Disusun oleh :
TEKNIK LINGKUNGAN 2018 B
AKBARUL HADI 1807125209
INDAH PUTRI WARDANI 1807124967
JIHAN 1807113089
NABILA RAHMA SUCI 1807112985
RISKA ARYANI 1807195444
Dosen Pembimbing :
Dr. LITA DARMAYANTI, S.T., M.T.
NIP. 19710827 199702 2 001
Disusun oleh :
TEKNIK LINGKUNGAN 2018 B
AKBARUL HADI 1807125209
INDAH PUTRI WARDANI 1807124967
JIHAN 1807113089
NABILA RAHMA SUCI 1807112985
RISKA ARYANI 1807195444
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. INFORMASI UMUM
1.1 Nama Usaha dan/atau Kegiatan
1.2 Nama dan Jabatan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
1.3 Penyusun AMDAL
1.4 Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
1.5 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II. PELINGKUPAN
2.1 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
2.1.1 Tahap Pra Konstruksi
2.1.2 Tahap Konstruksi
2.1.3 Tahap Operasi
2.1.4 Tahap Pasca Operasi
2.2 Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan
2.3 Komponen Rona Lingkungan yang Terkena Dampak
2.3.1 Komponen Fisika-Kimia
2.3.2 Komponen Biologi
2.3.3 Sosial Ekonomi
2.3.4 Kesehatan Masyarakat
2.4 Dampak Potensial
2.5 Evaluasi Dampak Potensial
2.6 Dampak Penting Hipotetik
2.7 Batas Wilayah Studi
2.7.1 Batas Proyek
2.7.2 Batas Ekologi
2.7.3 Batas Sosial
2.7.4 Batas Administrasi
2.8 Batas Waktu Kajian
i
III. METODE STUDI
3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
3.1.1 Tahap Pra Kontruksi
3.1.2 Tahap Kontruksi
3.1.3 Tahap Operasi
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting Yang Akan Digunakan
3.2.1 Prakiraan Besarnya Dampak
3.2.2 Prakiraan Pentingnya Dampak
3.3 Metode Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
3.3.1 Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
3.3.2 Evaluasi Sebagai Dasar Pengelolaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi Rencana Pembangunan Industri Minyak Mentah Kelapa Sawit
iv
Tugas Besar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL)
Teknik Lingkungan Universitas Riau, 2021
I. INFORMASI UMUM
Titik Koordinat :
0°33’50’’N 101°31’59’’E
Kegiatan lain yang telah ada disekitar lokasi pembangunan yaitu PLTU
Tenayan Raya dan PLTG Tenayan Raya serta perkebunan kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit tersebut didominasi oleh perkebunan kelapa sawit warga
dan perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh badan usaha. Sedangkan lahan
yang belum dikelola berupa tutupan lahan semak belukar dengan tingkat
kerapatan sedang.
Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) sangatlah penting dikarenakan informasi dari
b. Survey Lokasi
Kegiatan survei awal oleh PT Agro Makmur Sejahtera telah dilaksanakan
sejak Tahun 2020. Kegiatan survei awal bertujuan untuk mendapatkan informasi
kelayakan teknis dan ekonomis serta kelayakan lingkungan.
Tahap selanjutnya adalah penyusunan rancangan untuk mendapatkan data
dan informasi yang akurat dan memadai mengenai keadaan lokasi perencanaan
yang aktual, serta analisis untuk dilakukannya identifikasi potensial, masalah
c. Sosialisasi Program
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa yang berupa
ekspos rencana industri minyak mentah kelapa sawit pada tanggal 15 Agustus
2021 dan ditindaklanjuti dengan studi banding Pemerintah Daerah Kota
Pekanbaru ke lokasi industri minyak mentah kelapa sawit di Tenayan Raya.
Kegiatan ekspos tersebut melibatkan pihak Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah
Kota Pekanbaru, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Sosialisasi berikutnya dilakukan oleh pihak konsultan penyusun studi
AMDAL dalam hal ini adalah Pusat Studi Lingkungan (PSL) Lembaga Penelitian
Universitas Riau. Yang berlangsung pada tanggal 22 Oktober 2021 bertempat di
Ruang Kantor Walikota Pekanbaru. Kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh
pihak pemerintah Kota Pekanbaru, Pemerintah Kecamatan Tenayan Raya,
Pemerintah Kelurahan dan perwakilan masyarakat dalam rangka untuk
memberikan penjelasan secara langsung dan transparan tentang latar belakang
dilakukan dari rencana usaha dan/atau kegiatan, jenis-jenis dan tahap kegiatan,
rencana teknis kegiatan, tujuan dan manfaat kegiatan, potensi-potensi dampak
lingkungan hidup (positif dan negatif), serta bagaimana pengelolaan dan
pemantauan dampaknya dalam rangka untuk meminimalkan dampak negatif dan
mengoptimalkan dampak positif.
b. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal lahan
perkebunan. Pembukaan lahan sangat bergantung pada jenis vegetasi, topografi,
sarana dan prasarana pendukung.
Kawasan rencana pembangunan industri kelapa sawit PT Agro Makmur
Sejahtera sebagian besar merupakan hutan produksi konversi dengan diselingi
oleh alang-alang dan semak belukar. Kegiatan pembukaan lahan akan mengacu
pada teknis pembukaan lahan sesuai dengan Keputusan Dirjen Perkebunan No.
38/KB.110/SK/DJ.BUN/05.95 Tentang Petunjuk Teknis Pembukaan Lahan Tanpa
Pembakaran untuk Pengembangan Perkebunan.
Tabel 2.2 Kebutuhan Bangunan di Industri Minyak Mentah Kelapa Sawit (CPO)
PT Agro Makmur Makmur Sejahtera
Tabel 2.3 Jenis Peralatan yang Dibutuhkan Dalam Industri Minyak Kelapa Sawit PT
Agro Makmur Sejahtera
Jenis Mesin dan Peralatan PKS Kapasitas/jumlah Unit
Stasiun Penerimaan Buah
1. Roas weight birdge 50 ton (kg) 1 unit
2. Fruit loading ramp 120 ton 2 unit
3. Rail Track 6 jalur (162 meter) 6 jalur
4. FFB cages/bogies 5 ton 50 unit
5.Transporter/transfer Carry 20 ton (5,5 Hp/4 Kw) 2 unit
Stasiun Perebusan
1. Sterilzer (2 door) 5 lory (30 ton) 4 unit
2. Blowdown - 1 unit
3. Steam flow regulator 15 ton uap/jam -
4. Plathforms/catwalk 18 m2 -
5. Winches/Bolard 40 ton (10 Hp/25
Knew) 2 unit
Stasiun Penebah
1. Tipper 5 ton 1 unit
2. Autofeeder 30 ton (3 Hp/2,2 Kw
ton/jam) 3 unit
3. Thresher 30 ton (30 Hp/2,2 Kw) 3 unit
4. Conv. Under Thresher 30 ton/jam (5,5 Hp/4
Kw) 3 unit
5.Inclemed Empty Brunch Conv 60 ton (15 Hp/4 Kw) 1 unit
6. Winches/Bollard 60 ton (10 Hp/7,5 Kw) 2 unit
Stasiun Kempa
1. Press Structure - -
2. Fruit elevator 40 ton/jam. 5,5 Kw 2 unit
3. Fruit Distributing Conv. 40 ton/jam. 5,5 Kw 2 unit
4. Bottom Cross Conv. 30 ton/jam. 4,0 Kw 2 unit
5. Dilution control Fow meter 6 unit
6. Digester 5000 liter 6 unit
7. Screw Press 20 ton/jam, 45 KW 3 unit
8. Hot water Dilution Pump 20 m3 /jam 2 unit
9. Cruide Oil Gutter - -
10. Sand Trap Tank 10 m3 2 unit
11. Vibrating Scrreen Double deck 20 m3 3 unit
/jam. 2,5
12. Crude Oil Tank 25 m3 1 unit
13. Crude Oil Pump 36 m3 . 5,5 kW 2 unit
Stasiun Klarifikasi
1. Continuous clarifier tank 90 ton 2 unit
2. Plate separator-1 - -
3. Palm oil tank 8 ton 1 unit
4. Slidge tank 25 ton 1 unit
5. Sludge balance tank 7 ton 1 unit
6. Sludge Desording Pump 20 m3 /jam, 4 kW 2 unit
7. Sludge decanter 3 phases 8000 l/jam. 15 kw. 12 5 unit
8. Sludge Desanding Cyclone Electro-Pneumatic
1 unit
control
9. Oil Purifier 15.000 liter/jam 2 unit
Tabel 2.4 Ukuran dan jumlah unit kolam pengolah limbah cair
dari pengolahan TBS
g. Pebuatan Drainase
Saluran air (drainase) dimaksudkan untuk mengendalikan tata air. Untuk
mencegah timbulnnya kerancuan dalam tatanama sistem drainase, berikut
dijelaskan tipe saluran.
1) Drainase lapangan (field drains; secara salah kaprah disebut parit tersier)
Berfungsi menyekap air yang ada dan/atau mengalirkannya di permukaan
tanah. Dalam keadaan tertentu berfungsi menurunkan permukaan air tanah.
Merupakan parit buatan
2) Drainase pengumpul (collection drains; secara salah kaprah disebut parit
sekunder)
Berfungsi mengumpulkan air dari suatu areal tertentu dan mengalirkannya
ke pembuangan. Merupakan buatan manusia dan dapat berbentuk saluran
(parit), kolam, waduk dan lainnya. Dapat juga berupa teras bersambung dan
benteng, dimana bentuk pengumpulannya berdiri sendiri dan
pembuangannya melalui peresapan tanah.
3) Drainase pembuangan (outlet drains; secara salah kaprah disebut parit
primer)
Berfungsi mengeluarkan air dari suatu areal tertentu, umumnya
memanfaatkan kondisi alam yang ada, seperti sungai, jurang, dan lainnya.
Jika tidak dapat memanfaatkan kondisi alam, juga dapat berupa saluran
buatan (kanal), sistem pompa, dan lain-lain.
c. Perebusan (Sterilizer)
Pola perebusan yang umum digunakan ada dua yaitu doubel peak
(duapuncak) atau triple peak (tiga puncak). Jumlah puncak dalam pola
perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap
masuk atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual
atau secara otomatis. Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer
dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan agar packing door lebih
aman, kemudian lori ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukan buah yang
akan direbus.
Proses perebusan ini menggunakan uap air yang bertekanan antara 2,2
sampai 3,0 kg/cm2 yang dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan
memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Selain
itu, melalui proses ini dapat mematikan enzimenzim yang dapat menurunkan
kualitas minyak. Proses ini berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan
uap air yang berkekuatan antara 280 hingga 290 kg/ton TBS. Dengan proses ini
dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0,5 % minyak ikutan pada
temperatur tinggi. Kondesat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan
buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam Threser dengan menggunakan
Hoisting Crane.
e. Pelumatan Buah
Buah yang masuk ke dalam digester diaduk sedemikian rupa sehingga
sebagian besar daging buah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan
buah agar dapat berlangsung dengan baik maka isi digester selalu dipertahankan
penuh.
f. Pengempaan Buah
Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw pada tekanan 30-50
bar dengan menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90-95 oC sebanyak
15-20 % TBS. Untuk menurunkan viscositas minyak, maka akan ditambahkan air
pada oil gutter. Dari oil gutter kemudian dialirkan melalui stasiun kalrifikasi.
Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker
conveyer untuk mempermudah pemisahan biji dari serat.
l. Pengolahan Sludge
Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator
dipompakan ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah oleh adanya gaya
centrifugal. Pasir halus yang berhasil dipisahkan akan di blow down secara
berkala. Sand cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan tekanan flow dan out
n. Pengolahan Limbah
1) Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat berasal dari kegiatan pengelolaan TBS di lokasi
Industri. Limbah padat yang dihasilkan meliputi pasir, lumpur dan serat.
