A. Clarifier
Clarifier berfungsi sebagai tempat pengolahan air tahap pertama yaitu proses
penjernihan air untuk menghilangkan zat padat yang ada dalam bentuk suspensi yang
dapat menyebabkan kekeruhan pada air. Raw water (air baku) yang berasal dari
sungai Peusangan dipompakan dengan tekanan 1-3 Kg/cm G. kekeruhan (turbidity)
2
air baku yang masuk ke clarifier sekitar 10-40 ppm, pada saat normal operasi sedang
pada saat hujan turbiditynya lebih besar dari 100 ppm.
Clarifier mempunyai kapasitas 1330 ton/jam sedangkan kebutuhan air baku
masuk clarifier adalah 600 – 800 ton/jam (normal). Pada daerah masuk clarifier
diinjeksikan bahan-bahan kimia yaitu alum sulfat, chlorine, caustic soda, sedangkan
coagulant aid ditambahkan ke dalam clarifier. Clarifier dilengkapi dengan agitator
dan rake yang berfungsi sebagai pengaduk, keduanya bekerja secara kontinu.
Agitator befungsi unuk mempercepat terjadinya flok-flok dan bekerja dengan
kecepatan 1,05 – 4,2 rpm. Peusangan dipompakan dengan tekanan 1-3 Kg/cm G. 2
Sedangkan rake berfungsi mencegah agar flok – flok (gumpalan lumpur) tidak pekat
di dasar clarifier dan bekerja dengan kecepatan 0,033 rpm. Kotoran – kotoran yang
mengendap bersama sludge (lumpur) dikeluarkan dari bawah clarifier sebagai blow
down, sedangan air jernih dari clarifier keluar lewat over flow untuk dibersihkan lagi
dalam gravity sand filter. Adapun fungsi dari bahan-bahan kimia tersebut adalah:
1) Alum Sulfat (Al (SO ) 18H O)
2 4 3 2
Al(OH) yang berupa koloid akan mengendap bersama kotoran lain yang terikut ke
3
SO + 2NaOH Na SO + 2H O
4 2 4 2
3) Chlorine (Cl )
2
Tujuan untuk mematikan mikroorganisme dalam air, disamping itu juga untuk
mencegah timbulnya lumut yang akan mengganggu pada proses selanjutnya.
4) Coagulant Aid
Fungsinya untuk memperbesar flok-flok sehingga mempercepat terjadinya
pengendapan.
Pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang akan
dipisahkan berbeda densitasnya. Pemisahan liquid-solid ini menggunakan bantuan
gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya gravitasi atau sentrifugal atau
penyaringan sangat bergantung pada bentuk dan ukuran partikel.. teknik
pemisahannya juga bergantung pada :
1) Konsentrasi solid
2) Kecepatan umpan masuk
3) Ukuran partikel solid
4) Bentuk partikel solid
Salah satu teknologi yang umum digunakan pada proses pemisahan liquid-solid
adalah dengan menggunakan metoda klarifikasi dengan menggunakan clarifier.
Gambar 1: Horizontal Clarifier (old tech) Gambar 2: Clarifier yang dilengkapi dengan
Baffle
Disinilah akan kita lihat fungsi baffle seperti pada gambar-gambar diatas, dimana
oleh karena suatu industri ingin suatu proses yang efisien baik dari segi pekerja
maupun segi waktu, maka dicari solusi agar proses pengendapan suspended solid
dapat berjalan lebih cepat.
Clarifier dilengkapi dengan alat pengaduk (mixer) yang mana sangat
membantu sekali dalam proses pencampuran yang berlangsung dengan homogen.
Mixer ini bekerja dengan prinsip dasar dari proses Agitasi. Proses agitasi ini
merupakan dasar dalam pengadukkan air yang mana dengan adanya baffle hasil dari
proses agitasi ini dapat mengurangi terjadinya vorteks.
Didalam clarifier akan terjadi tiga proses yaitu :
a) Koagulasi
Adalah suatu mekanisme penetralan dimana partikel-partikel koloid yang
bermuatan dinetralkan muatannya, setalah penetralan maka partikel akan saling
mendekat satu sama lain sehingga membentuk floc yang kecil melalui suatu proses
penambahan koagulan yaitu antara lain :
(a). Alum-aluminum sulfate-Al2(SO4)3
(b). Ferric sulfate-Fe2(SO4)3
(c). Ferric chloride-FeCl3
(d). Sodium aluminate-Na2AI204
Tujuannya adalah untuk mengikat atau mengumpulkan kotoran-kotoran yang
tidak bisa disaring melalui filter biasa. Metode pembubuhan aluminium sulfat yang
paling umum adalah dalam bentuk larutan. Larutan aluminium sulfat dibuat dalam
sebuah tangki dengan kapasitas yang cukup untuk pembubuhan koagulan. Untuk itu
diperlukan dua tangki berpengaduk, dimana yang satu beroperasi sementara larutan
disiapkan pada tangki lainnya. Pembubuhan koagulan ini dilakukan pada unit
koagulasi.
b. Flokulasi
Adalah suatu mekanisme dimana floc kecil tersebut akan dilalui suatu media
flokulan (Polyelektrolit) digabungkan menjadi floc yang lebih besar sehingga massa
bertambah agar dapat mengendap. Flok-flok yang semakin membesar itu akan
mengendap sejalan dengan pertambahan luas permukaan aliran, sehingga waktu
pengaliran akan lebih lama dan reaksi yang terjadi akan semakin sempurna.
Sedangkan perluasan permukaan aliran akan dilakukan dengan penambahan sekat-
sekat pada bak flokulasi. Sehingga butiran-butiran yang sudah terbentuk akan saling
bertumbukan dan akan menghasilkan flok-flok yang semakin membesar, ini
dikarenakan flok-flok tadi akan saling melekat antara satu dengan yang lainnya.
c. Sedimentasi
Adalah suatu mekanisme dimana floc yang sudah cukup besar tersebut akan
mengendap dan turun ke permukaan air karena gaya gravitasi bumi.
c. Vertical-Clarifier
Clarifier vertical dirancang untuk memperkecil biaya yang harus
dikeluarkan karena memiliki efisiensi dalam memisahkan partikel solid dengan
liquid. Clarifier jenis ini mempercepat pengendapan partikel suspensi dengan
bantuan gaya gravitasi.
Gambar 4: Vertical-Clarifier
d. Horizontal-Clarifier
e. Clarifier-Thickener
Clarifier dapat pula bertindak sebagai thickener. Mekanisme drive pada
clarifier jenis ini biasanya memiliki kemampuan tenaga putar yang tinggi yang di
supply pada standar clarifier.
Gambar 6: Clarifier-Thickener