Anda di halaman 1dari 24

PRODUKTIVITAS PERAIRAN

ONTOGENI PADA DANAU


TONDONO
Kelompok 3
KELOMPOK 3
• Aghisni Rohman 230110150110
• Dini Rismariyanti Abdulah 230110150088
• Dudi Hermawan 230110150119
• Haikal Munfaridzi 230110150101
• Jihan Syafitri 230110150146
• Khasanatur Rosyidah 230110150139
• Muhammad Syaiful Islam 230110150131
• Rida Himyati Hasna 230110150144
• Sandra Eka Putriadi 230110150134
• Sihlvia Oktanita 230110150107
• Zahara Pujie Insanie 230110150111
Ontogeni

Pertumbuhan atau perkembangan danau


mulai dari terbentuk, mengalami proses
eutrofikasi dan selanjutnya berubah menjadi
ekosistem terrestrial melalui beberapa stadia
perubahan.
Gambar Tahapan ontogeni pada danau dangkal
Penjelasan gambar :

1. Danau belum terkontaminasi oleh sedimen, atau belum


adanya sedimen yang mengendap di dasar danau.

2. Komunitas Litoral masih ada, karena air danau masih


ada dalam volume maksimal, dengan bagian dasar
terdapat sedimen yang ketinggiannya masih rendah

3. Bagian dasar danau yang terdiri dari sedimen mulai


naik ke atas, mengisi setengah dari tinggi air. Tetapi air
masih ada diantara sedimen.

4. Permukaan air sudah mulai tertutupi oleh


sedimen, sudah tidak ada air.
Stadia / Tahapan Perubahan
Pembentukan dan pertumbuhan danau
melalui bermacam-macam stadia, dari
• stadia awal,
• stadia intermediate,
• stadia akhir
Stadia Awal pada Proses Perkembangan
Pada stadia ini disebut danau rheotrophic
yaitu pemasukan bahan–bahan ke dalam
danau yaitu produktivitas (autochonus,
allochtonus).
• Autoktonus: mikroba, plankton, & nutrien
yang telah ada pada suatu ekosistem perairan
danau, tidak tergantung kepada pengaruh
lingkungan luar seperti iklim, temperatur,
kelembaban.
Stadia Intermediate

