Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JURNAL REVIEW

Dosen Pengampu :

Rr.Ruth Hertami Dyah Nugrahaningsih, M.Si.,Ph.d.

Oleh:

JUWITA A.E TARIGAN (2193141015)

CELLY ELIZA (2191141007)

TASYA SALSABILLA (2193141016)

NAZAR ALWI (2193141010)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN SENDRATASIK

PRODI PENDIDIKAN TARI


UNIMED 2019

KATAPENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita
rahmatkesehatan dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga bisa menyelesaikan
penyusunan “ C r i t i c a l J u r n a l R e v i e w ” . P e m b u a t a n l a p o r a n i n i
b e r t u j u a n u n t u k m e m e n u h i t u g a s individu mata kuliah Kepemimpinan,
dalam makalah ini saya yang masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak k e k u r a n g a n n ya b a i k i s i ma u p u n p e n yu s u n a nn ya .

At a s d a s a r i t u d e n g a n s e n a n g h a ti saya mengharapkan kritik dan


saran kepada para pembaca yang guna menyempurnakan makalah ini dan hal
tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan
tugasinimudah-mudahan dengan selesainya makalah ini, dapat memberikan
manfaat berupailmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun para pembaca.

Medan, oktober 2019


BAB I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Karakteristik sebuah masyarakat dapat ditelusuri pada salah satu cabang
seninya, yaitu tari yang merupakan salah satu pernyataan budaya. Oleh karena itu,
maka sifat, gaya, dan fungsi tari selalu tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan yang
menghasilkannya (Edi Sedyawati, 1986:3). Selanjutnya, Dibia (2007:14) menjelaskan
bahwa selain mengandung pesan-pesan tertentu (naratif, simbolik, kinestetik),
sajian tari selalu dipengaruhi bahkan dipolakan oleh nilai-nilai atau konsep seni dan
budaya kelompok etnis yang melahirkannya.

II. TUJUAN
1. Untuk mencari hal-hal yang masih di anggap kurang di dalam penelitian tersebut.
2. Untuk memberikan saran ataupun solusi yang dapat membantu penulis dan pembaca.
3. Untuk mengetahui bagaimana Tari Rampoe Sebagai Cerminan Karakteristik Masyarakat
Aceh

III. MANFAAT
1. Dapat mengetahui hal-hal yang masih kurang di dalam penelitian tersebut.
2. Dapat memberikan saran ataupun solusi yang dapat membantu penulis dan pembaca.
3. Mengetahui bagaiman Tari Rampoe Sebagai Cerminan Karakteristik Masyarakat Aceh

IV. IDENTITAS JURNAL


Judul Tulisan :peningkatan aktivitas dan hasil belajar tari dengan menggunakan
metode tutor sebaya

Penerbit/Tahun Terbit : Univesitas negeri padang


Peningkatan aktivitas dan hasil belajar tari dengan menggunakan
metode tutor sebaya

Selama proses pelajaran tidak semua siswa yang menghargai guru di depan kelas,
terutama siswa laki-laki yang tidak suka menari. Siswa menganggap pelajaran tari merupakan
pelajaran yang membuat siswa santai, bisa bermain, dan tidak dianggap penting pelajaran
tersebut lain halnya dengan mata pelajaran seperti Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia siswa
belajar dengan tekun. Dalam pelajaran tari banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa seperti,
Mengganggu teman, bercanda,dan keluar masuk kelas. Untuk mencapai keberhasilan siswa
harus belajar melalui berbagai macam aktivitas, aktivitas menurut Sriyono (1992: 35) adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. aktivitas jasmani adalah
siswa giat aktif dengan anggota badan, siswa yang mempunyai aktivitas rohani adalah jika daya
jiwanya banyak berfungsi dalam pembelajaran yang optimal sehingga siswa dapat
mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan menguraikan dengan yang lainnya.
Aktivitas jasmani akan tampak jika siswa melakukan gerak yang dicontohkan oleh guru di depan
kelas, sedangkan aktivitas rohani tampak bila siswa aktif dan mau mendengarkan dengan baik
apa yang diperintahkan oleh guru, jasmaninya akan aktif dengan sendirinya, begitu juga dengan
rohani siswa ataupun sebaliknya. Kelas VII F memiliki rata-rata nilai seni tari yang paling rendah
yaitu 60 sedangkan KKM yang harus tuntas adalah 75. Dengan permasalahan tersebut peneliti
tertarik untuk menerapkan metode tutor sebaya dalam peningkatan

