Razak H. Umar
Dosen IAIN Sultan Amai Universitas Gorontalo
Abstract
Watershed Conditions (DAS) Limboto has faced seriously problems of highly rates of erosion,
sedimentation, spread of critical land, shift functions of forests and rarity quality water of river as
a resutt of floods that always happen, water scarcity and the silting up of Lake Limboto. Therefore,
the research has conducted as an integral part ofan effort to develop a model ofintegrated
watershed management through mechanisms of payments for environment services (PES) and
identify institutional forms. Through Valuation Method and Dynamic System ver.2.5 with 84 people
of sample is found that preserving watershed area of Limboto will manage by integrated
watershed management through the mechanisms of Payments for Environmental Services (PES)
has potential to do in light of community participation and willingness to maintain the forest while
maintaining the sustainability of the future of Environment and to proven society of social-and
economic matters as has showed by analysis ofdynamic systems.
Key Words: Watershed managament, Payments for Environmental Services through education.
11
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
dan bau yang menyengat. Pencemaran warga untuk membuka areal bagi
air sungai juga menyebabkan terkonta- pertanian dan perkebunan. Demikian
minasinya sumur-sumur dangkal halnya enceng gondok dan penggunaan
penduduk di wilayah hilir DAS alat tangkap ikan tradisional seperti
Limboto. (4) adanya pencemaran bibilo yang merusak ekosistem danau
sungai yang terjadi pada bagian hilir, dan mempercepat pendangkalan, Pada
maraknya pemukiman penduduk di tataran pengelolaan DAS Limboto,
bantaran sungai dan meningkatnya alih kebijakan pengelolaan belum mencer-
fungsi lahan menjadi areal perkebunan. minkan keterpaduan berbagai pihak
(5) belum adanya model pengelolaan dengan beragam kepentingan. Masing-
DAS Limboto terpadu yang menga- masing melaksanakan program dinas/
komodir beragam kebutuhan, baik kantor dan badan, upaya pengelolaan
kebutuhan masyarakat yang tinggal di DAS Limboto masih terbatas pada
daerah Hulu dan Hilir serta (6) upaya-upaya koordinatif lintas Satuan
minimnya dukungan kelembagaan. Kerja Perangkat Pemerintah (SKPD),
Pengelolaan DAS Limboto yang dapat NGO dan Perguruan Tinggi. Penge-
mewadahi berbagai kepentingan antar lolaan DAS Limboto belum mencer-
sektor dan pelaku. Lembaga yang dapat minkan terakomodirnya permasalahan
dipercayai, profesional dan akuntabel masyarakat di wiiayah tangkapan air
untuk mempertemukan dan menjaga serta kebutuhan masyarakat di wilayah
kesepakatan mekanisme PJL dalam hilir misalnya pengairan bagi petani,
upaya konservasi hutan dan keles- banjir dan kebutuhan air bagi PDAM
tarian Danau Limboto. Limboto.
Fakta atas kondisi DAS Limboto ini Kompleksitas permasalahan DAS
disebabkan sebagai akibat praktek dari Limboto tentunya tidak dapat diatasi
alih fungsi lahan menjadi areal dengan kebijakan dan program yang
perkebunan. Penggunaan lahan yang sifatnya parsial dan jangka pendek.
tidak sesuai dengan kaidah konservasi Karena itu mekanisme pengelolaan-
menyebabkan seringnya terjadinya nyapun haruslah memperhatikan
longsor, erosi sehinga siklus hidrologi esensi masalah dan keterpaduan antar
alamiah terganggu. Resepan air hujan sektor maupun aktor. Perlunya
ke dalam tanah berkurang, sebagian diinsiatif pendekatan pengelolaan DAS
besar menjadi air larian. Tekanan Limboto yang mengakomodir beragam
terhadap fungsi DAS Limboto juga kepentingan, pendekatan yang beru-
dipengaruhi oleh perilaku masyarakat paya mempertemukan masalah dan
yang bermukim di bagian tengah dan solusi pemecahannya. Pada tahun 2005
hilir sungai. Praktek yang terjadi pemerintah daerah melalui surat
misalnya; kebiasaan masyarakat keputusan Gubernur no 206 tahun
membuang sampah di sungai, perke- 2005 teiah membentuk Forum DAS
bunan pada lahan sempadan sungai Limboto beranggotakan Dinas terkait,
serta penggunaan pupuk anorganik di Perguruan Tinggi dan Masyarakat
kalangan petani. Aliran air sungai (NGO), namun belum sepenuhnya
menyempit, sungai tidak dapat dapat menekan laju kerusakan hutan
menampung besamya volume air dan pendangkalan Danau Limboto.
