Anda di halaman 1dari 6

Nama : Permata Setia Ayusdini

NIM : P07133221093

Prodi : STr Sanitasi Lingkungan (B)

1. Jelaskan mengenai detail alur pengolahan limbah dengan metode Trickling


Filter!

Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan
memanfaatkan teknologi Biofilm.Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan
media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi lapisan
yang kasar, keras, tajam dan kedap air. Kegunaannya adalah untuk mengolah air
limbah dengan dengan mekanisme air yang jatuh mengalir perlahan-lahan melalui
melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring.
a. Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melekatkannya pada medium penyaringan, atau septum yang di atasnya
padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari
penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah
padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di
dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari
hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan
dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan
laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang
peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae.
Oleh karena farietas dari material yang harus disaring beragam
dan kondisi proses yang berbeda, banyak jenis penyaring telah
dikembangkan.
b. Sedimentasi
Unit sedimentasi merupakan peralatan yang berfungsi untuk
memisahkan solid dan liquid darisuspensi untuk menghasilkan air
yang lebih jernih dan konsentrasi lumpur yang lebih
kentalmelalui pengendapan secara grafitasi.

Mesin pengolahan limbah yang dinamakan Trickling Filter memiliki desain


khusus yang tidak mudah tersumbat (clogged) ketika beroperasi. Berbagai komponen
media Trickling Filter yang ada di bawah ini bersinergi untuk menciptakan sistem
praktikal pengolahan liquid waste yang efektif:

1. Bak Pengendap Awal

Pada tahap preliminary, air limbah yang berisi zat-zat beracun serta
kontaminan lainnya dimasukkan ke dalam bak pengendap awal. Bak
pengendap awal ini disebut juga dengan tangki pengendapan primer, yang
terhubung langsung dengan perangkat yang mengalirkan limbah ke atas
media filter.

Di dalam tangki ini, limbah akan melakukan pengendapan


pertamanya, meninggalkan partikel besar serta kasar di bagian bawah
tangki. Setelah itu limbah dengan partikel yang lebih halus masuk ke
dalam perangkat dosis (yang akan membagi ukuran limbah sesuai dengan
pipa berlubang di atas media filter).

2. Mesin Trickling Filter


Setelah limbah melalui perangkat yang membagi limbah dalam dosis
tertentu, limbah akan diteteskan di atas media penyaring. Biasanya debit
air limbah yang melalui perangkat ini jauh lebih kecil dari volume tangki
pengendapan awal. Di dalam tangki Trickling Filter, terdapat media-media
berukuran selaras yang berjumlah ribuan dan disusun dengan kedalaman
sekitar 0,8 meter hingga 2,5 meter (tergantung kebutuhan). Media
penyaring bisa berupa bebatuan, plastik, hingga kayu-kayuan. Nah, pada
permukaan media tersebut terdapat mikroorganisme pengurai yang akan
mengurangi jumlah BOD/COD limbah. Ketika zat pencemar yang
terkandung dalam limbah bersentuhan secara langsung dengan
mikroorganisme tersebut, terjadilah proses penguraian
3. Bak Pengendap Akhir
Setelah melalui proses panjang meneteskan limbah ke atas media
penyaring, limbah cair yang telah terurai akan dimasukkan dalam bak
pengendap akhir / tangki sedimentasi terakhir. Di dalam tangki ini, limbah
akan diendapkan untuk terakhir kalinya, dan industrial waste siap dialirkan
ke tempat lain tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan
2. Jelaskan dengan detail alur pengolahan limbah dengan metode kontak aerasi!

Kontak aerasi adalah suatu proses penambahan udara atau oksigen dalam air
dengan membawa air dan udara ke dalam kontak yang dekat, dengan memberikan
gelembung-gelembung halus udara dan membiarkannya naik melalui air.
Aerasi adalah pemambahan oksigen ke dalam air sehingga oksigen terlarut di
dalam air semakin tinggi. Pada prinsipnya aerasi itu mencampurkan air dengan udara
atau bahan lain sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau
udara. Aerasi termasuk pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsur
mekanisasi dari pada unsur biologi. Aerasi merupakan proses pengolahan dimana air
dibuat mengalami kontak erat dengan udara dengan tujuan meningkatkan kandungan
oksigen dalam air tersebut. Dengan meningkatnya oksigen zat-zat mudah menguap
seperti hiddrogen sulfide dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dapat
dihilangkan. Kandungan karbondioksida dalam air akan berkurang. Mineral yang
larut seprti besi dan mangan akan teroksidasi mementuk endapan yang dapat
dihilangkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di dalam air. Efektifitas
dari aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air yang bersinggungan
langsung dengan udara. Fungsi utama aerasi adalah melarutkan oksigen ke dalam air
untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandunngan
gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air. Aerasi dapat
dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas terlarut, oksidasi besi dan mangan
dalam air, mereduksi ammonia dalam air melalui proses nitrifikasi. Proses aerasi
sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya
memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak
memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya
oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat
bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat
organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri
aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa
kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan
secara alami, difusi, maupun mekanik. Aerasi alami merupakan kontak antara air dan
udara yang terjadi karena pergerakan air secara alami. Beberapa metode yang cukup
populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami antara lain menggunakan
cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator.

3. Jelaskan mengenai detail alur pengolahan limbah dengan metode activated


sludge!
Sebelum dilakukan proses pengolahan limbah cair secara lumpur aktif,
terlebih dahulu dilakukan pengamatan pH, BOD, COD, kekeruhan, dan TDS. Limbah
cair diumpankan ke dalam tangki aerasi yang berisi mikroorganisme aerobik. Tujuan
aerasi adalah untuk mentransfer sejumlah oksigen ke dalam limbah cair. Dalam tangki
aerasi ini terjadi proses perombakan bahan organik kompleks menjadi CO2 dan H2O
secara aerobik (Soraya, dkk). Beberapa proses yang terjadi dalam metode lumpur
aktif adalah tangki aerasi, tangki pengendapan, resirkulasi lumpur, dan penghilangan
sisa lumpur. Metode lumpur aktif dapat diilustrasikan dalam gambar
Air limbah terlebih dahulu diendapkan dalam bak pengendap awal yang
berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi sekitar 30-40% dan BOD sekitar
25%. Air dari bak pengendap awal ini selanjutnya dialirkan menuju bak aerasi secara
overflow. Dalam bak ini, air limbah dihembuskan dengan udara sehingga zat organik
dalam air limbah tersebut diuraikan oleh mikroorganisme. Mikroba menggunakan
energi yang diperoleh untuk melakukan pertumbuhan sehingga terjadi perkembangan
biomassa dalam jumlah besar. Senyawa polutan dalam air limbah selanjtnya diuraikan
oleh mikroorganisme ini (Ningtyas, 2015). Mikroorganisme yang berperan dalam
proses lumpur aktif adalah bakteri aerob (Anderson, 2010). Mikroorganisme
memanfaatkan polutan dan partikel organik terlarut sebagai sumber makanan.
Pengendapan biomassa terjadi dalam tangki pengendapan sekunder dan reaksi
biomassa terjadi dalam reaktor biologi. Bagian padatan dalam tangki selanjutnya
disirkulasi dalam tangki aerasi tujuannya untuk mempertahankan konsentrasi
biomassa dalam reaktor. Proses pengolahan ini menghasilkan lumpur yang
selanjutnya menuju tempat pengolahan lumpur. Adapun jenis lumpur yang dihasilkan
ada tiga, yaitu lumpur sisa, lumpur biomassa pada bak aerasi, dan lumpur sekunder
dalam tangki pengendapan (Sperling, 2007). Dalam tangki pengendapan sekunder,
lumpur aktif diendapkan dan dipompa ke bagian inlet bak aerasi menggunakan pompa
sirkulasi lumpur. Selanjutnya limbah dialirkan ke tangki sedimentasi untuk dilakukan
pemisahan lumpur dan air limbah. Selanjutnya dilakukan pengujian parameter pH,
BOD, COD, kekeruhan, dan TDS terhadap air limbah. Apabila volume lumpur aktif
dalam tangki sedimentasi telah mencapai 2,5 L maka ke dalam tangki dialirkan
larutan HCl dan NaOH untuk menjaga pH agar dalam keadaan netral, selanjutnya
dilakukan pengujian konsentrasi MLSS terhadap lumpur (Soraya, dkk). Air limpasan
dari tangki pengendapan sekunder dialirkan menuju bak klorinasi sehingga air limbah
kontak dengan khlor dengan tujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen.

Anda mungkin juga menyukai