Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rafi Pratama

Kelas : 1B
Mata Kuliah : Pancasila

RESUME PANCASILA

A , Pancasila dalam kajian Sejarah bamgsa


a. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia
Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi.
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan
akulturasi tersebut. As’ad Ali dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa
mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang
berlaku dalam masyarakat Indonesia.
b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku
serta amal perbuatan. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada
pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri.
c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini
kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia dan menjadikan
sebagai pedoman bermasyarakat. Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai pancasila
melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
d. Pancasila sebagai jiwa bangsa
Pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu
kala bersama dengan adanya bangsa Indonesia.
e. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Nilai – nilai sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa yang disepakati oleh para pendiri
Indonesia. Kesepakatan para pendiri negara tentang pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti
bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

B.Dinamika,Tantangan serta Urgensi Pancasila dalam kajian Sejarah bangsa Indonesia


untuk masa depan
Dinamika
A. Pancasila Pra Kemerdekaan
Ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada sidang untuk mengemukakan
dasar (negara) Indonesia merdeka, permintaan itu menimbulkan rangsangan anamnesis yang memutar
kembali ingatan para pendiri bangsa ke belakang. Hal ini mendorong mereka untuk menggali
kekayaan kerohanian, kepribadian dan wawasan kebangsaan yang terpendam lumpur sejarah. Begitu
lamanya penjajahan di bumi pertiwi menyebabkan bangsa Indonesia hilang arah dalam menentukan
dasar negaranya. Dengan permintaan Dr. Radjiman inilah, figur-figur negarawan bangsa Indonesia
berpikir keras untuk menemukan kembali jati diri bangsanya. Pada sidang pertama BPUPKI yang
dilaksanakan dari tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, tampil berturut-turut untuk berpidato menyampaikan
usulannya tentang dasar negara.
B. Pancasila Era Kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh Amerika Serikat
yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama
menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua
dijatuhkan di Nagasaki yang membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini
pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan
tekad tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara golongan muda dan
golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00
dini hari. Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad
Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol No 1.
Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang
menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945

Tantangan

 Adanya upaya perubahan ideologi pancasila, seringkali terjadi upaya-upaya menggeser


Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu seperti peristiwa pemberontakan PKI yang bertujuan
menggantikan ideologi negara menjadi komunis tidak lagi Pancasila.
 Adanya kelompok pemberontakan dengan tujuan memisahkan diri dari Indonesia, seperti
gerakan DI/TII yang bertujuan memisahkan diri dari Indonesia kemudian berencana untuk
mendirikan Negara Islam Indonesia, Dan juga Pemberontakan RMS (Republik Maluku
Selatan)

Urgensi

Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008 menunjukkan
bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4%
responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara
benar dan lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60%
responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena tersebut
sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila yang ada
dalam masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat terhadap
Pancasila (Ali, 2009: 2). Selain data tersebut, pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa
Indonesia dikarenakan hal-hal berikut: pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain,
penyalahgunaan Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu, melemahnya
pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, dengan memahami nilai-nilai Pancasila, maka kehidupan masyarakat dapat lebih
baik

Anda mungkin juga menyukai