Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisamenyelesaikan makalah mata
kuliah “Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan”. Sholawat serta salam kita
sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca dan penulis. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gambut ........................................................................................................... 3
2.2 Sejarah Terbentuknya Gambut ........................................................................................ 4
2.3 Persebaran Lahan Gambut ............................................................................................... 5
2.4 Indikator dan Ekosistem Lahan Gambut .......................................................................... 6
2.5 Pengertian Tanah Gambut ................................................................................................ 6
2.6 Ciri – ciri Tanah Gambut ................................................................................................. 7
2.7 Proses Pembentukan Tanah Gambut ............................................................................... 8
2.8 Pengertian Air Gambut .................................................................................................... 9
2.9 Proses Pengolahan Air Gambut ..................................................................................... 10
2. TANAH GAMBUT
2.1 Pengertian Tanah Gambut
Tanah gambut adalah tanah-tanah jenuh air yang tersusun dari bahan tanah
organik, yaitu sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman yang melapuk dengan ketebalan
lebih dari 50 cm. Dalam sistem klasifikasi baru (Taksonomi Tanah), tanah gambut
disebut Histosols (histos = tissue = jaringan). Dalam system klasifikasi lama, tanah
gambut disebut dengan Organosols yaitu tanah yang tersusun dari bahan tanah organik.
Menurut Soil Survey Staff (1998). Histosols adalah tanah yang:
1) Tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada 60 persen atau lebih ketebalan di antara
permukaan tanah dan kedalaman 60 cm, atau di antara permukaan tanah dan kontak
densik, litik, atau paralitik, atau duripan, apabila lebih dangkal; dan
2) Memiliki bahan tanah organik yang memenuhi satu atau lebih sifat
berikut :
a) Terletak di atas bahan-bahan sinderi, fragmental, atau batuapung dan/atau mengisi
celah-celah diantara batu-batuan tersebut (bahan-bahan yang memiliki rongga-
rongga lebih dari 10 persen, tetapi terisi dengan bahan tanah organik, dianggap
sebagai bahan tanah organik), dan langsung dibawah bahanbahan tersebut terdapat
kontak densik, litik atau paralitik; atau
b) Apabila ditambah dengan bahan-bahan sinderi, fragmental, atau batu apung yang
berada dibawahnya, maka total ketebalannya sebesar 40 cm atau lebih, di antara
permukaan tanah dan kedalaman 50 cm; atau
c) Menyusun dua pertiga atau lebih ketebalan total tanah sampai ke kontak densik,
litik atau paralitik, dan tidak mempunyai horison mineral atau memiliki horison
mineral dengan ketebalan total 10 cm atau kurang; atau
d) Jenuh air selama 30 hari atau lebih, tiap tahun pada tahun-tahun normal (atau telah
di drainase) mempunyai batas atas di dalam 40 cm dari permukaan tanah, dan
memiliki ketebalan total salah satu dari berikut ini:
Apabila tiga perempat bagian volumenya atau lebih terdiri dari serat-serat
lumut, atau apabila berat jenisnya, lembab, sebesar kurang dari 0,1 g/cm3 ,
mempunyai ketebalan 60 cm atau lebih atau
Apabila terdiri dari bahan saprik atau hemik atau bahan fibrik yang kurang
dari tiga perempat (berdasarkan volume) terdiri dari serat-serat lumut dan berat
jenisnya, lembab sebesar 0,1 g/cm3 atau mempunyai ketebalan 40 cm atau
lebih.
Soil Survey Staff, (1998) memberikan batasan mengenai bahan tanah organik
sebagai berikut :
Mengandung 18 persen atau lebih C-organik (atau >31 persen bahan organik), bila
bagian mineralnya mengandung fraksi liat 60% atau lebih; atau
Mengandung 12 persen atau lebih C-organik (atau >21 persen bahan organik), apabila
bagian mineralnya tidak mengandung fraksi liat (liat = 0 persen); atau
Jika kandungan liatnya antara 0-60 persen, maka kandungan C organik terdapat
diantara 12-18 persen.
Dalam kenyataannya, tanah gambut tidak semuanya mengandung 100 % bahan
tanah organik, tetapi sebagian tercampur dengan bahan tanah mineral.
Di Indonesia, tanah gambut sendiri tergolong cukup subur. Namun, hal ini juga harus
diatasi dengan pengolahan tanah secara benar. Salah satu tanah gambut yang subur di
Indonesia adalah gambut eutrofik. Namun, penyebaran gambut eutrofik hanya sedikit
sekali.