Jumlah limbah padat ini diperkirakan sebanyak 4,1%/ton TBS. Limbah
padat yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit adalah limbah
berupa sludge, dimana penanganan limbah tersebut dengan menggunakan
cara di-scrup/diambil dari dasar kolam dan dikeringkan dalam lantai
pengeringan dan berikutnya dimanfaatkan untuk pupuk tanaman kelapa
sawit.
Pasir dihasilkan dari hasil pemecahan ampas kempa yang dialirkan
ke dalam sand trap tank (wadah pemisah pasir dan minyak kasar),
kemudian limbah padat berupa lumpur dihasilkan dari tangki pemisah,
yang memisahkan minyak dan lumpur. Limbah padat berupa serabut
dihasilkan dari stasiun pengutipan inti, sedangkan limbah berupa ampas
dihasilkan dari pemecah ampas kempa dan siklus kempa. Lebih lanjut
tindakan pengelolaan terhadap limbah padat ini dijadikan mulsa untuk
tanaman kelapa sawit, sehingga limbah gas dapat diminimalisir karena
Pemantauan
Dampak Pengelolaan Lingkungan Yang
No. Lingkungan Yang
Potensial Direncanakan
Direncanakan
Pra- Konstruksi
1 Keresahan Pendekatan Teknologi Sosialisasi dan
Masyarakat 1) Menggunakan teknologi koordinasi di Sekitar
media social untuk lokasi kegiatan
Pendekatan Institusi
Mengajak seluruh pihak yang
berkepentingan pada tingkat
institusi (stake holders) untuk
terlibat dalam kegiatan sosialisasi.
Konstruksi
1. Keresahan Pendekatan Teknologi Sosialisasi dan
Masyarakat Menggunakan teknologi media koordinasi di Sekitar
social untuk penyebaran hasil lokasi kegiatan
pembangunan Industri
sosialisasi dan koordinasi.
Minyak Mentah Kelapa
Pendekatan sosial Sawit (Crude Palm Oil).
1) Memberikan upah yang layak,
minimal sesuai dengan Upah
Minimum Kota Pekanbaru
2) Memprioritaskan
penduduk setempat
untuk diterima sebagai
tenaga kerja konstruksi
sesuai dengan
keterampilan yang
dimiliki.
3) Memberikan perhatian dan
perlakuan yang sama
Pendekatan Institusional
Melakukan koordinasi dengan
Dinas Tenaga Kerja Setempat.
Pendekatan Sosial
Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat sekitar terkait
Pendekatan Sosial
Melakukan penyuluhan terhadap
penduduk sekitar
Pendekatan Institusional
Melakukan koordinasi dengan
Kementrian PUPR Direktorat
Jendral Sumber Daya Air Balai
Wilayah Sungai Sumatera III.
Operasi
1. Kersahan Sosialisasi dan
Pendekatan Teknologi
Masyarakat koordinasi di Sekitar
Menggunakan teknologi media lokasi kegiatan
social untuk penyebaran hasil pembangunan Industri
sosialisasi dan koordinasi. Minyak Mentah Kelapa
Sawit (Crude Palm Oil).
Pendekatan Sosial
1) Membuka informasi dan
sosialisasi rencana kegiatan
sebelum dilakukan proyek,
untuk mencegah timbulnya
kecemburuan sosial, konflik
sosial dan keresahan.
2) Melakukan pengumuman dan
penyampaian informasi
melalui pampflet terkait
Pendekatan Sosial
Melakukan penyuluhan terhadap
penduduk sekitar.
Pendekatan Institusi
Berkoordinasi dengan Dinas PU
dan DLH.
3. Penurunan Pendekatan Teknologi Melakukan sampling
Kualitas Udara 1) Mengoperasikan kendraan udara ambien, analisis
angkutan khususnya yang data dengan
menggunakan metode
melalui jalan poros di luar
SNI 19-71 19.3-2005
jam sibuk. pada area sekitar lokasi
2) Melakukan penyiraman kegiatan operasional.
khususnya di jalan-jalan
perkerasan yang melewati
pemukiman penduduk.
3) Menutupi bak pengangkut
material agar debu tidak
menyebar.
Pendekatan Sosial
Melakukan sosialisasi terhadap
penduduk sekitar.
Pendekatan Institusional
4) Melakukan penanaman
pohon di sekitar bantaran
sungai di sekitar lokasi
perkebunan.
Pendekatan Sosial
Melakukan sosialisasi terhadap
penduduk sekitar.
Pendekatan Institusional
Melakukan koordinasi dengan
Kementrian PUPR Direktorat
Jendral Sumber Daya Air.
5. Menurunnya Pendekatan Teknologi Melakukan sampling
Kualitas Air air, analisis data dengan
1) Pengolahan limbah cair dalam
Permukaan akibat menggunakan metode
limbah cair dan IPAL sebelum dilepas ke metode IKANSF dengan
padat saluran perairan terbuka. menentukan nilai sub
2) Melokalisir sisa oli dan bahan indek (Li) setiap
bakar. parameter berdasarkan
hasil parameter di
3) Membuat water oil separator
sekitar DAS sekitar
untuk memisahkan minyak lokasi pembangunan
dan air. Industri Minyak Mentah
4) Menampung oli dan ceceran Kelapa Sawit (Crude
bahan bakar dalam wadah Palm Oil)
Pendekatan Institusional
Melakukan koordinasi dengan
Kementrian PUPR Direktorat
Jendral Sumber Daya Air.
