Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

REKAYASA SUNGAI DAN RAWA

DOSEN PENGAMPU :
UNTUNG YASRIL,ST,MT

DIBUAT OLEH:

TESSA YOLANDA
1900822201089

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BATANG HARI JAMBI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai mana yang telah direncanakan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas kuliah Rekayasa Sungai dan Rawa .Makalah ini disusun dari
beberapa sumber yang menjelaskan tentang Rawa yaitu pengertian rawa, ciri-ciri rawa, jenis-
jenis rawa, dan manfaat rawa.Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca makalah ini.

Dengan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah rela waktunya tersita dalam membantu penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari pada sempurna, makakami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan makalah ini. Atas kritik dan saran dari pembaca kami ucapkan
terima kasih.

Jambi, 1 november 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman cover

Kata pengantar................................................................................................... I

Daftar isi.............................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan masalah.................................................................................. 1

C. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
Rawa.................................................................................... 3
B. Ciri-ciri
rawa............................................................................………… 3
C. Jenis-jenis
rawa....................................................................................... 6
D. Manfaat rawa.......................................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 9

B. Saran......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... III


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahan rawa di Indonesia cukup luas dan tersebar di tiga pulau besar, yaitu Sumatera,
Kalimantan, dan Irian Jaya (Papua). Menurut Widjaja-Adhi et al. (1992), luas lahan rawa
Indonesia sekitar 33,40 juta ha, yang terdiri atas rawa pasang surut 20 juta ha dan rawa lebak
13,40 juta ha.

Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam
setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal. Dalam pustaka,
lahan rawa sering disebut dengan berbagai istilah, seperti “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”,
masing-masing mempunyai arti yang berbeda.

Pemahaman dalam mengelola rawa sangatlah penting. Sebaiknya dengan mempertahankan


fungsi ekologis kawasan tersebut dalam penggunaannya untuk keperluan kehidupan seperti
pemukiman, pertanian, perikanan dan lain-lain. Pengelolaan yang bijaksana dengan melakukan
penataan ruang, dan pengawasan yang ketat dari pihak pemerintah dapat ditentukan mana
kawasan rawa yang dapat dikelola dan yang harus dipertahankan fungsi ekologisnya. Saat ini
perikanan Indonesia dalam waktu yang relatif singkat telah mampu memberikan sumbangan
yang substansial dalam pembangunan perekonomian. Secara keseluruhan, perikanan mempunyai
peranan dan posisi vital dalam pemenuhan kebutuhan gizi protein, kesempatan kerja, penerimaan
devisa dan pengembangan wilayah (Baharsyah 1990).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah
yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini:

a. Apa pengertian dari ekosistem rawa?

b. Apa saja jenis-jenis rawa ?

c. Bagaimana ciri-ciri rawa?

d. Apa manfaat rawa?

C. Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengertian ekosistem rawa

b. Untuk mengetahui jenis-jenis rawa

c. Untuk mengetahui ciri-ciri rawa

d. Untuk mengetahui manfaat rawa


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rawa Air Tawar

Rawa merupakan ekosistem perairan menggenang yang relatif dangkal, didnding landai dan
daerah litoralnya sangat produktif. Ekosistem rawa air tawar merupakan kosistem dengan
habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi
permukaan air tidak selalu tetap. Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh beragam
jenisvegetasi. Hal ini desebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada berbagaiekosistem
rawa air tawar.Di beberapa daerah pada rawarawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang
hanya ditumbuhi jenis pandan atau palem yang menonjol. Malah ada pula yang menyerupai
hutan-hutan dataran rendah, dengan akar tunjang atau akar napas maupun seperti penupang
pohon.

B. Ciri-Ciri Ekosistem Rawa Air Tawar.

Ciri-ciri rawa yaitu:

1. kedalaman dangkal

2. ph sekitar 6

3. airnya keru dan tidak baik dikomsumsi

4. biota rawa sebagai berikut:

a. tumbuhan, di rawa terdapat beberapa tumbuhan yaitu enceng gondok, kangkung,


teratai, dan beberapa tumbuhan monokotil lainnya.

b. Hewan, di rawa terdapat beberapa yaitu:

1. Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak


pasif) mengikuti gerak aliran air.

2. Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

3. Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat
pada permukaan air, misalnya serangga air.

4. Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda
lain, misalnya siput.

5. Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat
sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
C. Jenis-jenis rawa

1. Menurut Jenis lahan, rawa dibagi menjadi :

a. Rawa pasang surut (RPS)

Lahan rawa pasang surut adalah suatu wilayah rawa yang dipengaruhi oleh gerakan pasang surut
air laut yang secara berkala mengalami luapan air pasang. Jadi lahan rawa pasang surut dapat
dikatakan sebagai lahan yang memperoleh pengaruh pasang surut air laut atau sungai-sungai
sekitarnya. Bila musim penghujan lahan-lahan ini tergenang air sampai satu meter di atas
permukaan tanah, tetapi bila musim kering bahkan permukaan air tanah menjadi lebih besar 50
cm di bawah permukaan tanah.

Berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar (spring tides) di musim
hujan, bagian daerah aliran sungai di bagian bawah (down stream area) dapat dibagi menjadi 3
(tiga) zona. Klasifikasi zona-zona wilayah rawa ini telah diuraikan oleh Widjaja-Adhi et al.
(1992), dan agak mendetail oleh Subagyo (1997). Ketiga zona wilayah rawa tersebut adalah

Zona I : Wilayah rawa pasang surut air asin/payau

Zona II : Wilayah rawa pasang surut air tawar

Zona Ill : Wilayah rawa lebak, atau rawa non-pasang surut, (anonim, 2006. buku lahan rawa).

b. Rawa non pasang surut (RNPS) / Rawa Lebak

Secara istilah, rawa lebak berasal dari bahasa jawa lebak yang berarti lembah atau dataran yang
rendah. Akan tetapi, secara umum, rawa lebak merupakan suatu daratan yang seriap tahunnya
mengalami genangan minimal selama tiga bulan dengan genangan minimal 50 cm. rawa lebak
juga disebut dengan istilah rawa pedalaman karena kedudukannya yang menjorok jauh dari
muara laut atau sungai. Lahan rawa lebak sendiri adalah rawa lebak yang sudah dimanfaatkan
untuk kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, atau segala hal yang sudah mendapat campur
tangan manusia

2. Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi beberapa
jenis, yakni:

a) Rawa Swamp

Swamp merupakan daerah lahan bahan basah yang selalu digenangi oleh air. Pada umumnya
daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput – rumputan, semak-semak, dan tumbuhan
jenis pohon. b) Rawa Marsh
Rawa jenis marsh merupakan daerah lahan basah (sama seperti swamp). Perbedaannya ada pada
jenis flora yang hidup di daerah tersebut. Adapun jenis floranya seperti jenis lumut-lumutan,
rumputrumputan, dan alang-alang.

c) Rawa Bog
Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, tetapi lahan bagian dalamnya penuh air
(bersifat basah).

d) Rawa Pasang Surut

Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah
(pasang-surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau adalah
tanaman yang sering ada di daerah ini.

3. Berdasarkan letaknya, rawa bisa dibedakan menjadi 3 macam, yakni:

a) Rawa Dataran Rendah

Rawa dataran rendah terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung.
Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini
ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari sisa-
sisa tumbuhan autotrof. b) Rawa Dataran Tinggi
Rawa jenis ini terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya) dan memiliki permukaan
cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal dari air hujan dan airnya tidak begitu asam. c) Rawa
Peralihan
Rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai lahan pertanian

4. Berdasarkan pergantian airnya, ada dua jenis rawa, yaitu :

a. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian

Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

· Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak
dapat dijadikan air minum, kadar keasaman air mencapai 4,5.

· Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme yang


hidup. · Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut
yang tebal

b. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian

Rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

· Airnya tidak terlalu asam.

· Banyak organisme yang hidup

· Dapat diolah menjadi lahan pertanian.


D. Manfaat Rawa

Rawa dapat dimanfaatkan antara lain untuk usaha perikanan darat dan empat rekreasi. Oleh
karena itu, keberadaan rawa harus dijaga guna keseimbangan lingkungan.

Manfaat rawa bagi kehidupan kita adalah :

1. Seperti enceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioas dan barang-barang
kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding, dan lain-lain.

2. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.

3. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.

4. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

Potensi dan pengelolaan rawa

Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air, yaitu dengan menyerap dan menyimpan
kelebihan air dari daerah sekitarnya. Rawa masih dapat diupayakan untuk kegiatan pertanian jika
dilakukan reklamasi terhadap rawa tersebut. Kendala utama yang dihadapi dalam rangka
reklamasi dan pengembangan wilayah rawa adalah tingkat kemasaman tanah yang tinggi dan
ketersediaan unsur hara dalam tanah yang rendah.

E. Rawa yang diteliti

Rawa yang letaknya di Palaguna, berdasarkan jenis lahan, rawa ini termasuk rawa non pasang
surut/rawa lebak dan berdasarkan sumber airnya termasuk rawa tadah hujan.