sehingga banjir dapat terjadi sewaktu- Minimnya kewenangan yang dimiliki
waktu. Di bagian hilir kondisi danau forum DAS serta ego sektoral dinas/
Limboto semakin menyempit, areal badan/kantor pemerintahan menye-
danau yang menjadi daratan digunakan babkan program pengelolaan DAS
12
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
Limboto masih bersifat parsial. lolaan SDA dan lingkungan yang lebih
Program rehabilitasi dan konservasi baik. Hal ini terutama didasarkan pada
hutan belum ditunjang oleh program kenyataan bahwa dalam banyak kasus
Dinas Pertanian melalui pengolahan manfaat privat dari upaya konservasi
tanah konservasi demikian halnya lebih rendah dari manfaat publik
dengan belum maksimalnya program (Binney,2004). Mekanisme insentif
pemberdayaan masyarakat miskin/ sebagai imbal jasa lingkungan adalah
terpencil oleh dinas Sosial. Pada sisi bertemunya keseimbangan (ekuilibi-
lainnya pihak PDAM Limboto yang rum) antara kesediaan menerima
menggandalkan sumber air di sungai imbalan (willingness to accept) dengan
Limboto (Biyonga) tidak mempunyai kemampuan membayar imbalan
upaya nyata perlindungan sumber- (willingness to pay) yang di dasarkan
sumber air di daerah tangkapan air. atas prinsip buttun up dan berkelan-
Masing-masing berjalan apa adanya jutan (Salim, 2010). Pendekatan
tanpa upaya yang sungguh-sungguh pengelolaan DAS Limboto melalui PJL
dan berkesinambungan. Sejumlah diharapkan dapat memenuhi hajat
permasalahan ini jika tidak dianti- hidup masyarakat yang tinggal di
sipasi, maka dikhawatirkan dapat hutan, petani dan pihak perusahaan
menimbulkan ketegangan dan bahkan Daerah (PDAM Limboto)
konflik akibat benturan kepentingan
manakala permintaan (demand) tidak ACUAN TEORETIK
lagi seimbang dengan ketersediaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
sumber daya air untuk pemenuhannya Pengelolaannya
(supply). Oleh karena itu perlu upaya
secara proporsional dan seimbang David (2000:45) mengemukakan
antara pengembangan, pelestarian, dan bahwa Daerah Aliran Sungai di
pemanfaatan sumber daya air baik definisikan sebagai "a region or area
dilihat dari aspek teknis maupun aspek bounded peripherally by a water parting
legal. Pengelolaan yang menekankan (topographic divide) and draining
pada pendekatan pembayaran jasa ultimately to a particular watercourse
lingkungan melalui "one river, one plan, or body of water", sebagai sebuah
and one integrated management". kawasan
Pengelolaan DAS Limboto terpadu yang dibatasi oleh pemisah topografis,
melalui pendekatan Pembayaran Jasa yang menampung, menyimpan dan
Lingkungan (PJL) adalah upaya sadar mengalirkan curah hujan yang jauh di
seluruh komponen terkait untuk atasnya ke sungai utama yang
mengembalikan fungsi DAS sebagai- bermuara ke danau atau lautan.
mana mestinya. Pendekatan imbal jasa Definisi yang sama dikemukakan oleh
lingkungan adalah bagian dari upaya Linsley (1980:231) dan Sessa
meningkatkan taraf hidup masyarakat, (2007:126). Linsley menyatakan ; a
modal sosial dan pengakuan atas hak drainage basin is a watershed that
masyarakat akan membangkitkan collects and discharges its surface
motivasi seseorang/kelompok (agents) streatn flow through one specific area
mengelola sumber daya alam, mereka limits area set", atau suatu wilayah
diberikan akses serta insentif (Miskin, daratan yang secara topografik dibatasi
2001). Pemberian insentif ini sangat oleh punggung-punggung gunung yang
diperlukan, terutama berkaitan dengan menampung dan menyimpan air hujan
upaya-upaya konservasi dalam penge- untuk kemudian menyalurkannya ke
13
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
laut melalui sungai utama. Sessa keseluruhan suatu sistem flufial yakni :
menambahkan bahwa disamping (a) Bentuk geometrik DAS (b)
dibatasi oleh punggung bukit yang Karakteristik tanah, (c) jenis Vegetasi,
menjadi pemisah topografis juga oleh (d) aspek Hidrologi dan klimatologi. (e)
batuan sebagai pemisah bagian bawah aspek Hidrolika dan sedimentasi serta
tanah. Wilayah daratan DAS menurut (f) Aspek Geologi.
Asdak (2002:4) disebut dengan daerah
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
tangkapan air (catchment area) yang
(Watershed management) didefinisikan
terdiri dari sumberdaya alam dan
oleh Sutterland (1972:121) "is the
manusia sebagai pemanfaatnya. Dalam
management of all the natural resources
pengertian lain Isobel (1988:126)
of a drainage basin, to protect maintain
mengemukakan bahwa DAS sebagai
or improve its water yield. Pengelolaan
keseluruhan daerah kuasa (regime)
DAS dilakukan untuk mengatur
sungai yang menjadi alur pengatur
sumberdaya alam utama yaitu tanah
(drainage) utama, sehingga batas DAS
dan air. Suatu pengelolaan DAS yang
merupakan garis bayangan sepanjang
baik agar penggunaan tanah dan air
punggung pegunungan atau tebing/
dapat memperhitungkan prinsip
bukit yang memisahkan sistem aliran
konservasi untuk mencapai hasil yang
yang satu dari yang lainnya, atau satu
optimum, sebab tata guna lahan
kesatuan ekosistem didalamnya
termasuk jenis dan kerapatan tanaman
terdapat berbagai komponen yang
menggambarkan komponen utama
masing-masing memiliki struktur dan
yang mempengaruhi kapasitas tanah
fungsi yang saling terkait satu dengan
untuk menyerap air. Setiawan (1999 :
lainnya. Ekosistern DAS dibagi menjadi
34-36). Pengelolaan DAS secara
bagian hulu, tengah dan hilir. Masing-
terpadu mengisyaratkan adanya
masing bagian pada DAS secara
pemahaman komprehensif keterkaitan
biogeofisik menurut Asdak(2002:11-
antara komponen-komponen daur
15) mempunyai ciri-ciri tertentu.
hidrologi dan komponen penyusun
Terdapat beberapa istilah mengenai
ekosistem suatu DAS. Proses interaksi
DAS diantaranya; watershed, drainage
antara kegiatan dan pengaruhnya pada
basin, drainage area, atau river basin.
ekosistem DAS perlu diinventarisasi,
DAS terbentuk secara alamiah dalam
misalnya berkaitan dengan iklim, suhu
sebuah siklus hidrologi, dalam sistem
udara, presipitasi, tanah air larian, air
hidrologi ini karakteristik DAS akan
permukaan, air bawah tanah, kualitas
terkait secara spesifik dengan jenis
air, erosi, sedimentasi, perubahan iklim
tanah, tataguna lahan, topografi,
dan sistem sosial ekonomi, selain itu
kemiringan dan panjang lereng.
dalam kerangka keterkaitan biofisik
Karakteristik biofisik DAS ini akan
wilayah hulu-hilir suatu DAS patut
berpengaruh terhadap besar kecilnya
diperhatikan faktor kelembagaan dan
proses evapotranspirasi, infiltrasi,
pengaruh eksternalitasnya. Asdak
perkolasi, air larian, aliran permukaan,
(2002:5). Dalam konteks kelembagaan
kandungan air tanah dan aliran sungai.
