Oleh
lingkungan fisiknya yang dihubungkan oleh aliran energi dan daur materi. Ekosistem
danau terbagi atas daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat
ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah
yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat
Danau adalah badan air yang dikelilingi daratan dan dikelompokkan sebagai
salah satu jenis lahan basah. Danau digolongkan ke dalam lahan basah alami bersama
hutan mangrove, rawa gambut, rawa air tawar, padang lamu, dan terumbu karang.
Perairan danau cenderung diam karena itu dinamakan pula perairan lentik, lawan dari
Danau juga mempunyai fungsi antara lain mencegah kekeringan dan banjir serta
dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun
Penjagaan kebersihan sumber-sumber air danau, danau itu sendiri, dan saluran-saluran
keluarnya secara otomatis menjamin tersedianya air bersih di sepanjang alirannya. Hal
tersebut terutama penting karena di banyak daerah Indonesia, misalnya Jawa dan
Sumatera, penyediaan air bersih menjadi malah kritis. Jika ditinjau dari segi ekosistem,
danau merupakan tempat hidup berbagai organisme, termasuk yang bersifat endemik,
tersebut dapat dijadikan aset bagi rekreasi dan pariwisata. Danau dapat menjadi objek
danau sebagai objek wisata jelas akan memicu ekonomi masyarakat yang tinggal
disekililingnya.
Akan tetapi, pemanfaatan danau sebagai objek wisata juga tentunya harus
dilaksanakan dengan pengelolaan yang baik dan terkendali; karena jika danau itu rusak,
otomatis orang-orang tidak akan tertarik lagi mengunjunginya untuk berwisata. Danau
dapat tercemari oleh berbagai hal, misalnya pestisida, pupuk, sedimentasi berlebihan,
sampah akibat aktivitas manusia, limbah cair, limbah radioaktif, panas buangan, dan
lain-lain. Pemanfaatan danau untuk kegiatan budidaya ikan dengan sistem karamba
Hal itu diakibatkan oleh kurangnya perhatian pada daya tampung limbah ke
perairan. Sebagai akibatnya, degradasi lingkungan pun terjadi, terutama ketika terjadi
umbalan (upwelling). Ikan-ikan yang hidup di dalam danau dapat mengalami kematian
massal. Selain itu, penumpukan limbah organik dari usaha budidaya akan mempercepat
proses eutrofikasi.
besar daripada danau yang lebih besar. Hal itu disebabkan danau yang lebih besar
tingkat pengenceran dan pelarutan limbahnya juga tinggi. Danau tidak hanya dapat
sedimen dan berubah menjadi rawa. Pendangkalan juga dapat terjadi akibat eutrofikasi
PEMBAHASAN
Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia. Danau tersebut terletak di Pulau
daratan yang dikenal dengan pulau Samosir. Danau Toba merupakan danau
volkanotektonis akibat proses tanah terban (subsidence) yang terjadi karena bagian
gunung api. Ruang yang ditinggalkan oleh magma membentuk rongga di dalam kerak
bumi dan kemudian beban dipermukaan mengalami terban yang terpotong menjadi
beberapa bagian bagian yang cukup besar berada dibagian tengah dengan posisi miring
ke arah barat berupa pulau Samosir dan bagian lain yang poisisnya lebih rendah
selanjutnya tergenang air membentuk danau. Komunitas flora dan fauna tersebar di
Danau Toba sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut
a. Daerah litoral
optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan
air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya
diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan
semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian
Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih
besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profunda
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba
mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing
dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-
menjadi tempat mencari nafkah bagi penduduk yang berdiam baik di sekeliling danau
kehidupan berbagai macam ikan dan tumbuhan air yang dimanfaatkan untuk kehidupan
memelihara ikan, di antaranya ikan mas. Di samping itu, kawasan sekitar danau Toba
maupun di Pulau Samosir merupakan kawasan pertanian. Kawasan Danau Toba bila
dilihat secara kasat mata juga telah menjadi daerah yang terdegradasi terutama
danau Toba termasuk di pulau Samosir. Hal ini berpengaruh kepada kualitas
Tingkat kerusakan hutan yang ada di kawasan sekitar danau Toba dan wilayah
pulau Samosir telah begitu parah hingga tinggal 6,8 % dari catchment area, hal ini
banyak dipengaruhi oleh perilaku manusia untuk melakukan penebangan pohon secara
pulp and paper yang dianggap selama ini melakukan penebangan terutama pohon pinus
secara tidak benar sehingga menyebabkan penggundulan hutan. Hal ini tentu saja
dengan adanya kerusakan hutan di daerah catchment area akan menyebabkan erosi dan
pelumpuran di perairan danau. Tentunya hal ini akan merusak sumber makanan ikan
yang ada di danau dan juga danau menjadi keruh airnya dan tentu saja akan menggangu
ekosistem danau.
Masalah yang cukup serius belakangan ini adalah berkurangnya sumber air untuk
mengambil air dari danau Toba untuk kebutuhan sehari-harinya dan untuk itu harus
berjalan berkilo-kilo jauhnya karena sumber-sumber air di daratan seperti sungai dan
mata air telah menjadi kering. Sarana transpotasi berupa kapal turut dianggap
mencemari lingkungan perairan dimana solar yang digunakan sebagai bahan bakar
cukup banyak menggenangi perairan. Ini tentu mencemari danau dan mengganggu
Matinya jutaan ekor ikan mas pernah terjadi di kawasan danau Toba dalam 2.216
petak keramba jaring apung khususnya di daerah Haranggaol pada awal November
2004 akibat serangan virus koi herpes (KHV) ini terjadi tentu saja menyebabkan
keugian yang cukup besar sekitar Rp. 40 milyar, kematian jutaan ikan tersebut juga
mencemari perairan danau yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Air
danau berubah memutih karena dipenuhi bangkai ikan, dan menimbulkan bau busuk
selama berminggu-minggu.