Lahan rawa tadah hujan adalah lahan yang pada periode tertentu (minimal 1 bulan) Daerah
rawa tadah hujan merupakan daerah ekosistem yang sangat digenangi air dan airnya
dipengaruhi hujan. Daerah rawa tadah hujan merupakan daerah ekosistem yang sangat beragam
baik spasies atau temporal. a. Pengertian Rawa Tadah Hujan
Rawa tadah hujan (lebak) merupakan tipe perairan spesifik yang mengalami pergantian
dari fase teresterial ke fase Aquatik, menyediakan sumber pakan dan tempat hidup bagi berbagai
jenis ikan air tawar.
Rawa tadah hujan merupakan kawasan rawa yang genangan airnya dipengaruhi air hujan
atau luapan sungai. Rawa tadah hujan biasanya berada di antara dua sungai besar di dataran
rendah. Berbeda dengan rawa pasang surut yang genangan airnya dipengaruhi pasang surut air
laut harian, rawa tadah hujan tergenang selama musim hujan dan berangsur-angsur kering pada
musim kemarau.

Ada tiga jenis rawa tadah hujan (lebak) berdasarkan tinggi dan lama genangan. Lebak
pematang atau dangkal, bila genangannya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3 bulan; lebak
tengahan, dengan genangan air antara 50 – 100 cm selama 3 – 6 bulan; dan lebak dalam bila
genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan. Kawasan lebak dalam yang
menghasilkan produksi ikan secara alami dikenal dengan istilah lebak lebung.

b. Karakteristik Rawa Tadah Hujan

Lahan rawa lebak tengahan, tinggi permukaan airnya 50 cm – 100 cm dan lama genangan
air 3 – 6 bulan. Lahan rawa tadah hujan atau rawa lebak dangkal umumnya mempunyai tingkat
kesuburan tanah yang tinggi, karena pengayaan endapan lumpur yang dibawa air sungai.

Setiap tahun lahan rawa tadah hujan pada umumnya mendapat endapan lumpur dari
daerah yang lebih tinggi. Sehingga walaupun kesuburan tanahnya tergolong sedang tetapi
keragamannya sangat tinggi antar wilayah atau lokasi.

c. Pemanfaatan Rawa Tadah Hujan

Pemanfaatan rawa tadah hujan sebagai sumber ikan sudah berlangsung sejak lama.
Aktivitas penangkapan ikan dilakukan pada akhir musim penghujan atau awal musim kemarau
sampai pada akhir musim kemarau. Pada musim penghujan di mana air sungai besar melimpah,
rawa tadah hujan akan terisi air dan ikan akan memasukinya. Ketika musim kemarau, air
kembali ke sungai besar. Pada saat itu di pintu masuk rawa tadah hujan dipasang jebakan dan
perburuan ikan di rawa tadah hujan dilakukan.

Sampai sekarang pola penangkapan ikan dengan sistem pemanfaatan rawa tadah hujan masih
berlanjut dikelola secara tradisional, oleh marga (Djausal, 1996) didalam ngoberengoh. d.
Biota rawa
Biota yang terdapat yang di rawa yang kami teliti yaitu enceng gondok, kankung, dan dibagian
pinggir terdapat rumput-rumputan. Dan hewan yang terdapat berupa ikan, cacing, laba-laba,
semut, dan siput. e. Masalah dan Kendala Pengembangan
Masalah utama pengembangan lahan rawa tadah hujan dalam bidang perikanan adalah
kondisi air yang fluktuatif serta masa berairnya yang tergolong cukup pendek sehingga akan
terjadi kekeringan sebelum mencapaipuncak musim kemarau. Sedangkan untuk usaha pertanian
adalah kondisi air yang fluktuatif dan sering tidak terduga. Hidrotopografi yang beragam dan
belum tertata dengan baik. Kebanjiran pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Rawa merupakan ekosistem perairan menggenang yang relatif dangkal, didnding landai dan
daerah litoralnya sangat produktif. Ekosistem rawa air tawar merupakan kosistem dengan
habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi
permukaan air tidak selalu tetap. Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh beragam
jenisvegetasi. Hal ini desebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada berbagaiekosistem
rawa air tawar.Di beberapa daerah pada rawarawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang
hanya ditumbuhi jenis pandan atau palem yang menonjol. Malah ada pula yang menyerupai
hutan-hutan dataran rendah, dengan akar tunjang atau akar napas maupun seperti penupang
pohon.

Saran

Jumlah eceng gondok yang meningkat di ekosistem rawa dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem sehingga perlu adanya penanganan seperti konservasi rawa atau memberi kontrol
biologis seperti memberi ikan grass capr yang memakan eceng gondok.
DAFTAR PUSTAKA

http://winapedia.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-ciri-ciri-rawa.html#ixzz3IImblCX7.
Diaskes tanggal 6 November 2014

http://faulinamilianieali.blogspot.com/2012/01/produktivitas-lahan-rawa.html. Diakses tanggal 6


November 2014

Anjayani, Eni. 2009. Geografi : Untuk Kelas X SMA/MA. Surakarta: PT. Cempaka Putih. - See
more at:
http://www.siswapedia.com/pengertian-rawa-jenis-jenis-rawa/#sthash.A7b77Sma.dpuf

Anda mungkin juga menyukai