Proses pendangkalan danau masih berada pada tahap


rheotrophic yang ke dua;
• Danau masih memiliki lapisan air yang sedikit untuk
pembentukan area litoral.
• Terjadi kondisi mesotrophic serta diikuti dengan
berkembangnya tumbuhan (makrofita) yang berakar
dan daunnya yang mencuat keatas permukaan air.
• Berkembangnya tumbuhan rushes dan sedges, sisa
tumbuhan inalang ini berubah menjadi gambut (fen
peat). Berkembangnya fen peat sampai kepermukaan
tanah maka akan membentuk gambut transisi.
Stadia Akhir
• Transisi gambut mulai berkembang dan terjadi
pendangkalan yaitu dengan sedimen
mencapai kepermukaan
• Dimulainya tahapan ombrotrophic (danau
menjadi seperti rawa atau tanah berlumpur)
• Danau didominasi oleh komponen litoral
(tanah) diakibatkan menumpuknya sedimen
dan tumbuhan-tumbuhan ombrotrophic
Faktor yang mempengaruhi
pendangkalan danau
• Pembentukan delta-delta dan pelumpuran danau.
Hal ini dapat terjadi jika di daerah hulu sungai
timbul erosi besar akibat gundulnya hutan atau
sebab lainnya. Kemudian penyempitan delta serta
pendangkalan danau, yang akhirnya dapat
membuat danau lenyap
• Gerakan tektonik berupa pengangkatan dasar
danau
• Pengendapan jasad tumbuh-tumbuhan dan
binatang-binatang yang mati akan mempercepat
proses pendangkalan dasar danau
Faktor yang mempengaruhi
pendangkalan danau
• Penguapan yang sangat kuat
• Sungai-sungai yang meninggalkan danau
menimbulkan erosi dasar pada bibir danau,
sehingga tempat itu rendah dan akibatnya air
danau keluar lebih banyak. Akibatnya danau
bisa menjadi kering dan kehabisan air.
• Blooming Fitoplankton
Dampak Pendangkalan Danau
Pendangkalan danau dalam kehidupan
makhluk hidup akan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup manusia,
hewan, maupun tumbuhan yang hidup
disekitar danau tersebut. Dampak yang akan
terjadi pada manusia ialah dampak dari segi
ekonomi, segi ekologi dan segi sosial.
Pencegahan Agar Tidak Terjadi
Pendangkalan Danau
Salah satu cara untuk mencegah
pendangkalan danau adalah dengan
pengerukan danau. Apabila danau telah dinilai
mulai mengalami pendangkalan maka
dilakukan pengerukan agar danau kembali
kekedalaman yang semestinya, sementara
hasil pengerukan ini akan dijadikan tanggul
bantaran sungai agar tidak terjadi
sedimentasi.
Terbentuknya Danau Tondano
Menurut kajian Effendie
(1976):
Danau Tondano merupakan
sebuah kaldera yang
dihasilkan oleh aktivitas
gunung berapi pada periode
late tertiary-eraly quaternary
(sekitar 2,6 juta tahun yang
lalu)
Kondisi danau Tondano merupakan sentra muara dari beberapa aliran
sungai, diantaranya adalah :
• Sungai Panasen
• Sungai Ranowelang
• Sungai Bowolean
PERISTIWA PENDANGKALAN DANAU TONDANO
PERISTIWA PENDANGKALAN DANAU TONDANO
• Danau Tondano saat ini, cenderung mengalami
perubahan pendangkalan yang signifikan, dari tahun
2005 sampai 2009.
• Tahun 2009 luas danau Tondano berubah menjadi
4.620 ha. Jika dibandingkan dengan data tahun 1999
maka telah terjadi penurunan sebesar 42 ha (BPS
Kabupaten Minahasa 2009).
• Adanya perkembangan perkebunan rakyat telah
mengakibatkan terjadinya erosi di kawasan danau
Tondano sehingga semakin mengubah perubahan
topografi dan badan danau secara keseluruhan
(?) penyebab pendangkalan (?)
• Adanya perubahan fungsi lahan di daerah
hulu, menjadi lahan perkebunan
• Erosi dan sedimentasi terbawa oleh aliran
sungai yang bermuara di danau Tondano.
• Kegiatan pemupukan di persawahan yang
berlebihan, peternakan itik, limbah rumah
tangga (detergent, kotoran manusia), sistem
perikanan tancap yang mencapai kurang lebih
7000 unit
• Tata lahan yang kurang baik sehingga limbah-
limbah tersebut dibuang ke Danau.
• Limbah rumah tangga termasuk pemasok bahan
organik yang cukup besar di perairan danau karena
masyarakat yang tinggal di sekitar danau Tondano tidak
menyediakan septik tank yang memadai
• Penurunan kualitas air danau juga disebabkan oleh
masuknya residu pestisida dari kegiatan pertanian

Kesuburan air danau Tondano semakin meningkat


dan menurunkan kualitas air danau.

menyebabkan

Pertumbuhan eceng gondok menutupi lebih kurang


20% dari luasan danau yang terkonsentrasi di daerah
sekitar pemukiman penduduk dan perikanan tancap.
Dampak terhadap Danau Tondano:
• Meningkatnya pertumbuhan tanaman akan
mengakibatkan peningkatan kondisi trofik
secara cepat.
• Keberadaan tanaman eceng gondok sangat
efektif dalam mengurangi penetrasi cahaya ke
dalam air dan akan membawa perkembangan
fisik pada area yang bersangkutan.
Eceng Gondok disekitar kawasan Perikanan Tancap
Stadia Perubahan Danau Tondano
• Produktivitas tinggi, pendangkalan, 20% luas
danau ditutupi oleh eceng gondok (makrofita
yang berakar dan daunnya yang mencuat
keatas permukaan air).
• belum didominasi oleh komponen litoral
(tanah)
• Hal-tersebut termasuk dalam ciri-ciri dari
proses Ontogeni Stadia Intermediet
Kondisi Terkini Danau
• Berdasarkan hasil penelitian dari PPLH Unsrat
bekerjasama dengan UCE - CEPI 4), diperoleh bahwa
Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano sudah
mengalami degradasi lingkungan.

Tipikal karakteristik angkutan sedimen yang dominan


dibawa oleh aliran air dari daerah tangkapan menuju
danau adalah angkutan sedimen layang (suspended load)

Sedimen ini kemudian mengendap di daerah sekitar muara


inlet

Berdasarkan karakteristik tersebut,


pendangkalan danau lebih banyak terkonsentrasi
di sekitar muara sungai inlet utama.
• Perlu adanya pengelolaan yang terpadu dan intensif di Danau
Tondano agar fungsi ekologis dan ekonomis dari SDA dapat
dilestarikan
• Eceng Gondok mempunyai peluang besar sebagai potensi yang
dapat digali karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
kerajinan untuk keperluan rumah tangga seperti kursi dan meja,
selain itu juga dapat digunakan untuk bahan baku pupuk organik.

Anda mungkin juga menyukai