aktivitas dan hasil belajar tari di SMP Negeri 4 Bukittinggi. Dan peneliti ingin
menerapkan penelitian tindakan kelas karena peneliti ingin memperbaiki permasalahan-
permasalahan praktis dan aktual di kelas sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Kompetensi Dasar yang akan ditetapkan yaitu: Memperagakan Tari tunggal,
berpasangan dan kelompok daerah setempat. Berdasarkan latar belakang pada uraian di atas
maka identifikasi masalah yang di angkat ialah: Kemampuan merancang RPP, Penggunaan
metode dalam pembelajaran tari, Pemilihan materi pembelajaran tari, Aktivitas siswa dalam
pembelajaran tari, Peningkatan aktivitas dan hasil belajar tari dengan menggunakan metode
tutor sebaya. Penulisan membatasi permasalahan yaitu Peningkatan aktivitas dan hasil belajar
tari dengan menggunakan metode tutor sebaya. Rumusan yang akan diungkapkan adalah:
Bagaimana Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari dengan
menggunakan Metode Tutor Sebaya di SMP Negeri 4 Bukittinggi?. Tujuan yang dimaksud
adalah untuk mendiskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
tari dengan menggunakan Metode Tutor Sebaya di SMP Negeri 4 Bukittinggi.

berasal dari bahasa inggris, yaitu Classroom Action Research artinya Action Research
(penelitian dengan tindakan). Menurut Suharsimi Arikunto, PTK terdiri dari tiga kata, yaitu
penelitian , tindakan dan kelas. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni
2013 penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, yaitu siklus I terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu:
Perencanaan , Tindakan, Pengamatan, Refleksi. dilaksanakan 4 kali pertemuan dan siklus ke II
terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu: Perencanaan , Tindakan, Pengamatan, Refleksi dilaksanakan
2 kali petemuan pada kelas VII F SMP Negeri 4 Bukittinggi dengan siswa berjumlah 33 orang
Intrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti (guru) lembar observasi/
lembar pengamatan dengan indikator aktivitas yaitu aktivitas positif: mau memperhatikan, mau
bertanya, mau melakukan gerak, dan bisa bekerja sama. Sementara aktivitas negatif: kurang
perhatian, bercanda, malumalu, dan keluar masuk kelas dan intrumen hasil belajar dilihat dari
kelancaran, ruang gerak, dinamika gerak, ekspresi dan irama. Teknik analisis data mengunakan
perhitungan rata-rata dan persentase seperti yang dikatakan Dimyati Mahmud (1994:115)
yaitu: 1. 1-25% = Sedikit Sekali Melakukan (SSM), 2. 26-50% = Sedikit Melakukan (SM), 3. 51-
72% = Banyak Melakukan (BM), 4. 76-100% = Banyak Sekali Melakukan (BSM). Untuk
menentukan persentase aktivitas diadopsi dari Nelti Bahar (2010) P = F x 100 %

1. Pelaksanaa dengan metode tutor sebaya


Dimulai dengan tahap persiapan guru bisa mempersiapkan apa-apa saja yang di
butuhkan saat proses belajar mengajar di kelas,mulai dari materi pelajaran, media
penunjang dan ruang kelas, demi kelancaran proses belajar. Kedua tahap pelaksanaan
ini dapat mengkoodinir kerja guru jadi guru bisa terstruktur dalam melaksanakan
kegiatan di dalam kelas, pada saat inilah tutor sebaya berperan dalam melaksanakan
tugasnya dalam membantu teman kelompoknya yang kurang pandai dan mengerti
dalam mengerjakan tugas. Ketiga tahap evaluasi peneliti (guru) dapat mengetahui
seberapa besar kerja tutor sebaya dalam membangkitkan semangat dan memandu
teman sekelompoknya dalam latihan erak tari Dasaria I. Langkah tutor sebaya ini sangat
membantu guru dalam pembelajaran seni tari, karena aktivitas positif terus
meningkatkan pada tiap kali pertemuan dan aktivitas negatif menurun.
2. Aktivitas dan hasil belajar
Peningkatan persentase aktivitas positif siswa dalam pembelajaran tari meningkatkan
siklus I ke II. Pada siklus I dengan rata-rata 62% dan pada siklus II meningkat menjadi
88%, sedankan pada aktivitas negatif menurun dari siklus I dengan rata-rata 25%
menjadi 9% pada siklus II. Pencapaian aktivitas siswa dapat meningkatkan melalui
pembelajaran tutor sebaya, dengan peningkatan aktivitas positif yang di lakukan siswa
setiap kali pertemuan berarti penggunaan metode tutor sebaya yang di lakukan peneliti
berhasil untuk meningkatkan aktivitas positif siswa dan peningkatkan hasil belajar siswa.
Rata-rata hasil belajar siklus I dan siklus II :
1. Siklus I rata-rata 68%
2. Siklus II rata-rata 85%

Pada siklus I pembelajaran tari dasari masih belum sempurna karena masih ada siswa
yang belum lancar, ruang gerak terbatas, dinamika gerak tidak tampak, ekspresi tidak
ada dan tidak seiring dengan irama. Terlihat dari hasil penelitian pada siklus I peneliti
belum mendapatkan hasil sesuai dengan KKM maka peneliti melanjutkan pada siklus II
dengan merubah perencanaan kegiatan dan rancangan tindakan dengan memberi
arahan kepada tutor sebaya agar tidak terlalu cepat mengajarkan gerak tari kepada
anggota kelompoknya dan meningkatkan aktivitas positif siswa yaitu bisa bekerja sama
dengan tutor sebaya.

Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas isi
dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat memberi motivasi pada siswa dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya tari.
BAB III

PEMBAHASAN
I. KELEBIHAN
Setiap karya tulis pasti memiliki kelebihan yang tersebar di berbagai tulisannya, namun
ada beberapa kelebihan yang pastinya menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis. Kelebihan
dalam jurnal ini pertama pada judul “peningkatan aktivitas dan hasil belajar tari dengan
menggunakan metode tutor sebaya” yang dapat menarik pembaca untuk mengetahui apasih
yang terkandung dalam judul tersebut, apa hubungannya modernisasi terhadap pendidikan
anak, dari judul saja sudah mampu menimbulkan beberapa pertanyaan, akhirnya para
pembaca merasa tertarik untuk membaca jurnal tersebut.

Kelebihan kedua terletak pada materi yang cukup lengkap, terlihat pada sub-sub
judul dalam jurnal tersebut yaitu mengembangkan beberapa point-point kecil namun
cukup penting untuk di kaji, selain itu referensi dalam jurnal sudah cukup menarik,
karena mengambil beberapa tulisan dari beberapa penulis. Penulisan jurnal juga cukup
baik karena dapat mengembang point penting dengan materi yang padat, penulisa juga
tersusun dengan rapi sehingga enak lihat dan menarik untuk di baca serta di pahami.

II. KELEMAHAN
Jika kita mencari sebuah kekurangan pada suatu karya sastra ataupun karya ilmiah
seseorang mungkin saja sangatlah sulit untuk mencarinya karena setiap penulisan
memiliki kemampuan dan metode yang berbeda-beda.
Dari jurnal diatas dapat dijelaskan bahwa Kekurangan jurnal ini terlihat pada
pengeditan kata, misalnya penggunaan kata-kata yang ulang, penggunaan kata yang
bertele-tele yang membuat orang menjadi bosan. Materi yang disampaikan tidaklah
jelas, karena materi yang di sampaikan tidaklah padat, hanya sebatas
mengembangkan judul yang telah diberikan.
BAB IV

PENUTUP
I. KESIMPULAN
Setiap karya tulis pastinya memilki ciri-ciri yang berbeda-beda antau satu dengan
yang lainnya, baik segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangan. Setiap jurnal
memaparkan informasi dengan jelas terepas dari kekurangan jurnal tersebut namun
dapat di pastikan setiap jurnal memiliki keuntungan bagi si pembaca menjadi tertarik
untuk membaca dan manganalisis jurnal. Diatas telah kami sampaikan ringkasan
jurnal yang di harapkan dapat menjadi perbandingan antar opini dan juga dapat di
mengerti oleh pembaca.

II. SARAN
Dalam kelebihan dari jurnal ini agar kiranya penulis dapat mempertahankan atau
bahkan meningkatkan kelebihan yang ada dalam jurnal ini, dan mengenai kukarangan
yang ada pada jurnal ini agar dapat diperbaiki serta lebih teliti lagi untuk mencapai
hasil yang lebih maksimal.
Daftar pustaka

Hamalik, Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Kamaladevi, 1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta: CV.Sandang Mas

Nurhayati. 2008.”Studi Tentang Pengajaran Tutorial Sebaya Dalam Kelompok Kecil Pada
Kegiatan Kurikuler dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika di SMP 25
Surabaya”.http://www.langkah-langkah tutor sebaya.com

Soedarsono. 1972. Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di
Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBCA. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai