Kartamihardja)
ABSTRAK
___________________
Korespondensi penulis:
Jl. Cilalawi, Purwakarta, Purwakarta 41152, E-mail: irpsi@yahoo.com dan irpsi@telkomnet.id 27
J. Kebijak. Perikan. Ind. Vol.2 No.1 Mei 2010: 27 - 41
fishing gears such as scope net of fine mesh size, electric fishing and aquatic
plant fish aggregating device has destructed the fish resources. To maintain the
sustainability of fish resources some management measures i.e. habitat
rehabilitation of the lake through water hyacinth control, zoning of the lake,
revitalization of Gorontalo District Act Nomor 67 year 2000 about prohibition on
the use of destructive fishing gears; and development of fisheries co-management
should be done.
28
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Danau Limboto, Gorontalo (Krismono & E.S. Kartamihardja)
29
J. Kebijak. Perikan. Ind. Vol.2 No.1 Mei 2010: 27 - 41
potensi produksi ikan Danau Limboto gulma air yang dominan seperti
ditaksir antara 151.678-752.479 kg/ha/tahun Potamogeton sp. dan eceng gondok. Pada
dengan rata-rata 355.013 kg/ha/tahun. saat bersamaan di Danau Maninjau tercatat
adanya eceng gondok, Hydrilla dan Najas.
Gulma Air Eceng Gondok (Eicchornia Pada tahun 1978-1979 di Danau Kerinci
crassipes) ditemukan eceng gondok yang menutup
perairan sekitar 500-600 ha.
Menurut Soerjani et al. (1976); Pancho
dalam Soerjani (1982) eceng gondok Perkembangan jenis-jenis tumbuhan air
tercatat di nomor urutan pertama jenis di Danau Limboto tertera pada Tabel 1 dan
gulma yang sangat penting baik di Dunia, 2 (Anonimus, 1991; Lamangantjo, 1991;
Asia Tenggara, dan khususnya di Indonesia. Hulinggi, 2005; Krismono et al., 2007).
Eicchhornia crassipes (Mart.) Solms adalah Eceng gondok merupakan tumbuhan air
sinonim dari Eicchhornia spiciosa Kunth, yang paling dominan serta sudah
tumbuhan ini berasal dari Brazilia dan mengganggu permukaan air danau sehingga
tersebar ke beberapa negara karena sudah termasuk gulma air. Hasil penelitian
tanaman ini memiliki bunga yang indah Lamangantjo (1991) menunjukan bahwa
(Soerjani, 1982). eceng gondok yang dijadikan bibilo
mempengaruhi penurunan suhu dan pH,
Secara taksonomis, eceng gondok sehingga mengganggu kehidupan ikan di
(Eicchhornia crassipes Solms), termasuk perairan Danau Limboto karena suhu dan
dalam klasifikasi sebagai berikut (Soerjani, pH mempengaruhi aktivitas pemijahan dan
1982): pertumbuhannya.
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae Komposisi tumbuhan air di Danau
Kelas : Monocotyledoneae Limboto didominansi oleh eceng gondok
Bangsa : Bromeliales 85%, ganggang (Hydrilla sp.), kangkung air,
Suku : Pontederiaceae rumput, tumbili masing-masing hanya
Marga : Eicchhornia 2,5%, dan teratai, serta kiambang masing-
Jenis : Eicchhornia masing 0,5% (Krismono et al., 2007). Peran
crassipes Solms eceng gondok di Danau Limboto sangat
Nama umum/ : Eceng gondok besar dilihat dari komposisi tumbuhan air
dagang (Waterhyacinth) tersebut di atas. Peran eceng gondok
tersebut dapat berdampak negatif maupun
Gulma air di Indonesia diketahui pada positif terhadap ekosistem perairan.
tahun 1928-1929 melalui Deutschen
Limnologischen Sunda Expedition dan Gulma air selain berdampak negatif juga
pertama kali dicatat 80 jenis gulma terdapat mempunyai fungsi positif bagi perikanan.
di perairan Indonesia (Van Steenis & Beberapa hasil penelitian Petr (2000);
Ruttner, 1933). Tahun 1949 tercatat 24 jenis Pokorny & Kvet (2004); Pipalova (2006);
gulma terdapat di Rawa Pening (Vass & Krismono et al. (2007) mengatakan bahwa
Schuurman, 1949), tahun 1956 di Rawa makrofita merupakan komponen yang
Aopa Sulawesi Tenggara diadakan penting dari ekosistem, sebagai penghasil
inventarisasi gulma oleh Vass (1956). oksigen untuk fotosintesis, habitat
Menurut Soerjani (1981) pada tahun 1977- pemijahan ikan, asuhan ikan, menempelnya
1978 di Danau Singkarak, ditemukan jenis pakan alami dari hewan, dan konsentrasi
30
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Danau Limboto, Gorontalo (Krismono & E.S. Kartamihardja)
nutrien. Secara umum, pengaruh makrofita bagian dari rantai stabilitas perairan.
pada ekosistem danau adalah merupakan
Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan air di Danau Limboto, tahun 2004 dan 2007
Table 1. The types of aquatic plants in Lake Limboto, in 2004 and 2007
31
J. t<ebijek. Pedlan. lN- Vol.2 No-l ki X)|O: 27 - 41
Tabel3. lGmposisi bobot kering (l (9) eng gondok deri Danau timbotro
Table 3, Composition of dry weight (1 kg) of water hyaointh lram Lekc Ambatg
Beberapa hasil analisis bahan organik Karki & Dixit (1984) dalam Haryati (2006)
pada eceng gondok tertera pada Tabel 4. rasio C/N eceng gondok 25 lebih kecil
Menurut Hakim et a\.,1986 dalam Haryatun dibanding C/N jerami padi 70 dan jagung
(2008) rasio C/N eceng gondoktermasuk 60, tetapi lebih besar dibanding kotoran
rendah, dekomposisi cepat, maka eceng ayam 10, kotoran kambing 12 serta kotoran
gondok dapat berfungsi sebagai sumber manusiadanbebekdelapan.
hara dan bahan organik. Hasil penelitian
Tabel 4. Kandungan bahan organik dalam eceng gondok
Table 4 Organic matter content in water hyacinth
Bahan organik/ Persentase/ Persentase/ Persentase/
malter
Organic Percentage Percentage percentage
N-organik 2,32 1,66 O.2g
P-organik o,24 0,27 0,001
K-organik 1,95 14,29 0,016
Gorganik 46,21 37,65 21,23
C/N rasio 19,92 22,40
Sumber/Sources: Haryatun (2008); Rahmi (1999)
antara lain total N, total P, kecerahan, antara lain ikan gabus (Channasfn'afa), nila
turbiditas, kedalaman, dan dasar perairan (Oreochromis niloticus), mujair
dari danau tersebut. Perubahan kualitas air (Oreoch romis mossambicus), tawes
tersebut di atas yang disebabkan oleh (Barbonymus gonionofus), dan sepat
penambahan nutrien akan mempercepat (Trich og a ster pecto ral is), sedan g kan jen s
i
32
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Danau Limboto, Gorontalo (Krismono & E.S. Kartamihardja)
Komunitas ikan didominansi oleh jenis sangat beragam seperti tertera pada Tabel
ikan omnivora 46%, selanjutnya karnivora 7. Penangkapan ikan di Danau Limboto
31%, dan herbivora 21%, sedangkan tingkat dilakukan hampir setiap waktu dengan tipe
trofiknya tertera pada Tabel 6. Untuk ikan alat tangkap dan nelayan yang berbeda
karnivora khususnya manggabae dan secara bergantian.
payangga walaupun produksi dalam
biomassa sekitar 22,5%, tetapi dalam Bibilo adalah alat tangkap ikan dengan
jumlah individu dapat lebih dari 50% karena memanfaatkan tumbuhan air yang
ukurannya yang kecil hanya sekitar 5-50 mengelompok menyerupai pulau terapung.
g, padahal menurut Eccles (1992) panjang Kelompok tumbuhan air tersebut berukuran
maksimum ikan manggabae dapat luas 20x30 m2 sampai yang berukuran
mencapai 50 cm. besar yaitu 20x50 m2. Penangkapan ikan
dilakukan dengan cara mengurung
STATUS PERIKANAN kelompok tumbuhan air dengan jaring
polyethilene ukuran 1 inci. Penangkapan
Kegiatan perikanan yang berkembang di ikan tersebut dilakukan setiap 3-6 bulan
Danau Limboto adalah perikanan tangkap sekali. Ikan yang terkurung ditangkap
dan budi daya. Perikanan tangkap sudah menggunakan seser. Alat tangkap tiopo,
berkembang sejak lama sedangkan olate, dan amelo pada dasarnya sama
perikanan budi daya baru berkembang dengan bibilo, yang membedakan adalah
setelah tahun 1990-an. ukurannya semakin mengecil.
