Anda di halaman 1dari 11

CLARIFIER VS THICKENER

Penyaring gravitasi umum dalam pengolahan air, di mana suatu penyaring


pasir digunakan untuk menjernihkan air sebelum deionisasi dan destilasi. Medium
penyaring dapat terdiri atas lapisan pasir atau cake bed, atau untuk tujuan-tujuan
khusus, suatu komposisi yang mengandung asbes, serat-serat selulosa, arang aktif,
tanah diatome, atau pembantu penyaring lain. Pemurnian air dalam skala kecil dapat
menggunakan keramik berpori sebagai suatu medium penyaring dalam bentuk “lilin-
lilin” berlubang.Cairan masuk dari sisi luar melalui keramik berpori ke dalam bagian
lilin yang berlubang (kosong). Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian
bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida
mengalir secara laminar. Filter ini digunakan untuk proses fluida dengan kuantitas
yang besar dan mengandung sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air. Tangki
biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air biasa
digunakan beton.Saluran dibagian bawah yang berlubang mengarah pada filtrat,
saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar memungkinkan backwashing dari
dasar pasir untuk menghilangkan padatan-padatan yang terakumulasi.Bagian bawah
yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk
menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam pengolahan air sebagai media filter
adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas yang dihancurkan
biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur.Batu kapur biasanya digunakan
untuk membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi maupun adsorbsi. Peusangan
dipompakan dengan tekanan 1-3 Kg/cm G. 2

Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan


kasar (batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan
materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda ukurannya
harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat bercampur dan
ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan pori-pori dan
kemampuan yang maksimal.

Dengan melihat persyaratan ruang, metode yang efisiensi dapat


disediakan.Gravitasi nutzch adalah suatu tangki berdasarkan palsu atau bejana media
penyaring. Porselen nutzch dapat digunakan untuk mengumpulkan kristal-kristal
steril atau pengerjaan-pengerjaan di mana bubur tidak dapat bercampur dengan
logam-logam.Gravitasi nutzch bukanlah penyaring gravitasi sebenarnya, karena
sering kali dioprasikan (dijalankan) di bawah tekana atau vakum.

A. Clarifier
Clarifier berfungsi sebagai tempat pengolahan air tahap pertama yaitu proses
penjernihan air untuk menghilangkan zat padat yang ada dalam bentuk suspensi yang
dapat menyebabkan kekeruhan pada air. Raw water (air baku) yang berasal dari
sungai Peusangan dipompakan dengan tekanan 1-3 Kg/cm G. kekeruhan (turbidity)
2

air baku yang masuk ke clarifier sekitar 10-40 ppm, pada saat normal operasi sedang
pada saat hujan turbiditynya lebih besar dari 100 ppm.
Clarifier mempunyai kapasitas 1330 ton/jam sedangkan kebutuhan air baku
masuk clarifier adalah 600 – 800 ton/jam (normal). Pada daerah masuk clarifier
diinjeksikan bahan-bahan kimia yaitu alum sulfat, chlorine, caustic soda, sedangkan
coagulant aid ditambahkan ke dalam clarifier. Clarifier dilengkapi dengan agitator
dan rake yang berfungsi sebagai pengaduk, keduanya bekerja secara kontinu.
Agitator befungsi unuk mempercepat terjadinya flok-flok dan bekerja dengan
kecepatan 1,05 – 4,2 rpm. Peusangan dipompakan dengan tekanan 1-3 Kg/cm G. 2

Sedangkan rake berfungsi mencegah agar flok – flok (gumpalan lumpur) tidak pekat
di dasar clarifier dan bekerja dengan kecepatan 0,033 rpm. Kotoran – kotoran yang
mengendap bersama sludge (lumpur) dikeluarkan dari bawah clarifier sebagai blow
down, sedangan air jernih dari clarifier keluar lewat over flow untuk dibersihkan lagi
dalam gravity sand filter. Adapun fungsi dari bahan-bahan kimia tersebut adalah:
1) Alum Sulfat (Al (SO ) 18H O)
2 4 3 2

Berfungsi untuk membuat flok-flok dari partikel-partikel yang tersuspensi di dalam


air sehingga kotoran dapat mengendap. Reaksi yang terjadi adalah:
A (SO ) .18H O 2Al(OH) + 3H SO + 18H O
2 4 3 2 3 2 4 2

Al(OH) yang berupa koloid akan mengendap bersama kotoran lain yang terikut ke
3

dalam air sedangkan H SO akan mengakibatkan air bersifat asam.


