Anda di halaman 1dari 3

Nama : Reska Rahmawati Putri Yusuf

Nim : 151420100

Kelas : 5D PGSD

Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan Hidup

KERUSAKAN DANAU LIMBOTO

Danau Limboto memiliki fungsi-fungsi yang cukup signifikan untuk dikembangkan.


Fungsi - fungsi tersebut meliputi kegiatan pertanian, perikanan yang dilakukan oleh
masyarakat pesisir danau limboto dan fungsi penyeimbang lingkungan fisik seperti penahan
intrusi air laut, cadangan air tanah, pencegah banjir dan penyeimbang suhu udara,
sumberdaya hayati, penghasil energi, sarana transportasi, wisata air, sumber perikanan dan
pendapatan masyarakat.

Demikian pentingnya fungsi dan keberadaan danau Limboto sehingga perlu


dipertahankan. Namun kondisi dilapangan menunjukan bahwa fungsi-fungsi tersebut telah
berkurang dan nyaris hilang sama sekali. Proses pedangkalan berjalan begitu cepat sehingga
upaya perbaikan tidak seimbang dengan laju kerusakan. Disadari atau tidak, keberadaan
danau limboto sudah menjadi perhatian kebanyakan stakeholder, baik itu masyarakat di
daerah sendiri maupun komunitas masyarakat lainnya yang ada diluar daerah. Danau
Limboto terletak di dataran di pedalaman pada ketinggian yang berkisar antara 5 M hinggaa
18 M diatas permukaan laut. Daerah ini mempunyai curah hujan rata-rata 1000 sampai 1200
mm/tahun.

Kondisi danau Limboto saat ini sangat memprihatinkan, proses degradasi yang
demikian cepat tidak saja mengancam kelestarian danau itu sendiri namun juga mengancam
ketergantungan ekonomi masyarakat yang menyadarkan hidupnya dari keberadaan danau
disamping manfaat bagi kegiatan pariwisata.

Kondisi Danau Limboto saat ini sangat memprihatinkan karena setiap tahun terjadi
penyusutan luas dan pedangkalan, pencemaran kimiawi dan biologis (eceng gondok), okupasi
wilayah danau oleh masyarakat, serta penangkapan dan budidaya ikan yang tidak ramah
lingkungan. Akibatnya fungsi-fungsi ekologis, dan sosial dari danau tidak optimal. Apabila
masalah yang ada tidak segera ditangani maka diperkirakan kurang dari 25 tahun Danau
Limboto akan punah.
Danau Limboto yang merupakan salah satu ‘landmark’ ekosistem Provinsi Gorontalo
keadaannya semakin memprihatinkan. Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas
dan pendangkalan danau. Pendangkalan Danau Limboto terutama disebabkan oleh adanya
penebangan pohon yang telah berlangsung lama, dan aktifitasnya perladangan berpindah-
pindah sehinga terjadi erosi yang membawa sedimen dalam jumlah yang sangat besar ke
perairan Danau Limboto.

Rusaknya lingkungan DAS Bolango dan daerah tangkapan di pinggiran danau di


Kota Gorontalo merupakan penyebab utama pendangkalan dan penciutan areal danau.
Berdasarkan kenampakan fisik sungai-sungai yang bermuara ke danau, maka sungai-sungai
di bagian selatan (dengan topografi curam, lebih terganggu dan berhubungan langsung
dengan danau) diperkirakan memiliki sumbangan sedimentasi lebih tinggi dibandingkan
sungai-sungai bagian barat dan tengah. Penyuburan perairan danau turut yang mendorong
tumbuhnya gulma air mempercepat proses pendangkalan danau.

Pedangkalan itu dipicu oleh erosi sungai, juga dipacu oleh para nelayan yang selama
bertahun-tahun membangun perangkap ikan yang menggunakan gundukan tanah dari darat
serta batang-batang pohon. Pembusukan flora juga mengakibatkan air danau mulai berbau
busuk pada saat-saat tertentu, serta mengurangi oksigen di dalamnya sehingga
membahayakan biota didalamnya. Pendangkalan Danau Limboto terutama diakibatkan oleh
adanya erosi dan sedimentasi akibat usaha-usaha pertanian yang tidak mengindahkan
konservasi tanah dan kegiatan pembukaan hutan (illegal logging) di daerah hulu sungai
(tangkapan air) terutama pada DAS Limboto Perkembangan pemukiman kawasan Danau
Limboto dapat dilihat pada data citra satelit antara tahun 1990 sampai 2000 yang
memperburuk masalah kelestarian danau.

Masalah lain juga disebabkan tumbuh suburnya tanaman liar seperti eceng gondok
yang menutupi sebagian besar permukaan danau sehingga penetrasi oksigen ke dalam air
menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan kehidupan biota danau sebagai suatu ekosistem
tidak berjalan dengan baik, akibatnya adalah lambatnya proses dekomposisi bahan baku
organik yang mempercepat laju endapan di dasar danau. Hal lain yang memperburuk kondisi
danau, yaitu kebiasaan masyarakat yang mengkapling kawasan danau degan membuat patok-
patok dan bangunan apung dimana tempat tersebut ada aktifitas domestik.

Penangkapan ikan menggunakan menggunakan racun (Potasium Clorida), bom ikan


dan alat penangkap skala besar telah mengakibatkan penurunan keragaman genetik ikan dan
biota air lainnya. Disamping itu penataan drainase di sekeliling danau yang tidak baik
menyebabkan limbah rumah tangga dari pemukiman penduduk di sekitar danau dibuang ke
perairan danau. Hal ini menyebabkan bertambahnya beban perairan karena menerima
buangan air limbah yang menyebabkan menurunnya kualitas air danau sehingga tidak sesuai
lagi dengan peruntukannya.

Anda mungkin juga menyukai