33
J. Kebijak. Perikan. Ind. Vol.2 No.1 Mei 2010: 27 - 41
memerlukan perairan seluas 100-600 m2 scope net dengan mata jaring lebih kecil
atau rata-rata 300 m 2 dan setiap RTP dari 1 inci.
memiliki 3 unit, maka luas permukaan air
danau yang tertutup sekitar 3x785x300 Dudayaho adalah alat tangkap ikan yang
m 2=720 ha atau sekitar 25% dari luas terbuat dari waring berbentuk kantong
permukaan perairan danau. Selain alat dengan panjang 5 m dan lebar 2-3 m,
tangkap bibilo yang sangat mempengaruhi sebagai penyangga digunakan bambu
keberlanjutan sumber daya ikan adalah dengan panjang kurang lebih 2 m (Gambar
penangkapan ikan yang menggunakan 1). Alat tangkap tersebut dioperasikan
seser dengan strom (electro fishing) dan nelayan menggunakan perahu bermesin
dudayaho, yaitu alat tangkap serok atau dan penangkapan ikan dilakukan setiap
hari.
Tabel 7. Jumlah RTP nelayan berdasarkan atas jenis alat tangkap yang dimiliki di
Danau Limboto
Table 7. Number of RTP based on the type of fishing gear owned by the Lake
Limboto
Persentase Rata rata-
jumlah RTP/ kepemilikan/
Jenis alat tangkap/
No. Percentage Percentage number
Types of fishing gear
number of RTP of RTP
(%) (unit/RTP)
1. Bibilo (Fish aggregating device using aquatic plant) 54,59 3
2. Tiopo (bambo trap) 6,88 1
3. Amelo (shrimp scope net) 13,75 1
4. Olate (encircling bammbo trap) 13,75 1
5. Lainnya: 11,62
1.Pancing Rawai (long lines) 3
1.Pajala (Gillnet) 3
2.Jala (castnet) 1
3.Sero (trap) 1
4.Sodo (scope net) 1
5.Bunggo/bubu (trap) 200
34
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Danau Limboto, Gorontalo (Krismono & E.S. Kartamihardja)
Pada umumnya, hasil tangkapan tebar antara 280-800 ekor benih/m2 dengan
nelayan diambil oleh pedagang pengumpul, ukuran benih ikan 3-4 cm/ekor.
sebagian kecil oleh nelayan dijual ke Pemeliharaan dilakukan selama empat
konsumen dengan cara menjajakan secara bulan. Pakan yang diberikan berupa pelet
langsung. Jumlah hasil tangkapan dan dedak jagung. Bobot panenan ikan
berfluktuasi sesuai musim, berkisar antara berkisar antara 125-200 g/ekor.
2-12 kg/RTP/hari. Hasil tangkapan ikan
tertinggi 12 kg/RTP/hari dicapai saat musim Aspek Sosial Ekonomi
ikan. Jumlah nelayan total 1.454 RTP
sedangkan yang aktif hanya 1.118 RTP Mata pencaharian masyarakat pesisir
(76,9%). Jenis ikan payangga dan danau cukup beragam, antara lain petani,
manggabai merupakan jenis ikan dengan pedagang, pengrajin, PNS, tukang,
jumlah produksi cukup tinggi, di mana karyawan, nelayan, dan buruh. Persentase
puncak produksi tertinggi dicapai pada bulan terbesar didominansi oleh masyarakat
Januari sampai Juni dengan total tangkapan petani dan nelayan, di mana masing-
508 kg ikan/ha/tahun, pada luas perairan masing mencapai 46,1 dan 16,7%.
2.900 ha. Ikan manggabai dan belut
merupakan jenis ikan yang bernilai Jumlah nelayan di Danau Limboto
ekonomis tinggi, harga ikan manggabai mencapai 1.454 RTP yang tersebar hampir
mencapai Rp.10.000/ekor (ukuran 200-250 di selingkar danau, khususnya di Desa
g/ekor) atau sekitar Rp.40.000/kg, Payunga, Iluta, Lemehe Timur, Bua,
sedangkan harga ikan belut mencapai Hungaluwa, Barakati, dan Dembe. Di desa-
Rp.50.000/kg. desa tersebut jumlah rumah tangga yang
bermata pencaharian sebagai nelayan
Perikanan Budi Daya mencapai 30-64% dari total rumah tangga.
Budi daya ikan dilakukan dengan sistem Nelayan di Danau Limboto merupakan
keramba jaring apung dan keramba tancap. nelayan yang berusia antara 14-51 tahun,
Saat ini ada sekitar 379 RTP pembudidaya, komposisi terbesar adalah nelayan yang
dengan jumlah petak yang diusahakan berusia antara 25-44 tahun (68,5%). Hal ini
berkisar antara 6-12 petak per RTP. Ukuran menggambarkan bahwa usia nelayan
petak yang digunakan bervariasi antara 5x10 termasuk usia produktif, yang berarti bahwa
m2; 5x5m2; dan 5x7m2. Jenis ikan yang usia muda pada umumnya relatif lebih
dipelihara adalah ikan mas dan nila. Lokasi ekonomis dan aktif dalam mengadopsi ilmu
budi daya ikan tersebar di beberapa perairan pengetahuan dan teknologi.
seperti Illuta dan Tabumela.
Berdasarkan atas tingkat pendidikan,
Keramba untuk keperluan budi daya sebagian besar nelayan di Danau Limboto
dengan sistem ini terbuat dari kayu atau hanya berpendidikan setingkat SD (61,5%).
bambu dan kawat kasa. Keramba dipasang Sisanya yaitu 30,8% memiliki pendidikan
terapung dengan jalan menggantungkan setingkat SLTP dan SLTA, dan 7,7% nelayan
pada tiang bambo yang dipancangkan pada yang tidak mengikuti pendidikan formal.
dasar perairan. Ikan yang dipelihara adalah
ikan nila dan mas. Jumlah benih berkisar Pendapatan usaha penangkapan ikan di
antara 7.000-20.000 ekor/petak tergantung Danau Limboto berkisar antara Rp.10.000-
dari ukuran luas keramba. Rata-rata padat 180.000,-/RTP/hari. Pendapatan nelayan
35
J. Kebijak. Perikan. Ind. Vol.2 No.1 Mei 2010: 27 - 41
tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah alat Pada perikanan budi daya, hampir
tangkap yang dimiliki. Investasi yang seluruh ikan hasil budi daya dijual di lokasi
diperlukan dalam kegiatan usaha yang budi daya. Pembeli mendatangi lokasi budi
dikeluarkan nelayan berkisar antara daya secara periodik dan membeli hasil budi
Rp.500.000-Rp.1.400.000,-. daya secara bertahap. Tingkat harga jual
di lokasi untuk jenis ikan nila dapat
Kelayakan usaha penangkapan mencapai Rp.12.000/kg, dengan tingkat
menunjukan bahwa pada beberapa jenis harga tersebut maka pembudidaya dapat
alat tangkap, usaha penangkapan ikan memperoleh keuntungan usaha rata-rata
cukup menguntungkan dan layak untuk Rp.14.278 juta/petak/ musim. Dari hasil
diusahakan, dengan tingkat kelayakan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa
usaha bervariasi antara 2,3-21,6 (Tabel 8). nilai B/C mencapai 2,1 artinya bahwa untuk
setiap rupiah yang dikeluarkan akan
Saat ini jumlah pembudidaya ikan dalam memberikan kontribusi keuntungan Rp.2,1.
keramba 379 RTP yang terdiri atas Kegiatan budi daya sistem keramba tancap
pembudidaya ikan keramba (29 RTP), dan di Danau Limboto cukup menguntungkan
pembudidaya ikan jaring apung (350 RTP). dan layak untuk diusahakan.
Tabel 8. Kelayakan usaha pada beberapa jenis alat tangkap di Danau Limboto
Table 8. Feasibility study on several types of fishing gear in Lake Limboto
Kepemilikan Pendapatan/Income
Jenis alat Hasil Kelayakan
alat tangkap/ Jenis ikan
tangkap/ tangkapan/ usaha/
Ownership tangkapan/ Rp/bulan*)
Types of Haul Feasibility
fishing Type of fish Rp/hari dan atau
fishing (kg/trip)/ study
gear catches (Rp/musim)
gear (kg/musim) (R/C ratio)
(unit/RTP)
Pajala 3 4,8 Mujair, nila, 25.376 761.265 3,9
/Gillnet manggabai,
tawes, sepat,
payangga,
gabus
Dudayaho 1 30,0 Hulu’u 25.509 765.292 2,4
Jaring 1 6,0 Nila, 35.175 1.055.250 3,0
tancap manggabai
Bunggo 200 7,0 Sogili, 186.356 5.590.679 21,6
mangagbai,
payangka
Bibilo 3 600 Nila, mujair, 42.476 7.645.689 11,3
(200 m 2) gabus,
tawes
36
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Danau Limboto, Gorontalo (Krismono & E.S. Kartamihardja)
Beberapa cara pengendalian yang dapat 2. Penentuan tata ruang usaha perikanan
dilakukan sebagai berikut:
a. Pengendalian gulma air eceng gondok Berdasarkan atas analisis kesesuaian
menggunakan cara campuran antara kondisi biolimnologi yang dikaitkan dengan
fisik dan biologis. Ikan koan dipelihara penataan ruang perairan dan meminimalisir
dalam kolam pagar atau hampang (pen kemungkinan terjadinya kemungkinan
culture) menggunakan pakan eceng konflik pemanfaatan ruang maka perlu
gondok. Apabila dapat dikembangkan dilakukan klasifikasi berdasarkan atas
sekitar 1.000 unit hampang dengan karakteristik lokasi dan analisis keruangan
pakan 100 kg eceng gondok per hari dan khususnya menata sektor perikanan di
lama pemeliharaan empat bulan maka Danau Limboto.
jumlah eceng gondok yang dapat
dimanfaatkan 120.000 kg x Hasil analisis spasial terhadap
1.000=120.000 ton atau setara dengan kesesuaian ruang di Danau Limboto dapat
120 ha luasan eceng gondok yang dikelompokan dalam dua jenis pemanfaatan
menutupi permukaan air danau. yaitu:
b. Pengendalian dengan cara pengurangan a. Kawasan inti. Kawasan ini diperuntukan
jumlah kepemilikan bibilo. Jumlah sebagai kawasan perlindungan sumber
pemilik bibilo di Danau Limboto 750 RTP. daya ikan atau suaka perikanan.
Rata-rata kepemilikan tiap nelayan tiga Berdasarkan atas kriteria kesesuaian
bibilo. Luas rata-rata setiap bibilo 400 untuk daerah suaka perikanan tersebut
m2. Untuk mengurangi gulma, maka maka dapat diidentifikasi beberapa
kepemilikan diubah menjadi kelompok lokasi yang memenuhi syarat sebagai
(minimum tiga orang per bibilo) sehingga daerah calon suaka perikanan di Danau
terjadi pengurangan bibilo 500 unit bibilo Limboto antara lain perairan sekitar
atau setara dengan pengurangan gulma Dembe, perairan teluk daerah
sekitar 20 ha. Hunggaluwa dan perairan teluk daerah
c. Pengendalian secara fisik. Pada saat air Payunga. Dari ketiga lokasi tersebut
surut selama enam bulan satu orang perairan Dembe merupakan perairan
nelayan diwajibkan untuk mengangkat yang paling memenuhi syarat sebagai
seluas satu meter persegi eceng gondok calon suaka perikanan dengan parameter
setiap hari. Jika hal ini dilakukan maka pendukung antara lain fluktuasi tinggi
1.500 orang x 180 hari x 1 m2 luas eceng muka air, kondisi biolimnologi, vegetasi
gondok sama dengan 270.000 m2 atau alami dan landuse, serta integritas
27 ha luas eceng gondok dapat diangkat ekologi.
ke luar perairan. b. Kawasan pemanfaatan. Kawasan ini
dapat digunakan untuk budi daya ikan,
Dengan demikian dari ketiga cara perikanan tangkap, dan pemanfaatan
pengendalian tersebut dalam satu tahun lain.
permukaan eceng gondok dapat dikurangi 1. Kawasan budi daya: Selain kondisi
seluas 167 ha. Hal ini akan meningkatkan biolimnologi yang sesuai dengan
produksi primer perairan yang terbuka baku mutu untuk perikanan,
1.670.000 m2 x 2 m x 16,9 mg = 56.446 beberapa persyaratan daerah budi
ton/tahun. daya di perairan danau antara lain
37
J. Kebijak. Perikan. Ind. Vol.2 No.1 Mei 2010: 27 - 41
38
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Danau Limboto, Gorontalo (Krismono & E.S. Kartamihardja)
39
J. Kebijak. Perikan. Ind. Vol.2 No.1 Mei 2010: 27 - 41
Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Status review. FAO Fisheries Technical Paper.
Lingkungan Hidup Indonesia 2002. No.396. Rome. 185 pp.
Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.
151 pp. Pipalova, I. 2006. A review of grass carp use
for aquatic weed control and its impact
Krismono, L. P. Astuti, & Y. Sugiyanti. 2009. on water bodies. J. Aquat. Plant.
Karakteristik kualitas air Danau Limboto, Manage. 44: 1-12.
Provinsi Gorontalo. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia. 15 (1): 59-68. Pokorny, J. & J. Kvet. 2004. Aquatic plant
and lake ecosystems in the lakes.
Krismono, A. Suryandari, A. Nurfiarini, N. Handbook. Vol.1 Limnology and Limnetic
Widarmanto, Mujiyanto, L. P. Astuti, & Ecology. ed. By O’Sullivan, P. E. & C.
Y. Sugianti. 2007. Rehabilitasi dan S. Reynolds. Blackwell Publishing. 309-
konservasi sumber daya perikanan 340.
Danau Limboto. Laporan Akhir. Loka
Riset Pemacuan Stok Ikan (Tidak Rahmi, A. 1999. Pengaruh waktu pemberian
Dipublikasikan). eceng gondok dan urea tablet terhadap
kandungan N tanah, kandungan N
Lamangantjo, C. J. 1991. Bibilo dan tanaman, dan hasil padi gogo (Oryza
pengaruhnya terhadap ekosistem sativa L.). Pada Ultisols sebagai Bekas
perairan Danau Limboto. Skripsi. Ditumbuhi Alang-Alang. Fakultas
Universitas Negeri Gorontalo. 79 pp. Pertanian. Universitas Mulawarman.
Samarinda. 12 pp. (Tidak Dipublikasi).
Marson. 2006. Jenis dan peranan tumbuhan
air bagi perikanan di perairan Lebak Sarnita, A. S. 1994. Kajian tentang sumber
Lebung. BAWAL Widya Riset daya perikanan Danau Limboto,
Perikanan Tangkap. Pusat Riset Sulawesi Utara. Prosiding Seminar
Perikanan Tangkap. 1 (2): 49-52. Perikanan Air Tawar. Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar. 53-66.
Nurminem, L. 2003. Macrophyte species
competition reflecting water quality Soerjani, M. 1982. Masalah gulma di
changes in adjacent water bodies of lake Indonesia. Prosiding No.1. Seminar
Hindiidenvesi, S. W. Finland. Perikanan Perairan Umum. Badan
Ann.Bot.Fennici. 40: 199-208. Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. 33-41.
Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi.
Alih Bahasa Samingan. T. Edisi Ketiga. Soerjani, M. 1981. Dampak eutrofikasi
Universitas Gadjah Mada Press. perairan terhadap gulma air. Seminar
Yogyakarta. Terbatas Pengaruh Penggunaan Pupuk
dan Pestisida terhadap Lingkungan.
Penfaund, W. T. & T. T. Early. 1948. The Lembaga Ekologi. Universitas
biology of the water hyacinth. Ecologycal Padjajaran. Bandung.
Monographs. 18: 447-472.
Soerjani, M., C. Parker, S. Tjitrosemito, G.
Petr, T. 2000. Interaction between fish and E. Allen, C. K. Varshney, D. S. Mitchell,
aquatic macrophytes in inland waters a & J. V. Pancho. 1976. Aquatic weed.
40
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Danau Limboto, Gorontalo (Krismono & E.S. Kartamihardja)
41