Gambar 2.1 Suhu Udara Kota Pekanbaru (°C) pada tahun 2020
Sumber: Pekanbaru Dalam Angka 2021
2) Kelembapan Udara
Kelembaban udara di daerah studi berdasarkan data dari Stasiun
Meteorologi Pekanbaru selama tahun 2020 dapat dilihat pada
Gambar 2.2
4) Hari Hujan
Hari Hujan di daerah studi berdasarkan data dari Stasiun
Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dapat dilihat pada
Gambar 2.4
b. Sosial Ekonomi
Sebagian besar masyarakat Kecamatan Tenayan Raya bekerja sebagai
petani, pekebun, wirausahawan, guru, buruh, pedagang dan lain-lain.
c. Kondisi Sosial Budaya
Pola kebiasaan masyarakat atau adat istiadat merupakan kondisi
kehidupan sehari-hari yang terjadi dimasyarakat. Tanggapan masyarakat
mengenai rencana pembangunan Industri Minyak Mentah Kelapa Sawit
(Crude Palm Oil) ini beragam. Tanggapan ini ada yang berupa tanggapan
positif ada juga tanggapan negatif. Hal ini diketahui saat dilakukannya
sosialisasi tentang rencana pembangunan Industri Minyak Mentah
Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) tersebut. Sebagian besar masyarakat
yang menyatakan setuju dengan adanya pembangunan Industri Minyak
Mentah Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) ini dengan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
1) Memberikan peluang kerja kepada masyarakat sekitar;
2. Keresahan Masyarakat x x x x
Konstruksi (K)
K 1 : Penerimaan Tenaga Kerja
Tahap Operasi (O)
K 2 : Mobilisasi Alat Berat dan Material
Keterangan: O 1 : Sistem Penyediaan Air Bersih
K 3 : Pembukaan Lahan
Pra Kontruksi (PK) O 2 : Operasional Generator Genset
K 4 : Pembangunan Sarana dan Prasarana K
PK 1 : Pengurusan Perizinan O 3 : Pengolahan Limbah Padat
5 : Konservasi Tanah dan Air
PK 2 : Survey lokasi O 4 : Pengolahan Limbah Cair
K 6 : Pembangunan Industri Kelapa Sawit
PK 3 : Sosialisasi O 5 : Penanganan Masalah Sosial
K 7 : Pembangunan Unit Pengolah Limbah
K 8 : Pemutusan Hubungan Kerja
Pengurusan Perijinan
1 Persepsi dan Keresahan
Negatif Besar Penting
Masyarakat
Survei Lokasi
2 Persepsi dan Keresahan
Negatif Besar Penting
Masyarakat
Sosialisasi
3 Persepsi dan Keresahan
Negatif Besar Penting
Masyarakat
II TAHAP KONSTRUKSI
Tabel 2.10 Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Industri Crude Palm Oil
Persepsi dan Keresahan Timbulnya Persepsi Dan Tidak Tidak
3. Sosialisasi Tidak Tidak Tidak -
Masyarakat Keresahan Masyarakat
Tahap Konstruksi
Kerusakan Badan Jalan Rusaknya Badan Jalan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak -
Hilangnya Vegetasi Terjadinya Kehilangan Vegetasi Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya
Terganggunya Satwa
Terusiknya Satwa Liar Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya
Liar
Menurunnya Kualitas
Penurunan Kualitas Udara Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak -
3. Pembukaan Lahan Udara
Terjadinya peningkatan
Kebisingan Lingkungan Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya
kebisingan
Terjadinya peningkatan
6. Pembuatan Drainase Kebisingan kebisingan melebihi baku mutu Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya
lingkungan
Pemutusan Ya
8. Keresahan Masyarakat Terjadinya Keresahan Masyarakat Tidak Tidak Ya Tidak Ya
Hubungan Kerja
Tahap Operasi
Dampak
Penting Batas Waktu Kajian
Sumber Hipotetik
No
Dampak
Deskripsi
1 2 3 4 5 6 7-9 10-29 30
Dampak
Tahap Pra Konstruksi
Persepsi Dan
Pengurusan
1. Keresahan
Perizinan
Masyarakat
Persepsi Dan
Survey
2. Keresahan
Lokasi
Masyarakat
Persepsi Dan
3. Sosialisasi Keresahan
Masyarakat
Tahap Konstruksi
Kesempatan
Kerja Dan
Berusaha
Penerimaan
1. Tenaga Meningkatnya
Kerja Pendapatan
Potensi Konflik
Persepsi Negatif
Mobilisasi Menurunnya
Alat Berat Kualitas Udara
2.
Dan Kerusakan
Material Badan Jalan
3. Pembukaan Hilangnya
Lahan Vegetasi
b) Pertumbuhan Penduduk
dimana :
(2 ×tp ) +ts+tsr
Tht =
4
Dimana:
Th = rata-rata suhu harian
Tp = suhu udara pada pengamatan pagi
Ts = suhu udara pada pengamatan siang
Tsr = suhu udara pada pengamatan sore hari Suhu tertinggi dan
terendah dalam satu periode dapat diambil sekaligus dengan
menggunakan thermometer maksimum dan minimum.
b. Kualitas Udara
1) Metode Pengumpulan Data
Data kualitas udara merupakan data primer yang diperoleh dari
pengukuran di lapangan pengukuran kualitas udara akan dilakukan
b) Kebisingan
Data kebisingan dari pengukuran di lapangan lokasi studi
kemudian di analisis dengan membandingkan dengan baku mutu
yang sudah diatur dalam Kepmen LH No 48/MENLH/11/1996,
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Dengan
mempertimbangkan sumber lokasi kebisingan dan kegiatan lain
yang ada disekitarnya, maka titik pengambilan sampel kualitas
udara dan tingkat kebisingan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Lokasi Sampling Kualitas Udara Ambien dan Tingkat
Kebisingan
Jumlah Sampel
No Lokasi Alasan
Udara Kebisingan
Mewakili kualitas udara
Lokasi ambien pada saat
1 Tapak 2 2 sebelum kegiatan
Proyek konstruksi &
operasional dimulai
2 Pinggir 1 1 Mewakili kualitas udara
Pada Kepmen LH Nomor 48, kebisingan siang hari (LS) yaitu dari
jam 06.00 pagi hingga jam 22.00 malam sedangkan kebisingan
malam hari (LM) dari jam 22.00 malam hingga jam 06.00
pagi.Rumus 6, 7 dan 8 berturut-turut adalah untuk menghitung LS,
LM dan LSMmenurut Kepmen LH No. 48 :
[ ( )]
4 lg
1
Leq ( siang )=Ls ( 16 jam )=10 log 10
16
∑ t 1−10 10
0=1
[ (∑ )]
7 lg
1 10
Leq ( malam )=Ls ( 8 jam )=10 log 10 t 1−10
8 0 =5
c. Konservasi Tanah
1) Metode Pengumpulan Data
a) Karateristik Tanah
Karakteristik tanah diperoleh datanya dengan melakukan
pemboran tanah dengan hand auger (bor tangan) untuk kegiatan
sampling tanah. Berikut aspek-aspek yang akan disampling
beserta metode pengumpulan data yang dilakukan.
- Sifat-sifat fisik: melakukan deskripsi dan analisis ukuran batir
- Permeabilitas dan porositas: melakukan deskripsi dan tes
permeabilitas in-situ.
- Kesuburan tanah: pengambilan sampel tanah dengan hand
auger saat melakukan pemboran tanah.
b) Erosi Tanah
Data tingkat erosi tanah dapat diperoleh dengan observasi visual,
peta rupa bumi, kemiringan bumi, kemiringan dan panjang lereng,
sifat fisik tanah, serta data hujan.
2) Metode Analisis Data
a) Karateristik Tanah
b) Erosi Tanah
Prakiraan besar erosi dilakukan dengan rumus empiris dari United
Soil Loss Equation (USLE) yaitu:
E= R x K x Lx S x C x P
Dimana:
E = Soil loss (ton/ha/tahun)
R = Faktor erosivitas hujan
K = Faktor erodibilitas hujan
L = Faktor panjang lereng
S = Faktor kemiringan lereng
C = Faktor jenis tutupan lahan tutupan lahan
P = Faktor konservasi tanah
d. Kuantitas Air Tanah
1) Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data mengenai kuantitas air tanah, dapat
diperoleh dari data sekunder yang tersedia pada Peta Zona Konservasi
Air Tanah Daerah Riau, khususnya daerah Kota Pekanbaru.
Selanjutnya dilakukan analisis data ketersediaan air tanah di lokasi
kegiatan. Pengawasan debit air tanah dilakukan dengan inventarisasi
sumur masyarakat yang terdekat dengan lokasi kegiatan yang dapat
mewakili debit air tanah di sekitar lokasi Industri Crude Palm Oil.
Q=VXA
Volume = l x w x d
Dimana:
Q = Debit/aliran (m3/det)
A = Luas penampang aliran ( m3)
e. Kualitas air tanah
1) Metoda Pengumpulan Data
Untuk mengetahui kualitas air tanah pada lokasi penelitian, maka
dilakukan pengukuran terhadap kualitas air sumur penduduk. Cara
pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air tanah berpedoman
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017. Parameter-parameter kualitas air tanah yang akan diukur
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3 Parameter Kualitas Air Tanah/ Sumur yang akan Diukur
No Parameter
1 Antimony
Pengumpulan Metode
No Komponen Indikator Parameter Analisis
Data Pengukuran
Populasi,
Pengamatan Tabulasi
Jenis
1 Flora Keanekaragaman lapangan atau Visual dan
Manfaat,
data primer deskripsi
dan fungsi
Sebaran
jenis
Pengamatan Tabulasi
Populasi
2 Fauna Keanekaragaman lapangan atau Visual dan
jenis
data primer deskripsi
Intensitas
kasus
d. Intensitas Dampak
Penting bila melebihi baku mutu, melebihi kriteria ilmiah, melebihi batas
toleransi sosial, spesies yang langka terancam punah, merusak/memusnahkan
peninggalan sejarah, menimbulkan kerusakan kawasan lindung, mengubah areal
yang mempunyai nilai estetika.
Anwar, Novicha., Listiani dan Sundoro. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia
Badan Pusat Statistik. 2021. Kecamatan Tenayan Raya Dalam Angka 2021.
Felda, Amelia. 2017. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Di Sei Mangkei Sumatera
80
LAMPIRAN
81
FORMULIR KA – ANDAL
I. INFORMASI UMUM
Nama Usaha dan/atau Pembangunan Industri Minyak Mentah Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) PT Agro Makmur
Kegiatan Sejahtera
Penanggung Jawab Usaha
Nur Arifman Muis - Manager PT Agro Makmur Sejahtera
dan/atau Kegiatan
1. Ir. Akbarul Hadi, M.T. – Ketua Tim
Penyusun AMDAL 2. Jihan, S.Ant - Anggota
3. Riska Aryani, S.P - Anggota
Kegiatan utama pengadaan lahan dan pembangunan infrastruktur utama. Kegiatan pendukung
Deskripsi Rencana Usaha
yaitu Studi kelayakan, Studi desain awal, Desain teknis terinci, Dokumen persiapan pengadaan
dan/atau Kegiatan
tanah, Pembangunan infrastruktur penunjang.
Lokasi Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
Titik Koordinat :
0°33’50’’N 101°31’59’’E
1. Pengurusan a. Pendekatan teknologi Komponen Timbulnya Hanya melibatkan Disimpulkan a. Kecamatan <1
Perijinan Menggunakan teknologi sosial dan Persepsi institusi terkait, tidak menjadi Tenayan Tahun
media social untuk budaya Keresahan tidak berpotensi DPH Raya, dan
penyebaran hasil sosialisasi Masyarakat besar b. Secar rinci
dan koordinasi menimbulkan dapat
b. Pendekatan Sosial budaya keresahan dilihat pada
c. Pendekatan Institusi masyarakat peta batas
Mengajak seluruh pihak yang sosia.
berkepentingan pada tingkat
institusi (stake holders) untu
terlibat dalam kegiatan
sosialisasi
2. Survei Lokasi a. Pendekatan teknologi Komponen Timbulnya Dikarenakan Disimpulkan a. Kecamatan <1
sosial dan rencana letak tidak menjadi Tenayan
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
Menggunakan teknologi budaya Persepsi Pembangunan DPH Raya, dan Tahun
media social untuk Keresahan pabrik tidak dekat b. Secar rinci
penyebaran hasil sosialisasi Masyarakat dengan dapat
dan koordinasi pemukiman warga dilihat pada
b. Pendekatan Sosial budaya dan hanya peta batas
c. Pendekatan Institusi dilakukan sesaat sosial.
serta hanya
melibatkan
institusi terkair
maka tidak
menimbulkan
dampak keresahan
masyarakat secara
signifukan
Tahap Konstruksi
1 Penerimaan a. Pendekatan Teknologi Komponen Terbuka upah tenaga Kesempatan a. Kecamatan 3 Tahun
tenaga kerja Menggunakan teknologi sosial dan Kesempatan kerja minimal Kerja Dan Tenayan
media social untuk budaya Kerja sesuai dengan Berusaha Raya, dan
penyebaran hasil sosialisasi Dan standar Upah b. Secar rinci
Meningkatnya Minimum dapat
dan koordinasi.
