Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN WAKAF SELAMAT RAHAYU

UNIVERSITAS SELAMAT SRI (UNISS)


FAKULTAS HUKUM
(SK MENRISTEKDIKTI NOMOR 156/KPT/I/2016)
Jl. Soekarno – Hatta, Km. 03, Kendal, Jateng, Telp. (0294) 3690577
Website : www.uniss.ac.id – Email : admin@uniss.ac.id

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Lengkap : Moh. Havidz Nevoso Tanggal Ujian : 13 Juli 2021


NIM : 50119053 Tanda Tangan Nilai
Mata Kuliah : HATUN
Prodi/ Kelas : Ilmu Hukum / A
Semester :4

1. Adakah perbedaan dan persamaan antara Peradilan Tata Usaha Negara


dengan PeradilanPerdata ?
Jawab
a. Obyek Gugatan
Objek gugatan TUN adalah KTUN yang mengandung perbuatan
onrechtsmatingoverheid daad (perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh penguasa. Hukum acara perdata adalah onrechtmating daad
(perbuatan melawan hukum)
b. Kedudukan Para Pihak
Kedudukan para pihak dalam sengketa TUN, selalu menempatkan
seseorang atau badan hukum perdata sebagai pihk tergugat dan badan atau
pejabat TUN sebagai pihak tergugat. Pada hukum acara perdata para pihak
tidakn terikat pada kedudukan.
c. Gugat Rekonvensi
Dalam hukum acara perdata dikenal dengan gugat rekonvensi (gugat
balik), yang artinya gugatan yang diajukan oleh tergugat terhadap
penggugat dalam sengketa yang sedang berjalan antar mereka.
d. Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan
Dalam hukum acara TUN pengajuan gugatan dapat dilakukan dalam
tenggang waktu 90 Hari.
e. Tuntutan Gugatan
Dalam hukum acara perdata boleh dikatakan selalu tuntutan pokok itu
(petitum primair) disertai dengan tuntutan pengganti atau petitum
subsidiar. Dalam hukum acara PTUN hanya dikenal satu macam tuntutan
poko yang berupa tuntutan agar KTUN yang digugat itu dinyatakan batal
atau tidak sah atau tuntutan agar KTUN yang dimohonkan oleh penggugat
dikeluarkan oleh tergugat.
YAYASAN WAKAF SELAMAT RAHAYU
UNIVERSITAS SELAMAT SRI (UNISS)
FAKULTAS HUKUM
(SK MENRISTEKDIKTI NOMOR 156/KPT/I/2016)
Jl. Soekarno – Hatta, Km. 03, Kendal, Jateng, Telp. (0294) 3690577
Website : www.uniss.ac.id – Email : admin@uniss.ac.id

f. Rapat Permusyawaratan
Dalam hukum acara perdata tidak dikenal Rapat permusyawaratan. Dalam
hukum acara PTUN, ketentuan ini diatur pasal 62 UU PTUN.
g. Pemeriksaan Persiapan
Dalam hukum acara PTUN juga dikenal Pemeriksaan persiapan yang juga
tidak dikenal dalam hukum acara perdata. Dalam pemeriksaan persiapan
hakim wajib member nasehat kepada pengugat untuk memperbaiki gugatan
dalam jangka waktu 30 hari dan hakim memberi penjelasan kepada badan
hukum atau pejabat yang bersangkutan.
h. Putusan Verstek
Kata verstek berarti bahwa pernyataan tergugat tidak dating pada hari
sidang pertama. Apabila verstek terjadi maka putusan yang dijatuhkan oleh
hakim tanpa kehadiran dari pihak tergugat. Ini terjadi karena tergugat tidak
diketahui tempat tinggalnya. PTUN tidak mengenal Verstek.
i. Pemeriksaan Cepat
Dalam hukum acara PTUN terdapat pada pasal 98 dan 99 UU PTUN,
pemeriksaan ini tidak dikenal pada hukum acara perdata. Pemerikasaan
cepat dilakukan karena kepentingan penggugat sangat mendesak, apabila
kepentingan itu menyangkut KTUN yang berisikan misalnya perintah
pembongkaran bangunan atau rumah yang ditempati penggugat.
j. Sistem Hukum Pembuktian
Sistem pembuktian vrij bewijsleer) dalam hukum acara perdata dilakukan
dalam rangka memperoleh kebenaran formal, sedangkan dalam hukum
acara PTUN dilakukan dalam rangka memperoleh kebenaran materiil
(pasal 107 UU PTUN).
k. Sifat Ega Omnesnya Putusan Pengadilan
Artinya berlaku untuk siapa saja dan tidaka hanya terbatas berlakunya bagi
pihak-pihak yang berperkara, sama halnya dalam hukum acara perdata.
l. Pelaksanaan serta Merta (executie bij voorraad)
Dalam hukum acara PTUN tidak dikenal pelaksanaan serta merta
sebagaimana yang dikenaldalam hukum acara perdata. Ini terdapat pada
pasal 115 UU PTUN.
m. Upaya pemaksa Agar Putusan Dilaksanakan
Dalam hukum acara perdata apabila pihak yang dikalahkan tidak mau
melaksanakan putusan secara sukarela, maka dikenal dengan upaya emaksa
YAYASAN WAKAF SELAMAT RAHAYU
UNIVERSITAS SELAMAT SRI (UNISS)
FAKULTAS HUKUM
(SK MENRISTEKDIKTI NOMOR 156/KPT/I/2016)
Jl. Soekarno – Hatta, Km. 03, Kendal, Jateng, Telp. (0294) 3690577
Website : www.uniss.ac.id – Email : admin@uniss.ac.id

agar putusan tersebut dilaksanakan. Dalam hukum acara PTUN tidak di


kenal karena bukan menghukum sebagaimana hakikat putusan dalam
hukum acara perdata. Hakikat hukum acara PTUN adalah untuk
membatalkan KTUN yang telah dikeluarkan.
n. Kedudukan Pengadilan Tinggi
Alam hukum acara perdata kedudukan pebgadilan tinggi selalu sebagai
pengadilan tingkat banding, sehingga tiap perkara tidak dapat langsung
diperiksa oleh pengadilan tinggi tetapi harus terlebih dahulu melalui
pengadilan tingkat pertama (pengadilan Negeri). Dalam hukum acara
PTUN kedudukan pengadilan tinggi dapat sebagai pengadilan tingkat
pertama.
o. Hakim Ad Hoc
Hakim Ad Hoc tidak dikenal dalam hukum acara perdata, apabila
diperlukan keterangan ahli dalam bidang tertentu, hakim cukup
mendengarkan keterangan dari saksi ahli. Dalam hukum acara PTUN
diatur pasal 135 UU PTUN. Apabila memerlukan keahlian khusus maka
ketua pengadilan dapat menujuk seorang hakim Ad Hoc sebagai anggota
majelis.
2. Dengan adanya asas keaktifan hakim, apakah hakim Peradilan Tata
Usaha Negara dalam melaksanakan tugasnya tidak melanggar asas audi
et alteram partem? Jelaskan
Jawab
Tidak, karena keaktifan Hakim PTUN tersebut adalah pada sebelum dimulainya
prosespersidangan, yakni pada waktu peggugat mengajukan gugtannya, lebih
jelas keaktifan hakimtersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Memberikan nasehat kepada penggugat untuk memperbaiki gugatannya
dan agarmelengkapi gugatannya tersebut,
b. Hakim dapat meminta penjelasan kepada Badan/pejabat TUN yang
bersangkutan demilengkapnya data yang diperlukan untuk gugatan
penggugat
c. Melalui panitra pengadilan, memberikan bantuan merumuskan gugatan
dalam bentuktertulis kepada mereka yang buta aksara. (Pasal 63 dan
Penjelasan UUPTUN)
Keaktifan hakim ini adalah untuk mengimbangi dan mengatasi kesulitan
penggugat,karena mengingat bahwa kedudukan penggugat dengan
YAYASAN WAKAF SELAMAT RAHAYU
UNIVERSITAS SELAMAT SRI (UNISS)
FAKULTAS HUKUM
(SK MENRISTEKDIKTI NOMOR 156/KPT/I/2016)
Jl. Soekarno – Hatta, Km. 03, Kendal, Jateng, Telp. (0294) 3690577
Website : www.uniss.ac.id – Email : admin@uniss.ac.id

Badan/Pejabat PTUN tidaklah sama.Adapun apabila dikaitkan dengan asas


audi et alteram partem yang berarti hakim harusmendengar kedua belah pihak,
dua hal ini jelaslah tidak saling bertentangan karena padadasarnya pada
dasarnya sebelum perkara dibawa secara resmi kemuka persidangan atau
sebelumpersidangan hakim bertugas untuk membantu penggugat, namun
apabila sudah di dalampersidangan hakim tidak boleh memihak dan harus
mendengar kedua belah pihak denganpembuktiannya masing-masing. Karena
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari asas keaktifan iniadalah menghadirkan
keadilan bagi rakyat, dalam hal ini penggugat seimbang dengan
tergugat.Keadilan ini juga disebut keadilan procedural sehingga nanti dapat
meraih keadilan substansial.

3. Apakah yang dimaksud upaya administratif di PTUN beserta dasar hukumnya ?


Jawab
Dalam pasal 48 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo UndangUndang No. 9 Tahun 2004 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, disebutkan sebagai berikut :
1) Dalam hal suatu Badan/Pejabat Tata Usaha Negara diberi wewenang oleh atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara administratif sengketa Tata
Usaha Negara tertentu, maka sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus diselesaikan
melalui upaya administratif yang tersedia;
2) Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Negara sebagaimana dimaksud ayat (1) jika seluruh upaya administratif yang bersangkutan
telah digunakan
Berdasarkan penjelasan pasal 48 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9
Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, bentuk upaya administrasi ada 2 (dua) yaitu :

1) Banding administrasi
Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara tersbut dilakukan oleh instasi
lain dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang menerbitkan Keptusan Tata Usaha
Negara yang bersangkutan.
2) Keberatan
Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus dilakukan sendiri oleh
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara
tersebut.
4. Jelaskan arti Keputusan Tata Usaha Negara fiktif Negatif ?
Jawab
Keputusan Fiktif negatif adalah apabila ada permohonan mengajukan (perizinan)
kepada pejabat pemerintahan untuk mengeluarkan sebuah keputusan atau tindakan,
YAYASAN WAKAF SELAMAT RAHAYU
UNIVERSITAS SELAMAT SRI (UNISS)
FAKULTAS HUKUM
(SK MENRISTEKDIKTI NOMOR 156/KPT/I/2016)
Jl. Soekarno – Hatta, Km. 03, Kendal, Jateng, Telp. (0294) 3690577
Website : www.uniss.ac.id – Email : admin@uniss.ac.id

tetapi pejabat pemerintah yang bersangkutan hanya diam saja, maka dianggap
permohonan itu ditolak. Asas fiktif negatif yang dianut UU PTUN (vide pasal 3 UU
PTUN). Apabila ada pemohon mengajukan permohonan (perizinan) untuk melakukan
tindakan atau keputusan kepada pejabat pemerintah. Selanjutnya pejabat pemerintah
yang bersangkutan hanya diam tidak melakukan tindakan apapun. Maka, permohonan
itu dianggap diterima atau dikabulkan. Namun pemohon harus mendapatkan penetapan
dari PTUN terlebih dahulu. Pemohon harus membuktikan apa yang dimohonkannya itu
di PTUN. Sikap diam Pemerintah, tentunya setelah lewat jangka waktu yang ditetapkan,
dalam konteks UU Peradilan Tata Usaha Negara diartikan sebagai penolakan atau
disebut sebagai KTUN Fiktif Negatif.
5. Bagaimana tanggapan anda tentang tes TWK di KPK yang dinilai sebagai
alat untuk menyingkirkan sebagaian pegawai KPK ? apakah hasilnya
bisa di gugat di PTUN ? jelaskan !
Jawab
Dalam tes itu, 75 pegawai dianggap tidak lolos. Dari jumlah itu, 51
dinonjobkan. Sedangkan 24 pegawai lainnya bisa diangkat menjadi Aparatur
Sipil Negara asalkan mau mengikuti pelatihan.
TWK diduga dianggap melanggar hak atas perlakuan yang adil dalam
hubungan kerja sesuai Pasal 28D ayat (2) UUD 1945, serta Pasal 38 ayat (2)
UU HAM. Dalam aturan UU maupun PP, hingga peraturan KPK, tidak
disebutkan bahwa lulus TWK adalah syarat bagi pegawai jika ingin diangkat
menjadi ASN.
Tindakan tersebut diduga melanggar HAM karena tidak sesuai dengan
jaminan konstitusi yaitu Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Pelaksanaan Tes Wawasan Kebangsaan juga dinilai diskriminatif, karena
beberapa orang mendapatkan pertanyaan yang cenderung berbeda. Selain itu,
meskipun ada pegawai yang menjawab sama, tetapi tetap tidak lulus.

Anda mungkin juga menyukai