PROSES PRODUKSI
PEMBUATAN ASAP CAIR DENGAN PROSES PIROLISIS
DI SUSUN OLEH
Nama/NIM
: Veronika Santi M
Fathul Janna
Niken Widiyanti
Kelompok
: II (Dua)
Kelas
: V/S-1 Terapan
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN ASAP CAIR DENGAN PROSES PIROLISIS
DISUSUN OLEH
Nama/NIM
: Veronika Santi M
Fathul Janna
Niken Widiyanti
Kelompok
: II (Dua)
Kelas
: V/S-1 Terapan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Pecobaan
1. Dapat mengoperasikan alat pirolisis
2. Membuat asap cair grade 2
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Pengertian Asap cair
Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu
dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil
pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan
suhu pirolisis (Darmaji dkk, 1998). Asap memiliki kemampuan untuk
mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat
dan karbonil. Seperti yang dilaporkan Darmadji dkk (1996)
yang
yang
tidak
Asap
cair
sempurna.
dihasilkan
Pembakaran
dari
adalah
proses
hasil
sejumlah besar reaksi yang rumit. Salah satu macam reaksi yang
terjadi ialah pirolisis, yakni pemecahan termal molekul besar menjadi
molekul kecil tanpa kehadiran oksigen. Pembakaran campuran
organik,
seperti
menghasilkan
molekul
gas
yang
proses
dekomposisi
bahan
itu
yang
yang digunakan
pada
kondensor
adalah
air
yang
kemudian
dialirkan
melewati
kondensor
dan
yang
bersentuhan dengan
kebutuhan
masyarakat,
yang
berfungsi sebagai
1.2.2
Komposisi
Asap
Cair
Asap cair mengandung berbagai senyawa yang terbentuk karena
terjadinya pirolisis tiga komponen kayu yaitu selulosa, hemiselulosa dan
lignin. Lebih dari 400 senyawa kimia dalam asap telah berhasil
diidentifikasi. Komponen- komponen tersebut ditemukan dalam jumlah
yang bervariasi tergantung jenis kayu, umur tanaman sumber kayu,
dan kondisi pertumbuhan kayu seperti iklim dan tanah. Komponenkomponen tersebut meliputi asam yang dapat mempengaruhi citarasa,
pH dan umur simpan produk asapan; karbonil yang bereaksi dengan
protein dan membentuk pewarnaan coklat dan fenol yang merupakan
pembentuk utama aroma dan menunjukkan aktivitas antioksidan
(Astuti, 2000). Selain itu Fatimah (1998) menyatakan golongangolongan senyawa penyusun asap cair adalah air (11-92 %), fenol (0,22,9 %), asam (2,8- 9,5 %), karbonil (2,6-4,0 %) dan tar (1-7 %).
Kandungan senyawa-senyawa penyusun asap cair sangat
menentukan sifat organoleptik asap cair serta menentukan kualitas
produk pengasapan. Komposisi dan sifat organoleptik asap cair sangat
tergantung pada sifat kayu, temperatur pirolisis, jumlah oksigen,
kelembaban kayu, ukuran partikel kayu serta alat pembuatan asap
cair (Girard, 1992). Penelitian mengenai komposisi asap dilakukan
pertama kali oleh Pettet dan Lane tahun 1940 (Girrard, 1992), bahwa
senyawa kimia yang terdapat dalam asap kayu jumlahnya lebih dari 1000,
300 senyawa diantaranya dapat diisolasi dan yang sudah dideteksi antara
lain : fenol 85 macam telah diidentifikasikan dalam kondensat dan 20
macam dalam asap, karbonil, keton dan aldehid 45 macam dalam
kondensat, asam 35 macam, furan 11 macam. Alkohol dan ester 15
macam, lakton 13 macam, hidrokarbon alifatik 1 macam dalam kondensat
dan 20 macam dalam produk asap.
Asap dalam bentuk cair juga masih mempunyai berbagai sifat
fungisidal. Rasa
dan
aroma
khas
produk
pengasapan
terutama
Girard
dari
berbagai
penelitian
dari
bahan
pangan
yang
diasap
dimana
guaiakol
akan
(PAH)
pemisahan komponen
yang
karsinogenik
terhadap
manusia. Cara
terdapat
dalam
produk
asapan
karbonil yang terdapat dalam asap cair antara lain adalah vanilin dan
siringaldehida.
3. Senyawa-senyawa asam
Senyawa-senyawa asam mempunyai peranan sebagai antibakteri
dan membentuk citarasa produk asapan. Senyawa asam ini antara
lain adalah asam asetat, propionat, butirat dan valerat.
4. Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis
Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis (HPA) dapat terbentuk
pada proses pirolisis kayu. Senyawa hidrokarbon aromatik seperti
benzo(a)pirena merupakan senyawa yang memiliki pengaruh buruk
karena bersifatkarsinogen (Girard, 1992). Girard (1992) menyatakan
bahwa pembentukan berbagai senyawa HPA selama pembuatan asap
tergantung dari beberapa hal, seperti temperatur pirolisis, waktu dan
kelembaban udara pada proses pembuatan asap serta kandungan
udara
dalam
kayu. Dikatakan
juga
mempunyai
titik
dapat
asapan
yang
dihasilkan mendekati
bebas HPA(Pszczola
metal
glioksal
minyak
dan
bentuk
serbuk
sehingga
memungkinkan
penggunaan asap cair yang lebih luas dan mudah untuk berbagai
produk (Pszczola dalam Astuti, 2000).
1.2.4
karbon aktif.
Asap cair
grade 2
dan
diorientasikan
untuk
pengawetan
bahan
Penggumpal
Penyamakan
Kulit,
menghilangkan
jamur
Karet
pengganti
asam
pengganti
Antiseptik
untuk
dan
semut,
kain,
cair
yang
dihasilkan
dari
proses pirolisis
yang
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1
Proses Pemurnian
a. Mengendapkan produk cair selama 1 minggu untuk memisahkan
fraksi berat (tar)
b. Menyaring produk cair hasil pengendapan dengan menggunakan
kertas saring whatman no. 42
c. Mengukur pH asap cair hasil pirolisis
d. Memasukkan produk cair hasil pengendapan kedalam erlenmeyer
500 ml yang telah diisi dengan batu didih
e. Memasang Erlenmeyer pada pemanas serta menghubungkan
erlenmeyer dan kondensor dengan menggunakan konektor
f. Menjalankan air pendingin pada kondensor
g. Mengamati temperatur dan waktu pada saat terjadi tetesan pertama
pada kondensor
h. Menjalankan operasi sampai tidak ada lagi cairan yang menetes dari
kondensor
i. Mengukur pH destilat yang diperoleh
j. Memasukkan produk cair hasil destilasi kedalam Erlenmeyer 500 ml
k. Merendam dengan zeolite selama 1 jam
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan
Tabel 3.1.1 Proses Pirolisis
No
.
1.
Sampel
Asap Cair Pirolisis
Volume
390 ml
Ph
2
Warna
Coklat kehitaman
2.
140 ml
Coklat kekuningan
140 ml
Coklat bening
3.
Perendaman Zeolit
Volume titran
9 ml
10 ml
3.3 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk membuat asap cair grade 2 serta dapat
mengoperasikan alat pirolisis. Bahan baku yang digunakan adalah tempurung
kelapa yang kemudian dipirolisis pada suhu 600 oC. Pada suhu 600oC
khususnya lignin dan zat ekstraktif lainnya. Apabila warna asap cair yang
dihasilkan semakin gelap hal itu berarti semakin tinggi kandungan lignin dan
zat ekstraktif nya. Diketahui bahwa kandungan lignin dalam tempurung
kelapa cukup tinggi, yaitu sebesar 36,51 %. Pada praktikum ini pH asap cair
hasil pirolisis adalah 2. Asap cair yang dihasilkan tergolong asam, karena
memiliki kandungan beberapa senyawa asam seperti asam asetat, asam
propinoat, asam butirat dan asam valerat yang menyebabkan pH yang
dihasilkan rendah.
Kemudian asap cair hasil pirolisis ini didestilasi lalu diadsorpsi
menggunakan zeolit untuk mendapatkan asap cair dengan kualitas yang lebih
baik dari segi warna dan bau. Dari proses ini didapat asap cair dengan pH
sebesar 3, berwarna coklat bening dan bau yang dihasillkan tidak terlalu tajam
dibandingkan dengan hasil pirolisis. Dengan adanya perendaman dengan zeolit
mempengaruhi pH dari asap cair yang sebelumnya telah dimurnikan dengan
proses destilasi dan juga mempengaruhi pada warna dan bau, warna yang
dihasilkan setelah perendaman zeolit lebih jernih dan bau yang tidak terlalu
tajam dibandingkan pada saat asap cair hasil pirolisis dengan bau yang tajam.
Asap cair hasil dari proses ini disebut asap cair grade 2. Kemudian asap
cair grade 2 ini dianalisa konsentrasi asamnya, konsentrasi asam merupakan
salah satu sifat kimia yang menentukan kualitas dari asap cair. Asam organik
yang memiliki peranan tinggi dalam pemanfaatan asap cair adalah asam
asetat. Asam asetat terbentuk sebagian dari lignin dan sebagian lagi dari
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, asap
cair grade 2 berwarna coklat bening dengan pH 3 dan konsentrasi asam asetat
dalam asap cair sebesar 0,054 gr/ml
DAFTAR PUSTAKA
Rustam R. (2013). Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Asap
Cair. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau
Pamungkas R.B. (2010).Studi Proses Pirolisis Tempurung Kelapa Pembuatan
Asap Cair (Bahan Pengawet Alami).Program Studi teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Sahraeni S. (2014). Modul Praktikum Proses Produksi S1 Terapan Teknologi
Kimia Industri.Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Volume titrasi = 9 mL
2. Penentuan Normalitas Asap Cair
Diketahui : N NaOH
=1N
V NaOH
= 9 mL
V Asap Cair
= 10 mL
V asap cair x N asap cair = V NaOH x N NaOH
N asap cair =
V NaOH x N NaOH
V Asap cair
9 mL X 1 N
10 mL
= 0.9 N
M = 0.9 N
mol
M = volume
mol = 0.9 N x 0,01 L
mol = 0,009 mol
mol =
massa
BM CH 3COOH