2 4

2) Caustic Soda (NaOH)


Berfungsi untuk menaikkan PH air akibat panambahan alum sehingga PHnya berkisar
antara 6 – 8. Reaksi yang terjadi adalah

SO + 2NaOH Na SO + 2H O
4 2 4 2

3) Chlorine (Cl )
2

Tujuan untuk mematikan mikroorganisme dalam air, disamping itu juga untuk
mencegah timbulnya lumut yang akan mengganggu pada proses selanjutnya.

4) Coagulant Aid
Fungsinya untuk memperbesar flok-flok sehingga mempercepat terjadinya
pengendapan.
Pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang akan
dipisahkan berbeda densitasnya. Pemisahan liquid-solid ini menggunakan bantuan
gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya gravitasi atau sentrifugal atau
penyaringan sangat bergantung pada bentuk dan ukuran partikel.. teknik
pemisahannya juga bergantung pada :
1) Konsentrasi solid
2) Kecepatan umpan masuk
3) Ukuran partikel solid
4) Bentuk partikel solid
Salah satu teknologi yang umum digunakan pada proses pemisahan liquid-solid
adalah dengan menggunakan metoda klarifikasi dengan menggunakan clarifier.

1. Fungsi dan Prinsip Kerja Clarifier


Clarifier berfungsi untuk memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel halus
yang menghasilkan liquid yang jernih yang bebas partikel-partikel solid atau
suspensi. Teknologi pemisahan liquid-solid umumnya dipakai pada proses
pengolahan air bersih pada berbagai industri antara lain pada pengolahan air minum
PDAM dan pengolahan air baku untuk Demin Plant maupun Cooling Water System.
Di dalam Clarifier terjadi proses yang kita sebut dengan proses klarifikasi
yang mana proses ini berfungsi menghilangkan suspended solid. Suspended solid
merupakan bagian dari kotoran (impurities) yang menyebabkan air menjadi keruh.
Secara umum klarifikasi dapat diartikan sebagai proses penghilangan suspended solid
melalui mekanisme koagulsai, flokulasi, dan sedimentasi.
Air yang mengandung bahan kimia serta floc mengalir ke Clarifier melalui
pipa vertical ditengah clarifier, untuk dipisahkan flok-floknya dengan cara
pengendapan gravitasi. Clarifier pada umumnya berbentuk tanki silinder dari beton
dengan diameter 26 meter dan tinggi 3,65 meter. Selama clarification, dihilangkan
juga water hardness, yaitu garam-garam calcium dan magnesium yang larut dalam
air, dengan jalan mereaksikannya dengan zat-zat kimia yang akan mengendapkan
hardness tersebut. Garam Ca dan Mg dalam bentuk bikarbonat akan lebih mudah
larut.
Untuk pengendapan yang efesien, perlu pengadukan sehingga zat pengendap
akan terbagi dalam air sebelum pengendapan untuk membentuk gumpalan yang lebih
besar, hal ini dapat dicapai dengan pengadukan lambat. Jika dosis pengendapan
terlalu tinggi, lapisan lumpur akan naik sampai batas yang telah ditentukan dan
terbawa arus keluar. Untuk mengetahui kualitas air, clarifier dilakukan kontrol di
outlet clarifier dengan parameter pH, Cl2 (1,5 – 4,0 ppm) dan turbidity maksimum 5
ppm. Air yang bersih dipisahkan melalui overlow di bibir clarifier dan endapan yang
terbentuk dibuang melalui bagian bawah clarifier.

Gambar 1: Horizontal Clarifier (old tech) Gambar 2: Clarifier yang dilengkapi dengan
Baffle
Disinilah akan kita lihat fungsi baffle seperti pada gambar-gambar diatas, dimana
oleh karena suatu industri ingin suatu proses yang efisien baik dari segi pekerja
maupun segi waktu, maka dicari solusi agar proses pengendapan suspended solid
dapat berjalan lebih cepat.
Clarifier dilengkapi dengan alat pengaduk (mixer) yang mana sangat
membantu sekali dalam proses pencampuran yang berlangsung dengan homogen.
Mixer ini bekerja dengan prinsip dasar dari proses Agitasi. Proses agitasi ini
merupakan dasar dalam pengadukkan air yang mana dengan adanya baffle hasil dari
proses agitasi ini dapat mengurangi terjadinya vorteks.
Didalam clarifier akan terjadi tiga proses yaitu :
a) Koagulasi
Adalah suatu mekanisme penetralan dimana partikel-partikel koloid yang
bermuatan dinetralkan muatannya, setalah penetralan maka partikel akan saling
mendekat satu sama lain sehingga membentuk floc yang kecil melalui suatu proses
penambahan koagulan yaitu antara lain :
(a). Alum-aluminum sulfate-Al2(SO4)3
(b). Ferric sulfate-Fe2(SO4)3
(c). Ferric chloride-FeCl3
(d). Sodium aluminate-Na2AI204
Tujuannya adalah untuk mengikat atau mengumpulkan kotoran-kotoran yang
tidak bisa disaring melalui filter biasa. Metode pembubuhan aluminium sulfat yang
paling umum adalah dalam bentuk larutan. Larutan aluminium sulfat dibuat dalam
sebuah tangki dengan kapasitas yang cukup untuk pembubuhan koagulan. Untuk itu
diperlukan dua tangki berpengaduk, dimana yang satu beroperasi sementara larutan
disiapkan pada tangki lainnya. Pembubuhan koagulan ini dilakukan pada unit
koagulasi.
b. Flokulasi
Adalah suatu mekanisme dimana floc kecil tersebut akan dilalui suatu media
flokulan (Polyelektrolit) digabungkan menjadi floc yang lebih besar sehingga massa
bertambah agar dapat mengendap. Flok-flok yang semakin membesar itu akan
mengendap sejalan dengan pertambahan luas permukaan aliran, sehingga waktu
pengaliran akan lebih lama dan reaksi yang terjadi akan semakin sempurna.
Sedangkan perluasan permukaan aliran akan dilakukan dengan penambahan sekat-
sekat pada bak flokulasi. Sehingga butiran-butiran yang sudah terbentuk akan saling
bertumbukan dan akan menghasilkan flok-flok yang semakin membesar, ini
dikarenakan flok-flok tadi akan saling melekat antara satu dengan yang lainnya.
c. Sedimentasi
Adalah suatu mekanisme dimana floc yang sudah cukup besar tersebut akan
mengendap dan turun ke permukaan air karena gaya gravitasi bumi.

2. Jenis – jenis clarifier


Clarifier merupakan peralatan yang banyak digunakan pada industri
pengolahan air, baik itu pengolahan air minum, pengolahan limbah, atau lainnya.
Clarifier pada dasarnya identik dengan thickner, dalam hal desain dan keluaran
kecuali desain konstruksi yang ringan dan tenaga penggeraknya. Perbedaan ini
terlihat dari produk pemisahannya, dimana thickener akan menaikkan konsentrasi
suspensi solid sedangkan pada clarifier akan dihasilkan liquid dengan konsentrasi
solid rendah.
Jenis-jenis Clarifier yang umum dijumpai dakam dunia industri, antara lain :
a. Rectangular Clarifiers
1) Berfungsi untuk pengolahan air limbah dan juga dalam proses industri.
2) Metode pemisahan dengan tipe rangkaian pengisapan.
3) Ukuran antara lain lebar 2 sampai 10 m ( 6 sampai 33 ft), dimana
panjangnya 3 sampai 5 kali lebarnya.
4) Clarifier tipe ini biasanya digunakan terutama dalam pemisahan
minyak dan air serta dalam pemurnian gas buangan dari pabrik baja.. Hasil
yang dihasilkan jernih, tetapi bagaimanapun secara umum tidak sejernih
dengan menggunakan circular clarifier.
b. Circular Clarifiers
Unit Circular tersedia dalam 3 tipe dasar , yaitu :
1) Bridge
2) Center- column
3) Peripheral-traction.
Oleh karena konsiderasi ekonomi, tipe bridge dalah tipe yang diusulkan untuk
tangki berdiameter kurang dari 20 m. Circular clarifier biasanya dilengkapi dengan
alat surface-skimming yang terdiri dari rotating skimmer, scum baffle, dan scum box.
Mekanisme centre-drive juga di instal pada square tanks. Mekanismenya
berbeda dari mekanisme circular standar dimana terdapat engsel pada sudut blade
untuk menyapu sudut yang tidak terjangkau pada mekanisme utama.
Gambar 3: Circular clarifier

c. Vertical-Clarifier
Clarifier vertical dirancang untuk memperkecil biaya yang harus
dikeluarkan karena memiliki efisiensi dalam memisahkan partikel solid dengan
liquid. Clarifier jenis ini mempercepat pengendapan partikel suspensi dengan
bantuan gaya gravitasi.

