarakat 3. Analisis Kuantitatif
Primer Kuesioner
& Kualitatif
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus dari Lynch et al (1974), sebagai berikut :
III-61
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
terkena dampak kegiatan ataupun penduduk yang berada disekitar tapak yang terkena
dampak.
o Analisis Data
Dalam proses analisis data kuantitatif, tahap pertama yang akan dilakukan adalah entry
data. Setelah itu dilakukan analisis data yang akan menggunakan paket program SPSS
(Statistical Programme for Social Science). Untuk jenis data kualitatif, hasil data yang
terkumpul akan dikaji dengan Teknik Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural
Themes Analysis) digabung dengan pendekatan Studi Kasus.
o Lokasi Sampling
Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah yang mewakili karakteristik daerah di
sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan diproyeksikan pada wilayah yang akan
terkena dampak yaitu : Desa Juntinyuat Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.
III-62
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
III-63
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Pedoman mengenai penentuan dampak besar dan penting sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 akan merujuk pada Ketetapan yang telah
digariskan Kepala Instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan. Besar
dampak lingkungan (“magnitude of impact") akan diprakirakan dengan metoda sebagai
berikut :
III-64
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
r2
LP LP 10.log
2 1
r1
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1 r2
= Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2
Lalu Lintas
Prakiraan dampak secara umum akan didasarkan atas besarnya peningkatan bangkitan
lalulintas sebelum ada kegiatan dengan setelah ada kegiatan mobilisasi alat – bahan serta
operasional pengangkutan bahan baku.
Perhitungan besarnya dampak pada aspek lalu lintas akan ditentukan dengan menghitung
bangkitan kendaraan yang digunakan selama proyek berjalan (tahap konstruksi dan tahap
operasi) dan membandingkan dengan kapasitas jalan setempat. Pengukuran performasi
tingkat pelayanan ruas jalan merujuk pada manual yang direkomendasikan oleh US HCM
yang dipresentasikan dengan tingkat pelayanan. Penjelasan kualitas jalan dengan
karakteristik tingkat pelayanan ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Perhitungan kapasitas jalan menggunakan rumus yang bersumber dari MKJI 1996,
sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu FCw
= Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan sampling
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
Tabel III.8 Penentuan Karakteristik Tingkat Pelayanan Serbagai Akibat Kegiatan
Batas
Tingkat
Karakteristik-karakteristik Lingkup
Pelayanan
V/C
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, 0.00 – 0.20
A pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan.
III-65
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
Batas
Tingkat
Karakteristik-karakteristik Lingkup
Pelayanan
V/C
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi 0.20 – 0.44
oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki
B.
kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan.
Sumber : Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1997.
*) Bilamana adanya kegiatan menjadikan pengaruh pada kondisi jalan local menjadi V/C ratio nya menjadi
tingkat pelayanan yang mengganggu kelancaran lalulintas setempaty dan dikategorikan sebagai dampak
besar
III-66
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
PT. SEMEN INDRAMAYU
Pengolahan Limbah Industri Semen Dengan Incenerator
pada tingkat pendapatan dibandingkan data rona lingkungan awal / pendapatan penduduk
saat rona awal.
Keresahan Sosial
Prakiraan dampak akan didasarkan pada besarnya dampak kegiatan
penyerapan tenaga kerja lokal tahap konstruksi dan tahap operasi yang berdampak pada
keresahan sosial dibandingkan data rona lingkungan awal / adanya persepsi masyarakat
pada kegiatan, juga kondisi sosial saat rona awal. Prakiraan dampak keresahan sosial
akibat kegiatan tahap operasi juga bersumber dari kegiatan operasional yang akan
didasarkan pada ada atau tidaknya penduduk yang mengadu pada pelaksana kegiatan
dibandingkan dengan kondisi rona lingkungan awal.
Kesehatan masyarakat
Prakiraan dampak pada kesehatan masyarakat didasarkan pada dampak turunan dari
dampak primer aklibat rencana kegiatan yang dapat berdampak lanjutan pada aspek
kesehatan masyarakat.
III-67
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
DAFTAR PUSTAKA
1. , 1981. Pengantar Demografi, FE UI, Jakarta.
3. Bowles, J.E, 1989. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga,
Jakarta
4. Canter, L.W, 1997. Environmental Impact Assessment, Mc. Graw Hill Book
Company, News York
6. Hartati, Sri, 1987. Metode dan Teknik Pengukuran, Pengumpulan Data Analisis
Interpretasi Data Iklim, Bahan Kursus AMDAL PPLH ITB 15 September – 18
November 1987 Bandung.
8. Linsley, R.K, 1982. Hidrology for Engineering, McGraw Hill Bokk Company,
New York.
9. Metcalf & Eddy, 1978. Waste Water Engineering, McGraw Hill Bokk
Company, New York.
10. Mc. Cuen, R.H, 1989. Hydrologic Analysis and Design, Prentice-HLL, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey.
13. Ofyar Tamim, 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, penerbit ITB,
Bandung.
15. Soerjono Soekamto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta.
19. Wark, Kenneth, 1981. Air Pollition its Origion and control, Harper dan Row
Publisher Inc., New York.
23. , 1999. IHCM, Direktorat Jenderal Bina Marga, Dept. PU, Jakarta
24. Bowles, J.E, 1989. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga,Jakarta
25. Canter, L.W, 1997. Environmental Impact Assessment, Mc. Graw Hill Book
Company, News York.
26. Fandelli, Chafid, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta
27. Hartati, Sri, 1987. Metode dan Teknik Pengukuran, Pengumpulan Data Analisis
Interpretasi Data Iklim, Bahan Kursus AMDAL PPLH ITB 15 September – 18
November 1987 Bandung.
28. Linsley, R.K, 1989. Water Resources Engineering, McGraw Hill Bokk Company,
New York.
30. Metcalf & Eddy, 1978. Waste Water Engineering, McGraw Hill Bokk Company,
New York.
31. Mc. Cuen, R.H, 1989. Hydrologic Analysis and Design, Prentice-HLL, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey.
35. Soemarwoto, O., 2000. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada
University, Yogyakarta.
36. Soerjono Soekamto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta.
40. Wark, Kenneth, 1981. Air Pollition its Origion and control, Harper dan Row
Publisher Inc., New York.
Kelompok 5:
IVANDY : 16020095
NOVI A :16020098
IMAS S. : 16020088
MIKAEL .S :16020096