Anda di halaman 1dari 4

Soal 1

Warga Purworejo Diminta Legowo atas Putusan PTUN Semarang

Suara.com - Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang menolak gugatan


warga Wadas-Purworejo terhadap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Hal itu
berdasarkan putusan hakim PTUN Semarang dengan nomor
68/G/PU/2021/PTUN.SMG tanggal 30 Agustus 2021.

Pemerintah pun ingin warga menghormati putusan dan berharap tidak ada friksi
yang menyebabkan perpecahan antar warga.

Diketahui, gugatan yang dilayangkan adalah Izin Penetapan Lokasi (IPL) Atas
Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bendungan Bener di
Kabupaten Purworejo dan Wonosobo.

Kepala Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah, Iwanuddin Iskandar mengatakan, saat
ini masih menunggu sikap penggugat, terkait langkah hukum lanjutan.

"Ini bukan tentang kalah atau menang, tetapi mencari kebenaran. Terkait
terbitnya keputusan gubernur tentang izin penetapan lokasi tersebut. Prinsipnya
kami tunggu kasasi. Kalau tidak, kami juga hormati yang disampaikan
penggugat. Karena dalam konstitusi ketentuannya (tenggat) enam hari untuk
mengajukan kasasi," ujarnya, Kamis (2/9/2021) sore.

Meski masih menunggu langkah penggugat untuk kasasi , Iwan menyebut


momen ini adalah waktu untuk berkonsolidasi. Ia mengajak semua pihak dari
tingkat desa hingga pemerintah pusat merangkul warga.

Imbauan itu juga disampaikan Iwan untuk Balai Besar Wilayah Sungai Serayu
Opak (BBWS-SO), sebagai pihak yang nantinya berwenang dalam proses
pembangunan Bendungan Bener.

"Selanjutnya kami imbau pemohon dalam hal ini BBWS melakukan konsolidasi
warga baik yang kontra dan pro. Ini bukan semata masalah warga yang
mendukung maupun tidak. Jangan kita jauhi, semua harus kita dukung. Semua
harus kita rangkul," papar dia.

Iwan meminta, jika putusan hukum sudah final BBWS-SO segera memenuhi hak
dari warga yang sudah merelakan tanahnya, sebagai material pembangunan
Bendungan Bener. Jika ada warga yang masih menolak, ia meminta segera
dilakukan pendekatan.

Terakhir, ia mempersilakan warga yang ingin mengetahui terkait proyek


Bendungan Bener menghubungi Pemprov Jateng.
"Semua bisa dihubungi, baik warga cari kebenaran atau cari teknis pertambangan
silakan ke dinas pertambangan (Dinas ESDM) , terkait masalah hukum bisa ke
kami di Biro Hukum, cari teknis gimana pembaruan izin bisa ke Disperakim,"
pungkasnya.

Perlu diketahui, Bendungan Bener sendiri adalah salah satu proyek strategis
nasional (PSN). Tujuannya, untuk mengairi lahan pertanian, penyedia air baku
untuk keperluan rumah tangga dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Sumber : https://www.suara.com/news/2021/09/02/203652/warga-purworejo-
diminta-legowo-atas-putusan-ptun-semarang?page=all 

Pertanyaan 

Dalam negara hukum, perlindungan terhadap kepentingan masyarakat ataupun


privat merupakan komitmen yang harus di laksanakan oleh negara. Keputusan
PTUN untuk menolak gugatan warga tersebut dapat melalui beberapa asas
pembuktian secara proposional, berikan gambaran prinsip pembuktian dalam
PTUN yang berbeda dengan hukum acara perdata dan pidana.

NAMA : ELLI
NIM :042662204

JAWABAN
Dalam proses pemeriksaan sengketa tata usaha negara ada persamaan dan
perbedaan dengan pemeriksaan perkara pidana, perbedaannya dalam pemeriksaan
sengketa tata usaha negara ada yang dinamakan pemeriksaan. Proses pemeriksaan
persiapan dilakukan sebelum adanya pemeriksaan di persidangan yang tertutup
( tidak terbuka untuk umum ) dalam pemeriksaan ini langsung diketuai oleh Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara. Dari hasil pemeriksaan ini maeles hakim akan
memberikan putusan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan dalam perkara pidana tidak dikenal pemeriksaan persiapan karena
dalam perkara pidana tidak ada permohonan yang dimasukan pihak yang
dirugikan, proses persidangan mulai dari berita acara dari kepolisian naik kepada
kejaksaan dan dari kejaksaan naik proses ke pengadilan yaitu Pengadilan Negeri.
Dalam pemeriksaan sengketa tata usaha negara sebelum sampai kepada putusan
hakim yang sifatnya incchrah bahwa putusan hakim tersebut harus berdasarkan
kepada alat alat bukti yang diatur dalam Pasal 100 UU No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut UUPTUN). Dalam pemeriksaan
alat bukti ini walaupun pemeriksaaan sengketa tata usaha negara hampir sama
dengan pemeriksaan perkara pidana dalam penmeriksaan alat bukti mempunyai
suatu perbedaan yang signifikan, karena dalam pemeriksaan alat-alat bukti ada
asas-asas yang terdapat dalam peradilan tata usaha negara dan asas ini tidak
ditemukan dalam penyelesaian perkara pidana. Karena masalah pembuktian ini
supaya diketahui oleh masyarakat maka penulis akan menguraikan secara
sederhana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang
pembuktian penyelesaian sengketa tata usaha negara dan perkara pidana.

Penjelasan Umum UU No. 5 Tahun 1986, menyatakan bahwa Hukum


Acara yang digunakan pada Peradilan Tata Usaha Negara mempunyai persamaan
dengan hukum acara yang digunakan pada Peradilan Umum untuk perkara
pidana : Pada peradilan Tata Usaha Negara, Hakim berperan lebih aktif dalam
proses persidangan guna memperoleh kebenaran materil dan untuk itu undang-
undang mengarah pada pembuktian bebas sebagai mana yang diatur dalam pasal
107 UU No. 5 tahun 1986.

Dalam pemeriksaan alat-alat bukti perbedaan dari hukum acara peradilan


tata usaha negara dengan hukum acara pidana adalah “Dalam pemeriksaan alat
bukti bahwa hakim tidak terikat alat bukti mana yang lebih diutamakan sesuai dan
jenis alat bukti yang diatur dalam Pasal 100 UUPTUN pada dasarnya mempunyai
bobot yang sama sesuai dengan pasal 107 UUPTUN untuk sahnya pembuktian
diperlukan sekurangkurangnya alat bukti berdasarkan keyakinan hakim. Dalam
pembuktian hakim bebas menentukan alat-alat bukti yang harus diajukan para
pihak. Dalam hukum acara pidana, bahwa alat bukti utama adalah keterangan
saksi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 295 HIR dan Pasal 184
KUHAP karena dalam suatu peristiwa pidana saksi bisa menjelaskan atau
memberi keterangan sesuai dengan apa yang dilihatnya, didengarnya dan saksi
juga bisa memberikan petunjuk dimana tempat kejadian peristiwa pidana tersebut.

Daftar Pustaka
Undang-undang No. 5 Tahun 1986, jo UU N0.09 Tahun 2004 Jo UU No. 51 Tahun
2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Amir, Latifah, 2015, pembuktian dalam penyelesaian sengketa tata usaha negara
dan perkara pidaa, Jurnal Ilmu Hukum

Anda mungkin juga menyukai