Gambar 4: Vertical-Clarifier

d. Horizontal-Clarifier

Gambar 5: Horizontal Basin Clarifier

e. Clarifier-Thickener
Clarifier dapat pula bertindak sebagai thickener. Mekanisme drive pada
clarifier jenis ini biasanya memiliki kemampuan tenaga putar yang tinggi yang di
supply pada standar clarifier.
Gambar 6: Clarifier-Thickener

f. Industrial Waste Secondary Clarifier.


Banyak rancangan yang semula membuang limbah organik ke saluran air
telah berubah menggunakan fasilitas treatment sendiri agar mengurangi biaya
treatment plant. Untuk limbah organik, proses waste-activated sludge merupakan
tahapan yang disarankan, menggunakan aeration basin untuk tahap bio-oxidation dan
secondary clarifier untuk menghasilkan clear effluent dan untuk mengkonsentrasikan
biomass untuk recycle ke basin. Untuk menghasilkan effluent yang diinginkan dan
memperoleh konsentrasi yang cukup dari low-density solids yang membentuk
biomass, perlu kriteria design tertentu dalam rancangan jika memiliki data pilot-plant,
prosedur design yang diusulkan oleh Albertson (op. cit.) dapat digunakan untuk
menetapkan diameter tank, kedalaman, feed well dimension, feed inlet configuration,
dan rake blade design untuk suatu unit.
B. Thickener
Thickener atau sering disebut pengental diterapkan untuk zat-zat yang
meningkatkan viskositas larutan atau campuran cair / padat tanpa secara substansial
memodifikasi sifat-sifat lainnya. Bentuk dari tickener dari luar hampir sama dengan
kolam sedimentasi. Namun ketinggian biasanya lebih tinggi. karena Tickener ini
biasanya menampung sludge sedimentasi dan sludge dari kolam lain. Hasil keluaran
dari Tickener biasanya langsung masuk pada Filter Press yang berfungsi
menghilangkan air pada sludge untuk menghasilkan limbah padatan.

Bak Pengental Lumpur ( Thickener )

Bak pengental lumpur berfungsi untuk menampung lumpur ( sludge ) yang


berasal dari bak penjernih pertama dan bak penjernih kedua. Bak ini memiliki bentuk
yanng mirip dengan bak penjernih dengan dimensi yang jauh lebih kecil. Prinsip
kerja thickener adalah mengurangi kadar air dalam lumpur sehingga konsentrasi solid
(solid content ) meningkat (kental ). Air limpasan ( overflow ) dari thickener ini akan
dialirkan kembali ke deep tank.
Thickener adalah suatu alat untuk memisahkan padatan yang tercampur dalam
larutan. Di dalam thickener terdapat suatu pengaduk (rake) yang berfungsi untuk
mengumpulkan padatan ke bagian bawah. Pengaduk ini berputar dengan kecepatan
rendah ( kurang dari 1 rpm)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Clarifier dan Thickener.


(http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/17/sedimentasi/) (Diakses tanggal
9 September 2014)

Anonim. 2014. Thickener. (www.airlimbah.com/2012/11/10/pengolahan-


lumpur/) (Diakses tanggal 9 September 2014)

Ayu, Diyah. 2014. Clarifier.


(http://diyahchemical.blogspot.com/2014_01_01_archive.html) (Diakses tanggal 9
September 2014)

Elyanti, Novita. 2014. Clarifier. (http://novita-


elyanti.blogspot.com/2011/01/utilitas.html) (Diakses tanggal 9 September 2014)

Susilowati, FE. 2013. Thickener.


(http://id.scribd.com/doc/88957282/Thickener-Pada-Sistem-Pengolahan-Limbah)
(Diakses tanggal 9 September 2014)

Anda mungkin juga menyukai