Pemerintah pun ingin warga menghormati putusan dan berharap tidak ada friksi
yang menyebabkan perpecahan antar warga.
Diketahui, gugatan yang dilayangkan adalah Izin Penetapan Lokasi (IPL) Atas
Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bendungan Bener di
Kabupaten Purworejo dan Wonosobo.
Kepala Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah, Iwanuddin Iskandar mengatakan, saat
ini masih menunggu sikap penggugat, terkait langkah hukum lanjutan.
"Ini bukan tentang kalah atau menang, tetapi mencari kebenaran. Terkait
terbitnya keputusan gubernur tentang izin penetapan lokasi tersebut. Prinsipnya
kami tunggu kasasi. Kalau tidak, kami juga hormati yang disampaikan
penggugat. Karena dalam konstitusi ketentuannya (tenggat) enam hari untuk
mengajukan kasasi," ujarnya, Kamis (2/9/2021) sore.
Imbauan itu juga disampaikan Iwan untuk Balai Besar Wilayah Sungai Serayu
Opak (BBWS-SO), sebagai pihak yang nantinya berwenang dalam proses
pembangunan Bendungan Bener.
"Selanjutnya kami imbau pemohon dalam hal ini BBWS melakukan konsolidasi
warga baik yang kontra dan pro. Ini bukan semata masalah warga yang
mendukung maupun tidak. Jangan kita jauhi, semua harus kita dukung. Semua
harus kita rangkul," papar dia.
Iwan meminta, jika putusan hukum sudah final BBWS-SO segera memenuhi hak
dari warga yang sudah merelakan tanahnya, sebagai material pembangunan
Bendungan Bener. Jika ada warga yang masih menolak, ia meminta segera
dilakukan pendekatan.
Perlu diketahui, Bendungan Bener sendiri adalah salah satu proyek strategis
nasional (PSN). Tujuannya, untuk mengairi lahan pertanian, penyedia air baku
untuk keperluan rumah tangga dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Sumber : https://www.suara.com/news/2021/09/02/203652/warga-purworejo-
diminta-legowo-atas-putusan-ptun-semarang?page=all
Pertanyaan
NAMA : ELLI
NIM :042662204
JAWABAN
Dalam proses pemeriksaan sengketa tata usaha negara ada persamaan dan
perbedaan dengan pemeriksaan perkara pidana, perbedaannya dalam pemeriksaan
sengketa tata usaha negara ada yang dinamakan pemeriksaan. Proses pemeriksaan
persiapan dilakukan sebelum adanya pemeriksaan di persidangan yang tertutup
( tidak terbuka untuk umum ) dalam pemeriksaan ini langsung diketuai oleh Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara. Dari hasil pemeriksaan ini maeles hakim akan
memberikan putusan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan dalam perkara pidana tidak dikenal pemeriksaan persiapan karena
dalam perkara pidana tidak ada permohonan yang dimasukan pihak yang
dirugikan, proses persidangan mulai dari berita acara dari kepolisian naik kepada
kejaksaan dan dari kejaksaan naik proses ke pengadilan yaitu Pengadilan Negeri.
Dalam pemeriksaan sengketa tata usaha negara sebelum sampai kepada putusan
hakim yang sifatnya incchrah bahwa putusan hakim tersebut harus berdasarkan
kepada alat alat bukti yang diatur dalam Pasal 100 UU No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut UUPTUN). Dalam pemeriksaan
alat bukti ini walaupun pemeriksaaan sengketa tata usaha negara hampir sama
dengan pemeriksaan perkara pidana dalam penmeriksaan alat bukti mempunyai
suatu perbedaan yang signifikan, karena dalam pemeriksaan alat-alat bukti ada
asas-asas yang terdapat dalam peradilan tata usaha negara dan asas ini tidak
ditemukan dalam penyelesaian perkara pidana. Karena masalah pembuktian ini
supaya diketahui oleh masyarakat maka penulis akan menguraikan secara
sederhana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang
pembuktian penyelesaian sengketa tata usaha negara dan perkara pidana.
Daftar Pustaka
Undang-undang No. 5 Tahun 1986, jo UU N0.09 Tahun 2004 Jo UU No. 51 Tahun
2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Amir, Latifah, 2015, pembuktian dalam penyelesaian sengketa tata usaha negara
dan perkara pidaa, Jurnal Ilmu Hukum