Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER

MATA KULIAH PANCASILA


Dosen : Drs. Arief Syah Safrianto, MM

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 2


PASCA KEMERDEKAAN

Disusun Oleh :
Nama : Fadel Muhammad
Nim : 2334021059
Kelas : REG 1.3

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar negara Indonesia, Pancasila pada sejarah perjalanan bangsa
Indonesia bukan sesuatu yang baru, melainkan telah usang dikenal menjadi bagian pada
nilai nilai
budaya kehidupan bangsa Indonesia. Kemudian nilai-nilai tadi dirumuskan menjadi dasar
Negara
Indonesia. Artinya, Pancasila digali & dari berdasarkan nilai-nilai pandangan hidup
warga
Indonesia. Sejak zaman dahulu, daerah-daerah pada nusantara ini mempunyai beberapa
nilai yang
dipegang teguh sang masyarakatnya. Nilai-nilai Pancasila berdasarkan teori kausalitas
yang diperkenalkan Notonagoro (kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa
finalis), adalah
penyebab lahirnya negara. Munculnya pertarungan yang mendera Indonesia,
menerangkan sudah
tergerusnya nilai-nilai Pancasila pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Putri
2020).
Pancasila sebagai dasar negara baru disahkan oleh PPKI dalam tanggal 18 Agustus 1945.
Tetapi jauh sebelum di sahkan nilai-nilai pancasila telah terdapat dalam kehidupan rakyat
Indonesia semenjak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia sebagai sebuah negara
dimana nilai
nilai tadi berupa nilai-nilai tata cara istiadat, kebudayaan serta religius. Nilai-nilai yang
terdapat
lalu diambil dan dirumuskan oleh para pendiri negara yang dijadikan dasar negara
Indonesia. Oleh
karena itu untuk memahami pancasila secara utuh dan kaitannya menggunakan jati diri
bangsa
Indonesia ini diperlukan pemahaman sejarah bangsa Indonesia pada membangun suatu
negara dan
dijadikannya pacasila menjadi dasar negara lantaran berhubungan dengan sejarah
perjuangan
bangsa Indonesia (Hartianti 2017). Pancasila saat ini ini cenderung sebagai lambang dan
hanya sebagai formalitas yang
dipaksakan kehadirannya di Indonesia. Kehadiran Pancasila dalam waktu ini bukan asal
berdasarkan hati nurani bangsa Indonesia. Bukti berdasarkan tidak aplikatifnya sila-sila
yang
masyarakat, pelaksanaan sila-sila Pancasila jauh berdasarkan harapan. Banyaknya
kerusuhan yang
berlatar belakang SARA (suku, ras, dan antargolongan), adanya pelecehan terhadap hak
azasi
manusia, gerakan separatis, lunturnya budaya musyawarah, serta ketidakadilan pada
masyarakat
menunjukan tidak aplikatifnya Pancasila. Adanya hal misalnya ini menjauhkan harapan
terbentuknya masyarakat yang sejahtera,aman, dan cerdas yang diidamkan melalui
Pancasila.(Aminullah 2015)
A. Historis Pancasila

Nilai ideal Pancasila sudah ada bagian dalam adat istiadat, kebudayaan, dan aliran yang
bertumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Misalnya,
adab
Ketuhanan sudah terdapat pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang
beraneka
ragam, tetapi legalisasi tentang adanya Tuhan sudah diakui. Dalam of Philosophy
disebutkan
sejumlah komponen yang terdapat dalam aliran, serupa kepercayaan kepada. kekuatan
supranatural, kontradiksi antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek
sakral,
sembahyang atau anjuran serupa bentuk komunikasi kepada Tuhan, takjub sebagai
perasaan
identitas keagamaan, tuntunan moral diyakini dari Tuhan, konsep kehidupan di dunia
dihubungkan
dengan Tuhan, kelompok sosial seagama dan seiman.

B. Pancasila Sebagai Kajian Sejarah

1. Era Pra Kemerdekaan

Diterimanya secara aklamasi pidato Soekarno, BPUPKI telah berhasil menyimpan


rancangan
dasar negara Republik Indonesia. Untuk membahas lebih lanjut, sebelum kabinet
BPUPKI
berakhir, disepakati untuk membentuk Panitia Kecil beranggotakan 8 orang di bawah
petunjuk
Soekarno. Tugas Panitia Kecil adalah mengerahkan usul dan pandangan BPUPKI yang
akan
dimasukkan dalam jadwal sidang ke dua, tanggal 10 – 17 Juli 1945. Atas prakarsa
Soekarno
sebagai pengarah Panitia Kecil, Soekarno membentuk Panitia 9 yang beranggotakan:
Selain mempelajari masalah dasar negara, Panitia 9 juga ditugasi untuk menyusun tulisan
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
rancangan naskah proklamasi yang dikenal luas dengan nama Piagam
Jakarta itu, dapat dilihat bahwa dasar negara Pancasila dirumuskan sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk melanjutkan sidang BPUPKI, pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan keanggotaan sejumlah 27 orang. Peranan PPKI
dalam
sejarah Indonesia sangat penting, terutama setelah proklamasi kemerdekaan yang
diadakan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Badan inilah yang menyempurnakan dan melegitimasi berbagai
perlengkapan berdirinya sebuah negara baru, yaitu Republik Indonesia. Salah satu
finalisasi yang
dilakukan oleh PPKI adalah penghapusan kata “dengan kewajiban menjalankan Syariat
Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Tokoh utama pada penghilangan 7 kata dan menggantinya
dengan “Yang
Maha Esa” adalah Muhammad Hatta yang masa itu berperan sebagai pimpinan PPKI
bersama

C. Menanya alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia Pancasila sebagai kepribadian bangsa


harus mampu mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam
koridornya yang bukan berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan
bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia Yang artinya nilai-nilai Pancasila


diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan.Kepribadian itu
mengacu pada sesuatu yang unik dan khas. Dan Setiap pribadi mencerminkan keadaan
atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa (Bakry, 1994: 157).
kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan
kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya
dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158). Pancasila sebagai pandangan hidup berarti
nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam
bersikap dan bertindak.
4. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Perumusan Pancasila tidak muncul dari
sekedar pikiran logis-rasional, tetapi digali dari akar budaya masyarakat bangsa Indonesia
sendiri. Dalam hal ini Bung Karno hanya mengaku diri sebagai penggali Pancasila, nilai-
nilai yang dirumuskan dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai yang sejak lama hadir
dalam masyarakat Nusantara. Oleh karena itulah Pancasila disebut mengandung nilai-
nilai dasar filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau
jati diri bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa
Indonesia yang sesungguhnya.

5. Pancasila sebagai perjanjian luhur Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai
jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political
consensus) sebagai dasar negara Indonesia (Bakry, 1994: 161). Kesepakatan para pendiri
negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang
diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Pancasila

Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia


memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila
sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana
diketahui bahwa Soekarno termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali
dan memberi nama untuk dasar negara. Pancasila sebagai ideologi dalam masa
pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui
TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula,
ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan
organisasi masyarakat (Ormas). Bahkan pada masa reformasi masih mengalami pasang
surut yakni,enggannya para penyelenggara negara mewacanakan tentang pancasila,
bahkan berujung pada hilangnya pancasila dikurikulum nasional. Meskipun pada
akhirnya timbul kesadaran penyelenggara negara tentang pendidikan pancasila di
perguruan tinggi.
Tantangan terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara Unsur-unsur yang mempengaruhi
tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi negara meliputi faktor eksternal dan
internal.

Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:


a) Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika Serikat dan
Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet
sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
b) Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi
asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
c) Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
ideologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara matif.
d) Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan.

Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut :


1) Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada
kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan.
2) Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercyaan terhadap ideologi
menurut drastis.
3) Penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah di perguruan tinggi
ditegaskan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
914/E/T/2011, tertanggal 30 Juni 2011, ditentukan bahwa perguruan tinggi harus
menyelenggarakan pendidikan Pancasila minimal 2 (dua) SKS atau dilaksanakan bersama
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan nama pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS. Selanjutnya, Undang-
KESIMPULAN

Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia
sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat, dan pribadi
bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu
kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara maupun
sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini
ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain. Sila-sila
pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakangerakannya yang positif dan
serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan dengan tata negara. Karena tata
begara merupakan pengatur kehidupan bernegara yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas
negara,dan pemerintahannya. Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
yaitu seperti krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi
terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Dari
kalimat diatas telah diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara.
Dengan kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.

SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila dalam arus sejarah bangsa


Indonesia?

Jawaban

1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The


Founding fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan,
dan adat istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat
kenegaraan.

2. Bagaimana dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia?

Jawaban

Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia


memperlihatkan adanya pasang surut dalam pemahaman dan
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan
presiden Soekarno, terutama pada 1960- an NASAKOM lebih populer
daripada Pancasila.
3. Apa pentingnya Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa
Indonesia?

Jawaban

Pancasila dalam Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


merupakan cara pandang untuk menilai peristiwa yang melatarbelakangi
terbentuknya NKRI dan dasar negaranya yaitu Pancasila. Pembentukan
Pancasila tersebut tidsk terleps dari sejarah kerajaan-kerajaan yang ada
di nusantara dari zaman hindu, budha, dan islam.

4. Mengapa Pancasila tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa


Indonesia?

Jawaban

Pancasila sudah menjadi landasan dan pedoman kehidupan bangsa


Indonesia bahkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Pancasila merupakan
sesuatu yang telah teruji kebenaran, kekuatan, dan
kesaktiannya sehingga Pancasila tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bangsa Indonesia sejak dahulu hingga saat ini.

5. Apakah sejarah bangsa Indonesia dalam perumusan Pancasila sudah


sesuai dengan kaidah kaidah yang diperlukan oleh bangsa dan
masyarakat di seluruh Indonesia?

Jawaban

Ya jadi, sejarah bangsa Indonesia dalam melakukan pembentukan


Pancasila telah sesuai dengan kaidah bangsa dan masyarakat karena
pembuatan Pancasila sendiri dilakukan dengan pemikiran mendalam yang
penuh dengan kehati-hatian yang akan menjadi sebuah pedoman yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia,
Tetapai para masyarakat Indonesia belum banyak yang menerapkan nya.

Anda mungkin juga menyukai