PENDAHULAAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara yang berisi lima nilai dasar yang dijadikan sebagai
kaidah negara yang fundamental. Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa
Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala norma hukum dan negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah dilegalkan oleh Instruksi
Presiden Nomor 12/1968 Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki
arti bahwa segala peraturan negara harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila.
Semua nilai Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dilaksanakan
secara terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki keterkaitan dari sila pertama
hingga sila kelima. Pancasila merupakan jiwa bangsa yang harus diwujudkan dalam
setiap lembaga atau organisasi dan insan yang ada di Indonesia. Pancasila sebagai jiwa
bangsa, berarti Pancasila memberikan ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia dan
membedakannya dengan bangsa lain.
Sebagai ideologi yang bersifat terbuka dan dinamis, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tentu bersifat abadi, namun dalam pengaplikasiannya harus bersifat dinamis
sesuai dengan dinamika masyarakat Indonesia yang dapat menerima dan
mengakomodasikan pemikiran dari luar sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
dasar Pancasila yang menjadi identitas bangsa. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami
membahas tentang "Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia" untuk menelusuri
proses sejarah dalam pembentukan Pancasila hingga menjadi pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara serta menjadi jati diri bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia?
2. Apakah alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia?
PEMBAHASAN
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam arus Sejarah Bangsa Indonesia
dalam Periode Pengusulan Pancasila
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi
bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu
gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo,
sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul
Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme
sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat
menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau
agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan.
Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan
momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia.
Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-
tokoh pergerakan sehingga sidangsidang maraton BPUPKI yang difasilitasi
Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para
peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi,
melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi
masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart
Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the
best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan
demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian Jauh sebelum periode pengusulan
Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa
nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa
Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar
Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas
Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan
bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu
teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya Soempah
Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momenmomenperumusan diri bagi bangsa
Indonesia.
Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-
tokoh pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi
Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para
peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi,
melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi
masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart
Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the
best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan
demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis, melainkan sakti dalam
pengertian berhasil memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial
sekaligus.
PENUTUP
Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua sila dari
Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila merupakan
satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Demikian yang dapat saya paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
saya banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA