Nim : 151420100
Kelas : 5D PGSD
Kondisi danau Limboto saat ini sangat memprihatinkan, proses degradasi yang
demikian cepat tidak saja mengancam kelestarian danau itu sendiri namun juga mengancam
ketergantungan ekonomi masyarakat yang menyadarkan hidupnya dari keberadaan danau
disamping manfaat bagi kegiatan pariwisata.
Kondisi Danau Limboto saat ini sangat memprihatinkan karena setiap tahun terjadi
penyusutan luas dan pedangkalan, pencemaran kimiawi dan biologis (eceng gondok), okupasi
wilayah danau oleh masyarakat, serta penangkapan dan budidaya ikan yang tidak ramah
lingkungan. Akibatnya fungsi-fungsi ekologis, dan sosial dari danau tidak optimal. Apabila
masalah yang ada tidak segera ditangani maka diperkirakan kurang dari 25 tahun Danau
Limboto akan punah.
Danau Limboto yang merupakan salah satu ‘landmark’ ekosistem Provinsi Gorontalo
keadaannya semakin memprihatinkan. Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas
dan pendangkalan danau. Pendangkalan Danau Limboto terutama disebabkan oleh adanya
penebangan pohon yang telah berlangsung lama, dan aktifitasnya perladangan berpindah-
pindah sehinga terjadi erosi yang membawa sedimen dalam jumlah yang sangat besar ke
perairan Danau Limboto.
Pedangkalan itu dipicu oleh erosi sungai, juga dipacu oleh para nelayan yang selama
bertahun-tahun membangun perangkap ikan yang menggunakan gundukan tanah dari darat
serta batang-batang pohon. Pembusukan flora juga mengakibatkan air danau mulai berbau
busuk pada saat-saat tertentu, serta mengurangi oksigen di dalamnya sehingga
membahayakan biota didalamnya. Pendangkalan Danau Limboto terutama diakibatkan oleh
adanya erosi dan sedimentasi akibat usaha-usaha pertanian yang tidak mengindahkan
konservasi tanah dan kegiatan pembukaan hutan (illegal logging) di daerah hulu sungai
(tangkapan air) terutama pada DAS Limboto Perkembangan pemukiman kawasan Danau
Limboto dapat dilihat pada data citra satelit antara tahun 1990 sampai 2000 yang
memperburuk masalah kelestarian danau.
Masalah lain juga disebabkan tumbuh suburnya tanaman liar seperti eceng gondok
yang menutupi sebagian besar permukaan danau sehingga penetrasi oksigen ke dalam air
menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan kehidupan biota danau sebagai suatu ekosistem
tidak berjalan dengan baik, akibatnya adalah lambatnya proses dekomposisi bahan baku
organik yang mempercepat laju endapan di dasar danau. Hal lain yang memperburuk kondisi
danau, yaitu kebiasaan masyarakat yang mengkapling kawasan danau degan membuat patok-
patok dan bangunan apung dimana tempat tersebut ada aktifitas domestik.