Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

KELOMPOK 10:

1. Ilham Putra Ramadhan (21502241005)


2. Adelia Berlian Rizka Saputri (21502241010)
3. Denilson Aji Santoso (21502241027)
4. Nura Wardah Nurfadilah (21502244003)
5. Bomantaka (21502244009)
6. Nabil Ishmatulloh (21502244019)

PEMBAHASAN:

1. PENGERTIAN AMDAL
2. DASAR HUKUM AMDAL
3. TUJUAN, FUNGSI, JENIS AMDAL
4. JENIS USAHA WAJIB AMDAL DAN PROSEDUR AMDAL
5. KASUL AMDAL DI INDONESIA

1. PENGERTIAN AMDAL
Analisis dampak lingkungan (AMDAL) adalah pembahasan mengenai dampak suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
AMDAL ini dibuat saat suatu perencanaan proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

2. DASAR HUKUM AMDAL


Dasar hukum pelaksanaan Amdal adalah PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Hidup yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal.

3. TUJUAN, FUNGSI, DAN JENIS AMDAL


A. TUJUAN AMDAL
 Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup
 Menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya serendah mungkin

B. FUNGSI AMDAL
 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup
dari rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis rencana usaha dan/atau
kegiatan
 Memberi masukan penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
 Memberi informasi atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan
atau kegiatan
 Awal dari rekomendasi tentang izin usaha
 Sebagai Scientific Document dan Legal Document
 Izin Kelayakan Lingkungan

C. JENIS AMDAL DI INDONESIA


 AMDAL Proyek Tunggal, adalah studi kelayakan lingkungan untuk
usaha/kegiatan yang diusulkan hanya satu jenis kegiatan.
 AMDAL Kawasan, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan
yang diusulkan dari berbagai kegiatan dimana AMDAL menjadi kewenangan satu
sektor yang membidanginya.
 AMDAL Terpadu Multi Sektor, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha
atau kegiatan yang diusulkan dari berbagai jenis kegiatan dengan berbagai
instansi teknis yang membidangi.
 AMDAL Regional, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan
yang diusulkan terkait satu sama lain.

4. JENIS USAHA WAJIB AMDAL DAN PROSEDUR AMDAL


Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL (pasal 3 ayat 1 PP RI No. 27 Tahun 1999):
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam,
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun tidak,
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial menimbulkan pemborosan, pencemaran dan
kerusakan LH serta kemerosotan pemanfaatan SDA,
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi lingkungan alam, buatan
dan sosial-budaya,
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi kelestarian konservasi SDA
dan/atau perlindungan cagar budaya,
f. Introduksi jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik,
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati,
h. Penerapan teknologi yang diperkirakan punya potensi besar untuk mempengaruhi LH,
i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara

5. KASUS AMDAL DI INDONESIA


KASUS LUMPUR LAPINDO SURABAYA, AKIBAT MEREMEHKAN AMDAL

Peristiwa lumpur lapindo terjadi pada tanggal 26 Mei 2006 tepatnya di Surabaya.
Kejadian ini merupakan akibat kelalaian PT. lapindo brantas yang merupakan kontraktor
pertambangan minyak melakukan kesalahan prosedur pengeboran. PT Lapindo Brantas telah
lalai dalam melaksanakan dengan tidak memasang casing yang menjadi standar keselamatan
pengeboran. Hal tersebut bertentangan dengan Pasal 39 ayat (2) dan (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Kelalaian tersebut menimbulkan kerusakan lingkungan yang sangat merugikan
masyarakat. Dampak yang terlihat dari aspek ekologis dan social. Dalam aspek social banyak
masyarakat kehilangan rumah tinggal. Dalam aspek ekologis banyak sawah maupun
perkebunan masyarakat yang ditenggelamkan oleh lumpur akbitanya mematikan
perekonomian. Selain itu air sumur didaerah sekitar semburan lumpur tercemar dan tidak
dapat digunakan masyarakat.

Selain melakukan perusakan lingkungan, berdasarkan hasil investigasi WALHI,


selama melakukan usaha pertambangannya, Lapindo Brantas Inc. tidak memiliki AMDAL. Hal
tersebut tentu saja bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
mengingat bahwa AMDAL merupakan prasyarat mutlak dalam memperoleh izin usaha,
dalam hal ini adalah kuasa pertambangan. Kasus Lumpur Lapindo merupakan salah satu
bentuk sengketa lingkungan yang harus segera diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai