Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULAAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara yang berisi lima nilai dasar yang dijadikan sebagai
kaidah negara yang fundamental. Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa
Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala norma hukum dan negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah dilegalkan oleh Instruksi
Presiden Nomor 12/1968 Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki
arti bahwa segala peraturan negara harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila.

Menurut sejarawan Inggris, John Tosh, sejarah merupakan memori kolektif.


pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia dan prospek
manusia tersebut di masa yang akan datang. Terbentuknya negara Indonesia adalah suatu
proses sejarah yang panjang dan melalui beberapa tahap, yang dalam tahapan tersebut
mencakup beberapa peristiwa berkaitan dengan nilai-nilai perumusan Pancasila. Pancasila
merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting
pada masa perjuangan kemerdekaan yang dirumuskan melalui sidang BPUPKI, pada
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.

Semua nilai Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dilaksanakan
secara terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki keterkaitan dari sila pertama
hingga sila kelima. Pancasila merupakan jiwa bangsa yang harus diwujudkan dalam
setiap lembaga atau organisasi dan insan yang ada di Indonesia. Pancasila sebagai jiwa
bangsa, berarti Pancasila memberikan ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia dan
membedakannya dengan bangsa lain.

Sebagai ideologi yang bersifat terbuka dan dinamis, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tentu bersifat abadi, namun dalam pengaplikasiannya harus bersifat dinamis
sesuai dengan dinamika masyarakat Indonesia yang dapat menerima dan
mengakomodasikan pemikiran dari luar sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
dasar Pancasila yang menjadi identitas bangsa. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami
membahas tentang "Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia" untuk menelusuri
proses sejarah dalam pembentukan Pancasila hingga menjadi pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara serta menjadi jati diri bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia?
2. Apakah alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia.
2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam arus Sejarah Bangsa Indonesia
dalam Periode Pengusulan Pancasila
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi
bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu
gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo,
sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul
Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme
sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat
menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau
agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan.
Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan
momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia.
Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-
tokoh pergerakan sehingga sidangsidang maraton BPUPKI yang difasilitasi
Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para
peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi,
melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi
masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart
Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the
best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan
demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian Jauh sebelum periode pengusulan
Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa
nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa
Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar
Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas
Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan
bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu
teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya Soempah
Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momenmomenperumusan diri bagi bangsa
Indonesia.
Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-
tokoh pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi
Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para
peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi,
melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi
masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart
Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the
best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan
demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis, melainkan sakti dalam
pengertian berhasil memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial
sekaligus.

B. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa


Indonesia
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia Budaya dapat membentuk identitas
suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas
Bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi
tersebut. s’ad Ali dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa
mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari
kehidupan agama yang berlaku dalam masyafrakat Indonesia.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia Pancasila disebut juga sebagai
keprinbadian Bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah
laku serta amal perbuatan. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan
khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi
mencerminkan keadaan atau hal nya sendiri.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Artinya nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,kerakyatan, dan keadilan diyakini
kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh Bangsa
Indosenia dan menjadikan sebagai pedoman bermasyarakat. Pancasila sebagai
pandangan hidup berarti nilai-nilai pancasila melekat dalam kehidupan
masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan
dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersama
dengan adanya bangsa Indonesia e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Nilai –
nilai isebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa yang disepakati oleh para
pendiri Indonesia. Kesepakatan para pendiri Negara tentang pancasila sebagai
dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu
merupakan sesuatu yang tepat.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian


Sejarah Bangsa Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila
Nilai – nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama
yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan
dahulu. Dalam encyclopedia of Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada
dalam agama, seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural, perbedaan
antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek sakral, sembahyang
atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan.
2. Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai –nilai pancasila secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia
sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu yang terdapat pada masyarakat zaman
dahulu dan masyarakat saat ini adalah nilai gotong royong. Hal ini disebabkan
karna masyarakat secara bersama.
3. Sumber Politis Pancasila
Nilai – nilai pancasila misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam
suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan
demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin
dalam sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil
keputusan yang mencerminkan musyawarah.

D. Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Dalam


Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
1. Argumen tentang dinamika pancasila dalam sejarah bangsa Dinamika pancasila
dalam sejarah Bangsa Indoneisa memperlihatkan adanya pasang surut dalam
pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa
pemerintahan Presiden Soekarno,terutama pada 1960 an NASAKOM lebih
popular daripada pancasila.Pada zaman pemerintahan Soeharto Pancasila
dijadikan pembenar kekuasaan melalui penataran P4 sehingga pasca turunnya
Soeharto ada kalangan yang mengidentikan Pancasila dengan P4 pada masa
pemerintahan era revormasi ada kecenderungan panguasa tidak respek terhadap
Pancasila seolah-olah Pancasila ditinggalkan.
2. Argumen Tantangan Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah meletakan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi
sebenernya sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup
berbangsa dan bernegara.
BAB III

PENUTUP

Jadi Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan


bebarapa hal Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap
bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan Betapapun ada upaya untuk
mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti Pancasila merupakan
pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi
bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan
adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia. Pancasila dianggap
memiliki nilai-nilai kehidupan paling baik.

Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua sila dari
Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila merupakan
satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Demikian yang dapat saya paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
saya banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam


Melindungi Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1,
2018.
 Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.
 Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human
Trafficking Di Daerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.
 Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak
Sebagai Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica,
Volume 13, Nomor 2, 2016.
 Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara
Ekonomi Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1,
2016.
 Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan
PerundangUndangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.
 Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam
Penegakan Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.

Anda mungkin juga menyukai