Peluang Usaha Provinsi dilihat
b. Pendekatan Sosial:
Riau pada peta
Memberikan upah yang
batas
layak, minimal sesuai sosial.
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
dengan Upah Minimum
Kota Pekanbaru,
c. Institusional:
Melakukan koordinasi dengan
Dinas Tenaga Kerja setempat
d. Memprioritaskan penduduk Komponen Timbulnya Mencegah Potensi a. Kecamatan 3 Tahun
setempat untuk diterima sosial dan Konflik Sosial munculnya Konflik Tenayan
sebagai tenaga kerja budaya konflik Raya, dan
konstruksi sesuai dengan akibat datangnya b. Secar rinci
keterampilan yang dimiliki. tenaga kerja dapat
e. Memberikan perhatian dan pendatang dilihat pada
perlakuan yang sama peta batas
terhadap tenaga kerja lokal sosial.
dan pendatang.
f. Melakukan upaya yang
optimal dalam pembinaan
tenaga kerja agar dapat
menghindari munculnya
konflik.
2 Mobilisasi a. Mengoperasikan kendaraan Fisik dan a. Penurunan Memelihara Menurunnya a. Kecamatan 3 Tahun
Alat Berat angkutan khususnya yang kimia Kualitas kualitas udara Kualitas Tenayan
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
Dan Material melalui jalan poros di luar Udara sesuai dengan Udara Raya, dan
jam sibuk. b. Rusaknya baku mutu yang Kerusakan b. Secar rinci
b. Melakukan penyiraman Badan berlaku Badan Jalan dapat
khususnya di jalan-jalan Jalan dilihat pada
perkerasan yang melewati peta batas
pemukiman penduduk. wilayah
c. Menutupi bak pengangkut studi.
material
d. Membatasi kecepatan
kendraan khususnya saat
melalui wilayah pemukiman
penduduk.
e. Memasang rambu lalulintas
untuk pembatasan
kecepatan.
3 Pembukaan a. Melakukan pembukaan Flora dan Terjadinya Meminimalkan Hilangnya a. Kecamatan 3 Tahun
lahan vegetasi secara selektif fauna Kehilangan vegetasi yang Vegetasi Tenayan
vegetasi sebagai koridor Vegetasi hilang disetiar Raya, dan
satwa liar antara lain lokasi proyek b. Secar rinci
menyisakan vegetasi pada dapat
batas lokasi proyek dengan dilihat pada
kawasan sekitarnya. peta batas
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
wilayah
studi.
b. Melakukan pembukaan Flora dan Terusiknya Meminimalkan Terganggunya a. Kecamatan 3 Tahun
vegetasi secara selektif fauna Satwa Liar vegetasi yang Satwa Liar Tenayan
dengan jalan menyisakan hilang di sekitar Raya, dan
vegetasi sebagai koridor lokasi perkebunan b. Secar rinci
satwa liar antara lain dapat
menyisakan vegetasi pada dilihat pada
batas lokasi proyek dengan peta batas
kawasan sekitarnya. wilayah
c. Memberikan ganti rugi studi..
tanaman sesuai dengan harga
yang disepakati dengan
pemilik tanaman
d. Melakukan pembukaan lahan Fisik dan Penurunan Mengurangi kadar Menurunnya a. Kecamatan 3 Tahun
dengan teknik dan tata cara kimia Kualitas Udara debu di udara Kualitas Tenayan
yang benar antara lain tanpa agar tetap di Udara Raya, dan
melakukan pembakaran (zero bawah baku mutu b. Secar rinci
burning) lingkungan dapat
dilihat pada
peta batas
wilayah
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
studi.
4. Pembangunan a. Melakukan penyiraman di Fisik dan Penurunan Mengurangi Kualitas a. Kecamatan 3 Tahun
sarana dan sekitar lokasi proyek dan kima Kualitas Udara kadar debu di Udara Tenayan
Prasarana sekitarnya. udara Raya, dan
b. Secar rinci
dapat
dilihat
pada peta
batas
wilayah
studi..
b. Dengan segera melakukan Fisik dan Terjadinya Mengurangi risiko Erosi Dan a. Kecamatan 3 Tahun
pembersihan tanah hasil kimia Erosi Dan terjadinya erosi Sedimentasi Tenayan
galian pondasi bangunan. Sedimentasi dan sedimentasi Raya, dan
b. Secar rinci
dapat
c. Dengan segera melakukan
dilihat pada
pembersihan sisa material
peta batas
bangunan.
wilayah
d. Penanaman kembali di
studi..
tepi sungai dan kanal
a. Dengan segera melakukan Fisik dan Penurunan Meminimalkan Kualitas Air a. Kecamatan 3 Tahun
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
pembersihan tanah hasil kimia Kualitas Air terjadi Dan Biota Air Tenayan
galian pondasi bangunan Dan Biota Air pencemaran air Raya, dan
b. Dengan segera melakukan b. Secar rinci
pembersihan sisa material dapat
bangunan. dilihat pada
c. Penanaman kembali di tepi peta batas
sungai dan kanal wilayah
d. Membuat saluran-saluran studi..
drainase agar aliran
permukaan tidak langsung
terkonsentrasi di badan
sungai
i. Pendekatan Sosial budaya Sosial dan Timbulnya Meminimalisasi Persepsi a. Kecamatan 3 Tahun
j. Pendekatan Institusi budaya Persepsi dampak persepsi Negatif Tenayan
kegiatan sosialisasi. Negatif negatif Raya, dan
masyarakat yang b. Secar rinci
timbul dari dapat
kegiatan dilihat pada
konservasi tanah peta batas
dan air sosial.
5. Konservasi a. Menerapkan teknik Fisik dan Hidrologi DAS Mengoptimalkan Fungsi a. Kecamatan 30
Tanah dan konservasi tanah sesuai Berfungsi kegiatan Hidrologi Tenayan
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
Air dengan kondisi fisik kima Dengan Baik konservasi tanah DAS Raya, dan Tahun
lingkungan di sekitar lokasi dan air b. Secar rinci
perkebunan dapat
b. Melakukan penanaman dilihat pada
pohon di sekitar bantaran peta batas
sungai di sekitar lokasi wilayah
perkebunan studi.
k. Pendekatan Sosial budaya Social dan Timbulnya Meminimalisasi Persepsi a. Kecamatan 30
l. Pendekatan Sosial budaya budaya Persepsi dampak persepsi Negatif Tenayan Tahun
Negatif negatif Raya, dan
masyarakat yang b. Secar rinci
timbul dapat
dilihat pada
peta batas
sosial.
6. Pembangunan a. Melakukan penyiraman di Fisik dan Penurunan Meminimalisir Kualitas a. Kecamatan 3 Tahun
Industri sekitar lokasi proyek dan kimia Kualitas Udara keluhan gangguan Udara Tenayan
pengolahan sekitarnya terutama pada pernafasan Raya
kelapa sawit musim kemarau b. Secar rinci
dapat
dilihat pada
peta batas
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
wilayah
studi.
b. Pendekatan Sosial budaya Sosial Terjadinya upah tenaga Ekonomi a. Kecamatan 3 Tahun
c. Pendekatan Institusi budaya Peningkatan kerja minimal Masyarakat Tenayan
Pendapatan sesuai dengan Raya, dan
standar Upah b. Secar rinci
Minimum dapat
Provinsi dilihat pada
Riau peta batas
sosial.
7. Pembangunan a. Pendekatan Sosial budaya Social dan Timbulnya Meminimalisasi Persepsi a. Kecamatan 3 Tahun
Unit b. Pendekatan Institusi budaya Persepsi dampak persepsi Negatif Tenayan
Pengolah Negatif negatif Raya, dan
Limbah masyarakat yang b. Secar rinci
timbul dapat
dilihat
pada peta
batas
sosial.
8. Pembuatan a. Melakukan penyiraman di Fisik dan Penurunan Mengurangi Kualitas a. Kecamatan 3 Tahun
Drainase sekitar lokasi proyek dan kima Kualitas Udara kadar debu di Udara Tenayan
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
sekitarnya. udara Raya, dan
c. Secar rinci
dapat
dilihat
pada peta
batas
wilayah
studi.
9. Pemutusan a. Pendekatan Sosial budaya Social dan Terjadinya Menimbang Keresahan a. Kecamatan <3
Hubungan b. Pendekatan Institusi budaya Keresahan mempertahankan Masyarakat Tenayan bulan
Kerja Masyarakat pekerja untuk Raya, dan
tahap operasi b. Secar rinci
dapat
dilihat
pada peta
batas
sosial.
a. Pendekatan Sosial budaya Sosial dan Peningkatan upah tenaga Ekonomi a. Kecamatan <3
b. Pendekatan Institusi budaya Ekonomi kerja minimal Masyarakat Tenayan bulan
Masyarakat sesuai dengan Raya, dan
standar Upah b. Secar rinci
Minimum dapat
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
Provinsi dilihat
Riau pada peta
batas
sosial.
Tahap Operasi
1. Penerimaan a. Pendekatan Sosial: Komponen Upah tenaga Kesempatan Kerja Adanya a. Kecamata <6
Tenaga Kerja Memberikan upah yang sosial dan kerja minimal Dan Berusaha Kecemburuan n Tenayan bulan
layak minimal Pendekatan budaya sesuai dengan Raya, dan
Sosial
b. Institusional: standar Upah b. Secara
Melakukan koordinasi Minimum rinci dapat
dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi dilihat
setempat Riau pada peta
batas
sosial.
2 Sistem a. Pembangunan waduk Komponen a. Penurunan Menggunakan air Akan a. Kecamatan 30
Penyediaan waduk penampung air fisik, kimia Kualitas Air bersih seefesien menimbulkan Tenayan Tahun
Air Bersih larian maupun air hujan. dan sosial Dan Biota mungkin keresahan Raya, dan
budaya Air masyarakat b. Secara
b. Menyediakan ruang-
b. Keresahan karena pada rinci dapat
ruang terbuka hijau dan
masyarakat tahap operasi dilihat pada
tidak mendirikan produksi peta batas
bangunan atau aktivitas minyak sosial.
lain di zona-zona
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
tangkapan air. mentah CPO
ini
memerlukan
air yang
cukup banyak
sehingga
menimbulkan
persepsi
negatif
terhadap
masyarakat.
3 Operasional a. Penggantian sparepart gense Fisik dan a. Penurunan memeriksa Tercemarnya a. Kecamatan 30
Generator t sangat penting terlebih jika kimia Kualitas knalpot dan asap Tenayan Tahun
udara dan
Genset genset telah digunakan Udara yang dikeluarkan Raya, dan
dalam kurun waktu yang tanah
b. Pencemaran tidak terlalu b. Secara
lama.
b. Pemeriksaan sistem Tanah berlebihan. rinci dapat
pembuangan dapat Mengolah hasil dilihat
dilakukan dengan limbah yang pada peta
memeriksa knalpot dan asap dihasilkan dengan batas
yang dikeluarkan tidak tepat sosial.
terlalu berlebihan. Jika asap
yang dikeluarkan berlebih
maka dikhawatirkan ada
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
masalah dari kualitas bahan
bakar yang kotor atau
kualitas udara sehingga
perlu perbaikan secepat
mungkin.
c. oli dan filter bekas harus
dikelola dengan baik
4 Pengolahan a. Pengolahan limbah cair Komponen Penurunan Melakukan Menyebabkan a. Kecamatan 30
Limbah Cair dalam IPAL sebelum dilepas Fisik, kualitas air pemeliharaan penurunan Tenayan Tahun
ke saluran perairan terbuka. kimia dan permukaan IPAL agar tetap Raya, dan
kualitas air
sosial optimal dalam b. Secara
budaya pengolahan permukaan rinci dapat
limbah dilihat pada
peta batas
sosial.
5 Pengolahan Pemanfaatan limbah padat yang Komponen Peningkatan Memanfaatkan Meningkatkan a. Kecamatan 30
Limbah Padat dihasilkan diupayakan dapat sosial kualitas limbah padat kualitas Tenayan Tahun
dimanfaatkan, seperti tandan budaya lingkungan menjadi produk Raya, dan
lingkungan
kosong (tankos), sabut, dan timbulnya baru, seperti b. Secara rinci
cangkang, pelepah kering, dapat persepsi positif bahan bakar dan membuka dapat
dimanfaatkan untuk bahan bakar masyrakat peluang usaha dilihat pada
tungku dan ketel uap. peta batas
Rencana Komponen Uraian
Batas
Usaha Pengelolaan Lingkungan Yang Rona Dampak Batas Wilayah
No Dampak Evaluasi Dampak Waktu
dan/atau Sudah Direncanakan Lingkungan Penting Studi
Potensial Potensial Kajian
Kegiatan yang Terknea Hipotetik
Berpotensi Dampak
masyarakat sosial.
Data dan
Metode
No Informasi yang Metode Analisis Metode Perkiraan Metode
DPH Pengumpulan
. Relevan dan Data Dampak Penting Evaluasi
Data
Dibutuhkan
1. Peningkatan a. Jumlah Pengumpulan Analisa grafik atau Tingkat Kesempatan Menggunakan
Kesempatan Penduduk Data Sekunder turbulansi Kerja = jumlah penduduk metode bagan
yg berkerja/ jumlah
Kerja b. Angkatan alir untuk
angkatan kerja x 100%
kerja menelaah
holistic antar
seluruh dampak
2. Kuantitas Air a. Debit air tanah a. Data Professional Debit air tanah dengan Menggunakan
Tanah b. Luas pempang sampling judgment oleh metode hukum Darcy : metode bagan
(A) tiap titik pakarhidrologib. Q = V. A = K.I.A alir untuk
b. Data Mengetahui menelaah
Luas penampang (A) :
sekunder ketersediaan air holistic antar
A=I×d
tanah untuk seluruh dampak
kegiatan
[ (∑ )]
siang hari sekunder LM dan LSM 4 lg metode bagan
(LS) dari BMKG menurut Kepmen 1 10 alir untuk
¿ 10 log 10 t 1−10
b. kebisingan b. lokasi titik LH No. 48. 16 0=1 menelaah
malam hari pengumpul Leq ( malam )=Ls ( 8 jam ) holistik antar
(LM) an data seluruh dampak
[( )]
7 lg
(sampling) 1
¿ 10 log 10
8
∑ t1−10 10
0=5
Data dan
Metode
No Informasi yang Metode Analisis Metode Perkiraan Metode
DPH Pengumpulan
. Relevan dan Data Dampak Penting Evaluasi
Data
Dibutuhkan
8. Iklim Data yang data sekunder Data-data tersebut t . mask+ t . min Menggunakan
Tht =
berhasil dikoreksi dari BMKG akan digunakan 2 metode bagan
selanjutnya untuk data (2 ×tp ) +ts+tsr alir untuk
Tht =
dianalisis yang penunjang dalam 4 menelaah
meliputi curah menganalisa holistic antar
hujan, suhu, dampak seluruh dampak
kelembaban, dan
kecepatan angin
9. Penurunan a. konsentrasi a. data a. hasil Model Gauss : Menggunakan
kualitas udara suatu gas sekunder perhitungan Q=n× FE× smp metode bagan
diatas dari BMKG dari metode alir untuk
Fungsi pengaruh
permukaan b. lokasi titik Gauss menelaah
meteorology :
tanah pengumpul b. sohyet b
holistik antar
(Ug/m3 ) an data σy=a x seluruh dampak
b
b. banyaknya (sampling) σz=c x +f
gas yang c. data Fungsi X dan Y
dikeluarkan sekunder merupakan hubungan
(Ug/m3 ) dari buku arah angin dan jalan
merupakan Chay dengan sumber penerima :
variabel
Data dan
Metode
No Informasi yang Metode Analisis Metode Perkiraan Metode
DPH Pengumpulan
. Relevan dan Data Dampak Penting Evaluasi
Data
Dibutuhkan
prediktor Asdak X =( Sp−Sr ) Cosθ+ ( Rp−Rr ) Sinθ
c. pembauran Y = ( Sp−Sr ) Sinθ+ ( Rp−Rr ) Cosθ
parameter
Fungsi Konsentrasi
gas secara
horizontal GasPolutan :
d. pembauran
parameter
C= [ Q
] [
π . u . σy .σz
exp
−1 Y 2
+
]
2 σy 2
¿
gas secara
vertikal
e. rata-rata
kecepatan
angin
(m/detik)
f. jarak terjauh
angin yang
searah dan
berlawanan
arah angin
LAYOUT INDUSTRI MINYAK MENTAH KELAPA SAWIT (CRUDE PALM OIL)
Keterangan
1. Post satpam
2. Jempatan timbangan
3. Central office
4. Musollah
5. Laboratorium
6. Parkiran mobil
7. Loading ramp
8. Kantin
9. Mill office
10. Despatch Sheet
11. Storage tank
12. Water Treatment Plant
13. Sterilizer Station
14. Power Station
15. Demineralization Plant
16. Boiler Station
17. Threshing Station
18. Pressing Station
19. Kernel Recovery Station
20. Clarification Station
21. Kernel Storage
22. Sludge Pit
23. Empty Bunch Shreder And Press
24. Composting Plant
25. Water Suply Stasiun
26. Wharehouse
27. Toilet
28. Stasiun Power Panlt
29. Control room
30. Gudang Limbah Non B3
31. Gudang Limbah
LAMPIRAN DOKUMENTASI