Ini terjadi diperkirakan akibat adanya ketidakseimbangan alam yang tejadi akibat
lingkungan. Konsekuensinya bagi para otoritas pengelola kawasan Danau Toba adalah
perlunya penataan zona perikanan keramba di wilayah perairan Danau Toba yang
mulai terlihat padat dengan keramba jaring apung. Karena pemanfaatan danau tidak
hanya untuk perikanan saja tapi perlu juga pariwisata dan transportasi.
Upaya perbaikan yang pernah dilakukan misalnya pada tahun 1996 telah
ditandatangani kesepakatan membentuk Sister Lakes antara Danau Toba dengan Lake
Champain Amerika. Pembentukan sister lakes ini berupa bantuan teknis dari Amerika
Serikat yang kondisinya mirip dengan Danau Toba. Kerjasama teknik tersebut berupa:
Champlain, USA.
paper.
Selain itu, pada tanggal 29 Januari 1997 pernah dilaksanakan program ”Wastewater
dicanangkan oleh Gubernur Sumatera Utara waktu itu dalam upaya melakukan
pembersihan terhadap kualitas air (sewage water treatment) yang ada di Danau Toba
(PDAM) Tirtanadi.
Ini dilakukan mengingat sumber terbesar penyebab memburuknya kualitas air di
perairan danau Toba banyak dipengaruhi oleh aktivitas rumah tangga dan kegiatan
usaha yang berada di pinggir danau Toba. Tidak bisa dipungkiri kualitas lingkungan
kawasan Danau Toba memang menurun secara drastis. Bahkan ada yang menyamakan
Danau Toba ibarat kubangan raksasa. Danau Toba merupakan ekosistem yang rapuh
yang perlu dijaga. Kerjasama dan pemahaman tamu dan pengunjung agar bertanggung
dari kunjungan dan kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan Danau Toba.
Berdasarkan analisis awal, ada beberapa situasi lingkungan di Danau Toba dan
sekitarnya saat ini tidak terkelola dengan baik dan jika dibiarkan akan terus merusak
hutan; Penebangan pohon dan kerusakan ekosistem air oleh limbah cair dan padat.
Oleh karena itu, harus ada komitmen sejak awal sehingga dampak negatifnya
lingkungan air lebih jauh oleh aktivitas pengunjung dan kapal yang mengelilingi pulau;
Kontaminasi air tanah dan kerusakan pada sistem air tanah jika jamban standar lokal
tetap digunakan dan air limbah tidak dikelola dengan baik; Meningkatnya sampah dari
para pengunjung yang datang ke Danau Toba; Gangguan habitat satwa liar; Pantai akan
mengalami abrasi jika tutupan vegetasi hilang atau proses garis pantai alami terganggu.
Sebagian besar kegiatan penghijauan dan penanaman pohon sebaiknya
menggunakan tanaman asli kawasan Danau Toba termasuk pohon buah untuk menjaga
karakter vegetasi alami yang ada dan adaptasi terbaik terhadap iklim dan tanah.
Penebangan kayu dan pembakaran hutan yang tidak terkendali dan tidak terpantau di
kawasan Danau Toba oleh masyarakat setempat dapat menyebabkan degradasi dan
Ekosistem kawasan Danau Toba adalah habitat alami berbagai jenis satwa
terutama ikan dan burung. Oleh karena itu, pengelolaan, perlindungan dan keamanan
Diperlukan kerja sama para pemangku kepentingan untuk menerapkan opsi sumber
kayu alternatif, menciptakan tata air yang lebih baik dalam kawasan, memperbaiki
hutan yang rusak, meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan dan membuka hutan
maka harus:
Mengurangi dampak dengan jalur kecil, dermaga dan membatasi akses ke lokasi
sensitif atau penutupan sementara dan pada waktu-waktu tertentu untuk lokasi
memiliki daya tarik alami yang sensitif dan sangat diinginkan, untuk mengurangi
Menetapkan tambatan dan satu titik masuk untuk mengurangi dampak kapal dan
Menetapkan koridor untuk lalu lintas air yang aman dengan menggunakan
transportasi kooperatif dengan kapal / kapal yang harus terdaftar di desa setempat
lingkungan dan SOP untuk menangani kapal-kapal yang tidak terdaftar yang
Menyediakan identifikasi area untuk kapal dan kapal yang berlayar mengelilingi
pulau serta tamu dan pengunjung yang melakukan kegiatan di perairan Danau
Toba.
Fungsi ekologis dari danau adalah mencegah kekeringan dan banjir serta dalam
kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun industri.
Kerusakan yang terjadi di Danau Toba terjadi akibat penebangan pohon secara
danau karena digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, serta sarana transpotasi berupa
kapal turut dianggap mencemari lingkungan perairan. Upaya perbaikan yang dilakukan
masyarakat kecil (small communities), dan transfer teknologi untuk mengontrol water
hyacinth.
REFERENSI