DAS dinamika dan perkembangan
Asdak (2002:16). Kinori dan Mevarach
kelembagaan lokal akan sangat diten-
yang di kutip oleh Kodoatie (2002:43)
tukan oieh sejauh mana kelembagaan
menyebutkan bahwa terdapat
ini beradaptasi terhadap perubahan
sejumlah faktor yang berpengaruh
sosial yang terjadi. Secara empiris,
terhadap karakteristik hidrolik suatu
kemampuan beradaptasi tersebut
DAS yang merupakan bagian dari
dapat ditelaah dari aspek historis dan
14
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
15
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
16
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
17
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
18
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
desain pengembangan Model Pengelo- (marginal user cost, MUC) dan (c) Biaya
laan DAS Limboto Terpadu melalui lingkungan marginal (marginal
mekanisme Pembayaran Jasa Lingku- environmental cost, MEC).
ngan dapat dilihat pada gambar
berikut.
Suplai Air
PDAM HTR
Otorita
Community Capacity
Riset Action Plan
Assesment Building
Suplai Dana
19
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
20
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
hutan mencapai 7,192 Ha naik 24.791 skema PJL dapat ditempuh dengan
ha dan kenaikan nilai Pembayaran Jasa melakukan penyempurnaan kelem-
lingkungan mencapai Rp. 1.261.649 bagaan pengelolaan DAS yang ada
dari Rp. 491.003 tahun 2009. Simulasi secara terpadu melalui mekanisme
model ini juga menunjukan bahwa PJL. Pengembangan skema ini
terjadi peningkatan tingkat pendapatan bertujuan untuk upaya konservasi
masyarakat hingga sebesar Rp. hutan dengan mengusahakan alter-
4.973.409. Ketersediaan air pun natif pembiayaan perlindungan
demikian, hingga tahun 2050 tersedia ekosistem DAS Limboto, mening-
air yang akan dialirkan dari hutan yang katkan kesejahteraan masyarakat
terjaga sebesar 1.812.165 m3/detik. dan meminimalisasi potensi konflik
Kondisi ini terjadi saat jumlah antar warga masyarakat hulu dan
penduduk di kawasan DAS Limboto hilir. Selain itu perlunya dukungan
pada tahun 2050 mencapai 66.371 peraturan yang memberi rasa
Jiwa. Hasil selengkapnya dapat dilihat kapastian hukum bagi pihak-pihak
pada tabel Simulasi Pembayaran Jasa yang terlibat dalam imbal jasa
Lingkungan Di DAS Limboto. lingkungan, sebab prinsip kesukare-
Kelayakan dan Efektiftas Model laan (voluntary basis) yang meru-
Pengembangan Pengelolaan DAS pakan basis mekanisme imbal jasa
Terpadu melalui PJL di DAS Limboto lingkungan sangat rentan adanya
ketidakpatuhan sehingga merugikan
Konsep Pengembangan Model Penge- banyak pihak. Dalam konteks penge-
lolaan DAS Limboto Terpadu dilakukan lolaan DAS Limboto skema imbal
melalui pendekatan mekanisme PJL. jasa lingkungan perlu diorientasikan
Fokus pengembangan diarahkan pada pada upaya konservasi DAS dan
empat subsistem penting dalam penge- kesadaran untuk tidak mengomer-
lolaan yang meliputi : sub sistem fungsi sialkan air, dengan demikian potensi
hutan, sub sistem ketersediaan air, sub skema Imbal jasa lingkungan akan
sistem kependudukan dan sub sistem berfungsi sebagai instrumen
kesejahteraan/pendapatan yang saling pengendali alokasi optimal peman-
berkaitan dengan kondisi hutan yang faatan SDA dapat diwujudkan.
terjaga akan memberi arti ketersediaan
air bagi kehidupan. Pertambahan popu- 2. Para Pelaku
lasi penduduk tiap tahun membutuh- Pelaku dalam transaksi PJL pada
kan ketersediaan air yang diperlukan dasarnya terdiri dari penyedia jasa
bagi proses peningkatan kesejahteraan. (provider) dan penerima manfaat
Terjaminnya kesejahteraan mendu- (user), untuk menjembatani kepenti-
kung berjalannya mekanisme pemba- ngan kedua pihak biasanya dibutuh-
yaran jasa lingkungan di DAS Limboto kan perantara (mediator). Keterli-
sehingga pendanaan untuk pembia- batan pihak-pihak ini membutuhkan
yaan rehabilitasi hutan dan lahan di suatu Badan, asosiasi/forum yang
kawasan hutan di DAS Limboto. dapat bertindak sebagai pengelola
Tahapan pengembangan Skema PJL di dana, pelaksana kegiatan dan penja-
DAS Limboto dapat dilakukan pada min atas terlaksananya kesepaka-
aspek-aspek penting yakni: tan-kesepakatan secara efisien dan
efektif. Badan Pengelola ini dapat
1. Aspek Konteks
difungsikan sebagai koordinator
Berdasarkan konteks wilayah DAS pelaksanaan pengelolaan ditingkat
Limboto, maka pengembangan sumber air. Cakupan kerja Badan
21
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
22
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
23
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
ten Gorontalo, Letak kewilayahan ini Limboto secara terpadu. Selain itu
berpotensi dikelola melalui pengaturan aspek legalitas, kapasitas dan infra-
PJL untuk kepentingan rehabilitasi strukur kelembagaan menjadi bagian
hutan dan konservasi tanah. Peme- yang perlu diperhatikan. Pembentukan
rintah daerah yang mempunyai Organi- kelembagaan ini dapat diinsiasi oleh
sasi pemerintah kecamatan dan kelura- pihak pemerintah, masyarakat atau
han/desa yang dapat dimobilisasi. Perguruan Tinggi. Penginsiatif dapat
melakukan sosialisasi, studi-studi
kelayakan agar memperoleh dukungan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI dan kesepakatan bersama. Kesepa-
Kesimpulan katan sebaiknya dituangkan dalam
bentuk peraturan yang mengikat.
Pertama, bahwa potensi yang terdapat
di DAS Limboto dapat dikembangkan Rekomendasi Kebijakan
dengan model pengelolaan DAS Mekanisme pembayaran jasa lingku-
Limboto secara terpadu melalui
ngan yang dipaduserasikan dalam
mekanisme PJL. Hal ini didasarkan atas pengelolaan Daerah Aliran Sungai
pertimbangan bahwa hasil simulasi (DAS) terpadu begitu kompleks dan
model melalui sistem dinamik
tidak mudah. Meskipun demikian
menunjukan bahwa jika mekanisme kesadaran akan tanggungjawab
PJL ini dijalankan dalam pengelolaan manusia sebagai wakil tuhan di bumi
DAS Limboto maka akan terjadi
(khalifah) mendorong upaya bersama
perubahan signifikan terhadap kondisi menyelamatkan lingkungan hidup yang
hutan, kondisi sosial dan ekonomi sernakin rusak. Oleh karena itu,
masyarakat di DAS Limboto. Melalui
kaitannya dengan pengelolaan DAS
pengembangan model ini sumber- dalam satu kesatuan sistem hidrologi
sumber air tetap terjaga dan dan keterpaduan pengelolaanya, maka
pendangkalan Danau Limboto akibat
beberapa hal yang dapat dilakukan
sedimentasi dapat dikurangi. Meskipun kedepan sebagai sumbangsih saran
demikian faktor-faktor pertumbuhan kebijakan adalah:
penduduk dan desakan pembukaan
lahan dan kebutuhan pemukiman Pertama, Pemerintah atau pemerintah
penduduk menjadi bagian yang perlu daerah dapat melakukan pengelolaan
diperhatikan. DAS dalam satu kesatuan hidrologis.
Pengelolaan yang hendak memadukan
Kedua, untuk mendukung dilaksana- komponen-komponen ekologi, ekono-
kannya model pengelolaan DAS mi dan sosial. Pendekatan pengelolaan
Limboto terpadu ini, maka dapat
melalui mekanisme Pembayaran Jasa
dipilih beberapa bentuk kelembagaan Lingkungan (PJL) misalnya dapat
yang ada misalnya berupa forum menjadi altematif pemecahan permasa-
pelanggan PDAM Limboto, Kelompok
lahan DAS yang semakin kompleks.
Petani Pengguna Air, Forum DAS
Limboto maupun kelembagaan yang Kedua, dalam kerangka pengembangan
diinsiasi/dibentuk oleh pemerintah. model pengeloiaan melalui pendekatan
Agar mekanisme ini berjalan dengan PJL, maka dukungan kelembagaan
baik, maka keterlibatan dan menjadi penting. Oleh karena itu
kepercayaan berbagai pihak sangat kelembagaan yang ada dapat berupa
penting untuk menjamin kelangsungan kelembagaan formal maupun sosial
dan keberlanjutan pengelolaan DAS yang berkembang dalam masyarakat.
24
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
Modal sosial dan kearifan lokal yang pengelolaan DAS Limboto ditengah
dimiliki, perlu dikelola kearah yang keterbatasan dana karena besarnya
lebih baik, memperhatikan beragam investasi yang dibutuhkan. Mekanisme
kepentingan antar sektor dan pelaku. imbal jasa lingkungan cukup potensial
saat ini.
Ketiga, kelembagaan Forum DAS
Limboto yang ada agar dapat direvi- Keenam, perlunya dukungan legalitas
talisasi baik kapasitas maupun tata (peraturan) pemerintah terhadap hak
kelola organisasinya. Hal ini penting pengelolaan dan kepemilikan (property
mengingat semakin kompleksitasya right) atas sumber daya air akan sangat
permasalahan DAS, kelangkaan sumber membantu mewujudkan tata kelola
daya air dan potensi diimplemen- DAS yang berkelanjutan. Pengakuan
tasikannya pembayaran imbal jasa hak ini (acces, witdrawal, dan exclusion)
lingkungan, membutuhkan kesiapan terutama bagi masyarakat komunal
kelembagaan yang kuat dan kesigapan lokal yang dekat dengan sumber daya
pengelola. Demikian halnya partisipasi air. Penegasan hak-hak ini akan
berbagai pemangku kepentingan mendorong terjadinya proses pertuka-
menjadi kunci sukses pengelolaan DAS ran antara pengguna di hulu dengan di
Limboto secara terpadu melalui pende- hilir, sehingga lebih mudah menerap-
katan pembayaran jasa lingkungan. kan pendekatan pembayaran jasa
Keempat sebagai langkah awal lingkungan dalam pengeloiaan DAS
implementasi pengelolaan DAS secara terpadu di kabupaten Gorontalo.
terpadu sepatutnya pengidentifikasian
permasalahan dan potensi DAS DAFTAR FUSTAKA
Limboto secara kompehensif dapat 1. Arifin, Bustanul. Transaction Cost
dilakukan. Mengingat keterbatasan Analysis of Lowland-upland Relations
cakupan dan waktu penelitian ini, in Watershed Services; Lessons from
maka perlu diiakukan penelitian lebih Community-Based Forestry Manage-
menyeluruh berbagai aspek terkait ment in Sumatera, Indonesia.
dengan penilaian jasa lingkungan DAS Ouarterly Journal of Interational
Limboto. Misalnya mengenai kearifan Agricuture, Vol 45(4)
lokal, modal sosial, kapasitas kelem- 2. Asdak, Chay. Hidrologi dan
bagaan masyarakat, adaptasi dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
mitigasi bencana serta peluang Yogyakarta : Gadjah Mada University
perdagangan karbon, CDM dan REDD+. Press, 2004
Kelima Dalam rangka memulihkan dan 3. Chapman, Duane. Environmental
mendayagunakan sungai dan pemeli- Economics; Theory, Applications, and
haraan kelestarian DAS Limboto, maka Policy.; Wesley Longman, Inc 1999.
diperlukan kebijakan (peraturan) 4. Callan Scott J & Janet M Thomas.
pemerintah yang mengatur tentang Environmental Economics and Mana-
pengelolaan DAS terpadu melalui gement ; Economy, Policy, and Appli-
pendekatan pembayaran jasa lingku- cations. The Dryden Press, 2000.
ngan. Usaha ini sejak dini dapat 5. Dixon, John. A And Maynard. M
digalakkan dengan membangun Hufschmidt. Economic Valuation
kesadaran bersama tentang pentingnya Techniques For The Environment : A
perlindungan pada sumber-sumber air Case Study Workbook. The Johns
di hulu DAS Limboto. Instrumen Hopkins Univesity Press. 1986.
ekonomi menjadi alternatif bagi
25
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.1 Edisi Desember 2012
26
Razak H. Umar : Model Terpadu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto